Abstrak
Upaya pelestarian bangunan tradisional pada umumnya, dan khususnya bangunan tradisional
Manggarai, dapat terwujud karena tersedianya pendanaan, partisipasi masyarakat, dan
penguasaan teknologi teknologi struktur dan konstruksi bangunan. Namun aspek pendanaan
sering diasumsikan sebagai indikator utama keberhasilan penanganan tersebut. Batasan
substansial dalam menilai keberhasilan program, dilihat dari kesesuaian fisik bangunan yang
ditangani dengan karakter aslinya. Qualitative Content analyse, digunakan dalam melakukan
analisa mendalam terhadap dokumen-dokumen hasil observasi yang telah dilakukan, terkait
dengan upaya-upaya pelestarian bangunan tradisional Manggarai. Dari tiga lokasi kajian, yaitu
Kampung Todo, Kampung Ruteng Puu, dan Kampung Waerebo, didapat bahwa tingkat
penguasaan teknologi struktur dan konstruksi bangunan merupakan faktor kunci keberhasilan
dalam upaya pelestarian bangunan tradisional Manggarai.
Kata kunci: pendanaan, penguasaan teknologi teknologi struktur dan konstruksi, bangunan tradisional
Manggarai
Berbagai penanganan dalam upaya Dari data yang telah dikumpulkan, dilakukan
pelestariannya umumnya bertujuan untuk analisa mengenai faktor yang sangat
mempertahankan eksistensi/keberlanjutan berpengaruh terhadap perubahan karakter
bangunan tradisional Manggarai. Namun fisik bangunan yang dihasilkan, khususnya
keberhasilan upaya-upaya tersebut perubahan pada aspek teknologi struktur dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain konstruksi, dibandingkan dengan karakteristik
dari segi pendanaan (peran perencana dan aslinya. Aspek teknologi struktur dan
pemakai), partisipasi masyarakat, dan konstruksi bangunan yang dikaji, terdiri atas:
teknologi struktur dan konstruksi yang 1) jenis teknologi struktur dan konstruksi; 2)
digunakan. Sehingga ruang lingkup substansial karakter sambungan konstruksi; 3) bahan
kajian ini difokuskan untuk melihat faktor bangunan yang digunakan pada teknologi
kunci keberhasilan kegiatan pelestarian struktur dan konstruksi bangunan; 3) eksisting
bangunan tradisional Manggarai. upper struktur dan lower struktur; 4) eksisting
konstruksi dinding.
Metode
Kajian Teori
Meode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode analisis isi kualitatif (qualitative Namun dewasa ini masyarakat tradisional
contente analyse). Analisis konten kualitatif telah mengalami perubahan budaya dan
merupakan metode analisis dengan integrasi tradisi, sebagai pengaruh dari perkembangan
yang lebih mendalam secara konseptual teknologi, telekomunikasi, dan transportasi.
(Bungin, 2004) Hal ini merupakan ancaman tersendiri untuk
kelestarian bangunan tradisional ke depannya
Metode Pengumpulan Data (Marhaento, 2004). Umumnya unsur-unsur
dasar (makna) dalam bangunan tradisional
Data sekunder diperoleh dari hasil observasi mampu bertahan untuk kurun waktu yang
lapangan Balai Pengembangan Teknologi lama, meskipun bentuk fisiknya mengalami
Pebangunanan Tradisional Denpasar pada proses tumbuh dan berkembang bersamaan
tahun 2008-2010, berupa karakter asli dengan pertumbuhan dan perkembangan
bangunan tradisional Manggarai, serta kebudayaan suatu masyarakat, (Prijotomo,
informasi penanganan-penanganan yang 1997). Proses tersebut mengakibatkan
pernah dilakukan pada ketiga lokasi tersebut. keadaan sekarang berbeda dengan keadaan
Data skunder lainnya didapat dari rekaman sebelumnya, dan dapat berupa kemunduran
penanganan bangunan tradisional Manggarai maupun kemajuan (Syani, 1995). Faktor
di Kampung Waerebo, dalam program penyebab perubahan antara lain: 1)
bangunan asuh Danone dari tahun 2009-2011. kebutuhan dan fungsi ruang; 2) kemudahan
Data-data yang dikumpulkan berupa: 1) pihak mendapatkanya; dan 3) kemudahan dalam
yang melakukan kegiatan penanganan yang pelaksanaan.
