Anda di halaman 1dari 13

BAB III

DESAIN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR


METODE MANUAL DESAIN PERKERASAN BINA MARGA TAHUN 2017
(No. 04/SE/Db/2017 REVISI 2017)

3.1 Penentuan Tipe Jalan Rencana


Diketahui data lalu lintas Tahun 2020 seperti Tabel 3.1 di bawah ini.

Asumsi Tipe Alinyemen Jalan: Datar

Arus lalu lintas ≥1900 kend/jam

Lebar Jalur lalu lintas 7,0 m dan lebar bahu 2,0 m.

Maka berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, didapat nilai emp
setiap jenis kendaraan seperti pada Tabel 3.1.

Dicoba Tipe Jalan 2 lajur 2 arah tidak terbagi (2/2UD)

Tabel 3.1 Lalu lintas Harian Rata rata, LHR Tahun 2020 dalam smp/hari
Lalu lintas Nilai
Lintas Harian
harian 2 Ekivalensi
No. Jenis Kendaraan Rata Rata 2 Arah
arah mobil
(smp/hari)
(kend./hari) penumpang
(1) (2) (3) (4) (5)= (3) x (4)
1 Sepeda motor 1500 0,50 750
Mobil penumpang dan
2 kendaraan ringan lain (2, 3, 800 1,0 800
4)
3 Bus Besar (5b) 120 1,5 180
4 Truk sedang 2 sumbu (6b) 100 2,5 250
5 Truk 3 sumbu (7a) 10 1,3 13
6 Truk 4 sumbu trailer (7c1) 5 1,3 6,5
Total, (smp/hari) 1999,5

Dengan demikian diketahui arus lalu lintas , VLHR (Q) tahun 2020 sebesar 1999,5 smp/hari

3.1.1 Mencari Volume Jam Rencana (VJR, smp/jam)


Diketahui:
 Umur Rencana diambil 20 thn
 Pertumbuhan lalu lintas (i) = 5%= 0,05
 Jalan mulai dibuka tahun 2022
 N= 22

Maka VLHR2042= VLHR 2020(1 + 0,05)22= 1999,5 x (1,05)22= 1999,50 x 2,925


= 5849 smp/hari
VJR= VLHR2022 x K
Dimana:
K = Faktor jam desain

Bedasarkan Pedoman Desain Geometrik Jalan Tahun 2020 Bina Marga

K = 8% - 11% untuk Jalan yang padat seperti Jalan Jalan di perkotaan

K = 7% - 15% untuk Jalan yang kurang padat seperti jalan luar kota.

Misal diambil K= 10%

VJR= 5849 x 10%= 584,9 smp/jam

3.1.2 Menghitung Kapasitas Jalan


Diasumsikan diawal bahwa tipe Jalan yang digunakan adalah Jalan:
 Type jalan : 2/2 TT
 Lebar jalur lalu lintas : 7,0 m dan lebar bahu 2,0 m

Kapasitas Jalan (C) dihitung dengan menggunakan Rumus MKJI untuk Jalan luar kota:

C= Co x FCw x FCsp x FCsf


Dimana:
Co = 3100 smp/jam (Jalan luar kota 2/2 TT, Datar)
Fcw= 1,0 (karena W jalur = 7,0 m , lihat MKJI 1997 bagian Jalan luar kota)
Fsp= 1,0 (50 : 50 , lihat di soal Tugas Besar, SP apa yang diberikan)
FCsf= 1,0 (Hambatan samping rendah (L), Wbahu = 2,0 m)

C= 3100 x 1,0 x 1,0 x 1,0= 3100 smp/jam

Bila Target Tingkat Pelayanan Jalan sampai akhir tahun 2042 adalah LOS B dengan
Derajat Kejenuhan DS ≤ 0,50 maka:

DS= VJR/ C= 584,90/ 3100= 0,20 < 0,50 ==================== OK

Maka Jalan yang rencanakan adalah:

 Type Jalan : 2/2 TT (Alinyemen Datar)


