Anda di halaman 1dari 181

TUGAS BESAR

JALAN RAYA 1
PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

OLEH :

NAMA : DYLANTIANO SUGIH HARTO


NIM : 1806010177
KELAS :A

TEKNIK SIPIL
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2020
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
TEKNIK SIPIL

TUGAS BESAR
JALAN RAYA 1
(PERENCANAAN GEOMETRIK DAN TEBAL PERKERASAN JALAN)

DiberikanKepada :
NAMA : DYLANTIANO SUGIH HARTO
NIM : 1806010177
KELAS : A
Soal :
Pada gambar peta trase jalan, tampak kota A dan kota L akan dibuat jalan baru dengan umur
perencanaan ... tahun
Diminta :
1. Rencanakan geometrik jalan pada ruas jalan A-L !
2. Rencanakan perhitungan patok pada ruas jalan A-L !
3. Gambar potongan memanjang (profil memanjang) dengan skala :
- Jarak patok dengan skala, 0,5 cm : 25 m
- Jari-jari tikungan dengan skala 0,5 cm : 50 m
4. Gambar potongan melintang dengan skala 1 cm : 100 m
5. Perhitungan luasan dan volume dari timbunan dan galian tanah pada ruas jalan A-L !
6. Buat uraian tentang teknis pelaksanaan dari ruas jalan yang direncanakan

Kupang, ..................2020
Dosen Mata Kuliah

( Dr. Ir. Hj. Andi Kumalawati, MT )


NIP. 19631030 199412 2 001

ii
KARTU ASISTENSI

iii
KARTU ASISTENSI

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,atas segala kasih karunia dan hikmat akal
budi dari pada-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan TUGAS BESAR JALAN RAYA 1
ini.

Saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.Ir.Hj.Andi


Kumalawati,MT selaku dosen mata kuliah Jalan Raya 1 dan Juga kepada kaka asisten dosen
Yohanes Rupidara yang telah dengan sabar membimbing saya dalam pengerjaan sehingga dapat
menyelesaikan tugas besar ini dengan baik .dan Tak lupa juga saya menyampaikan terima kasih
kepada teman-teman angkatan 2018 yang telah mendukung dan memberikan masukan dalam
penyelesaian tugas besar ini.

Akhir kata,saya menyadari bahwa tugas besar ini masih jauh dari sempurna,oleh karena itu
kritik dan saran sangat saya harapkan demi penyempurnaan tugas besar ini.

Kupang, Mei 2020

Dylantiano Sugih Harto

v
DAFTAR ISI
Halaman Judul .............................................................................................................. i
Blanko Soal .................................................................................................................. ii
Kartu Asistensi ............................................................................................................ iii
Kata Pengantar .............................................................................................................v
Daftar Isi .................................................................................................................... vi
I Landasan Teori .......................................................................................................... 1
1.1 Elemen Perencanaan Geometrik jalan ................................................................... 1
1.1.1 Perencanaan Trase ..........................................................................................1
1.1.2 Pematokan Stationing .....................................................................................2
1.1.3 Alinyemen Horizontal .....................................................................................2
1.1.4Alinyemen Vertikal ..........................................................................................5
1.1.5 Profil Memanjang ...........................................................................................5
1.1.6 Profil Melintang ..............................................................................................7
1.1.7 Kemiringan Melintang Jalan ...........................................................................8
1.1.8 Pelebaran Jalan Pada tikungan .....................................................................11
1.1.9Jarak Pandang.................................................................................................13
II.Perencanaan Geometrik Jalan Raya ........................................................................15
2.1 Perhitungan Patok ...........................................................................................15
2.2 Profil Memanjang ...........................................................................................34
2.3 Perhitungan Luas dan volume .........................................................................36
2.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Luas dan Volume .........................................59
2.5 Perhitungan Lengkung peralihan ....................................................................77
2.6 Perhitungan Kemiringan Melintang Jalan ....................................................105
2.7 Perhitungan Pelebaran Jalan Pada Tikungan .................................................125
2.8 Perhitungan Jarak Pandang ............................................................................146
III.Teknis Pelaksanaan ..............................................................................................161
3.1 Pekerjaan Tanah Dasar .................................................................................161
3.2 Pekerjaan Galian ..........................................................................................161
3.3 Teknik Penggalian ........................................................................................161
3.4 Timbunan Tanah ...........................................................................................162

vi
3.5 Alat yang digunakan .....................................................................................162
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................169
LAMPIRAN

vii
I. LANDASAN TEORI

1.1 Elemen Perencanaan Geometrik Jalan


1.1.1 Standar Perencanaan Trase Jalan

Trase Jalan adalah garis rencana yang menghubungkan jalur tengah dari jalan yanga akan
dibuat. Perencanaan trase jalan dibuat berdasarkan kontur. Dengan demikian, perencanaan Trase
jalan dibuat berdasrkan yang ada (Silvia Sukirman,1999).

Sebelum membuat trase jalan yang akan direncanakan, maka terlebih dahulu kita beberapa
syarat, antara lain :

A. Syarat Ekonomis

1. Penarikan trase jalan yang tidak terlalu benyak memotong kontur, sehingga dapat
menghemat biaya dalam pelaksanaan pekerjaan galian dan timbunan nantinya.
2. Penyediaan material dan tenaga kerja yang diharapkan tidak terlalu jauh dari lokasi proyek
sehingga dapat menekan biaya.

B. Syarat Teknis

1. Keadaan Geografi, permukaan (medan) dari daerah-daerah yang akan dilalui oleh jalan
yang akan dibuat dapat dilihat dalam peta topografi. Peta ini perlu untuk menghindari sejauh
mungkin bukit-bukit, tanah yang berlereng terjal, tanah yang berawa-rawa dan lainya.
2. Keadaan Geologi, dari daerah yang akan dilalui, harus diperhatikan juga karena banyak
fakta yang menunjukan adanya bagian jalan yang rusak akibat pengaruh keadaan geologi
permukaan medan daerah yang akan dibuat, dapat dihindari daerah yang rawan.

1
1.1.2 Pematokan Stationing

Pematokan adalah plotting titik-titik penting,dari gambar rancangan geometric jalan,hasil


perencanaan ke lokasi nyata di lapangan.
Untuk menentukan titik atau stasiun awal,minimal diperlukan dua tonggak BM yang
ditetapkan di lapangan dengan koordinat yang diketahui.Pada saat pembuatan peta dasar
perencanaan harus ditanam 2 (dua) tonggak BM pada awal sumbu rencana jalan dengan posisi
koordinatnya diukur dan dihitung di lapangan.

1.1.3 Alinyemen Horizontal

Alinyemen Horisontal adalah proyeksi sumbu jalan pada bidang horizontal atau proyeksi
horisontal sumbu jalan tegak lurus bidang horisontal/kertas. Selain itu, alinyemen horisontal
merupakan trase jalan yang terdiri dari garis lurus dan garis lengkung. Garis lengkung
ditempatkan antara 2 garis lurus untuk mendapatkan perubahan jurusan yang bertahap.
Dalam perencanaan lengkung atau biasanya disebut tikungan, perlu diketahui
hubungan design speed - lengkung dan hubungan keduanya dengan superelevasi, yang
diturunkan dari rumus-rumus mekanika, dengan batasan-batasan praktis dan faktor-faktor yang
ditentukan secara empiris.
Elemen Perencanaan Alinyemen Horisontal :
- Landai Relatif
- Lengkung peralihan
Keuntungan adanya lengkung peralihan :
- Pengemudi mudah mengikuti lajur yang disediakan tanpa melintasi lajur lain yang
berdampingan
- Perubahan dari lereng jalan normal ke kemiringan sebesar superelevasi secara
berangsur-angsur sesuai gaya sentrifugal yang terjadi
- Memungkinkan mengadakan peralihan pelebaran jalan dari lurus ke tikungan
- Menambah keamanan dan kenyamanan bagi pengemudi karena kecil kemungkinan
keluar lajur

2
- Menambah keindahan bentuk jalan, sehingga tidak terkesan patah pada batasan
bagian lurus dan lengkung.

Gambar lengkung sesuai SN1 2004

1. Tikungan Spiral-Spiral

3
2. Tikungan Spiral-Circle-Spiral

3. Tikungan Full-Circle

4
1.1.4 Alinyemen Vertikal

Alinyemen vertikal merupakan perpotongan bidang vertikal dengan bidang perkerasan jalan
melalui sumbu jalan untuk jalan 2 lajur 2 arah atau melalui tepi dalam masing-masing perkerasan
untuk jalan dengan median. Atau disebut penampang memanjang jalan (terdiri landai dan
lengkung).

Perencanaan alinyemen vertical dipengaruhi oleh berbagai pertimbangan seperti :

1. Kondisi Tanah Dasar


2. Keadaan Medan
3. Fungsi Jalan
4. Muka Air Banjir
5. Muka Air Tanah
6. Kelandaian yang masih memungkinkan.

1.1.5 Profil Memanjang

Profil memanjang adalah media untuk mengetahui besarnya pekerjaan tanah dalam
perencanaan. dan untuk menentukan ketinggian titik-titik sepanjang garis rencana proyek,
sehingga dapat digambarkan irisan tegak keadaan permukaan tanah sepanjang garis rencana
proyek tersebut.
Perencanaan profil memanjang dibuat mengikuti ketinggian permukaan tanah asli. Tetapi
pada keadaan medan yang tidak memungkinka (tanjakan yang terlalu tinggi atau landai), perlu
diadakan penggalian dan timbunan.

Perhitungan untuk mengetahui profil memanjang

- Hitung Jarak Optis

5
dij = k * (BA-BB) sin2 v

Ket:
BA = bacaan benang atas (mm)
BB = bacaan benang bawah (mm)
V = sudut vertical (˚)
Dij = jarak optis (m)

Karena waterpass selalu berada dalam keadaan mendatar (90˚), sehingga sin2V selalu
bernilai satu, sehingga persamaan diatas berubah menjadi:

dij = k * (BA-BB)
Ket:
BA = bacaan benang atas (mm)
BB = bacaan benang bawah (mm)
Dij = jarak optis (m)

Penentuan jarak optis ini dapat juga digunakan untuk mengotrol benar atau
tidaknnya benang diafrgama.

- Hitung beda Tinggi

Δh = k * (BA-BB) * ½ sin 2V + (TA-BT)/1000

Ket:
Δh = Beda tinggi (mm)
BA = Bacaan benang atas (mm)
BT = Bacaan benang tengah (mm)
BB = Bacaan benang bawah (m)
V = Sudut vertical (˚)
I = Tinggi alat (m)

6
Karena alat waterpass selalu berada dalam keadaan mendatar (90˚) sehingga sin 2V
bernilai nol, maka persaman di atas menjadi:

Δh = (TA-BT)/1000

Apabila beda tinggi yang diperoleh bernilai negative, berarti titik dimana alat berdiri lebih tinggi
dari titik target. Dan apabila yang diperoleh bernilai positif, bearti titik taret yang lebih tinggi

- Hitung elevasi / ketinggian (h) masing-masing titik pengukuran :

HB = HA + ΔhAB

Ket:
HA = Elevasi titik acuan (m)
ΔhAB = Beda tinggi hasil pengukuran dari A dan B (m)
HB = Elevasi titik target (m)

1.1.6 Profil Melintang

Penampang melintang jalan merupakan potongan dalam arah melintang. Fungsinya, selain
untuk memperlihatkan bagian- bagian jalur jalan dan jug auntuk membantu menghitung
banyaknya tanah (m³) yang akan digunkan untuk menimbun jalan agar jalan yang dibuat itu
dapat sesuai dengan jalan yang direncanakan dengan menghitung luas profil melintanng jalan.

potongan/penampang melintang dari suatu areal pengukuran tanah arah melintang dari suatu
areal pengukuran tanah arah melintang yang memperlihatkan jarak dan elevansi tertentu.
Pengukuran profil melintang alat ditempatkan diatas setiap profil memanjang yang telah dihitung
ketinggian dan jarak antara titik ke titk . setiap pengukuran harus diambil siku terhadap profil
memanjang yang diarahkan kekiri dan kekanan dengan jarak sesui kebutuhan.

