PERENCANAAN GEOMETRIK,
STRUKTUR PERKERASAN JALAN
DAN SALURAN DRAINASE TEPI
101
102
𝑉𝑅 2
𝑉𝑅 3,6
𝐽 = . 𝑇.
3,6 2𝑔𝑓
Keterangan :
Vr = Kecepatan rencana (km/jam)
T = Waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
G = Percepatan gravitasi, ditetapkan 9,8 m/s2
F = Koefisien gesek memanjang perkerasan jalan,
ditetapkan 0,35 - 0,55
𝑉𝑟 2
Jh = 0,694𝑉𝑟 + 0,004
𝑓
Perhitungan:
802
Jh = 0,694 𝑥 80 + 0,004
0,50
Jh = 55,52 + 73,14
Jh = 128,66
Diketahui :
Kecepatan rencana, 𝑉𝑑 = 80 𝑘𝑚/𝑗𝑎𝑚
Jari-jari tikungan I, 𝑅 = 1432 𝑚
Jari-jari tikungan II, 𝑅 = 1432 𝑚
Superelevasi normal, 𝑒𝑛 = 2%
Superelevasi normal, 𝑒𝑚𝑎𝑘𝑠 = 10%
Lebar jalan = 14 meter untuk dua arah.
Rc Rc
Vr=80km/h Δ = 33
emaks=0.1
Lebar Jalan 4 x 3.75 m median
Kemiringan melintang normal
2%
R= 1432
e= 0.02
Ls = 70
Tc Rc tan 1 2
= 424.2 m
Ec Tc tan 1 4
= 61.5 m
Lc 0.01745 Rc = 824.6 m
Rc 1 cos 1 2 = 61.5 m
Ec
cos 1 2
Kontrol Perhitungan Alinyemen Horisontal Titik 2 :
(STA 8+525)
Vr=80km/h Δ = 41
emaks=0.1
Lebar Jalan 4 x 3.75m median
Kemiringan melintang normal
2%
R= 1432
e= 0.02
Ls = 70
Tc Rc tan 1 2 = 535.4029 m
Ec Tc tan 1 4 = 96.81661 m
Lc 0.01745 Rc = 1024.52 m
Rc 1 cos 1 2
Ec = 96.817 m
cos 1 2
5.2.4 Alinyemen Vertikal
1. Lengkung Cembung
2. Lengkung Cekung
107
(1 + 𝑖)𝑈𝑅 − 1
𝑅=
𝑖
(1 0,0514) 20 1
R
0,0478
𝑅 = 33,79
Dengan pengertian :
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas
i : Laju pertumbuhan lalu lintas per tahun dalam %.
UR : Umur rencana (tahun)
Perhitungan JSKN
(Jumlah total sumbu kendaraan niaga selama umur
rencana)
a) Jenis Sumbu
Ada 4 macam jenis sumbu yaitu :
STRT (Sumbu Tunggal Roda Tunggal)
STRG (Sumbu Tunggal Roda Ganda)
STdRG (Sumbu Tandem Roda Ganda)
STrRG (Sumbu Tridem Roda Ganda)
b) Beban Sumbu
Penentuan beban sumbu berdasarkan pada tabel Tabel
4.19 Pembagian Beban Sumbu/As (Berdasarkan
Pengukuran Beban) berdasarkan sumber : Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa Timur
c) Jumlah Sumbu
Diambil dari jumlah kendaraan berdasarkan jenis
sumbunya.contoh:
Untuk Beban sumbu 22,68 Ton diperoleh 290 Jumlah
sumbu.
d) Proporsi Beban
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛
Tabel 5.5 Analisa fatik dan erosi Dengan tebal plat = 235 mm
Keterangan : TE = tegangan ekivalen; FRT = faktor rasio tegangan; FE = faktor erosi; TT = tidak
terbatas Dengan tebal plat = 235 mm, jumlah fatik dan erosi lebih besar 100%, maka tebal pelat
ditambah.
117
Tabel 5.6 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton
118
a) Jenis Sumbu
Ada 4 macam jenis sumbu yaitu :
STRT (Sumbu Tunggal Roda Tunggal)
STRG (Sumbu Tunggal Roda Ganda)
STdRG (Sumbu Tandem Roda Ganda)
STrRG (Sumbu Tridem Roda Ganda)
b) Beban Sumbu
Penentuan beban sumbu berdasarkan pada Tabel
4.19 Pembagian Beban Sumbu/As (Berdasarkan
Pengukuran Beban) berdasarkan sumber : Dinas
Pekerjaan Umum Bina Marga Propinsi Jawa
Timur
1125834 𝑥 100
=
2200000
= 51,17 %
Tabel 5.7 Analisa fatik dan erosi Dengan tebal plat = 285 mm
Keterangan : TE = tegangan ekivalen; FRT = faktor rasio tegangan; FE = faktor erosi; TT = tidak
terbatas
129
Dengan tebal plat = 285 mm, tenyata jumlah analisa erosi lebih besar 100% maka tebal plat harus di
tambah.
