Dosen:
Dr. Dwi Prasetyanto, Ir., MT.
Asisten:
Faisal Gerardo, ST., MT.
Disusun Oleh:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat-Nya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perancangan
Geometrik Jalan ini. Tujuan dari pembuatan tugas ini adalah agar setiap mahasiswa
mampu merancang geometri jalan baru dimulai dari merancang trase jalan,
merancang lengkung horizontal, merancang alinyemen vertical, dan
memperhitungkan galian timbunan sampai mengaplikasikan atau menggambarkan
hasil rancangan dan hitungan secara manual pada peta berdasarkan yang telah
ditugaskan serta memenuhi syarat kelulusan mata kuliah yang digunakan untuk
menambah wawasan konsep yang dipelajari selama kuliah.
Penulisan tugas ini tidak terlepas dari berbagai pihak yang membantu kami melalui
masukan-masukan dan kritik yang diberikan kepada kami. Kami mengucapkan
terima kasih khususnya kepada Dr. Dwi Prasetyanto, Ir., MT. serta kepada Faisal
Gerardo ST.,MT. yang telah membimbing kami mengerjakan tugas perancangan
geometri jalan ini sampai selesai.
Penulis menyadari adanya kekurangan dalam peyusunan tugas ini baik dari segi isi
maupun metode penulisannya. Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun sehingga tugas ini dapat menjadi lebih baik lagi. Sekian
dan terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN .........................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Perancangan Geometri Jalan ......................................................................... 1
1.2 Klasifikasi dan Lalu Lintas Jalan Raya ........................................................... 1
1.2.1 Umum.................................................................................................. 1
1.2.2 Lalu Lintas ........................................................................................... 2
1.2.3 Klasifikasi Jalan Raya .......................................................................... 3
1.3 Kriteria Perencanaan ...................................................................................... 5
1.3.1 Kendaraan Rencana ............................................................................. 5
1.3.2 Kecepatan Rencana .............................................................................. 9
1.3.3 Volume Lalu Lintas ........................................................................... 10
1.3.4 Jarak Pandang .................................................................................... 11
1.3.5 Alinyemen Horizontal ........................................................................ 12
1.3.6 Alinyemen Vertikal ............................................................................ 17
1.4 Perencanaan Galian dan Timbunan ............................................................... 20
1.5 Gorong-Gorong Persegi................................................................................ 21
BAB II PERANCANGAN GEOMETRIK JALAN
2.1 Desain Trase Jalan ....................................................................................... 22
2.2 Panjang Tangen Berdasarkan Koordinat ....................................................... 22
2.3 Perhitungan Sudut ∆ dan Sudut Azimut ........................................................ 22
2.4 Perhitungan Jarak Pandang Henti dan Jarak Pandang Mendahului ................ 23
2.5 Perencanaan Lengkung Horizontal ............................................................... 24
2.6 Perhitungan Pelebaran Jalan di Tikungan ..................................................... 28
2.7 Pemilihan Data Lengkung ............................................................................ 30
2.8 Penomoran Jalan (Stasioning) ...................................................................... 30
2.9 Gambar Diagram Superelevasi ..................................................................... 31
2.10 Perencanaan Lengkung Vertikal ................................................................. 32
Singkatan
AASHTO : American Association of State Highway and Transportation
Officials
ASTM : American Society for Testing and Material
inch : inci
Kg : kilogram
Kg/cm² : kilogram per senti meter persegi
m : meter
mm : millimeter
PERANCANGAN
GEOMETRIK JALAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Perancangan Geometri Jalan
Perencanaan geometrik adalah bagian dari perencanaan jalan dimana bentuk
dan ukuran yang nyata dari suatu jalan yang direncanakan beserta bagian-
bagiannya disesuaikan dengan kebutuhan serta sifat lalu lintas yang ada. Dalam
perencanaan jalan raya, bentuk geometriknya harus ditetapkan sedemikian
sehingga jalan yang bersangkutan dapat memberikan pelayanan yang optimal
kepada lalu lintas sesuai dengan fungsinya (PPGJR No.13/1970).
Tujuan dari perencanaan geometrik ini adalah untuk mendapatkan
keseragaman dalam merencanakan geometrik jalan antar kota, guna menghasilkan
geometrik jalan yang memberikan kelancaran, keamanan, dan kenyamanan bagi
pemakai jalan.
C. Jalan Penghubung
Jalan untuk keperluan aktivitas daerah yang juga dipakai sebagai jalan
penghubung antara jalan-jalan dari golongan yang sama atau yang
berlainan.
