Disusun oleh :
Muhrodi 171230000190
Sandra Tri Rahayu 171230000197
Dita Dwi Septiawan 171230000198
Herriani Nur Indah Puspita Sari 171230000212
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Diperiksa dan disetujui Perencanaan Jalan Rel Kereta Api sebagai syarat untuk mendapatkan
Surat Puas demi kelancaran pembelajaran di semester genap pada Program Studi Teknik Sipil
Universitas Islam Nadlatul Ulama Jepara Tahun Akademik 2020.
Disusun oleh :
Kelompok VII
Muhrodi 171230000190
Sandra Tri Rahayu 171230000197
Dita Dwi Septiawan 171230000198
Herriani Nur Indah Puspita Sari 171230000212
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat,
taufiq, dan hidayah-Nya. Tuhan semesta alam yang karena ridho-Nya penyusun bisa menyelesaikan
Perencanaan Jalan Rel Kereta Api Rute Jalan Tjepu – Bojonegoro Jawa Timur sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi kita, Nabi
Muhammad SAW.
Tujuan pembuatan laporan praktikum ini adalah untuk untuk memperdalam ilmu tentang
Perencanaan Jalan Rel Kereta Api di semester genap pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam
Nadlatul Ulama Jepara Tahun Akademik 2020.
Dengan selesainya Laporan Perencanaan Jalan Rel Kereta Api Rute Jalan Tjepu – Bojonegoro Jawa
Timur ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan-masukan kepada
penyusun. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
• Allah SWT. yang telah memberikan kelancaran dalam penyusunan laporan tugas ini
• Kepada kedua orang tua kami yang selalu memberikan doa, motivasi, dan dukungan sehingga kami
tetap semangat dalam penyelesaian tugas ini
• Kepada teman-teman yang selalu memberikan berbagai kritik dan saran yang bisa menjadikan
laporan tugas ini lebih baik
• Dan kepada semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian tugas ini yang tidak bisa kami
sebutkan satu per satu.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak
kekurangan-kekurangan dari segi kualitas dan kuantitas maupun dari ilmu pengetahuan yang penyusun
kuasai.
Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan tugas kedepannya.
ii
Akhir kata penyusun mohon maaf atas segala kekurangannya. Semoga Laporan Perencanaan Jalan
Rel Kereta Api Rute Jalan Tjepu – Bojonegoro Jawa Timur ini bermanfaat bagi institusi pendidikan untuk
kedepannya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
3.1...............................................................................
3.2...............................................................................
4.1 ...........................................................................
4.2 ...........................................................................
BAB V PENUTUP..................................................................
Selain itu adanya pasar tumpah juga harus diperhatikan, seperti di Pasar
Doplang, Pasar Wulung, Pasar Kedungtuban, Pasar Merah Mulyorejo. Kapolres
Blora AKBP Surisman melalui Kasatlantas AKP Febriyani AER mengatakan jalur
Provinsi Cepu-Dolang-Wirosari juga menjadi pantauan, karena diperkirakan
pemudik yang akan menuju Jatim ada yang melalui jalur tersebut.
Inilah yang membuat kami prihatin dan berusaha membuat perencanaan rel
kereta api khususnya pada rute Jalan Tjepu – Bojonegoro Jawa Timur untuk
menurunkan angka kemacetan lalu lintas dan berdaya jual atau investasi yang
tinggi bagi bangsa dan negara serta tidak akan memeberatkan kaum serta
rakyatnya sendiri sebab.
Manfaat dari melakukan dari membuat laporan perencanaan ini adalah agar
mahasiswa Teknik Sipil UNISNU Jepara mampu melaksanakan dan juga
membuat perencanaan jalan rel kereta api dimana ini adalah bagian tugas dari
seorang insinyur yang akan membuat infrastruktur yang layak untuk
masyarakat.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada laporan perencanaan ini adalah daaerah
perencanaan hanya rute tjepu – Bojonegoro Jawa Timur.
