KRITERIA DESAIN
DESEMBER 2016
Kriteria Desain
KATA PENGANTAR
Dalam rangka pelaksanaan Proyek Jalan Tol Pandaan-Malang, PT PP (Persero) Tbk yang
mendapatkan Kontrak Jasa Pemborongan (Design and Build) pekerjaan pembangunan Jalan
Tol Pandaan Malang nomor 01/Kontrak-JPM/XI/2016 tanggal 8 November 2016 dari PT Jasa
Marga Pandaan Malang, memberikan tugas kepada PT Wiranusantara Bumi untuk
melaksanakan Perencanaan Teknik Akhir Proyek Jalan Tol Pandaan-Malang melalui Surat
Perjanjian Pemborongan nomor 004/SPB-311610/III-Cab.V/XI/2016 tanggal 9 November 2016.
Sebagai Konsultan Perencana, kami menyiapkan dan menyusun Kriteria Desain berdasarkan
ketentuan-ketentuan yang ada dalam dokumen Kerangka Acuan Kerja (Terms of Reference).
Dokumen Kriteria Desain ini berisikan standar dan kriteria perencanaan yang lebih rinci sebagai
dasar penyusunan ROW plan dan Rencana Teknik Akhir Jalan Tol Pandaan-Malang, meliputi:
Kriteria Desain Geometrik; Kriteria Desain Drainase; Kriteria Desain Struktur; Kriteria Desain
Perkerasan; Kriteria Desain Tempat Istirahat dan Pelayanan; Kriteria Desain Bangunan Fasilitas
Tol; Kriteria Desain Mekanikal dan Elektrikal; Kriteria Desain Rambu, Marka dan Alat Pemberi
Isyarat; Kriteria Desain Lansekap; dan Pemeliharaan Jalan Tol.
Akhir kata, kami menyampaikan terima kasih kepada PT Jasa Marga Pandaan Malang dan
PT PP (Persero) Tbk yang telah memberi kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan
pekerjaan Perencanaan Teknik Akhir Jalan Tol Pandaan-Malang ini, dan juga kepada semua
pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan laporan ini.
i
Kriteria Desain
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………..……………………………… i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..……………………………… iI
KRITERIA DESAIN
1. KRITERIA DESAIN GEOMETRIK
1.1 Standar Acuan………………………………………………………….………………… 1
1.2 Kriteria Desain ………………………………………………………………….………… 2
2. KRITERIA DESAIN DRAINASE
2.1. Standar Desain…………………………………………………………….……………… 7
2.2. Analisa Data Hujan………………………………………………………….……………. 8
2.2.1. Analisis Hidrologi………………………………………………………….……………… 9
2.2.2. Analisis Hidrolika………………………………………………………….……………… 10
2.2.3. Perhitungan Debit Rencana…………………………………………….………………. 11
2.2.4. Penentuan Dimensi Struktur yang DIgunakan………………………….…………….. 13
2.2.5. Tinggi Jagaan………………………………………………………….…………………. 13
3. KRITERIA DESAIN STRUKTUR
3.1. Standar Desain…………………………………………………………….…………….. 14
3.2. Spesifikasi Pembebanan………………………………………………….…………….. 14
3.2.1. Beban Primer…………………………………………………………….……………….. 15
3.2.2. Beban Sekunder………………………………………………………….……………… 20
3.2.3. Beban Khusus…………………………………………………………….……………… 23
4. KRITERIA PERKERASAN
4.1. Standar Acuan…………………………………………………………….……………… 26
4.2. Umur Rencana…………………………………………………………….………………. 26
5. KRITERIA DESAIN TEMPAT ISTIRAHAT & PELAYANAN
5.1. Standar Acuan…………………………………………………………….……………… 27
5.2. Tipe Tempat Istirahat dan Pelayanan…………………………………………………… 27
5.3. Kriteria Desain……………………………………………………………………………… 27
5.4. Kapasitas Parkir…………………………………………………………………………… 28
ii
Kriteria Desain
iii
Kriteria Desain
iv
Kriteria Desain
KRITERIA DESAIN
1
Kriteria Desain
14. Peraturan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor: 01.P/47/MPE/1992, tentang Ruang
Bebas Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi
(SUTET) untuk penyaluran tenaga listrik.
