Anda di halaman 1dari 47

BAB II.

ALINEMEN HORIZONTAL

2.1 Pengertian Alinyemen Horizontal


Alinemen horizontal atau trase suatu jalan adalah proyeksi sumbu jalan tegak
lurus bidang kertas (peta) yang terdiri dari garis lurus dan garis lengkung. Garis
lengkung horizontal adalah bagian lengkung dari jalan yang ditempatkan diantara
dua garis lurus untuk mendapatkan perubahan jurusan yang bertahap. Dalam
merencanakan garis lengkung perlu diketahui hubungan antara kecepatan rencana
dengan lengkung dan hubungan keduanya dengan superelevasi.
2.2 Perhitungan Klasifikasi Medan
Terdapat dua macam klasifikasi medan yang harus dihitung dan dirata-rata
untuk menentukan jenis klasifikasi medan, yaitu :
a. Elevasi

Elevasi merupakan jarak vertikal atau ketinggian yang diukur terhadap bidang
datum atau biasa disebut sebagai bidang referensi untuk ketinggian istilah lain dari
elevasi yaitu ukuran ketinggian lokasi di atas permukaan laut. Elevasi berperan
penting dalam perencanaan geometri jalan, selain berfungsi untuk mengetahui
ketinggian tanah dari setiap titik pada trase jalan yang direncanakan, elevasi juga
berfungsi sebagai salah satu variabel untuk menghitung kemiringan atau slope.
Rumus untuk menghitung elevasi seperti berikut ini.

Elevasi Tinggi xElevasi Tinggi-Elevasi Rendah]

b. Slope

Secara umum slope atau kelandaian adalah keadaan dimana ada bidang atau
permukaan yang tidak rata, disebabkan ada bagian yang tinggi dan ada bagian
yang rendah. Besarnya slope atau kelandaian dapat dinyatakan kedalam tiga
bentuk yaitu gradien, persentase, dan derajat. Rumus untuk menghitung slope
seperti berikut ini.

48
49

Elevasi tinggi – Elevasi rendah x 100 %

2.2.1 Elevasi keseluruhan

Perhitungan elevasi keseluruhan adalah rata-rata dari penjumlahan elevasi


terhadap as jalan dan elevasi potongan melintang jalan, yaitu :

I rata-rata memanjang + i rata-rata melintang


I rata-rata keseluruhan =
2

Berdasarkan hasil perhitungan elevasi keseluruhan, maka dapat ditentukan


jenis medan sesuai tabel klasifikasi medan, berikut ini :
Tabel 2.1. Klasifikasi medan dan besar lereng melintang

No Jenis Medan Notasi Kemiringan Medan (%)


1. Datar D <3
2. Perbukitan B 3 – 25
3. Pegunungan G > 25
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.
038/TBM/1997
2.3 Perhitungan Koordinat dan Jarak
Pada perancangan jalan, koordinat sangat dibutuhkan guna untuk
mengetahui letak titik awal, jumlah tikungan dan titik akhir pada trase jalan pada
peta topografi. Sedangkan pada peta topografi, dapat diketahui jarak total trase
jalan dengan melakukan perhitungan panjang jalan dari titik awal hingga akhir.

Gambar 2.1. Gambar trase rencana jalan dengan nama sudut


50

Gambar 2.2 Gambar trase rencana jalan


Perhitungan koordinat :
1. Koordinat titik A sebagai patokan b
2. Koordinat titik I dihitung dengan rumus
Koordinat I = (xi + xj) ; (yi + yj) = (x ; y)
3. Untuk Koordinat II dan B juga dapat dihitung dengan cara yang sama
tergantung besarnya penambahan dan pengurangan dari x dan y
2
4. Perhitungan jarak d1 = √ ( x ) +(x )²
i j

Untuk perhitungan jarak selanjutnya juga tergantung nilai x dan y.


Jarak total = di + d2 + d3

Dimana :

Di = jarak (m)
x = koordinat sumbu x
y = koordinat sumbu y
2.4 Perhitungan Sudut
51

Dalam menghitung sudut dapat dilakukan dengan mengacu pada gambar


trase jalan, kemudian hasil perhitungan dapat disajikan dalam bentuk tabel agar
memudahkan dalam pembacaan.

αa = 90o – sudut azimuth titik A, atau

y1 y2 y3
αa = arctg α1 = arctg α2 = arctg
x1 x2 x3

Δ1= αa + α1

Δ2= α1 + α2

Disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 2.2. Titik Koordinat, jarak, dan sudut

Koordinat Jarak Sudut


Titik
X Y (m) (Δ)
A ? ? ? ?
1 ? ? ? ?
2 ? ? ? ?
3 ? ? ? ?
B ? ? ? ?

2.5 Perhitungan Tikungan

Dalam merencanakan tikungan pada trase, ada beberapa hal yang harus
diperhatikan seperti berikut ini :

a) Kecepatan rencana

b) Jari-jari tikungan minimum (R minimum)

c) Superelevasi (e)

d) Jarak pandang minimum


52

2.5.1 Kecepatan Rencana (Vr)

Vr didapat dari data fungsi jalan dan kelandaian medan, dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 2.3. Kecepatan rencana, (Vr) sesuai klasifikasi fungsi dan medan jalan

Kecepatan Rencana, Vr (km/jam)


Fungsi
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70-120 60-80 40-70
Kolektor 60-90 50-60 30-50
Lokal 40-70 30-50 20-30
Sumber : Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No.038/TBM/1997

2.5.2 Sudut Belok/ Sudut Tikungan (Δ) :

Waktu tempuh pada lengkung peralihan, ditetapkan (T) 3 detik

Superelevasi maksimum (emaks) = 10% = 0.1

Superelevasi normal (en) = 2% = 0.02

Tingkat pencapaian perubahan kemiringan melintang jalan (m/m/detik) (re) =

Untuk Vr < 70 km/jam re maks = 0.035 m/m/det

Untuk Vr > 80 km/jam re maks = 0.025 m/m/det

2.5.3 Koefisien Gesekan Maksimum (fmaks)

Jika Vr < 80 km/jam, maka fmaks = 0.192 – (0.00065 x Vr)

Jika Vr 80-112 km/jam, maka fmaks = 0.24 – ( 0.00125 x Vr)

2.5.4 Jari-jari Tikungan Minimum (Rmin)

Vr2
53

Rmin =
127 ( emaks +
f
maks )
Rmin hitungan dibandingkan dengan Rmin sesuai dengan tabel berikut, lalu
tentukan Rd ≥ Rmin.

Tabel 2.4. Panjang jari-jari minimum dengan menggunakan emaks = 10 %

Vr (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20


Rmin (m) 600 370 210 110 80 50 30 15
Sumber : TCPGJAK 1997 (syarat jari-jari minimum untuk tikungan F-C)

2.5.4 Derajat Lengkung Maksimum (Dmaks)


181913.53 (emaks + fmaks)
Dmaks =
Vr2
2.5.5 Cara 1 : Check Tikungan Berjenis Full Circle (F-C)

Full Circle (F-C) adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian
suatu lingkaran saja. Tikungan F-C hanya digunakan untuk R (jari-jari) yang besar
agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi
yang besar. Lengkung horizontal jenis ini direncanakan untuk jari – jari
tikungan yang besar. Besarnya jari – jari minimum untuk tikungan ini telah
ditetapkan sesuai dengan kecepatan rencana dan kelas jalan.

