Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.

12 Desember 2016 (725-735) ISSN: 2337-6732

ANALISIS TEBAL PERKERASAN LENTUR JALAN BARU


MENGGUNAKAN MANUAL DESAIN PERKERASAN
JALAN (MDP) 2013
Ricky
Theo K. Sendow, Freddy Jansen
Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam
Ratulangi Email: rickyyauri@gmail.com

ABSTRAK
Pada Bina Marga 2013 dijelaskan bahwa empat tantangan terkait isu kinerja aset jalan di Indonesia
sudah diakomodir. Keempat tantangan tersebut berupa beban berlebih, temperatur perkerasan
tinggi, curah hujan tinggi, dan tanah lunak. Empat tantangan diuraikan sebagai parameter yang
harus diuji pada pedoman sebelumnya. Pedoman desain perkerasan yang ada diantaranya Pt T-01-
2002-B dan Pd T-05-2005 tetap valid namun solusi desain harus memenuhi persyaratan dalam
manual ini terutama dengan umur rencana, faktor kerusakan (VDF), desain pondasi jalan, dan beban
berlebih. Untuk mempersingkat proses perhitungan tebal perkerasan menggunakan metode Bina
Marga 2002, pada penelitian ini dibuat dalam bentuk grafik/nomogram desain hubungan antara
kumulatif beban sumbu standar, W18 dan tebal perkerasan untuk lapis pondasi berbutir dan lapis
pondasi CTB. Kisaran W18 adalah 300.000 ESAL  30.000.000 ESAL serta nilai CBR tanah dasar
berkisar 2%  10% dengan kenaikan 1%.
Dari hasil perhitungan, dengan data LHR sebesar 11.880 kend/hari dimana proporsi LV= 95% dan
HV = 5% pada ruas jalan Mapanget – Kairagi tahun 2016, perhitungan W18 menurut Bina Marga
2002 adalah sebesar 7.535.757 ESAL, perhitungan CESA menurut Bina Marga 2005 adalah sebesar
9.165.713 ESAL, dan perhitungan CESA4 menurut Bina Marga 2013 adalah sebesar 10.413.211
ESAL. Berdasarkan Bina Marga 2013, dengan penajaman desain terhadap umur rencana dan faktor
kerusakan (VDF), maka perkerasan harus didesain dengan menggunakan desain 3 yaitu
menggunakan struktur perkerasan AC-WC dan CTB. Sedangkan penajaman untuk tanah lunak (CBR
≤ 6%), penanganan berupa penggunaan lapis penopang (capping layer) setebal 300 mm. Setelah
dilakukan koreksi terhadap temperatur maka total tebal lapis beraspal dikali dengan faktor sebesar
0,91. Penajaman desain memperlihatkan bahwa desain tebal perkerasan berubah dari 655 mm
menjadi 1110 mm, suatu indikasi tebal perkerasan semakin kuat. Namun dengan menggunakan CTB
maka tebal perkerasan beraspal berkurang dari 195 mm menjadi 60 mm, suatu pengurangan yang
sangat berarti yaitu sebesar 135 mm, merupakan indikasi perkerasan yang semakin ekonomis. Jika
kontraktor kurang berkompeten serta sumber daya tidak memadai untuk mengerjakan konstruksi
CTB, maka solusi menggunakan lapis pondasi Agregat Kelas A dapat digunakan.
Kata kunci : CESA, CBR, tebal lapis perkerasan, grafik/nomogram desain, penajaman desain

PENDAHULUAN 2005 tetap valid namun solusi desain harus


memenuhi persyaratan dalam manual ini
Latar belakang terutama dengan umur rencana, faktor kerusakan
Pada Manual Desain Perkerasan Jalan (VDF), desain pondasi jalan, dan beban berlebih.
Nomor 02/M/BM/2013 dijelaskan bahwa empat Dengan kata lain, kedua pedoman tersebut tetap
tantangan terkait isu kinerja aset jalan di harus konsisten terhadap ketentuan–ketentuan
Indonesia sudah diakomodir. Keempat tantangan yang ada dalam Bina Marga 2013. Ketiga
tersebut berupa beban berlebih, temperatur metode yaitu Bina Marga 2002, Bina Marga
perkerasan tinggi, curah hujan tinggi, dan tanah 2005, serta Bina Marga 2013 menggunakan tiga
lunak. Empat tantangan diuraikan sebagai cara yang berbeda untuk mendapatkan tebal
parameter yang harus diuji pada pedoman perkerasan.
sebelumnya. Pedoman desain perkerasan yang Peran perencana harus kritis terkait kondisi
ada diantaranya Pt T-01-2002-B dan Pd T-05- lapangan, pelaksanaannya praktis di lapangan,

