Anda di halaman 1dari 32

Perencanaan Tebal

Perkerasan Lentur

© retnoutami.2016

Referensi:
- AASHTO 1993 - Perencanaan Teknik Jalan Raya, Shirley (SNI 03-1732-1989)
- - Pt T-01-2002-B - Pavement Analysis and Design, Huang
- Pd-T-05-2005 - Manual Desain Perkerasan 2013 (02-M-BM-2013) / 2017
Struktur Perkerasan Lentur
Tanah dasar
• Parameter tanah dasar: Modulus Resilien (MR)
• Didapat dari nilai CBR
• MR = 1500 x CBR (satuan: PSI)
• Persoalan tanah dasar yang sering ditemui:
a.Deformasi permanen akibat beban LL
b.Sifat kembang susut tanah
c.Daya dukung tanah tidak merata
d.Lendutan dan lendutan balik
e.Tambahan pemadatan akibat pembebanan LL
dan penurunan yang diakibatkannya
Lapis Pondasi Bawah
• Biasanya terdiri dari granular material yang dipadatkan,
distabilisasi atau tidak, atau lapisan tanah yang distabilisasi
• Fungsi:
a.Untuk mendukung dan menyebar beban roda
b.Mencapai efisiensi penggunaan maerial yang relatif murah
agar lapisan diatasnya dapat dikurangi ketebalannya
c.Mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapisan pondasi
d.Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan konstruksi berjalan
lancar
• Bermacam-macam jenis tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%)
yang relatif lebih baik dari tanah dasar dapat digunakan sebagai
bahan pondasi bawah, Campuran-campuran tanah setempat
dengan kapur atau semen portland
Lapis Pondasi
• Bagian dari struktur perkerasan lentur yang terletak langsung
di bawah lapis permukaan
• Dibangun di atas lapis pondasi bawah atau, jika tidak
menggunakan lapis pondasi bawah, langsung di atas tanah
dasar
• Fungsi:
a.Sebagai bagian konstruksi perkerasan yang menahan
beban roda.
b.Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan
• Bermacam-macam bahan alam/setempat (CBR > 50%, PI <
4%) dapat digunakan sebagai bahan lapis pondasi, antara
lain : batu pecah, kerikil pecah yang distabilisasi dengan
semen, aspal, pozzolan, atau kapur.
Lapis Permukaan
• Terdiri atas campuran mineral agregat dan bahan pengikat
yang ditempatkan sebagai lapisan paling atas dan biasanya
terletak di atas lapis pondasi.
• Fungsi
a.Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda
b.Sebagai lapisan tidak tembus air untuk melindungi
badan jalan dari kerusakan akibat cuaca.
c.Sebagai lapisan aus (wearing course)
• Penggunaan bahan aspal diperlukan agar lapisan dapat
bersifat kedap air, disamping itu bahan aspal sendiri
memberikan bantuan tegangan tarik, yang berarti
mempertinggi daya dukung lapisan terhadap beban roda.
Kriteria Perencanaan
• Lalu lintas
• Koefisien drainase
• Indeks permukaan
• Koefisien relatif
Lalu lintas
1. Tentukan Jumlah lajur dan koefisien distribusi kendaraan
2.Hitung Ekivalen sumbu kendaraan (E)
Lalu lintas
3. Hitung ŵ18 untuk setiap kendaraan
Ŵ18 = ∑ LHR x E x 365
4. Jumlahkan Ŵ18 setiap kendaraan
Ŵ18 = ∑ Ŵ18
5. Hitung W18
6. Hitung W18 pada akhir umur rencana.
Perhitungkan traffic growth
Contoh soal
 Dalam suatu pekerjaan jalan baru 4/2 (4 lajur 2 arah),
direncanakan perkerasan lentur dengan umur rencana 20
tahun.
 Jumlah LHR pada kondisi awal adalah:
Jenis kendaraan Volume Beban sumbu
depan belakang
Mobil 1400 1 1
penumpang
Bus 450 3 5
Truk 10 ton 90 4 6
Truk 20 ton 45 6 2x7

 Angka pertumbuhan lalu lintas: 6%


 Hitunglah W18 nya!
Jawaban
1. Jumlah lajur dan koefisien distribusi (C)
Jumlah lajur = 4
Jumlah arah = 2

Dari tabel diatas,


C = 0,3
2. Hitung nilai E
Konfigurasi sumbu E
Jenis kendaraan
depan belakang depan belakang total
Mobil penumpang STRT STRT 0.001 0.001 0.002
Bus STRT STRG 0.095 0.141 0.236
Truk 10 ton STRT STRG 0.301 0.292 0.593
Truk 20 ton STRG SDRG 0.292 1.072 1.364
Jawaban
3. Hitung ŵ18 untuk setiap kendaraan
Jenis kendaraan ŵ18
Mobil penumpang 1201.9
Bus 38800.4
Truk 10 ton 19492.5
Truk 20 ton 22402.5
Total 81897.2
4. Hitung W18 5. Hitung W18 umur rencana
DD = 0,5 (1+0,06)20
W18 = 36853,75 x = 1966917 ESAL
DL = 0,9 0,06
W18 = 0,5 x 0,9 x 81897,2 = 36853,74
Lalu lintas pada lajur rencana (W18)
• Lalu lintas pada lajur rencana (w18) diberikan dalam kumulatif beban
gandar standar
Reliabilitas (R) dan S0
• Upaya untuk menyertakan derajat kepastian (degree of certainty) ke
dalam proses perencanaan untuk menjamin bermacam-macam
alternatif perencanaan akan bertahan selama selang waktu yang
direncanakan (umur rencana)

