Anda di halaman 1dari 7

AKHLAK KEPADA ALLAH

TAUBAT :
Taubat berkar dari kata “ taba” yang berarti kembali. Orang yang bertaubat kepada Allah SWT
adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu ; missal, kembali dari sifat-sifat yang
tercela menuju sifat-sifat yang terpuji, kembali dari larangan Allah menuju perintah Allah.
Dalam Taubat ini ada 5 (lima) dimensi yang harus terpenuhi :
1. Menyadarai Kesalahan.
2. Menyesali Kesalahan.
3. Memohon ampun kepada Allah SWT.
4. Berjanji tidak akan mengulanginya.
5. Menutupi kesalahan masa lalu dengan amal Salih.

AKHLAK TERHADAP RASULULLAH.

A. MENCINTAI DAN MEMULIAKAN RASULULLAH.


B. MENGIKUTI DAN MENTAATI RASUL.
C. MENGUCAPKAN SHALAWAT DAN SALAM.

AKHLAK PRIBADI

A. SHIDIQ.
Shidiq ( ash-sidqu ) artinya benar atau jujur, lawannya adalah al kizib (bohong, dusta ).
Bagi setiap meullim selalu dituntut berada dalam keadaan benar lahir dan batin, benar ini
meliputi :
 Shidqul Qolbi.
 Shidqul Hadits.
 Shidqul Amal.
Shidqul qolbi, apabila hati selalu dihiasi dengan iman kepada Allah dan bersih dari segala
penyakit hati.
Shidqul Hadits. Apabila semua yang diucapkan adalah kebenaran bukan kebatilan.
Shidqul Amal, apabila semua yang dilakukan sesuai dengan Syari’at Islam.
Dalm hal ini, Rasulullah memerintahkan setiap Muslim untuk selalu bersikap shidiq,
karena shidik akan membawa kebaikan dan kebaikan akan mengantarkanya ke sorga.
Sebaliknya beliau melarang umatnya untuk berbohong/berdusta, karena berbohong atau
berdusta akan membawa kepada kejahatan dan kejahatan akan berakhir di nerka.

Bentuk-bentuk Shidiq :
1. Benar Perkataan .
2. Benar Pergaulan.
3. Benar kemauan.
4. Benar Janji
5. Benar kenyataan.

Bentuk-bentuk Kebohongan :
1. Khiyanat
2. Inkar Janji.
3. Kesaksian Palsu.
4. Fitnah
5. Gunjing
B. AMANAH.
Amanah artinya dipercaya, seakar dengan kata iman, sifat amanah ini memang lahir dari
kekuatan Iman. Semakin menipis keimanan seseorang semakin pudar pula sifat amanah
pada dirinya.
Iman dan amanah terdapat kaitan yang sangat erat. Rasulullah SAW bersabda :
‫ال ايمان لمن ال امانة له وال دين لمن ال عهد له‬
“ Tidak (sempurna) iman seseorang yang tidak amana, dan tidak (sempurna)agama orang
yang tidak menunaikan janji “ ( HR, Ahmad).
Bentuk-bentuk Amanat :
 Memelihara titipan dan mengembalikannya seperti semula.
 Menjaga Rahasia
 Tidak menyalahgunakan Jabatan.
 Menunaikan kewajiban dengan baik.
 Memelihara Semua Nikmat yang diberikan Allah.

Lawan dari amanat adalah Khiyanat (tercela)