Menyesuaikan jari-jari rencana (Rd) hasil hitungan sebelumnya dengan


hubungan antara Vr dengan nilai Rmin pada tabel II.18 TCPGJAK 1997 (Syarat
jari-jari minimum untuk tikungan F-C).

Jika Rd < Rmin (di tabel sesuai Vr), maka jenis F-C tidak bias digunakan.

Tabel 2.5. Jari-jari tikungan yang tidak memerlukan lengkung peralihan

Vr (km/jam) 120 100 80 60 50 40 30 20


Rmin (m) 25000 1500 900 500 350 250 130 60
Sumber : TCPGJAK 1997 ( Syarat jari-jari minimum untuk tikungan F-C)

2.5.6 Cara 2 : Check Tikungan Berjenis Full Circle (F-C)

Menentukan superelevasi desain (ed) :


54

1432.4
1. Dd =
Rd
Vr
2. ed = xT
3.6

2.5.7 Cara 3 : Check Tikungan Berjenis Full Circle ( F-C)

Dengan menghitung panjang lengkung peralihan dari persamaan :


berdasarkan waktu tempuh maksimum di lengkung peralihan.

Vr
1. Ls = xT
3.6

Dimana :

Vr = Kecepatan rencana (km/jam)

T = Waktu tempuh di lengkung peralihan (LS) = 3 detik

Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal.

Vra Vr X ed
2. Ls = (0.022 ¿ – (2,727 X )
Rd x C C
Dimana:
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
ed = Superelevasi desain (%)
Rd = Jari-jari rencana (m)
C = Perubahan percepatan 0,3 – 1,0 disarankan 0,4 (m/s²)
Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian,
(emaks−en) Vr
3. Ls =
3,6 ℜ
Dimana:
em = Superelevasi maksimum (%)
en = Superelevasi normal (%)
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
re = Tingkat pencapaian perubahan kemiringan melintang jalan (m/m/s)
55

Untuk Vr < 70 km/jam re maks = 0,035 m/m/det


Untuk Vr > 80 km/jam re maks = 0,025 m/m/det
Dari perhitungan 3 persamaan tersebut, diambil nilai nilai LS terbesar dan
dibulatkan ke atas.

2.5.8 P check

Ls 2
1. P check =
24 Rd

Jika P check < 0.25, maka jenis tikungan adalah F-C dan tidak memerlukan
lengkung peralihan.

Jika P check > 0.25, maka jenis tikungan memiliki lengkung peralihan (S-C-S atau
S-S).

2.5.9 Jika Tikungan S-C-S atau S-S

1. Menentukan sudut lengkung peralihan/spiral (θs)


Ls x 360
θs =
4 x π x Rd

Dimana :

Ls = Panjang lengkung peralihan yang digunakan (m)

π = 3.14

Rd = Jari-jari rencana (m)

2. Menentukan sudut lengkung lingkaran/circle (θc)

θc = ΔI – (2 x θs)
56

Dimana :

ΔI = Sudut belok tikungan P1 (o)

θs = Sudut lengkung peralihan/spiral (o)

3. Menentukan panjang lengkung lingkaran


θc x π x Rd
Lc =
180

Dimana :

θc = Sudut lengkung lingkaran/circle (0)

π = 3.14

Rd = Jari-jari rencana (m)

2.5.10 Check Tikungan Berjenis S-C-S atau S-S

Syarat tikungan S-C-S jika θc > 0o, dan Lc > 25 meter. Jika salah satu
tidak terpenuhi, maka tikungan berjenis S-C-S

2.5.11 Jika Tikungan Berjenis S-C-S

Syarat tikungan S-C-S jika θc > 0o, dan Lc > 25 meter.

Ls 2
Xs = Ls x (1- ¿
40 x Rd

Ls 2
Ys =( ¿
6 x Rd

P = Ys – Rd x (1 – cos θs)

K = Xs – Rd x sin θs

1
Ts = (Rd + P) x (tan( ΔI ¿ ¿ + K
2
57

Rd+ P
Es = 1 – Rd
cos( ΔI)
2

θc x π x Rd
Lc =
180

Ltot = Lc + (2 x Ls)

Hitung = 2 x Ts

Jika 2 x Ts > L Total, maka jenis tikungan yang digunakan S-C-S

Jika 2 x Ts < L Total, maka jenis tikungan yang digunakan S-S

2.5.12 Jika Tikungan Berjenis S-S

Rumus perhitungan P, K, Ts dan Es sama dengan perhitungan seperti S-C-


S. Syarat tikungan S-S jika Lc < 25 meter.

1
Hitung ulang θs = x ΔI x Lc = 0
2

θs x π x Rd
Hitung ulang Ls =
90

2.5.13 Check = Ts > Ls

Maka, jenis tikungan S-S.

2.5.14 Tikungan dan Diagram Superelavasi

a. Jenis Tikungan

1) Tikungan Full Circle (F-C)

Full Circle atau F-C adalah jenis tikungan yang hanya terdiri dari bagian
suatu lingkaran saja. Tikungan F-C hanya digunakan untuk R (jarijari) yang besar
agar tidak terjadi patahan, karena dengan R kecil maka diperlukan superelevasi
yang besar.
58

Gambar 2.3 Gambar tikungan belok ke kanan tipe Full Circle

Gambar 2.4 Diagram superelevasi tikungan belok ke kanan tipe Full Circle

2) Tikungan Spiral-Circle-Spiral ( S-C-S )

Bentuk ini dipakai untuk tikungan landai dan mempunyai R sangat besar.
Tikungan jenis ini digunakan dengan syarat besarnya lengkung lingkaran di dalam
perhitungan pada tikungan S-C-S kurang dari 20 meter. Dalam hitungan besarnya
dianggap sama dengan nol, sehingga bentuknya S-S. Sebenarnya pemakaian
lengkung ini bukanlah satu-satunya pemecahan apabila perhitungan diperoleh Lc
>Lc min. Cara lain adalah dengan memperbesar jari-jari kelengkungan asalkan
syarat landai relatif dipenuhi.
59

Rumus-rumus yang digunakan dalam lengkung ini sama dengan rumus


yang digunakan pada lengkung S-C-S, hanya perbedaannya terletak pada besarnya
Lc.

Pada lengkung S-S, besarnya Lc adalah nol sehingga besarnya qc juga nol.

Gambar 2.5 Gambar tikungan belok ke kanan tipe Spiral-Circle-Spiral

Gambar 2.6 Diagram superelevasi tikungan belok ke kanan tipe Spiral-Circle-


Spiral

3) Tikungan Spiral-Spiral ( S-S )

Tikungan ini terdiri dari dua buah kurva, yaitu lingkaran dan spiral. guna
lengkung spiral adalah untuk menjaga agar gaya sentrifugal yang timbul pada
waktu memasuki/meninggalkan tikungan dapat terjadi secara berangsur-angsur,
60

tidak mendadak. Itu dikenal rumus yang disebut modifit formula. Jika Lc > 20
meter.