Tabel 5.8 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton
130
a) Jenis Sumbu
Ada 4 macam jenis sumbu yaitu :
STRT (Sumbu Tunggal Roda Tunggal)
STRG (Sumbu Tunggal Roda Ganda)
STdRG (Sumbu Tandem Roda Ganda)
STrRG (Sumbu Tridem Roda Ganda)
b) Beban Sumbu
Penentuan beban sumbu berdasarkan pada tabel
Tabel 4.19 Pembagian Beban Sumbu/As
(Berdasarkan Pengukuran Beban) berdasarkan
sumber : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Propinsi Jawa Timur
Tabel 5.9 Analisa fatik dan erosi Dengan tebal plat = 290 mm
Keterangan : TE = tegangan ekivalen; FRT = faktor rasio tegangan; FE = faktor erosi; TT = tidak
terbatas. Dengan tebal plat = 290 mm, tenyata jumlah erosi lebih kecil atau mendekati 100% maka
tebal plat diambil 290 mm.
141
29 cm Beton
10 cm CBK
Tabel 5.10 Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Dengan Bahu Beton
143
a) Jenis Sumbu
Ada 4 macam jenis sumbu yaitu :
STRT (Sumbu Tunggal Roda Tunggal)
STRG (Sumbu Tunggal Roda Ganda)
STdRG (Sumbu Tandem Roda Ganda)
STrRG (Sumbu Tridem Roda Ganda)
b) Beban Sumbu
Penentuan beban sumbu berdasarkan pada tabel
Tabel 4.19 Pembagian Beban Sumbu/As
(Berdasarkan Pengukuran Beban) berdasarkan
sumber : Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
Propinsi Jawa Timur
STrRG
At
= A1
221,85
= 201,06
= 1,103 ∞ 1 bh
a) Penulangan Memanjang.
Prosedur tulangan memanjang yang dibutuhkan pada
perkerasan beton bersambung dengan tulangan dihitung
dengan persamaan berikut :
Luas tulangan pada perkerasan ini dihitung dari
persamaan :
𝜇. 𝐿. 𝑀. 𝑔.
𝐴𝑠 =
2. 𝑓𝑠 . 0,6
Dimana :
As = Luas penampang tulangan baja (mm2/m’)
fs = Kuat tarik ijin tulangan (Mpa).Biasanya 0,6
kali tegangan leleh.
g = grafitasi 9,8 m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
h = 0,29 m (tebal plat)
L = 10 m (jarak antar sambungan/lebar plat)
M = Berat persatuan volume plat 2400 kg/m3
𝜇 = Koefisien gesek antara plat beton dan pondasi
bawah
1,3.10.2400.9,8.0,29
𝐴𝑠 =
2.320.0,6
A = (1000/jarak) x ¼ x π x d2
= (1000/200) x ¼ x π x 132
= 5 x 0,25 x π x 132
= 663,66 mm2/m’
156
b) Penulangan Melintang.
Prosedur tulangan melintang yang dibutuhkan pada
perkerasan beton bersambung dengan tulangan dihitung
dengan persamaan sebagai berikut :
Luas tulangan pada perkerasan ini dihitung dari
persamaan :
𝜇. 𝐿. 𝑀. 𝑔.
𝐴𝑠 =
2. 𝑓𝑠 . 0,6
Dimana :
As = Luas penampang tulangan baja (mm2/m’)
fs = Kuat tarik ijin tulangan (Mpa).Biasanya 0,6
kali tegangan leleh.
