ALINEMEN HORIZONTAL
Elevasi merupakan jarak vertikal atau ketinggian yang diukur terhadap bidang
datum atau biasa disebut sebagai bidang referensi untuk ketinggian istilah lain dari
elevasi yaitu ukuran ketinggian lokasi di atas permukaan laut. Elevasi berperan
penting dalam perencanaan geometri jalan, selain berfungsi untuk mengetahui
ketinggian tanah dari setiap titik pada trase jalan yang direncanakan, elevasi juga
berfungsi sebagai salah satu variabel untuk menghitung kemiringan atau slope.
Rumus untuk menghitung elevasi seperti berikut ini.
b. Slope
Secara umum slope atau kelandaian adalah keadaan dimana ada bidang atau
permukaan yang tidak rata, disebabkan ada bagian yang tinggi dan ada bagian
yang rendah. Besarnya slope atau kelandaian dapat dinyatakan kedalam tiga
bentuk yaitu gradien, persentase, dan derajat. Rumus untuk menghitung slope
seperti berikut ini.
48
49
Dimana :
Di = jarak (m)
x = koordinat sumbu x
y = koordinat sumbu y
2.4 Perhitungan Sudut
51
y1 y2 y3
αa = arctg α1 = arctg α2 = arctg
x1 x2 x3
Δ1= αa + α1
Δ2= α1 + α2
Dalam merencanakan tikungan pada trase, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti berikut ini :
a) Kecepatan rencana
c) Superelevasi (e)
Vr didapat dari data fungsi jalan dan kelandaian medan, dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 2.3. Kecepatan rencana, (Vr) sesuai klasifikasi fungsi dan medan jalan
Vr2
53
Rmin =
127 ( emaks +
f
maks )
Rmin hitungan dibandingkan dengan Rmin sesuai dengan tabel berikut, lalu
tentukan Rd ≥ Rmin.
Full Circle (F-C) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian
suatu lingkaran saja. Tikungan F-C hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar
agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi
yang besar. Lengkung horizontal jenis ini direncanakan untuk jari – jari
tikungan yang besar. Besarnya jari – jari minimum untuk tikungan ini telah
ditetapkan sesuai dengan kecepatan rencana dan kelas jalan.
Jika Rd < Rmin (di tabel sesuai Vr), maka jenis F-C tidak bias digunakan.
1432.4
1. Dd =
Rd
Vr
2. ed = xT
3.6
Vr
1. Ls = xT
3.6
Dimana :
Vra Vr X ed
2. Ls = (0.022 ¿ – (2,727 X )
Rd x C C
Dimana:
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
ed = Superelevasi desain (%)
Rd = Jari-jari rencana (m)
C = Perubahan percepatan 0,3 – 1,0 disarankan 0,4 (m/s²)
Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian,
(emaks−en) Vr
3. Ls =
3,6 ℜ
Dimana:
em = Superelevasi maksimum (%)
en = Superelevasi normal (%)
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
re = Tingkat pencapaian perubahan kemiringan melintang jalan (m/m/s)
55
2.5.8 P check
Ls 2
1. P check =
24 Rd
Jika P check < 0.25, maka jenis tikungan adalah F-C dan tidak memerlukan
lengkung peralihan.
Jika P check > 0.25, maka jenis tikungan memiliki lengkung peralihan (S-C-S atau
S-S).
Dimana :
π = 3.14
θc = ΔI – (2 x θs)
56
Dimana :
Dimana :
π = 3.14
Syarat tikungan S-C-S jika θc > 0o, dan Lc > 25 meter. Jika salah satu
tidak terpenuhi, maka tikungan berjenis S-C-S
Ls 2
Xs = Ls x (1- ¿
40 x Rd
Ls 2
Ys =( ¿
6 x Rd
P = Ys – Rd x (1 – cos θs)
K = Xs – Rd x sin θs
1
Ts = (Rd + P) x (tan( ΔI ¿ ¿ + K
2
57
Rd+ P
Es = 1 – Rd
cos( ΔI)
2
θc x π x Rd
Lc =
180
Ltot = Lc + (2 x Ls)
Hitung = 2 x Ts
1
Hitung ulang θs = x ΔI x Lc = 0
2
θs x π x Rd
Hitung ulang Ls =
90
a. Jenis Tikungan
Full Circle atau F-C adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian
suatu lingkaran saja. Tikungan F-C hanya digunakan untuk R (jarijari) yang besar
agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi
yang besar.
