PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN DENGAN MENGGUNAKAN

METODE ANALISA KOMPONEN, METODE BINA MARGA 2002 DAN

METODE AASHTO 1993 SERTA RENCANA ANGGARAN BIAYA
KONSTRUKSI PADA RUAS JALAN RAYA SINGOSARI-MALANG

Disusun untuk memenuhi Tugas Akhir

Semester Ganjil Mata Kuliah Perkerasan Jalan Raya

Dosen Pengampu : Dr. Drs. Burhamtoro, ST, MT

Oleh :
DHEA NILA AGISTA
NIM. 2031310058

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK SIPIL

JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2022
 BAB I
DATA PERENCANAAN

I. DATA LALU LINTAS

Nama Jalan : Jalan Raya Singosari
Arah Lalu Lintas : Utara ke Selatan
Umur Rencana : 9 tahun
Tahun Perencanaan : 2022 – 2023
Tahun Pelaksanaan Konstruksi : 2023 - 2024
Jalan direncanakan dibuka : 2024
Faktor pertumbuhan dari 2021-2022 : 5%
Jumlah Lajur : 5,50 ≤ L < 8,25  2 lajur, 1 arah
Koefisien distribusi kendaraan (C) : 0,60 untuk kendaraan ringan, 0,70 untuk
kendaraan berat
Fungsi Jalan : Arteri
Jenis Lapisan Permukaan Jalan : LASTON (Lapisan Aspal Beton)
Nilai Kondisi Perkerasan Jalan Lama : 80% (terlihat retak halus, sedikit deformasi
pada
jalur roda namun masih tetap stabil)

Data lalu lintas berdasarkan hasil survey langsung ke lokasi dengan pengamatan
selama 1 jam/hari lihat Tabel 1.1

Gambar 1.1 Lalu lintas Jalan Raya Singosari

 Tabel 1.1 LHR pada Ruas Jalan Singosari-Malang
I. DATA LALU LINTAS
Waktu (30 menit) VJP LHR
No. Jenis Kendaraan Ekivalen (E)
(smo/jam) (smp/hari)
1 2 3 4
1 Motor, berat 0,3 ton 761 623 587 643 2614 21783 0.000000228
2 Mobil Penumpang, berat 2 ton 167 163 132 183 645 5375 0.00045
3 Pick Up, berat 2 ton 25 56 30 59 170 1417 0.00045
4 Mobil Hantaran, berat 2 ton 10 42 22 22 96 800 0.00045
5 Bis Kecil, berat 7 ton 0 3 1 4 8 67 0.10999
6 Bis Besar, berat 9 ton 3 6 4 7 20 167 0.30057
7 Truk Ringan 2 Sumbu, berat 8,3 ton 7 18 8 13 46 383 0.21741
8 Truk Sedang 2 Sumbu, berat 18,2 ton 6 10 4 8 28 233 5.02641
9 Truk 3 Sumbu, berat 25 ton 2 6 1 4 13 108 2.74157
10 Truk Gandeng, berat 31,4 ton 2 0 1 2 5 42 3.90833
11 Truk Semi-trailer, berat 42 ton 1 1 0 1 3 25 12.51035