g = grafitasi 9,8 m/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 2
h = 0,29 m (tebal plat)
L = 7,50 m (jarak antar sambungan/lebar plat)
M = Berat persatuan volume plat 2400 kg/m3
𝜇 = Koefisien gesek antara plat beton dan pondasi
bawah
1,3.7,50.2400.9,8.0,29
𝐴𝑠 =
2.320.0,6
A = (1000/jarak) x ¼ x π x d2
= (1000/300) x ¼ x π x 132
= 3,33 x 0,25 x 22/7 x 132
= 442,22 mm2/m’
157
D 13–16
200 mmmm
- 130
7.50 m
D1613 – 300
- 750 mmmm
10.00 m
Bahan Penutup
6-10 mm
Tulangan polos Ø 36 - 300
Tulangan Polos ø 24 - 300mm
20 mm
51,25 mm
110 mm
145 mm
h = 290 mm
h = 220 mm
24 mm
145 mm
200 mm 200 mm
110mm
diminyaki / dicat
Bahan Penutup
19 mm
20 mm
51,25 mm
145 mm
25 mm
110mm
h = 290 mm
50 mm
h = 220 mm
24 mm
145 mm
110mm
400 mm
Bahan Penutup
6-10 mm Tulangan polos Ø 36 - 300
Tulangan Polos ø 24 - 300mm
20 mm
51,25 mm
145 mm
110mm
h = 220 mm
h = 290 mm
24 mm
200 mm 200 mm
145 mm
diminyaki / dicat
110mm
Bahan Penutup
6-10 mm
51,25 mm
145 mm
110 mm
12 mm
h = 220 mm
24 mm
68,33 mm
h = 290 mm
12 mm
145 mm
110mm
diminyaki / dicat
50 mm
200 mm 200 mm
a. Perhitungan debit
Penentuan waktu konsentrasi (Tc)
Penentuan inlet time (t1)
2 𝑛𝑑
t1 = (3 𝑥 3,28 𝑥 𝐿𝑜 𝑥 𝑠 )0,167
2 0,013 0,167
t1 perkerasan = 𝑥 3,28 𝑥 8,5𝑥
3 0,02
= 1,09 menit
2 0,013 0,167
t1 bahu = 3
𝑥 3,28 𝑥 2,0 𝑥 0,04
= 0,81 menit
2 0,200 0,167
t1 gebalan rumput = 𝑥 3,28 𝑥 4,0 𝑥
3 0,08
= 1,356 menit
R 24 24
3
x
I = 24 Tc 60
2
3
130,98 24
x
= 24 5,476
60
= 224,006 mm/jam
Koefisien C
Jalan beton (C1) = 0,70
Bahu jalan (C2) = 0,70
Gebalan rumput (C3) = 0,45
𝑏 + 2𝑚𝑑
= 𝑑 𝑚2 + 1
2
𝑏 + 2𝑚𝑑
= 𝑑 12 + 1
2
𝑏 = 0,828𝑑
164
Fe = d ( b + md)
Fe = 1,828 d2
Fe = Fd
1,828 d2 = 0,50 m2 (Fd minimum)
d = 0,52 m
b = 0,828 x 0,52 = 0,43 m
𝑤 = 0.5 𝑥 0.52
𝑤 = 0,51 𝑚
Kontrol :
Q rencana < Q saluran
Q rencana = 0,114 m3/detik
Q saluran = Fe x V
Q saluran = 0,50 x 1,5
= 0,75 m3/detik
Q rencana < Q saluran
0,114 m3/detik < 0,75 m3/detik .....OK
𝑉𝑥𝑛 2
i perhitungan = 𝑅 2/3
1,5 𝑥 0,017 2
=
0,31 2/3
= 0,003099
i perhitungan = 0,31 %
Kemiringan i lapangan
21,641
21,096
5+350 5+500
0
h A hB
i lapangan =
L
21,641 - 21,096
=
150
= 0,0036
i lapangan = 0,36 %
Kontrol :
i perhitungan < i lapangan
0,31 % < 0,36 % , maka digunakan
i lapangan = 0,36 %
i perhitungan < i lapangan, maka di buat pematah
arus.
166
Kontrol :
Vendap < V < Vgerus
Dimana :
Vgerus =1.5 m/detik2 (kecepatan aliran yang
diijinkan berdasarkan jenis material)
Vendap = 0.6 m/detik2
Vsaluran =1,3 m/detik < 1.5 m/detik2 (kecepatan
aliran yang diijinkan berdasarkan jenis
material)
Vendap < V < Vgerus
0.6 m/detik2 < 1.3 m/detik2 < 1.5 m/detik2.....OK
Bila V lebih besar dari Vijin maka diperlukan
bangunan pematah arus.
