Tabel 4.2 Ekuivalen Mobil Penumpang (EMP) untuk jalan 4/2 D dan 4/2 UD
Tabel 4.2 Lalu lintas harian rata-rata, LHR Tahun 2022 dalam smp/hari
Nilai Lintas Harian
Lalu lintas harian
No. Jenis Kendaraan Ekivalensi Rata-Rata 2
2 arah (kend/hari)
mobil Arah
(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4)
1 Sepeda motor 1500 0.3 450
2 Mobil Penumpang (2,3,4) 1200 1.0 1200
3 Bus Besar (5b) 180 3.2 576
4 Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 1000 2.2 2200
5 Truk 3 Sumbu Ringan (7a1) 290 5.5 1595
6 Truk 3 sumbu Sedang (7a2) 95 5.5 522.5
7 Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 25 5.5 137.5
Total, (smp/hari) 6681
Dengan demikian diketahui arus lalu lintas, VLHR (Q) tahun 2022 sebesar 6681 smp/hari
4.1.2 Mencari Volume Jam Rencana (VJR, smp/jam)
Diketahui :
● Umur Rencana = 20 tahun
● Pertumbuhan Lalu Lintas=(i) 3.50% = 0.035
● Jalan Mulai Dibuka pada tahun 2025
● N = 23 ( direncanakan pembangunan jalan selama 3 tahun )
Maka VLHR2045 = VLHR2022 ( 1 + 0.035 ) 23
23
= 6681 ( 1 + 0.035 )
= 14739 smp/hari
VJR = VLHR2045 x K
Dimana :
K = Faktor jam desain
Berdasarkan Pedoman Desain Geometrik Jalan Tahun 2020 Bina Marga
K = 8% - 11% untuk jalan yang padat seperti jalan-jalan di perkotaan
K = 7% - 15% untuk jalan yang kurang padat seperti jalan luar kota
Misal di ambil K = 8 %
VJR = 14739 8 %
= 1179.1 smp/jam
dimana :
C = Kapasitas Jalan
Co = Kapasitas Dasar (SMP/jam)
FCw = Faktor Penyesuaian Akibat lebar jalur lalu-lintas
FCsp = Faktor Penyesuaian Akibat pemisah arah
FCsf = Faktor Penyesuaian Akibat Hambatan Samping
a) Kapasitas Dasar, Co
Tabel 4.1.3 Kapasitas Dasar pada jalan luar-kota 4-lajur 2-arah (4/2)
Maka kapasitas dasar jalan untuk jalan luar kota 4/2 T dengan tipe alinyemen datar
yaitu
Co = 4 x 1600 = 6400 smp/jam
b) Faktor Penyesuaian Pengaruh Lebar Lajur Lalu Lintas, FCw
Tabel 4.1.4 Faktor Penyesuaian Pengaruh Lebar Lajur Lalu Lintas, FCw
Maka faktor penyesuaian kapasitas akibat pemisahan arah (FCsp), FCsp = 0.925
Data LHR awal 2022; tahun pertama setelah pembukaan untuk lalu lintas 2025 (3 tahun
setelah 2022); permulan beban normal MST 12 ton tahun 2027 ( 5 tahun setelah 2022 )
Contoh perhitungan LHR 2025 : ( n = 3 tahun)
a Bus Besar (5b)
LHR (2 arah) 2022 = 180
LHR 2025 = ( 1 + 0.035 ) 3 x 180 = 199.57
( 1 + 0.01 i ) UR - 1
R =
0.01 i
Dimana : R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas
i : laju pertumbuhan lalu lintas tahunan
UR : Umur Rencana
( 1 + 0,01 x 0.035 ) 20 -1
R = = 20.067 = R2025 - 2045 Normal
0,01 x 0.035
( 1 + 0,01 x 0.035 ) 40 -1
R = = 40.274 = R2025 - 2065 Normal
0,01 x 0.035
Keterangan :
ESATH-1 = kumulatif lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent
standard axle) pada tahun pertama
standard axle) pada tahun pertama
LHRTJK = Lintas harian rata – rata tiap jenis kendaraan niaga
(satuan kendaraan per hari).