pernah dilakukan; 2) partisipasi masyarakat
dalam kegiatan tersebut; 3) karakter fisik Di sisi lain bangunan tradisional yang
bangunan yang dihasilkan. umumnya berlokasi di dalam suatu lingkungan
perumahan tradisional telah ditetapkan
Metode Analisa Data sebagai kawasan strategis sosial budaya, yang
memiliki fungsi atau berdampingan langsung
Analisis data dilakukan dengan tahap deskripsi
dengan kawasan yang berfungsi sebagai
data, mencari kecenderungan berdasarkan
kawasan lindung dan/atau kawasan budidaya
konteks sosial seputar dokumen, dan mencari
(UU No.26, tahun 2007). Sehingga pelestarian
signifikasi, serta relevansinya (Zuchdi, 1993).
bangunan tradisional ke depannya akan
berdampak langsung terhadap kelestarian
Tabel 1. Perbedaan aspek teknologi struktur dan konstruksi bangunan tradisional dengan bangunan di
perkotaan
Aspek Bangunan Tradisional Bangunan di Perkotaan
Teknologi struktur Rangka batang, konstruksi balok dan Dinding pemikul,
dan konstruksi tiang Konstruksi pasangan batu/bata
Karakter sambungan konstruksi hidup, kokoh, kuat dan konstruksi mati, kokoh, kuat
bergoyang dan tak bergoyang
bahan bangunan Bahan pokok: kayu, berkarakter bahan pokok: batu (dan bata),
kesementaraan (aus dan lapuk) berkarakter abadi
hubungan dengan Terletak di muka bumi, tanpa menancap ke dalam bumi,
pondasi wajib berpondasi
kedudukan dinding Bukan unsur utama bangunan, Salah satu unsur utama
sekadar tirai penjinak iklim bangunan, pengisolasi iklim
Sumber : Prijotomo, 2010
c)
a)
Lokasi
Data Kampung Todo Kampung Ruteng Kampung Waerebo
Kegiatan
Pihak yang Disponsori oleh Danone
Disponsori oleh
melakukan , Disponsori oleh Pemerintah dalam program rumah asuh,
Pemerintah Daerah
mensponsori, Daerah setempat (++) atas inisiasi Bapak Yori Antar
setempat (++)
merekomendasi (++)
1. Mengawasi, 1. Mengawasi,
2. Memberikan informasi Mengawasi proses dalam 2. Memberikan informasi
Partisipasi
mengenai sebagian tata membangun teknologi struktur dan
masyarakat
cara (--) konstruksi
pelaksanaan/pengerjaan 3. Ikut dalam pelaksanaan
Dari komparasi data di atas, diketahui bahwa menjamin kesesuaian bangunan yang
kegiatan pelestarian di ketiga lokasi mendapat dihasilkan dengan karakter fisik aslinya.
sponsor dana dari pihak luar, namun hasil Partisipasi masyarakat sangat berperan
yang dicapai berbeda di masing-masing lokasi, sebagai pengontrol kesesuaian pengerjaan
dilihat dari kesesuaian bangunan dengan fisik di lapangan. Tinggi atau rendahnya
karakter aslinya. Partisipasi masyarakat di partisipasi masyarakat sangat tergantung dari
ketiga lokasi menunjukkan tingkatan yang tingkat pemahaman, kemampuan, serta
berbeda. Hal ini dikarenakan pengetahuan penguasaan teknologi struktur dan konstruksi
masyarakat mengenai teknologi teknologi dalam membangun bangunan tradisional.