7
Pelaksanaan pengukuran profil melintang dilakukan dengan memerhatikan jarak antar
potongan melintang dibuat sama, sedangkan pengukuran kearah samping kiri dan kanan as jalur
memanjang lebarnya dapat ditentukan sesuai perencanaan dengan pita ukur misalnya pada jalan
raya, potongan melintang dibuat dari tepi yang satu ke tepi yang lain.

Dalam pelaksanaan pengukuran profil melintang diusahakan sedetail mungkin, artinya jarak
yang diambil dalam pengukuran profil melintang disesuaikan dengan kondisi medan. Bila
kondisi medan berbukit-bukit, maka jarak antar profil lebih pendek dibandingkan dengan kondisi
medan yang mendatar.

1.1.7 Kemiringan Melintang

Rumus yang digunakan untuk menghitung kemiringan melintang padasetiap tikungan


sama, yaitu:

Vt2 = 127 R (e+ fm)

8
Setelah mendapat hasil perhitungan pada kemiringan melintang , setelah itu gambar
kemiringan maksimum sesuai data yang didapat. Dengan menggunakan diagram superelevasi,
dapat ditentukan bentuk penampang melintang pada setiap titik di suatu lengkung horizontal
yang direncanakan.

Gambar sketsa 3 jenis tikungan :

- Tikungan Spiral-Spiral

9
- Tikungan Spiral-Circle-Spiral

10
- Tikungan Full-Circle

1.1. 8 Pelebaran Jalan-jalan Tikungan

Kendaraan yang bergerak dari tikungan, seringkali tidak dapat mempertahankan lintasannya
pada jalur yeng telah disediakan, disebabkan:

A .Pada waktu membelok yang diberikan sudut belokan hanya roda depan, sehingga lintasan
roda belakang menjalani lintasan lebih ke dalam dari roda depan

B .Jejak lintasan tidak lagi berhimpit, karena bemper depan dan belakang kendaraan
mempunyai lintasan yang berbeda antara roda depan dan roda belakang.

11
C .Pengemudi akan mengalami kesukaran dalam mempertahankan lintasannya untuk tetap
pada lajur jalannya,terutama pada tikungan-tikungan yang tajam atau pada kecepatan yang
tinggi. Untuk menghindari hal tersebut diatas, maka pada tikungan yang tajam perlu diadakan
pelebaran perkerasan jalan.

Secara praktis, perkerasan harus diperlebar, bila radius lengkungan lebih kecil dari
120cm, untuk mejaga agar, pandangan bebas kea rah samping terhadap kendaraan –kendaraan
lain; sedangkan pelebaran tidak diperlukan lagi bilamana kecepatan rencana kurang dari 30
km/jam.

Rumus yang digunakan:

B=n (b' + c) + (n - 1) Td + Z

Keterangan:
B= lebar perkerasan jalan
n= jumlah jalur lalulintas = 2
c= kebebasan samping
b= lebar lintas kendaraan pada tikungan

Nilai b’ dapat di cari dengan rumus:


0.5
b’= 2.4 + [R-(R²-P²)]

Dimana:
R= Jari jari
P= panjang kendaraan roda dua=6.1
Td= lebar lintasan akibat tanjakan depan

12
Bilai Td dapat dicari dengan rumus:

TD=[R2 + A (2P + A)]0.5- R

Dimana:
A= 1.2 m

Nilai Z dapat dicari dengan rumus:


0.105
Z = X VR
R0.5

Dimana:
Z= lebaran tambahan akibat kelalaian pengemudi (m)

1.1.9 Jarak Pandang

Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi,sedemikian
sehingga jika pengemudi melihat suatu halangan yang membahayakan,maka pengemudi dapat
melakukan sesuatu tindakan untuk menghindari bahaya tersebut dengan aman. Jarak pandang
terdiri dari :

-Jarak Pandang Henti (Jh)

Jh adalah jarak minimum yang diperlukan oleh setiap pengemudi untuk menghentikan
kendaraannya dengan aman begitu melihat adanya halangan di depan. Rumus Mecari Besar
Jarak Pandang Henti :

Untuk jalan datar:

13
Untuk jalan dengan kelandaian tertentu:

(L = kelandaian jalan dalam (%) dibagi 100 )

-Jarak Pandang Mendahului (Jd)

Jd adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan mendahului kendaraan lain di


depannya dengan aman sampai kendaraan tersebut kembali ke lajur semula. Rumus Mencari
Besar Jarak Pandang Mendahului :

Jd = d1+d2+d3+d4
-

-
-

Jarak kendaran menyiap di akhir gerakan dengan kendaraan di arah lawan.


Diambil 100-300 ft (1m = 3,28 ft)
Tabel nilai d3
VR, 5 65- 80- 95-
km/jam 0-65 80 95 110
d3 (m) 3
55 75 90
0

14
II. PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA

2.1 Perhitungan Patok

Tujuan dari perhitungan patok ini adalah untuk mendapatkan tinggi patok (tinggi stasiun),
jarak stasiun, jarak langsung, beda tinggi dari suatu patok dengan patok yang lain serta
kemiringan dari trase jalan yang telah direncanakan. Beda tinggi yang ada diperoleh berdasarkan
Tinggi Stasiun dari kontur yang ada.

15
16
TABEL PERHITUNGAN PATOK
NOM JAR TING KEMIRI
Lengkung Peralihan JENIS JARAK BEDA
OR AK GI NGAN
STAS STAS TIKUN LANGS PATO TINGG
R L %
IUN IUN GAN UNG K (m) I (m)
R ∆
Dala
dala dala Dalam (BC/A
m ∆/360* TS₂ - BT/IL*10
m m B*C
2∏R TS₁ 0
meter meter dera meter(
(m) (m) jat m) I)+TC)

A 0 95
25 0 0
1 25 95
25 0 0
2 50 95
25 0 0
3 75 95
25 0 0
4 100 95
25 0 0
5 125 95
25 0 0
6 150 95
25 0 0
7 175 95
25 0 0
8 200 95
25 0 0
9 225 95
25 0 0
10 250 95
25 -1 -4
11 275 94
25 0 0
12 300 94
25 0 0
13 325 94
25 0 0

17
14 350 94
25 0 0
15 375 94
25 0 0
16 400 94
25 0 0
17 425 94
25 0 0
18 450 94
25 0 0
19 475 94
25 0 0
20 500 94
25 0 0
21 525 94
25 0 0
22 550 94
25 0 0
23 575 94
25 0 0
24 600 94
25 0 0
25 625 94
25 0 0
26 650 94
25 -1 -4
27 675 93
25 0 0
28 700 93
25 0 0
29 725 93
25 0 0
30 750 93
25 0 0
31 775 93
25 0 0
32 800 93
25 0 0
33 825 93
25 0 0
34 850 93

18
25 0 0
35 875 93
25 0 0
36 900 93
25 0 0
37 925 93
25 0 0
38 950 93
25 0 0
39 975 93
25 0 0
40 1000 93
25 0 0
41 1025 93
25 0 0
42 1050 93
25 0 0
43 1075 93
25 0 0
44 1100 93
25 0 0
45 1125 93
25 0 0
46 1150 93
25 0 0
47 1175 93
25 0 0
48 1200 93
25 0 0
198,92
49 520 22 S-S 1225 93
88889
25 0 0
50 1250 93
25 0 0
51 1275 93
25 0 0
52 1300 93
25 0 0
53 1325 93
25 0 0
500 24 2512 S-S
54 1350 93
25 0 0

19
55 1375 93
25 0 0
56 1400 93
25 0 0
57 1425 93
25 0 0
58 1450 93
25 0 0
59 1475 93
25 0 0
60 1500 93
25 0 0
61 1525 93
25 0 0
62 1550 93
25 0 0
63 1575 93
25 0 0
64 1600 93
25 0 0
65 1625 93
25 0 0
66 1650 93
25 -1 -4
67 1675 92
25 0 0
68 1700 92
25 0 0
69 1725 92
25 0 0
70 1750 92
25 -1 -4
71 1775 91
25 0 0
72 1800 91
25 0 0
73 1825 91
25 0 0
74 1850 91
25 0 0
75 1875 91

20
25 0 0
76 1900 91
25 0 0
77 1925 91
25 0 0
78 1950 91
25 0 0
79 1975 91
25 0 0
80 2000 91
25 0 0
81 2025 91
25 0 0
82 2050 91
25 0 0
83 2075 91
25 0 0
84 2100 91
25 0 0
85 2125 91
25 0 0
86 2150 91
25 -1 -4
87 2175 90
25 0 0
88 2200 90
25 0 0
89 2225 90
25 0 0
90 2250 90
25 0 0
91 2275 90
25 0 0
92 2300 90
25 0 0
93 2325 90
25 0 0
94 2350 90
25 0 0
95 2375 90
25 0 0

21
96 2400 90
25 0 0
97 2425 90
25 0 0
209,33
98 500 24 S-S 2450 90
33333
25 0 0
99 2475 90
25 0 0
100 2500 90
25 0 0
101 2525 90
25 0 0
102 2550 90
25 0 0
103 2575 90
25 0 0
104 2600 90
25 1 4
105 2625 91
25 0 0
106 2650 91
25 0 0
107 2675 91
25 0 0
108 2700 91
25 0 0
109 2725 91
25 0 0
110 2750 91
25 0 0
111 2775 91
25 0 0
112 2800 91
25 720 36 452,16 S-C-S 0 0
113 2825 91
25 0 0
114 2850 91
25 0 0
115 2875 91
25 0 0
116 2900 91

22
25 1 4
117 2925 92
25 0 0
118 2950 92
25 0 0
119 2975 92
25 0 0
120 3000 92
25 0 0
121 3025 92
25 0 0
122 3050 92
25 0 0
123 3075 92
25 0 0
124 3100 92
25 0 0
125 3125 92
25 0 0
126 3150 92
25 0 0
127 3175 92
25 0 0
128 3200 92
25 0 0
129 3225 92
25 0 0
130 3250 92
25 0 0
131 3275 92
25 0 0
132 3300 92
25 0 0
133 3325 92
720 32 401,92 S-C-S
25 0 0
134 3350 92
25 0 0
135 3375 92
25 0 0
136 3400 92
25 0 0

23
137 3425 92
25 0 0
138 3450 92
25 0 0
139 3475 92
25 0 0
140 3500 92
25 0 0
141 3525 92
25 -1 -4
142 3550 91
25 0 0
143 3575 91
25 0 0
144 3600 91
25 0 0
145 3625 91
25 0 0
146 3650 91
25 0 0
435,41
147 780 32 S-C-S 3675 91
33333
25 0 0
148 3700 91
25 0 0
149 3725 91
25 0 0
150 3750 91
25 1 4
151 3775 92
25 0 0
152 3800 92
25 1 4
153 3825 93
25 0 0
154 3850 93
25 0 0
155 3875 93
25 0 0
156 3900 93
25 0 0
157 3925 93

24
25 0 0
158 3950 93
25 0 0
159 3975 93
25 0 0
160 4000 93
25 0 0
161 4025 93
25 0 0
162 4050 93,0
25 0 0
163 4075 93
25 0 0
164 4100 93
25 0 0
165 4125 93
429,83
25 770 32 S-C-S 0 0
11111
166 4150 93
25 0 0
167 4175 93
25 0 0
168 4200 93
25 0 0
169 4225 93
25 0 0
170 4250 93
25 0 0
171 4275 93
25 0 0
172 4300 93
25 0 0
173 4325 93
25 -1 -4
174 4350 92
25 0 0
175 4375 92
25 0 0
176 4400 92
25 0 0
177 4425 92
25 0 0