58
Gambar 2.4 Diagram superelevasi tikungan belok ke kanan tipe Full Circle
Bentuk ini dipakai untuk tikungan landai dan mempunyai R sangat besar.
Tikungan jenis ini digunakan dengan syarat besarnya lengkung lingkaran di dalam
perhitungan pada tikungan S-C-S kurang dari 20 meter. Dalam hitungan besarnya
dianggap sama dengan nol, sehingga bentuknya S-S. Sebenarnya pemakaian
lengkung ini bukanlah satu-satunya pemecahan apabila perhitungan diperoleh Lc
>Lc min. Cara lain adalah dengan memperbesar jari-jari kelengkungan asalkan
syarat landai relatif dipenuhi.
59
Pada lengkung S-S, besarnya Lc adalah nol sehingga besarnya qc juga nol.
Tikungan ini terdiri dari dua buah kurva, yaitu lingkaran dan spiral. guna
lengkung spiral adalah untuk menjaga agar gaya sentrifugal yang timbul pada
waktu memasuki/meninggalkan tikungan dapat terjadi secara berangsur-angsur,
60
tidak mendadak. Itu dikenal rumus yang disebut modifit formula. Jika Lc > 20
meter.
b. Superelevasi
Superelevasi adalah kemiringan melintang jalan pada lengkung horizontal
yang bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan guna mengimbangi
gaya sentrifugal. Diagram superelevasi menggambarkan pencapaian superelevasi
dari lereng normal sampai elevasi penuh sehingga dengan mempergunakan
61
Gam
bar 2.10 Diagaram superelevasi S-C-S
62
2g f
Tabel 2.7 Jarak Pandang Henti (Jh) minimum (satuan meter)
Data yang harus diketahui sebelumnya : Rd, Jh dan panjang tikungan (Lt),
dimana :
Lt = Lc + 2Ls untuk S – C – S
Lt = 2Ls untuk S – S
90° x Jh
E = Rd (1 – cos ( ))
π x Rd
b) Jh > panjang tikungan atau (Lt), maka digunakan rumus :
90° 1 90° x Jh
E = Rd (1 – cos ( )) + (Jh-Lt) cos ( )
π x Rd 2 π x Rd
Lt = Lc + 2Ls untuk S – C – S
Lt = 2Ls untuk S – S
90° Jd
M = Rd (1 – cos ( x ¿¿
π Rd
66
A. Flowchart
START
Perhitungan klasifikasi
medan
Perhitungan sudut
Perhitungan sudut
Perhitungan tikungan
FINISH
Elevasi As
Elevasi LOW
Elevasi ROW
b. Perhitungan Slope
Elevasi terbesar-Elevasi terkecil
Slope =
jarak
Tabel 2.12 Perhitungan slope
Elevasi AS
Notas
Elevasi Tinggi Elevasi Rendah Jarak Jarak Kontur ΔH Slope %
i
1 168 166 32.65 69.17 2 1.670559491 %
2 170 168 49.74 2 4.020908725 %
73
1. Datar D <3
2. Perbukitan B 3 – 25
3. Pegunungan G > 25
(Sumber : Peraturan Bina Marga No.38/TBM/1997)
Dari hasil perhitungan didapat nilai Slope rata-rata sebesar 1,61. Maka medan
pada trase jalan termasuk medan datar.