Gambar 2.7 Gambar tikungan belok ke kanan Tipe Spiral-Spiral

Gambar 2.8 Diagram superelevasi tikungan belok ke kanan tipe Spiral-Spiral

b. Superelevasi
Superelevasi adalah kemiringan melintang jalan pada lengkung horizontal
yang bertujuan untuk memperoleh komponen berat kendaraan guna mengimbangi
gaya sentrifugal. Diagram superelevasi menggambarkan pencapaian superelevasi
dari lereng normal sampai elevasi penuh sehingga dengan mempergunakan
61

diagram superelevasi dapat ditentukan bentuk penampang melintang pada setiap


titik di suatu lengkung horizontal yang direncanakan.

Dalam perencanaan, superelevasi sering digambarkan dengan sebuah


diagram yang disebut diagram superelevasi. Diagram superelevasi ini mewakilkan
nilai-nilai yang terdapat pada gambar tikungan sesungguhnya. Seperti awal dan
akhir lengkung, panjang lengkung (Ls), kemiringan sisi jalan (e), dan sumbu
utama jalan. Sehingga memudahkan para pekerja di lapangan pada saat
melaksanakan pekerjaan jalan.Berdasarkan jenis lengkung, terdapat tiga jenis
diagram superelevasi. Pertama diagram superelevasi untuk lengkung lingkaran
penuh (full circle), diagram superelevasi untuk lengkung peralihan (spiral circle
spiral), dan diagram superelevasi untuk lengkung spiral spiral. Bentuk ketiga
jenis tersebut pada dasarnya hampir sama, namun berbeda.

Gambar 2.9 Diagaram superelevasi F-C

Gam
bar 2.10 Diagaram superelevasi S-C-S
62

Gambar 2.11 Diagaram superelevasi S-S


2.6 Stationing
Penomoran (stationing) panjang jalan pada tahap perencanaan adalah
dengan memberi nomor pada interval-interval tertentu dari awal sampai akhir
proyek. Nomor jalan (STA) dibutuhkan sebagai sarana informasi untuk dengan
cepat mengenali lokasi yang sedang ditinjau dan sangat bermanfaat pada saat
pelaksanaan dan perencanaan. Adapun interval untuk masing-masing penomoran
jika tidak adanya perubahan arah tangent pada alinyemen horizontal maupun
alinyemen vertikal adalah sebagai berikut :
a. Setiap 100 m, untuk daerah datar
b. Setiap 50 m, untuk daerah bukit
c. Setiap 25 m, untuk daerah gunung
2.7 Pelebaran Perkerasan Tikungan
Pelebaran pada tikungan dimaksudkan untuk mempertahankan konsistensi
geometrik jalan agar kondisi operasional lalu lintas di tikungan sama dengan di
bagian lurus.
Pelebaran perkerasan pada tikungan dilakukan sepanjang pencapaian
kemiringan dengan cara :
a. Pada tikungan tanpa lengkung spiral, pelebaran dilakukan pada bagian tepi
jalan sebelah dalam.
b. Pada tikungan dengan lengkung spiral, pelebaran dilakukan pada tepi dalam
atau membagi dua sama besar. Masing – masing ditempatkan pada tepi dalam
dan tepi luar.
63

2.9 Jarak Pandang Henti dan Menyiap


Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan oleh seorang pengemudi
pada saat mengemudi sedemikian sehingga jika pengemudi melihat suatu
halangan yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan sesuatu untuk
menghindari bahaya tersebut dengan aman. Dibedakan dua jarak pandang, yaitu
jarak pandang henti (jh) dan jarak pandang mendahului (jd).
a. Jarak Pandang Henti ( JPH )
Jarak pandang henti adalah jarak yang diperlukan oleh pengemudi untuk
menghentikan kendaraan yang sedang berjalan setelah melihat adanya rintangan
pada jalur yang dijalani. Data yang harus diketahui sebelumnya adalah Vr, waktu
tangga (T = 3 detik), koefisien gesek antara roda dengan jalan (f = 0.35-0.55), dan
kelandaian jalan (L) dibagi 100. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Vr
Jh =
Vr
3.6
( )
x T + 3.6
2

2g f
Tabel 2.7 Jarak Pandang Henti (Jh) minimum (satuan meter)

Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20


Jh minimum (m) 250 175 120 75 55 40 27 16
Sumber : Peraturan Bina Marga No.038/TBM/1997

b. Jarak Pandang Menyiap (Jd)


Jarak pandang menyiap adalah jarak yang memungkinkan suatu kendaraan
mendahului kendaraan lain di depannya dengan aman sampai kendaraan tersebut
kembali ke lajur semula. Jarak pandang menyiap diukur berdasarkan asumsi
bahwa tinggi mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi halangan adalah 15 cm.
64

(Sumber : BM No 007 Tahun 2009)


Gambar 2.12 Tahapan mendahului
Rumus-rumus yang digunakan dalam jarak pandang menyiap :
a = 2.052 + 0.0036 x Vr
t1 = 2.12 + 0.026 x Vr
t2 = 6.56 + 0.048 x Vr
a x t1
d1 = 0.278 x t1x (Vr – m + )
2
d2 = 0,278 x VR x t2
d3 = 30 – 100 m
2
d4 = x d2
3
Jd = d 1 + d2 + d 3 + d4
Dimana :
T1 = Waktu dalam, (detik)
T2 = Waktu kendaraan berada dijalur lawan, (detik)
a = Percepatan rata-rata km/jm/dtk, (km/jm/dtk),
m = Perbedaan kecepatan dari kendaraan yang menyiap dan
kendaraan yang disiap, (biasanya diambil 10-15 km/jam)
Vr, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jd, (m) 800 670 550 350 250 200 150 100
Tabel 2.8 Jarak Pandang Menyiap (Jd) Minimum (satuan meter)
Sumber : Peraturan Bina Marga No. 038/TBM/1997
c. Kebebasan Samping
65

Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan


pandang di tikungan sehingga Jh dipenuhi. Daerah bebas samping dimaksudkan
untuk memberikan kemudahan pandangan di tikungan dengan membebaskan
obyek-obyek penghalang sejauh E (m), diukur dari garis tengah lajur dalam
sampai obyek penghalang pandangan sehingga persyaratan Jh dipenuhi. Daerah
bebas samping di tikungan di hitung berdasarkan rumus-rumus sebagai berikut
ini.

1) Kebebasan samping pada tikungan untuk jarak pandang henti.

Data yang harus diketahui sebelumnya : Rd, Jh dan panjang tikungan (Lt),
dimana :

Lt = Lc + 2Ls untuk S – C – S

Lt = 2Ls untuk S – S

a) Jh < panjang tikungan atau (Lt), maka digunakan rumus :

90° x Jh
E = Rd (1 – cos ( ))
π x Rd
b) Jh > panjang tikungan atau (Lt), maka digunakan rumus :

90° 1 90° x Jh
E = Rd (1 – cos ( )) + (Jh-Lt) cos ( )
π x Rd 2 π x Rd

2) Kebebasan samping pada tikungan untuk jarak pandang menyiap.