15. Undang-undang No.38 Tahun 2004 tentang Jalan.
16. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2005 dan perubahannya
tentang Jalan Tol
17. Nihon Douro Koudan, Jepang.
18. A Policy on Geometric Design of Highway and Streets, AASHTO, Tahun 2001.
19. A Policy on Geometric Design of Highway and Streets, AASHTO, Tahun 2004-5th edition.
20. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 300.K/38/M.PE/1997, tentang
Keselamatan Kerja Pipa Penyalur Minyak Dan Gas Bumi
21. Road Side Design Guide, AASHTO, 3rd edition.
Usulan Kriteria
No Parameter Geometrik Satuan Desain
2 Potongan Melintang
- Lebar Lajur Lalu Lintas m 3.60
- Lebar Bahu Jalan Bagian Luar m 3.00
- Lebar Bahu Jalan Bagian Dalam m 1.50
- Lebar Median Minimum (termasuk bahu jalan dalam) m 3.80
2
Kriteria Desain
Tabel 1.1 Kriteria Desain Geometrik Jalan Tol – Jalur Utama (lajutan)
Usulan Kriteria
No Parameter Geometrik Satuan Desain
- Kemiringan Melintang Normal Jalur Lalu lintas % 2.00 – 3.00
- Kemiringan Melintang Normal Bahu Jalan Luar % 3.00 – 5.00
- Superelevasi Maksimum % 8.00
- Tinggi Ruang Bebas Minimum m 5.10
- Tinggi Ruang Bebas di Atas Jalan Kereta Api m 6.50
- Tinggi Ruang Bebas Saluran Udara Tegangan m
Tinggi/Ekstra Tinggi – PLN
- SUTT 66 kV m 8.00
- SUTT 150 kV m 9.00
- SUTET 500 kV m 15.00
3 Jarak Pandang
- Jarak Pandang Henti Minimum m 130
3
Kriteria Desain
Usulan Kriteria
No Parameter Geometrik Satuan Desain
4
Kriteria Desain
Usulan Kriteria
No Parameter Geometrik Satuan Desain
5
Kriteria Desain
Usulan Kriteria
No Parameter Geometrik Satuan Desain
6
Kriteria Desain
7
Kriteria Desain
Intensitas Curah Hujan dapat ditentukan dengan analisa statistik dan rumus Dr. Mononobe.
Adapun langkah perhitungan intesitas ini adalah sebagai berikut :
Sx
Xr X (Yr Yn ) …………………………. (1)
Sn
2/3
R24 24
I …………………………. (2)
24 T
L
T …………………………. (3)
V
H
i …………………………. (5)
L
Keterangan :
R24 = XT = Besar curah hujan untuk periode ulang T tahun (mm) / 24 jam
X = Nilai rata-rata aritmatik hujan kumulatif
SX = Standar deviasi
YT = Variasi yang merupakan fungsi periode ulang (lihat tabel analisa statistik)
Yn = Nilai yang tergantung pada n (lihat tabel analisa statistik)
Sn = Standar deviasi merupakan fungsi dari n (lihat tabel analisa statistik)
I = Intensitas curah hujan mm/jam
T = Waktu konsentrasi / perambatan banjir (jam)
L = Jarak sungai terpanjang (km)
i = Kemiringan dasar sungai
H = Beda ketinggian antara elevasi paling hulu dan elevasi paling hilir dari
sungai terpanjang pada catchment area yang ditinjau.
8
Kriteria Desain
Pada perencanaan bangunan air dan saluran drainase, permasalahan umum yang dihadapi
adalah:
– Berapakah besar debit air yang harus disalurkan melalui bangunannya.
– Bentuk dan dimensi struktur atau konstruksi bangunannya.
Air (air hujan) yang jatuh di suatu daerah harus dapat segera dibuang. Maka, diperlukan adanya
saluran-saluran guna menampung air hujan yang mengalir di permukaan tanah atau jalan dan
mengalirkannya kedalam saluran pembuangan. Saluran pembuangan ini kemudian mengalirkan
air tersebut ke sungai atau tempat pembuangan air lainnya.