725
serta dapat dipercaya dan ekonomis. Tantangan perancangan perkerasan jalan dan semua
kelima yaitu terkait mutu konstruksi yang harus pihak yang membutuhkan.
ditingkatkan dengan adanya peningkatan
profesionalisme industri konstruksi jalan. Bina
Marga 2013 ini telah mewakili salah satu LANDASAN TEORI
langkah penting dalam peningkatan manajemen
dan kinerja aset jalan. Bina Marga 2002
Berdasarkan latar belakang yang telah Perhitungan nilai SN menggunakan rumus
dijelaskan, maka penulis tertarik untuk umum dari AASHTO 1993 seperti dibawah ini:
mengambil suatu penelitian dengan judul SN
log10(W18) = ZR × S0 + 9,36 × log10( +1) – 0,20 +
“Analisis Tebal Perkerasan Lentur Jalan Baru 2,54
Menggunakan Manual Desain Perkerasan Jalan ∆PSI
log10[ ]
(MDP) 2013” sebagai suatu penelitian studi 4,2−1,5
+2,32× log10(MR) – 8,07
1094
literatur. 0,40+ SN
( +1) 5,19
2,54

Pembatasan Masalah perhitungan CESA


Pembatasan adalah menurut
masalah dalam ketentuan masing-
penelitian ini yaitu: masing metode
1. Perhitungan tebal yaitu yang
perkerasan berhubungan
menggunakan dengan nilai Angka
metode Bina Ekivalen dan VDF.
Marga 2002, Bina 2. Menguraikan
Marga 2005, dan penajaman desain
Bina Marga 2013. terhadap hasil
2. Data LHR untuk perhitungan tebal
perhitungan CESA yang diperoleh
diambil dari data berdasarkan Bina
sekunder pada ruas Marga 2002 dan
jalan Mapanget Bina Marga 2005
– Kairagi tahun dengan ketentuan
2016. yang ada dalam
Bina Marga 2013.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini Manfaat Penelitian
bertujuan untuk: Penelitian ini
1. Menghitung serta diharapkan dapat
membandingkan memberikan manfaat
tebal lapis sebagai berikut:
perkerasan 1. Sebagai alternatif
menggunakan Bina cara singkat dan
Marga 2002, Bina praktis untuk
Marga 2005, dan perhitungan tebal
Bina Marga 2013. lapis perkerasan
Analisis lentur jalan baru
perhitungan akan yang menggunakan
didasarkan pada Bina Marga 2002.
data LHR (data 2. Sebagai bahan
sekunder) yang referensi terkait
sama (jumlah dan Bina Marga 2013
komposisi bagi mahasiswa
kendaraan) yang mempelajari
sedangkan
726
Dimana : a da dari nilai SN.
W18 = MR = n
Ku Mod lap
mul ulus is
atif resil po
beb ien nd
an (1.5 asi
Gambar 1 Penjabaran
sum 00 x ba Nilai SN
bu CB wa Berdasar
stan R) h kan
dar (psi) (m Susunan
ekiv 3).
Lapis
alen Perhitungan Perkeras
18- Gambar 1 an Jalan
kip tebal Penjabaran
ZR = Deviasi adalah
rumus SN dapat
normal standar perkerasan dijabarkan seperti
S0 = susunan
dibawah ini:
Deviasi dihitung dengan D1 = SN1/ a1
standar rumus dibawah ini: lapisan perkerasan D1* (tebal rencana)
keseluruha SN = a1D1 + a2D2m2 + beserta penjabaran
a3D3m3 al rencana)
n SN = S
Dimana:
Structural N
SN = Structural
Number 1*
Number (cm)
(cm) =
a1,a2,a3 = Koefisien
PSI = a1
kekuatan relatif
Pe ×
rb bahan D1,D2,D3=
Tebal masing – D
ed
masing lapis 1*
aa
n perkerasan( 
in cm) S
de m2, m3 N
1
ks
pe =K
D
la oef 2
ya isi =
na en S
n dra N
di ina 2
a se 
w unt S
al uk N
da lap 1*
n /
is
ak a2
po
hir
nd m
u 2
m asi
D
ur ata
2*
re s
(t
nc (m
e
an 2),
b
727
Tabe imp
l anga ×
n
2 Nor m
mal 3
N Stan SN1* + SN2* + SN3*  SN3
i dar
l untu
Keterangan: n
a k
D1*,D2*,D3* y
i Ting
kat a
Reli =Tebal lapis
P
abili perkerasan n
e
n tas Reliabilitas, R (%) ren Standar Normal Deviate, ZR
i
y Tert 50
can 0,000
60 -0,253
l
entu 70
a -0,524
SN * = a × D * × m 75 -0,674
a
2 2 2
SN * + SN *  SN
2 80
(c -0,841

1 2 2
85
90 m)
-1,037
-1,282
i
91 -1,340
SN1*,SN2*,SN * = 923 -1,405

D3 = {SN3  (SN1* + SN2*)}/ a3m3 Structural Number


93
94
-1,476
-1,555
D
95 -1,645 1
D akhir 96
97
-1,751
-1,881 .
3
98 y -2,054
* 99
a -2,327
99,9 Parameter variabel
-3,090
99,99
n -3,750
desain yang dibutuhkan
( g adalah:
t
1. Angka Ekivalen (E)
e d Untuk roda tunggal
b i rumus berikut ini
a p harus dipergunakan.
l e
r
r o
e l
n e
c h
a
n s
e
a
t
)
e
l
S
a
N h
3
*
d
= i
b
a u
3 l
a
×
t
k
D
3 a
* n