 Lebar Jalur lalu lintas : 7,0 m
 Lebar bahu Jalan : 2,0 m

2,0 m 7,0 m 2,0 m

Gambar 3.1 Penampang Melintang Jalan Rencana (2/2 TT)


3.2 Perhitungan CBR Karakteristik Tanah Dasar
3.2.1 Penentuan Jumlah Segmen berdasarkan sebaran Nilai CBR Tanah dasar
Memeriksa jumlah segmen apakah hanya satu segmen atau lebih satu segmen
CBR Tanah dasar sepanjang Jalan dilihat dari keseragaman nilai CBRnya.
Keseragaman CBR dilihat dari nilai Coefisien variasi (CV) CBR titiknya sepanjang
Jalan yang akan dibangun perkerasannya.

CV= (SDCBR/CBRrata rata) x 100%

Dimana:
SDcbr= Standar deviasi nilai CBR

Data CBR titik dari tanah dasar jalan yang akan dibuat ditabelkan pada Tabel 3.2
dan Gambar 3.2.

Tabel 3.2. Data CBR titik tanah dasar


No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
CBR 7 5 8 6 8 11 5 9 6 5 7 11 7 10 10

No. 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
CBR 4 6 9 5 5 7 11 9 6 9 14 9 7 9 6

No. 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
CBR 12 15 12 13 6 12 6 11 15 6 11 13 12 15 13

No. 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
CBR 11 9 9 8 10 11 11 15 15 13 8 11 15 9 13

Gambar 3.2 Grafik Batang CBR titik

Hasil perhitungan:
CBR rata rata = 9,52% SDCBR= 3,14%

Sehingga:

CV= (3,14/9,52) x 100%= 33,0% > 30% maka harus lebih dari satu segemen
Setelah diperiksa ccoefisien variasinya didapatkan 2 segmen yaitu:
a. Segmen 1 (Sta. 1 s/d sta. 25)
Tabel 3.3 CBR titik segmen 1
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
CBR (%) 7 5 8 6 8 11 5 9 6 5 7 11 7 10 10 4 6 9 5 5 7 11 9 6 9

Gambar 3.3 Grafik Batang CBR Segmen I

Dari hasil perhitungan didapatkan:


CBR rata rata seg.I= 7,44% St.Dev seg.I= 2,162%
Sehingga

CV= (2,162/7,44) x 100%= 29,06% < 30% == OK

b. Segmen 2 (Sta. 26 s/d sta. 60).


Tabel 3.4 CBR segmen II
No. 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
CBR (%) 14 9 7 9 6 12 15 12 13 6 12 6 11 15 6

No. 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55
CBR (%) 11 13 12 15 13 11 9 9 8 10 11 11 15 15 13

No. 56 57 58 59 60
CBR (%) 8 11 15 9 13

Gambar 3.4 Grafik Batang CBR Segmen II

Hasil perhitungan didapatkan:


CBR rata rata seg.II= 11,0% St.Dev seg.II= 2,89%

Sehingga:
CV= (2,89/11,0) x 100%= 26,30% < 30,0% == OK
3.2.2 Penentuan CBR karakteristik tanah dasar setiap segmen
Diketahui:
Fungsi Jalan Arteri dengan Wilayah Jaringan Inter urban (antar kota)

a. CBR Karakteristik tanah dasar segmen I:

CBR karak. Seg. I= CBR rata rata seg. I – f . St. Dev.CBR seg. I

Dimana f= 1,282 (untuk Jalan arteri dan kolektor)

CBR karak. Seg. I= 7,44% - 1,282 x 2,162%= 4,668% = 4,67%

Berarti untuk Segmen I,

Kelas Kekuatan Tanah Dasar masuk dalam SG4. (lihat Tabel 3.5)

b. CBR Karakteristik tanah dasar segmen II:

CBR karak. Seg. II= 11,0% - 1,282 x 2,89%= 7,295%= 7,30%

Untuk segmen II,

Kelas Kekuatan tanah dasar masuk dalam SG6. (lihat Tabel 3.5)

Tabel 3.5 Desain Fondasi Jalan Minimum (Bagan desain 2)

