net/publication/372777773
CITATIONS READS
0 160
4 authors, including:
Habib Satria
Universitas Medan Area
35 PUBLICATIONS 53 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Habib Satria on 31 July 2023.
Penerbit
Insight Mediatama
Anggota IKAPI No. 338/JTI/2022
Watesnegoro No. 4 (61385) Mojokerto
Whatsapp 087762245559
www.insightmediatama.co.id
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................. 3
DAFTAR ISI........................................................ 4
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan
melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ketempat yang
lain. Arti lintasan disini adalah sebagai tana yang
diperkeras atau jalan tanpa perkerasan, sedangkan lalu
lintas adalah semua benda dan mahkluk hidup yang
melewati jalan tersebut baik kendaraan, manusia
ataupun hewan.
6
efesien baik itu dalam segi biaya, waktu, dan sumber daya
dengan bantuan tools dan software saat ini. Dalam
perencanaan geometrik jalan hal tersebut dapat
dilakukan dengan Software AutoCAD Civil 3D.
Dalam hal ini Penulis mencoba melakukan
perencanaan geometrik jalan menggunakan aplikasi
AutoCAD Civil 3D, mulai dari titik koordinat jalan sampai
jalan corridor jadi, dan membuat report volume galian
timbunan dan material (basecourse, Subbase, Aspalt).
AutoCAD Civil 3D sendiri merupakan salah satu produk
keluaran Autodesk inc yang menggunakan acuan AASHTO
2011 yang termasuk dalam kategori BIM, digunakan
dalam perencanaan geometrik jalan dengan hasil output
berupa gambar rencana yang terdiri dari alignment
horizontal, alignment vertikal, penampang melintang jalan
serta volume galian dan timbunan yang saling terintegrasi
dan saling terhubung dengan software lain (infrawork,
naviswork, dll), sehingga hasil perencanaan akan lebih
akurat dan presisi dan akan menguntungkan dari segi
biaya, waktu dan sumber daya.
7
Klarifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga
dalam tata cara perencanaan Geometrik Jalan Raya Antar
Kota (TPGJAK) No. 038/TBM/1997
Tabel 1. Klasifikasi Jalan
fungsi kelas Muatan sumbu
terberat (ton)
I >10
Arteri II 10
III A 8
III A
kolektor 8
III B
Dimana:
9
2. Kecepatan rencana tergantung dari kelas jalan
yang akan direncanakan.
3. Jari – jari kelengkungan.
𝐿𝑠 2
Ys = ( ) ...............................................................(2.2)
6 𝑥 𝑅𝑐
90 x Ls
θs = ................................................................(2.3)
𝜋 𝑥 𝑅𝑐
Ls²
p = − 𝑅𝑐(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠) ..........................................(2.4)
6 𝑥 𝑅𝑐
Ls3
K = 𝐿𝑠 − − 𝑅𝑐(𝑆𝑖𝑛 𝜃𝑠) .....................................(2.5)
40 𝑥 𝑅𝑐 2
Ts = (Rc + p) . Tg ½ Δ + k ...................................(2.6)
Ltotal = 2 Ls ............................................................(2.8)
𝐿𝑠 2
Xs = 𝐿𝑠 (1 − ............................................ (2.9)
40 𝑅𝑐²
𝐿𝑠 2
Ys = ( ) ....................................................(2.10)
6 𝑥 𝑅𝑐
90 x Ls
θs = .....................................................(2.11)
𝜋 𝑥 𝑅𝑐
Ls²
p = − 𝑅𝑐(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠) …...........................(2.12)
6 𝑥 𝑅𝑐
Ls3
K = 𝐿𝑠 − − 𝑅𝑐(𝑆𝑖𝑛 𝜃𝑠).......................(2.13)
40 𝑥 𝑅𝑐 2
Ts = (Rc + p) . Tg ½ Δ + k ......................(2.14)
Ltotal = 2 Ls ................................................(2.16)
12
I.9 Metode Full Circle (F-C)
Keterengan:
Δ = Sudut tangent (dalam derajat)
T = Jarak antara TC dan PI (m)
R = Jari-jari (m)
L = Panjang Tikungan (m)
E = Jarak PI ke lengkung peralihan
PI = Point of Intersection
TC = Tangen Circle
CT = Circle Tangen
Tc = Rc . Tg ½ Δ ....................................(2.17)
(Δ 2π Rc)
Lc = 𝑥 𝜋 𝑥 𝑅𝑐................................... (2.19)
360°
13
I.10 Diagram Superelevasi
Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan
pada daerah tikungan. Untuk bagian jalan lurus, jalan
mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut
lereng normal atau Normal Trawn yaitu diambil minimum
2 % baik sebelah kiri maupun sebelah kanan AS jalan. Hal
ini dipergunakan untuk system drainase aktif. Harga
elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap
sumbu jalan di beri tanda (+) dan yang menyebabkan
penurunan elevasi terhadap jalan di beri tanda (-).
Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi
adalah suatu cara untukmenggambarkan pencapaian
super elevasi dan lereng normal ke kemiringanmelintang
(Super Elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian
bentuknyatergantung dari bentuk lengkung yang
bersangkutan.
14
Gambar. Diagram Superelevasi Full Circle
𝑊
Ls = × m× (en + ed)
2
Dimana :
Ls = Lengkung peralihan
W = Lebar perkerasan
m = Jarak pandang
15
en = Kemiringan normal
ed = Kemiringan maksimum
2. Diagram superlevasi pada Spiral-Circle-Spiral.
16
3. Diagram Superlevasi pada Spiral – Spiral.
18
Untuk jalan dengan kelandaian tertentu :
Vr ²
Jh = 0,278 VR T + …….( 2.21)
254( fp ±L)
Dimana :
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
T = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
Fp = koefisien gesekan memanjang antara
ban kendaraan dengan perkerasan jalan
aspal, fp akan semakin kecil jika
keceptan (VR) semakin tinggi dan
sebaliknya, ditetapkan fp = 0,35 – 0,55
(menurut Bina Marga)
Tabel 2. Menampilkan panjang Jh minimum yang
dihitung berdasrakan persamaan (2.) dengan
pembulatan- pembulatan untuk berbagai VR.
Jh minimum
(m) 250 175 120 75 55 40 27 16
19
tersebut kembalikelajur semula. Lihat gambar
dibawah.
2. Asumsi Tinggi
Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi
mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi
halangan 105 cm.
d2 = 0,278 VR T2`
d3 = antara 30 – 100 m
d4 = ⅔ d2
Dimana :
T1 = waktu dalam (detik)
2,12 + 0,026 VR
T2 = waktu kendaran berada di jalur
lawan (detik), 6,56 + 0,048VR
a = percepatan rata-rata km/jam/detik,
(km/jam/detik), 2,052 +0,0036 VR
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan
21
yang menyiap dan kendaraan yang
disiap, (biasanya diambil 10 – 15
km/jam)
U = B–b
n = jumlah lajur
Bt = n(B + C) + Z
Δb = Bt – Bn
24
Rumus – rumus yang digunakan untuk alinyemen vertikal :
A = g2 – g1
𝐴 ×𝐿𝑣
Ev =
800
𝐴 ×𝑋²
Y =
200 ×𝐿𝑣
25
BAB II
26
Gambar 1. Sistem Requirements AutoCAD Civil 3D 2018
27
dst). pada tutorial kita menggunakan satuan Metric. Tentu
ini memudahkan kita untuk tidak mengubah-ubah format
satuan yang kita pakai, sehingga menghemat waktu dalam
proses.