25
178 4450 92
25 0 0
179 4475 92
25 0 0
180 4500 92
25 0 0
181 4525 92
25 0 0
182 4550 92
25 0 0
183 810 40 565,2 S-C-S 4575 92
25 0 0
184 4600 92
25 0 0
185 4625 92
25 0 0
186 4650 92
25 0 0
187 4675 92
25 0 0
188 4700 92
25 0 0
189 4725 92
25 0 0
190 4750 92
25 0 0
191 4775 92
25 0 0
192 4800 92
25 0 0
193 4825 92
25 0 0
194 4850 92
25 0 0
195 4875 92
25 0 0
196 4900 92
25 0 0
197 4925 92
25 0 0
198 4950 92

26
25 0 0
199 4975 92
25 0 0
200 5000 92
25 0 0
201 5025 92
25 0 0
202 5050 92
25 0 0
203 5075 92
25 0 0
204 5100 92
25 0 0
205 5125 92
25 0 0
206 5150 92
25 0 0
207 5175 92
25 0 0
208 5200 92
25 1 4
209 5225 93
25 0 0
210 5250 93
25 1 4
211 5275 94
25 0 0
212 5300 94
25 1 4
213 5325 95
25 0 0
214 5350 95
184,21
25 480 22 S-S 0 0
33333
215 5375 95
25 0 0
216 5400 95
25 0 0
217 5425 95
25 0 0
218 5450 95
25 0 0

27
219 5475 95
25 0 0
220 5500 95
25 0 0
221 5525 95
25 -1 -4
222 5550 94
25 0 0
223 5575 94
25 0 0
224 5600 94
25 0 0
225 5625 94
25 0 0
226 5650 94
25 0 0
227 5675 94
25 0 0
228 5700 94
25 -1 -4
229 5725 93
25 0 0
230 5750 93
25 0 0
231 5750 93
25 0 0
232 5800 93
25 0 0
233 5825 93
25 0 0
234 5850 93
25 0 0
235 5875 93
25 0 0
438,90
236 740 34 S-C-S 5900 93
22222
25 0 0
237 5925 93
25 0 0
238 5950 93
25 0 0
239 5975 93

28
25 0 0
240 6000 93
25 0 0
241 6025 93
25 0 0
242 6050 93
25 0 0
243 6075 93
25 0 0
244 6100 93
25 0 0
245 6125 93
25 -1 -4
246 6150 92
25 0 0
247 6175 92
25 0 0
248 6200 92
25 0 0
249 6225 92
25 0 0
250 6250 92
25 0 0
251 6275 92
25 0 0
252 6300 92
25 0 0
253 6325 92
25 0 0
254 6350 92
25 0 0
255 6375 92
25 0 0
256 6400 92
25 0 0
257 6425 92
25 0 0
720 32 401,92 S-C-S
258 6450 92
25 0 0
259 6475 92
25 0 0

29
260 6500 92
25 0 0
261 6525 92
25 0 0
262 6550 92
25 0 0
263 6575 92
25 0 0
264 6600 92
25 -1 -4
265 6625 91
25 0 0
266 6650 91
25 0 0
267 6675 91
25 0 0
268 6700 91
25 0 0
269 6725 91
25 0 0
270 6750 91
25 0 0
271 6775 91
25 0 0
272 6800 91
25 -1 -4
273 6825 90
25 0 0
274 6850 90
25 0 0
275 6875 90
25 810 40 565,2 S-C-S -1 -4
276 6900 89
25 0 0
277 6925 89
25 -1 -4
278 6950 88
25 0 0
279 6975 88
25 0 0
280 7000 88

30
25 0 0
281 7025 88
25 0 0
282 7050 88
25 0 0
283 7075 88
25 0 0
284 7100 88
25 0 0
285 7125 88
25 0 0
286 7150 88
25 0 0
287 7175 88
25 0 0
288 7200 88
25 0 0
289 7225 88
25 0 0
290 7250 88
25 0 0
291 7275 88
25 1 4
292 7300 89
25 0 0
293 7325 89
25 0 0
294 7350 89
25 0 0
295 7375 89
25 0 0
296 7400 89
25 0 0
297 7425 89
25 512,86 0 0
700 42 S-C-S
298 66667 7450 89
25 0 0
299 7475 89
25 0 0
300 7500 89
25 0 0

31
301 7525 89
25 0 0
302 7550 89
25 0 0
303 7575 89
25 -1 -4
304 7600 88
25 0 0
305 7625 88
25 0 0
306 7650 88
25 0 0
307 7675 88
25 0 0
308 7700 88
25 -1 -4
309 7725 87
25 0 0
310 7750 87
25 1 4
311 7775 88
25 0 0
312 7800 88
25 0 0
313 7825 88
25 0 0
314 7850 88
25 0 0
315 7875 88
25 0 0
316 7900 88
25 0 0
317 7925 88
25 0 0
898,73
318 920 56 F-C 7950 88
77778
25 0 0
319 7975 88
25 0 0
320 8000 88
25 0 0
321 8025 88

32
25 0 0
322 8050 88
25 0 0
323 8075 88
25 0 0
324 8100 88
25 0 0
325 8125 88
25 0 0
326 8150 88
25 0 0
327 8175 88
25 0 0
328 8200 88
25 0 0
329 8225 88
25 0 0
330 8250 88
25 0 0
331 8275 88
25 0 0
332 8300 88
25 0 0
333 8325 88
25 0 0
334 8350 88
25 0 0
335 8375 88
25 0 0
336 8400 88
25 0 0
337 8425 88
25 0 0
338 8450 88
25 0 0
339 8475 88
25 0 0
340 8500 88
25 0 0
341 8525 88
25 0 0

33
342 8550 88
25 0 0
343 8575 88
25 0 0
344 8600 88
25 0 0
345 8625 88
25 0 0
346 8650 88
25 0 0
347 8675 88
25 0 0
K 8700 88

2.2 Profil Memanjang

Profil memanjang merupakan suatu potongan/penampang suatu areal arah memanjang


yang mempunyai jarak dan elevansi.
Pembuatan profil memanjang sangat bergantung pada profil memanjang jalan.Profil
melintang merupakan gambaran detail dari daerah galian dan timbunan.Dalam penentuan
ukuran-ukuran pada jalan,diambil pada daerah jalan kolektor mengacu pada kondisi yang ideal
dengan VLHR (Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata) 3=10 smp/hari,dimana diperoleh data dari
daftar Standar Perencanaan Geometrik Jalan sebagai berikut :
a) Kecepatan Rencana : 40 km/jam
b) Lebar daerah penguasaan minimum : 30 m
c) Lebar perkerasan : 2 x 3,50 m
d) Lebar bahu jalan : 2,5 m – 3,0 m
e) Lereng melintang perkerasan :2%
f) Lereng melintang bahu :6%

34
A-213 95-95
A - 213 = X 100 = X 100 = 0,00%
Jarak A-213 5325
K-213 90-88
K - 272 = X 100 = X 100 = 11%
Jarak K - 213 1875
A- K 95-88
A-K = X 100 = X 100 = 8%
Jarak A - K 8700

Lereng melintang yang paling maksimum Dari K-272 , digunakan kemiringan maksimum 11 %
Lereng melintang yang paling maksimum Dari A - K, digunakan kemiringan maksimum 8 %

Berdasarkan syarat kelandaian maksimum, maka dipakai kemiringan 8 % => 8 %


yang merupakan daerah pegunungan

dari daftar standar perencanaan geometrik untuk daerah pegunungan

1. kecepatan rencana (VR) = 40


2. lebar daerah penguasaan = 30
3. Lebar perkerasan = 2 x 3.5 = 7 m
4. Lebarbahu = 2,5
5. Lerengmelintangperkerasan = 2%
6. Lereng melintang bahu = 6%
7. miring tikungan maksimum = 10%
8. jari jarilengkunganminimum = 50%
9. landai maksimum = 8%

35
2.3 Perhitungan Luas dan Volume

2.3.1 Perhitungan Luas Galian

Dari profil melintang jalan dapat dihitung luas tanah yang akan digali. Luas tanah yang
digali dapat diperoleh dari perkalian antara beda tinggi dengan lebar daerah manfaat jalan,
ditambah dengan luasan galian untuk membuat saluran drainase dan luasan galian untuk
membuat kemiringan badan dan bahu jalan. (contoh perhitungan luasan galian dapat dilihat pada
bab selanjutnya).

2.3.2 Perhitungan Volume Galian

Dari profil memanjang jalan dapat dilihat bentuk dari pekerjaan galian yang akan
dikerjakan dengan bentuk galian ini, apakah segitiga, persegi atau trapesium dapat dihitung
volume galian yang akan dikerjakan volume galian yang akan dikerjakan dapat diperoleh dengan
menghitung luas galian yang dapat dilihat dari profil memanjang, dengan sisi-sisi bangun
tersebut adalah luas galian dan lebarnya adalah jarak stasiun. Sebagai contoh : jika bentuk galian
segitiga maka:

volume galiannya = ( luas galian 1+ luas galian 2 / 2 ) x jarak stasiun

36
DAERAH DATAR

Contoh : Patok A
Tinggi Asli = 95 m
Tinggi Rencana = 93 m
Beda Tinggi = 0 m

1.0 1.0 0.5 1.0 1.5 3.5 3.5 1.5 1.0 0.5 1.0 1.0

A O A
f B e d c B b a a' b' B c' d' e' B f'
2% 2%
5% 5%
1:

1:
1

1
1:

1:
1

1
C C C C

Keterangan
OA = 2% x 3.5 = 0,07 m
OB = 0.07 + ( 5% x 1.5 ) = 0,145 m
OC = 0.145 + ( 100% x 1 ) = 1,145 m

PERHITUNGAN LUASAN GALIAN DAERAH DATAR

Luas Galian Daerah Datar :


La = 0 + ( 0 + 0,07 ) * 3,5 = 0,12 m2

2
Lb = * 1,5 = 0,16 m2
0,07 + ( 0 + 0,145 )
2
Lc = * 1,0 = 0,65 m2
0,145 + ( 0 + 1,145 )
2
Ld = 1,145 * 0,5 = 0,57 m2
Le = * 1,0 = 0,65 m2
0,145 + ( 0 + 1,145 )
2
Lf = 0,145 * 1,0 = 0,15 m2

Jumlah = 2,29 m2

Luas Total = 2 * 2,29 = 4,58 m2 ( Daerah Datar )

37
PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAERAH DATAR

Volume Galian Daerah Datar :


V = 4,58 * 25 = 114,56 m3 ( Daerah Datar )

38
DAERAH GALIAN
No. Patok : 11,12,13,14,15,16

contoh:patok 11
Tinggi Asli = 94 m
Tinggi Rencana = 93 m
Beda Tinggi = 1 m

1.0 1.0 0.5 1.0 1.5 3.5 3.5 1.5 1.0 0.5 1.0 1.0

f e d c b a a' b' c' d' e' f'

1m

O
A A
B B 2% 2% B B
5% 5%
1:

1:
1

1
1:

1:
1

1
C C C C

Keterangan
OA = 2% x 3.5 = 0,07 m
OB = 0.07 + ( 5% x 1.5 ) = 0,145 m
OC = 0.145 + ( 100% x 1 ) = 1,145 m
PERHITUNGAN LUASAN GALIAN
Luas Galian :
La = 1 + ( 1 + 0,07 ) * 3,5 = 3,62 m2
2
Lb = 1,07 + ( 1 + 0,145 ) * 1,5 = 1,66 m2
2
Lc = 1,145 + ( 1 + 1,145 ) * 1,0 = 1,65 m2
2
Ld = 2,145 * 0,5 = 1,07 m2
Le = 1,145 + ( 1 + 1,145 ) * 1,0 = 1,65 m2
2
Lf = 1,145 * 1,0 = 1,15 m2 +
Jumlah = 10,79 m2
Luas Total = 2 * 10,79 = 21,58 m2

39
PERHITUNGAN VOLUME GALIAN
V10-11 = 38,58 + 21,58 * 25 = 752,06 m3
2
V11-V12 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V12-13 = 21,58 * 25 = 539,56 m3


V13-14 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V14-15 = 21,58 * 25 = 539,56 m3


V15-16 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

DAERAH GALIAN
No. Patok
:17,18,19,20,21,22,23,24,25,67,68,69,70,117,118,119,120,121,122,123,124,125,126,127,128,129,130