II. DATA CBR (CALIFORNIA BEARING TEST)

Nilai CBR
No. STA
(%)
1 0+100 4,75
2 0+360 6,33
3 0+420 4,58
4 0+600 6,20
5 0+890 6,33
6 1+050 5,40
7 1+300 5,80
8 1+400 4,75
9 1+530 5,20
10 1+700 4,58
11 1+800 4,58
12 1+900 4,58
13 2+050 4,30
14 2+450 4,30
15 2+560 6,33
16 2+750 6,73
17 2+900 6,00
18 3+000 5,40
19 3+250 6,89
20 3+350 4,23
21 3+540 4,23
22 3+800 3,65
23 4+125 4,23
24 4+400 3,65
25 4+520 3,98
Sumber : Konsultan Perencana dan Dinas
Bina Marga Kabupaten Malang
Daya Dukung Tanah (DDT) dan California Bearing Test (CBT)
Prosentase
Jumlah Jumlah
Nilai CBR
Nilai CBR Sama yang
No. STA (%)
(%) atau Sama atau
diurutkan
Lebih Lebih
Besar
1 0+100 4,75 3,65 25 250
2 0+360 6,33 3,65 25 250
3 0+420 4,58 3,98 24 240
4 0+600 6,20 4,23 22 220
5 0+890 6,33 4,23 22 220
6 1+050 5,40 4,23 22 220
7 1+300 5,80 4,30 20 200
8 1+400 4,75 4,30 20 200
9 1+530 5,20 4,58 17 170
10 1+700 4,58 4,58 17 170
11 1+800 4,58 4,58 17 170
12 1+900 4,58 4,58 17 170
13 2+050 4,30 4,75 13 130
14 2+450 4,30 4,75 13 130
15 2+560 6,33 5,20 11 110
16 2+750 6,73 5,40 10 100
17 2+900 6,00 5,40 10 100
18 3+000 5,40 5,80 8 80
19 3+250 6,89 6,00 7 70
20 3+350 4,23 6,20 6 60
21 3+540 4,23 6,33 5 50
22 3+800 3,65 6,33 5 50
23 4+125 4,23 6,33 5 50
24 4+400 3,65 6,73 2 20
25 4+520 3,98 6,89 1 10
Nilai CBR Segmen 5.8 % maka nilai Daya Dukung Tanah :
DDT = 1.86799 x ln (CBR) + 1.692
= 1.86799 x ln (5.8) + 1.692
= 4.98

CBR = 5.8
DDT = 4.98

Gambar 3.1 Korelasi DDT dan CBR

 BAB II
PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR
METODE ANALISA KOMPONEN

I. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN BARU

A. Angka Ekivalen (E) untuk masing-masing jenis kendaraan
1. Motor, berat 0.3 ton
= sb depan 50% + sb belakang 50%

( ) (
0.50 ×0.3 4 0.50 × 0.3
)
4
= +
8.16 8.16
= 0,000000228
2. Mobil Penumpang, berat 2 ton
= sb depan 50% + sb belakang 50%

( ) (
0.50 ×2 4 0.50 ×2
)
4
= +
8.16 8.16
= 0.0004
3. Pick Up, berat 2 ton
= sb depan 50% + sb belakang 50%

( ) (
0.50 ×2 4 0.50 ×2
)
4
= +
8.16 8.16
= 0.0004
4. Mobil Hantaran, berat 2 ton
= sb depan 50% + sb belakang 50%

( ) (
0.50 ×2 4 0.50 ×2
)
4
= +
8.16 8.16
= 0.0004
5. Bis Kecil, berat 7 ton
= sb depan 34% + sb belakang 66%

( ) (
0.34 ×7 4 0.34 ×7
)
4
= +
8.16 8.16
= 0.1099
6. Bus Besar, berat 9 ton
= sb depan 34% + sb belakang 66%
 ( ) (
0.34 × 9 4 0.34 × 9
)
4
= +
8.16 8.16
= 0.3005
7. Truk Ringan 2 Sumbu, berat 8.3 ton
= sb depan 34% + sb belakang 66%

( ) (
0.34 × 8.3 4 0.34 ×8.3
)
4
= +
8.16 8.16
= 0.2174
8. Truk Sedang 2 Sumbu, berat 18.2 ton
= sb depan 34% + sb belakang 66%

( )(
0.34 ×18.2 4 0.34 × 18.2
)
4
= +
8.16 8.16
= 5.0264
9. Truk 3 Sumbu, berat 25 ton
= sb depan 25% + sb belakang 75%