Tools
Lembar Status
Comman
29
Civil 3D dan berbagai perintah yang ada di AutoCAD sama
seperti yang ad di Civil 3D.
a. Point
Poin adalah titik dasar di AutoCAD Civil 3D. Anda
dapat menggunakan titik dalam gambar kerja
pengembangan area untuk mengidentifikasi lokasi tanah
dan elemen desain yang ada sebuah titik dapat
dimasukkan dalam gambar kerja AutoCAD Civil 3D
sehingga dapat diakses oleh banyak pengguna, atau dapat
berada di luar proyek dalam satu gambar.
b. Surface
Create Design
a. Future Line
b. Grading
31
Gambar 6. Grading
c. Aligment
Aligment dapat mewakili garis tengah jalan,
jaringan pipa, dan garis dasar konstruksi lainnya.
Membuat dan menentukan alignment horizontal
adalah salah satu langkah pertama dalam desain
jalan raya, rel kereta api, atau lokasi.
d. Profile
Tujuan utama dari profil adalah untuk
menunjukkan elevasi permukaan sepanjang garis
horizontal. Gunakan profil untuk memvisualisasikan
medan di sepanjang rute yang diminati atau melintasi
wilayah tertentu. Ada beberapa jenis profil: surface
profiles, layout profiles, superimposed profiles, quick
profile, dan Corridor Profiles.
e. Corridor
Kita dapat menggunakan pemodelan koridor
Civil 3D AutoCAD untuk membuat model koridor 3D
yang fleksibel dan dapat dikonfigurasi, seperti jalan
raya, jalan tol, dan rel kereta api.
32
Model koridor dibangun di atas dan
menggunakan berbagai objek dan data AutoCAD Civil
3D, termasuk subassembly, assembly, surface, future
line, alignment, dan profile. Koridor mengelola data,
mengikat berbagai assembly (diterapkan untuk
rentang STA yang berbeda) ke garis dasar dan profil
Finish Grade mereka.
Gambar 7. Corridor
f. Intersections
Intersection kita gunakan Ketika 2 garis jalan
bertemu (persimpangan). Anda dapat membuat model
dinamis persimpangan tiga arah (berbentuk T) atau
empat arah. Dalam bentuknya yang paling sederhana,
persimpangan dapat dibuat dengan memilih lokasi di
mana dua garis berpotongan. Ini membuat objek
persimpangan (tipe objek AeccIntersection) dalam
gambar, dan objek persimpangan ini juga ditampilkan di
jendela Prospector.
33
Gambar 8. Intersection
g. Assembly
Assembly adalah objek gambar Civil 3D AutoCAD
(AECCAssembly) yang mengelola kumpulan objek
subassembly. Bersama-sama, assembly dan
subassembly berfungsi sebagai blok bangunan dasar
dari jalan raya atau desain berbasis aligment lainnya.
Objek assembly harus diterapkan di sepanjang
penyelarasan untuk membentuk koridor, dan dapat
mereferensikan satu atau lebih banyak.
34
Gambar 9. Intersection
h. Pipe Network
Pipe Network AutoCAD Civil 3D untuk
menggambar model sistem utilitas 2D dan 3D, seperti
saluran pembuangan Air, saluran pembuangan
sanitasi, dan banyak lagi.
Pipe Network dapat berisi pipa saja, struktur saja,
atau, lebih umum, baik pipa dan struktur. Katalog
suku cadang menyediakan akses ke item jaringan
pipa, seperti pipa melingkar, elips, atau persegi
panjang, lubang got, bak penampung, dan dinding
kepala, dan banyak lagi.
Tools-tools diatas adalah menu yang sering
digunakan dan umum dalam perencanaan, dalam
toturial kali ini Sebagian besar tools tersebut akan
kita gunakan.
35
Gambar 10. Pipe Network
36
BAB III
PERENCANAAN JALAN
38
b. Untuk kolom Information, surface name diganti
Block All
Countiour
Add Countour
Edit Surface
Berikut langkahnya :
Label Surface
40
1
2
3. (Klik garis kontur)
43
f. Untuk kolom nama isi “rencana jalan” untuk default
radiusnya kita buat 210m
g. Di kolom design criteria, design speed nya ubah
menjadi 60 km/jam, klik OK.