728
Sumber: Bina b 𝑔
Marga 2002 hal 6 u Menurut Bina Wt = kumulatif
s Marga 2005, beban
3. Lalu perhitungan angka sumbu
i
Lintas ekivalen standar
a
pada ditentukan ekivalen
Lajur r menurut rumus
a 18-kip
Renca berikut ini: (ESAL)
na h Beban
Sumb
u w18 = beban
Lalu D (ton) gandar
L
lintas standar
pada = kumulatif
lajur f selama 1
rencan a Angk
a
Ekiva
len
STRT
=( tahun
a: k
t )
w18 = 5,40
DD x o Beban n = umur
DL x r Angk Sumbu pelayanan (tahun)
a (ton) 4
ŵ18 d Ekiva 8,
g =
i len perkembangan
STRG 16
Dimana : s =(
) lalu lintas (%)
D tr Beban
D Sumbu
i (ton) 4
Angka 13
b ,7 4. Koefisien
=
u Ekival Drainase
6
s Beban Tabel 3 Koefisien Drainase
f en Sumbu (m)
Persen waktu struktur perkerasan dipengaruhi oleh kadar air

a i (ton) 4 1%
Kualitas drainase yang mendekati jenuh
1 – 5% 5 – 25%  25%
1,4018
k l Baik sekali
SDRG
Baik
– 1,30
1,35 – 1,25
1,35 – 1,30
1,25 – 1,15
1,30 – 1,20
1,15 – 1,00 1,00
1,20

1,25,4
t a Sedang
Jelek
– 1,15
1,15 – 1,05
1,15 – 1,05
1,05 – 0,80
1,00 – 0,80
0,80 – 0,60
0,80
0,60
= sekali
Jelek 1,055– 0,95 0,80 – 0,75 0,60 – 0,40 0,40
o j
r u ( Angk

d r
a
i ŵ18 = beban
s gandar Ekival

t standar
en
kumulati
r
f untuk STrRG
i
dua arah
=(
Angk Beban
a Sumbu Lalu lintas
Ekiv (kN)
4
kumulatif dapat
53
2.
alen dilihat seperti Reliabilitas
STR
T=(
kN
)
rumus berikut: Tabel 1 Rekomendasi Bina Marga 2002 hal
Tingkat Reliabilitas 5 Deviasi standar
Untuk STRG, ( untuk Bermacam- (S0) harus dipilih
𝑊𝑡 1 macam Klasifikasi
SGRG, STrRG = yang mewakili
D Jalan
dapat dilihat pada i 𝑤18 + kondisi setempat.
tabel Lampian D. m × Klasifikasi Jalan

a Rentang nilai S0
� Bebas Hambatan
n � Arteri
adalah 0,40 ~ 0,50.
a ) Kolektor
: � Lokal

Sumber:

729
Indeks pelapisan (sealing)
Permukaan bahu jalan
Sumber: pada Akhir
Bina Umur
Marga Rencana (IPt) METODOLO
2002 hal 7 Lokal Kolektor
Klasifi
GI
1,0 – 1,5
1,5
1,5
1,5 – 2,0 PENELITIAN
5. Indeks 1,5 – 2,0
-
2,0
2,0 – 2,5
Permukaan (IP) Sumber: Bina Marga Diagram Alir
Tabel 4 2002 hal 8 Secara ringkas
langkah–langkah
Tabel 5 Indeks Permukaan Umur Rencana
pada Awal
penelitian dilakukan
Perkerasan Jalan
Umur Rencana
seperti diagram alir
Baru
(IP0) pada Gambar 2
2. Menentukan nilai
berikut :
Jenis Lapis Perkerasan
– nilai CESA4
LASTON untuk umur desain
LASBUTAG yang telah dipilih
LAPEN 3. Menentukan nilai
Sumber: Bina Marga Traffic Multiplier
(TM) Gambar 2
2002 hal 8
Menghitung Diagram Alir
4.
Penelitian
6. Koefisien CESA5 = TM x
Kekuatan Relatif CESA4
HASIL DAN
(a) 5. Menentukan tipe PEMBAHAS
Berdasarkan jenis perkerasan AN
dan fungsi 6. seragam dan daya
material lapis dukung subgrade Perhitungan Tebal
perkerasan, 7. Menentukan Perkerasan Lentur
estimasi koefisien struktur pondasi Bina Marga 2002
kekuatan relatif jalan Untuk
dikelompokkan 8. Menentukan menghitung tebal
kedalam 4 struktur perkerasan perkerasan,
kategori, yaitu : yang memenuhi digunakan rumus
beton aspal syarat desain 3 umum dari AASHTO
(asphalt concrete), atau 3A atau bagan 1993 seperti dibawah
lapis pondasi lainnya ini:
granular 9. Periksa apakah
(granular base), setiap hasil log10(W18) = ZR × S0 + 9,36 ×
SN
lapis pondasi perhitungan secara log10( +1) – 0,20 +
bawah granular struktur sudah 2,54

(granular cukup kuat l


subbase), cement menggunakan o

treated base Bina Marga 2002 g

(CTB). 10. Menentukan 1


0
standar [

Bina Marga 2013 drainase P
Prosedur dalam bawah permukaan S

menggunakan Bagan yang dibutuhkan I

Desain dalam Manual 11. Menentukan ]


