Anda di halaman 1dari 19

Soal

Pada gambar trase jalan yang menghubungkan kota A, B, dan kota C. Dimana ruas jalan A-B merupakan
jalan lama, sedangkan kota B – C merupakan jalan baru 2 lajur 2 arah yang memerlukan perkerasan jalan.
Data – Data perencanaan sebagai berikut :

● Pertumbuhan lalu lintas (i) = 12 % pertahun

● Curah hujan = 500 mm/tahun

● Roughness = >1000 mm/km

● Klasifikasi jalan = Lokal

• Kelandaian = 8%

● Dari hasil penyelidikan CBR tanah dasar :

Ruas jalan A – B = 6,8,7,8,5,6,6,7,5,6,8

Ruas jalan B – C = 6,6,6,5,5,4,4,7,6,4,8

● Survei lalu lintas dilakukan tahun 2009 :

Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = 600 buah

Kendaraan bus 8 ton (3 + 5) = 250 buah

Truck 2 as 12 ton (4 + 8) = 300 buah

Truck 3 as 20 ton (6 + 7.7) = 75 buah

Diminta :

1. Rencanakan tebal perkerasan jalan baru ruas jalan B-C jika umur rencana (UR=10 tahun) dan
jalan tersebut digunakan untuk lalu lintas pada tahun 2019
a. Lapisan permukaan (laston 590 MS)
b. Lapis pondasi atas (BT pecah klas B)
c. Lapis pondasi bawah (sirtu kelas B)
2. Rencanakan lapis tambahan (overlay) jalan lama ruas A-B jika umur rencana (UR=10 tahun)
dan jalan tersebut ditingkatkan pada 2009, dengan kondisi lapisan perkerasan :
a. Lapisan permukaan (Laston 340 MS), (K1) 50%, tebal = 7,5 cm
b. Lapisan pondasi atas (BT pecah kelas B), (K2) 70%, tebal = 20,0 cm
c. Lapisan pondasi bawah (sirtu kelas B), (K3) 90%, tebal = 25,0 cm
A. Menghitung tebal perkerasan jalan baru (ruas jalan B-C)
1) Data – data perencanaan
a. Pertumbuhan lalu lintas (i) = 12 % pertahun
b. Umur rencana (n) = 10 tahun
c. Curah hujan = 500 mm / tahun
d. Klasifikasi jalan = lokal
e. Roughness = >1000 mm/km
f. Kelandaian = 8%
g. Dari hasil penyelidikan CBR tanah dasar :
Ruas jalan B-C = 6,6,6,5,5,4,4,7,6,4,8
h. Survey lalu lintas dilakukan tahun 2009 :
Kendaraan ringan 2 ton = 600 buah
Kendaraan bus 8 ton = 250 buah
Truck 2 as 12 ton = 300 buah

Truck 3 as 20 ton = 75 buah

2) LHR tahun 2009 (awal umur rencana)


LHRawal = (1 + i)n
● Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = (1 + 0,12) 0 x 600 = 600 buah
● Kendaraan bus 8 ton (3 + 5) = (1 + 0,12) 0 x 250 = 250 buah
● Truck 2 as 12 ton (4 + 8) = (1 + 0,12) 0 x 300 = 300 buah
● Truck 3 as 10 ton (6 + 7.7) = (1 + 0,12) 0 x 75 = 75 buah

3) LHR tahun ke-10 (akhir umur rencana) – Tahun 2019

LHRakhir = (1 + i)n
● Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = (1 + 0,12)10 x 600 = 1863,51 buah
● Kendaraan bus 8 ton (3 + 5) = (1 + 0,12)10 x 250 = 776,46 buah
● Truck 2 as 12 ton (4 + 8) = (1 + 0,12)10 x 300 = 931,75 buah
● Truck 3 as 20 ton (6 + 7.7) = (1 + 0,12)10 x 75 = 232,94 buah

4) Angka ekivalen (E)