1.5 Lokasi Perencanaan
1.6 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini terdiri dari lima bab yang terdiri hal – hal untuk
merencanaakan jalan rel kereta ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan latar belakang dari perencanaan jalan kereta api rute tjepu
– Bojonegoro Jawa Timur, dan rumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan
masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II Dasar Teori
Pada bab ini dijelaskan tentang teori pengertian jalan,geometri jalan rel,bagian
struktur perencanaan jalan rel.
BAB III Metodologi Perencanaan Jalan Rel
Pada bab ini dijelaskan bahwa metode dari perencanaan jalan rel kereta rute tjepu
– Bojonegoro Jawa Timur.
BAB IV Perhitungan dan Pembahasan
Pada bab ini dijelaskan tentang memahami perhitungan dan analisis dari rute
tersebut dan mulai merencanakan dengan teori dan dasar dasar aturan perencanaan
yang sudah.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran atas hasil yang diperoleh dari perencanaan
jalan rel kereta api rute tjepu – Bojonegoro Jawa Timur.
DAFTAR PUSTAKA
Berisi tentang pustaka dari referensi untuk melengkapi, dan mendukung tinjauan
dari penyelesaian perencanaan ini.
BAB II
DASAR TEORI
• Lengkung Peralihan
Lengkung peralihan adalah suatu lengkung dengan jari-jari yang berubah
beraturan. Lengkung peralihan dipakai sebagai peralihan antara bagian yang
lurus dan bagian lingkaran dan sebagai peralihan antara dua jari-jari lingkaran
yang berbeda. Lengkung peralihan dipergunakan pada jari-jari lengkung yang
relative kecil, lihat tabel persyaratan perencanaan lengkungan di atas. Panjang
minimum dari lengkung peralihan ditetapkan dengan rumus berikut :
Lh = 0,01 hv
Dimana:
Lh = panjang minimal lengkung peralihan.
h = pertinggian relative antara dua bagian yang dihubungkan (mm).
v = kecepatan rencana untuk lengkungan peralihan (km/jam).
• Lengkung S
Lengkung S terjadi bila dua lengkung dari suatu lintas yang berbeda arah
lengkungnya terletak bersambungan. Antara kedua lengkung yang berbeda
arah ini harus ada bagian lurus sepanjang
paling sedikit 20 meter di luar lengkung peralihan.
• Perlebaran Sepur
Perlebaran sepur dilakukan agar roda kendaraan rel dapat melewati
lengkung tanpa mengalami hambatan. Perlebaran sepur dicapai dengan
menggeser rel dalam ke arah dalam. Besar perlebaran sepur untuk berbagai
jari-jari tikungan adalah seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini.
Pelebaran sepur
• Landai
Pengelompokan Lintas
Berdasar pada kelandaian dari sumbu jalan rel dapat dibedakan atas 4 (Empat)
kelompok seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini.
• Landai Penentu
• Landai Curam
g = Percepatan gravitasi.
• Lengkung Vertikal
Alinemen vertikal adalah proyeksi sumbu jalan rel pada bidang vertikal
yang melalui sumbu jalan rel tersebut; alinemen vertikal terdiri dari garis
lurus, dengan atau tanpa kelandaian, dan lengkung vertikal yang berupa busur
lingkaran. Besar jari-jari minimum dari lengkung vertikal bergantung pada
besar kecepatan rencana dan adalah seperti yang tercantum dalam tabel di
bawah ini.
Penampang melintang jalan rel adalah potongan pada jalan rel, dengan
arah tegak lurus sumbu jalan rel, di mana terlihat bagian-bagian dan ukuran-
ukuran jalan rel dalam arah melintang.
Berdasarkan UU No.13 Tahun 1992 yang tertuang dalam Bab I Pasal 1 ayat
7, prasarana kereta api adalah jalur dan stasiun kereta api termasuk fasilitas
yang diperlukan agar sarana kereta api dapat dioperasikan. Fasilitas penunjang
kereta api adalah segala sesuatu yang melengkapi penyelenggaraan angkutan
kereta api yang dapat memberikan kemudahan serta kenyamanan bagi
pengguna jasa angkutan kereta api. Prasarana kereta api lebih terperinci lagi
dapat digolongkan sebagai:
1. Jalur atau jalan rel,
2. Bangunan stasiun,
3. Jembatan,
4. Sinyal dan telekomunikasi.
Secara konstruksi, jalan rel dibagi dalam dua bentuk konstruksi, yaitu:
Struktur jalan rel dibagi ke dalam dua bagian struktur yang terdiri dari
kumpulan komponen-komponen jalan rel yaitu:
1. Struktur bagian atas, atau dikenal sebagai superstructure yang terdiri dari
komponen-komponen seperti rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan
(sleeper, tie).