VDFJK = Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor) tiap
jenis kendaraan niaga Tabel 4.18
DD = Faktor distribusi arah
DL = Faktor distribusi lajur (table 4.17)
CESAL = Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur rencana.
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulatif
Contoh Perhitungan
Jenis kendaraan = Bus Besar (5b)
VDFnormal = 1.0 (berdasarkan tabel 4.18)
DD = 0.65 (berdasarkan data yang diketahui)
DL = 0.8 ( berdasarkan tabel 4.17)
R = 20.07 ( R25-48)
Untuk perhitungan beban sumbu selanjutnya, ada pada Tabel 4.2.4 dan Tabel 4.2.5
TABEL 4.2.4 PERHITUNGAN BEBAN SUMBU STANDAR KUMULATIF 4 ( CESAL 4 )
1 2 3 4 5 6 7 8
Mobil
1200 1330.5 - - - - -
Penumpang 2,3,4
Bus Besar (5b) 180 199.6 1.0 0.65 0.8 20.067 760088.950
Truk Sedang 2
1000 1108.7 2.9 0.65 0.8 20.067 12245877.528
Sumbu (6b)
Truk 3 Sumbu
290 321.5 4.9 0.65 0.8 20.067 6000479.989
Ringan (7a1)
Truk 3 Sumbu
95 105.3 3.8 0.65 0.8 20.067 1524400.616
Sedang (7a2)
Truk 4 Sumbu
25 27.7 6.5 0.65 0.8 20.067 686191.413
Trailer (7c1)
CESA425-45 21,217,038
Keterangan
(3) = ( 1 + 0,045 )3 x (2)
(4) dari tabel 4.2.3
(5) dari tabel 4.2.2
(6) = 65%
(7) R25-45 = 20.067
(8) = ( (4) x (6) ) x 365 x (5) x (6) x (7)
TABEL 4.2.5 PERHITUNGAN BEBAN SUMBU STANDAR KUMULATIF 5 ( CESAL 5 )
Lintas
Jenis Harian Rata- LHR VDF 5 ESA 5 ESA 5
DD DL R20 R40
Kendaraan rata (2 arah) 2025 normal (2025-2045) (2025-2065)
2020
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Mobil
Penumpang 1200 1330.5 - - - - - - -
2,3,4
Bus Besar
180 199.6 1.0 0.65 0.8 20.07 40.27 760088.95 1525516.251
(5b)
Truk Sedang
1000 1108.7 4.0 0.65 0.8 20.07 40.27 16890865.56 33900361.132
2 Sumbu (6b)
Truk 3
Sumbu 290 321.5 6.7 0.65 0.8 20.07 40.27 8204737.94 16467100.420
Ringan (7a1)
Truk 3
95 105.3 4.8 0.65 0.8 20.07 40.27 1925558.67 3864641.169
Sumbu
Truk 4 Sumbu
25 27.7 8.8 0.65 0.8 20.07 40.27 928997.61 1864519.862
Trailer (7c1)
CESA525-45 28,710,249
CESA525-65 57,622,139
Keterangan
(3) =( 1 + 0,045 ) x (2)
(4) dari tabel 4.2.3
(5) dari tabel 4.2.2
(6) = 65%
(7) R25-45 = 20.067
(8) R25-45 = 40.274
(9) = ( (4) x (6) ) x 365 x (5) x (6) x (7)
(9) = ( (4) x (6) ) x 365 x (5) x (6) x (8)
##
4.3 Pemilihan Jenis Perkerasan
CESA 5 = 28,710,249
Tabel 4.3.1 Pemilhan Jenis Perkerasan
0+100
0+200
0+300
0+400
0+500
0+600
0+700
0+800
0+900
1+000
1+100
1+200
1+300
1+400
1+500
1+600
1+700
1+800
1+900
2+000
2+100
2+200
2+300
2+400
2+500
2+600
2+700
2+800
2+900
3+000
3+100
3+200
3+300
3+400
3+500
3+600
3+700
3+800
3+900
4+000
4+100
4+200
4+300
4+400
4+500
4+600
4+700
4+800
4+900
5+000
5+100
5+200
5+300
5+400
5+500
5+600
5+700
5+800
5+900
6+000
6+100
Stasiun
Nilai CBR 6 5 5 4 6 5 4 6 7 7 5 6 4 6 4 6 4 5 5 6 4 4 5 6 8 5 6 6 7 7 8 7 8 9 7 8 9 9 8 8 7 8 8 7 8 9 8 9 8 8 9 11 11 10 10 10 9 10 11 12 9
13 CBR SEGMEN
12
11
10
9
8
NILAI CBR
7
6
5
4
3
2
1
0
STASIUN
Gambar 4.4.1 Diagram CBR Tanah Dasar STA 0+100 sampai STA 6+100
Karena nilai Cv kurang dari 30% maka data-data CBR yang ada, dapat digunakan dalam satu segmen jalan
Cv = Standar Deviasi x 100%
Nilai Rata-Rata CBR
Namun untuk memperoleh tebal perkerasaan yang aman, jalan di bagi menjadi 2 segmen
2.063
= x 100%
7.194
= 28.682 % < 30%
4.4.1 CBR SEGMEN 1
