OLEH :
KELOMPOK 5
KENDARI PUTRA (2016 100 04)
ALIANTI (2016 101 18)
SILVA RAHMA YANTI (2016 100 68)
MUH. ARSAWAN (2016 100 28)
MASBAHRIN (2016 100 20)
RIVALDIN (2016 100 64)
BAB I
PENDAHULUAN
kebutuhan air sehingga perlu perhatian dan pemikiran yang komperehensip dalam
masyarakat akan air bersih. Air memegang peranan yang cukup penting dan vital
Daya Air “ disebutkan bahwa air bersih untuk rumah tangga menempati prioritas
pertama, hal ini merupakan acuan program untuk penyediaan air bersih, untuk
mengatasi kendala utama dimana air tidak tersedia pada waktu yang diperlukan,
air tidak tersedia pada ruang atau tempat yang dibutuhkan, air tidak tersedia dalam
jumlah yang diperlukan, dan air tidak tersedia dalam mutu yang disyaratkan.
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Bersih disebutkan bahwa air baku untuk
air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air yang dapat
berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah dan/atau air hujan yang
memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air minum.
bersih merupakan hal yang mutlak. Selain itu dalam kesepakatan pembangunan
3
masyarakat miskin terhadap kebutuhan air bersih harus terpenuhi, terutama bila
dilihat dari sisi bahwa air adalah sebagai sumber kehidupan yang bersifat mutlak.
saat ini di Kabupaten Kolaka, secara umum yang masih mengalami kendala dalam
penyediaan air baku untuk air minum. Salah satu kendala yang dialami adalah
belum tersedianya informasi mengenai sumber air baku dan potensial air baku
kajian, analisis atau penyelidikan. Penyelidikan dapat berupa survey potensi air
yang digunakan untuk menafsirkan sumber dan potensi akan air permukaan.
pemanfaatan air bersih. Jika hasil dari survey potensi memenuhi syarat dapat
dilakukan analisis kandungan dan kelayakan air bersih untuk kegiatan penduduk
atau masyarakat.
adalah :
a) Untuk mengetahui debit yang ada pada sumber air baku
b) Untuk menganalisis sejauh mana ketersediaan air baku yang memenuhi
1.2.2 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penulisan tugas akhir ini adalah :
a) Penelitian ini sedapat mungkin menambah referensi bagi pengembangan
BAB II
LANDASAN TEORI
Perkiraan jumlah penduduk pada masa yang akan datang sangatlah penting
untuk mengetahui seberapa besar jumlah pemakaian air dari penduduk tersebut.
Umum, 2007)
P P0
Pn Pt t n ............................................................................
t
(4.1)
Dimana :
n = Tahun Proyeksi
t = Tahun Data
penduduk yang selalu naik secara relatif konstan. Selain itu metode ini dianggap
baik untuk kurun waktu data yang pendek, dimana kurun waktu yang diambil
2) Metode Geometrik
Pn Pt (1 r) n .....................................................................................
(4.2)
Dimana :
n = Tahun proyeksi
Dimana :
P t t P t
2
N t t
a = 2
..................................................................
2
(4.4)
7
N P.t - t. P
b = .............................................................................
N t2 t
2
(4.5)
n = jumlah data
(4.6)
(satu) adalah yang paling tepat. Pada hakikatnya, nilai r dapat bervariasi dari -1
melalui 0 hingga +1. Bila r = 0 atau mendekati 0, maka hubungan antara kedua
variabel sangat lemah atau tidak terdapat hubungan sama sekali. Bila r = +1 atau
mendekati 1 maka korelasi antara 2 variabel dikatakan positif dan sangat kuat
sekali. Bila nilai r = -1 atau mendekati 1 maka korelasinya dikatakan sangat kuat
dan negatif.