struktur dan konstruksi bangunan di tiap-tiap Tingkat penguasaannya secara visual
lokasi tidaklah sama. Diantara ketiga lokasi, tergambar pada dikumentasi struktur
tingkat penguasaan teknologi teknologi bangunan yang dihasilkan. Kesesuaiannya
struktur dan konstruksi oleh masyarakat di dapat dianalisis dari perubahan pada teknologi
kampong Waerebo paling tinggi di antara 2 struktur dan konstruksi yang terjadi. Aspek
(dua) lokasi lainnya. Sehingga bangunan yang teknologi struktur dan konstruksi bangunan
dihasilkan hamper tidak mengalami perubahan terdiri atas jenis teknologi struktur dan
bentuk dan mendekati karakter aslinya. konstruksi, karakter sambungan, bahan
bangunan yang digunakan, upper struktur dan
Kesesuaian Teknologi Struktur dan Konstruksi lower struktur, dan eksisting konstruksi
Bangunan yang Dihasilkan dari Kegiatan dinding yang digunakan pada bangunan
Pelestarian dengan Karakter Aslinya. tradisional, sebagai wujud fisik dari program
penanganan yang ada, lebih jelasnya dapat
Hasil komparasi pada Tabel 2, menunjukkan dilihat pada Tabel 3.
bahwa faktor pendanaan semata tidak
Tabel 3. Komparasi teknologi struktur dan konstruksi bangunan tradisional hasil program penanganan di tiga
lokasi dibandingkan dengan karakter aslinya.
Struktur dan konstruksi pada bangunan yang tampak pada Gambar 7. Sedangkan pada
dihasilkan di masing-masing lokasi, masih kampung Todo dan Ruteng Puu telah
tetap mempertahankan konstruksi rangka gabungan teknik sambungan dengan
batang, namun karakter sambungan pemanfaatan paku sebagai alat penyambung
menunjukkan beragam variasi yang struktur. Merupakan hal yang berbeda antara
mencerminkan perkembangan dari sambungan sambungan ikat yang merupakan sambungan
ikat. Karakter sambungan bangunan di hidup, dibandingkan sambungan paku yang
kampung Waerebo, juga menunjukkan variasi merupakan sambungan mati. Hal ini
teknisk ikatan sebagai cerminan kreatifitas diindikasikan akan berpengaruh pada
masyarakat yang berkembang seperti yang elastisitas lentur konstruksi bangunan jika
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol.1 No.1 Juli 2012 | 81
Penguasaan Teknologi Struktur dan Konstruksi Rumah Tradisional Manggarai sebagai Kunci Keberhasilan Kegiatan Pelestariannya.
a)
a) b)
Gambar 7. Perbedaan struktur balok: a) Balok melingkar dengan kayu kenti; b) Balok segi-8 dengan kayu
Sumber: Antar,2011 (a) dan BPTPT DPS, 2009 (b)
Upper struktur tidak banyak mengalami pengaruh bentuk dan bahan penutup atap
perubahan, namun lower struktur pada atap terhadap iklim, maka perbedaan
kampung Ruteng Puu mulai menggunakan penataan selubung bangunan tersebut
batu sebagai tumpuan kolom dan tidak menjadi salah satu faktor yang berpengaruh
ditanam dalam tanah. Penempatan kolom kenyamanan termal bangunan (Hermawan dkk,
tertanam dan di atas tanah merupakan 2006).
perlakuan yang berbeda jika dihubungkan
dengan perilaku bangunan nantinya dalam Penguasaan Teknologi Struktur dan Konstruksi
merespon gempa. Vs Pendanaan
Dinding pada karakter bangunan yang asli, Setelah dilakukan analisis tingkat kesesuaian
hanya terdapat pada bagian enterance. teknologi struktur dan konstruksi bangunan
Dinding tidak sebagai pelindung bangunan, yang ditangani dengan karakteristis aslinya,
karena konstruksi atap yang menjuntai ke maka berdasarkan data sekunder dan
bawah sekaligus sebagai pernaungan wawancara dengan informan kunci (tetua adat
bangunan. Bangunan di Ruteng Puu justru setempat), dijabarkan faktor-faktor penyebab
memiliki dinding yang menutupi seluruh sisi ketidaksesuaian, seperti pada Tabel 4.
