1. Hasil TC
Diketahui:
Data LHR untuk jalan Lokal (1 Lajur 2 Arah)
Jenis Kendaraan LHR Survei Satuan
Mobil Penumpang 920 Kendaraan/hari
Mobil Hantar/Barang 0 Kendaraan/hari
Bus 0 Kendaraan/hari
Truck 2 As Kecil 34 Kendaraan/hari
Truck 2 As Besar 9 Kendaraan/hari
Truck 3 As 0 Kendaraan/hari
Truck Gandeng 0 Kendaraan/hari
Konfigurasi Beban Sumbu (ton) Jumlah Jumlah Sumbu Jumlah STRT STRG STdRG
Jenis Kendaraan Roda Roda Roda Ganda Roda Ganda Kendaraan per Kendaraan Sumbu BS JS BS JS BS JS
Depan Belakang Depan Belakang (bh) (bh) (bh) (ton) (bh) (ton) (bh) (ton) (bh)
1 2 3 4 5 =[3]*[4} 6 7 8 9 10 11
Mobil Penumpang 1 1 920
Mobil Hantar/Barang 1 1 0
Bus 3 5 0 2 0 3 0 5 0
2 4 34 2 68 2 34
Truk 2 As Kecil
4 34
Truck 2 As Besar 5 8 9 2 18 5 9 8 9
Truck 3 As 6 14 0 2 0 6 0 14 0
Truck Gandeng 6 14 5 5 0 4 0 6 0 14 0
5 0
5 0
Total 86 36 77 13 9 28 0
STRT = Sumbu Tunggal Roda Tunggal, STRG = Sumbu Tunggal Roda Ganda, STdRG = Sumbu Tunggal tandem Roda Ganda, BS = Beban Sumbu, JS = Jumlah Sumbu
= 120.800
Jumlah jalur berdasarkan lebar perkerasan dan koefisien distribusi (C) Tabel 1. Koefisien Distribusi (c) Kendaraan Niaga Pada Lajur Rencana
C = 1 (Tabel 2) 1 Lajur 2 Arah
〖 3.52𝑥10 〗 ^6
16
〖 3.52𝑥10 〗 ^6
d). Analisa Fatik dan Erosi
1.1
Tabel D. Analisa Fatik dan Erosi
FE STRT (DENGAN RUJI) FE STRG (DENGAN RUJI) FE STdRG (DENGAN RUJI) FE STrRG (DENGAN RUJI)
X1 15 Y1 2.280 X1 15 Y1 2.880 X1 15 Y1 2.980 X1 15 Y1 3.070
X 16 Y 2.278 X 16 Y 2.880 X 16 Y 2.980 X 16 Y 3.068
X2 20 Y2 2.270 X2 20 Y2 2.880 X2 20 Y2 2.980 X2 20 Y2 3.060
Gambar 4. Analisa Fatik dan Beban Repetasi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan, Dengan/Tanpa Gambar 9. Analisa Fatik dan Beban Repetasi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan, Dengan/Tanpa Bahu Gambar 11. Analisa Fatik dan Beban Repetasi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan,
Bahu Beton Untuk STRT (6 Ton) Beton Untuk STRG (8 Ton) Dengan/Tanpa Bahu Beton Untuk STdRG (14 Ton)
Gambar 5. Analisa Fatik dan Beban Repetasi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan, Dengan/Tanpa Gambar 10. Analisa Fatik dan Beban Repetasi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan, Dengan/Tanpa Bahu Gambar 18. Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Ijin, Berdasarkan Faktor Erosi Tanpa
Bahu Beton Untuk STRT (5 Ton) Beton Untuk STRG (5 Ton) Bahu Beton Untuk STdRG (14 Ton)
Gambar 6. Analisa Fatik dan Beban Repetasi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan, Dengan/Tanpa Gambar 16. Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Ijin, Berdasarkan Faktor Erosi Tanpa Bahu Beton
Bahu Beton Untuk STRT (4 Ton) Untuk STRG (8 Ton)
Gambar 7. Analisa Fatik dan Beban Repetasi Ijin Berdasarkan Rasio Tegangan, Dengan/Tanpa Gambar 17. Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Ijin, Berdasarkan Faktor Erosi Tanpa Bahu Beton
Bahu Beton Untuk STRT (3 Ton) Untuk STRG (5 Ton)
Gambar 12. Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Ijin, Berdasarkan Faktor Erosi Tanpa Bahu
Beton Untuk STRT (6 Ton)
Gambar 12. Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Ijin, Berdasarkan Faktor Erosi Tanpa Bahu
Beton Untuk STRT (5 Ton)
Gambar 13. Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Ijin, Berdasarkan Faktor Erosi Tanpa Bahu
Beton Untuk STRT (4 Ton)
Gambar 14. Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Ijin, Berdasarkan Faktor Erosi Tanpa Bahu
Beton Untuk STRT (3 Ton)
Gambar 15. Analisa Erosi dan Jumlah Repetisi Beban Ijin, Berdasarkan Faktor Erosi Tanpa Bahu
Beton Untuk STRT (2 Ton)
Tabel 3. Tegangan Ekivalen dan Faktor Erosi untuk Perkerasan Tanpa Bahu Beton