8
Tanda (+) dan (–) pada koefisien korelasi sebetulnya memiliki arti yang
khas. Bila r positif, maka korelasi antara 2 variabel bersifat searah. Dengan kata
Anto., 1989).
tersebut hendaknya menentukan seberapa besar pemakaian akan air perlu atau
(satu) hari selama periode 1 (satu) tahun. Setelah itu dihitung konsumsi tiap jam
maksimum yang merupakan debit terbesar yang mengalir dalam 1 (satu) jam
( Sarwoko, 1985)
10
penampang basah, kecepatan aliran dan tinggi muka air sungai tersebut.
Q AxV ...............................................................................................(4.9)
Dimana :
Q = debit m3/dt
tinggi muka air dengan membaca tinggi muka air pada alat duga air. Apabila
perbedaan fluktuasi muka air pada waktu mulai dan akhir pengukuran debit
sungai lebih besar dari 3 cm, maka diperlukan koreksi terhadap perhitungan debit
tinggi muka air, debit adalah volume air yang mengalir melalui penampang
seperti diatas ( Cara pelampung ) dengan mengukur tinggi muka air, luas
11
penampang basah dan kecepatan aliran sehingga diperoleh debit yang terjadi
2) Cara Tak langsung, cara ini dilakukan dengan menggunkan beberapa analisis
Pada studi ini menggunakan kedua cara ini untuk mendapatkan hasil yang
lebih baik, anlisis cara langsung dengan menggunakan pelampung dan analisis
debit rencana Q15 tahun dengan menggunakan metode Gumbel dan Log Person
Tipe III, dari ketiga cara tersebut ( Metode langsung, Gumbel dan Log Person
Tipe III ) dapat dipilih debit yang paling minimum dalam perencanaan air baku.
Soewarno (1991), Debit sungai dapat dihitung dengan cara mengukur luas
berikut :
Q = (a x v’) ........................................................................................(4.10)
v’ = k x Vp ............................................................................................(4.11)
Keterangan :
k = faktor koreksi kecepatan 0,75 dasar sungai Halus 0,80 dasar kasar
Vp =L/T ..................................................................................................(4.12)
Keterangan :
l1 l2 l3 l4 l5
1 A1
2
dalam 3
A3 penampang
(m) 4 hulu
5
Lintasan
pelampung
Jarak
v1 v5 Lintasa
Kecepat 1 v2 v3 v4 n
an 2 Batas
(m/dtk) bagian
penampan
gKurva
kecepata
n
1 A1
2 A3
dalam 3
(m) 4
5 penampang
l1 l2 l3 l4 l5 hilir
digambar untuk kemudian dihitung luas penampang basah rata-rata dan kecepatan
~ A A'
m m
Q q v i ......................................................................
i 1 i 1 2
(4.13)
Keterangan :
(m3/dtk)
A A'
= luas bagian penampang basah rata-rata hulu dan hilir pada setiap
2
1 A1
2 A2 A4 A5
dalam (m) A3
3
4
5
seperti gambar di atas. untuk luas A1 sama dengan luas A5 menggunakan rumus
luas segitiga sedangkan luas A2, A3, dan A4 menggunakan rumus trapesium.
14
1) Harga faktor koreksi kecepatan aliran tidak dapat diketahui atau ditentukan
secara tepat.
2) Jalur lintasan pelampung tidak mencukupi dan atau tidak mewakili kondisi
aliran
3) Pada bagian alur sungai yang diukur mempunyai kedalaman aliran yang tidak
lintasan pelampung.
Metode ini sering disebut metode extrime value tipe 1. Data yang dipakai
menurut variabel acak yaitu data tertinggi atau terendah dalam sampel.
ekstrim yang merupakan debit rencana , persamaan garis lurus untuk frekwensi
berikut :
Rumus :
RT R ( K SD ) ………………...………………....….. (4.14 )
Yt Yn
K ……….......…………………...…………………......4.15)
Sn
(T 1)
Yt ln ln …………………………...………………… (4.16)
T
SD = Standar deviasi
Yt = Reduced Variate
1 n
Log x = n
log xi …………......…………………………..……
i 1
(4.17)
n 2
St =
(log xi log x) ……......
n 1
n 1
…………………............... (4.18)
3
Cs =
(log xi log x) …………......