Dari daftar tabel III angka ekivalen beban sumbu kendaraan :

BEBAN SUMBU ANGKA EKIVALEN


Kg Lb SUMBU TUNGGAL SUMBU GANDA
1000 2205 0,0002 -
2000 4409 0,0036 0,0003
3000 6614 0,0183 0,0016
4000 8818 0,0577 0,0050
5000 11023 0,1410 0,0121
6000 13228 0,2923 0,0251
7000 15432 0,5415 0,0466
8000 17637 0,9238 0,0794
8160 18000 1,0000 0,0860
9000 19841 1,4798 0,1273
10000 22046 2,2555 0,1940
11000 24251 3,3022 0,2840
12000 26455 4,6770 0,4022
13000 28660 6,4419 0,5540
14000 30864 8,6647 0,7452
15000 33069 11,4184 0,9820
16000 35276 14,7815 1,2712

Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004

Kendaraan bus 8 ton (3 + 5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593

Truck 2 as 12 ton (4 + 8) = 0,0577 + 0,9238 = 0,9815

Truck 3 as 20 ton (6 + 7.7) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375

5) Menentukan koefisien distribusi (C)

Dari daftar II, untuk jalan 2 lajur 2 arah:

KENDARAAN RINGAN *) KENDARAAN BERAT **)


JUMLAH JALUR
1 arah 2 arah 3 arah 4 arah
1 jalur 1.00 1.00 1.00 1.00
2 jalur 0.60 0.50 0.70 0.50
3 jalur 0.40 0.40 0.50 0.475
4 jalur - 0.30 - 0.45
5 jalur - 0.25 - 0.425
6 jalur - 0.20 - 0.40

*) Berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil hantaran.

**) Berat total ≥ 5 ton, misalnya : bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.

Kendaraan ringan (< 5 ton) = 0,5

Kendaraan berat (> 5 ton) = 0,5

6) Lintasan Ekivalen permulaan (LEP)

LEP = LHRawal x C x E

● Kendaraan ringan 2 ton = 600 x 0,5 x 0,0004 = 0,12

● Kendaraan bus 8 ton = 250 x 0,5 x 0,1593 = 19,9125

● Truck 2 as 12 ton = 300 x 0,5 x 0,9815 = 147,225

● Truck 3 as 20 ton = 75 x 0,5 x 1,0375 = 38,906


LEP = 206,164

7) Lintas ekivalen akhir (LEA)

LEA = LHRAkhir x C x E

● Kendaraan ringan 2 ton = 1863,51 x 0,5 x 0,0004 = 0,373

● Kendaraan bus 8 ton = 776,46 x 0,5 x 0,1593 = 61,845

● Truck 2 as 12 ton = 931,75 x 0,5 x 0,9815 = 457,256

● Truck 3 as 20 ton = 232,94 x 0,5 x 1,0375 = 120,838

LEA = 640,312

8) Lintas ekivalen tengah (LET)

LET = ½ (LEA + LEP)

LET = ½ (640,312 + 206,164)

= 423,238

9) Lintas ekivalen rencana (LER)

LER = LET x FP

FP = = = 1

LER = 423,238 x 1 = 423,238

10) Indeks tebal perkerasan

• Menentukan daya dukung tanah (DDT)

Cara grafis

4,4,4,5,5,6,6,6,6,7,8
Nilai CBR Jumlah CBR yang sama/lebih besar % CBR
4 (3) 11 11/11 x 100 % = 100%
5 (2) 8 8/11 x 100 % = 72,727%
6 (4) 6 6/11 x 100 % = 54,546%
7 (1) 2 2/11 x 100 % = 18,182%
8 (1) 1 1/11 x 100 % = 9,091%

CBR Tanah Ruas Jalan A - B

90%
% CBR

4,43

Nilai CBR

Dari data grafik CBR tanah (terlampir), diperoleh CBR yang mewakili 90% = 4,43

Dari gambar 1 korelasi CBR & DDT diperoleh DDT = 4,43


Gambar 1. Korelasi DDT dan CBR

Cara analitis

CBRrata-rata = = 5,55

Nilai CBR = CBRrata-rata – ( )