Data yang harus diketahui sebelumnya yaitu R, Jd, dan panjang


tikungan (Lt), dimana :

Lt = Lc + 2Ls untuk S – C – S

Lt = 2Ls untuk S – S

Jd > panjang tikungan atau (Lt), maka digunakan rumus :

90° Jd
M = Rd (1 – cos ( x ¿¿
π Rd
66

A. Flowchart

START

Perhitungan klasifikasi
medan

Perhitungan koordinat dan jarak

Perhitungan sudut

Perhitungan sudut

Perhitungan tikungan

Menggambar tikungan dan diagram superelevasi

Perhitungan stationing dan titik titik penting

Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan

Perhitungan jarak pandang

Perhitungan kebebasan samping


67

FINISH

2.10 Perencanaan Alinemen Horizontal


2.10.1 Data Perencanaan Trase Jalan
1) Lokasi proyek = Kabupaten Sleman
2) Status jalan = Jalan Nasional
3) Stationing titik A = STA 5 + 775
4) Koordinat titik A = (7500,2000)
5) Titik A terletak pada tangen dengan azimuth (α) = 35°
2.10.2 Perhitungan Klasifikasi Medan
a. Perhitungan Elevasi Garis As
Elevasi tinggi – (jarak terpendek/jarak keseluruhan) x ( elevasi terbesar -
elevasi terkecil)
Tabel 2.9 Perhitungan elevasi garis as

Elevasi As

Notasi X Y Elevasi Tinggi Elevasi Rendah Elevasi Cross

A 32.65 69.23 168 166 167.0567673


1 45.4 49.74 170 168 168.1745074
2 10.39 49.74 170 168 169.5822276
TS 0.99 25.59 172 170 171.922626
3 4.05 25.41 174 172 173.6812279
4 6.53 25.2 176 174 175.481746
5 24.67 40.84 178 176 176.7918707
6 1.59 40.84 178 176 177.9221352
68

7 96.39 117.83 180 178 178.3639141


8 73.24 117.83 180 178 178.7568531
9 49.18 117.83 180 178 179.1652381
10 26.31 117.83 180 178 179.5534244
11 3.5 117.83 180 178 179.9405924
12 36.99 56.21 182 180 180.6838641
ST 14.66 56.21 182 180 181.4783846
13 93.32 118.83 184 182 182.4293529
14 53.15 118.83 184 182 183.1054448
15 12.98 118.83 184 182 183.7815366
16 28.4 55.59 186 184 184.9782335
TS 167.35 178.68 188 186 186.1268189
17 143.57 178.68 188 186 186.3929931
18 120.34 178.68 188 186 186.653011
19 98.82 178.68 188 186 186.8938885
20 77.16 178.68 188 186 187.1363331
21 53.08 178.68 188 186 187.4058652
22 30.99 178.68 188 186 187.6531229
23 8.5 178.68 188 186 187.9048578
24 184.15 200.04 188 188 188
ST 159.42 200.04 188 188 188
25 114.42 200.04 188 188 188
26 69.42 200.04 188 188 188
27 24.42 200.04 188 188 188
28 23.21 34.4 188 186 186.6505814
29 63.86 67.76 184 182 182.1151122
30 16.2 67.76 184 182 183.5218418
31 28.8 76.24 182 180 181.2444911
32 73.8 76.24 182 180 180.0640084
TS 42.57 88.23 180 180 180
33 20.71 88.23 180 180 180
34 4.02 151.75 182 180 181.9470181
35 25.01 151.75 182 180 181.6703789
36 43.71 151.75 182 180 181.4239209
37 62.29 151.75 182 180 181.1790445
38 70.25 151.75 182 180 181.0741351
39 45.53 151.75 182 180 181.3999341
ST 20.57 151.75 182 180 181.7288962
40 26.43 58.8 180 178 179.1010204
41 14.64 62.72 178 176 177.5331633
42 61.64 62.72 178 176 176.0344388
69

43 45.92 8482 176 174 175.9854657


44 8.09 106.4 174 172 173.8479323
45 56.69 106.4 174 172 172.9343985
46 105.67 106.4 174 172 172.0137218
47 47.86 193.62 172 170 171.5056296
48 94.86 193.62 172 170 171.0201425
49 141.86 193.62 172 170 170.5346555
50 188.86 193.62 172 170 170.0491685
51 42.24 162.14 170 168 169.4789688
B 89.24 162.14 170 168 168.8992229

Perhitungan Elevasi Kiri (LOW)

Tabel 2.10 Perhitungan elevasi kiri (LOW)

Elevasi LOW

Notasi X Y Elevasi Tinggi Elevasi Rendah Elevasi Cross

A 40.59 76.2 168 166 166.9346457


1 3.59 76.2 168 166 167.9057743
2 14.28 45.69 170 168 169.3749179
TS 0.99 25.59 172 170 171.922626
3 7.78 25.39 174 172 173.3871603
4 9.36 25.2 176 174 175.2571429
5 21.03 36.39 178 176 176.844188
6 149.18 153.98 180 178 178.0623458
7 124.18 153.98 180 178 178.3870633
8 99.06 153.98 180 178 178.7133394
9 72.43 153.98 180 178 179.0592285
10 46.35 153.98 180 178 179.3979738
11 21.62 153.98 180 178 179.7191843
12 87.25 89.27 182 180 180.045256
ST 64.93 89.27 182 180 180.545312
13 24.76 89.27 182 180 181.4452784
14 73.76 89.17 184 182 182.3456319
70

15 33.59 89.17 184 182 183.2466076


16 149.28 155.82 186 184 184.083943
TS 109.83 155.82 186 184 184.5902965
17 84.97 155.82 186 184 184.9093826
18 61.46 155.82 186 184 185.2111411
19 40.96 155.82 186 184 185.4742652
20 20.25 155.82 186 184 185.7400847
21 78.66 79.21 188 186 186.0138871
22 58.13 79.21 188 186 186.532256
23 37.45 79.21 188 186 187.0544123
24 13.63 79.21 188 186 187.6558515
ST 131.74 143.01 188 188 188
25 86.94 143.01 188 188 188
26 41.94 143.01 188 188 188
27 3.06 41.36 188 186 187.8520309
28 9.34 37.69 186 184 185.5043778
29 19.28 43.06 184 182 183.1045053
30 23.85 64.83 182 180 181.2642295
31 184.56 188.57 180 180 180
32 139.64 188.57 180 180 180
TS 94.59 188.57 180 180 180
33 69.91 188.57 180 180 180
34 44.02 188.57 180 180 180
35 21.44 188.57 180 180 180
36 1.26 188.57 180 180 180
37 90.77 109.63 180 180 180
38 68.37 109.63 180 180 180
39 42.35 109.63 180 180 180
ST 17.59 109.63 180 180 180
40 29.62 53.64 180 178 178.8956003
41 22.98 57.5 178 176 177.2006957
42 12.47 66.69 176 174 175.6260309
43 59.47 66.69 176 174 175.6260309
44 39.79 124.53 174 172 173.3609572
45 88.39 124.53 174 172 172.5804224
46 12.83 222.48 172 170 171.8846638
47 61.43 222.48 172 170 171.4477706
48 108.43 222.48 172 170 171.0252607
49 155.43 222.48 172 170 170.6027508
50 202.43 222.48 172 170 170.1802409
51 26.95 143.24 170 168 169.6237085
71