( n 1)(n 2) St 2
………………….......... (4.19)
Perhitungan logaritma Xt :
16
(4.20)
Dimana :
St = Standar deviasi
G = Faktor frekuensi
Pada suatu instalasi pengolahan air, pelaksanaan fisik dari operasi dan
proses satuan dikerjakan pada tangki-tangki yang direncanakan secara khusus atau
pemurnian air bereaksi agak lambat, maka salah satu parameter penting yang
adalah waktu penahanan, yaitu waktu rata-rata pengenaan zat cair pada fenomena
atau gaya-gaya yang menjadi pokok pengolahan pencampuran zat-zat pada proses
air baku yang dapat ditulis dalam bentuk rumus sebagai berikut (Linsley, R. K,
dkk, 1995)
17
volume (v)
Waktu penahanan (Dt) = laju aliran (Q) .........................................................
(4.21)
(4.22)
18
Jaringan pipa transmisi adalah suatu jaringan induk pembawa air baku,
berasal dari suatu intake, direncanakan sedemikian rupa, mampu membawa debit
yang direncanakan, tetap lancar serta tidak mengalami kehilangan tenaga akibat
adalah suatu jaringan induk pembawa air dari unit pengelolahan ke bak
kriteria dasar, dalam kaitannya dengan penentuan dimensi pipa yang akan
digunkan, antara lain kecepatan aliran dalam pipa (0,3 – 3 m/det), debit
1993)
8fL
Hf = Q2 .............................................................................
g D
2 5
(4.23)
Keterangan :
Q = debit (l/det)
g = Gravitasi (9,81)
Air yang telah melalui pengolahan dapat dipakai untuk kebutuhan air
minum. Air tersebut sudah bersih dan bebas dari bakteriologis dan ditampung
pada bak reservoir untuk diteruskan pada konsumen. Reservoir merupakan suatu
bangunan konstruksi yang berfungsi untuk menampung air yang telah diolah
memenuhi fluktuasi jumlah pemakaian air. Pada saat pemakaian air di bawah
konsumsi air rata-rata suplai air yang lebih akan ditampung di dalam reservoir
untuk mengimbangi pemakaian air dalam jumlah yang besar pada jam-jam
puncak. Reservoir harus terletak sedekat mungkin dengan pusat pelanggan atau
dibangun di bawah atau pada permukaan tanah. Reservoir ini bisa seluruhnya
berada di bawah permukaan tanah, bisa juga sebagian di bawah tanah dan
Reservoir
sebagian lagi di atas permukaan Etanah.
GL
Gardien Hidrolis
20
gravitasi.
EGL
Gardien Hidrolis
Wilayah, 2002).
dengan analisa fluktuasi pemakaian air (Gambar 3). Analisis ini didasarkan pada
Dimana :
Untuk mengalirkan air dari elevated reservoir yang memiliki ketinggian tertentu
(Al-Layla.dkk, 1978)
Pompa adalah suatu alat yang digerakkan oleh penggerak tenaga listrik
atau penggerak lainnya yang dapat memberikan energi kepada cairan sehingga
cairan tersebut mampu mengalir ke tempat yang lebih tinggi dari posisi asalnya.
aliran air menjadi tekanan dinamik dan sebagai akibatnya menimbulkan palu air
mengusahakan supaya katup limbah (waste valve) dan katup pengantar (delivery
valve) terbuka dan tertutup secara bergantian, maka tekanan dinamik diteruskan
sehingga tekanan inersia yang terjadi dalam pipa pemasukan memaksa air naik ke
L L
1 2
Keterangan :
h1 : beda tinggi antara letak sumber air dengan rencana letak pompa
h2 : Beda tinggi antara letak pompa dengan daerah pelayanan
L1 : jarak datar anatara sumber air ke letak pompa
22
Gambar 2.5 Profil Beda Tinggi Sistem Pompa Hidran, (Departemen Pekerjaan
Kapasitas pompa adalah volume zat cair yang dipompa per unit waktu
kemampuan untuk melakukan usaha persatuan massa. Dari segi pompa, head
adalah ukuran energi yang diberikan ke zat cair pada kapasitas dan kecepatan
operasi tertentu, sehingga zat cair mengalir dari tempat yang rendah ke tempat
yang tinggi.