V16-17 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V17-18 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V18-19 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V19-20 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V20-21 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V21-22 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V22-23 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V23-24 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V24-25 = 21,58 * 25 = 539,56 m3


V25-26 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V26-27 = 21,58 * 25 = 269,78 m3

40
V66-67 = 4,58 + 21,58 * 25 = 327,03 m3

2
V67-68 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V68-69 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V69-70 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V70-71 = 21,58 * 25 = 269,78 m3

V116-117 = 4,58 + 21,58 * 25 = 327,03 m3

2
V117-118 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V118-119 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V120-121 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V121-122 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V122-123 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V123-124 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V124-125 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V125-126 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V126-127 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V127-128 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

41
V128-129 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V129-130 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

DAERAH GALIAN
No. Patok
:131,132,133,134,135,136,137,138,139,140,141,153,154,155,156,157,158,159,160,161,162,163,164,165,
166,167,168,169,170,171,

V130-131 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V131-132 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V132-133 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V133-134 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V134-135 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V135-136 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V136-137 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V138-139 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V139-140 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V141-142 = 21,58 * 25 = 269,78 m3


2
V152-153 = 4,58 + 21,58 * 25 = 327,03 m3

2
V153-154 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V154-155 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

42
V155-156 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V156-157 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V157-158 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V158-159 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V159-160 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V160-161 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V161-162 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V163-164 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V164-165 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V165-166 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V166-167 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V167-168 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V168-169 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V169-170 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V170-171 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

43
DAERAH GALIAN
No. Patok
:172,173,209,210,229,230,231,232,234,235,236,237,238,239,240,241,242,243,244,245,276,277,292,293

V171-172 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V172-173 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V173-174 = 21,58 * 25 = 269,78 m3

2
V208-209 = 21,58 * 25 = 269,78 m3

2
V209-210 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V210-211 = 38,58 + 21,58 * 25 = 752,06 m3

2
V228-229 = 38,58 + 21,58 * 25 = 752,06 m3

2
V229-230 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V230-231 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V232-233 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V233-234 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V234-235 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V235-236 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V236-237 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V237-238 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

44
V238-239 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V239-240 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V241-242 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V242-243 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V243-244 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V244-245 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V245-246 = 21,58 * 25 = 269,78 m3

2
V275-276 = 38,58 + 21,58 * 25 = 752,06 m3

2
V276-277 = 21,58 + 38,58 * 25 = 752,06 m3

2
V277-278 = 21,58 * 25 = 269,78 m3

2
V291-292 = 4,58 + 21,58 * 25 = 327,03 m3

2
V292-293 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

45
DAERAH GALIAN
No. Patok : 294,295,296,297,298,299,300,301,302,303

V293-294 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V294-295 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V295-296 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V296-297 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V297-298 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V298-299 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V299-300 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V300-301 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V301-302 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V302-303 = 21,58 * 25 = 539,56 m3

V303-304 = 21,58 * 25 = 269,78 m3

46
DAERAH GALIAN
No. Patok :A,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,211,212,222,223,224,225,226,227,228
Contoh Patok = 1
Tinggi Asli = 95 m
Tinggi Rencana = 3 m
Beda Tinggi = 2 m

1.0 1.0 0.5 1.0 1.5 3.5 3.5 1.5 1.0 0.5 1.0 1.0

f e d c b a a' b' c' d' e' f'

2m

O
A A
B B 2% 2% B B
5% 5%
1:

1:
1

1
1:

1:
1

1
C C C C

Keterangan
OA = 2% x 3.5 = 0,07 m
OB = 0.07 + ( 5% x 1.5 ) = 0,145 m
OC = 0.145 + ( 100% x 1 ) = 1,145 m

PERHITUNGAN LUASAN GALIAN


Luas Galian :

La = 2 + ( 2 + 0,07 ) * 3,5 = 7,12 m2

2
Lb = 2,07 + ( 2 + 0,145 ) * 1,5 = 3,16 m2

2
Lc = 2,145 + ( 2 + 1,145 ) * 1,0 = 2,65 m2

47
Ld = 3,145 * 0,5 = 1,57 m2
Le = 2,145 + ( 2 + 1,145 ) * 1,0 = 2,65 m2

Lf = 2,145 * 1,0 = 2,15 m2

Jumlah = 19,29 m2

Luas Total = 2 * 19,29 = 38,58 m2

PERHITUNGAN VOLUME GALIAN

VA-1 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V1-2 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V2-3 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V3-4 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V4-5 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V5-6 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V6-7 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V7-8 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V8-9 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V9-10 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V10-11 = 38,58 * 25 = 482,28 m3

48
V210-211 = 38,58 * 25 = 482,28 m3

V211-212 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V212-213 = 38,58 + 55,58 * 25 = 1177,06 m3

V221-222 = 38,58 + 55,58 * 25 = 1177,06 m3

V222-223 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V223-224 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V224-225 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V225-226 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V226-227 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V227-228 = 38,58 * 25 = 964,56 m3

V228-229 = 38,58 + 55,58 * 25 = 1177,06 m3

49
DAERAH GALIAN
No. Patok :213,214,215,216,217,218,219,220,221
contoh:patok 213
Tinggi Asli = 95 m
Tinggi Rencana = 92 m
Beda Tinggi = 3 m

Keterangan
OA = 2% x 3.5 = 0,07 m
OB = 0.07 + ( 5% x 1.5 ) = 0,145 m
OC = 0.145 + ( 100% x 1 ) = 1,145 m

PERHITUNGAN LUASAN GALIAN


Luas Galian :
La = 3 + ( 3 + 0,07 ) * 3,5 = 10,62 m2
2
Lb = 3,07 + ( 3 + 0,145 ) * 1,5 = 4,66 m2
2
Lc = 3,145 + ( 3 + 1,145 ) * 1,0 = 3,65 m2
2
Ld = 4,145 * 0,5 = 2,07 m2
Le = 3,145 + ( 3 + 1,145 ) * 1,0 = 3,65 m2
2
Lf = 3,145 * 1,0 = 3,15 m2 +
Jumlah = 27,79 m2

Luas Total = 2 * 27,79 = 55,58 m2

50
PERHITUNGAN VOLUME GALIAN
V212-213 = 38,58 + 55,58 * 25 = 1177,03 m3
2
V213-214 = 55,58 * 25 = 1389,56 m3
V214-215 = 55,58 * 25 = 1389,56 m3
V215-216 = 55,58 * 25 = 1389,56 m3
V216-217 = 55,58 * 25 = 1389,56 m3
V217-218 = 55,58 * 25 = 1389,56 m3
V218-219 = 55,58 * 25 = 1389,56 m3
V219-220 = 55,58 * 25 = 1389,56 m3
V220-221 = 55,58 * 25 = 1389,56 m3

+ 55,58 * 25 = 1177,03 m3
V221-222 = 38,58

51
DAERAH TIMBUNAN
No. Patok :
87,88,89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99,100,101,102,103,104,265,266,267,268,269,270,271,272,309,310
Contoh : Patok 265
Tinggi Asli = 91 m
Tinggi Rencana = 92 m
Beda Tinggi = 1 m

Beda Tinggi (BT) = 1


Lebar badan 3, (Tabel Geometrik Jalan Raya Sekunder
jalan (La) = 5 m Kelas II B )
Lebar Bahu Jalan 1, [Direktorat Jendral Binamarga No.038/TBM/1997;tabel II.7] dan
(Lb) = 5 m [RSNI T- 14 - 2004 tabel 9]
RSNI T- 14 - 2004 butir
Kemiringan jalan = 2 % 5.6.5
Kemiringan bahu RSNI T- 14 - 2004 butir
jalan = 5 % 5.6.6
Lebar Saluran
Samping/Drainase (BC) = 1 m

Keteranga
n
OA = 2% x 3.5 = 0,07 m
0.07 + ( 5% x
OB = = 0,145 m
1.5 )
0.145 + ( 100x
OC = = 1,145 m
1)

PERHITUNGAN LUASAN TIMBUNAN

Luas
Timbunan:

3,
La = 1 + ( 1 - 0,07 ) * = 3,38 m2
5
2
1,
Lb = 0,93 + ( 1 - 0,145 ) * = 1,34 m2
5

52
2
1,
Lc = 0,855 + ( 1 - 1,145 ) * = 0,36 m2
0
2
0,
Ld = 0,145 * = 0,07 m2
5
1,
Le = 0,855 + ( 1 - 1,145 ) * = 0,36 m2
0
2

1,
Lf = 0,855 * = 0,86 m2 +
0
Juml
= 6,35 m2
ah

6,
Luas Total = 2 * = 12,71 m2
35

PERHITUNGAN VOLUME TIMBUNAN

m
V86-87 = 12,71 * 25 = 158,84 3

2
m
V87-88 = 12,71 * 25 = 317,69
3

m
V88-89 = 12,71 * 25 = 317,69
3

m
V89-90 = 12,71 * 25 = 317,69
3

m
V90-91 = 12,71 * 25 = 317,69
3

m
V91-92 = 12,71 * 25 = 317,69
3

m
V92-93 = 12,71 * 25 = 317,69
3

m
V93-94 = 12,71 * 25 = 317,69
3

53
DAERAH TIMBUNAN
No. Patok :
87,88,89,90,91,92,93,94,95,96,97,98,99,100,101,102,103,104,265,266,267,268,269,270,271,272,309,31
0

V94-95 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V95-96 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V96-97 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V97-98 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V98-99 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V99-100 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V100-101 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V101-102 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V102-103 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V103-104 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V104-105 = 12,71 * 25 = 158,84 m3


2
V264-265 = 12,71 * 25 = 158,84 m3
2
V265-266 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V266-267 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V267-268 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

54
V268-269 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V269-270 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V270-271 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V271-272 = 12,71 * 25 = 317,69 m3

V272-273 = 29,42 + 12,71 * 25 = 526,56 m3


2
V308-309 = 12,71 * 25 = 158,84 m3
2
V309-310 = 12,71 * 25 = 158,84 m3
2
V310-311 = 12,71 * 25 = 158,84 m3
2

55
DAERAH TIMBUNAN
No. Patok : 273,274,275
Contoh : Patok 273
Tinggi Asli = 90 m
Tinggi Rencana = 92 m
Beda Tinggi = 2 m

Beda Tinggi
(BT) = 1
Lebar badan 3, (Tabel Geometrik Jalan Raya
jalan (La) = 5 m Sekunder Kelas II B )
Lebar Bahu 1, [Direktorat Jendral Binamarga No.038/TBM/1997;tabel
Jalan (Lb) = 5 m II.7] dan [RSNI T- 14 - 2004 tabel 9]
Kemiringan RSNI T- 14 - 2004
jalan = 2 % butir 5.6.5
Kemiringan RSNI T- 14 - 2004
bahu jalan = 5 % butir 5.6.6
Lebar Saluran
Samping/Drainase
(BC) = 1 m

Keteran
gan
2% x
OA = = 0,07 m
3.5
0.07 + ( 5%
OB = = 0,145 m
x 1.5 )
0.145 + (
OC = = 1,145 m
100% x 1 )

56
PERHITUNGAN LUASAN TIMBUNAN

Luas
Timbun
an:

La = 2 + ( 2 - 0,07 ) * 3,5 = 6,88 m2

2
0,14
Lb = 1,93 + ( 2 - ) * 1,5 = 2,84 m2
5
2
1,85 1,14
Lc = + ( 2 - ) * 1,0 = 1,36 m2
5 5
2
0,85 0,
Ld = * = 0,43 m2
5 5
1,85 1,14
Le = + ( 2 - ) * 1,0 = 1,36 m2
5 5
2

1,85 1,
Lf = * = 1,86 m2 +
5 0
Ju
14,7
mla = m2
1
h

14
Luas 29,4
= 2 * ,7 = m2
Total 2
1

57
PERHITUNGAN VOLUME TIMBUNAN

29
V272- 526,
= 12,7 + ,4 * 25 = m3
273 56
1 2
2
V273- 367,
= 29,42 * 25 = m3
274 72
2
V274- 367,
= 29,42 * 25 = m3
275 72
2
V275- 367,
= 29,42 * 25 = m3
276 72
2