3.3 Perhitungan Lalu lintas rencana


3.3.1 Perhitungan Faktor pertumbuhan Lalu lintas (R)

,
R=
,

Asumsi: Data LHR tahun 2020


Jalan mulai dibuka untuk lalu lintas Tahun 2022

2021

2042 2062
2020 2022
Perhitungan Lalu lintas harian rata rata Tahun 2022 ditabelkan pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Data LHR Tahun 2022


Lalu lintas
Lintas Harian
harian 2
No. Jenis Kendaraan (1 + 0,05)2 Rata Rata 2 Arah
arah
(kend/hari)
(kend./hari)
(1) (2) (3) (4) (5)= (3) x (4)
Mobil penumpang dan
1 kendaraan ringan lain (2, 3, 800 1,1025 882
4)
2 Bus Besar (5b) 120 1,1025 132,3
3 Truk sedang 2 sumbu (6b) 100 1,1025 110,25
4 Truk 3 sumbu (7a) 10 1,1025 11,025
5 Truk 4 sumbu trailer (7c1) 5 1,1025 5,5125

R untuk 20 tahun:

, ,
R2022 – 2042=
, ,
= 20,095

R untuk 40 tahun:
, ,
R2022-2062= = 40,392
, ,

3.3.2 Perhitungan ESA Pangkat 4 dan ESA Pangkat 5

Hasil perhitungan ESA pangkat 4 (Tahun 2022 – 2042) ditabelkan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7 Hasil perhitungan ESA4, UR= 20 thn (2022 – 2042)


LHR
VDF 4 ESA4
Jenis Kendaraan tahun DD DL R
normal
2022
(2022-2042)
Sepeda motor dan mobil
penumpang serta 882 - 20,095
kendaraan ringan lainnya
Bus besar (5b) 132,3 1,00 0,5 1 20,095 485188,7513
Truk sedang 2 sumbu (6b) 110,25 2,90 0,5 1 20,095 1172539,482
Truk 3 sumbu (7a) 11,025 4,90 0,5 1 20,095 198118,7401
Truk 4 sumbu trailer (7c1) 5,5125 6,50 0,5 1 20,095 131405,2868
Jumlah CESA 4 1.987.252

Hasil perhitungan ESA pangkat 5, UR= 20 tahun (Tahun 2022 – 2042) ditabelkan
pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Hasil Perhitungan ESA5, UR= 20 thn (2022 – 2042)


LHR
VDF 5 ESA5
Jenis Kendaraan tahun DD DL R
normal
2022
(2022-2062)
Sepeda motor dan mobil
penumpang serta 882 - 20,095
kendaraan ringan lainnya
Bus besar (5b) 132,3 1,00 0,5 1 20,095 485188,7513
Truk sedang 2 sumbu (6b) 110,25 4,00 0,5 1 20,095 1617295,838
Truk 3 sumbu (7a) 11,025 6,70 0,5 1 20,095 270897,0528
Truk 4 sumbu trailer (7c1) 5,5125 8,80 0,5 1 20,095 177902,5421
Jumlah CESA 5 2.551.284
Hasil perhitungan ESA pangkat 5 UR= 40 tahun (Tahun 2022 – 2062) ditabelkan
pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9 Hasil perhitungan ESA5, UR= 40 thn (2022 – 2062)


LHR
VDF 5 ESA5
Jenis Kendaraan tahun DD DL R
normal
2022
(2022-2062)
Sepeda motor dan mobil
penumpang serta 882 - 40,392
kendaraan ringan lainnya
Bus besar (5b) 132,3 1,00 0,5 1 40,392 975254,742
Truk sedang 2 sumbu (6b) 110,25 4,00 0,5 1 40,392 3250849,14
Truk 3 sumbu (7a) 11,025 6,70 0,5 1 40,392 544517,231
Truk 4 sumbu trailer (7c1) 5,5125 8,80 0,5 1 40,392 357593,4054
Jumlah CESA 5 5.128.215

3.3.3 Pemilihan Jenis Perkerasan Alternatif

Berdasarkan ESA4= 1.987.252 ss maka:

Pemilihan perkerasan sesuai dengan Tabel 3.1 Pemilihan Jenis perkerasan MDP
2017 adalah: AC atau HRS tipis di atas lapis pondasi berbutir.