45
a. Pada kolom Graph, ubah current horizontal scale dan
vertical aggregate agar hasil contum scale menjadi
sama dengan gambar
46
Gambar 23. Horizontal Axes
47
f. Pada Display, edit warna pada grid horizontal axes,
major kita ganti warna hijau, yang minor kita buat
lebih gelap agar terlihat perbedaan yang jelas,
untuk linetype minor kita ganti menjadi CENTER2.
Setelah selesai tekan apply, lalu klik OK.
48
existing tidak mulus sehingga perlu dilakukan pekerjaan
land preparation/cut&fill. Untuk memperbaiki elevasi
jalan existing yang kita desain, kita perlu mendesain
profile baru untuk perencanaan elevasi yang di inginkan.
Untuk kelandaian jalan maksimal 6%.
1. Pada type pilih “crest curve” lalu pada label style pilih
symbol berikut lalu klik edit current selection.
50
2. Klik tab layout, pada component name pilih PVI STA
and ELV
3. Ubah text height menjadi 1mm, lalu klik OK
51
Gambar 31. Profile Labels
Jika ingin menambah arsiran cut & fill pada tabel, bisa
dengan klik tabel lalu klik profile properties. Klik kolom hatch
lalu klik cut & fill area, pilih kedua profile pada upper and
under boundary.
52
Gambar 33. Setting Hatch cut&fill
53
Gambar 35. Setting Elevasi label
54
Gambar 36. Label Style Composer
55
7. Jika sesuai klik apply lalu klik OK
D. Assembly
Assembly adalah potongan typical jalan, biasanya
assembly disesuaikan dengan kebutuhan arus lalu lintas
yang akan melintas. Dalam perencenaan ini kita akan
membuat potongan jalan sesuai dengan gambar dibawah
ini:
56
berikut cara membuat assembly:
57
Gambar 41. Daylight Bench Layout Mode
58
b. Klik subassembly shoulder klik kanan – klik
subassembly properties – parameter, lalu sesuaikan
dengan angka dibawah ini
59
Gambar 44. Subassembly Properties-Ditch
60
e. setelah selesai block subassembly (shoulder, trench,
daylight) klik kanan dan klik mirror
f. Lalu klik subassembly jalan yang sebelah kanan,selesai
tekan enter
61
E. Corridor
Setelah mendefinisikan assembly, selanjutnya kita
membuat corridor. Corridor bertujuan mengaplikasikan
assembly yang kita gunakan sesuai dengan aligment yang
kita rencanakan.
62
lalu klik apply, klik rebuild corridor, klik apply lagi, lalu OK.
Jika drawing tidak terlalu jelas, kitab bisa hide kontur nya
dengan cara:
63
a. Klik kontur – klik kanan lalu edit surface stye –
matikan layer mjor contour dan minour contour.
Hingga muncul tampilan seperti ini.
64
Gambar 52. Frequency to Apply Assemblies
Maka tampilannya akan seperti Gambar 53 dibawah ini.
65
Setelah itu kita buat Corridor Surface dengan cara :
66
Gambar 55. edit surface – delete line
F. Section View
67
j. Tekan esc, lalu gambar akan berubah menjadi seperti
dibawah ini.
68
G. Quantity Take Off
Quantity take off berfungsi untuk mengestimasi volume
dari suatu pekerjaan. Cara untuk membuat quantity take
off adalah sebagai berikut
69
10. Lakukan cara yang sama, pada kondisi fill muka tanah
below dan jalan above
11. Klik add material lagi ganti nama menjadi Asphalt
12. Quantity diganti menjadi structure
13. Data type diganti menjadi corridor shape – lalu surface
pilih pave 1 – klik dimbol add
14. Ikuti cara diatas hingga seperti gambar dibawah ini
70
16. Lalu Kembali ke compute material pilih material
sesuai dengan surfacenya seperti gambar (atau klik
map objects with same name)
71
Gambar 61. Volume Table
72
c. Muncul volume report – lalu save ke tempat yang kita
inginkan
I. Pengecekan 3D model
untuk pengecekan model jalan kita bisa drive pada menu
analyze lalu klik aligment/as jalan
73
Gambar 64. As jalan
74
Gambar 66. Tampilan 3D
75
BAB IV
76
perjalanan yang bisa aman dari berbagai hal buruk saat
malam hari.