No. Urut 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
0+100
0+200
0+300
0+400
0+500
0+600
0+700
0+800
0+900
1+000
1+100
1+200
1+300
1+400
1+500
1+600
1+700
1+800
1+900
2+000
2+100
2+200
2+300
2+400
2+500
2+600
2+700
2+800
2+900
3+000
3+100
Stasiun
Nilai CBR 6 5 5 4 6 5 4 6 7 7 5 6 4 6 4 6 4 5 5 6 4 4 5 6 8 5 6 6 7 7 8
CBR SEGMEN 1
9
8
7
6
NILAI CBR
5
4
3
2
1
0
0+100 0+200 0+300 0+400 0+500 0+600 0+700 0+800 0+900 1+000 1+100 1+200 1+300 1+400 1+500 1+600 1+700 1+800 1+900 2+000 2+100 2+200 2+300 2+400 2+500 2+600 2+700 2+800 2+900 3+000 3+100
STASIUN
Gambar 4.4.1.1 Diagram CBR Tanah Dasar STA 0+100 sampai STA 3+000
100
90
80
% LEBIH BESAR ATAU SAMA DENGAN
70
60
50
40
30
8,4
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
CBR
Gambar 4.4.1.2 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 1
Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design
kepadatan 90% untuk segmen 1 adalah 8,4%
Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)
maka DDT = 4.470
4.4
b) CBR Analitis Segmen 1
Diketahui :
CBR rata-rata = 5.466666667
Standar Deviasi = 1.106
f = 1.282
dari ketiga cara di atas diperoleh harga CBR untuk segmen 1 adalah sebagai berikut :
cara Nilai CBR
Grafis 4.5 Di Ambil harga CBR terkecil yaitu dengan cara
Analitis 4.21 Analitis
CBR Karakteristik 4.05
Tabel 4.4.1.5 Faktor Penyesuaian Modulus Tanah Dasar Terhadap Kondisi Musim
3+200
3+300
3+400
3+500
3+600
3+700
3+800
3+900
4+000
4+100
4+200
4+300
4+400
4+500
4+600
4+700
4+800
4+900
5+000
5+100
5+200
5+300
5+400
5+500
5+600
5+700
5+800
5+900
6+000
6+100
6+200
Stasiun
Nilai CBR 7 8 9 7 8 9 9 8 8 7 8 8 7 8 9 8 9 8 8 9 11 11 10 10 10 9 10 11 12 9 9
CBR SEGMEN 2
13
12
11
10
9
NILAI CBR
8
7
6
5
4
3
2
1
0
3+200 3+300 3+400 3+500 3+600 3+700 3+800 3+900 4+000 4+100 4+200 4+300 4+400 4+500 4+600 4+700 4+800 4+900 5+000 5+100 5+200 5+300 5+400 5+500 5+600 5+700 5+800 5+900 6+000 6+100
STASIUN
4.2.1 Diagram CBR Tanah Dasar STA 3+100 sampai STA 6+100
Menghitung Nilai Koefisien Variasi (Cv) segmen 2
Cv
Standar Deviasi Karena nilai Cv kurang dari 30% maka data-data CBR yang ada,
= x 100%
Nilai Rata-Rata CBR dapat digunakan dalam satu segmen jalan
Namun untuk memperoleh tebal perkerasaan yang aman dan
1.293 ekonomis jalan di bagi menjadi 2 segmen
= x 100%
8.84
= 14.63 % < 30%
a) CBR Grafis Segmen 2
100
90
80
% LEBIH BESAR ATAU SAMA DENGAN
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
CBR
Gambar 4.4.2.2 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 2
Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design
kepadatan 90% untuk segmen 2 adalah 5%
Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)
maka DDT = 5.554
7.8
b) CBR Analitis Segmen 2
Diketahui :
CBR rata-rata = 8.800
Standar Deviasi = 1.302
f = 0.842
dari ketiga cara di atas diperoleh harga CBR untuk segmen 1 adalah sebagai berikut :
cara Nilai CBR
Grafis 5.6 Di Ambil harga CBR terkecil yaitu dengan cara
Analitis 5.55 Analitis
CBR Karakteristik 7.13
Tabel 4.4.1.5 Faktor Penyesuaian Modulus Tanah Dasar Terhadap Kondisi Musim
b) Koefisien drainase :
22 @ 1 jam = 22 x 1 = 22 Jam
34 @ 2 jam = 34 x 2 = 68 Jam
11 @ 3 jam = 11 x 3 = 33 Jam
+
123 Jam
123
x 100 % = 1.40 %
365 x 24
Berdasarkan tabel di bawah ini (lihat Pt T-01-2002-B) dengan kualitas drainase " Baik ", Maka