Tabel 3.10 Pemilihan Jenis perkerasan

3.3.3 Desain Pondasi Jalan

a. Segmen I

Diketahui Kelas Kekuatan Tanah Dasar Segmen I adalah SG4 dengan ESA5=
5.128.215 ss maka dibutuhkan perbaikan tanah dasar dengan tebal minimumnya 200
mm atau 20 cm.
Perbaikan tanah dasar dengan menggunakan lapisan penopang berupa urugan pilihan
setebal 12,5 cm. Misal Digunakan Urugan Pilihan Sirtu dengan CBR= 34%.
Dengan demikian CBR efektif Tanah dasar dihitung sebagai berikut:

CBR efektif seg. I= (h1 x CBRsirtu0,33 + h2 x CBR karak. Seg.I0,33)3 / 100


= ((12,5 x 340,33 + 62,5 x 4,670,33) / 100)3= 6,39% > 6,0% OK
Bila perbaikan tanah dasar dengan lapis penopang berupa sirtu setebal 25 cm dengan
CBR 34% maka:
CBR efektif seg. I= (h1 x CBRsirtu0,33 + h2 x CBR karak. Seg.I0,33)3 / 100

= ((25 x 340,33 + 75 x 4,670,33) / 100)3= 8,59% > 6% OK

b. Segmen II

Kelas kekuatan tanah dasar segmen II adalah SG6 sehingga Perbaikan Tanah Dasar
tidak diperlukan. CBR karak. Seg. II= 7,30%
3.3.4 Perhitungan Koefisien Drainase (m)
Diketahui data sebagai berikut:
a. Air hilang dalam waktu : 1 hari = 24 jam (kualitas drainase Baik)
b. Jumlah hujan pertahun : 22@ 1 jam ; 34@ 2 jam ; 11 @ 3 jam
Perhitungan koefisien drainase (m) dihitung sebagai berikut:
 22 x (1 + 24) + 34 x (2 + 24) + 11 x (3 + 24)= 1731 jam
 Persentase terendam= (1731/ (24 x 365 x 40)) x 100%= 0,494%
Berdasarkan Tabel 3.11 dan Tabel 3.12 didapatkan:
m= 1,35 – 1,25

Tabel 3.11 Defenisi kualitas drainase


Kualitas Drainase Air Hilang Dalam
Baik sekali 2 jam
Baik 1 hari
Sedang 1 minggu
Jelek 1 bulan
Jelek sekali Air tidak akan mengalir

Tabel 3.12 Nilai Koefisien Drainase (m)


Persentase waktu struktur perkerasan dipengaruhi
Kualitas
oleh air kadar air yang mendekati jenuh
Drainase
< 1% 1% - 5% 5% - 25% >25%
Baik sekali 1,40 – 1,30 1,35 – 1,30 1,30 – 1,20 1,20
Baik 1,35 – 1,25 1,25 – 1,15 1,15 – 1,00 1,00
Sedang 1,25 – 1,15 1,15 – 1,05 1,00 – 0,80 0,80
Jelek 1,15 – 1,05 1,05 – 0,80 0,80 – 0,60 0,60
Jelek sekali 1,05 – 0,95 0,08 – 0,75 0,60 – 0,40 0,40

3.4 Desain Perkerasan


Berdasarkan hasil Analisa CBR Tanah dasar dan Beban lalu lintas rencana
maka dapat dipilih beberapa alternative struktur perkerasan sebagai berikut:

a. Segmen I:
Bila digunakan perkerasan HRS (Desain 3A) sebagai alternative 1, dimana:
 Kumulatif beban sumbu 20 thn CESA5= 2.551.284 ss
Tabel 3.13 Desain Perkerasan lentur dengan HRS (bagan desain 3A)

Maka susunan Lapis perkerasan adalah:

Gambar 3.5 Sketsa Desain lapis perkerasan segmen satu alternative 1.