58
2.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Luas dan Volume

TABEL PERHITUNGAN LUAS DAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN


NO Luas (m²) JARAK Volume (m³)
PATOK Galian Timbunan PATOK (m) Galian Timbunan
A 38,58
25 964,56
1 38,58
25 964,56
2 38,58
25 964,56
3 38,58
25 964,56
4 38,58
25 964,56
5 38,58
25 964,56
6 38,58
25 964,56
7 38,58
25 964,56
8 38,58
25 964,56
9 38,58
25 964,56
10 38,58
25 482,28
11 21,58
25 539,56
12 21,58
25 539,56
13 21,58
25 539,56
14 21,58
25 539,56
15 21,58
25 539,56
16 21,58
25 539,56
17 21,58

59
25 539,56
18 21,58
25 539,56
19 21,58
25 539,56
20 21,58
25 539,56
21 21,58
25 539,56
22 21,58
25 539,56
23 21,58
25 539,56
24 21,58
25 539,56
25 21,58
25 539,56
26 4,58
25 269,78
27 4,58
25 114,5
28 4,58
25 114,5
29 4,58
25 114,5
30 4,58
25 114,5
31 4,58
25 114,5
32 4,58
25 114,5
33 4,58
25 114,5
34 4,58
25 114,5
35 4,58
25 114,5
36 4,58
25 114,5
37 4,58
25 114,5

60
38 4,58
25 114,5
39 4,58
25 114,5
40 4,58
25 114,5
41 4,58
25 114,5
42 4,58
25 114,5
43 4,58
25 114,5
44 4,58
25 114,5
45 4,58
25 114,5
46 4,58
25 114,5
47 4,58
25 114,5
48 4,58
25 114,5
49 4,58
25 114,5
50 4,58
25 114,5
51 4,58
25 114,5
52 4,58
25 114,5
53 4,58
25 114,5
54 4,58
25 114,5
55 4,58
25 114,5
56 4,58
25 114,5
57 4,58
25 114,5
58 4,58

61
25 114,5
59 4,58
25 114,5
60 4,58
25 114,5
61 4,58
25 114,5
62 4,58
25 114,5
63 4,58
25 114,5
64 4,58
25 114,5
65 4,58
25 114,5
66 4,58
25 327,03
67 21,58
25 539,56
68 21,58
25 539,56
69 21,58
25 539,56
70 21,58
25 269,78
71 4,58
25 114,5
72 4,58
25 114,5
73 4,58
25 114,5
74 4,58
25 114,5
75 4,58
25 114,5
76 4,58
25 114,5
77 4,58
25 114,5
78 4,58
25 114,5

62
79 4,58
25 114,5
80 4,58
25 114,5
81 4,58
25 114,5
82 4,58
25 114,5
83 4,58
25 114,5
84 4,58
25 114,5
85 4,58
25 114,5
86 4,58
25 158,84
87 12,71
25 317,69
88 12,71
25 317,69
89 12,71
25 317,69
90 12,71
25 317,69
91 12,71
25 317,69
92 12,71
25 317,69
93 12,71
25 317,69
94 12,71
25 317,69
95 12,71
25 317,69
96 12,71
25 317,69
97 12,71
25 317,69
98 12,71
25 317,69
99 12,71

63
25 317,69
100 12,71
25 317,69
101 12,71
25 317,69
102 12,71
25 317,69
103 12,71
25 317,69
104 12,71
25 158,84
105 4,58
25 114,5
106 4,58
25 114,5
107 4,58
25 114,5
108 4,58
25 114,5
109 4,58
25 114,5
110 4,58
25 114,5
111 4,58
25 114,5
112 4,58
25 114,5
113 4,58
25 114,5
114 4,58
25 114,5
115 4,58
25 114,5
116 4,58
25 327,03
117 21,58
25 539,56
118 21,58
25 539,56
119 21,58
25 539,56

64
120 21,58
25 539,56
121 21,58
25 539,56
122 21,58
25 539,56
123 21,58
25 539,5
124 21,58
25 539,5
125 21,58
25 539,5
126 21,58
25 539,5
127 21,58
25 539,5
128 21,58
25 539,5
129 21,58
25 539,5
130 21,58
25 539,5
131 21,58
25 539,50
132 21,58
25 539,50
133 21,58
25 539,50
134 21,58
25 539,50
135 21,58
25 539,50
136 21,58
25 539,50
137 21,58
25 539,50
138 21,58
25 539,5
139 21,58
25 539,5
140 21,58

65
25 539,5
141 21,58
25 269,78
142 4,58
25 114,5
143 4,58
25 114,5
144 4,58
25 114,5
145 4,58
25 114,5
146 4,58
25 114,5
147 4,58
25 114,5
148 4,58
25 114,5
149 4,58
25 114,5
150 4,58
25 114,5
151 4,58
25 114,5
152 4,58
25 327,03
153 21,58
25 539,5
154 21,58
25 539,5
155 21,58
25 539,5
156 21,58
25 539,5
157 21,58
25 539,5
158 21,58
25 539,5
159 21,58
25 539,5
160 21,58
25 539,5

66
161 21,58
25 539,5
162 21,58
25 539,5
163 21,58
25 539,5
164 21,58
25 539,5
165 21,58
25 539,5
166 21,58
25 539,5
167 21,58
25 539,5
168 21,58
25 539,5
169 21,58
25 539,5
170 21,58
25 539,5
171 21,58
25 539,5
172 21,58
25 539,5
173 21,58
25 269,78
174 4,58
25 114,5
175 4,58
25 114,5
176 4,58
25 114,5
177 4,58
25 114,5
178 4,58
25 114,5
179 4,58
25 114,5
180 4,58
25 114,5
181 4,58

67
25 114,5
182 4,58
25 114,5
183 4,58
25 114,5
184 4,58
25 114,5
185 4,58
25 114,5
186 4,58
25 114,5
187 4,58
25 114,5
188 4,58
25 114,5
189 4,58
25 114,5
190 4,58
25 114,5
191 4,58
25 114,5
192 4,58
25 114,5
193 4,58
25 114,5
194 4,58
25 114,5
195 4,58
25 114,5
196 4,58
25 114,5
197 4,58
25 114,5
198 4,58
25 114,5
199 4,58
25 114,5
200 4,58
25 114,5
201 4,58
25 114,5

68
202 4,58
25 114,5
203 4,58
25 114,5
204 4,58
25 114,5
205 4,58
25 114,5
206 4,58
25 114,5
207 4,58
25 114,5
208 4,58
25 269,78
209 21,58
25 539,56
210 21,58
25 752,06
211 38,58
25 964,56
212 38,58
25 1177,06
213 55,58
25 1389,56
214 55,58
25 1389,56
215 55,58
25 1389,56
216 55,58
25 1389,56
217 55,58
25 1389,56
218 55,58
25 1389,56
219 55,58
25 1389,56
220 55,58
25 1389,56
221 55,58
25 1177,03
222 38,58

69
25 964,56
223 38,58
25 964,56
224 38,58
25 964,56
225 38,58
25 964,56
226 38,58
25 964,56
227 38,58
25 964,56
228 38,58
25 1177,06
229 12,58
25 539,56
230 12,58
25 539,56
231 12,58
25 539,56
232 12,58
25 539,56
233 12,58
25 539,56
234 12,58
25 539,56
235 12,58
25 539,56
236 12,58
25 539,56
237 12,58
25 539,56
238 12,58
25 539,56
239 12,58
25 539,56
240 12,58
25 539,56
241 12,58
25 539,56
242 12,58
25 539,56

70
243 12,58
25 539,56
244 12,58
25 539,56
245 12,58
25 269,78
246 4,58
25 114,5
247 4,58
25 114,5
248 4,58
25 114,5
249 38,58
25 114,5
250 4,58
25 114,5
251 4,58
25 114,5
252 4,58
25 114,5
253 4,58
25 114,5
254 4,58
25 114,5
255 4,58
25 114,5
256 4,58
25 114,5
257 4,58
25 114,5
258 4,58
25 114,5
259 4,58
25 114,5
260 4,58
25 114,5
261 4,58
25 114,5
262 4,58
25 114,5
263 4,58

71
25 114,5
264 4,58
25 158,84
265 12,42
25 317,69
266 12,42
25 317,69
267 12,42
25 317,69
268 12,42
25 317,69
269 12,42
25 317,69
270 12,42
25 317,69
271 12,42
25 317,69
272 12,42
25 526,56
273 29,42
25 367,72
274 29,42
25 367,72
275 29,42
25 752,06
276 21,58
25 752,06
277 21,58
25 269,78
278 4,58
25 114,5
279 4,58
25 114,5
280 4,58
25 114,5
281 4,58
25 114,5
282 4,58
25 114,5
283 4,58
25 114,5

72
284 4,58
25 114,5
285 4,58
25 114,5
286 4,58
25 114,5
287 4,58
25 114,5
288 4,58
25 114,5
289 4,58
25 114,5
290 4,58
25 114,5
291 4,58
25 327,03
292 21,58
25 539,56
293 21,58
25 539,56
294 21,58
25 539,56
295 21,58
25 539,56
296 21,58
25 539,56
297 21,58
25 539,56
298 21,58
25 539,56
299 21,58
25 539,56
300 21,58
25 539,56
301 21,58
25 539,56
302 21,58
25 539,56
303 21,58
25 269,78
304 4,58

73
25 114,5
305 4,58
25 114,5
306 4,58
25 114,5
307 4,58
25 114,5
308 4,58
25 158,84
309 12,42
25 158,84
310 12,42
25 158,84
311 4,58
25 114,5
312 4,58
25 114,5
313 4,58
25 114,5
314 4,58
25 114,5
315 4,58
25 114,5
316 4,58
25 114,5
317 4,58
25 114,5
318 4,58
25 114,5
319 4,58
25 114,5
320 4,58
25 114,5
321 4,58
25 114,5
322 4,58
25 114,5
323 4,58
25 114,5
324 4,58
25 114,5

74
325 4,58
25 114,5
326 4,58
25 114,5
327 4,58
25 114,5
328 4,58
25 114,5
329 4,58
25 114,5
330 4,58
25 114,5
331 4,58
25 114,5
332 4,58
25 114,5
333 4,58
25 114,5
334 4,58
25 114,5
335 4,58
25 114,5
336 4,58
25 114,5
337 4,58
25 114,5
338 4,58
25 114,5
339 4,58
25 114,5
340 4,58
25 114,5
341 4,58
25 114,5
342 4,58
25 114,5
343 4,58
25 114,5
344 4,58
25 114,5
345 4,58

75
25 114,5
346 4,58
25 114,5
347 4,58
25 114,5
K 4,58
25 114,5
ΣTOTAL 4142,47 441,195 106647,3 9839,554

76
2.5. Perhitungan Lengkung Peralihan

Lengkung peralihan adalah lengkung yang disisipkan diantara bagian lurus dan bagian
lengkung yang berjari-jari tetap. Fungsinya adalah untukmengantisipasi perubahan alinyemen
jalan dari bentuk lurussampai bagian lengkung jalan dengan jari-jari tetap sehingga gaya
sentrifugal yang terjadi pada kendaraan saat melewati tikungan berubah secara berangsur, baik
saat masuk tikungan maupun keluar tikungan. Lengkung peralihan terdiri dari lengkung-
lengkung lingkaran pendek dengan jari-jari yang berbeda panjangnya, akan tetapi dapat
dihubungkan menjadi suatu garis lengkung yang lancer.