Jadi diperoleh tinggi saluran drainase adalah 1,00
m dan lebar dimensi drainase 0,5 m (lebar diambil
0,5 m sebagai lebar minimal) dengan
menggunakan material pasangan batu kali.
b. SALURAN 2
Pada STA 5+500 - 5+950
Perhitungan debit
Penentuan waktu konsentrasi (Tc)
Penentuan inlet time (t1)
2 𝑛𝑑
t1 = (3 𝑥 3,28 𝑥 𝐿𝑜 𝑥 𝑠 )0,167
2 0,013 0,167
t1 perkerasan = 𝑥 3,28 𝑥 8,5𝑥
3 0,02
= 1,09 menit
2 0,013 0,167
t1 bahu = 3
𝑥 3,28 𝑥 2,0 𝑥 0,04
= 0,81 menit
2 0,200 0,167
t1 gebalan rumput = 3
𝑥 3,28 𝑥 4,0 𝑥 0,08
= 1,356 menit
∑t1 = 3,256 menit
167
R 24 24
3
x
I = 24 Tc 60
2
3
130,98 24
x
= 24 8,256
60
= 170,368 mm/jam
Koefisien C
Jalan beton (C1) = 0,70
Bahu jalan (C2) = 0,70
Gebalan rumput (C3) = 0,45
𝑏 + 2𝑚𝑑
= 𝑑 𝑚2 + 1
2
𝑏 + 2𝑚𝑑
= 𝑑 12 + 1
2
𝑏 = 0,828𝑑
Fe = d ( b + md)
Fe = 1,828 d2
Fe = Fd
1,828 d2 = 0,50 m2 (Fd minimum)
d = 0,52 m
b = 0,828 x 0,52 = 0,43 m
Kontrol :
Q rencana < Q saluran
Q rencana = 0,195 m3/detik
Q saluran = Fe x V
Q saluran = 0,50 x 1,5
= 0,75 m3/detik
Q rencana < Q saluran
0,114 m3/detik < 0,75 m3/detik .....OK
170
Kemiringan i lapangan
22,220
21,096
5+500 5+950
h A hB 0
i lapangan =
L
22,220 - 21,096
=
450
= 0,0025
i lapangan = 0,25 %
171
Kontrol :
i perhitungan > i lapangan
0,31 % > 0,25 % , maka digunakan
i perhitungan = 0,31%
Bila i perhitungan < i lapangan, maka di buat
pematah arus.
Kontrol :
Vendap < V < Vgerus
Dimana :
Vgerus =1.5 m/detik2 (kecepatan aliran yang
diijinkan berdasarkan jenis material)
Vendap = 0.6 m/detik2
Vsaluran =1,3 m/detik < 1.5 m/detik2 (kecepatan
aliran yang diijinkan berdasarkan jenis
material)
c. SALURAN 3
Pada STA 5+950 - 6+200
Perhitungan debit
Penentuan waktu konsentrasi (Tc)
Penentuan inlet time (t1)
2 𝑛𝑑
t1 = (3 𝑥 3,28 𝑥 𝐿𝑜 𝑥 𝑠 )0,167
2 0,013 0,167
t1 perkerasan = 3
𝑥 3,28 𝑥 8,5𝑥 0,02
= 1,09 menit
2 0,013 0,167
t1 bahu = 3
𝑥 3,28 𝑥 2,0 𝑥 0,04
= 0,81 menit
2 0,200 0,167
t1 gebalan rumput = 3
𝑥 3,28 𝑥 4,0 𝑥 0,08
= 1,356 menit
∑t1 = 3,256 menit
R 24 24
3
x
I = 24 Tc 60
2
3
130,98 24
x
= 24 6,036
60
= 209,927 mm/jam
Koefisien C
Jalan beton (C1) = 0,70
Bahu jalan (C2) = 0,70
Gebalan rumput (C3) = 0,45
1
Q = 3,6
𝑥 0,631𝑥 209,927 𝑥 0,003625
= 0,133 m3/detik
𝑏 + 2𝑚𝑑
= 𝑑 𝑚2 + 1
2
𝑏 + 2𝑚𝑑
= 𝑑 12 + 1
2
𝑏 = 0,828𝑑
Fe = d ( b + md)
Fe = 1,828 d2
Fe = Fd
1,828 d2 = 0,50 m2 (Fd minimum)
d = 0,52 m
b = 0,828 x 0,52 = 0,43 m
175
Kontrol :
Q rencana < Q saluran
Q rencana = 0,133 m3/detik
Q saluran = Fe x V
Q saluran = 0,50 x 1,5
= 0,75 m3/detik
Q rencana < Q saluran
0,114 m3/detik < 0,75 m3/detik .....OK
Kemiringan i lapangan
22,220
21,552
5+950 6+200
h A hB
i lapangan =
L
22,220 - 21,552
=
250
= 0,0027
i lapangan = 0,27 %
Kontrol :
i perhitungan > i lapangan
0,31 % > 0,27 % , maka digunakan
i perhitungan = 0,31%
Bila i perhitungan < i lapangan, maka di buat
pematah arus.