= ( 8.16 ) (
0.34 ×25 4 0.34 ×25 4
+
8.16 )
× 0.086

= 2.7415
10. Truk Gandeng, berat 31.4 ton
= sb depan 18% + 28% + sb belakang 27% + 27%

( ) ( ) ( ) (
0.18 ×31.4 4 0.28× 31.4 4 0.27 ×31.4 4 0.27 ×31.4
)
4
= + + +
8.16 8.16 8.16 8.16
= 3.9083
11. Truk Semi-trailer, berat 42 ton
= sb depan 18% + 28% + sb belakang 27% + 27%

( ) ( ) ( ) ( )
4 4 4 4
0.18 ×31.4 0.28× 31.4 0.27 ×31.4 0.27 ×31.4
= + + +
8.16 8.16 8.16 8.16
= 12.5103

B. LHR pada tahun 2024 (awal umur rencana)

LHR2024 = LHR2023 x (1 + i)n
Motor = 21783 x (1 + 0.05)1 = 22873 kendaraan/hari
Mobil Penumpang = 5375 x (1 + 0.05)1 = 5644 kendaraan/hari
Pick Up = 1417 x (1 + 0.05)1 = 1488 kendaraan/hari
 Mobil Hantaran = 800 x (1 + 0.05)1 = 840 kendaraan/hari
Bis Kecil = 67 x (1 + 0.05)1 = 70 kendaraan/hari
Bis Besar = 167 x (1 + 0.05)1 = 175 kendaraan/hari
Truk Ringan 2 Sumbu = 383 x (1 + 0.05)1 = 403 kendaraan/hari
Truk Sedang 2 Sumbu = 233 x (1 + 0.05)1 = 245 kendaraan/hari
Truk 3 Sumbu = 108 x (1 + 0.05)1 = 114 kendaraan/hari
Truk Gandeng = 42 x (1 + 0.05)1 = 44 kendaraan/hari
Truk Semi-trailer = 25 x (1 + 0.05)1 = 26 kendaraan/hari
= 31920 kendaraan/hari

C. LHR pada tahun 2033 (akhir umur rencana)

LHR2033 = LHR2023 x (1 + i)n
Motor = 21783 x (1 + 0.05)9 = 33793 kendaraan/hari
Mobil Penumpang = 5375 x (1 + 0.05)9 = 8338 kendaraan/hari
Pick Up = 1417 x (1 + 0.05)9 = 2198 kendaraan/hari
Mobil Hantaran = 800 x (1 + 0.05)9 = 1241 kendaraan/hari
Bis Kecil = 67 x (1 + 0.05)9 = 103 kendaraan/hari
Bis Besar = 167 x (1 + 0.05)9 = 259 kendaraan/hari
Truk Ringan 2 Sumbu = 383 x (1 + 0.05)9 = 595 kendaraan/hari
Truk Sedang 2 Sumbu = 233 x (1 + 0.05)9 = 362 kendaraan/hari
Truk 3 Sumbu = 108 x (1 + 0.05)9 = 168 kendaraan/hari
Truk Gandeng = 42 x (1 + 0.05)9 = 65 kendaraan/hari
Truk Semi-trailer = 25 x (1 + 0.05)9 = 39 kendaraan/hari
= 47160 kendaraan/hari

D. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)

LEP = LHR2024 x C x E
Motor = 22873 x 0.6 x 0.000000228 = 0.0031
Mobil Penumpang = 5644 x 0.6 x 0.0004 = 1.5275
Pick Up = 1488 x 0.6 x 0.0004 = 0.4026
Mobil Hantaran = 840 x 0.6 x 0.0004 = 0.2274
Bis Kecil = 70 x 0.7 x 0.1099 = 5.3896
Bis Besar = 175 x 0.7 x 0.3005 = 36.8195
Truk Ringan 2 Sumbu = 403 x 0.7 x 0.2174 = 61.2560
 Truk Sedang 2 Sumbu = 245 x 0.7 x 5.0264 = 862.0292
Truk 3 Sumbu = 114 x 0.7 x 2.7415 = 218.2977
Truk Gandeng = 44 x 0.7 x 3.9083 = 119.6925
Truk Semi-trailer = 26 x 0.7 x 12.5103 = 229.8777
= 1535.5227

E. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)

LEA = LHR2033 x C x E
Motor = 33793 x 0.6 x 0.000000228 = 0.0046
Mobil Penumpang = 8338 x 0.6 x 0.0004 = 2.2569
Pick Up = 2198 x 0.6 x 0.0004 = 0.5948
Mobil Hantaran = 1241 x 0.6 x 0.0004 = 0.3359
Bis Kecil = 103 x 0.7 x 0.1099 = 7.9630
Bis Besar = 259 x 0.7 x 0.3005 = 54.3992
Truk Ringan 2 Sumbu = 595 x 0.7 x 0.2174 = 90.5030
Truk Sedang 2 Sumbu = 362 x 0.7 x 5.0264 = 1273.6095
Truk 3 Sumbu = 168 x 0.7 x 2.7415 = 322.5251
Truk Gandeng = 65 x 0.7 x 3.9083 = 176.8404
Truk Semi-trailer = 39 x 0.7 x 12.5103 = 339.6340
= 2269.6664

F. Lintas Ekivalen Tengah (LET)

( LEP + LEA )
LET =
2
(1535.5227+2269.6664)
=
2
= 1902.0946

G. Lintas Ekivalen Rencana (LER)

LET × UR
LER =
10
1902.0946× 9
=
10
= 1711.8851
H. Faktor Regional (FR)

Persentase Jumlah Kendaraan Berat

Kendaraan Ringan = 29375
Kendaraan Berat = 1025
Σ Kendaraan = 29375 + 1025 = 30400
Maka, persentase kendaraan berat adalah 3,37 %

Berdasarkan Daftar IV Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan

Raya dengan Metode Analisa Komponen, kelandaian rata-rata 4%, persentase
kendaraan berat 3,37%, curah hujan 1938 mm/th, maka nilai FR sebesar 0.5.

I. Indeks Permukaan (IP)

Jalan direncanakan menggunakan lapisan aspal beton (LASTON) maka

berdasarkan Daftar VI Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
dengan Metode Analisa Komponen, nilai IPo yang didapat adalah ≥ 4
Berdasarkan Daftar V Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya
dengan Metode Analisa Komponen, nilai LER 1711.8851, klasifikasi jalan
termasuk arteri, maka nilai IPt adalah 2.5 (jalan dengan kondisi permukaan
masih cukup baik).
Berdasarkan Daftar VII dan Daftar VIII Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan
Lentur Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen, maka di dapat nilai Indeks
Tebal Perkerasan sebagai berikut.
 ITP = 7,5

Gambar 3.2 Nomogram 1 untuk IPo = 2,5 dan IPt ≥ 4

ITP = a1 . D1 + a2 . D2 + a3 . D3
7.5 = 0.40 . 7.5 + 0.28 . 10 + 0.13 . D3
7.5−3−2.8
D3 =
0.13
= 13.07  15 cm

7.5 cm

10 cm

15 cm

Gambar 3.3 Susunan Tebal Perkerasan

Tebal Lapisan Minimum
- Lapisan permukaan : Laston, MS 744, D1 = 7.5 cm
- Lapisan pondasi atas : Laston atas, MS 590, D2 = 10 cm
- Lapisan pondasi bawah : Sirtu Kelas A, D3 = 15 cm
II. PERENCANAAN PERKUATAN JALAN LAMA (OVERLAY)
Tabel 0.0 Koefisien Kekuatan Relatif

Menentukan Tebal Lapis Tambahan :