Pompa yang dipakai untuk menyadap air baku dari sumber serta
Tabel 2.1 Jumlah Pompa Terpasang untuk Menyadap (intake) dan Menyalurkan.
Debit yang direncanakan Jumlah pompa Jumlah pompa Jumlah pompa
(m3/dtk) Utama cadangan keseluruhan
Sampai 2.800 1 1 2
2.500 - 10.000 2 1 3
Lebih dari 9.000 Lebih dari 3 Lebih dari 1 Lebih dari 4
Sumber : Sularso dan Haruo T, 1991
aliran yang cukup berarti. Pada umumnya pompa-pompa ini bekerja dengan beban
penuh. Adapun jumlah pompa yang dipergunakan untuk memenuhi jumlah air
Pompa yang dipakai untuk menyalurkan air bersih dari tandon distribusi
2) Pompa harus dapat bekerja secara efisien pada kebutuhan yang berfluktuasi
Kedua kriteria di atas pada umumnya diperlukan lebih dari satu pompa.
Pada instalasi konvensional yang standar, biasanya dipakai dua buah pompa, satu
besar dan satu kecil. Namun dalam banyak hal akan lebih baik jika dipergunakan
beberapa pompa dengan kapasitas yang sama (Tabel 2.2). Jika jumlah air yang
pompa yang sama kapsitasnya ditambah dengan pengatur putaran untuk melayani
rumus berikut :
24
Q.H .
D ( kgf m/dt ) ...................................................................(4.26)
atau
Q.H .
D ( hp ) ................................................................................
75
(4.27)
Dimana :
D = Daya pompa, hp
H = Tinggi efektif
H Hs hf
η = efesiensi pompa
ada dalam pipa tidak dapat terdorong sehingga dapat menyumbat aliran pada pipa.
Selain itu juga merupakan pemborosan biaya, karena diameter yang digunakan
besar. Kecepatan yang terlalu besar mengakibatkan pipa cepat aus dan mempunyai
Salah satu faktor yang dominan untuk diperhatikan pada aliran di dalam
pipa, adalah tinggi hilang energi. Secara umum, tinggi kehilangan energi dapat
dikelompokkan menjadi kehilangan energi utama atau major loss akibat gesekan
L v2
Hf=f ...........................................................................................
D 2g
(4.28)
L = panjang pipa
D = diameter pipa
v = Kecepatan aliran
g = percepatan gravitasi
v2
Hfm = K ...........................................................................................
2g
(29)
BAB III
Analisis kebutuhan air baku ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam
air bersih dan sistem distribusi air bersih. Untuk mengetahui kebutuhan nyata,
Semakin banyak jumlah anggota keluarga akan semakin banyak pula jumlah
pemakaian air. Salah satu pendekatan untuk menentukan kebutuhan air per orang
per hari adalah dengan mengetahui jumlah pemakaian air kebutuhan sehari-hari.
(lima) tahun terakhir yaitu dari tahun 2017 (sesuai data BPS Kabupaten
yang berfluktuasi. Hal ini akan berpengaruh dalam penentuan metode proyeksi
Negeri 1 3 25 8,3
TK
Swasta - - -
Negeri 1 10 80 8,00
SD
Swasta - - -
Tabel 2.7 Jumlah Pertumbuhan Guru dan Murid menurut Rasio Murid Guru Per
Metode
C Guru Murid Jumlah Rasio Murid / Guru
Geometrik
2014 13 104 117 8,0 0
2015 13 99 112 7,6 -0,042735
2016 13 86 99 6,6 -0,1160714
2017 13 105 118 8,1 0,1919192
Jumlah 0,0331127
Rata-Rata 0,0110376
a. Fasilitas Kesehatan
29
Desa Peoho memiliki pustu sebagai fasilitas kesehatan yang ada. Adapun
untuk tempat pelayanan dan tenaga Kesehatan yang ada dapat dilihat pada tabel
berikut 2,8.