2. Struktur bagian bawah, atau dikenali sebagai substructure, yang terdiri dari
komponen balas (ballast), subbalas (subballast), tanah dasar (improve
subgrade) dan tanah asli (natural ground). Tanah dasar merupakan lapisan
tanah di bawah subbalas yang berasal dari tanah asli tempatan atau tanah
yang didatangkan (jika kondisi tanah asli tidak baik), dan telah
mendapatkan perlakuan pemadatan (compaction) atau diberikan perlakuan
khusus (treatment). Pada kondisi tertentu, balas juga dapat disusun dalam
dua lapisan, yaitu : balas atas (top ballast) dan balas bawah (bottom ballast).
1. Kekakuan (Stiffness)
2. Elastisitas (Elastic/Resilience)
4. Stabilitas
Jalan rel yang stabil dapat mempertahankan struktur jalan pada posisi yang
tetap/semula (vertikal dan horisontal) setelah pembebanan terjadi. Untuk ini
diperlukan balas dengan mutu dan kepadatan yang baik, bantalan dengan
penambat yang selalu terikat dan drainasi yang baik.
Jalan rel harus memiliki sifat dan kemudahan dalam pengaturan dan
pemeliharaan sehingga dapat dikembalikan ke posisi geometrik dan struktur
jalan rel yang benar jika terjadi perubahan geometri akibat beban yang
berjalan.
Secara umum jalan rel dibedakan menurut beberapa klasifikasi, antara lain:
Lebar sepur merupakan jarak terkecil diantara kedua sisi kepala rel, diukur
pada daerah 0 – 14 mm di bawah permukaan teratas kepala rel.
3. Penggolongan Kelas Jalan Rel Menurut Daya Lintas Kereta Api (juta
ton/tahun) yang Diijinkan untuk Indonesia
Tabel Penggolongan Kelas Jalan Rel Menurut Daya Lintas Kereta Api (juta
ton/tahun) yang Diijinkan untuk Indonesia:
4. Penggolongan Berdasarkan Kelandaian (Tanjakan) Jalan
3.1. UMUM
1. Tahap persiapan
2. Tahap pencarian dan inventarisasi data
3. Tahap pengolahan data
4. Tahap perencanaan
1) Kantor PT. KAI Daop IV Surabaya dan Kantor Pusat Perencanaan dan
Pengembangan PT. KAI surabaya, data sekunder tersebut adalah: o Grafik
perjalanan kereta api (Gapeka) tahun 2005 o Volume penumpang dan
angkutan barang tahun 2019 – 2020. o Susunan rangkaian kereta api yang
melintasi Lintas Tjepu – Bojonegoro untuk beberapa tahun terakhir.
o Data kondisi lintas eksisting jalur kereta api Tjepu – Bojonegoro.
Pada tahap ini dilakukan proses pengolahan data dalam arti perhitungan teknis secara
lengkap sehingga menghasilkan input bagi proses perencanaan selanjutnya, yaitu
desain detail. Analisa data meliputi :
Pada tahapan ini dilakukan proses desain dengan mempertimbangkan jalur tunggal
yang sudah ada, sedapat mungkin jalur ganda tetap berdampingan, namun demikian
bila dalam pertimbangan teknis dan nonteknis tidak memungkinkan maka jalur/track
bisa berpisah pada ruas-ruas tertentu.
Perencanaan ini mengacu pada Peraturan Dinas No. 10 Tahun 1986 mengenai
Perencanaan Konstruksi Jalan Rel.
Mulai
Identifikasi Permasalahan
Studi Pustaka
Inventarisasi Data
Cukup? Tidak
Ya
A
A
Perlu Peningkatan
Track?
Perencanaan Balas
Balas Atas
Balas Bawah
Selesai