0 , 77
L …………………………. (6)
t c 0,0195 . menit
s
dimana L dalam satuan meter.
d. Intensitas curah hujan (I):
Digunakan Rumus Mononobe, sbb:
2/3
R 24
I 24 . mm/jam …………………………. (7)
24 t
dimana:
R24 = curah hujan maksimum setempat dalam mm
t = lama waktu konsentrasi dalam jam
e. Hitung luas daerah aliran (A)
Dari peta topografi yang tersedia dihitung luasan area tangkapan (catchment area) pada
lokasi studi dari sungai atau aliran air yang berada di dalam daerah studi.
9
Kriteria Desain
dimana:
C = koefisien pengaliran
I = intensitas hujan dalam mm/jam
A = luas daerah aliran dalam km2
F
R meter …………………………. (8)
O
d. Hitung/tentukan kemiringan dasar saluran (S).
e. Tentukan koefisien kekasaran (n).
f. Kecepatan air rata-rata (V) :
Kapasitas saluran ini harus lebih besar dari pada debit rencana / maksimum, yaitu:
10
Kriteria Desain
1
Q C .I . A …………………………. (12)
36
dimana:
Q = Debit Rencana (m3/detik)
C = Koefisien Pengaliran (lihat Tabel 1.7)
I = Intensitas Curah Hujan (mm/jam)
A = Luas Catchment Area (km2)
11
Kriteria Desain
Tabel 1.7 Hubungan Kondisi Permukaan Tanah dengan Koefisien Pengaliran (C)
Keterangan :
*) untuk daerah datar diambil nilai C yang terkecil dan untuk daerah lereng diambil nilai
C yang terbesar bila daerah pengaliran terdiri dari beberapa tipe kondisi permukaan
yang mempunyai nilai C yang berbeda, harga C rata - rata ditentukan dengan
persamaan :
C1 . A1 C 2 . A2 C 3 . A3 .........C n . An
C ……………. (13)
A1 A2 A3 .......... An
dimana:
C1,C2,C3 = koefisien pengaliran yang sesuai dengan tipe kondisi permukaan
A1,A2,A3 = luas daerah pengaliran yang diperhitungkan sesuai dengan
kondisi permukaan
12
Kriteria Desain
Tabel 1.8 Periode Ulang dan Tinggi Jagaan untuk Desain Saluran
Periode Tinggi
No. Saluran Drainase
Ulang (tahun) Jagaan (m)
1. Sungai besar (Qp 200 m3/dt) 100 2.0
2. Sungai kecil (Qp 200 m3/dt) 50 1.0
Saluran drainase jalan dan saluran
3. 5 0.3
drainase samping
Gorong – gorong :
- Jalan tol 25 0.5
4.
- Jalan arteri 10 0.5
- Jalan lokal 5 0.5
Sumber: SNI 03-3424-1994
13
Kriteria Desain
14
Kriteria Desain
15
Kriteria Desain
Beban truk “T” adalah satu kendaran berat dengan 3 gandar yang ditempatkan pada
beberapa posisi dalam lajur lalu lintas rencana. Tiap gandar terdiri atas dua bidang
kontak pembebanan yang dimaksud sebagai simulasi pengaruh roda kendaraan berat.
Hanya satu truk "T" diterapkan per lajur lalu lintas rencana.
Secara umum, beban "D" akan menjadi beban penentu dalam perhitungan jembatan
yang mempunyai bentang sedang sampai panjang, sedangkan beban "T" digunakan
untuk bentang pendek dan lantai kendaraan. Dalam keadaan tertentu beban "D" yang
nilainya telah diturunkan atau dinaikkan dapat digunakan.
Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa dengan besaran q tergantung
pada panjang total yang dibebani L sebagai berikut:
Jika L < 30 m, maka q = 9,0 kPa
Jika L > 30 m, maka q = 9,0 (0,5 + 15/L) kPa
dimana:
q intensitas beban terbagi rata (BTR) arah memanjang jembatan (kPa)
L panjang total jembatan yang dibebani (meter)
Beban garis terpusat (BGT) dengan intensitas p kN/m harus ditempatkan tegak lurus
terhadap arah lalu lintas pada jembatan. Besarnya intensitas p adalah 49,0 kN/m. Untuk
mendapatkan momen lentur negatif maksimum pada jembatan menerus, BGT kedua
16
Kriteria Desain
yang identik ditempatkan pada posisi dalam arah melintang jembatan pada bentang
lainnya.