C. ISTIQOMAH.
Istiqomah secara etimo;ogis berasal dari kata Istaqoma yastaqimu, yang berarti tegak
lurus. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia Istiqomah diartikan sebagai sikap teguh
pendirian dan selalu konsekwen.
Dalam terminologi akhlak , Istiqomah berarti sikap teguh dalam memperthankan
keimanan dan keislaman sekalipun menghadapi berbagai macam tantangan dan godaan.
Seorang yang istiqomah di ilustrasikan laksana batu karang ditengah lautan yang tidak
bergeser sedikitpun walaupun dihantam oleh gelombang yang cukup dahsat.
Perintah istiqomah ini terdapat didalam Al Qur’an surat Fushshilat ayat 41. Surat hud
ayat 112, dan surat As Sura ayat 15.
Dalam hadits Nabi juga dijelaskan tentang istiqomah, diantaranya :
( ‫قل امنت باهلل ثم استقم ) رواه مسلم‬
Katakanlah saya beriman kepada Allah, kemudian beristiqomahlah (HR. Muslim ).
Seseorang dikatakan memiliki iman yang sempurna ketika keimanan itu mencakup tiga
dimensi ; hati , lisan, dan perbuatan. Seseorang yang beriman haruslah istiqomah dalam
ketiga dimensi diatas. Yaitu; selalu menjaga kesucian hatinya, kebenaran perkataannya
dan kesesuaian perbuatannya.
Buah dari Istiqomah :
Dalam surat Fushshilat ayat 30 – 32 disebutkan beberapa buah yang dapat dipetik oleh
orang yang beristiqomah :
1. Di jauhkan oleh Allah dari rasa takut dan sedih yang negatif.
Orang yang istiqomah tidak akan takut menyatakan kebenaran , tidak takut
menghadapi masa depan dan tidak takut menghadapi kegagalan , tidak sedih dengan
apa yang telah terjadi pada masa lalu. Ia dapat menguasai rasa sedih karena musibah
yang menimpanya sehingga tidak hanyut terbaha oleh arus kesedihan. Dan tidak pula
gentar dan waswas menghadapi kehidupan masa datang sekalipun dia pernah
mengalamikegagalan pada masa lalu.
2. Orang yang beristiqomah akan mendapatkan kesuksesan dalam kehidupannya di
dunia, karena ia dilindungi oleh Allah SWT, begitu pula di akhirat dia akan
berbahagia menimati karunia Allah didalam surga.
3. Orang yang beristiqomah dijanjikan oleh Allah perlindungan , lindungan Allah itu
berarti jaminan untuk mendapatkan kesuksesan dalam hidup dan perjuangan di dunia.
Dan di akhirat kelak Allah juga berjanji akan melindungi orang-orang yang
istiqomah , itu berarti akan masuk ke dalam surge-Nya.
Demikian, sikap istiqomah memang sangat diperlukan dalam kehidupan ini. Karena tanpa
sikap istiqomah seseorang kehidupannya akan seperti baling-baling diatas bukit yang
berputar mnuruti arah angina yang berhembus.

D. IFFAH.
Secara etimologis Iffah adalah bentuk masdar dari affa ya uffu iffah yang berarti
menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak baik, dan bisa juga berarti kesucian tubuh.
Secara terminologis , iffah adalah memelihara kehormatan diri dari segala hal yang dapat
merendahkan , merusak dan menjatuhkannya.
Merendahkan, merusak dan menjatuhkan diri sesorang itu bisa besaral dari berbagai hal,
diantaranya ; perilaku, busana, ucapan dll.
Nilai dan Wibawa seseorang tidaklah ditentukan oleh kekayaan dan jabatannya ,dan tidak
pula ditentukan oleh bentuk rupanya tetapi sangat ditentukan oleh kehormatan dirinya.

Bentuk-bentuk Iffah :
Al Qur’an dan Hadits memberikan beberapa contoh dari iffah, diataranya :
1. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan masalah seksual.
Seorang muslim di perintahkan untuk selalu nejaga penglihatan, pergaulan, dan
pakaianya.
2. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya denagn masalah harta. Islam
mengajarkan , terutama bagi orang yang tidak mampu untuk tidak menadahkan
tangannya . Islam mengajarkan bagi mereke yang diberi kecukupan harta untuk
membantu orang – orang tidak mampu dan tidak mau memohon bantuan karena
sikap iffah.
3. Untuk menjaga kehormatan diri dalam hubungannya dengan kepercayaan orang lain
kepada dirinya. Seseorang harus betul-betul menjahui segala macam bentuk
ketidakjujuran , berkata bohong (dusta) inkar janji, khiyanat dll.