Tebal lapisan LFA kelas A setebal 150 mm dan tebal lapis tanah urusan setebal 125
mm tidak perlu dikoreksi dengan nilai koefisien drainase (m) karena m> 1,00. (lihat
perhitungan pada sub bab 3.3.4)

Bila menggunakan Lapis Beton Aspal (AC):


 CESA5 UR= 20 thn = 2.551.284 ss

Tabel 3.14 Desai perkerasan lentur aspal dengan pondasi berbutir (Bagan
desain 3B)

Maka susunan lapis perkerasannya adalah:


 Tebal AC-WC = 40 mm
 Tebal AC-BC = 60 mm
 Tebal AC-Base = 70 mm
 LPA kelas A, CBR 100%= 300 mm
 LPA (urugan pilihan) = 250 mm (CBR efektif= 8,59% > 6%)

Gambar 3.6 Sketsa Desain lapis perkerasan segmen satu alternative 2.

Tebal lapisan LFA kelas A setebal 300 mm dan tebal lapis tanah urusan setebal 250
mm tidak perlu dikoreksi dengan nilai koefisien drainase (m) karena m> 1,00. (lihat
perhitungan pada sub bab 3.3.4)

b. Segmen II:
Perkerasan alternative 1, sama dengan pada segmen 1:

Perkerasan alternative 2, menggunakan Lapis Beton aspal (AC):


Karena CBR karakteristik tanah dasar segmen II = 7,30% > 7,0% maka:
Tebal lapis pondasi agregat kelas A (LFA kelas A) harus disesuaikan sebagai
berikut:
Tebal Lapis Fondasi Agregat Kls A = 300 mm = 30,0 cm menjadi 220 mm= 22,0 cm

Tabel 3. 15 Penyesuaian desain Lapis Pondasi Agregat Kelas A untuk tanah dasar
CBR ≥ 7,0% (bagan desain 3C dan hanya untuk bagan desain 3B)

Sehingga susunan lapis perkerasan segmen II alternatif 2 sebagai berikut:


Gambar 3.7 Sketsa Struktur Lapis Perkerasan Segmen II alternative 2.

Tebal lapisan LFA kelas A setebal 220 mm tidak perlu dikoreksi dengan nilai
koefisien drainase (m) karena m> 1,00. (lihat perhitungan pada sub bab 3.3.4).

3.5 Desain Bahu Jalan


3.5.1 Bahu Jalan pada segmen I:
 CBR karak tanah dasar seg. I= 4,67%
 CESA5 UR= 20 thn = 2.551.284 ESA
 Struktur perkerasan lajur utama (lihat struktur altenatif 1 dan 2 di atas)
Misalnya dipilih Alternatif 2 (AC):

 Beban rencana bahu Jalan= 10% x 2.551.284 ESA= 255.128,4 ESA


 Material Pondasi bahu Jalan sama dengan material lajur utama, maka:
CBR bahu ekivalen= 8,59%.
Dengan menggunakan Grafik Gambar 3.8 berikut didapatkan penutup minimum
setebal 270 mm. Dimana Tebal total perkeasan lajur utama= 470,0 mm > 270 mm.
Gambar 3. 8 Grafik Desain Perkerasan Tanpa penutup (bagan desain -7)

Gambar 3. 9. Sketsa tebal bahu Jalan Jalan segmen I

3.5.2 Bahu Jalan pada segmen II:


 CBR karak. Tanah dasar seg.II = 7,30%
 CESA5 UR= 20 thn = 2.551.284 ESA
 Struktur perkerasan lajur utama (lihat struktur altenatif 1 dan 2 di atas)
Misalnya dipilih Alternatif 2 (AC):

 Beban rencana bahu Jalan= 10% x 2.551.284 ESA= 255.128,4 ESA


 Material Pondasi bahu Jalan sama dengan material lajur utama, maka:
CBR bahu ekivalen= 7,30%.
 Dengan menggunakan Grafik Gambar 3.8 didapat tebal penutup bahu minimum
280 mm. Dimana Tebal total perkerasan lajur utama= 390 mm > 280 mm

Gambar 3. 10. Sketsa tebal bahu Jalan Jalan segmen II

Anda mungkin juga menyukai