Dalam hubungannya dengan perencanaan geometriknya, ketika
golongan jalan tersebut dibagi dalam kelas-kelas yang penetapannya sangat
ditentukan oleh perkiraan besarnya lalu lintas yang diharapkan akan ada pada
jalan tersebut.
6. Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.
1.3 Kriteria Perencanaan
1.3.1 Kendaraan Rencana
Kendaraan Rencana adalah kendaraan yang dimensi dan radius putarnya
dipakai sebagai acuan dalam perencanaan geometrik. Untuk perencanaan, setiap
kelompok diwakili oleh satu ukuran standar. Dan ukuran standar kendaraan
rencana untuk masing-masing kelompok adalah ukuran terbesar yang mewakili
kelompoknya.
Berdasarkan dari bentuk, ukuran, dan daya dari kendaraan-kendaraan yang
mempergunakan jalan kendaraan-kendaraan tersebut dikelompokkan menjadi
dalam 3 kategori:
1. Kendaraan Kecil, diwakili oleh mobil penumpang;
2. Kendaraan Sedang, diwakili oleh truk 3 as tandem atau oleh bus besar 2 as;
3. Kendaraan Besar, diwakili oleh truk-semi-trailer.
Tabel 1.3 Dimensi Kendaraan Rencana
dapat diturunkan dengan syarat bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari 20
km/jam. Kecepatan rencana untuk masing-masing fungsi jalan dapat ditetapkan
dari Tabel 1.4.
Tabel 1 4 Kecepatan Rencana (VR ) Sesuai Klasifikasi Fungsi dan Kelas Jalan
Full Circle adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian suatu
lingkaran saja. Tikungan Full Circle hanya digunakan untuk R (jari-jari
tikungan) yang besar agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka
diperlukan superelevasi yang besar. Jari-jari tikungan untuk tikungan jenis
Full Circle ditunjukkan pada Tabel 1.8
Tabel 1 8 Jari-jari Tikungan yang Tidak Memerlukan Lengkung Peralihan
D. Superelevasi
Superelevasi adalah kemiringan melintang permukaan pada lengkung
horizontal. Superelevasi bertujuan untuk memperoleh komponen berat
kendaraan untuk mengimbangi gaya sentrifugal. Semakin besar
superelevasi, senakin besar komponen berat kendaraan yang diperoleh.
Superelevasi maksimum yang dapat dipergunakan pada suatu jalan raya
dibatasi oleh beberapa keadaan sebagai berikut:
1. Keadaan cuaca.
2. Jalan yang berada didaerah yang sering turun hujan.
3. Keadaan medan daerah datar nilai superelevasi lebih tinggi daripada daerah
perbukitan.
4. Keadaan lingkungan, perkotaan atau luar kota. Superelevasi maksimum
sebaiknya lebih kecil diperkotaan daripada luar kota.
5. Komposisi jenis kendaraan dari arus lalu linta.
Nilai-nilai e maksimum:
1. Untuk daerah licin atau berkabut, e maks= 8%.
2. Daerah perkotaan, e maks= 4-6 %
3. Dipersimpangan, e maks sebaiknya rendah, bahkan tanpa superelevasi
4. AASHTO menganjurkan, jalan luar kota untuk V rencana= 30 km/jam
e maks= 8%, V rencana > 30 km/jam e maks= 10%
5. Bina narga menganjurkan, e maks untuk jalan perkotaan= 6%
(Sumber:http://komunitassipilmenulis.blogspot.com/2010/06/superelevasi.html)
(Sumber: http://komunitassipilmenulis.blogspot.com/2010/06/superelevasi.html)
(Sumber: http://komunitassipilmenulis.blogspot.com/2010/06/superelevasi.html)
E. Pelebaran Perkerasan Jalan pada Tikungan
Pelebaran pada tikungan dilakukan untuk mempertahankan konsistensi
geometrik jalan agar kondisi operasional lalu lintas di tikungan sama dengan
di bagian lurus. Pelebaran jalan di tikungan mempertimbangkan:
1. Kesulitan pengemudi untuk menempatkan kendaraan tetap pada lajurnya.
2. Penambahan lebar (ruang) lajur yang dipakai saat kendaraan melakukan
gerakan melingkar. Dalam segala hal pelebaran di tikungan harus memenuhi
gerak perputaran kendaraan rencana sedemikian sehingga proyeksi
kendaraan tetap pada lajumya.
