4.1 Umum
lapisan tanah dasar yang berfungsi menerima dan menyebarkan beban lalu lintas
untuk dapat menghitung tebal dari perkerasan jalan yang sesuai dengan
tanah dasar dilapangan, Untuk mendapatkan nilai CBR lapangan digunakan alat
39
Berdasarkan hasil pengujian tanah diperoleh nilai – nilai CBR tanah
dasarsebagai berikut :.
128,78
CBR rata−rata= =2,92 %
44
CBRmax−CBRmin
CBR segmen=CBRrata−rata−( )
R
CBR segmen=2,92−0,44
40
CBR segmen=2,48 %
Adapun data-data Lalu lintas harian rata-rata (LHR) yang diperoleh dari
( 3125−2900 )
i= ×100 %=7,2 %
3125
41
4.2 Perhitungan Perkerasan Dengan Metode Bina Marga 2017
Tahun 2020
Rumus :
n = 2020 – 2019
n = 1 tahun
42
Jenis kendaraan LHR Perhitungan LHR HASIL
kend/hr (1+0,072)1
Sepeda Motor 800 800 ×(1+0,072)1 857
Mobil Pribadi 700 700 ×(1+ 0,072)1 750
Mobil Pick Up 625 625 ×(1+ 0,072)1 670
Truk 2 Sumbu 530 530 ×(1+ 0,072)1 568
Truk 3 Sumbu 470 470 ×(1+0,072)1 503
periode beban normal MST 12 ton tahun 2024 (5 tahun setelah 2019).
Rumus :
n = 2024_2019
n = 5 tahun
4.2.3. VDF
43
Menghitung ESA masing-masing kendaraan niaga
(1+0.01 i)UR−1
R(2019-2020) =
0.01 i
(1+0.01 ×0.072)1−1
R(2019-2020) =
0.01× 0.072
R(2019-2020) =1
(1+0.01 i)UR−1
R(2019-2020) =
0.01 i
(1+0.01 ×0,072)20−1
R(2020-2040) =
0.01 ×0,072
R(2020-2040) =20,14
44
Jenis Klasifikasi LHR akhir umur VDF5 ESA 5(19-20)
kendaraan rencana vaktual
Sepeda Motor 1 1132 - -
Mobil Pribadi 2.3.4 990 - -
Mobil Pick Up 2.3.4 884 - -
Truk 2 Sumbu 6B 750 4,6 12.E+06
Truk 3 Sumbu 7A 665 7,4 18.E+0.6
Jumlah 30.E+0.6
CESA5 =32,4×106
45
Gambar bagan desain perkerasan kaku untuk jalan dengan beban lalu
lintas berat
perkerasan kaku dipilih struktur perkerasan R4 dari bagan desain perkerasan kaku
AC WC = 40 mm = 4 cm
AC BC = 100 mm = 10 cm
46
4.2.5 Menentukan Tebal Perkerasan Komposit
AC WC = 40 mm = 4 cm
2017
Tebal pelat : 25 cm
Panjang pelat : 10 m
47
Luas tulangan pada perkerasan ini dihitung dengan menggunakan rumus,
yaitu :
ρ 1,4
min =¿ ¿
fy
F .L.M .q.h
As perlu =
2 Fs
Asmin =ρmin × b ×d
F .L.M .q.h
As perlu =
2 Fs
As perlu =144,7 mm 2
ρ 1,4
min =¿ ¿
2400
ρmin =¿0,0058 ¿
Asmin =ρmin × b ×d
As ∅ 12
Jarak= 1000 mm
As min
113,04
Jarak= 1000 mm=66,04 mm
1711
48
Maka di gunakan tulangan ∅ 12−60 mm
F .L.M .q.h
As perlu =
2 Fs
ρ 1,4
min=¿ ¿
2400
ρmin =¿0,0058 ¿
Asmin =ρmin × b ×d
As ∅ 12
Jarak= 1000 mm
As min
113,04 mm2
Jarak= x 1000 mm=66,04 mm
1711 mm 2
49
Tabel 4.12 Ukuran dan jarak Dowel Yang di sarankan
Diameter : 40 mm
Panjang : 450 mm
Jarak : 300 mm
Diameter : 16 mm
Panjang : 750 mm
Jarak : 970 mm
2017
50
Gambar 4.2 Detail Penulangan metode Bina Marga 2017
W 18= Ʃ Nn
N 1 LHR ×VDF × DD × DL × 365
Dimana :
51
LHR = Jumlah lalu – lintas harian rata – rata
Lalu lintas yang digunakan untuk perencanaan tebal perkerasan kaku adalah lalu
lintas kumulatif selama umur rencana. Secara numerik rumusan lalu lintas
(1+ g ) n−1
Wt=W 18
g
( 1+ 0,072 ) 20−1
Wt=593416
0,072
Wt=167870792,9
Dimana :
Jadi didapat nilai lalu lintas komulatif selama umur rencana= 167870792,9
52
4.3.3 Standar normal deviasi (ZR)
Nilai standar normal deviasi tergantung pada nilai dari reliability, nilainya
dapat dilihat dari tabel 2.15. Karena nilai R yang di dapat adalah 90%, jadi nilai
Terminal serviceability index (pt) mengacu pada tabel 2.16 untuk jalan
ΔPSI = Po – Pt
= 4,5 – 2,5
= 2,0
53
Pendekatan nilai modulus reaksi tanah dasar (k) dapat menggunakan
hubungan nilai CBR dengan k seperti yang ditunjukkan pada gambar. Diambil
Berikut adalah gambar hubungan antara k dan CBR modulus reaksi tanah
dasar.