B 73.95 143.24 170 168 168.9674672

Perhitungan Elevasi Kanan (ROW)

Tabel 2.11 Perhitungan elevasi kanan (ROW)

Elevasi ROW

Notasi X Y Elevasi Tinggi Elevasi Rendah Elevasi Cross

A 25.38 64.7 168 166 167.215456


1 41.83 53.45 170 168 168.4347989
2 6.83 53.45 170 168 169.7444341
TS 22.65 25.41 174 172 172.2172373
3 0.31 25.41 174 172 173.9756002
4 3.69 25.19 176 174 175.7070266
5 19.06 36.1 178 176 176.9440443
6 96.83 97.42 180 178 178.0121125
7 76.4 97.42 180 178 178.4315336
8 55.41 97.42 180 178 178.8624512
9 34.06 97.42 180 178 179.3007596
10 14.45 97.42 180 178 179.7033463
11 40.06 46.46 182 180 180.2755058
12 18.25 46.46 182 180 181.214378
ST 114.38 118.48 184 182 182.06921
13 74.21 118.48 184 182 182.7472991
14 34.04 118.48 184 182 183.4253883
15 38.24 44.37 186 184 184.2763128
16 196.76 198.66 188 186 186.0191282
TS 157.51 198.66 188 186 186.4142756
17 133.44 198.66 188 186 186.6565992
18 109.3 198.66 188 186 186.8996275
19 75.72 198.66 188 186 187.2376925
20 62.43 198.66 188 186 187.371489
21 34.53 198.66 188 186 187.6523709
22 10.89 198.66 188 186 187.8903654
23 224.87 238.23 188 188 188
24 199.94 238.23 188 188 188
ST 175.14 238.23 188 188 188
25 130.14 238.23 188 188 188
72

26 85.14 238.23 188 188 188


27 40.14 238.23 188 188 188
28 7.49 34.03 188 186 187.5598002
29 21.09 53.09 186 184 185.2055001
30 15.63 78.99 184 182 183.6042537
31 60.63 78.99 184 182 182.464869
32 26.64 263.98 182 180 181.7981665
TS 71.64 263.98 182 180 181.4572316
33 96.6 263.98 182 180 181.2681264
34 120 263.98 182 180 181.0908402
35 139.27 263.98 182 180 180.9448443
36 156.34 263.98 182 180 180.8155163
37 172.93 263.98 182 180 180.689825
38 191.24 263.98 182 180 180.5511024
39 212.89 263.98 182 180 180.3870748
ST 236.62 263.98 182 180 180.2072884
40 17.72 58.43 180 178 179.3934623
41 6.3 68.87 178 176 177.8170466
42 53.3 68.87 178 176 176.4521562
43 31.42 121.48 176 174 175.1224893
44 78.42 121.48 176 174 174.7089233
45 5.54 56.18 174 172 173.8027768
46 54.52 56.18 174 172 172.0590958
47 46.94 170.81 172 170 171.4503835
48 93.94 170.81 172 170 170.9000644
49 140.94 170.81 172 170 170.3497453
50 17.14 187.64 170 168 169.8173097
51 64.14 187.64 170 168 169.3163505
B 111.14 187.64 170 168 168.8153912

b. Perhitungan Slope
Elevasi terbesar-Elevasi terkecil
Slope =
jarak
Tabel 2.12 Perhitungan slope

Elevasi AS
Notas
Elevasi Tinggi Elevasi Rendah Jarak Jarak Kontur ΔH Slope %
i
1 168 166 32.65 69.17 2 1.670559491 %
2 170 168 49.74   2 4.020908725 %
73

3 172 170 25.6   2 7.8125 %


4 174 172 25.62   2 7.806401249 %
5 176 174 25.6   2 7.8125 %
6 178 176 38.73   2 5.16395559 %
7 180 178 34.96   2 5.720823799 %
8 182 180 20.95 34.89 2 1.807990828 %
9 182 180 38.57 48.45 2 1.804078431 %
10 180 180 68.69   0 0 %
11 182 180 53.91   2 3.709886848 %
12 184 182 118.83   2 1.683076664 %
13 186 184 55.59   2 3.597769383 %
14 188 186 121.61 59.49 2 1.839115818 %
15 188 186 66.99 33.65 2 1.84018425 %
16 188 188 202.27   0 0 %
17 188 186 34.4   2 5.813953488 %
18 186 184 32.5   2 6.153846154 %
19 184 182 67.76   2 2.951593861 %
20 182 180 76.24   2 2.623294858 %
21 180 180 98.68   0 0 %
22 182 180 35.16 64.74 2 1.809138091 %
23 182 180 111.84 54.59 2 1.779025463 %
24 180 178 58.8   2 3.401360544 %
25 178 176 62.72   2 3.18877551 %
26 176 174 84.82   2 2.357934449 %
27 174 172 106.38   2 1.880052641 %
28 172 170 193.62   2 1.032951141 %
29 170 168 89.24 132.16 2 1.686495157 %

Tabel 2.13 Nilai slope per-tikungan

Nilai Slope rata-rata per-Tikungan


Tikunga
Nilai Slope (%) Jenis Medan
n
1 3.889254773 Perbukitan
2 2.416138418 Datar
3 2.434573707 Datar

c. Penentuan Klasifikasi Medan


Berdasarkan hasil perhitungan elevasi dan slope keseluruhan, maka dapat
ditentukan jenis medan sesuai table klasifikasi medan dibawah ini :
Tabel 2.14 Klasifikasi medan dan besar lereng melintang

No. Jenis medan Notasi Slope (%)


74

1. Datar D <3
2. Perbukitan B 3 – 25
3. Pegunungan G > 25
(Sumber : Peraturan Bina Marga No.38/TBM/1997)

Dari hasil perhitungan didapat nilai Slope rata-rata sebesar 1,61. Maka medan
pada trase jalan termasuk medan datar.

2.10.3 Perhitungan Tikungan


a. Perhitungan Sudut Tikungan dan Jarak Titik

Perhitungan sudut tikungan dan jarak titik sebagai berikut :


1) Koordinat
A( 7500,2000)
I (7500 + 145,66) ; (2000 + 207,93) = (7645,66 ; 2207,93)
II (7500 + 422,39) ; (2000 - 175,84) = (8068,05 ; 2032,09)
III (7500 + 580,09) : (2000 + 201,86) = (8648,14 ; 223395)
B (7500 + 689,02) ; (2000 - 160,42) = (9337,16 ; 2073,53)
2) Jarak
D1 = √ 145,662 +207,932 = 253,87 m
D2 = √ 422,392 +175,84 2 = 457,53 m
D3 = √ 580,092+ 201,862 = 614,21 m
D4 = √ 689,022+ 160,422 = 707,45 m
3) Sudut
y2
α 1 = arctg = 78°
x2
y2
α 2 = arctg = 42°
x2
y2
α 3 = arctg = 32°
x2
Tabel 2.15 Data sudut tikungan dan jarak titik
Koordinat Jarak Sudut
Titik
X Y (m) (Δ)
A 7500 2000 - -
75