Beban "D" disusun pada arah melintang sedemikian rupa sehingga menimbulkan
momen maksimum. Penyusunan komponen-komponen BTR dan BGT dari beban "D"
secara umum dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Pembebanan truk “T” terdiri atas kendaraan truk semi-trailer yang mempunyai susunan
dan berat gandar seperti terlihat pada Gambar 1.2. Berat dari tiap-tiap gandar
disebarkan menjadi 2 beban merata sama besar yang merupakan bidang kontak
antara roda dengan permukaan lantai. Jarak antara 2 gandar tersebut bisa diubah-
ubah dari 4,0 m sampai dengan 9,0 m untuk mendapatkan pengaruh terbesar pada
arah memanjang jembatan.
17
Kriteria Desain
Besarnya BGT dari pembebanan lajur “D” dan beban roda dari pembebanan truk “T”
harus cukup agar terjadi interaksi antara kendaraan yang bergerak dengan jembatan
dengan dikali FBD. Besarnya nilai tambah dinyatakan dalam fraksi dari beban statis.
Untuk pembebanan “D”: FBD merupakan fungsi panjang bentang ekuivalen seperti
tercantum dalam Gambar 4.3. Untuk bentang tunggal panjang bentang ekuivalen
diambil sama dengan panjang bentang sebenarnya. Untuk bentang menerus
panjang bentang ekuivalen LE diberikan dengan rumus:
LE Lav . Lmax
…………………………. (14)
18
Kriteria Desain
dimana:
Lav = panjang bentang rata-rata dari kelompok bentang yang
disambungkan secara menerus.
Lmax = panjang bentang maksimum dalam kelompok bentang yang
disambungkan secara menerus.
Untuk pembebanan truk “T”, FBD diambil 30%. Nilai FBD digunakan pada seluruh
bagian bangunan yang berada diatas permukaan tanah. Untuk bagian bangunan
bawah dan pondasi yang berada di bawah garis permukaan, Nilai FBD harus
diambil sebagai peralihan linier dari nilai pada garis permukaan tanah sampai nol
pada kedalaman 2m. Untuk bangunan yang terkubur, seperti gorong-gorong dan
struktur baja-tanah, nilai FBD diambil tidak kurang dari 40% untuk kedalaman nol
dan tidak kurang dari 10% untuk kedalaman 2m. Untuk kedalaman antara bisa
diinterpolasi linier. Nilai FBD yang digunakan untuk kedalaman yang dipilih harus
diterapkan untuk bangunan seutuhnya.
19
Kriteria Desain
Variasi temperatur jembatan rata - rata digunakan dalam menghitung pergerakan pada
perletakan dan sambungan pelat lantai dan untuk menghitung beban akibat terjadinya
pengekangan dari pergerakan tersebut. Variasi temperatur rata-rata berbagai tipe
bangunan jembatan diberikan dalam Tabel 1.10.
20
Kriteria Desain
Gaya rem tersebut ditempatkan di semua lajur rencana yang dimuati dan yang berisi
lalu lintas dengan arah yang sama. Gaya ini diasumsikan bekerja secara horizontal
pada jarak 1800 mm diatas permukaan jalan pada masing-masing arah longitudinal
dan dipilih yang paling menentukan. Untuk jembatan yang dimasa depan akan
dirubah menjadi satu arah, maka semua lajur rencana dibebani secara simultan pada
saat menghitung besarnya gaya rem.
21
Kriteria Desain
Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang ditentukan berdasarkan perkalian
antara koefisien respons elastik (Csm) dengan berat struktur ekivalen yang kemudian
dimodifikasi dengan faktor modifikasi respons (Rd) dengan formulasi sebagai berikut:
Csm
EQ Wt
Rd …………………………. (15)
dimana
EQ gaya gempa horizontal statis (kN)
Csm koefisien respons gempa elastis
Rd faktor modifikasi respons
Wt berat total struktur terdiri dari beban mati dan beban hidup (kN)
Beban gempa yang direncanakan adalah gempa dengan periode ulang gempa 2500
tahun. Periode ulang gempa dapat direduksi menjadi 2/3 untuk bangunan yang tidak
krusial.