A. Kekuatan jalan lama :
- Asbuton (MS. 744) 7.5 cm = 80% . 7.5 . 0.38 = 2.2
- Laston atas (MS 590) 10 cm = 100% . 10 . 0.20 = 2.0
- Sirtu (Kelas A) 15 cm = 100% . 15 . 0.12 = 1.8
ITP = 6.0
B. Indeks Tebal Perkerasan (ITP) pada umur rencana 9 tahun :
∆ ITP = ITP9 – ITP
= 7.5 – 6.0
= 1.5
C. Tebal lapisan tambahan :
ITP = 0.38 . D1
1.5 = 0.38 . D1
D1 = 3.947 cm ~ 4 cm
Maka, pelapisan tambahan yang dibutuhkan pada umur rencana 9 tahun di lapisan
D1 adalah 4 cm dengan Laston (MS. 744)
 BAB III
PERENCANAAN PERKERASAN LENTUR
METODE AASHTO 1993

I. PERENCANAAN PERKERASAN JALAN BARU

II. PERENCANAAN PERKUATAN JALAN LAMA (OVERLAY)
 BAB IV
PERENCANAAN PERKERASAN KAKU

I. METODE AASHTO
II. METODE BINA MARGA
 BAB V
RENCANA ANGGARAN BIAYA
I. PERKERASAN LENTUR
II. PERKERASAN KAKU
III. LAMPIRAN
I. DATA LALU LINTAS
Waktu (30 menit) VJP LHR
No. Jenis Kendaraan Ekivalen (E) Koefisien (C) LHR 2024 LHR 2033 LEP LEA LET LER
(smo/jam) (smp/hari)
1 2 3 4
1 Motor, berat 1 ton 761 623 587 643 2614 21783 0.000000228 0.60 22873 33793 0.0031 0.0046
2 Mobil Penumpang, berat 2 ton 167 163 132 183 645 5375 0.00045 0.60 5644 8338 1.5275 2.2569
3 Pick Up, berat 2 ton 25 56 30 59 170 1417 0.00045 0.60 1488 2198 0.4026 0.5948
4 Mobil Hantaran, berat 2 ton 10 42 22 22 96 800 0.00045 0.60 840 1241 0.2274 0.3359
5 Bis Kecil, berat 7 ton 0 3 1 4 8 67 0.10999 0.70 70 103 5.3896 7.9630
6 Bis Besar, berat 9 ton 3 6 4 7 20 167 0.30057 0.70 175 259 36.8195 54.3992 1,902.0946 1711.8851
7 Truk Ringan 2 Sumbu, berat 8,3 ton 7 18 8 13 46 383 0.21741 0.70 403 595 61.2560 90.5030
8 Truk Sedang 2 Sumbu, berat 18,2 ton 6 10 4 8 28 233 5.02641 0.70 245 362 862.0290 1273.6095
9 Truk 3 Sumbu, berat 25 ton 2 6 1 4 13 108 2.74157 0.70 114 168 218.2977 322.5251
10 Truk Gandeng, berat 31,4 ton 2 0 1 2 5 42 3.90833 0.70 44 65 119.6925 176.8404
11 Truk Semi-trailer, berat 42 ton 1 1 0 1 3 25 12.51035 0.70 26 39 229.8777 339.6340

( IPo−IPt ) ( 4−2.5 )
Gt = log =log =−0.2552725051
( 4.2−1.5 ) ( 4.2−1.5 )
Log Wt18 =

9.36 log
(( ) )
ITP
+1 −0.20+ ¿ + log ( FR1 )+ 0.372 (( DDT
1.20 ) )
−3

( ((( ))
2.54
1094
0.40+
) )
5.19
ITP
+1
2.54

9.36 log (( 2.54

7.5
)+1)−0.20+ −0.2552725051
+ log ( 0.51 )+0.372(( 4.98
1.20 ) )
−3

( ((( ))
1094
0.40+
) )
5.19
7.5
+1
2.54

= 5.586983964 - 0.20 + (- 0.2004991221) + 0.3010299957 + 0.4278

= 5.915314838