1 7645,66 2207,93 457,53 78


2 8068,05 2032,09 614,21 42
3 8648,14 2233,95 707,45 32
B 9337,16 2073,53 - -

b. Perhitungan Tikungan 1
Data :
a. Kelas dan fungsi jalan : Jalan Nasional
b. Slope : 3,89
c. Kecepatan rencana (Vr) : 60 km/jam
d. Superelevasi maksimum (emax) : 10 % : 0,1
e. Superelevasi normal (en) : 2 % : 0,02
f. Waktu tempuh lengkung peralihan (T) : 3 detik
g. Vr ≤ 60 km/jam, maka re max : 0,035 m/m/dtk

Perhitungan :

1. Koefisien gesek maksimum (fmax)

Vr < 80 km/jam, maka :

Fmax = 0,192 – (0,00065 x Vr)

= 0,192 – (0,00065 x 60)

= 0,153

2. Nilai jari – jari tikungan minimum (Rmin)

Vr ²
Rmin =
127 x (emax+ fmax)

60²
=
127 x (0,1+ 0,153)

= 112,7845 cm

Maka nilai Rd = 140 cm


76

3. Nilai derajat lengkung maksimal (Dmax)

181913,53 x (emaks+ fmaks)


Dmax =
Vr ²

181913,53 x (0,1+0,153)
= = 12,7845
60²

4. Cek hitungan apakah tikungan berjenis full circle (cara 1)

Karena nilai Rd < 600, maka jenis tikungan bukan full circle

5. Cek tikungan apakah full circle (cara 2)


a) Mencari superelevasi desain (ed)

1432,4
Dd = = 10,2314
140

60²
Ed = – 0,153 = 0,049
127 x (140)

b) Cara 2
Panjang lengkung peralihan
C = 0,4 m/det²
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum
60
Ls = x 3 = 50
3,6
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
603 60 x 0,0495
(
Ls = 0,022 x
140 x 0,4 )
- ( 2,727 x
0,4
¿ = 64,6195 ≈ 65

(pilih terbesar)
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
( 0,1−0,02 ) x 60
Ls = = 38,0952
3,6 x 0,035
c) P check
77

Ls ² 65²
Pcheck = = = 1,2574
24 x Rd 24 x 140
P check ¿ 0,25, maka tikungan memiliki lengkung S-C-S / S – S
d) Jika tikungan bukan full circle
a. Menentukan sudut lengkung peralihan / spiral (Ɵs)
Ls x 360 65 x 360
Ɵs = = = 13,3008
4 x π x Rd 4 x π x 140
b. Menentukan sudut lengkung lingkaran / circle (Ɵc)
Ɵc = ∆I – ( 2 x Ɵs )
1) Tikungan I (∆I = 78°)
Ɵc = 78 – ( 2 x 13,3008 )
= 51,3984°
2) Panjang lengkung lingkaran (Lc)
Ɵc x π x Rd
Lc =
180
51,3984 x π x 140
Tikungan 1, Lc = = 125,59
180
c. Menghitung tikungan 1 ( percobaan S-C-S)
Ls ²
 Xs = Ls x ( 1 - )
40 x Rd ²
65²
= 80 x ( 1 - ) = 64,6497
40 x 140²
Ls ² 65²
 Ys = = = 5,0298
6 x Rd 6 x 140
 P = Ys – Rd x ( 1 – cos Ɵs )
= 5,0298 – 140 ( 1 – cos 13,3008 ) = 1,2744
 K = Xs – Rd x sin Ɵs
= 64,6497 – 140 x sin 13,3008 = 32,4408
1
 Ts = (Rd + P) x {tan ( x ∆I)} + K
2
1
= (140 + 1,2744) x {tan ( x 78)} + 32,4408
2
= 146,8425
78

140+1,2744
 Es = cos( 1 x 78)¿ – 140 = 41,7861
¿
2
51,3984 x π x 140
 Lc = = 125,59
180
 Ltot = 125,59 + 2 x(65) = 255.59
Check
2 x Ts ¿ Ltot
293,6851 ¿ 255,59 ( S-C-S )
c. Perhitungan Tikungan 2
Data :
a. Kelas dan fungsi jalan : Jalan Nasional
b. Slope : 2,4161
c. Kecepatan rencana (Vr) : 70 km/jam
d. Superelevasi maksimum (emax) : 10 % : 0,1
e. Superelevasi normal (en) : 2 % : 0,02
f. Waktu tempuh lengkung peralihan (T) : 3 detik
g. Vr ≤ 60 km/jam, maka re max : 0,035 m/m/dtk

Perhitungan :

1. Koefisien gesek maksimum (fmax)

Vr < 80 km/jam, maka :

Fmax = 0,192 – (0,00065 x Vr)

= 0,192 – (0,00065 x 70)

= 0,1465

2. Nilai jari – jari tikungan minimum (Rmin)

Vr ²
Rmin =
127 x (emax+ fmax)
79

70²
=
127 x (0,1+ 0,1465)

= 156,5220 cm

Maka nilai Rd = 190 cm

3. Nilai derajat lengkung maksimal (Dmax)

181913,53 x (emaks+ fmaks)


Dmax =
Vr ²

181913,53 x (0,1+0,1465)
= = 9,1514
70²

4. Cek hitungan apakah tikungan berjenis full circle (cara 1)

Karena nilai Rd < 600, maka jenis tikungan bukan full circle

5. Cek tikungan apakah full circle (cara 2)


a) Mencari superelevasi desain (ed)

1432,4
Dd = = 7,5389
190

70²
Ed = – 01465, = 0,0566
127 x (190)

b) Cara 2
Panjang lengkung peralihan
C = 0,4 m/det²
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum
70
Ls = x 3 = 58,3333
3,6
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
80

703 70 x 0,0566
(
Ls = 0,022 x
190 x 0,4 )
- ( 2,727 x
0,4
¿ = 72,2944 ≈ 73

(pilih terbesar)

c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian


( 0,1−0,02 ) x 70
Ls = = 44,4444
3,6 x 0,035
c) P check
Ls ² 73²
Pcheck = = = 1,1686
24 x Rd 24 x 190
P check ¿ 0,25, maka tikungan memiliki lengkung S-C-S / S – S
d) Jika tikungan bukan full circle
a. Menentukan sudut lengkung peralihan / spiral (Ɵs)
Ls x 360 73 x 360
Ɵs = = = 11,0068
4 x π x Rd 4 x π x 190
b. Menentukan sudut lengkung lingkaran / circle (Ɵc)
Ɵc = ∆I – ( 2 x Ɵs )
1) Tikungan I (∆I = 42°)
Ɵc = 42 – ( 2 x 11,0068 )
= 19,9864°
2) Panjang lengkung lingkaran (Lc)
Ɵc x π x Rd
Lc =
180
19,9864 x π x 190
Tikungan 1, Lc = = 66,2773
180
c. Menghitung tikungan 1 ( percobaan S-C-S)
Ls ²
 Xs = Ls x ( 1 - )
40 x Rd ²
73²
= 80 x ( 1 - ) = 72,7306
40 x 190²
Ls ² 73²
 Ys = = = 4,6746
6 x Rd 6 x 190
 P = Ys – Rd x ( 1 – cos Ɵs )
81