b. Fasilitas Ibadah
sarana ibadah seperti musholah yang ada disekolah dan peukiman warga dapat
Tabel 3.1 Jumlah Kebutuhan Air Maksimum Per Orang Per Hari Menurut
5 – 10 250 – 400
10 – 30 300 – 450
2002
domestik. Kebutuhan ini terdiri dari kebutuhan untuk perkantoran dan tempat
ibadah, prasarana pendidikan dan kesehatan dapat dilihat pada tabel 4.5.
32
2005
data awal yakni tahun 2014 dan data akhir tahun 2017 hal ini dikarenakan data
tahun 2037 belum mencukupi angka setahun adapun metode yang di gunakan
yaitu :
1. Metode Aritmetik
Metode ini biasa juga di sebut metode rata-rata hitung, metode aritmetika
yang paling berpengaruh adalah jumlah penduduk, Oleh karena itu memproyeksi
33
penduduk tiap tahun sampai akhir tahun perencanaan yang di inginkan (dalam
menentukan besar kebutuhan fasilitas yang di harapkan, dalam hal ini fasilitas
Jumlah penduduk Desa Kabita tahun 2017 adalah sebesar 815 jiwa.
yang akan datang sesuai dengan tahun perencanaan, perhitungan akan di lakukan
atas dasar data-data yang telah ada. Adapun metode-metode perhitungan jumlah
penduduk untuk masa yang akan datang seperti telah di bahas pada bab
Dari tabel di atas, dapat di lihat perbedaan hasil perhitungan dari ketiga
kebutuhan air bersih di wilayah perkotaan, maka hasil perhitungan tersebut di atas
koefisien korelasi :
xy
r =
x * y
2
2 1/ 2
∑ xy
r =
[ ∑ X² . ∑ Y² ]½
-4810
r =
14 X 2966141
= -0.7464
35
∑ xy
r=
[ ∑ X² . ∑ Y² ]½
-4810
=
14 X 2065540
= 0.89447
KOEFISIEN
NO METODE KETERANGAN
KORELASI
1 ARITMATIK -0,79
2 GEOMETRIK -0,92 OK
Oleh karena koefisien korelasi metode geometrik lebih besar dari metode
kecenderungan geometrik
∑ xy
r =
[ ∑ X² . ∑ Y² ]½
626407.03
r = [ 2870.000 X 139362003.877 ]½
= 0.990
Tabel 6.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Desa Kab Dengan Metode Geometrik
X Y XY X2 Y2
1 824 824 1 678166,893
2 832 1664 4 692401,4223
3 841 2522 9 706934,7304
4 850 3398 16 721773,0884
5 858 4292 25 736922,8994
6 867 5204 36 752390,7005
7 876 6135 49 768183,1664
8 886 7085 64 784307,1116
9 895 8054 81 800769,4938
10 904 9042 100 817577,4167
11 914 10050 121 834738,1331
12 923 11078 144 852259,0481
13 933 12127 169 870147,7221
14 943 13196 196 888411,8742
15 952 14286 225 907059,3856
16 962 15397 256 926098,303
17 972 16531 289 945536,8418
18 983 17686 324 965383,39
19 993 18863 361 985646,5116
20 1003 20063 400 1006334,95
JUMLAH 197498 2870 16641043,08
perkantoran.
a. Fasilitas Kesehatan
puskesmas yang ada hanya memiliki 1 (satu) buah bangunan adapun fariabel
untuk jumlah kebutuhan air bersh sebanyak 2 m³/unit/hr sampai dengan tahun
2021.