4,2−1,5
ini untuk mencapai kebutuhan daya 0,40+
1094
+2,32×
solusi optimum adalah dukung tepi log10(MR) –
sebagai berikut: perkerasan 8,07
1. Menentukan umur 12. Menetapkan ( +1)
SN
2,
5,19

rencana dari Tabel kebutuhan 5


4

730
Dalam penelitian
Perhitungan tiap ini, penetapan
lapis tebal parameter variabel
perkerasan, dihitung desain dalam
menggunakan rumus penelitian ini adalah
seperti dibawah ini: sebagai berikut:
SN = a1D1 + 1. Lalu Lintas (W18)
a2D2m2 +
a3D3m3 Tabel 6 Klasifikasi Beban Gambar 3 Grafik
Lalu Lintas (W18) No
W18
Hubungan W18
(ESAL)
dengan D pada
2. Kekuatan Tanah TB 1
2
 300.000
300.000 – 700.000 CBR 3% tipe
Dasar ) a2 = 3
Granular Roadbase
700.000 – 1.500.000
4 1.500.000 – 3.000.000
5 3.000.000 – 6.000.000
– Structural
Tabel 7 Klasifikasi Nilai CBR 0,2 6 Surface
6.000.000 – 10.000.000 (R=95%,
Subgrade Beserta 2 7 10.000.000 – 17.000.000 ΔPSI=1,7)

Nilai MR 8 17.000.000 – 30.000.000


-
Kekuatan Tanah Dasar / CBR Tabel 9 Perhitungan
No E
(%)
S Tebal Perkerasan tipe
1 2 B Cement Treated Base
2 3 = 18.000 psi; a – Structural Surface
3 4 3 (R = 95%, ΔPSI
4 5 = =
5 6
6 7
7 8
0 1
8 9 , ,
7
9 10 1
)
3
3. Deviasi normal
standar (ZR) adalah Setelah diperoleh
-1,645 hasil perhitungan
4. Deviasi standar tebal tiap lapisan,
keseluruhan (S0) dibuat
adalah 0,45 grafik/nomogram
5. Nilai ΔPSI adalah desain hubungan W18
1,7 dengan D baik untuk
6. Koefisien drainase struktur perkerasan
(m) adalah 1,20 granular roadbase
7. Koefisien maupun cement
kekuatan relatif treated base seperti
bahan (a) pada Gambar 3 dan
- EAC = Gambar 4. Grafik ini
400.000 psi; dibuat untuk
Gambar 4 Grafik
a1 = mempersingkat proses Hubungan W18
0,42(Laston) perhitungan tebal dengan D pada
- EBS = 30.000 lapisan perkerasan CBR 3% tipe
psi; sesuai dengan beban Cement Treated
(gran lalu lintas serta Base – Structural
ular) kekuatan tanah Surface (R=95%,
a2 = 0,14 dasarnya. ΔPSI=1,7)
- EC = 800.000
Tabel 8 Perhitungan Contoh Perhitungan
psi Tebal Perkerasan tipe Kumulatif Beban
; Granular Roadbase – Sumbu Standar
(C Structural Surface (R = Menurut Bina
95%, ΔPSI = 1,7)
731
Marga 2002, Bina dari arah Mapanget – 2. CESA Menurut Truk 2 Sumbu Sedang
(5 + 9) Ton
1.2 318 0,9 2,214

Marga 2005, dan Kairagi seperti Bina Marga Truk 3 Sumbu


Bina Marga 2013. dibawah ini: 2005 (6 + 18) Ton
1.22 30 0,9 4,452

Contoh 11880 LEP


perhitungan Sedan,Jeep,St.Wagon 2 Tabel 11
kumulatif beban ton Hasil (
Perhitunga 1
sumbu standar k
n Lintas +
(CESA) dalam end/hari
Ekivalen
penelitian ini, Opelet,Mikrolet,Minib Permulaan 0
digunakan data LHR us 2 ton : 1548 .
(LEP0) 0
Ruas Jalan Kairagi – k pada Lajur 1
Mapanget, 2016, 4- end/hari Pick i
Rencana )
lajur 2-arah terbagi Up/Mobil Konfigurasi
U
Jenis Kendaraan R
(4/2 D). Data LHR Kanvas 5 ton Sumbu

yang digunakan kend/hari


Sedan, Jeep, St. Wagon
1.1 −
(1 + 1) Ton
adalah data LHR : 27 kend/hari Opelet,Mikrolet,Minibus
1.1
1
: 67 kend/hari (bus dan truk) (1 + 1) Ton
R
Pick Up/Mobil Kanvas
Truk 2 Sumbu (2 + 3) Ton
1.1