 Deviasi standar (S0) harus dipilih yang mewakili kondisi


setempat. Rentang nilai S0 adalah 0,40 – 0,50.
Penyimpangan Normal Standar (ZR)
Koefisien drainase
Indeks Permukaan (IP)
• menyatakan nilai ketidakrataan dan kekuatan perkerasan yang
berhubungan dengan tingkat pelayanan bagi lalu-lintas yang lewat
Koefisien kekuatan relatif (a)

• Berdasarkan jenis dan fungsi material lapis


perkerasan, estimasi Koefisien Kekuatan Relatif
dikelompokkan ke dalam 5 katagori, yaitu :
1.beton aspal (asphalt concrete),
2.lapis pondasi granular (granular base),
3.lapis pondasi bawah granular (granular
subbase),
4.cement-treated base (CTB)
5.asphalt-treated base (ATB).
Tebal minimum
Prosedur Perencanaan
© retnoutami.2016

Analisa Komponen
PD-T-01-2002
Step by step

1.Tentukan parameter yang diperlukan dalam desain


2.Lihat nomogram, input data:
W18, R, S0, MR, ∆PSI
3.Tentukan struktural number (SN) rencana.
 SN = ITP = Indeks Tebal Perkerasan = a1 d1 + a2 d2 + a3 d3
Atau, bila koefisien drainase diperhitungkan,
ITP = a1 d1 + a2 d2 m2 + a3 d3 m3
 Nilai ITP menunjukkan kekuatan dari konstruksi perkerasan dan
merupakan nilai total dari struktur perkerasan.
Step by step

4.Masukan nilai ITP dan tebal minimum lapisan aspal dan pondasi atas
(d1 dan d2) ke dalam persamaan, sehingga di dapat nilai d3
5.VOILA! Itulah hasil desain struktur perkerasan yang didapat
Latihan Metode Pd-T-01-2002

Jalan baru direncanakan untuk umur rencana 20 tahun yang dibagi menjadi 2
tahan konstruksi, yaitu tahap pertama sampai umur 13 tahun dan dilanjutkan
pembangunan tahap kedua. Jalan tersebut terdiri atas 3 lajur untuk masing-
masing arahnya dan diasumsikan memiliki faktor distribusi arah (DD) sebesar 50%.
Pada tahun pertama, jalan tersebut diperkirakan dilalui beban lalu-lintas standar
sebesar 2.5 x 106 dan proyeksi tingkat pertumbuhan (gabungan) adalah 3% per
tahun. Parameter-parameter lainnya diasumsikan sebagai berikut:
• Roverall = 90%
• Rstage = 95% (2 tahap konstruksi)
• S0 = 0.35
• ∆ PSI = 2.1
• SN rencana = 5.6
• Lalu-lintas pada akhir tahun ke-13, w18 = 16.0 x 106
• Penurunan tingkat pelayanan akibat lalu-lintas sampai akhir tahun ke-13, ∆PSITR
= 1.89
Latihan Metode Pd-T-01-2002
Prosedur Perencanaan
AASHTO 1993 © retnoutami.2016
Step by step

1. Tentukan parameter yang diperlukan dalam desain


2. Lihat nomogram, input data: W18, R, S0, MR, ∆PSI
3. Tentukan struktural number (SN) rencana dengan menggunakan nomogram atau dengan
rumus dibawah ini:
Step by step

4. Lalu, masukkan nilai SN yang didapat ke dalam rumus dibawah ini,


hingga didapatkan ketebalan untuk masing-masing lapis perkerasan
Latihan Metode AASHTO (1)

Jalan direncanakan untuk lalu lintas sedang dengan nilai kumulatif beban gandar
standar ekivalen sebesar 300.000 ESA. Komposisi lapisan yang direncanakan adalah
sebagai berikut :
a. Lapis permukaan ACWC.
b. Lapis Pondasi AC Base.
c. Lapis Pondasi Agregat.

Sedangkan untuk metoda perhitungan yang digunakan adalah metoda AASHTO’93


dengan mengambil parameter‐parameter sebagai berikut:
a. Initial Present Serviceability Index (Po) = 4.0
b. Failure Serviceability Index (Pf) = 2.0
c. Terminal Serviceability Index (Pt) = 1.5
d. Standard Deviate (So) = 0.45
e. Reliability = 95%, hal ini memberikan nilai Zr = ‐1.645

Anda mungkin juga menyukai