Gambar 4.3 Hubungan antara (k) dan (CBR) Modulus reaksi tanah dasar
Ec = 57.000√ fc
sesuai dengan spesifikasi pekerjaan. Dengan nilai fc’ yang digunakan adalah : 350
54
kg/m2. Kuat lentur di Indonesia saat ini umumnya digunakan nilai Sc’ : 45
55
2
log 10 W 18=−1,282 ×0,35+7,35 log10 ( 7,9+1 )−0,06+
log 10 [
4,5−1,5 ]
6
+(4,22−0,32.2,5) × log 10
640
1,624 ×10
1+ 215,63
(7,9+1)8,46
mendekati atau hampir sama, sehingga didapat tebal rencana pelat sebesar 7,9in
atau 20 cm.
56
= 6160 + 24744,371
2
= 15452,1855 smp
4.3.13.2 Menentukan harga Pt
utama.
57
ED 18 ksal = ADT x TEf
Sepeda motor (1+1) = 800 x 0,00096 = 0,768
Mobil pribadi (1+1) = 700 x 0,00096 = 0,672
Mobil pick up (1+2) = 1250 x 0,0014 = 1,750
Truk 2 Sumbu (1+2) = 1060 x 0,006 = 1,484
Truk 3 Sumbu (6+7,7)= 2350 x 0,00 = 16,450
= 21,124
4.3.13.5 Menentukan faktor koreksi (FK)
FK = 20/ Ur
= 20/20
=1
Maka, ED 18 ksal = 21,124/1
= 21,124
4.3.13.6 Menentukan Soil Support Value (S)
58
IPT = 2
Berikut adalah tabel ITP LHR awal yang di dapat dari survey lapangan.
59
E
NO JENIS KENDARAAN BEBAN(TON) E
1 Sepeda Motor 1+1 0,0004
2 Mobil Pribadi 1+1 0,0004
3 Mobil Pick Up 1+2 0,0005
4 Truk 2 Sumbu 5+8 0,003
5 Truk 3 Sumbu 6+7,7 0,003
= ½ (1,956 + 3,920)
= 2,938
60
4.3.13.8 Mencari nilai SN
S = 2,813
LER = 5,876
FR =2
61
Koefisien kekuatan relatif:
04 D1 = 8,5-4,1
D1 = 4,4/0,4
D1 = 11 cm
D1 laston = 11 cm
AC-WC =11 cm
AASHTO 1993
62
Gambar 4.5 Tebal perkerasan Komposit metode AASTHO1993
Tebal pelat : 25 cm
Panjang pelat : 10 m
ρ F .L.M .q.h
min =¿
1,4
¿ As perlu =
fy 2 Fs
Asmin =ρmin × b ×d
F .L.M .q.h
As perlu =
2 Fs
63
1,0 ×3,5 × 2400× 9.81× 0.200
As perlu =
2× 240
ρ 1,4
min=¿ ¿
2400
ρmin =¿0,0058 ¿
Asmin =ρmin × b ×d
As ∅ 12
Jarak= 1000 mm
As min
113,04 mm
Jarak= 1000 mm=97,45 mm
1160 mm
F .L.M .q.h
As perlu =
2 Fs
ρ 1,4
min=¿ ¿
2400
ρmin =¿0,0058 ¿
Asmin =ρmin × b ×d
64
Asmin =0,0058 ×1000 mm ×200 mm=1160 mm2
As ∅ 12
Jarak= 1000 mm
As min
113,04 mm
Jarak= 1000 mm=97,45 mm
1160 mm
berikut:
Diameter : 30 mm
Panjang : 450 mm
Jarak : 300 mm
berikut:
Diameter : 16 mm
Panjang : 750 mm
Jarak : 970 mm
AASHTO 1993.
65
Gambar 4.2 Detail Penulangan metode AASHTO 1993
66