b. Perhitungan Tikungan 1
Data :
a. Kelas dan fungsi jalan : Jalan Nasional
b. Slope : 3,89
c. Kecepatan rencana (Vr) : 60 km/jam
d. Superelevasi maksimum (emax) : 10 % : 0,1
e. Superelevasi normal (en) : 2 % : 0,02
f. Waktu tempuh lengkung peralihan (T) : 3 detik
g. Vr ≤ 60 km/jam, maka re max : 0,035 m/m/dtk
Perhitungan :
= 0,153
Vr ²
Rmin =
127 x (emax+ fmax)
60²
=
127 x (0,1+ 0,153)
= 112,7845 cm
181913,53 x (0,1+0,153)
= = 12,7845
60²
Karena nilai Rd < 600, maka jenis tikungan bukan full circle
1432,4
Dd = = 10,2314
140
60²
Ed = – 0,153 = 0,049
127 x (140)
b) Cara 2
Panjang lengkung peralihan
C = 0,4 m/det²
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum
60
Ls = x 3 = 50
3,6
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
603 60 x 0,0495
(
Ls = 0,022 x
140 x 0,4 )
- ( 2,727 x
0,4
¿ = 64,6195 ≈ 65
(pilih terbesar)
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
( 0,1−0,02 ) x 60
Ls = = 38,0952
3,6 x 0,035
c) P check
77
Ls ² 65²
Pcheck = = = 1,2574
24 x Rd 24 x 140
P check ¿ 0,25, maka tikungan memiliki lengkung S-C-S / S – S
d) Jika tikungan bukan full circle
a. Menentukan sudut lengkung peralihan / spiral (Ɵs)
Ls x 360 65 x 360
Ɵs = = = 13,3008
4 x π x Rd 4 x π x 140
b. Menentukan sudut lengkung lingkaran / circle (Ɵc)
Ɵc = ∆I – ( 2 x Ɵs )
1) Tikungan I (∆I = 78°)
Ɵc = 78 – ( 2 x 13,3008 )
= 51,3984°
2) Panjang lengkung lingkaran (Lc)
Ɵc x π x Rd
Lc =
180
51,3984 x π x 140
Tikungan 1, Lc = = 125,59
180
c. Menghitung tikungan 1 ( percobaan S-C-S)
Ls ²
Xs = Ls x ( 1 - )
40 x Rd ²
65²
= 80 x ( 1 - ) = 64,6497
40 x 140²
Ls ² 65²
Ys = = = 5,0298
6 x Rd 6 x 140
P = Ys – Rd x ( 1 – cos Ɵs )
= 5,0298 – 140 ( 1 – cos 13,3008 ) = 1,2744
K = Xs – Rd x sin Ɵs
= 64,6497 – 140 x sin 13,3008 = 32,4408
1
Ts = (Rd + P) x {tan ( x ∆I)} + K
2
1
= (140 + 1,2744) x {tan ( x 78)} + 32,4408
2
= 146,8425
78
140+1,2744
Es = cos( 1 x 78)¿ – 140 = 41,7861
¿
2
51,3984 x π x 140
Lc = = 125,59
180
Ltot = 125,59 + 2 x(65) = 255.59
Check
2 x Ts ¿ Ltot
293,6851 ¿ 255,59 ( S-C-S )
c. Perhitungan Tikungan 2
Data :
a. Kelas dan fungsi jalan : Jalan Nasional
b. Slope : 2,4161
c. Kecepatan rencana (Vr) : 70 km/jam
d. Superelevasi maksimum (emax) : 10 % : 0,1
e. Superelevasi normal (en) : 2 % : 0,02
f. Waktu tempuh lengkung peralihan (T) : 3 detik
g. Vr ≤ 60 km/jam, maka re max : 0,035 m/m/dtk
Perhitungan :
= 0,1465
Vr ²
Rmin =
127 x (emax+ fmax)
79
70²
=
127 x (0,1+ 0,1465)
= 156,5220 cm
181913,53 x (0,1+0,1465)
= = 9,1514
70²
Karena nilai Rd < 600, maka jenis tikungan bukan full circle
1432,4
Dd = = 7,5389
190
70²
Ed = – 01465, = 0,0566
127 x (190)
b) Cara 2
Panjang lengkung peralihan
C = 0,4 m/det²
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum
70
Ls = x 3 = 58,3333
3,6
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
80
703 70 x 0,0566
(
Ls = 0,022 x
190 x 0,4 )
- ( 2,727 x
0,4
¿ = 72,2944 ≈ 73
(pilih terbesar)
Perhitungan :