22
Kriteria Desain
Ketentuan tersebut tidak perlu ditinaju jika struktur jembatan sudah dilindungi dengan
salah satu pelindung sebagai berikut:
- Tanggul;
- Palang independen setinggi 1370 yang tahan tumbukan dipasang pada
permukaan tanah dalam jarak 3000 mm dari bagian jembatan yang ingin
dilindungi; atau
- Parapet dengan tinggi 1070 mm dipasang minimal 3000 mm dari bagian jematan
yang ingin dilindungi.
23
Kriteria Desain
dimana:
VS = kecepatan air rata-rata (m/s)
CD = koefisien seret (lihat Tabel 1.12)
AD = luas proyeksi pilar tegak lurus arah aliran dengan tinggi sama
dengan kedalaman aliran (lihat Gambar 1.4) (m2)
Tabel 1.12 Koefisien Seret (CD) dan Angkat (CL)untuk Berbagai Bentuk Pilar
24
Kriteria Desain
Gaya akibat tumbukan dengan batang kayu dihitung dengan menganggap bahwa
batang dengan massa minimum 2 ton hanyut pada kecepatan aliran rencana harus
bisa ditahan dengan gaya maksimum berdasarkan pada lendutan elastis ekivalen dari
pilar dengan rumus:
M (Va ) 2
TEF
d …………………………. (18)
dimana:
M = massa batang kayu sebesar + 2 ton
Va = kecepatan aliran permukaan (m/det).
Dalam hal tidak ada penyelidikan yang terperinci mengenai bentuk diagram
kecepatan di lokasi jembatan, Va bisa diambil 1,4 kali kecepatan rata - rata.
d = lendutan elastis ekuivalen (lihat Tabel 1.13) (m).
Gaya akibat tumbukan kayu dan benda hanyutan lainnya jangan diambil secara
bersamaan. Tumbukan batang kayu harus ditinjau secara bersamaan dengan gaya
angkat dan gaya seret. Untuk kombinasi pembebanan, tumbukan batang kayu harus
ditinjau sebagai aksi transient.
25
Kriteria Desain
1. Perkerasan jalan tol utama, jalan tol akses dan ramp adalah dengan:
26
Kriteria Desain
27
Kriteria Desain
Elemen geometri dalam perencanaan tempat istirahat pada jalan tol adalah:
1. Kecepatan rencana
2. Deselerasi dan akselerasi
3. Taper atau pelebaran jalur pada pelataran jalan tol
28
Kriteria Desain
Luas area kantor cabang ± 3000 m2, dimana bangunan-bangunan dan fasilitas yang berada pada
komplek kantor cabang, antara lain:
1. Kantor cabang (bangunan 2 lantai, luas total 400 m2)
2. Rumah dinas (2 buah, luas satu rumah 54,4 m2)
3. Kantin
4. Mesjid
5. Bengkel
6. Pos Polisi
7. Lapangan tenis
8. Lapangan Voli
9. Tempat parkir kapasitas 25 kendaraan (minimal)
Faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan pelataran dan gerbang tol, antara lain:
1. Jarak minimum gerbang tol kearah persimpangan jalan non tol adalah 200 meter.
2. Jarak minimum gerbang tol dengan overpass adalah 250 meter.
3. Kemiringan alinyemen horizontal pada pelataran tol, tidak boleh kurang dari 2% untuk
drainase.
4. Kemiringan melintang permukaan perkerasan pada pelataran tol adalah 1% - 2%.
5. Lebar lajur lalu lintas pada gerbang tol adalah 2,90 meter, sedangkan lebar lajur khusus
(lajur kiri) adalah 3, 50 meter.
29
Kriteria Desain
6. Lebar pulau tol (toll island) adalah 2,10 meter dengan panjang minimum 25 meter untuk lajur
searah dan 33 meter untuk lajur bolak batik.