diperoleh nilai koefisien drainase (m) :
Tabel 4.6.2 Koefisien drainase (m) untuk memodifikasi koefisien kekuatan relatif material
untreaded base dan subbase pada perkerasan lentur
Persen waktu struktur perkerasan dipengaruhi oleh
Kualitas Drainase kadar air yang mendekati jenuh
<1% 1-5% 5 - 25 % > 25 %
Baik Sekali 1,40 - 1,30 1,35 - 1,30 1,30 - 1,20 1.20
Baik 1,35 - 1,25 1,25 - 1,15 1,15 - 1,00 1.00
Sedang 1,25 - 1,15 1,15 - 1,05 1,00 - 0,80 0.80
Jelek 1,15 - 1,05 1,05 - 0,80 0,80 - 0,60 0.60
Jelek Sekali 1,05 - 0,95 0,80 - 0,75 0,60 - 0,40 0.40
Sumber : Pt T-01-2002-B
Berdasarkan nilai presentase jumlah hujan pertahun yaitu 1,4 %, dengan kualitas drainase
"sedang" didapatkan persen waktu struktur perkerasan dipengaruhi oleh kadar air yang
mendekati jenuh 1-5 % maka diambil nilai m1 dan m2 sebesar 1,15.
Catatan:
Apabila kondisi drainase menyebabkan nilai m lebih kecil dari 1 maka tebal lapis
fondasi agregat seperti tercantum dalam bagan desain harus dikoreksi menggunakan
rumus berikut:
4.7 Struktur Perkerasan
Tabel 4.7.1.1 Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Minimum Dengan CTB
Bagan Desain - 3: Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Minimum Dengan CTB
Karena segmen 1 memerlukan stabilisasi tanah dasar maka dari Bagan 2 dan 3
diperoleh tebal lapisan perkerasan :
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 75 mm
Perkerasan
CTB 150 mm
LPA 150 mm
Fondasi / tanah
Tanah stabilisasi 300 mm
dasar stabilisasi
Berikut adalah sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan
desain Metode Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
b. Tebal Perkerasan AC Dengan Lapis Fondasi Berbutir
Diketahui :
CESA5 = 28,710,249
Karena segmen 1 memerlukan stabilisasi tanah dasar maka dari Bagan 2 dan 3
diperoleh tebal lapisan perkerasan :
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 160 mm Perkerasan
LPA 300 mm
Fondasi / tanah
Tanah stabilisasi 300 mm
dasar stabilisasi
Berikut adalah sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan
desain Metode Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
4.7.2 Struktur Perkerasan Segmen 2
a. Tebal Perkerasan AC Dengan CTB
Diketahui :
CESA5 = 34,577,261
Tabel 4.7.2.1 Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Minimum Dengan CTB
Bagan Desain - 3: Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Minimum Dengan CTB
Karena segmen 2 memerlukan stabilisasi tanah dasar maka dari Bagan 2 dan 3
diperoleh tebal lapisan perkerasan :
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 100 mm
Perkerasan
CTB 150 mm
LPA 150 mm
Fondasi / tanah
Tanah stabilisasi 300 mm
dasar stabilisasi
Berikut adalah sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan
desain Metode Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
b. Tebal Perkerasan AC Dengan Lapis Fondasi Berbutir
Diketahui :
CESA5 = 34,577,261
Karena segmen 2 memerlukan stabilisasi tanah dasar maka dari Bagan 2 dan 3
diperoleh tebal lapisan perkerasan :
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm Perkerasan
LPA 300 mm
Fondasi / tanah
Tanah stabilisasi 350 mm
dasar stabilisasi
Berikut adalah sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan
desain Metode Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
4.8 Menetapkan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan
Gambar 4.8.1 Dukungan Tepi Perkerasan
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 75 mm
CTB 150 mm
LPA 150 mm
Dengan menyiapkan fondasi yang sama lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR = 12.96 %
Gambar 4.9.1.1 Perkerasan Tanpa Penutup Beraspal dan Lapis Permukaan Beraspal Tipis
Bagan Desain-7 Perkerasan Tanpa Penutup Beraspal dan Lapis Permukaan Beraspal Tipis
260 12,96%
2,12
AC WC 40 mm
200 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 75 mm
CTB 150 mm
275 mm LFA Kelas A
LPA 150 mm
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
LPA 300 mm
Dengan menyiapkan fondasi yang sama lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR = 12.96 %
Gambar 4.9.1.2 Perkerasan Tanpa Penutup Beraspal dan Lapis Permukaan Beraspal Tipis
Bagan Desain-7 Perkerasan Tanpa Penutup Beraspal dan Lapis Permukaan Beraspal Tipis
260 12,96%
2,12
Maka, dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung
fondasi perkerkerasan bahu jalan ekuivalen CBR 12.96 %
- Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 2.12 x 106 dan CBR 12.96 %
diperlukan penutup setebal 260 mm.
- Tebal total perkerasan lajur utama 580 > 260 mm ( tebal minimum )
- Tebal lapis beraspal pada lajur utama 280 mm, digunakan permukaan bahu jalan berupa
lapis fondasi agregat kelas S setebal 200 mm
- Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan, pasang LFA
kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal 380 mm ( 580 mm - 200 mm )
AC WC 40 mm
200 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
380 mm LFA Kelas A LPA 300 mm
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 100 mm
CTB 150 mm
LPA 150 mm
Dengan menyiapkan fondasi yang sama lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR = 15.55 %
Gambar 4.9.2.1 Perkerasan Tanpa Penutup Beraspal dan Lapis Permukaan Beraspal Tipis
Bagan Desain-7 Perkerasan Tanpa Penutup Beraspal dan Lapis Permukaan Beraspal Tipis
210
15,55 %
2,29
AC WC 40 mm
200 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 100 mm
CTB 150 mm
300 mm LFA Kelas A
LPA 150 mm
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
LPA 300 mm
Dengan menyiapkan fondasi yang sama lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR = 15.55 %
Gambar 4.9.2.2 Perkerasan Tanpa Penutup Beraspal dan Lapis Permukaan Beraspal Tipis
Bagan Desain-7 Perkerasan Tanpa Penutup Beraspal dan Lapis Permukaan Beraspal Tipis
210
15,55 %
2,29
Maka, dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung
fondasi perkerkerasan bahu jalan ekuivalen CBR 15.55 %
- Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 2.29 x 106 dan CBR 15.55 %
diperlukan penutup setebal 230 mm.
- Tebal total perkerasan lajur utama 580 > 230 mm ( tebal minimum )
- Tebal lapis beraspal pada lajur utama 280 mm, digunakan permukaan bahu jalan berupa
lapis fondasi agregat kelas S setebal 200 mm
- Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan, pasang LFA
kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal 380 mm ( 580 mm - 200 mm )
AC WC 40 mm
200 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 180 mm
380 mm LFA Kelas A LPA 300 mm