Nilai CBR = 5,55 – ( ) = 4,29

DDT = 4,3 log CBR + 1,7

= 4,3 log 4,29 + 1,7

= 4,42

Digunakan DDT dari perhitungan secara grafis = 4,43


• Menentukan faktor regional (FR)

Curah hujan = 500 mm/tahun

Kelandaian = 8%

% kendaraan berat = x 100 % = 51,02 %

Dari daftar IV

Kelandaian I Kelandaian II Kelandaian III


(<6%) (6 - 10%) (>10%)
% kendaraan berat % kendaraan berat % kendaraan berat
≤30% >30% ≤30% >30% ≤30% >30%
iklim I
0,5 1,0 - 1,5 1,0 1,5 - 2,0 1,5 2,0 - 2,5
< 900 mm/thn
iklim II
1,5 2,0 - 2,5 2,0 2,5 - 3,0 2,5 3,0 - 3,5
> 900 mm/thn

Dari tabel diatas maka diperoleh FR = 1,5 – 2,0

• Menentukan indeks permukaan awal umur rencana (Ip0)

Untuk lapis permukaan menggunakan laston dari daftar VI


Jenis lapis perkerasan Ipo Roughness *)
(mm/km)
≥4 ≤ 1000
LASTON
3,9 - 3,5 > 1000
3,9 - 3,5 ≤ 2000
LASBUTAG
3,4 - 3,0 > 2000
3,9 - 3,5 ≤ 2000
HRA
3,4 - 3,0 > 2000
BERDA 3,9 - 3,5 < 2000
BURTU 3,4 - 3,0 < 2000
3,4 - 3,0 ≤ 3000
LAPEN
2,9 - 2,5 > 3000
LATASBUM 2,9 - 2,5
BURAS 2,9 - 2,5
LATASIR 2,9 - 2,5
JALAN TANAH ≤ 2,4
JALAN KERIKIL ≤ 2,4

Dari tabel diatas maka diperoleh IPo = 3,9 – 3,5

• Menentukan indeks permukaan akhir umur rencana (IPt)

LER = 423,238

Klasifikasi jalan = Lokal

Dari daftar V

Klasifikasi jalan
LER = Lintas Ekivalen Rencana *)
Lokal Kolektor Arteri Tol
< 10 1,0 - 1,5 1,5 1,5 - 2,0 -
10 - 100 1,5 1,5 - 2,0 2,0 -
100 - 1000 1,5 - 2,0 2,0 2,0 - 2,5 -
> 1000 - 2,0 - 2,5 2,5 2,5

*) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal

Dari tabel diatas diperoleh IPt = 1,5 – 2,0

Menentukan indeks tebal perkerasan (ITP)

● LER = 423,238

● FR = 1,5 – 2,0
● DDT = 4,43

● IPo = 3,9 – 3,5

● IPt = 1,5 –2,0 ➔ diambil 1,5

Dari nomogram 5 diperoleh ITP = 9,1

(Untuk nomogram dapat dilihat pada buku silvia sukirman halaman 137-145)
11) Menentukan tebal perkerasan

Koefisien tebal perkerasan, dan tebal minimum (ITP = 9,1)


Lapis permukaan (Laston 590 MS) = a1 = 0,35 ; D1min = 7,5 cm

● Lapis pondasi atas (Batu pecah kelas B) = a2 = 0,13 ; D2 min = 20 cm

● Lapis pondasi bawah (Sirtu kelas B) = a3 = 0,12 ; D3 = ?

ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3

9,1 = (0,35 x 7,5 ) + (0,13 x 20) + (0,12 x D3)

D3 = 32,29 cm
LASTON 7,5 cm

BATU PECAH KELAS B 20 cm

SIRTU KELAS B 32,29 cm

TANAH DASAR

Gambar susunan tebal perkerasan jalan baru (ruas jalan B – C)


B. Menghitung tebal lapis tambahan (overlay) perkerasan jalan lama (ruas
jalan A - B)

1) Data – data perencanaan


a. Pertumbuhan lalu lintas (i) = 12 % pertahun
b. Klasifikasi jalan adalah jalan = lokal
c. Umur rencana = 10 tahun
d. Curah hujan = 500 mm / tahun
e. Roughness = >1000 mm/km
f. Kelandaian = 8%
g. Dari hasil penyelidikan CBR tanah dasar :
Ruas jalan A-B = 6,8,7,8,5,6,6,7,5,6,8
h. Survey lalu lintas dilakukan tahun 2009 :
Kendaraan ringan 2 ton = 600 buah
Kendaraan bus 8 ton = 250 buah
Truck 2 as 12 ton = 300 buah
Truck 3 as 20 ton = 75 buah
2) LHR tahun 2009 (awal umur rencana)
LHRawal = (1 + i)n
● Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = (1 + 0,12) 0 x 600 = 600 bh
● Kendaraan bus 8 ton = (1 + 0,12) 0 x 250 = 250 bh
● Truck 2 as 12 ton = (1 + 0,12) 0 x 300 = 300 bh
● Truck 3 as 10 ton = (1 + 0,12) 0 x 75 = 75 bh

3) LHR tahun ke-10 (akhir umur rencana)

LHRakhir = (1 + i)n
● Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = (1 + 0,12)10 x 600 = 1863,51
● Kendaraan bus 8 ton = (1 + 0,12)10 x 250 = 776,46
● Truck 2 as 12 ton = (1 + 0,12)10 x 300 = 931,75
● Truck 3 as 10 ton = (1 + 0,12)10 x 75 = 232,94

4) Angka ekivalen (E)

Dari daftar table III angka ekivalen beban sumbu kendaraan :

BEBAN SUMBU ANGKA EKIVALEN


Kg Lb SUMBU TUNGGAL SUMBU GANDA
1000 2205 0,0002 -
2000 4409 0,0036 0,0003
3000 6614 0,0183 0,0016
4000 8818 0,0577 0,0050
5000 11023 0,1410 0,0121
6000 13228 0,2923 0,0251
7000 15432 0,5415 0,0466
8000 17637 0,9238 0,0794
8160 18000 1,0000 0,0860
9000 19841 1,4798 0,1273
10000 22046 2,2555 0,1940
11000 24251 3,3022 0,2840
12000 26455 4,6770 0,4022
13000 28660 6,4419 0,5540
14000 30864 8,6647 0,7452
15000 33069 11,4184 0,9820
16000 35276 14,7815 1,2712

Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004

Kendaraan bus 8 ton = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593

Truck 2 as 12 ton = 0,0577 + 0,9238 = 0,9815

Truck 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375

5) Menetukan koefisien distribusi (C)

Dari daftar II, untuk jalan 2 lajur 2 arah:

KENDARAAN RINGAN *) KENDARAAN BERAT **)


JUMLAH JALUR
1 arah 2 arah 3 arah 4 arah
1 jalur 1.00 1.00 1.00 1.00
2 jalur 0.60 0.50 0.70 0.50
3 jalur 0.40 0.40 0.50 0.475
4 jalur - 0.30 - 0.45
5 jalur - 0.25 - 0.425
6 jalur - 0.20 - 0.40

*) Berat total < 5 ton, misalnya : mobil penumpang, pick up, mobil hantaran.