Lengkung peralihan (L) diperoleh dengan rumus:


L  *2  R
360

Perhitungan Lengkung Peralihan


Patok 47 - 51 (Spiral - Spiral)

Diketahui :
VR = 40 km/jam
R = 520 m
Δ = 22 °
Δ 22
θs = = = 11 °
2 2

2 θs
Ls = x 2*πR
360
2 x 11 52
= x 2π x
360 0

= 199,56 m

77
Dari Tabel 2 dengan θs = 11
diperoleh :
k
=
* 0,4993795
p
=
* 0,0162394

maka : K = k* x Ls
199,5
= 0,4993795 x 6
= 99,66 m
P = p* x Ls
199,5
= 0,0162394 x 6
= 3,24 m
( R+P ) tg1/2Δ +
TS = K
52 3,2 t 1 99,6
= ( 0 + 4 ) g 1 + 6
= 201,37 m
( R+P )
ES = - R
Cos 1/2Δ
520 + 3,24 52
= -
Cos 11 0

= 13,03 m

Jadi,
Ltotal = 2 * Ls
199,5
= 2 * 6
= 399,13 m

78
KETERANGAN
40
R km/jam
R 520 m
Δ 22°
θs 11°
Ls 199,56
Ts 201,37
Es 13,03
P 3,24
K 99,66
Lt 399,13

79
Perhitungan Lengkung Peralihan
Patok 96- 100 (Spiral - Spiral)

Diketahui :
VR = 40 km/jam
R = 500 m
Δ = 24 °

Δ 24
θs = = = 12 °
2 2

2 θs
Ls = x 2*πR
360
2 x 12 50
= x 2π x
360 0

= 209,33 m

Dari Tabel 2 dengan θs = 12


diperoleh :
k = 0,499260
p = 0,0177462

maka : K = k* x Ls
209,3
= 0,499260 x 3
= 104,51 m
P = p* x Ls
209,3
= 0,0177462 x 3
= 3,71 m
( R+P ) tg1/2Δ +
TS = K
50 3,7 t 1 104,5
= ( 0 + 1 ) g 2 + 1
= 211,58 m
( R+P )
ES = - R
Cos 1/2Δ
500 + 3,71 50
= -
Cos 12 0
= 14,97 m

80
Jadi,
Ltotal = 2 * Ls
209,3
= 2 * 3
= 418,67 m

KETERANGAN
40
VR km/jam
R 500 m
Δ 24°
θs 12°
Ls 209,33
Ts 211,58
Es 14,97
P 3,71
K 104,51
Lt 418,67

81
Perhitungan Lengkung Peralihan
Patok 53- 58 (Spiral - Spiral)

Diketahui :
VR = 40 km/jam
R = 500 m
Δ = 24 °

θs = Δ = 24 = 12 °
2 2

Ls = 2 θs x 2*πR
360
= 2 x 12 x 2π x 500
360
= m
209,33

Dari Tabel 2 dengan θs = 12 diperoleh :


k = 0,499260
p = 0,0177462

maka : K = k* x Ls
= 0,499260 x 209,33
= 104,51 m
P = p* x Ls
= 0,0177462 x 209,33
= 3,71 m
TS = ( R+P ) tg1/2Δ + K
= ( 500 + 3,71 ) tg 12 + 104,51
= 211,58 m
ES = ( R+P ) - R
Cos 1/2Δ
= 500 + 3,71 - 500
Cos 12
= 14,97 m

Jadi,
Ltotal = 2 * Ls
= 2 * 209,33
= 418,67 m

82
KETERANGAN
40
VR km/jam
R 500 m
Δ 24°
θs 12°
Ls 209,33
Ts 211,58
Es 14,97
P 3,71
K 104,51
Lt 418,67

83
Perhitungan Lengkung Peralihan
Patok 212 - 217 (Spiral - Spiral)

Diketahui :
VR = 40 km/jam
R = 480 m
Δ = 22 °
Δ 22
θs = = = 11 °
2 2

2 θs
Ls = x 2*πR
360
2 x 11
= x 2π x 480
360
= 184,21 m

Dari Tabel 2 dengan θs = 11 diperoleh :


k* = 0,4993795
p* = 0,0162394

maka : K = k* x Ls
= 0,4993795 x 184,21
= 91,99 m
P = p* x Ls
= 0,0162394 x 184,21
= 2,99 m
TS = ( R+P ) tg1/2Δ + K
= ( 480 + 2,99 ) tg 11 + 91,99
= 185,88 m
( R+P )
ES = - R
Cos 1/2Δ
480 + 2,99
= - 480
Cos 11
= 12,03 m

Jadi,
Ltotal = 2 * Ls
= 2 * 184,21
= 368,43 m

84
KETERANGAN
40
VR km/jam
R 480 m
Δ 22°
θs 11°
Ls 184,21
Ts 185,88
Es 12,03
P 2,99
K 91,99
Lt 368,43

85
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 109-117,130-138,143-151,162-169,178-188,233-241,256-264,271-280,295-306
(Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 36 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 720 m [ Tabel perhitungan patok ]
[ Lampiran 2 VR min (hal.
VR = 50 km/jam
239)]
[ Lampiran 2 Buku JR1
Ls = 45 m
(hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
720 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,46875 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,79 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 256 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 37 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 407,18 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 497,18 m

86
KETERANGAN
R 720 m
Δ 36°
θs 1,84°
Ls 45 m
Ts 256 m
Es 37 m
P 0,12 m
K 22,50 m
Xs 45,00 m
Ys 0,48 m

87
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 130-138(Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 32 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 720 m [ Tabel perhitungan patok ]
VR = 50 km/jam [ Lampiran 2 VR min (hal. 239)]
Ls = 45 m [ Lampiran 2 Buku JR1 (hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
720 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,46875 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,79 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 229 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 29 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 356,94 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 446,94 m

88
KETERANGAN
R 720 m
Δ 32°
θs 1,61°
Ls 45 m
Ts 298 m
Es 46 m
P 0,11 m
K 22,50 m
Xs 45,00 m
Ys 0,42 m

89
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 143-151 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 32 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 780 m [ Tabel perhitungan patok ]
VR = 50 km/jam [ Lampiran 2 VR min (hal. 239)]
Ls = 45 m [ Lampiran 2 Buku JR1 (hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
780 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,4326923 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,84 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 223 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 28 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 345,78 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 435,78 m

90
KETERANGAN
R 780 m
Δ 32°
θs 1,84°
Ls 45 m
Ts 223 m
Es 28 m
P 0,12 m
K 22,50 m
Xs 45,00 m
Ys 0,48 m

91
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 162-169 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 32 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 770 m [ Tabel perhitungan patok ]
VR = 50 km/jam [ Lampiran 2 VR min (hal. 239)]
Ls = 45 m [ Lampiran 2 Buku JR1 (hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
770 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,4383117 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,84 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 223 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 28 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 345,78 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 435,78 m

92
KETERANGAN
R 770 m
Δ 32°
θs 1,84°
Ls 45 m
Ts 223 m
Es 28 m
P 0,12 m
K 22,50 m
Xs 45,00 m
Ys 0,48 m

93
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 178-188 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 40 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 810 m [ Tabel perhitungan patok ]
VR = 50 km/jam [ Lampiran 2 VR min (hal. 239)]
Ls = 45 m [ Lampiran 2 Buku JR1 (hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
810 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,4166667 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,84 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 223 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 28 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 345,78 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 435,78 m

94
KETERANGAN
R 810 m
Δ 40°
θs 1,84°
Ls 45 m
Ts 223 m
Es 28 m
P 0,12 m
K 22,50 m
Xs 45,00 m
Ys 0,48 m

95
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 233-241 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 34 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 740 m [ Tabel perhitungan patok ]
VR = 50 km/jam [ Lampiran 2 VR min (hal. 239)]
Ls = 45 m [ Lampiran 2 Buku JR1 (hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
740 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,4560811 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,84 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 223 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 28 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 345,78 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 435,78 m

96
KETERANGAN
R 740 m
Δ 34°
θs 1,84°
Ls 45 m
Ts 223 m
Es 28 m
P 0,12 m
K 22,50 m
Xs 45,00 m
Ys 0,48 m

97
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 256-264 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 32 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 720 m [ Tabel perhitungan patok ]
VR = 50 km/jam [ Lampiran 2 VR min (hal. 239)]
Ls = 45 m [ Lampiran 2 Buku JR1 (hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
720 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,46875 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,84 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 223 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 28 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 345,78 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 435,78 m

98
KETERANGAN
R 720 m
Δ 32°
θs 1,84°
Ls 45 m
Ts 223 m
Es 28 m
P 0,12 m
K 22,50 m
Xs 45,00 m
Ys 0,48 m

99
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 271-280 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 40 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 810 m [ Tabel perhitungan patok ]
VR = 50 km/jam [ Lampiran 2 VR min (hal. 239)]
Ls = 45 m [ Lampiran 2 Buku JR1 (hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
810 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,4166667 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,84 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 223 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 28 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 345,78 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 435,78 m

100
LENGKUNG PERALIHAN
Patok 295-306 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui :

Δ = 42 ° [ Tabel perhitungan patok ]


R = 700 m [ Tabel perhitungan patok ]
VR = 50 km/jam [ Lampiran 2 VR min (hal. 239)]
Ls = 45 m [ Lampiran 2 Buku JR1 (hal.239)]
e = 0,02

R e Ls
819 0,02 45
700 0,02 45
716 0,02 45

Perhitungan Paramter- Paramteter Lengkung Peralihan :


Xs = 45,00 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.8]
Ys = 0,4821429 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.9]
Өs = 1,84 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.10]
P = 0,12 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.11]
k = 22,50 [ Buku JR1 hal. 74; pers.4.12]

Ts = (R+ p) tan ½ Δ + k [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.13]


= 223 m

Es = (R + p)
R [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.14]
cos ½ Δ
= 28 m

Lc = (Δ - 2Өs)
xπxR [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.15]
180
= 345,78 m

Ltotal = Lc + 2Ls [ Buku JR1 hal. 75; pers.4.16]


= 435,78 m

101
KETERANGAN
R 7000 m
Δ 42°
θs 1,84°
Ls 45 m
Ts 223 m
Es 28 m
P 0,12 m
K 22,50 m
Xs 45,00 m
Ys 0,48 m

102
Perhitungan Lengkung Peralihan
Patok 315 - 331 ( Full Circle )

Diketahui :
Δ = 56 °
R = 920 m
VR = 40 km/jam
1/2ΔC = 0,5 x 56 = 28 ( Direncanakan dengan tikungan Full Circle )

Lc = 2Δπ x R
360
2 x 56 x 3,14
= x 920
360

= 898,7377778 > 20 m
Ts = R tg 1/2 Δ
= 920 x tg 28

= 489,17 m
R
Et = - R
Cos 1/2 Δ
920
= - 920
Cos 28
= 121,96 m
Ts 489,17268
R = = = 920 m ( OK )
Tg 1/2 Δ Tg 28

103
KETERANGAN
R 920 m
Δ 56°
Lc 898,7378
Tc 489
Ec 122

104
2.6 Perhitungan Kemiringan Melintang Jalan

Rumus yang digunakan untuk menghitung kemiringan melintang pada setiap tikungan
sama, yaitu;
Vt2 = 127 R (e+ fm)

Setelah mendapat hasil perhitungan pada kemiringan melintang , setelah itu gambar
kemiringan maksimum sesuai data yang didapat. Dengan menggunakan diagram superelevasi,
dapat ditentukan bentuk penampang melintang pada setiap titik di suatu lengkung horizontal
yang direncanakan.

KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 47-51 ( Spiral - Spiral)
Diketahui : VR = 40 km/jam
R = 520 m
e = 0,1
fm = 0,166
Ditanya : Em = ......?
Jawab :

Menghitung Vt

Vt = 132,54 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

105
BesarSudut 22 (SS)
Patok : 47-51

106
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 53 - 58 ,96 - 100 ( Spiral - Spiral)

Diketahui : VR = 40 km/jam
R = 500 m
e = 0,1
fm = 0,166
Ditanya : Em = ......?
Jawab :
Menghitung Vt

Vt = 129,97 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

107
BesarSudut 24 (SS)
Patok : 53-58,96-100

108
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 212-217 ( Spiral - Spiral)

Diketahui : VR = 40 km/jam
R = 480 m
e = 0,1
fm = 0,166
Ditanya : Em = ......?
Jawab :

Menghitung
Vt

Vt = 127,34 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

109
BesarSudut 22 (SS)
Patok : 212-217

110
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 109-117,130-138,256-264 (Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam
R = 720 m
e = 0,1
fm = 0,160
Ditanya : Em = ......?
Jawab :

Menghitung Vt

Vt = 154,19 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

111
BesarSudut 32 (SCS)
Patok : 109-117,130-138,256-264

112
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 143-151 (Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam
R = 780 m
e = 0,1
fm = 0,160
Ditanya : Em = ......?
Jawab :

Menghitung Vt

Vt = 160,49 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

113
BesarSudut 32 (SCS)
Patok : 143-151

114
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 162-169 (Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam
R = 770 m
e = 0,1
fm = 0,160
Ditanya : Em = ......?
Jawab :

Menghitung Vt

Vt = 159,45 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

115
BesarSudut 32(SCS)
Patok : 162-169

116
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 178-188,271-280 (Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam
R = 810 m
e = 0,1
fm = 0,160
Ditanya : Em = ......?
Jawab :

Menghitung Vt

Vt = 163,54 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

117
BesarSudut 40 (SCS)
Patok : 178-188,271-280

118
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 233-241(Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam
R = 740 m
e = 0,1
fm = 0,160
Ditanya : Em = ......?
Jawab :

Menghitung Vt

Vt = 156,32 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

119
BesarSudut 34 (SCS)
Patok : 233-241

120
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 295-306(Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam
R = 700 m
e = 0,1
fm = 0,160
Ditanya : Em = ......?
Jawab :

Menghitung Vt

Vt = 152,03 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

121
BesarSudut 42 (SCS)
Patok : 295-306

122
KEMIRINGAN MELINTANG
Patok 315-331 ( full-circle)

Diketahui : VR = 40 km/jam
R = 920 m
e = 0,1
fm = 0,166
Ditanya : Em = ......?
Jawab :
Menghitung Vt

Vt = 176,29 km/jam

Menghitung Em

Em = 10 %

123
BesarSudut 56 (FC)
Patok : 315-331

124
2.7 Perhitungan Pelebaran Jalan Pada Tikungan

Kendaraan yang bergerak dari tikungan,seringkali tidak dapat mempertahankan lintasannya


pada jalur yang telah disediakan,disebabkan :
a) Pada waktu membelok yang diberi sudut belokan hanya roda depan,sehingga lintasan
roda belakang menjalani lintasan lebih ke dalam dari roda depan.
b) Jejak lintasan tidak lagi berhimpit,karena bemper depan dan belakang kendaraan
mempunyai lintasan yang berbeda antara roda depan dan roda belakang.
c) Pengemudi akan mengalami kesukaran dalam mempertahankan lintasannya untuk tetap
pada lajur jalannya,terutama pada tikungan-tikungan yang tajam atau pada kecepatan yang
tinggi.Untuk menghindari hal tersebut di atas,maka pada tikungan yang tajam perlu diadakan
pelebaran perkerasan jalan.

125
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 47 - 51 ( Spiral - Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 520 m [ Perhitungan Patok]
VR = 40 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [520 -(520² - 6.5²)]0.5
= 2,54 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [5202 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 520
= 0,02 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 40
(520)0.5
= 0,18418 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.54 + 1) + (2 - 1) 0.02 + 0.18
= 7,29 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,29 - 7,00
= 0,29 m

126
7,29 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

127
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 53-58, 96-100 ( Spiral - Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 500 m [ Perhitungan Patok]
VR = 40 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [500 -(500² - 6.5²)]0.5
= 2,54 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [5002 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 500
= 0,02 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 40
(500)0.5
= 0,18783 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.54 + 1) + (2 - 1) 0.02 + 0.18
= 7,29 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,29 - 7,00
= 0,29 m

128
7,29 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

129
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 212 - 217 ( Spiral - Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 480 m [ Perhitungan Patok]
VR = 40 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [480 -(480² - 6.5²)]0.5
= 2,54 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [4802 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 480
= 0,02 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 40
(480)0.5
= 0,1917 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.54 + 1) + (2 - 1) 0.02 + 0.19
= 7,30 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,30 - 7,00
= 0,30 m

130
7,30 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

131
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 109-117,130-138,256-264 (Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 720 m [ Perhitungan Patok]
VR = 50 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [720 -(720² - 6.5²)]0.5
= 2,53 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [7202 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 720
= 0,02 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 50
(720)0.5
= 0,19566 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.53 + 1) + (2 - 1) 0.02 + 0.19
= 7,27 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,27 - 7,00
= 0,27 m

132
7,27 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

133
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 143-151 (Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 780 m [ Perhitungan Patok]
VR = 50 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [780 -(780² - 6.5²)]0.5
= 2,53 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [7802 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 780
= 0,01 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 40
(780)0.5
= 0,18798 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.53 + 1) + (2 - 1) 0.01 + 0.18
= 7,26 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,26 - 7,00
= 0,26 m

134
7,26 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

135
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 162-169 (Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 770 m [ Perhitungan Patok]
VR = 50 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [770 -(770² - 6.5²)]0.5
= 2,53 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [7702 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 770
= 0,01 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 50
(770)0.5
= 0,1892 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.53 + 1) + (2 - 1) 0.01 + 0.18
= 7,26 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,26 - 7,00
= 0,26 m

136
7,26 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

137
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 178-188,271-280 (Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 810 m [ Perhitungan Patok]
VR = 50 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [810 -(810² - 6.5²)]0.5
= 2,53 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [8102 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 810
= 0,01 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 50
(810)0.5
= 0,18447 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.53 + 1) + (2 - 1) 0.01 + 0.18
= 7,25 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,25 - 7,00
= 0,25 m

138
7,25 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

139
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 233-241(Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 740 m [ Perhitungan Patok]
VR = 50 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [740 -(740² - 6.5²)]0.5
= 2,53 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [7402 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 740
= 0,01 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 50
(740)0.5
= 0,19299 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.53 + 1) + (2 - 1) 0.01 + 0.19
= 7,26 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,26 - 7,00
= 0,26 m

140
7,26 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

141
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 295-306(Spiral-Circle-Spiral)

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 700 m [ Perhitungan Patok]
VR = 50 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [700 -(700² - 6.5²)]0.5
= 2,53 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [7002 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 700
= 0,02 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


Z = 0,105 x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
0.5
R
= 0,105 x 50
0.5
(700)
= 0,19843 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.53 + 1) + (2 - 1) 0.02 + 0.19
= 7,27 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,27 - 7,00
= 0,27 m

142
7,27 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

143
PELEBARAN JALAN PADA TIKUNGAN
Patok 315 - 331 ( Full - Circle )

Diketahui : n = 2 [Jumlah jalur lalu lintas ]


C = 1,00 m [ Buku JR1, Hal.100 ]
R = 920 m [ Perhitungan Patok]
VR = 40 km/jam [ Perhitungan Patok]
P = 6,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
A = 1,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]
B = 2,50 m [ Buku JR1, Hal.99 ]

Ditanya : B = ......?

Jawab :
Menghitung lebar lintas kendaraan pada tikungan (b')
b' = B + [R-(R²-P²)]0.5
= 2.5 + [920 -(920² - 6.5²)]0.5
= 2,52 m

Menghitung lebar lintasan akibat tanjakan depan (Td)


Td = [R2 + A (2P + A)]0.5- R
= [920 + 1.5 (2 x 6.5 + 1.5)]0.5 - 920
= 0,01 m

Menghitung lebar tambahan akibat kesukaran mengemudi di tikungan (Z)


0,105
Z = x VR [ Buku JR1, hal. 100 ]
R0.5
= 0,105
x 40
(920)0.5
= 0,13847 m

Menghitung lebar perkerasan jalan pada tikungan


B = n (b' + C) + (n - 1) Td + Z
= 2 (2.52 + 1) + (2 - 1) 0.01 + 0.13
= 7,20 m

Lebar jalan rencana 2 x 3,5 m = 7 m


Terdapat penambahan lebar jalan sebesar :
∆B = 7,20 - 7,00
= 0,20 m

144
7,20 m > 7 m, maka perlu dilakukan pelebaran jalan

145
2.8 Perhitungan Jarak Pandang Henti

Jarak pandang adalah Panjang jalan di depan kendaraan yang masih dapat dilihat
dengan jelas oleh pengemudi yang diukur dari titik kedudukan pengemudi.
Jarak pandang berguna untuk :
1. Menghindar terjadinya tabrakan akibat adanya obyek benda pada lajur jalan.
2. Memberi kemungkinan untuk mendahului kendaraan lain yang ada di depan.
3. Sebagai pedoman dalam menempatkan rambu-rambu lalu lintas yang diperlukan pada
setiap segmen jalan.
Rumus untuk menghitung jarak pandang :
1.Jarak Pandang Henti :
- Untuk jalan datar:

-Untuk jalan dengan kelandaian tertentu:

(L = kelandaian jalan dalam (%) dibagi 100 )


2.Jarak Pandang Menyiap/Mendahului :
Jd = d1+d2+d3+d4
-

-
-
Jarak kendaran menyiap di akhir gerakan dengan kendaraan di arah lawan.
Diambil 100-300 ft (1m = 3,28 ft)
Tabel nilai d3
VR, km/jam 50-65 65-80 80-95 95-110
d3 (m) 30 55 75 90

146
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

1. Patok 47 - 51 (Spiral - Spiral)

Diketahui : VR = 40 km/jam = 11,11 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 93 m
TR2 = 93 m
Jarak = 125 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar
( TR1 = TR2 )

Jh = 8,61 m

147
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

2. Patok 53 - 58 (Spiral - Spiral)

Diketahui : VR = 40 km/jam = 11,11 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 93 m
TR2 = 93 m
Jarak = 150 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar
( TR1 = TR2 )

Jh = 8,61 m

148
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

3. Patok 96 - 100 (Spiral - Spiral)

Diketahui : VR = 40 km/jam = 11,11 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 91 m
TR2 = 91 m
Jarak = 125 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar
( TR1 = TR2 )

Jh = 8,61 m

149
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

4. Patok 212 - 217 (Spiral - Spiral)

Diketahui : VR = 40 km/jam = 11,11 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 92 m
TR2 = 92 m
Jarak = 150 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar
( TR1 = TR2 )

Jh = 8,61 m

150
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

1. Patok 109 - 117 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 91 m
TR2 = 91 m
Jarak = 225 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar
( TR1= TR2 )

Jh = 11,03 m

151
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

2. Patok 130 - 138 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 91 m
TR2 = 91 m
Jarak = 225 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar ( TR1 = TR2 )

Jh = 11,03 m

152
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

3. Patok 143 - 151 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 91 m
TR2 = 92 m
Jarak = 225 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan dengan kelandaian tertentu ( TR1 ≠ TR2 )

- Menghitung nilai landai jalan (L)


TR2 - TR1
L = x 100%
Jarak
92 - 91
= x 100%
225
1
= x 100%
225
L = 0,4%

Jh = 11,02 m

153
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

4. Patok 162 - 169 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 92 m
TR2 = 92 m
Jarak = 200 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar ( TR1 = TR2 )

Jh = 11,03 m

154
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

5. Patok 178 - 188 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 92 m
TR2 = 92 m
Jarak = 275 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar ( TR1 = TR2 )

Jh = 11,03 m

155
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

6. Patok 233 - 241 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 92 m
TR2 = 92 m
Jarak = 225 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar ( TR1 = TR2 )

Jh = 11,03 m

156
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

7. Patok 256 - 264 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 92 m
TR2 = 92 m
Jarak = 225 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar ( TR1 = TR2 )

Jh = 11,03 m

157
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

8. Patok 271 - 280 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 92 m
TR2 = 88 m
Jarak = 250 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :

1. Untuk Jalan dengan kelandaian tertentu ( TR1 ≠ TR2 )

- Menghitung nilai landai jalan (L)


TR2 - TR1
L = x 100%
Jarak
88 - 92
= x 100%
250
-4
= x 100%
250
L = -2%

Jh = 11,07 m

158
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

9. Patok 295 - 306 (Spiral - Circle - Spiral)

Diketahui : VR = 50 km/jam = 13,89 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 88 m
TR2 = 88 m
Jarak = 300 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar ( TR1 = TR2 )

Jh = 11,03 m

159
PERHITUNGAN JARAK PANDANG HENTI

1. Patok 315 - 331 (FULL-CIRCLE)

Diketahui : VR = 40 km/jam = 11,11 m/dtk


T = 2,5 detik
fp = 0,55
TR1 = 88 m
TR2 = 88 m
Jarak = 425 m

Ditanya : Jh = ..........?