78
Fungsi Penerangan Jalan Berdasarkan Badan
Standarisasi Nasional ( BSN SNI 7391:2008 ) penerangan
jalan di kawasan perkotaan memiliki fungsi antara lain :
79
Tiang Penerangan Jalan
80
kiri atau kanan jalan. Tipikal bentuk tiang
lampu dengan lengan tunggal dapat dilihat
pada gambar.
81
c. Tiang lampu tegak tanpa lengan Tiang lampu
ini terutama diperlukan untuk menopang
lampu menara, yang pada umunya
ditempatkan dipersimpangan-persimpangan
jalan atupun tempat tempat yang luas seperti
tempat parkir. Tiang lampu tegak tanpa lengan
dapat dilihat pada Gambar.
82
sifat jaraknya dekat hingga sedang ( jalan
kolektor, jalan lokal, dan persimpangan ),
efisiensi rendah, umur panjang dan ukuran
lampu kecil.
3. Lampu Gas Sodium Bertekanan Rendah ( SOX )
Karakteristik penggunaanya serupa dengan dua
PJU sebelumnya. Namun, lampu berjenis ini
dapat dipakai untuk menerangi penyebrangan,
terowongan, dan tempat peristirahatan. Efisiensi
sangat tinggi, umur cukup panjang, ukuran
lampu besar sehingga sulit untuk mengontrol
cahayanya dan cahaya lampu sangat buruk
karena berwarna kuning.
4. Lampu Gas Sodium Tekanan Tinggi ( SON ) Jenis
PJU gas sodium tekanan tinggi, di pakai untuk
menerangi jalan raya berukuran besar, seperti
jalan tol dan jalan arteri. Umur lampunya sangat
panjang dan berukuran kecil, sehingga mudah
dikontrol sistem pencahayaannya. Pengaruh
warna terhadap objek buruk.
5. Lampu LED Efisiensi lampu ini sangat tinggi,
umur yang panjang dan pengaruh warna yang
dihasilkan terhadap objek baik, maka dari itu
lampu jenis ini sangat dianjurkan untuk dipakai.
83
Lampu PJU Panel Surya
Pemanfaatan energi matahari dapat menjadi
solusi tepat untuk penghematan biaya listrik
khususnya untuk penerangan jalan umum. Selain
itu, dengan perencanaan PJU dengan sumber
alternatif matahari ini dapat diketahui perkiraan
biaya yang dibutuhkan untuk sistem PJU, Solar
Street Light, dan Integrated All in One Solar Street
Lighting pada Komponen pembangkit berupa panel
surya (solar panel/pv panel/solar module/pv
module), Solar Charge Controller (battery control
regulator/battery control unit) dan baterai.
Komponen beban berupa lampu LED.
84
Intensitas cahaya matahari dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi terbarukan. Salah satu
pemanfaatannya untuk menunjang infrastruktur dari
Penerangan Jalan Umum (PJU).
86
DAFTAR PUSTAKA
87
TENTANG PENULIS
88
Penulis Ketiga adalah Dosen di
Fakultas Teknik Universitas Medan
Area (UMA) yang menyelesaikan
Pendidikan Sarjan (S1) Di Universitas
Negeri Padang Tahun 2016 dan
Program Magister Teknik Elektro di
Universitas Andalas Padang TAhun
2018, Serta Program Profesi Insinyur
Di Universitas Dipenogoro Tahun
2023, Penulis adalah Founder CV.
Angkasa Mobie Tech yang aktif berperan dalam Proyek
yang dikelola oleh Pemerintah dan Juga Swasta.
89