= 0,1465
Vr ²
Rmin =
127 x (emax+ fmax)
70²
=
127 x (0,1+ 0,1465)
= 156,5220 cm
181913,53 x (0,1+0,1465)
= = 9,1514
70²
Karena nilai Rd < 600, maka jenis tikungan bukan full circle
1432,4
Dd = = 7,5389
190
70²
Ed = – 01465, = 0,056
127 x (190)
b) Cara 2
Panjang lengkung peralihan
C = 0,4 m/det²
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum
83
70
Ls = x 3 = 58,3333
3,6
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
703 70 x 0,0566
(
Ls = 0,022 x
190 x 0,4 )
- ( 2,727 x
0,4
¿ = 72,2944 ≈ 73
(pilih terbesar)
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
( 0,1−0,02 ) x 70
Ls = = 44,4444
3,6 x 0,035
c) P check
Ls ² 73²
Pcheck = = = 1,1686
24 x Rd 24 x 190
P check ¿ 0,25, maka tikungan memiliki lengkung S-C-S / S – S
d) Jika tikungan bukan full circle
a. Menentukan sudut lengkung peralihan / spiral (Ɵs)
Ls x 360 73 x 360
Ɵs = = = 11,0068
4 x π x Rd 4 x π x 190
b. Menentukan sudut lengkung lingkaran / circle (Ɵc)
Ɵc = ∆I – ( 2 x Ɵs )
1) Tikungan I (∆I = 32°)
Ɵc = 32 – ( 2 x 11,0068 )
= 9,9864°
2) Panjang lengkung lingkaran (Lc)
Ɵc x π x Rd
Lc =
180
9,9864 x π x 190
Tikungan 1, Lc = = 33,116
180
c. Menghitung tikungan 1 ( percobaan S-C-S)
Ls ²
Xs = Ls x ( 1 - )
40 x Rd ²
73²
= 80 x ( 1 - ) = 72,7306
40 x 190²
Ls ² 73²
Ys = = = 4,6746
6 x Rd 6 x 190
84
P = Ys – Rd x ( 1 – cos Ɵs )
= 4,6746 – 190 ( 1 – cos 11,0068 ) = 1,1794
K = Xs – Rd x sin Ɵs
= 72,7306 – 190 x sin 11,0068 = 36,4547
1
Ts = (Rd + P) x {tan ( x ∆I)} + K
2
1
= (190 + 1,1794) x {tan ( x 32)} + 36,4547
2
= 91,2745
190+1,1794
Es = cos( 1 x 32)¿ – 190 = 8,8838
¿
2
9,9864 x π x 190
Lc = = 33,116
180
Ltot = 33,116 + 2 x(73) = 179,116
Check
2 x Ts ¿ Ltot
182,549 ¿ 179,116 ( S-C-S )
e. Diagram Superelevasi
Pada pembuatan diagram superelevasi, data yang dibutuhkan adalah data hasil
perhitungan tikungan pada alinemen horizontal, berikut data tikungan I, tikungan
II, dan tikungan III :
1) Tikungan I
Pada tikungan I, jenis tikungan adalah S-C-S.
85
Perhitungan stasioning dan titik penting pada setiap tikungan sebagai berikut :
1) Tikungan I
STA TS = STA A + (d1 – Ts)
= 9925 + (253,87 – 146,84)
= 10032,03
STA SC = STA TS + Ls
= 10032,03 + 65
= 10097,03
STA CS = STA SC+ Lc
= 10032,03 + 125,59
= 10222,62
STA ST = STA CS + Ls
= 10222,62+ 65
87
= 10287,62
2) Tikungan II
STA TS = STA A + (d1 + d2 – Ts)
= 9925 + (253,87 +457,59 – 109,84)
= 10526,56
STA SC = STA TS + Ls
= 10526,56 + 73
= 10599,56
STA CS = STA SC+ Lc
= 10599,56 + 66,28
= 10665,84
STA ST = STA CS + Ls
= 10665,84 + 73
= 10738,84
3) Tikungan III
STA TS = STA A + (d1 +d2 + d3 – Ts)
= 9925 + (253,87 +457,59 +614,21 – 91,27)
= 11159,34
STA SC = STA TS + Ls
= 11159,34+ 73
= 11232,34
STA CS = STA SC+ Lc
= 11232,34+ 33,12
= 11265,45
STA ST = STA CS + Ls
= 11265,45+ 73
= 11338,45
g. Perhitungan Pelebaran Perkerasan
Data :
Jarak gandar (P) = 18,9 m
Tojolan depan (A*) = 1,20 m
Kebebasan samping (C) = 0,9 m
