Abstrak
Desa Tonsea Lama terletak di Kecamatan Tondano Utara, Kabupaten Minahasa,
Provinsi Sulawesi Utara. Desa ini memiliki sejarah yang panjang dan terdapat hubungan
dengan masyarakat Jawa Tondano Kepala desa di desa Tonsea Lama memiliki peran
penting dalam menggerakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Selain itu, di
desa Tonsea Lama terdapat rumah panjang Minahasa yang merupakan bentuk arsitektur
tradisional Minahasa Meskipun sebagian besar rumah telah mengalami perubahan, namun
karakteristik bentuk asli masih terlihat pada sebagian rumah.
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan batas wilayah yang
sangat luas dan memiliki kekayaan yang beragam. Dengan jumlah kepulauan
yang kurang lebih 17000 pulau terdiri dari beragam suku bangsa, adat
istiadat, bahasa, dan budaya yang tercermin pada bangunan-bangunan yang
terdapat pada sebuah kampung adat. Pada Kampung adat terdapat suatu
batasan pola pikir masyarakat, yang kemudian dijadikan suatu pedoman yang
mempengaruhi bentuk dasar bangunan. Hal ini sejalan dengan apa yang
disebut sebagai arsitektur vernakular. Vernakular, berasal dari kata
"vernacullus" yang berarti domestik, asli, pribumi. Pembentukan arsitektur
berangsur dengan sangat lama dan turun menurun (James Howell : 1688
dalam Papanek, Victor : 1995). Saat ini ada kecenderungan pada bangunan-
bangunan di kampung adat untuk berubah. Perubahan ini sejalan dengan
Globalisasi yang membawa dampak terhadap perubahan pada bangunan-
bangunannya.
Selain itu perubahan kondisi lingkungan, cara hidup dan perilaku
masyarakat juga turut mendorong terjadinya perubahan. Berkaitan dengan hal
di atas, penelitian ini melihat pada objek arsitektur vernkular yang berada
pada Desa Tonsea Lama yang terletak di kecamatan Tondano. Pada penelitian
ini mencoba membuat kajian dari aspek-aspek yang mempengaruhi
terbentuknya bangunan tersebut, berdasarkan faktor sosial, lingkungan dan
sebagainya.
1
1.2 Vernakular
Sering kali arsitektur dikaitkan dengan vernakular, sehingga arsitektur
vernakular sering kali terdengar ditelinga kita. Arsitektur vernakular adalah
istilah yang digunakan dekonstruksi yag menggunakan sumber daya lokal
yang tersedia dan budaya atau tradisi untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Menurut (Gutierrez : 2004) keunikan bangunan vernakular disebabkan oleh
metode membangun yang diwariskan secara bergenerasi dari ancient
tradition, baik dari segi pengetahuan maupun metodenya (trial and error).
Sedangkan menurut (Rapoport : 1969) seorang antropolog arsitektur
menyatakan bahwa karakteristik bangunan vernakular adalah sebagai
berikut : 1. Bangunannya tidak didukung oleh prinsip dan teori bangunan
yang benar, 2. Menyesuaikan dengan lingkungannya, 3. Sesuai dengan
kemampuan masyarakatnya (teknologi dan ekonomi), 4. Menggambarkan
budaya masyarakat (sebagai penanda, simbol, dan lain-lain), 5. Terbuka
terhadap sumber daya alam yang ada di sekitarnya dan selalu dapat menerima
perubahan-perubahan (trial dan error) sehingga dapat bertahan.
2
Teknologi berupa ilmu gaya dan ilmu bangunan, khususnya pengetahuan
mengenai bahan bangunan dan cara penggunaannya. Aspek Hukum Adat
seperti banyak jurisdiksi memperkenalkan kode bangunan ketat dan peraturan
zonasi, "arsitek rakyat" kadang-kadang menemukan diri mereka dalam
konflik dengan pemerintah daerah. Aspek religi/kepercayaan ada 3 elemen
khusus yang bertalian dengan sistem religi bagi suatu kelompok bangsa
yaitu : Emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia
berlaku serba religius, Sistem kepercayaan atau bayang-bayang manusia
tentang bentuk dunia, alam gaib, maut, dan sebagainya, Sistem-sistem
upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib dan
kelompok keagamaan yang mengkonsepsikan dan mengaktifkan religi beserta
sistem upacara keagamaanya. Aspek Hubungan Sosial Masyarakat di mana
manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian, ia membutuhkan
kehadiran orang lain agar dapat hidup harmonis. Oleh sebab itu, agar segala
kebutuhan dan keharmonisan di dalam kehidupan tercipta ia harus selalu
berinteraksi satu sama lain.
1.4 Tipologi
Menurut (Raphael Moneo dalam Periplus : 1999) sebagai suatu metoda,
tipologi digunakan sebagai alat analisis objek. Dengan tipologi, suatu objek
arsitektural di analisa perubahan-perubahannya, yaitu yang menyangkut
dengan dasar, sifat dasar, serta proses perkembangan bangunan dasar tersebut
sampai ke bentuk yang sekarang serta fungsi dari objek tersebut. Dari hasil
analisa tipologi dapat menentukan tipe dari objek dan menempatkannya
secara benar dalam klasifikasi tipe yang sudah ada. Sebagai suatu metode,
tipologi juga dapat digunakan untuk menerangkan perubahan-perubahan dari
suatu tipe, di mana suatu tipe mencirikan ciri-ciri tertentu yang dapat
membedakannya dengan tipe-tipe yang lain. Maksudnya adalah tipologi dapat
membantu menerangkan suatu tipe berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh setiap objek arsitektural.