b. Fasilitas pendidikan
Pn = Po ( 1 + r )n
jumlah siswa, guru, dan pegawai pada tahun 2037 dapat dilihat pada tabel berikut:
Negeri 1 3 43 14,3
TK
Swasta - - -
Negeri 1 10 85 8,50
SD
Swasta - - -
38
Pertumbuhan Rerata
No P0 Tahun
(r) Rencana Geometrik
1 141 2018 0,088478651 153
2 141 2019 0,088478651 167
3 141 2020 0,088478651 182
4 141 2021 0,088478651 198
5 141 2022 0,088478651 215
6 141 2023 0,088478651 234
7 141 2024 0,088478651 255
8 141 2025 0,088478651 278
9 141 2026 0,088478651 302
10 141 2027 0,088478651 329
11 141 2028 0,088478651 358
12 141 2029 0,088478651 390
13 141 2030 0,088478651 425
14 141 2031 0,088478651 462
15 141 2032 0,088478651 503
16 141 2033 0,088478651 547
17 141 2034 0,088478651 596
18 141 2035 0,088478651 649
19 141 2036 0,088478651 706
20 141 2037 0,088478651 768
Sehingga
= 768 X 45 Liter/orang/hari
= 34580,39 Liter/orang/hari
= 17290,2 Liter/orang/hari
= 17,2902 m3/hari
c. Fasilitas Ibadah
pendidikan yaitu :
40
Metode
Metode Geometrik
Tahun Mesjid Gereja Pura/Vihara Geometrik
(r)
(r)
2014 0 - 2 0,00 0,00
2015 0 - 2 -1,00 -1,00
2016 0 - 2 -1,00 -1,00
2017 1 - 2 -1,00 0,00
Jumlah -3,00 -2,00
Rata rata -1,00 -0,67
= 3 x 2000 Liter/unit/hari
= 6000 Liter/unit/hari
= 6 m3/hari
d. Fasilitas Perkantoran
Berdasarkan standar kebutuhan air bersih untuk fasilitas perkantoran adalah 120
2014 1 7 8 0
2015 1 7 8 0
2016 1 8 9 0,125
2017 1 9 10 0,111
Jumlah 0,236
Rata rata 0,079
Pertumbuhan
No P0 Tahun Rencana Geometrik
Rerata ( r )
41
1 10 2018 0,0787 11
2 10 2019 0,0787 12
3 10 2020 0,0787 13
4 10 2021 0,0787 14
5 10 2022 0,0787 15
6 10 2023 0,0787 16
7 10 2024 0,0787 17
8 10 2025 0,0787 18
9 10 2026 0,0787 20
10 10 2027 0,0787 21
11 10 2028 0,0787 23
12 10 2029 0,0787 25
13 10 2030 0,0787 27
14 10 2031 0,0787 29
15 10 2032 0,0787 31
16 10 2033 0,0787 34
17 10 2034 0,0787 36
18 10 2035 0,0787 39
19 10 2036 0,0787 42
20 10 2037 0,0787 46
Sehingga
= 46 x 120 Liter/Pegawai/hari
= 5460,402 l/Pegawai/Hari
= 5,460402 m3/hari
Kebutuhan Domestik
Dari hasil perkiraan jumlah penduduk yang terbesar yang ditunjukkan oleh
sampai tahun 2037 sekitar 4413 jiwa. Standar kebutuhan air untuk
42
setiap orang dengan jumlah penduduk di Bawah 10000 jiwa adalah 225
liter/orang/hari.