Ringan 13 ton 1. W18 Menurut Bina Bus Kecil =


1.2
k Marga 2002 (3 + 5) Ton
0.01i
end/hari Truk 2 Bus Besar
1.2
(1+0.01x0,035
20
(5 + 8) Ton ) −1
Sumbu Sedang Tabel 10 Hasil Truk 2 Sumbu Ringan
=
14 ton Perhitu (5 + 8) Ton
1.2

kend/hari ngan
4 ton : 30 kend/hari Beban 0.01x0,035
Gandar Jenis Kendaraan
Konfigurasi
= 20,067
Sumbu
Klasifikasi Jalan Standar
Sedan, Jeep, St. Wagon
= Kolektor – Kumula (2,2 + 2,2) kip
1.1 Sehingga, nilai
Antar Kota Umur tif (ŵ18) Opelet,Mikrolet,Minibus CESA selama
1.1
Rencana (UR) = (2,2 + 2,2) kip umur rencana
20 tahun
Pick Up/Mobil Kanvas
1.1 20 tahun
(4,4 + 6,6) kip
Pertumbuhan Bus Kecil
adalah:
Lalulintas (i) = (6,6 + 11) kip
1.2
CESA =
3,5 %. Bus Besar
1.2
LEP0 x 365 x R
IPt = 2,5
(11 + 17,6) kip
=
Truk 2 Sumbu Ringan
SN =6 (11 + 17,6) kip
1.2 1251,
(Asumsi) Truk 2 Sumbu Sedang 407 x
1.2
Faktor (11 + 19,8) kip 365 x
Distribusi
Truk 3 Sumbu
1.22 20,06
(13,2 + 39,6) kip
Arah (DD) 7
= 0,5 =
Faktor 9.16
Distribusi Lalu lintas pada 5.71
Lajur (DL) lajur rencana 3
= 1,0 pertahun: ESA
Koefisien L
Distribusi
Kendaraan 3. CESA Menurut
(C) : Bina Marga
 60% untuk 2013
kendaraan ringan Tabel 12
 90% untuk Hasil
kendaraan berat Perhitunga

732
Konfigurasi
Jenis Kendaraan LHR C VDF4 ESA4
Sumbu

=
Sedan, Jeep, St. Wagon 1.1 8349 0,6 0 0
n Standar Opelet,Mikrolet,Minibus
menggunakan
1.1 0,6 15480 0
Bina
Beba Mengguna 0.01i 1.1 Marga0,6 20020 dan 0 Bina
(1+0.01x0,035)
Pick Up/Mobil Kanvas
20−1
1350
n kan VDF4 Bus Kecil 1.2 Marga
27 0,9 2005
0,3 7,29dapat
Sum =
(ESA4) Bus Besar 1.2
dilihat
67 0,9
Tabel
1,0
14 berikut
60,3

bu Truk 2 Sumbu Ringan 1.2 191 0,9 0,8 137,52


Truk 2 Sumbu Sedang 1.2
ini:
318 0,9 1,6 457,92
w = DD x DL x ŵ18 x 365 0.01x0,035
Truk 3 Sumbu 1.22 30 0,9 28,1 758,7

1 = 0,5 x 1,0 x 1460,123 x 365 = 20,067 11880


TabelESA
14 Tebal
1421,73 4

8 = 266.472 ESAL Lapis Perkerasan


Menggunakan
(1 + 0.01i)UR CESA5 = CESA Menurut
Lalu lintas
kumulatif selama R=
−1 ESA5 × 365 × R Bina Marga 2002
umur rencana: = dan CESA Menurut
W18 2428,0 Bina Marga 2005
)20 Tebal Perkerasan (mm
= w18 x 2× Lapisan
CESA Bina Marga 2002 CESA Bin
((1+g)n 365 ×
– 1) / g) 20,067
Surface 195
Base 200
= = Subbase 260
266.472 = 1 17.783.
+
x 0 604
((1+0,03 . ESAL
0
5)20 – 1
1) / x CESA5 = TM
0
0,035 , x CESA4
0
) 3 = 1,8 x
= 5 10.413.
7.535.75 0 211
7 ESAL . =
0
1 18.743.
x
0 779
, ESAL
0
3
5 Dari contoh
= 20,067 perhitungan
CESA4 = Pick Up/Mobil Kanvas 1.1
menggunakan data
Bus Kecil 1.2
ESA4 × 365 × R Bus Besar 1.2
yang sama
= Truk 2 Sumbu Ringan 1.2 menghasilkan nilai
1421,7 Truk 2 Sumbu Sedang 1.2 yang CESA yang