**) Berat total ≥ 5 ton, misalnya : bus, truk, traktor, semi trailer, trailer.

Kendaraan ringan (< 5 ton) = 0,5

Kendaraan berat (> 5 ton) = 0,5

6) Lintasan Ekivalen permulaan (LEP)

LEP = LHRawal x C x E

● Kendaraan ringan 2 ton (1 + 1) = 600 x 0,5 x 0,0004 = 0,12

● Kendaraan bus 8 ton = 250 x 0,5 x 0,1593 = 19,9125

● Truck 2 as 12 ton = 300 x 0,5 x 0,9815 = 147,225


● Truck 3 as 20 ton = 75 x 0,5 x 1,0375 = 38,906

LEP = 206,164

7) Lintas ekivalen akhir (LEA)

LEP = LHRAkhir x C x E

● Kendaraan ringan 2 ton (1 +1) = 1863,51 x 0,5 x 0,0004 = 0,373

● Kendaraan bus 8 ton = 776,46 x 0,5 x 0,1593 = 61,845

● Truck 2 as 12 ton = 931,75 x 0,5 x 0,9815 = 457,256

● Truck 3 as 20 ton = 232,94 x 0,5 x 1,0375 = 120,838

LEP = 640,312

8) Lintas ekivalen tengah (LET)

LET = ½ (LEA + LEP)

LET = ½ (640,312 + 206,164)

= 423,238

9) Lintas ekivalen rencana (LER)

LER = LET x FP

FP = = = 1

LER = 423,238 x 1 = 423,238

10) Indeks tebal perkerasan

Menentukan daya dukung tanah (DDT)

Cara grafis

Nilai CBR Jumlah CBR yang sama/lebih besar % CBR


4 (3) 11 11/11 x 100 % = 100%
5 (2) 8 8/11 x 100 % = 72,727%
6 (4) 6 6/11 x 100 % = 54,546%
7 (1) 2 2/11 x 100 % = 18,182%
8 (1) 1 1/11 x 100 % = 9,091%

Dari data grafik CBR tanah (terlampir), diperoleh CBR yang mewakili 90% = 5,6
CBR Tanah Ruas Jalan A - B

% CBR

5.6

Nilai CBR

Dari gambar 1 korelasi CBR & DDT diperoleh DDT = 4,9


Cara analitis

CBRrata-rata = = 6,64

Nilai CBR = CBRrata-rata – ( )R = 3,18

Nilai CBR = 6,64 – ( ) = 5,61

DDT = 4,3 log CBR + 1,7

= 4,3 log 5,61 + 1,7

= 4,92

Digunakan DDT dari perhitungan secara grafis = 4,9

11) Menentukan indeks tebal perkerasan (ITP)

● LER = 423,238

● FR = 1,5 – 2,0

● DDT = 4,9

● IPo = 3,9 – 3,5

● IPt = 1,5 –2,0 ➔ diambil 1,5


Dari nomogram 5 diperoleh ITP perlu = 8,5

12) Menentukan ITPsisa

Susunan dan tebal perkerasan jalan lama

● Lapis permukaan (Laston 340 MS)

a1 = 0,30

D1 = 7,5 cm

Kondisi K1 = 50 %

● Lapis pondasi atas (Batu pecah kelas B)

a2 = 0,13

D2 = 20 cm
Kondisi K2 = 70 %

● Lapis pondasi bawah (Sirtu kelas B)

a3 = 0,12

D3 = 30 cm

Kondisi K3 = 90 %

ITPsisa = a1D1K1 + a2D2K2 + a3D3K3

= (0,30 x 7,5 x 0,5) + (0,13 x 20 x 0,7) + (0,12 x 30 x 0,9)

= 6,19

13) Menentukan tebal lapis tambahan (overlay)

ITP = ITPperlu - ITPsisa

= 8,5 – 6,19

= 2,31

ITP = a0 x D0

2,31= 0,30 x D0

D0 = 7,7 cm (overlay)

OVERLAY 7,7 cm

LASTON 7,5 cm

BATU PECAH KELAS B 20 cm

SIRTU KELAS B 30 cm

TANAH DASAR

Gambar susunan lapis tambahan (overlay) jalan lama (ruas jalan A –B)

Anda mungkin juga menyukai