bangunan. Berdasarkan penelitian mengenai
Aspek Bahan
Upper
Karakter Bangunan Konstruksi
Pendanaan struktur dan
Lokasi Sambungan Yang Dinding
lower struktur
Digunakan
Terlihat
Masih Masih Masih
sambungan lain
dipertahankan dipertahankan dipertahankan
selain
Oleh Pemerintah seperti aslinya seperti aslinya seperti aslinya
sambungan ikat
Daerah setempat,
Faktor :
Kampung tahun 2008 untuk
kemudahan
Todo pembangunan Faktor : Faktor : Faktor :
dalam
Mbaru Niang kemudahan kemudahan kemudahan
pelaksanaan dan
Wowang dalam dalam dalam
fungsi
pelaksanaannya mendapatkannya pelaksanaannya
ruang/banguanan
(bangunan adat)
Perubahan pada
Sambungan ikat Perubahan pada penambahan
Oleh Pemerintah Perubahan pada
hanya pada bahan balok dinding sebagai
Daerah setempat, lower struktur
Kampung konstruksi atap struktur selubung
tahun 1983 untuk
Ruteng bangunan
pembangunan 2
Puu Faktor : Faktor : Faktor : Faktor :
buah bangunan
kemudahan kemudahan kemudahan kemudahan
tradisional
dalam dalam dalam dalam
pelaksanaannya mendapatkannya pelaksanaannya pelaksanaannya
Oleh program Masih
bangunan asun dipertahankan
Masih Masih Masih
Danone tahun dengan
dipertahankan dipertahankan dipertahankan
2009-2011 untuk pengembangan
seperti aslinya seperti aslinya seperti aslinya
renovasi 2 buah variasi
Kampung
bangunan, sambungan ikat
Waerebo
pengadaan baru 3
Faktor : Faktor : Faktor : Faktor :
buah bangunan (1
kemudahan kemudahan kemudahan kemudahan
buah dengan
dalam dalam dalam dalam
pengembangan
pelaksanaannya mendapatkannya pelaksanaannya pelaksanaannya
desain)
Perubahan yang terjadi dominan disebabkan akan sambungan ikat masa lampau, menjadi
karena faktor kemudahan dalam faktor penyebab beberapa titik sambungan
pelaksanaannya. Indikator kemudahan struktur diselesaikan dengan penggunaan
dikarenakan masyarakat setempat tidak lagi paku.
menguasai pengerjaan struktur seperti aslinya.
Di Kampung Ruteng Puu, teknik mengikat Kesimpulan
sebagai sambungan struktur hanya diingat
sebagian oleh para tetua, namun tidak mampu Dari analisis yang telah dilakukan, diketahui
dikerjakan karena keterbatasan fisik. Maka bahwa semakin tinggi penguasaan teknologi
berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah struktur dan konstruksi bangunan oleh
setempat, terjadi perubahan bentuk sebagai masyarakat, maka semakin tinggi tingkat
akibat perubahan teknologi struktur dan kesesuaian bangunan dengan karakter aslinya.
konstruksi bangunan. Penggunaan paku, Sehingga keberhasilan kegiatan pelestarian
pasak, dan pen menjadi pilihan penyelesaian dalam mempertahankan karakter bangunan
sambungan struktur di Kampung Todo. yang dilestarikan, dipengaruhi oleh tingkat
Sambungan ikat hanya terlihat pada beberapa penguasaan teknologi teknologi struktur dan
bagian sambungan kolom dan balok, serta konstruksi bangunan oleh masyarakat
konstruksi atap. Keterbatasan pengetahuan
http://repository.univpancasila.ac.id/dmdocum
ents (Prasetya, L. Edhi. Adaptasi dan
keberlanjutan Arsitektur tradisional
manggarai, flores barat . Jurusan Arsitektur
Universitas Pancasila, Jakarta) diakses pada
tanggal 28 November, pkl. 15.00 WITA