E. MUJAHADAH.
Mujahadah berasal dari kata jahada yujahidu Mujahadah, yang berarti berusaha dengan
sungguh-sungguh atau mencurahkan segala kemampuan .
Dalam konteks akhlak , mujahadah adalah mencurahkan segala kemampuan untuk
melepaskan diri dari segala hal yang menghambat pendekatan diri kepada Allah SWT.
Baik hambatan yang bersifat internal maupun eksternal.
Hambatan yang bersifat internal datang dari jiwa yang mendorong untuk berbuat
keburukan (nafsu ammarah bi as su’ ) hawa nafsu yang tidak terkendali , dan kecintaan
terhadap dunia . sedangkan hambatan eksternal datang dari syaitan , orang-orang kafir,
munafiq dan para pelaku kemaksiatan dan kemungkaran.
Untuk mengatasi dan melawan semua hambatan diatas ( internal dan eksternal )
diperlukan kemauan keras dan perjuangan yang sungguh-sungguh. Perjuangan sungguh-
sungguh itulah di sebut mujahadah.
Apabila seseorang bermujahadah untuk mecari keridhaan Allah SWT, maka Allah
berjanji akan menunjukkan jalan kepadanya untuk mencapai tujuannya tersebut.
Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Ankabut ayat 69 :
‫ سبلنا وان هللا لمع المحسنين‬j‫والذين جاهدوا فينا لنهدينهم‬
“ Dan orang-orang yang bermujahadah untuk (mencari keridhaan )Kami, benar-benar
kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar
beserta orang-orang yang berbuat baik “
Obyek Mujahadah :
1. Jiwa yang selalu mendorong seseorang untuk melakukan kedurhakaan atau dalam
istilah Al Qur’an “ Fujur “ .
2. Hawa nafsu yang tidak terkendali. Yang menyebabkan seseorang melakukan apa saja
utnuk memenuhi hawa nafsunya itu tanpa peduli atas larangan Allah.
3. Syaitan yang selalu menggoda umat manusia untuk memperturutkan hawa nafsunya
sehingga mereka lupa kepada Allah SWT.
4. Kecintaan terhadap dunia yang berlebihan sehingga mengalahkan kecintaany kepada
Akhirat.
5. Orang-orang kafir dan munafik yang tidak pernah berpuas hati sebelum orang –
orang beriman kembali menjadi kufur.
6. Para pelakumkemaksiatan dan kemungkaran.

Cara Mujahadah :
Secara garis besar ada tiga cara Mujahadah.
Yang pertama sebagai landasan teoritis , berusaha sungguh-sungguh :
1. Memahami hakekat jiwa dan bagaimana pengaruh kebaikan dan keburukan yang
dilakukan terhadap kesucian jiwa. Kemudian mengenal dan mencintai Tuhan yang
menciptakan jiwa itu. Terutama dengan menyukuri segala kenikmatan yang di
karuniakan-Nya.
2. Menyadari bahwa hawa nafsu jika dikelola dengan baik akan berakibat positif untuk
kebaikan diri dan sebaiknya jika tidak di kelola dengan baik maka akan merusak.
3. Menyadari dan mengingat selalu bahwa syaitan tidak akan pernah berhenti
menjerumuskan umat manusia dengan segala macam cara.
4. Menyadari dan mengingat segala kenikmatan hidup dunia belum ada artinya
dibandingkan dengan kenikmatan yang akan didapat di surga. Untuk itu jangan
mengorbankan yang lebih banyak untuk kepentingan yang lebih sedikit dan jangan
mengorbankan yang abadi demi mengejar yang fana.
5. Menyadari bahwa sebagian besar orang kafir dan munafik tidak akan pernah berdiam
diri selama orang-orang beriman belum mengikuti pandangan dan sikapnya.
Yang kedua adalah melakukan amal ibadah praktis yang dituntunkan oleh rasulullah
SAW untuk memperkuat mental spiritual dan meningkatkan semangat juang untuk
menghadapi semua tantangan diatas. Antara lain :
1. Sering melaksanakan shalat malam.
2. Melaksanakan puasa Sunnah.
3. Membaca Al Qur’an sebanyak-banyaknya.
Cara Mujahadah yang ketiga adalah dengan jihad, mulai dari jihad dengan harta benda,
ilmu pengetahuan , tenaga sampai jihad dengan nyawa.

Anda mungkin juga menyukai