Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester Genap Pada Mata
Kuliah Perkerasan Jalan Raya
Dosen Pengampu :
Ita Suhermin Ingsih, S.T, M.T
Oleh :
Vira Farikhah Fauziyah
NPM : 22001051120
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jalan Raya sejak awal mulai dirintis hanya berupa lalu lintas Lalang manusia untuk
mencari nafkah. Seiring dengan perkembangan jalan berkembang dengan pesat. Untuk
memenuhi persyaratan serta ketentuan jalan yang aman, nyaman, sehat serta cepat maka
perlu diadakan survei lapangan yang bertujuan untuk mengetahui serta menganilisis suatu
data pada suatu ruas jalan.
Survei ini merupakan bagian dari studi jalan raya yang bertujuan untuk mengumpulkan
data. Data yang diperoleh kemudian dianalisis baik untuk keperluan pengambilan keputusan
pada tingkat perencanaan, perancangan maupun evaluasi.
Geometri Jalan merupakan hal yang penting dalam transportasi diIndonesia. Untuk itu,
perkembangan lalu lintas dalam kota perlu diperhatikandengan seksama guna untuk
membenahi permasalahan yang setiap tahunnya pasti muncul. Untuk itu, kami mengadakan
survei untuk mengetahui kondisi profil jalan, kondisi sarana perlengkapan jalan, jenis
konstruksi perkerasan aspal yang digunakan,dan lain sebagainya. Selain itu,dalam rangka
meningkatkan kebutuhan pembelajaran taruna/taruni dalam mata kuliah Perkerasan Jalan
Raya dan untuk mendapatkan materi atau pembelajaran secara nyata atau langsung, maka
kami akan mengadakan survei secara langsung ke lapangan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan serta mendapat pelajaran secara
langsung dari lapangan. Serta mendapatkan data asli yang dapat digunakan untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.
B. OBJEK YANG DISURVEY
C. LOKASI SURVEY
Jl. Diponegoro Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur disurvey sejauh 500 m sebanyak
5 STA per 100 m.
1
D. RUMUSAN MASALAH
E. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
2. Jalan Provinsi
3. Jalan Kabupaten
4. Jalan Kota
5. Jalan Desa
c. Jalan Tol
2. Jalan Provinsi
3
Penyelenggaraan Jalan Provinsi merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi.
Jalan Provinsi terdiri dari:
b. Jalan Kolektor Primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten atau kota
3. Jalan Kabupaten
a. Jalan kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi.
c. Jalan sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan sekunder dalam kota.
Ruas-ruas jalan kabupaten ditetapkan oleh Bupati dengan Surat Keputusan (SK)
Bupati.
4. Jalan Kota
Jalan Kota adalah jalan umum pada jaringan jalan sekunder di dalam kota,
merupakan kewenangan Pemerintah Kota. Ruas-ruas jalan kota ditetapkan oleh
Walikota dengan Surat Keputusan (SK) Walikota
5. Jalan Desa
Jalan Desa adalah jalan lingkungan primer dan jalan lokal primer yang tidak
termasuk jalan kabupaten di dalam kawasan perdesaan, dan merupakan jalan umum
yang menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman di dalam desa.
4
B. KELAS JALAN
Kelas jalan diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu lintas
dan Angkutan Jalan. Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan:
a. Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan jalan dan
kelancaran lalu lintas angkutan jalan.
b. Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi kendaraan
bermotor.
a. Jalan Kelas I
Jalan Kelas I adalah jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang tidak melebihi
18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat
10 ton.
b. Jalan Kelas II
Jalan Kelas II adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran
panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 ton.
Jalan Kelas III adalah jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat dilalui
Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 meter, ukuran
panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling tinggi 3.500 milimeter, dan
muatan sumbu terberat 8 ton.
Dalam keadaan tertentu daya dukung Jalan Kelas III dapat ditetapkan muatan sumbu
terberat kurang dari 8 ton.
Jalan Kelas Khusus adalah jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi 18.000
milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat lebih
dari 10 ton.
Penetapan kelas jalan pada setiap ruas jalan yang dinyatakan dengan Rambu Lalu
Lintas dilakukan oleh:
5
b. Pemerintah provinsi, untuk jalan provinsi
C. Hasil Survey
TITIK AKHIR
JALAN YANG
DISURVEY
TITIK AWAL
6
FOTO POTONGAN MELINTANG TIAP 100 M
STA 0+00 m
STA 0+100 m
7
STA 0+200 m
STA 0+300 m
8
STA 0+400 m
STA 0+500 m
STA 0+600 m
9
STA 0+700 m
10
11
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Geometri Jalan merupakan hal yang penting dalam transportasi diIndonesia. Untuk itu,
perkembangan lalu lintas dalam kota perlu diperhatikandengan seksama guna untuk
membenahi permasalahan yang setiap tahunnya pasti muncul. Untuk itu, kami mengadakan
survei untuk mengetahui kondisi profil jalan, kondisi sarana perlengkapan jalan, jenis jalan dan
kelas jalan. Survey yang dilakukan berlokasi dijalan Diponegoro Kabupaten Kutai Timur,
Kalimantan Timur sejauh 700 m sebanyak 8 sta dengan jarak per sta 100m.
13
DAFTAR PUSTAKA
URL : https://dpu.kulonprogokab.go.id/detil/49/klasifikasi-jalan-berdasarkan-status-dan-
kelas-jalan
Google map, Jln. Diponegoro Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, 2022.
14