Truk 3 Sumbu 1.22
berbeda. CESA
365 × menurut Bina Marga
20,067 2005 lebih besar
= ( dibandingkan dengan
10.413 1 CESA yang diperoleh
.211 + dari Bina Marga 2002.
ESAL Hal ini terjadi karena
0 perhitungan angka
.
Tabel 13 0 ekivalen dari masing–
1
Hasil i masing metode yang
Perhitungan ) berbeda.
U
Beban Sumbu R Penentuan tebal
Standar lapis perkerasan meng-
Menggunakan −
gunakan
VDF5 (ESA5) 1 grafik/nomogram
Konfigurasi
Jenis Kendaraan
Sumbu R dengan nilai CESA
Sedan, Jeep, St. Wagon 1.1 yang diperoleh dari
Opelet,Mikrolet,Minibus 1.1 contoh perhitungan
733
Penajaman Desain  Survey lalu lintas Sumber : Bina Marga
Hasil desain dilakukan dengan 2013 hal 19
tebal perkerasan dari durasi minimal 7 x  Bina Marga 2013
Bina Marga 2002 24 jam memberikan faktor
harus dikoreksi  Studi jembatan pertumbuhan lalu
terhadap ketentuan– timbang lintas minimum
ketentuan yang ada  Data WIM yang dapat dilihat
pada Manual Desain Regional dari pada Tabel 16
Perkerasan Jalan Direktorat Bina dibawah ini:
2013 (penajaman Teknik.
desain). Ketentuan–  Bina Marga 2013
ketentuan tersebut memberikan tabel Tabel 16 Faktor
adalah pada hal–hal nilai VDF4 dan Pertumbuhan
3 atau AC tebal  100 mm
berikut: VDF5 yang
2011 – 2020  2021 – dapat
2030 Lalu Lintas (i) dengan lapis pondasi
Arteri dan perkotaan (%) 5 4 Minimum berbutir (pangkat 5)
Kolektor rural (%) 3,5 dilihat pada 2,5Tabel
Umur
Jalan desaRencana
(%) 1 1 untuk Desain dengan desain 3A. Nilai
15 berikut ini:
Optimum C
Umur rencana Tabel 15 Klasifikasi E
lapis perkerasan jalan K S
baru, perkerasan e A
lentur, menurut Bina n ya
Marga 2013 d n
ditetapkan adalah a g
selama 20 tahun. r di
Sedangkan pondasi a g
jalan, dan semua a u
n
lapisan perkerasan na
untuk area yang tidak ka
d
dijinkan sering a n
ditinggikan akibat n ad
pelapisan ulang (jalan al
perkotaan, underpass, N ah
jembatan, i C
terowongan) umur l E
rencananya 40 tahun. a S
Desain tebal i A
perkerasan pada V
5
contoh menggunakan D
da
umur rencana 20 F
ri
tahun. Lokasi jalan tahun 2016 – 2020 (UR
S
dianggap tidak pada 5 tahun) tetap
t Sumber : Bina Marga
jalan yang areanya a menggunakan faktor
2013 hal 15
tidak diijinkan sering n pertumbuhan lalu lintas
ditinggikan sehingga d sebesar 3,5 %,
umur rencana cukup a Pada contoh sedangkan dari tahun
20 tahun. r perhitungan CESA 2021 – 2035 (UR 15
menurut Bina Marga tahun) menggunakan
Analisis Beban 2013, digunakan faktor pertumbuhan
Sumbu Secara faktor pertumbuhan lalu lintas sebesar 2,5
Menyeluruh lalu lintas minimum Berikut hasil
%.
Analisis volume sebesar 3,5 % selama
perhitungan CESA4 dan
lalu lintas secara umur rencana 20
CESA5 setelah
menyeluruh tahun. Hal ini perlu
didasarkan pada: dikoreksi dimana dari dilakukan koreksi
terhadap faktor
734
pertumbuhan lalu yang dapat digunakan contoh perhitungan temperatur berlaku
lintas (i): ada 2 jenis, yaitu AC menurut Bina Marga pada total tebal lapis
CESA4 dengan CTB (pangkat 2013 terbesar (setelah beraspal yang dapat
= 5) dengan desain 3 dilakukan koreksi dilihat pada tabel 19.
10.394. atau AC tebal  100 faktor ‘i’). Nilai
082 mm dengan lapis CESA5 yang diambil Tabel 19 Faktor Koreksi
pondasi berbutir sebesar 18.709.348 Temperatur Perkerasan
ESAL Interim untuk Tebal
CESA5 (pangkat 5) dengan ESAL. Lapis Beraspal Desain –
desain 3A, atau AC Struktur
= MAPT Standar 41°C
dengan CTB (pangkat perkerasan yang Temperatur perkerasan rata
17.750. 34 – 38 39 – 43
5) dengan desain diperoleh setelah – rata MAPT (°C)
937 Faktor koreksi tebal 0,91 1
dilakukan penajaman aspal
ESAL