Rasio
Laki-
No Tahun Perempuan Jumlah Jenis
laki
Kelamin
1 2014 394 396 790 1,005
2 2015 397 400 797 1,008
3 2016 402 405 807 1,007
4 2017 407 408 815 1,002
Pertahun
Jumlah Penduduk
No P0 Tahun
Pertumbuhan Rerata Rencana
Ka R Aritmatik Geometrik
1 815 2018 8,3333333 0,01044 823 824
2 815 2019 8,3333333 0,01044 832 832
3 815 2020 8,3333333 0,01044 840 841
4 815 2021 8,3333333 0,01044 848 850
5 815 2022 8,3333333 0,01044 857 858
6 815 2023 8,3333333 0,01044 865 867
7 815 2024 8,3333333 0,01044 873 876
8 815 2025 8,3333333 0,01044 882 886
9 815 2026 8,3333333 0,01044 890 895
10 815 2027 8,3333333 0,01044 898 904
11 815 2028 8,3333333 0,01044 907 914
12 815 2029 8,3333333 0,01044 915 923
13 815 2030 8,3333333 0,01044 923 933
14 815 2031 8,3333333 0,01044 932 943
15 815 2032 8,3333333 0,01044 940 952
16 815 2033 8,3333333 0,01044 948 962
17 815 2034 8,3333333 0,01044 957 972
18 815 2035 8,3333333 0,01044 965 983
19 815 2036 8,3333333 0,01044 973 993
20 815 2037 8,3333333 0,01044 982 1003
Fasilitas Kesehatan
44
Dimana standar kebutuhan air untuk fasilitas kesehatan 250 l/tempat tidur/hari
Tabel 7. Perkiraan jumlah tempat tidur dan kebutuhan air tahun 2037
jumlah
Tahun Jenis Sarana geometrik( R )
tempat tidur
2014 Pustu 1 0.00
2015 Pustu 1 -1.00
2016 Pustu 1 -1.00
2017 Pustu 1 -1.00
Jumlah -3.00
rata-rata -1.0000
Jadi total perkiraan air bersih untuk fasilitas kesehatan tahun 2024 adalah :
= 0.25 m3 / hari
Tabel 6.13 Rekapitulasi Air Bersih Domestik Dan Non Domestik Tahun 2037.
NON DOMESTIK
1. fasilitas kesehatan 0.25 m³/hari
2.fasilitas pendidikan 13.41 m³/hari
45
BAB VII
7.1 Kesimpulan
1) Jumlah penduduk hasil proyeksi tiap 5 (lima) tahun pada tiga Kecamatan
yang direncanakan untuk mendapatkan layanan air bersih yaitu pada tahun
2017 = 815 orang , tahun 2022 = 858 orang, tahun 2027 = 904 orang,
Tahun 2032 = 952 orang, dan pada tahun 2037 jumlah penduduk sebesar
1003 orang, dan kebutuhan air bersih tiap tahun proyeksi adalah tahun
2017 = 40,75 lt/det, tahun 2022 = 42,9 lt/det, tahun 2027= 47,72 lt/det,
tahun 2032 =51,57 lt/det, sedangkan pada tahun 2037 jumlah kebutuhan
dan biologi diperoleh hasil analisis memenuhi standar yang berlaku untuk
7.2 Saran
Agar kondisi Daerah Aliran Sungai (DAS) Watubangga agar kualitas dan
beberapa hal ;
DAFTAR PUSTAKA
Al-Layla., dkk. 1980. “Water Supply Engineering Design”, Ann Arbor Science,
America.
Babbit. H. E., Doland., James J., dan Cleasby, John L., 1949, “Water Supply
Jakarta.
Jakarta.
Kodoatie, R. J., 2001, “Hidrolika Terapan Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Linsley, R. K., dan Franzini, J. B., 1996, “Teknik Sumber Daya Air (Jilid 2”),
Erlangga, Jakarta.
Kusuma, Kendari.
49
Seto, Jakarta.
Indonesia. Jakarta.
Seru, D. Joni, 2007, “Analisa Prediksi Distribusi Aliran Pipa Perusahaan Daerah
dipublikasikan, Kendari.
Sularso, dan Haruo T., 1991 , “Pompa dan Kompresor” , PT. Pradnya Paramita ,
Jakarta
Totok, S. C., dan Eni Sutrisno, 1987, “Teknologi Penyediaan Air Bersih”, Rineka
Cipta, Jakarta.