= 4,6746 – 190 ( 1 – cos 11,0068 ) = 1,1794


 K = Xs – Rd x sin Ɵs
= 72,7306 – 190 x sin 11,0068 = 36,4547
1
 Ts = (Rd + P) x {tan ( x ∆I)} + K
2
1
= (190 + 1,1794) x {tan ( x 42)} + 36,4547
2
= 109,8416
190+1,1794
 Es = cos( 1 x 42) ¿ – 190 = 14,7809
¿
2
19,9864 x π x 190
 Lc = = 66,2773
180
 Ltot = 66,2773 + 2 x(73) = 212,1773
Check
2 x Ts ¿ Ltot
219,6832 ¿ 212,1773 ( S-C-S )
d. Perhitungan Tikungan 3
Data :
a. Kelas dan fungsi jalan : Jalan Nasional
b. Slope : 2,4346
c. Kecepatan rencana (Vr) : 70 km/jam
d. Superelevasi maksimum (emax) : 10 % : 0,1
e. Superelevasi normal (en) : 2 % : 0,02
f. Waktu tempuh lengkung peralihan (T) : 3 detik
g. Vr ≤ 60 km/jam, maka re max : 0,035 m/m/dtk

Perhitungan :

1. Koefisien gesek maksimum (fmax)

Vr < 80 km/jam, maka :

Fmax = 0,192 – (0,00065 x Vr)


82

= 0,192 – (0,00065 x 70)

= 0,1465

2. Nilai jari – jari tikungan minimum (Rmin)

Vr ²
Rmin =
127 x (emax+ fmax)

70²
=
127 x (0,1+ 0,1465)

= 156,5220 cm

Maka nilai Rd = 190 cm

3. Nilai derajat lengkung maksimal (Dmax)

181913,53 x (emaks+ fmaks)


Dmax =
Vr ²

181913,53 x (0,1+0,1465)
= = 9,1514
70²

4. Cek hitungan apakah tikungan berjenis full circle (cara 1)

Karena nilai Rd < 600, maka jenis tikungan bukan full circle

5. Cek tikungan apakah full circle (cara 2)


a) Mencari superelevasi desain (ed)

1432,4
Dd = = 7,5389
190

70²
Ed = – 01465, = 0,056
127 x (190)

b) Cara 2
Panjang lengkung peralihan
C = 0,4 m/det²
a. Berdasarkan waktu tempuh maksimum
83

70
Ls = x 3 = 58,3333
3,6
b. Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal
703 70 x 0,0566
(
Ls = 0,022 x
190 x 0,4 )
- ( 2,727 x
0,4
¿ = 72,2944 ≈ 73

(pilih terbesar)
c. Berdasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian
( 0,1−0,02 ) x 70
Ls = = 44,4444
3,6 x 0,035
c) P check
Ls ² 73²
Pcheck = = = 1,1686
24 x Rd 24 x 190
P check ¿ 0,25, maka tikungan memiliki lengkung S-C-S / S – S
d) Jika tikungan bukan full circle
a. Menentukan sudut lengkung peralihan / spiral (Ɵs)
Ls x 360 73 x 360
Ɵs = = = 11,0068
4 x π x Rd 4 x π x 190
b. Menentukan sudut lengkung lingkaran / circle (Ɵc)
Ɵc = ∆I – ( 2 x Ɵs )
1) Tikungan I (∆I = 32°)
Ɵc = 32 – ( 2 x 11,0068 )
= 9,9864°
2) Panjang lengkung lingkaran (Lc)
Ɵc x π x Rd
Lc =
180
9,9864 x π x 190
Tikungan 1, Lc = = 33,116
180
c. Menghitung tikungan 1 ( percobaan S-C-S)
Ls ²
 Xs = Ls x ( 1 - )
40 x Rd ²
73²
= 80 x ( 1 - ) = 72,7306
40 x 190²
Ls ² 73²
 Ys = = = 4,6746
6 x Rd 6 x 190
84

 P = Ys – Rd x ( 1 – cos Ɵs )
= 4,6746 – 190 ( 1 – cos 11,0068 ) = 1,1794
 K = Xs – Rd x sin Ɵs
= 72,7306 – 190 x sin 11,0068 = 36,4547
1
 Ts = (Rd + P) x {tan ( x ∆I)} + K
2
1
= (190 + 1,1794) x {tan ( x 32)} + 36,4547
2
= 91,2745
190+1,1794
 Es = cos( 1 x 32)¿ – 190 = 8,8838
¿
2
9,9864 x π x 190
 Lc = = 33,116
180
 Ltot = 33,116 + 2 x(73) = 179,116
Check
2 x Ts ¿ Ltot
182,549 ¿ 179,116 ( S-C-S )
e. Diagram Superelevasi

Pada pembuatan diagram superelevasi, data yang dibutuhkan adalah data hasil
perhitungan tikungan pada alinemen horizontal, berikut data tikungan I, tikungan
II, dan tikungan III :

1) Tikungan I
Pada tikungan I, jenis tikungan adalah S-C-S.
85

Gambar 2.13 Diagram superelevasi pada tikungan I


2) Tikungan II
Pada tikungan II, jenis tikungan adalah S-C-S.

Gambar 2.14 Diagram superelevasi pada tikungan II


3) Tikungan III
86

Pada tikungan III, jenis tikungan adalah S-C-S.

Gambar 2.15 Diagram superelevasi pada tikungan III

f. Perhitungan Stationing dan Titik Penting

Perhitungan stasioning dan titik penting pada setiap tikungan sebagai berikut :

1) Tikungan I
 STA TS = STA A + (d1 – Ts)
= 9925 + (253,87 – 146,84)
= 10032,03
 STA SC = STA TS + Ls
= 10032,03 + 65
= 10097,03
 STA CS = STA SC+ Lc
= 10032,03 + 125,59
= 10222,62
 STA ST = STA CS + Ls
= 10222,62+ 65
87

= 10287,62

2) Tikungan II
 STA TS = STA A + (d1 + d2 – Ts)
= 9925 + (253,87 +457,59 – 109,84)
= 10526,56
 STA SC = STA TS + Ls
= 10526,56 + 73
= 10599,56
 STA CS = STA SC+ Lc
= 10599,56 + 66,28
= 10665,84
 STA ST = STA CS + Ls
= 10665,84 + 73
= 10738,84
3) Tikungan III
 STA TS = STA A + (d1 +d2 + d3 – Ts)
= 9925 + (253,87 +457,59 +614,21 – 91,27)
= 11159,34
 STA SC = STA TS + Ls
= 11159,34+ 73
= 11232,34
 STA CS = STA SC+ Lc
= 11232,34+ 33,12
= 11265,45
 STA ST = STA CS + Ls
= 11265,45+ 73
= 11338,45
g. Perhitungan Pelebaran Perkerasan

Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan 1 sebagai berikut :


88

Data :
Jarak gandar (P) = 18,9 m
Tojolan depan (A*) = 1,20 m
Kebebasan samping (C) = 0,9 m
Lebar kendaraan (b) = 2,60 m
Jumlah jalur (n) =2
Lebar perkerasan normal (Wn) = 2 x 3,75 = 7,5 m
Perhitungan :
1) Perhitungan pelebaran tikungan
Data sebelumnya : Rd, Vr (km/jam), Wn (m), dan n
2) b’ = b + b”
= 2,60 + 1,282
= 3,882 m
3) Perhitungan lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan (V)
b” = Rd - √ R d 2− p ²
= 140 - √ 1402−8,92
= 1,282 m
4) Perhitungan lebar tambahan akibat kelelahan pengemudi (Z)
Vr
Z = 0,105
√ Rd
60
= 0,105
√ 140
= 0,08
5) Lebar tambahan akibat adanya tonjolan depan (Td)
Td = √ R d 2+ A (2 P+ A) – Rd