3. Pelebaran yang lebih kecil dari 0.6 meter dapat diabaikan.
F. Kebebasan Samping pada Tikungan
Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin
kebebasan pandangan pengemudi dari halangan benda-benda di sisi jalan
(daerah bebas samping). Daerah bebas samping dimaksudkan untuk
memberikan kemudahan pandangan di tikungan dengan membebaskan obyek-
obyek penghalang sejauh E (m), diukur dari garis tengah lajur dalam sampai
obyek penghalang pandangan sehingga persyaratan Jh dipenuhi. Pada tikungan
ini tidak selalu harus dilengkapi dengan kebebasan samping (jarak
pembebasan). Hal ini tergantung pada:
A. Jari-jari tikungan (R).
B. Kecepatan rencana (Vr) yang langsung berhubungan dengan jarak pandang
(S).
C. Keadaan medan lapangan.
keadaan naik dan bermuatan penuh (untuk itu digunakan sebagai kendaraan
standar), biasa nya juga disebut dengan profil/penampang memanjang jalan.
Perencanaan alinyemen vertikal sangat dipengaruhi oleh beberapa hal
antara lain:
a. Kondisi tanah dasar
b. Keadaan medan
c. Fungsi jalan
d. Muka air banjir
e. Muka air tanah
f. Kelandaian yang masih memungkinkan
Selain hal tersebut diata dalam perencanaan alinyemen vertikal akan
ditemui kelandaian positif (tanjakan) dan kelandaian negatif (turunan), sehingga
terdapat suatu kombinasi yang berupa lengkung cembung dan lengkung cekung
serta akan ditemui pula kelandaian = 0, yang bearti datar.
Gambar rencana suatu profil memanjang jalan dibaca dari kiri ke kanan,
sehingga landai jalan diberi tanda positif untuk pendakian dari kiri ke kanan, dan
landai negatif untuk penurunan dari kiri ke kanan.
A. Landai minimum
Untuk tanah timbunan yang tidak menggunakan kerb, maka lereng melintang
jalan dianggap sudah cukup untuk dapat mengalirkan air diatas badan jalan yang
selanjutnya dibuang ke lereng jalan.
Untuk jalan-jalan diatas tanah timbunan dengan medan datar dan menggunakan
kerb, kelandaian yang dianjurkan adalah sebesar 0,15%, yang dapat membantu
mengalirkan air dari atas badan jalan dan membuangnya ke saluran tepi atau saluran
pembuangan.
Sedangkan untuk jalan-jalan di daerah galian atau jalan yang memakai kerb,
kelandaian jalan minimum yang dianjurkan adalah 0,30 – 0,50 %. Lereng
melintang jalan hanya cukup untuk mengalirkan air hujan yang jatuh diatas badan
jalan, sedangkan landai jalan dibutuhkan untuk membuat kemiringan dasar saluran
samping, untuk membuang air permukaan sepanjang jalan.
B. Landai maksimum
Kelandaian maksimum dimaksudkan untuk menjaga agar kendaraan dapat
bergerak terus tanpa kehilangan kecepatan yang bearti. Kelandaian meksimum
didasarkan pada kecepatan truk yang bermuatan penuh dan mampu bergerak,
dengan penurunan kecepatan tidak lebih dari separuh kecepatan semula tanpa harus
menggunakan gigi rendah.
Tabel 1.9 Kelandaian Maksimum yang di Izinkan
Mencari Δ1 & Δ2
- ∆1 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑃𝐼1 ) = ⍺1 + ⍺2 = 1,064 + 15,157 = 16,221°
- ∆2 (𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑡𝑖𝑡𝑖𝑘 𝑃𝐼2 ) = ⍺1 + ⍺3 = 1,064 + 21,494 = 22,558°
Ls2
p= + Rc cos θs – Rc
6 Rc
422
= + 421 cos (3,062) – 421 = 0,200 m
6 (421)
1
Rc (1−cos 2 Δ1)
Ec = 1
cos Δ2
2
1
421 (1−cos 2 (21,968))
= 1 = 4,253 m
cos 2 (21,968)
Lc = 0,01745 Δ1 Rc
= 0,01745 × 21,968 × 114 = 119,166 m
Diperoleh data FC :
V = 80 km/jam 𝐿𝑐 = 119,166 m
Δ = 16,221 m e = 5,2 %
Rc = 421 m Ec = 4,253 m
Tc = 59,995 m 𝐿𝑠′ = 42 m
Ls2 472
p= + Rc cos θs – Rc = + 315 cos (4,274) – 315 = 0,292 m
6R 6 (315)
Ls2
k = Ls (1 − ) – Rc sin θs
40 Rc2
472
= 47 (1 − ) – 315 sin 4,274 = 23,498 m
40 (315)2
1
Es = (Rc + p) sec 2 Δ2 – Rc
22,558
= (315 + 0,292) sec ( ) – 315 = 3,796 m
2
1
Ts = (Rc + p) tan 2 Δ2 + k
22,558
= (315 + 0,292) tan ( ) + 23,498 = 86,379 m
2
θc
Lc = Rc π
180
14,01
= × 315 × π = 77,023 m
180
L = Lc + 2 Ls = 77,023+ 2(47) = 171,023 m
B = b + Rc1 - √R c1 2 − P 2
Td = √R c1 2 + A (2P + A) – Rc1
B = b + Rc1 - √R c1 2 − P 2
Td = √R c1 2 + A (2P + A) – Rc1
= 0 + 583,582 m
Titik ST = Sta SC + Ls
= 0 + (583,582 + 47)
= 0 + 630,582 m
Titik B = Sta SC – Ts + d3
= 0 + (630,582 – 86,379 + 242,892)
= 0 + 787,095 m
Lc = 77,023 m
Ls = 47 m Ls = 47 m
+ 5,8% CS
SC
Tepi kanan
TS ST
0% 0%
-8% -8%
Tepi kiri
-2% -2% - 5,8% -2% -2%
0% 0%
S = 54,018 m < L … OK
Kesimpulan : L yang dipilih untuk alinyemen vertical cekung adalah 60 m.
