Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN

TRASE JALAN

By :
Dr. Irwan Lakawa, ST., M.Si

FAKULTAS TEKNIK UNSULTRA


Topografi merupakan faktor-faktor penting dalam menentukan lokasi jalan dan
pada umumnya mempengaruhi alinemen sebagai standar perencanaan geometrik
seperti landai jalan, jarak pandang, penampang melintang dan lain-lain
Berdasarkan hal ini jenis medan dibagi menjadi 3 golongan
umum berdasarkan besarnya kelerengan melintang dalam
arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan.

Tabel 5. Klasifikasi medan dan besarnya kelerengan melintang

Golongan Medan Lereng Melintang (%)


Datar (D) 0 - 9,9
Bukit (B) 10 - 24,9
Gunung (G) > 25
PETA SITUASI

Deker

Deker
FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN DALAM PEMILIHAN JALUR TRASE
1. Keamanan
• Material tanah untuk jalur yang dilewati trase harus stabil memenuhi
daya dukung
• Kemiringan melintang jalan diupayakan mayoritas datar
• Sedapatmungkin hindari jurang dan daerah longsor
• Kebebasan Samping tikungan yang memenuhi
2. Kenyamanan
• Lebar jalan memenuhi untuk pelayanan lalu lintas dengan kapasitas yang
ditentukan
• Kelandaian yang memenuhi standar
• Superelevasi yang memenuhi terutama pada tikungan
• Tikungan ganda harus dengan perantara jalur yang lurus beberapa meter
• Kecepatan rencana memenuhi
3. Ekonomis
• Tidak terlalu banyak pekerjaan galian/timbunan
• Pembuatan jalur trase jalan di tengah/dalam bukit/gunung
• Sungai dengan bentang panjang dibandingkan melewati alur/rapen akan
lebih ekonomis
LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
1. Penyediaan Gambar Situasi, Skala 1:1000
2. Penentuan Trace Jalan
3. Penentuan titik awal /akhir tikungan, sudut (Δ), dan jari-jari tikungan (R)
4. Penentuan nomor patok dan elevasi patok
5. Kriteria Perencanaan:
• Alinyemen Horisontal
• Alinyemen Vertikal
• Pelebaran Pada Tikungan
• Kebebasan Samping
6. Penentuan Jenis Tikungan
• Full Circle (FC)
• Spiral – Circle – Spiral (SCS)
• Spiral – Spiral (SS)
7. Penggambaran Hasil Rencana
• Plan (Alinyemen Horisontal)
• Profil Memanjang (Alinyemen Vertikal)
• Penampang Melintang (Cross Section)
• Perhitungan volume galian/timbunan
Perencanaan Trase Jalan

Sudut Tikungan PI (Δ) R (m)


Δ1 = 120°00’00’’ 180
Δ2 = 71°00’00’’ 100
Δ3 = 40°00’00’’ 165
Δ4 = 84°00’00’’ 170
Perhitungan Kelandaian Memanjang jalan
+200
+190
+180
+170
+150
+160 B
3 4
5
2
1

Skala 1 : 10000

 Elevasi Titik A = +150


 Sehingga Elevasi titik 1 :

,
= +156,43 m
,

( , )
iA-1 7,1 %
Kelandaian Melintang Jalan
Identifikasi Kelandaian Melintang Jalan
Menghitung Kelandaian Melintang Jalan
Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Kelandaian Melintang
Elevasi Δh Selisih Lebar Pot. Kelandaian Klasifikasi
No Ttk STA
Kiri Tengah Kanan Ketinggian Melintang Melintang (i = %) Medan

1 2 3 4=(3+5)/2 5 6=5-3 7 8=6/7x100% 9


A1 0+050 185,71 186,29 186,88 1,17 200 0,58 Datar
1 0+150 178,33 179,83 181,33 3,00 200 1,5 Datar
6 0+981 157,69 147,84 138,00 19,69 200 9,84 Bukit
8 2+102 206,78 203,89 201,01 5,77 200 2,88 Datar
Kelandaian Melintang 19,19

