6.1 UMUM
Kriteria desain perkerasan jalan mengacu pada Manual Desain Perkerasan Nomor
02/M/BM/2017. Perencanaan perkerasan kaku (Rigid Pavement) untuk Perencanaan Teknis
dan DED Prasarana Infrastruktur Transportasi – Perencanaan Teknis Jalan Akses Keluar
Jatibening Caman ini di jelaskan pada sub bab berikut.
1. Umur Rencana
Penentuan umur rencana pada rencana perkerasan baru dapat dilihat pada Tabel 6.1 di
bawah ini.
Pemilihan jenis perkerasan akan bervariasi sesuai estimasi lalu lintas, umur rencana,
dan kondisi pondasi jalan. Batasan di dalam Error: Reference source not found tidak
absolut. Dengan mempertimbangkan biaya selama umur pelayanan terendah,
batasan dan kepraktisan konstruksi. Solusi alternatif diluar solusi Desain awal
berdasarkan pada manual Desain perkerasan jalan No. 02/M/BM/2017, harus
didasarkan pada biaya biaya umur pelayanan discounted terendah.
Sumber daya setempat dan nilai pekerjaan akan menentukan pilihan jenis
perkerasan. Kontraktor lokal tidak akan mempunyai sumber daya untuk semua kelas
pekerjaan. Pekerjaan kecil tidak akan menarik bagi kontraktor besar untuk menawar,
sehingga solusi yang kurang rumit mungkin dibutuhkan. Solusi perkerasan yang kompleks
dapat dipertimbangkan untuk pekerjaan yang lebih besar. Lebih banyak pilihan dapat
dipertimbangkan pada pekerjaan yang ramah lingkungan daripada pekerjaan pelebaran.
berbasis CTB secara tipikal lebih murah daripada perkerasan kaku atau perkerasan
beraspal tebal konvensional untuk kisaran beban sumbu 4 sampai 30 juta CESA,
tergantung pada harga setempat dan kemampuan kontraktor (catatan 3). CTB juga
menghemat penggunaan aspal dan material berbutir, dan kurang sensitif terhadap air
dibandingkan dengan lapis pondasi berbutir. LMC (Lean Mix Concrete) dapat digunakan
sebagai pengganti CTB, dan akan memberikan kemudahan pelaksanaan di area kerja
yang sempit misalnya pekerjaan pelebaran perkerasan atau pekerjaan pada area
perkotaan. Muatan berlebih yang merupakan kondisi tipikal di Indonesia, menyebabkan
keretakan sangat dini pada lapisan CTB. Maka dari itu Desain CTB hanya didasarkan
pada tahap Desain post fatigue cracking tanpa mempertimbangkan umur pre fatigue
cracking. Struktur perkerasan dalam Desain 3 solusi perkerasan dengan CTB ditentukan
menggunakan CIRCLY dan metode Desain perkerasan Austroad Guide 2004 dengan nilai
reliabilitas 95% (mengacu Austroads Guide 2004, Section 2.2.1.2). Konstruksi CTB
membutuhkan kontraktor yang kompeten dengan sumber daya peralatan yang
memadai.Perkerasan CTB hanya bisa dipilih jika sumber daya yang dibutuhkan tersedia
AC dengan CTB cenderung lebih murah dari pada lapis AC yang tebal dengan lapis
pondasi berbutir untuk kisaran beban sumbu 4-10 juta CESA, namun sangat sedikit
kontraktor yang memliliki sumber daya untuk konstruksi CTB.
Nilai masing-masing untuk mendapatkan CESA 4 maupun CESA5 telah dijelaskan sebelumnya.
Detail analisis CESA untuk masing-masing ruas akan dibahas pada sub bab selanjutnya.
Karena keterbatasan data lalu lintas, maka digunakan volume lalu lintas rendah pada
Manual Desain Perkerasan tahun 2017.
Tabel 6.4 Perkiraan Lalu Lintas Untuk Jalan Lalu Lintas Rendah
Berdasarkan Manual Desain Perkerasan Tahun 2017 dengan volume lalu lintas rendah pada
jalan akses maka didapatkan tebal perkerasan pelat beton 16 cm dan LPA kelas A 12, 5 cm.
Apabila terdapat kegagalan desain pada desain jalan kolektor tersebut maka diusulkan
menggunakan desain seperti pada uraian di bawah ini.
Berdasarkan hasil diskusi Bersama antara konsultan dan Pemberi kerja maka tebal
perkerasan yang diambil untuk pelaksanaan konstruksi adalah tebal perkerasan ideal
dengan pelat beton 27, 5 cm.
Disarankan untuk menghitung ulang dengan data lalulintas sebagai data survei primer agar
didapatkan tebal perkerasan yang efisien.
Berdasarkan hasil perhitungan desain tebal perkerasan yang di sepakati maka gambar tipikal
perkerasan jalan rencana dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.