Kontrol :
Vendap < V < Vgerus
Dimana :
Vgerus =1.5 m/detik2 (kecepatan aliran yang
diijinkan berdasarkan jenis material)
Vendap = 0.6 m/detik2
Vsaluran =1,3 m/detik < 1.5 m/detik2 (kecepatan
aliran yang diijinkan berdasarkan jenis
material)
177
REKAPITULASI SALURAN
TABEL 5.11.
Perhitungan Waktu Konsentrasi
Saluran t1 tc I
STA Panjang t2
No. Perkerasan Bahu Jalan Gebalan Rumput t1+t2 Intensitas Curah Hujan
1 5+350 - 5+500 200 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 2.22 m2 5.48 mnt 223.8357612 mm/jam
2 5+500 - 5+950 450 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 5.00 m2 8.26 mnt 170.3111994 mm/jam
3 5+950 - 6+200 250 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 2.78 m2 6.04 mnt 209.8849936 mm/jam
4 6+200 - 6+725 525 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 5.83 m2 9.09 mnt 159.7400354 mm/jam
5 6+950 - 7+425 475 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 5.28 m2 8.54 mnt 166.5967091 mm/jam
6 7+425 - 7+650 225 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 2.50 m2 5.76 mnt 216.5799931 mm/jam
7 7+650- 7+950 300 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 3.33 m2 6.59 mnt 197.9225184 mm/jam
8 7+950- 8+700 750 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 8.33 m2 11.59 mnt 135.859108 mm/jam
9 8+700 - 8+950 250 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 2.78 m2 6.04 mnt 209.8849936 mm/jam
10 8+950 - 9+125 175 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 1.94 m2 5.20 mnt 231.7314321 mm/jam
11 9+175 - 9+900 725 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 8.06 m2 11.32 mnt 138.0735606 mm/jam
12 9+900 -10+350 450 m 1.09 mnt 0.81 mnt 1.36 mnt 5.00 m2 8.26 mnt 170.3111994 mm/jam
179
REKAPITULASI SALURAN
TABEL 5.12.
Perhitungan Debit Air
REKAPITULASI SALURAN
TABEL 5.13.
Perhitungan Dimensi Saluran
Saluran Fd Fd minimum d b w P R
STA Panjang
No. Q/V saluran 0,828 x d √0,5 x d 2
(b + 2d )x (√m +1) Fd/P
1 5+350 - 5+500 200 m 0.076 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
2 5+500 - 5+950 450 m 0.130 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
3 5+950 - 6+200 250 m 0.089 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
4 6+200 - 6+725 525 m 0.142 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
5 6+950 - 7+425 475 m 0.134 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
6 7+425 - 7+650 225 m 0.083 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
7 7+650- 7+950 300 m 0.101 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
8 7+950- 8+700 750 m 0.173 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
9 8+700 - 8+950 250 m 0.089 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
10 8+950 - 9+125 175 m 0.069 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
11 9+175 - 9+900 725 m 0.170 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
12 9+900 -10+350 450 m 0.130 m2 0.50 m2 0.52 m 0.43 m2 0.51 m 1.60 m 0.31 m
181
REKAPITULASI SALURAN
TABEL 5.14.
Perhitungan Kemiringan Saluran
Saluran
STA Panjang Elevasi 1 Elevasi 2 i perhitungan i lapangan Kontrol
No.
1 5+350 - 5+500 200 m 21.641 21.096 0.31 % 0.363 % pematah arus
2 5+500 - 5+950 450 m 21.096 22.220 0.31 % 0.250 % ok
3 5+950 - 6+200 250 m 22.220 21.552 0.31 % 0.267 % ok
4 6+200 - 6+725 525 m 21.552 27.253 0.31 % 1.086 % pematah arus
5 6+950 - 7+425 475 m 27.300 21.989 0.31 % 1.118 % pematah arus
6 7+425 - 7+650 225 m 21.989 22.495 0.31 % 0.225 % ok
7 7+650- 7+950 300 m 22.495 21.712 0.31 % 0.261 % ok
8 7+950- 8+700 750 m 21.712 23.779 0.31 % 0.276 % ok
9 8+700 - 8+950 250 m 23.779 23.327 0.31 % 0.181 % ok
10 8+950 - 9+125 175 m 23.327 23.785 0.31 % 0.262 % ok
11 9+175 - 9+900 725 m 23.785 21.683 0.31 % 0.290 % ok
12 9+900 -10+350 450 m 21.683 22.784 0.31 % 0.245 % ok
w=0.51m
d=0.52m
b=0.43m