CESA5 = untuk nilai CESA5 Sumber : Bina Marga
dapat dilihat pada 2013 hal 27
18.709.348 ESAL
(TM x CESA4) Gambar 18 berikut
ini: Temperatur
perkerasan rata rata
Pengenalan tahunan untuk
Tabel 18 Struktur
Perkerasan dan Tebal Propinsi Sulawesi
Struktur Lapis Perkerasan Utara, untuk kota
Setelah Dilakukan Manado yaitu 34,4°C.
Perkerasan Penajaman Terhadap Total tebal lapis
Pengenalan CTB beraspal yang
Cement Treated Base Lapisan
diperoleh untuk tipe
Surface
(AC WC Modifikasi atau cement treated base –
Tabel 17 SMA Modifikasi) structural surface
Pemilihan Jenis Base
Perkerasan (Cement Treated Base)
sebesar 60 mm,
Subbase setelah dilakukan
(Lapis Pondasi Agregat Kelas B koreksi temperatur,
tebal yang digunakan
tetap 60 mm.
Pengaruh
Temperatur Koreksi Terhadap
Bina Marga 2013 Faktor Iklim
mengasumsikan Dalam desain
temperatur perkerasan perkerasan, iklim
rata–rata (siang dan mempengaruhi:
malam) sebesar 41°C.  Temperatur
Sebagai perkiraan lapisan
interim (sementara), aspal dan
diberikan faktor nilai modulusnya
penyesuaian tebal,  Kadar air di lapisan
faktor pengali ini tanah dan lapisan
Sumber : Bina Marga sebagai koreksi perkerasan berbutir
2013 hal 11
Zona iklim koefisien drainase ‘m’,
diperlukan untuk dapat serta melihat muka
Nilai CESA yang
menggunakan Bagan tanah asli apakah lebih
diperoleh dari contoh
Desain 1. Bagan kecil atau lebih besar
perhitungan menurut
Desain 1 digunakan dari 1 meter. Nilai
Bina Marga 2005
untuk memperkirakan CBR tanah dasar yang
sebesar 9.165.713
nilai CBR tanah dasar, digunakan dalam
ESAL. Berdasarkan
sehubungan dengan contoh perhitungan
Tabel 17, maka
jenis tanah, LHRT, sebesar 3% dan nilai
struktur perkerasan
735
ini dianggap telah mm. Tabel 21 Alternatif Marga 2002 dan atau
mewakili perkiraan Bagan Desain 3A : Bina Marga 2005,
nilai CBR tanah dasar. Katalog Desain Desain Perkerasan tebal lapis perkerasan
Desain perkerasan Lentur – Aspal setelah penajaman
Pengenalan Prosedur dalam Bina Marga dengan Lapis
desain dalam Bina
Rinci untuk Desain 2013 telah Pondasi Berbutir
Marga 2013 dan tebal
Pondasi Jalan memudahkan desainer lapis perkerasan dari
Desain pondasi untuk menentukan katalog desain dalam
jalan untuk tanah tebal lapis perkerasan Bina Marga 2013
dengan nilai CBR < yang didasarkan pada dapat dilihat pada
6% adalah perbaikan pembebanan seperti Gambar 6,
tanah dasar dan lapis pertimbangan biaya Gambar 7, dan
penopang (capping terkecil diberikan Sumber : Bina Marga Gambar 8 berikut ini:
layer). Bagan Desain dalam desain 3 2013 hal 60
2 memberikan solusi maupun 3A.
untuk desain pondasi Nilai CESA5 yang Dari Bagan Ringkasan Tahapan
jalan minimum dapat yang digunakan Desain diatas, untuk Penajaman Desain
dilihat pada Tabel 20. sebesar nilai CESA5 tersebut, o Berdasarkan data
18.709.348 ESAL. tebal lapis perkerasan LHR ruas jalan
Tabel 20 Bagan Tebal lapis dapat dilihat seperti Mapanget- Kairagi
Desain 2 : perkerasannya dapat pada Tabel 22 sebesar 11.880
Solusi dilihat seperti Tabel 21 dibawah ini: kend/hari dengan
Desain berikut ini: proporsi LV = 95%
Pondasi Tabel 22 Tebal dan HV = 5%, hasil
Jalan Lapis Perkerasan perhitungan tebal
Minimum dari Katalog Desain perkerasan diatas
Dalam Bina Marga tanah dasar dengan
2013 nilai CBR 3%
Lapis Perkerasan adalah seperti yang
AC WC
ditunjukkan pada
AC BC Gambar 6. Tebal
AC Base perkerasan didesain
LPA tanpa memper-
Capping Layer timbangkan lapis
penopang dan
Setelah diperoleh penggunaan CTB
Sumber : Bina Marga tebal lapis perkerasan pada lapis pondasi
2013 hal 39 baik CESA dari Bina perkerasan.