Elevasi Muka Jalan :
𝐴 1 𝐿1 (6,355)(80)
EV1 = = = 0,6355 m
800 800
Titik PPV1
Elv. muka jalan = Elv. PPV1 – EV1
= 491 – 0,6355
= +490,364
Titik PLV1
Elv. muka jalan = Elv. PPV1 – (g1 × 0,5L1)
= 491 – ((-4,739%) × 30)
= +492,185
Titik PTV1
Elv. muka jalan = Elv. PPV1 + (g2 × 0,5L1)
= 491 + (2,403% × 30)
= +491,720
Luas m2 Volume m3
Sta
galian timbunan galian timbunan
0+000 - 0+050 25,483 0 203,864 203,864
0+050 - 0+100 11,138 39,64 89,104 317,12
0+100 - 0+150 0 61,683 0 493,464
0+150 - 0+200 21,488 16,115 171,904 128,92
0+200 - 0+250 0 56,114 0 448,912
0+250 - 0+300 14,539 1,237 116,312 9,896
0+300 - 0+350 6,196 3,225 49,568 25,8
0+350 - 0+400 16,076 0 128,608 0
0+400 - 0+450 67,038 0 536,304 0
0+450 - 0+500 28,947 0 231,576 0
0+500 - 0+550 73,248 0 585,984 0
0+550 - 0+600 13,226 16,135 105,808 129,08
0+600 - 0+650 36,117 3,861 288,936 30,888
0+650 - 0+700 54,568 0 436,544 0
0+700 - 0+750 1,566 26,749 12,528 213,992
0+750 - 0+789 71,711 0 573,688 0
Jumlah 3530,728 2001,936
Tabel 3.4 Galian dan Timbunan
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari perencanaan geometrik dan tebal
perkerasan ini antara lain:
1. Jalan yang direncanakan pada proyek ini temasuk ke dalam jalan arteri
dimana panjang jalan 789,654 m dengan lebar perkerasan 2x4 m dan lebar
bahu 2x2 m.
2. Jalan ini dapat dilalui oleh kendaraan dengan kecepatan rencana jalan yaitu
80 km/jam
3. Pada jalan ini terdapat 2 tikungan diantaranya fullcircle dan spiral-circle-
spiral.
3.2 Saran
Dalam pembuatan laporan ini ada beberapa saran yang dapat penulis
sampaikan antara lain:
1. Dalam perencanaan geometrik jalan raya khususnya pada alinyemen
vertikal, perencanaan boleh menurunkan kecepatan rencana (Vr) pada
segmen atau titik tertentu untuk memberi keamanan dan kenyamanan bagi
para pengendara saat melewati ruas jalan tersebut.
2. Dalam perencanaan atau pembuatan suatu jalan harus berpedoman pada
standar yang berlaku dan disesuaikan dengan kebutuhan yang tidak
melupakan juga untuk keselamatan.
3. Dalam merencanakan atau menentukan permukaan tanah rencana
hendaknya tidak terlalu banyak memotong kontur sehingga dalam pekerjaan
galian dan timbunan tidak terlalu jauh berbeda dari permukaan tanah asli
sehingga dapat memperkecil biaya pekerjaan.
4. Dalam penulisan laoiran lebih teliti untuk penulisan atau bahasa. Dalam
perhitungan tikungan saran agar memilih Rc yang tepat agar tidak terjadi
overlap.