= √ 1402 +1,20(2 x 18,9+1,20) - 140


= 0,17
6) Lebar perkerasan yang diperlukan ditikungan (Wc)
Wc = n ( b’ + c ) + ( n + 1 ) Td + Z
= 2 ( 3,882 + 0,9 ) + ( 2 + 1 ) x 0,17 + 0,08
= 10,29
89

7) Karena Wc > Wn maka ditambahkan pelebaran pada tikungan


Ɛ = Wc – Wn
= 10,29 – 7,5
= 2,79 m
Perhitungan pelebaran perkerasan pada tikungan 2 dan tikungan 3 sebagai
berikut :

Data :
Jarak gandar (P) = 18,9 m
Tojolan depan (A*) = 1,20 m
Kebebasan samping (C) = 0,9 m
Lebar kendaraan (b) = 2,60 m
Jumlah jalur (n) =2
Lebar perkerasan normal (Wn) = 2 x 3,75 = 7,5 m
Perhitungan :
1) Perhitungan pelebaran tikungan
Data sebelumnya : Rd, Vr (km/jam), Wn (m), dan n
2) b’ = b + b”
= 2,60 + 0,942
= 3,542 m
3) Perhitungan lebar lintasan kendaraan truk pada tikungan (V)
b” = Rd - √ R d 2− p ²
= 190 - √ 1902−8,92
= 0,942 m
4) Perhitungan lebar tambahan akibat kelelahan pengemudi (Z)
Vr
Z = 0,105
√ Rd
70
= 0,105
√ 190
= 0,08
5) Lebar tambahan akibat adanya tonjolan depan (Td)
Td = √ R d 2+ A (2 P+ A) – Rd
90

= √ 1902 +1,20(2 x 18,9+1,20) - 190


= 0,12
6) Lebar perkerasan yang diperlukan ditikungan (Wc)
Wc = n ( b’ + c ) + ( n + 1 ) Td + Z
= 2 ( 3,542 + 0,9 ) + ( 2 + 1 ) x 0,12 + 0,08
= 9,48
7) Karena Wc > Wn maka ditambahkan pelebaran pada tikungan
Ɛ = Wc – Wn
= 9,48 – 7,5
= 1,98 m
h. Perhitungan Jarak Pandang Henti dan Menyiap 1
1) Jarak pandang henti
Vr
Vr ( )²
Jh = x T + 3,6
3,6
2x g x f
70
70 ( )²
Jh = x3+ 3,6 = 113,39
3,6
2 x 9,81 x 0,35
2) Jarak pandang mendahului
a = 2,052 + 0,0036Vr
= 2,052 + 0,0036 x 70
= 2,268
t1 = 2,12 + 0,026Vr
= 2,12 + 0,0026 x 70
= 3,94
t2 = 6,56 + 0,048Vr
= 6,56 + 0,048 x 70
= 9,92
a xt 1
d1 = 0,278 x t1 x ( Vr – m + )
2
2,304 x 3,94
= 0,278 x 3,94 x ( 70 – 15 + )
2
= 65,21
91

d2 = 0,278 Vr x t2
= 0,278 x 70 x 9,92
= 193,04
d3 = 55 m
2
d4 = x d2
3
2
= x 193,04
3
= 128,69
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 65,21 + 193,04 + 55 + 128,69
= 441,94
i. Perhitungan Jarak Pandang Henti dan Menyiap 2
1) Jarak pandang henti
Vr
Vr ( )²
Jh = x T + 3,6
3,6
2x g x f
60
70 ( )²
Jh = x3+ 3,6 = 90,451
3,6
2 x 9,81 x 0,35
2) Jarak pandang mendahului
a = 2,052 + 0,0036Vr
= 2,052 + 0,0036 x 60
= 2,304
t1 = 2,12 + 0,026Vr
= 2,12 + 0,0026 x 60
= 3,68
t2 = 6,56 + 0,048Vr
= 6,56 + 0,048 x 60
= 9,44
a xt 1
d1 = 0,278 x t1 x ( Vr – m + )
2
92

2,304 x 3,68
= 0,278 x 3,68 x ( 60 – 15 + )
2
= 50,306
d2 = 0,278 Vr x t2
= 0,278 x 60 x 9,44
= 157,459
d3 = 50 m
2
d4 = x d2
3
2
= x 157,459
3
= 104,593
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
= 50,306 + 157,459 + 50 + 104,593
= 367,738
j. Perhitungan Kebebasan Samping Tikungan 1
1) Kebebasan samping pada tikungan pada jarak pandang henti
Jenis tikungan menggunakan S-C-S, maka menggunakan rumus :
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 125,59 + (2 x 65)
= 255,59 m
Lt > Jh
E = Rd x ( 1 – cos ¿))
90 ° x 90,451
= 140 x ( 1 – cos ( ))
π x 140
= 26,09
2) Kebebasan samping pada tikungan untuk jarak pandang menyiap
Tidak ada kondisi kebebasan samping tikungan pada jarak pandang
menyiap karena :
Jd > Lt
367,74 > 255,59
k. Perhitungan Kebebasan Samping Tikungan 2
93

1) Kebebasan samping pada tikungan pada jarak pandang henti


Jenis tikungan menggunakan S-C-S, maka menggunakan rumus :
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 66,28 + (2 x 73)
= 212,28 m
Lt > Jh
E = Rd x ( 1 – cos ¿))
90 ° x 113,39
= 190 x ( 1 – cos ( ))
π x 190
= 93,09
2) Kebebasan samping pada tikungan untuk jarak pandang menyiap
Tidak ada kondisi kebebasan samping tikungan pada jarak pandang
menyiap karena :
Jd > Lt
441,94 > 212,28

l. Perhitungan Kebebasan Samping Tikungan 3


1) Kebebasan samping pada tikungan pada jarak pandang henti
Jenis tikungan menggunakan S-C-S, maka menggunakan rumus :
Lt = Lc + (2 x Ls)
= 33,12 + (2 x 73)
= 179,12 m
Lt > Jh
E = Rd x ( 1 – cos ¿))
90 ° x 113,39
= 190 x ( 1 – cos ( ))
π x 190
= 93,09
2) Kebebasan samping pada tikungan untuk jarak pandang menyiap
Tidak ada kondisi kebebasan samping tikungan pada jarak pandang
menyiap karena :
Jd > Lt
441,94 > 179,12
94

m. Kesimpulan

Pada Desain Rencana jalan nasional, dengan kecepatan rencana (Vr) sebesar
60 dan 70 km/jam didapat kesimpulan bahwa trase jalan yang akan dibuat
memiliki jumlah dua tikungan dan keduanya berjenis S-C-S. Kedua tikungan
memiliki besar sudut yang relatif kecil dengan jari-jari desain didapatkan diameter
sebesar 160 meter.

Anda mungkin juga menyukai