Untuk CBR tanah o Berdasarkan Bina AC WC dan CTB.


Marga 2013, Sedangkan
dasar 3% dan CESA5
dengan penajaman penajaman untuk
sebesar 18.709.348 desain terhadap tanah lunak, yaitu
ESAL maka umur rencana dan tanah dasar dengan
penanganan desain faktor kerusakan CBR = 3% (CBR ≤
pondasi jalan (VDF), maka 6%), penggunaan
menggunakan metode perkerasan harus lapis penopang
desain A (untuk tanah didesain dengan (capping layer)
normal). Untuk menggunakan berdasarkan Bagan
kondisi tersebut, desain 3 yaitu Desain 2 harus
dilakukan perbaikan menggunakan diambil setebal 300
tanah dasar struktur perkerasan mm. Setelah
menggunakan lapis dilakukan koreksi
penopang (capping
layer) sebesar 300

736
terhadap P Penajaman desain lapisan aspal,
temperatur maka E memperlihatkan lapisan
total tebal lapis N bahwa desain berbutir, dan
beraspal dikali U CTB
tebal perkerasan,
dengan faktor T ditetapkan
pada Bina Marga
sebesar U yaitu 20 tahun.
2002, berubah
0.91 dan hasil P Sedangkan
dari 655 mm
perhitungan tebal untuk pondasi
menjadi 1110
perkerasan dapat Kesimpulan jalan, yaitu 40
mm, suatu
dilihat pada Gambar Kesimpulan tahun.
indikasi
7. penelitian dalam o Analisis beban
perkerasan
o Penajaman desain skripsi ini yang semakin kuat. sumbu harus
memperlihatkan berjudul “Analisis Namun dengan dilakukan
bahwa desain tebal Tebal Perkerasan secara
menggunakan
perkerasan berubah Lentur Jalan Baru menyeluruh.
CTB maka tebal
dari 655 mm Menggunakan Manual Hal ini berupa
perkerasan
menjadi 1110 mm, Desain Perkerasan survey yang
beraspal
suatu indikasi tebal Jalan 2013” adalah dilakukan
berkurang dari
perkerasan sebagai berikut: minimal 7 x 24
semakin kuat. 195 mm menjadi
1. Berdasarkan Bina 60 mm, suatu jam, studi
Namun dengan Marga 2013, jembatan
menggunakan CTB pengurangan yang
dengan penajaman timbang, atau
maka tebal sangat berarti
desain terhadap data WIM
perkerasan yaitu sebesar 135
umur rencana dan Regional.
beraspal berkurang mm, merupakan
faktor kerusakan o Pengenalan
dari 195 mm indikasi
(VDF), maka struktur
menjadi 60 mm, perkerasan yang
perkerasan didesain perkerasan
suatu pengurangan semakin
dengan menggunakan
yang sangat berarti ekonomis. Jika
menggunakan cement treated
yaitu sebesar 135 sumber daya tidak
desain 3 yaitu base (CTB).
mm, merupakan memadai untuk Struktur
menggunakan mengerjakan
indikasi perkerasan perkerasan
struktur perkerasan konstruksi CTB,
yang semakin CTB mulai
AC WC dan CTB. maka solusi yang
ekonomis. digunakan
Sedangkan ditunjukkan pada
o Jika sumber daya untuk nilai
penajaman untuk alternatif desain
tidak memadai CESA dari 4
tanah lunak, yaitu 3A dengan
untuk juta sampai 30
tanah dasar dengan menggunakan
mengerjakan juta dengan
konstruksi CTB, CBR = 3% (CBR ≤ lapis pondasi
6%), penggunaan menggunakan
maka solusi yang Agregat Kelas A desain 3
ditunjukkan pada lapis penopang dapat digunakan. maupun desain
alternatif desain berdasarkan Bagan 2. Penajaman desain 3A.
3A dapat Desain 2 diambil pada Bina Marga o Pengaruh
digunakan. Lapis setebal 300 mm. 2002 terhadap temperatur
pondasi Agregat Setelah dilakukan Bina Marga 2013 perkerasan
Kelas A koreksi terhadap adalah sebagai lapisan
digunakan temperatur maka berikut: beraspal
sebagai pengganti total tebal lapis o Umur rencana diakomodir.
CTB. Struktur beraspal dikali pada Hal ini berupa
perkerasan dari dengan faktor perkerasan koreksi
desain tersebut sebesar 0.91. baru untuk temperatur
dapat dilihat pada perkerasan dilakukan
Gambar 8. lentur dengan terhadap total
elemen tebal lapisan
perkerasan beraspal
737
namun tanah, LHRT 1983.
bersifat dan Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan
interim. menetapkan Dengan Alat Benkelman Beam No.
o Pengaruh nilai koefisien 01/MN/B/1983. Jakarta.
iklim dalam drainase.
prosedur o Prosedur rinci DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. 2002.
perencanaan untuk desain Pedoman Perencanaan Tebal
tebal pondasi jalan Perkerasan Lentur (Pt-T-01-2002-B).
perkerasan harus Jakarta.
dinyatakan dilakukan.
dengan Tanah dasar DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM. 2005.
menggunakan dengan nilai Perencanaan Tebal Lapis Tambah
Bagan Desain CBR < 6% Perkerasan Lentur dengan Metode
1, yaitu suatu harus Lendutan (Pd-T-05-2005-B). Jakarta
cara untuk dilakukan
memperkiraka perbaikan KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
n nilai CBR tanah dasar DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA.
tanah dasar, yaitu dengan 2010.
sehubungan lapis penopang Spesifikasi Umum Revisi 3. Jakarta.
dengan jenis (capping
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
tanah, posisi layer).
muka air DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA.
2013.
Saran 2. Pada penelitian Manual Desain Perkerasan Jalan Nomor
1. Untuk ini dilakukan 02/M/BM/2013. Jakarta.
mendapatkan dengan studi
desain literatur, untuk Romauli, Theresia Dwiriani. 2016. Analisis
perkerasan yang itu disarankan Perhitungan Tebal Lapis Tambahan
lebih akurat, aplikasi (Overlay) pada Pekerasan Lentur
maka disarankan perencanaan dengan Menggunakan Manual Desain
untuk dilakukan tebal perkerasan Perkerasan Jalan 2013 (Studi Kasus :
penelitian nilai jalan baru Ruas Jalan Kairagi – Mapanget).
VDF berdasarkan menggunakan Manado.
studi jembatan Manual Desain
timbang pada Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan Lentur Jalan
Perkerasan Jalan
jalan–jalan arteri Raya. Bandung. Nova
2013 dengan
atau kolektor di studi kasus pada
Sulawesi Utara. TRANSPORT RESEARCH LABORATORY.
ruas jalan 1993. OVERSEAS ROAD NOTE 31 – A Guide to
tertentu seperti The Structural Design of Bitumen –
ruas jalan Surfaces Roads in Tropical and Sub
Manado – Tropical Countries. Berkshire.
Bitung.

DAFTAR
PUSTAKA

AASHTO. 1993. Guide for Design of Pavement


Structures 1993. American Association
of State Highways and Transportation
Officials, Washington , D.C, USA.

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA.
738

Anda mungkin juga menyukai