, %

irata-rata = = = 3,7% → (Klasifikasi Medan = Bukit)

Tabel 2.9 Klasifikasi Kelandaian Medan (arah melintang jalan)

No Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%)

1 Datar D <3
2 Bukit B 3 - 25
3 Pegunungan G > 25
Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997
Contoh Tabel Hasil Perhitungan Data Ukur Trace Jalan
Elev kontur terendah + (X1/X2) dlm cm x beda tinggi
No. Elevasi Beda Gradien
Jarak Patok (m) Stasiun Ex elev. titik.3
Patok Tanah Asli Tinggi (m) (%)
160 + (0,6/1,4) x 10 = +164 m
1 2 4 5 6 7 8
A 190 0 + 000
10 150 -6,67
1 180 0 + 150
10 133 -7,41
2 170 0 + 283
6 90 -6,67
3 164 0 + 373
11 ((Δ/2)/360).2πR 91 -12,09
4 153 15 Δ/360).2πR 182 -8,24 0 + 464

4 ((Δ/2)/360).2πR 91 -4,39
5 149 0 + 555
1 125 -0,80 X1
6 148 0 + 680 X2
1 100 -1,00
7 147 0 + 780
1 100 +1,00
8 148 0 + 880

2 ((Δ/2)/360).2πR 93 -2,15
9 146 8 Δ/360).2πR 186 -4,30 0 + 973

6 ((Δ/2)/360).2πR 93 -6,45
10 140 1 + 066
Tabel 2.10 Hubungan Kelandaian Maksimum dan Kecepatan

Landai maksimum % 3 3 4 5 8 9 10 10

Vr (km/jam) 120 110 100 80 60 50 40 <40

Sumber : TPGJAK No 038/T/BM/1997

Contoh:
Untuk kelandaian dalam arah memanjang jalan sampai
dengan 3%, dapat diambil kecepatan rencana 110 s/d
120 km/jam. Demikian seterusnya 4% - 10%
Daftar I. Standar Perencanaan Geometrik Jalan
Jalan Raya Utama
Klasifikasi Jalan (Arteri) Jalan Raya Sekunder Jalan Penghubung (Kolektor)
Kelas Jalan I II III A III B III C
Klasifikasi Medan D B G D B G D B G D B G D B G
Lalu Lintas Harian Rata-rata > 20.000 1.000 - 20.000 500 - 1.000 50 - 500 < 50
(LHR) dalam SMP

Beban Sumbu Terberat (MST) > 10 Ton 10 Ton 8 Ton 8 Ton 8 Ton

Kecepatan Rencana (Km/Jam) 120 100 80 100 80 60 80 60 40 60 40 30 - - -


Lebar Damija minimum ( m ) 60 60 60 40 40 40 16 16 16 12 12 12 8 - 12
Lebar Perkerasan minimum
(m) 2 x (2 x 3,70) 2 x 3,50 atau 6,00 4,50 3,50
2 x (2 x 3,50)
Lebar Median Minimum ( m ) 2,00 1,50 ** - - -
Lebar Bahu Jalan ( m ) 3,00 3,00 3,00 3,00 2,50 2,50 1,50 1,00 0,80 1,00 1,00 0,80 -

Lereng Melintang Perkerasan 2% 2% 3% 3% - 6% 4% - 6%


Lereng Melintang Bahu 4% 4% 5% - 6% 6% - 7% 6% - 7%

Jenis Lapis Permukaan Jalan Laston (Hot-Mix) Laston Penetrasi berganda Maksimum Maksimum
Pelaburan dgn
atau setaraf Penetrasi Tunggal Asbuton
Miring Tikungan Maksimum 10% 10% 10% 10% 10%
Jari-Jari Lengkung Minimum
(m) 500 350 210 350 210 115 210 115 50 115 50 30 - - -
Landai Maksimum 3% 5% 6% 4% 6% 7% 5% 7% 8% 6% 8% 10% - - -

CATATAN : * = Menurut Keadaan Setempat


** = Untuk 4 Jalur

Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/TBM/1997

Anda mungkin juga menyukai