Dijawab :
1. Untuk Jalan datar ( TR1 = TR2 )

Jh = 8,61 m

160
III. TEKNIS PELAKSANAAN

3.1 Pekerjaan Tanah Dasar (Sub Grade)

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pekerjaan ini adalah survei lokasi.Hal ini
dimaksudkan untuk menentukan titik dasar atau pedoman mengenai ketinggian pekerjaan yang
akan dilaksanakan.Selanjutnya dilaksanakan penetapan titik dasar dan titik lainnya.Apabila telah
diketahui hal-hal yang diperlukan dalam menentukan titik dasar dan titik lainnya,maka
pengukuran pun dapat dilakukan.

3.2 Galian Tanah (Cut)

Apabila tanah dari galian yang akan digunakan sebagai timbunan maka hal pertama yang harus
dilakukan adalah membersihkan terlebih dahulu terutama dari tumbu-tumbuhan dan lapisan-
lapisan humus lainnya.
Tebal lapisan umumnya berkisar antara 10-30 cm.Pekerjaan ini dapat disebut sebagai Top Soil
Sripping.Tanah atau material (galian) yang dipakai sebagai timbunan,dapat dipakai dan
digunakan apabila telah melalui pengetesan dari laboratorium dengan memenuhi beberapa
kriteria tanah sebagai timbunan.

3.3 Teknik Penggalian

Tanah yang akan digali diusahakan tidak adanya genangan disekitar daerah penggalian sebab
genangan air akan menyebabkan sulitnya pekerjaan dan akan mempengaruhi mutu kualitas dari
tanah.
a. Perhitungan luas galian
Dari profil melintang jalan dapat dihitung luas tanah yang akan digali.Luas tanah yang digali
dapat diperoleh dari perkalian antara beda tinggi dengan lebar daerah manfaat jalan,ditambah

161
dengan luasan galian untuk membuat ssaluran drainase dan luasan galian untuk membuat
kemiringan badan dan bahu jalan.
b. Perhitungan volume galian
Dari profil memanjang jalan dapat dilihat bentuk dari pekerjaan galian yang akan dikerjakan
dengan bentuk galian ini,apakah segitiga,apakah persegi atau trapesium dapat dihitung volume
galian yang akan dikerjakan.

3.4 Timbunan Tanah (Fill)

Material yang didapat dari hasil galian (cut) yang termasuk dalam rencana biasanya akan dipakai
untuk penimbunan pada tempat atau daerah penimbunan yang telah ditentukan,hal ini disebut
dengan istilah Comon excavation atau material bahan galian yang didatangkan dan biasanya juga
disebut Borrow excavation.
a. Perhitungan luas timbunan
Dari profil melintang jalan dapat dihitung luas timbunan yang akan dibuat.Luas timbunan ini
dapat diperoleh dari perkalian antara beda tinggi dengan lebar daerah manfaat jalan (DAMAJA)
dikurangi dengan luas saluran drainase dan luasan daerah yang dibentuk oleh pengaruh
kemiringan jalan.
b. Perhitungan volume timbunan
Dari profil memanjang jalan dapat dilihat bentuk dari pekerjaan timbunan yang akan
dikerjakan,apakah segitiga,persegi Panjang ataukah trapesium.Sebagai contoh : jika bentuk
bangun yang dibentuk oleh pekerjaan timbunan adalah segitiga maka,volume timbunan = (luas
timbunan/2) x jarak stasiun.

3.5 Alat-alat yang digunakan dalam proses Penggalian dan Penimbunan

Dalam proses penggalian dan penimbunan tidak mungkin hanya dikerjakan oleh manusia dengan
alat-alat sederhana,tetapi diperlukan alat-alat berat untuk dapat membantu memudahkan proses
pengerjaan dan mempersingkat waktu pengerjaan.
Alat-alat berat yang biasa digunakan dalam proses penggalian dan penimbunan antara lain :

162
A. Hydraulic Excavator

Alat berat ini yang paling banyak digunakan dan paling umum diketahui masyarakat sering
juga disebut sebagai Pull Shovel atau Backhoe. Penggunaan excavator haruslah menyesuaikan
dengan lapangannya. Umumnya excavator menggunakan tenaga diesel engine dan full
hydraulic system yang terbagi menjadi beberapa jenis sesuai dengan penggali yang ada di
bagian depan.

Pengoperasian excavator yang paling efisien adalah menggunakan metode heel and toe (ujung
dan pangkal), mulai dari atas sampai ke bagian bawah. Bagian atas excavator dapat berputar
(revolving unit) 360 derajat. Excavator mampu mendistribusikan muatan ke seluruh bagian
vessel dengan merata.

Excavator memiliki dua jenis alat penggerak, yaitu ban dan crawler. Excavator yang
dilengkapi dengan crawler memungkinkannya untuk beroperasi pada permukaan kasar atau

163
kurang padat dan tidak memerlukan banyak pemindahan tempat. Sedangkan penggunaan
excavator beroda lebih efisien jika digunakan untuk pekerjaan dengan mobilitas yang tinggi.

B. Truck

Truck merupakan kendaraan dalam jenis alat berat yang khusus digunakan sebagai alat angkut
karena kemampuannya, yang dapat bergerak cepat, dan biaya operasi yang relatif murah. Truck
biasanya digunakan untuk mengangkut material konstruksi seperti bebatuan besar, batu pecah ,
pasir, tanah, aspal, dan lainnya. Kelebihan truck sebagai alat angkut adalah sangat efisien untuk
pengangkutan jarak jauh dengan kapasitas muat besar. Selain beberapa kelebihan yang telah
disebutkan, alat ini juga memiliki kekurangan, yaitu dalam proses pengangkutan material ke
dalam truck yang masih memerlukan alat lain untuk pemuatannya.

164
C. Grader

Grader berasal dari kata grade = kemiringan (permukaan), yaitu alat yang dibuat khusus untuk
pekerjaan membentuk kemiringan permukaan tanah secara mekanis. Alat berat ini memiliki
fungsi untuk memotong, mendorong, dan meratakan tanah, terutama pada tahap finishing agar
diperoleh hasil pekerjaan dengan kerataan dan ketelitian yang optimal pada pekerjaan tanah.
Selain itu, grader juga dapat digunakan untuk membuat kemiringan tanah atau badan jalan atau
slope. Yang tak kalah keren, alat ini juga digunakan untuk membuat parit-parit kecil.

Blade dari motor grader ini dapat diatur sesuai dengan kehendak operator, dapat diubah
fungsinya menjadi angle dozer, bulldozer, dan tilting dozer. Tentunya hal tersebut jauh
lebih flexible dari pada jenis dozer. Namun, variasi yang dimiliki oleh grader pada posisi blade
ini tidak berarti bahwa motor grader adalah bentuk dari jenis dozer. Jika digunakan untuk

165
pekerjaan penggusuran tanah, bulldozer jauh lebih efektif dari pada grader, hal ini disebabkan
tenaga yang tesedia dan juga letak centroid (titik berat) pada blade bulldozer.

D. Compactor

Kepadatan tanah dapat terjadi secara alami atau dengan usaha pemadatan secara mekanis atau
dengan menggunakan alat. Pemadatan adalah usaha penyusunan butir-butir material yang
dipadatkan sehingga rongga-rongga udara dan air yang semula ada diantara butir-butir dapat
dihilangkan atau dibatasi pada proporsi dan syarat-syarat yang ditentukan dalam percobaan-
percobaan laboratorium. Berikut di bawah ini jenis compactor yang umum digunakan dalam
proyek pemadatan badan jalan.

a. Tundem Roller Compactor

Compactor jenis ini biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, maksudnya fungsi Tundem
Roller Compactor ini adalah untuk meratakan permukaan. Jangan sampai menggunakan Tandem
roller untuk memadatkan permukaan batuan yang keras dan tajam karena dapat merusak roda.
Terdapat dua model tandem roller, yaitu two axle tandem roller dan three axle tandem roller.
Three axle tandem roller berfungsi untuk menambah kepadatan yang biasanya dipakai untuk
proyek lapangan terbang

166
b. Vibration Roller Compactor

Vibration roller memiliki fungsi yang sama dengan tundem roller. Namun, Vibratioan roller
mempunyai efisiensi pemadatan yang sangat baik. Compactor jenis ini memungkinkan
digunakan secara luas dalam tiap jenis pekerjaan pemadatan. Efek yang didapatkan dari
penggunaan vibrator roller adalah gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah yang terkena
gilasan akan mengisi bagian-bagian kosong yang terdapat diantara butir-butirnya. Sehingga
akibat getaran tersebut, tanah menjadi padat dengan susunan yang lebih kompak.

167
c. Pneumatic Tired Roller Compactor

Pneumatic Tired Roller memadatkan tanah dengan menggunakan dua metode gabungan, yaitu
kneading action dan static weight. Tekanan compactor model ini dapat disesuaikan dengan cara
mengatur berat alat, menambah atau mengurangi tekanan ban, mengatur lebar ban, dan mengatur
tekanan ban.

168
DAFTAR PUSTAKA

Arsip Jalan Raya 1


https://id.scribd.com/document/216325174/Profil-Memanjang (diakses tanggal 4 Mei
2020).
Nartani, Iat. 2016. Perencanaan Geometrik. http://eprints.polsri.ac.id/3675/3/BAB%20II.pdf
(diakses tanggal 4 Mei 2020)
Saodang, Hamirhan. 2010. Konstruksi Jalan Raya: Buku 1 Geometrik Jalan.Bandung: Nova.
Suraji, Aji. 2015. Bagian Transportasi Jalan Raya. Malang: Universitas Widyagama.
Sukirman, Silvia. 1999. Dasar-Dasar Perencenaan Geometrik Jalan. Bandung: Nova.
Wijayakusuma, Universitas. 2015. Geometrik Jalan.
http://simak-unwiku.ac.id/files/4.b.%20Geometrik%20Jalan.pdf (diakses tanggal 4 Mei
2020)
https://www.pengadaan.web.id/2020/02/alat-berat.html
http://agungyohannes.blogspot.com/2017/11/penampang-melintang-jalan.html
https://rikkyputra.wordpress.com/2010/04/05/profil-melintang-dan-perhitungan-volume/
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBD_idID897ID897&sxsrf=ALeKk03IL
0qYpZ_IGe0ENTBjOyVPFH3e0g%3A1588598506429&ei=6hawXsvpGcfyrAHR_rvYDg&q=p
engertian+kemiringan+melintang&oq=pengertian+kemiringan+melintang&gs_lcp=CgZwc3ktY
WIQAzICCAAyAggAMgIIADoECAAQRzoFCAAQzQI6BAgAEA1QxBJY5iRg6T5oAHACe
ACAAcwCiAHPEpIBBzAuNC41LjKYAQCgAQGqAQdnd3Mtd2l6&sclient=psy-
ab&ved=0ahUKEwjLhqrNpprpAhVHOSsKHVH_DusQ4dUDCAs&uact=5
http://trionohungkul.blogspot.com/2012/11/penampang-melintang-jalan.html

169
LAMPIRAN

Tabel Klasifikasi Jalan


Tabel Ls2 : PANJANG LENGKUNG PERALIHAN MINIMUM DAN
SUPERELEVASI YANG DIBUTUHKAN.
( e maksimum = 10%, untuk METODA Bina Marga)
Tabel Besar R minimum dan D maksimum untuk beberapa kecepatan
rencana

Anda mungkin juga menyukai