7. Ketingian lantai pulau tol terdapat perkerasan lajur lalu lintas, minimum 25 cm.
8. Tinggi ruang bebas pada lajur lalu lintas (minimum) adalah 5,10 meter.
9. Lebar ruang bebas pada lajur lalu lintas (minimum) adalah 3,50 meter.
10. Ukuran gardu tol minimum:
- Lebar = 1,25 meter
- Panjang = 2,00 meter
- Tinggi = 2,50 meter
11. Kemiringan taper maksimum pada pelebaran lajur
- Pelataran tol barrier = 1:8
- Pelataran tol ramp = 1:5
- Jalan akses = 1:5
- Wilayah perkotaan = 1:3
12. Jumlah Kebutuhan Gardu Tol
Jumlah lajur atau jumlah gardu tol yang direncanakan akan ditentukan oleh 3 faktor, yaitu:
- Volume Lalu Lintas
- Waktu Pelayanan di Gardu Tol
- Standar pelayanan (jumlah antrian kendaraan yang diperkenankan)
Tipe kantor gerbang tol berkesesuaian dengan jumlah gardu yang tersedia dan dioperasikan
pada setiap gerbang tol. Berdasarkan jumlah gardu dan sistem pengumpulan tol, tipe kantor
gerbang tol dapat dikelompokkan menjadi 5 (lima) tipe dengan dimensi (luas bangunan) yang
berbeda.
Tabel 1.15 Klasifikasi Kantor Gerbang SIstem Tertutup
30
Kriteria Desain
7.1.2. Mekanikal
Perencanaan Mekanikal pada Jalan Tol Pandaan-Malang mengacu pada:
1. Pedoman Plambing Indonesia 1979;
2. Kepmen PU No.2/KPTS/1985, tentang Ketentuan Pencegahan Penanggulangan Kebakaran
pada Bangunan Gedung
3. Peraturan Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran dari Departemen
Pekerjaan Umum atau Perda setempat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Standar Kualitas Air Minum di Indonesia,
No.01 /BIRHUKMAS/1/1975;
5. American Society of Heating, Ventilation and Air Conditioning Engineer (ASHRAE)
31
Kriteria Desain
32
Kriteria Desain
33
Kriteria Desain
34
Kriteria Desain
Jenis material marka dijalan tol adalah material thermoplastic bercampur glassbeads dan
memenuhi persyaratan AASHTO m 249 - 79 (1990) atau yang setaraf. Sedangkan glassbeads
yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan AASHTOM247 atau yang setaraf.
Paku jalan sebagai tanda dari permukaan jalan tidak boleh menonjol lebih dari 15 mm diatas
permukaan jalan dan aplikasi paku jalan tersebut dilengkapi dengan reflector tidak boleh menonjol
lebih dari 40 mm diatas permukaaan jalan.
35
Kriteria Desain
9.1. Umum
Pengembangan perencanaan lansekap dikawasan Jalan Tol Pandaan-Malang merupakan
tuntutan yang sudah tidak dapat dihindari lagi karena pembangunan jalan tol tersebut akan
mengakibatkan adanya perubahan ekosistem pada kaswasan sekitar jalan tol. Oleh Karena itu,
perlu adanya suatu penanganan dan pengelolaan lingkungan yang baik (Environmental
Management), sehingga perencanaan yang dibuat akan memberikan kontribusi utama dalam
menciptakan kawasan jalan tol yang berwawasan lingkungan.
36
Kriteria Desain
2. Time - Saver Standards for Landscape Architects, Joseph De Chiara & John Hancock
Callender, Mc Graw - Hill Book Company, 1973.
3. Landscape Date, Ernst Neufert, Granada - Halsted Press, New York.
Didalam upaya untuk mendapatkan satu perencanaan, maka kawasan perencanaan dibagi
menjadi 3 bagian, berdasarkan pembagian jenis tingkat kecepatan, yaitu:
1. Zona Throughway (Kecepatan Tinggi)
2. Zona Ramp, SImpang Susun (Kecepatan Sedang)
3. Zona Gate (Kecepatan Rendah) / Rest Area
Tabel 1.17 Pembagian Zona Penanaman dan Jenis Tanaman pada Zona Troughway
(Kecepatan Tinggi)
37
Kriteria Desain
Tabel 1.18 Pembagian Zona Penanaman dan Jenis Tanaman pada Zona Gate & Rest Area
(Kecepatan Rendah)
Tabel 1.19 Pembagian Zona Penanaman dan Jenis Tanaman pada Zona Ramp & Interchange
(Kecepatan Sedang)
38
Kriteria Desain
39
Kriteria Desain
4. Pemeliharaan Jembatan:
- Bangunan Atas
- Bangunan Bawah
5. Pemeliharaan Bangunan Pelengkap
6. Pemeliharaan Sarana Pelengkap Jalan
7. Pemeliharaan Gedung
8. Pemeliharaan Lingkungan
40
Kriteria Desain
41
Kriteria Desain
42