3
2. Metodology
Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif secara
kualitatif dengan mengadakan survey kelapangan guna memaparkan dan
menganalisa tipologi dan perkembangan tipologi bangunan. Tahapan yang
dilakukan meliputi penetapan pembahasan, pengumpulan data, dan pengolahan
data untuk menghasilkan suatu kesimpulan. Pembahasan penulisan ini sebagai
batasan dari pembahasan yang dilakukan pada kajian ini, yaitu : Tipologi dan
transformasi bangunan di Kampung Mahmud. Adapun metode pengumpulan data
dilakukan dengan mencari studi literatur tentang masalah yang akan dibahas, yaitu
: Teori Arsitektur Vernakular, Teori Tipologi, dan Teori Transformasi. Sedangkan
data survey mengenai perkampungan adat di Desa Tonsea Lama dengan
melakukan wawancara dan dokumentasi lapangan terhadap objek arsitektur
vernakular.
4
Gambar Peta desa Tonsea lama Gambar rumah adat minahasa
khas Tonsea lama
4. Analisis
3.1 Tipologi Bangunan
Desa Tonsealama adalah salah satu desa tertua di Minahasa, sebab desa
ini dihuni oleh warganya beberapa saat setelah tercapainya Kesepakatan
Damai Watupinawetengan, yang diperkirakan berlangsung pada abad ke-7.
Penduduk asli Desa Tonsealama adalah suku “Tontiwo”. Berdasarkan
informasi yang kami dapat dari warga, dulunya Desa Tonsea Lama
merupakan Kawasan Perhutanan yang subur, bahkan sampai sekarang
keadaan tanah yang subur tersebut dimanfaatkan warga sekitar untuk Bertani.
Keadaan yang subur juga memungkinkan tumbuhnya pohon cempaka yang
merupakan bahan dasar kayu yang sering digunakan pada rumah adat
diminahasa. Berikut ciri-ciri yang bisa ditemukan pada rumah adat Minahasa
khas Tonsea lama:
4.1.1 Terdapat dua buah tangga di bagian depan rumah tepatnya pada bagian
kiri dan kanan, tangga tersebut juga berbahan dasar kayu.
5
4.1.3 Terdapat ornament-ornamen ukiran/pahatan dari kayu pada beberapa
bagian rumah adat Minahasa khas Tonsea lama kebanyakan ornamen-
ornamen tersebut diletakan pada bagian bawah atap dan juga ventilasi
rumah.
4.1.4 Terdapat ruang kosong pada bagian fondasi yang dimanfaatkan sebagai
tempat untuk menyimpan hasil pertanian, namun terjadi perubahan
konstruksi pada kolong rumah terutama didesa Tonsea Lama yaitu
struktur awal dari tiang fondasi yang berbahan dasar kayu diubah
menjadi beton, karena kayu mudah lapuk dan hancur.
6
4.1.5 Terdapat ventilasi berbentuk kotak kecil yang ada pada area atap
bangunan yang berfungsi untuk membuat suhu ruangan menjadi sejuk.
4. Kesimpulan
7
kategori luas bangunan yang dilakukan di luar tradisi akademis dan tanpa
bimbingan profesional. Arsitektur vernakular dibangun untuk memenuhi
kebutuhan spesifik, mengakomodasi nilai-nilai, ekonomi, dan cara hidup budaya
yang menghasilkannya. Biasanya dibangun oleh pemilik atau komunitas,
memanfaatkan teknologi tradisional. Arsitektur vernakular mencakup tradisi
bangunan budaya yang telah diwariskan selama beberapa generasi. Fungsi
bangunan merupakan faktor yang dominan, sedangkan pertimbangan estetika,
meskipun ada pada tingkat tertentu, menjadi faktor yang paling utama. Arsitektur
vernakular cenderung berkembang seiring berjalannya waktu untuk
mencerminkan konteks lingkungan, budaya, dan sejarah di mana arsitektur
tersebut berada. Khusus untuk rumah tradisional Minahasa di Desa Tonsea Lama,
arsitektur vernakular digunakan untuk memenuhi kebutuhan bangunan dan desain
setempat. Rumah-rumah tersebut dibangun menggunakan teknik dan bahan
tradisional, dan mencerminkan identitas budaya masyarakat Minahasa. Dapat
disimpulkan berdasarkan hasil kajian, bahwa Rumah-rumah Desa Tonsea Lama
tersebut sederhana, hemat biaya, dan juga ramah lingkungan.
Daftar Pustaka
Ghisleni, C. (2020) What is vernacular architecture?, ArchDaily. Available at:
https://www.archdaily.com/951667/what-is-vernacular-architecture
(Accessed: 17 October 2023).
odeammo, P. by (2015) Kondisi masa kini Arsitektur tradisional rumah adat
Minahasa Sulawesi Utara dan rumah adat Suku Dayak kalimantan timur,
odeammooa. Available at:
https://odeammooa.wordpress.com/2015/06/09/kondisi-masa-kini-
arsitektur-tradisional-rumah-adat-minahasa-sulawesi-utara-dan-rumah-adat-
suku-dayak-kalimantan-timur/ (Accessed: 17 October 2023).
Solution, Vd.W. (no date) Sejarah Desa - desa Tonsealama - Layanan
Masyarakat, https://www.Tonsealama.com/. Available at:
https://www.Tonsealama.com/profil-desa/sejarah-desa.html (Accessed: 17
October 2023).