Lebar kendaraan (b) = 2,60 m
Jumlah jalur (n) =2
Lebar perkerasan normal (Wn) = 2 x 3,75 = 7,5 m
Perhitungan :
1) Perhitungan pelebaran tikungan
Data sebelumnya : Rd, Vr (km/jam), Wn (m), dan n
2) b’ = b + b”
= 2,60 + 1,282
= 3,882 m
3) Perhitungan lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan (V)
b” = Rd - √ R d 2− p ²
= 140 - √ 1402−8,92
= 1,282 m
4) Perhitungan lebar tambahan akibat kelelahan pengemudi (Z)
Vr
Z = 0,105
√ Rd
60
= 0,105
√ 140
= 0,08
5) Lebar tambahan akibat adanya tonjolan depan (Td)
Td = √ R d 2+ A (2 P+ A) – Rd
Data :
Jarak gandar (P) = 18,9 m
Tojolan depan (A*) = 1,20 m
Kebebasan samping (C) = 0,9 m
Lebar kendaraan (b) = 2,60 m
Jumlah jalur (n) =2
Lebar perkerasan normal (Wn) = 2 x 3,75 = 7,5 m
Perhitungan :
1) Perhitungan pelebaran tikungan
Data sebelumnya : Rd, Vr (km/jam), Wn (m), dan n
2) b’ = b + b”
= 2,60 + 0,942
= 3,542 m
3) Perhitungan lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan (V)
b” = Rd - √ R d 2− p ²
= 190 - √ 1902−8,92
= 0,942 m
4) Perhitungan lebar tambahan akibat kelelahan pengemudi (Z)
Vr
Z = 0,105
√ Rd
70
= 0,105
√ 190
= 0,08
5) Lebar tambahan akibat adanya tonjolan depan (Td)
Td = √ R d 2+ A (2 P+ A) – Rd
90
d2 = 0,278 Vr x t2
= 0,278 x 70 x 9,92
= 193,04
d3 = 55 m
2
d4 = x d2
3
2
= x 193,04
3
= 128,69
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 65,21 + 193,04 + 55 + 128,69
= 441,94
i. Perhitungan Jarak Pandang Henti dan Menyiap 2
1) Jarak pandang henti
Vr
Vr ( )²
Jh = x T + 3,6
3,6
2x g x f
60
70 ( )²
Jh = x3+ 3,6 = 90,451
3,6
2 x 9,81 x 0,35
2) Jarak pandang mendahului
a = 2,052 + 0,0036Vr
= 2,052 + 0,0036 x 60
= 2,304
t1 = 2,12 + 0,026Vr
= 2,12 + 0,0026 x 60
= 3,68
t2 = 6,56 + 0,048Vr
= 6,56 + 0,048 x 60
= 9,44
a xt 1
d1 = 0,278 x t1 x ( Vr – m + )
2
92
2,304 x 3,68
= 0,278 x 3,68 x ( 60 – 15 + )
2
= 50,306
d2 = 0,278 Vr x t2
= 0,278 x 60 x 9,44
= 157,459
d3 = 50 m
2
d4 = x d2
3
2
= x 157,459
3
= 104,593
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 50,306 + 157,459 + 50 + 104,593
= 367,738
j. Perhitungan Kebebasan Samping Tikungan 1
1) Kebebasan samping pada tikungan pada jarak pandang henti
Jenis tikungan menggunakan S-C-S, maka menggunakan rumus :
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 125,59 + (2 x 65)
= 255,59 m
Lt > Jh
E = Rd x ( 1 – cos ¿))
90 ° x 90,451
= 140 x ( 1 – cos ( ))
π x 140
= 26,09
2) Kebebasan samping pada tikungan untuk jarak pandang menyiap
Tidak ada kondisi kebebasan samping tikungan pada jarak pandang
menyiap karena :
Jd > Lt
367,74 > 255,59
k. Perhitungan Kebebasan Samping Tikungan 2
93
m. Kesimpulan
Pada Desain Rencana jalan nasional, dengan kecepatan rencana (Vr) sebesar
60 dan 70 km/jam didapat kesimpulan bahwa trase jalan yang akan dibuat
memiliki jumlah dua tikungan dan keduanya berjenis S-C-S. Kedua tikungan
memiliki besar sudut yang relatif kecil dengan jari-jari desain didapatkan diameter
sebesar 160 meter.