Anda di halaman 1dari 90

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/372777773

PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA DENGAN SOFTWARE AUTOCAD


CIVIL 3D DAN INSTALASI PJU TENAGA SURYA

Book · July 2023

CITATIONS READS

0 160

4 authors, including:

Habib Satria
Universitas Medan Area
35 PUBLICATIONS 53 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Habib Satria on 31 July 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN RAYA DENGAN
SOFTWARE AUTOCAD CIVIL 3D DAN INSTALASI PJU
TENAGA SURYA
Penulis : Hermansyah, S.T., M.T.
Tika Ermita Wulandari, S.T., M.T.
Ir. Habib Satria, M.T., IPP
Muhammad Fadlan Siregar, S.T., M.T., IPM
Editor : Muhammad Rouf
Desain Cover : Muzammil Akbar
Ilustrasi : Freepik

Ukuran: 14.8 x 21 cm; Hal: 89


Cetakan I, Juni 2023
ISBN 978-623-8179-56-5

Penerbit
Insight Mediatama
Anggota IKAPI No. 338/JTI/2022
Watesnegoro No. 4 (61385) Mojokerto
Whatsapp 087762245559
www.insightmediatama.co.id

© All Rights Reserved Ketentuan Pidana Pasal 112-119


Undang- undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta.
Dilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, atau
memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin
tertulis dari penerbit dan penulis.

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunianya, sehingga buku
Perencanaan Geometrik Jalan Raya Dengan Software
Autocad Civil 3D Dan Instalasi PJU Tenaga Surya ini
dapat diselesaikan dengan baik. Buku ini ditulis sebagai
buku referensi untuk mahasiswa dan dosen. Buku ini
dapat dipakai sebagai pedoman dan sebagai buku
pegangan dosen dan mahasiswa.
Buku ini berisi Tutorial yang diperlukan untuk
belajar Geometrik Jalan Raya menggunakan software.
Buku ini menjelaskan step by step penggunaan software
AUTOCAD CIVIL 3D 2018 dan didesain dengan bahasa
yang mudah dan praktis supaya siapapun yang
menggunakan buku ini akan mudah memahaminya.
Penulis meyakini bahwa dalam pembuatan buku ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan buku ini di masa yang akan datang.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan dalam menyelesaikan buku ini, mudah-
mudahan buku ini dapat memberikan manfaat bagi para
mahasiswa dan dosen yang menjadikan buku ini sebagai
buku ajar untuk mempelajari Geometrik Jalan Raya dan
penerapan PLTS untuk PJU Menggunakan Tenaga Surya.

Medan, Juni 2023

Penulis

3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................. 3
DAFTAR ISI........................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN ......................................... 5


I.1 Latar Belakang ........................................ 5
I.2 Geometrik Jalan Raya ............................. 6
I.3 Klasifikasi Jalan ...................................... 7
I.4 Trase Rencana......................................... 8
I.5 Sudut Putar ............................................ 8
I.6 Alinyemen Horizontal .............................. 9
I.7 Metode Spiral-Circle-Spiral (S-C-S) ......... 10
I.8 Metode Spiral-Spiral (S-S) ....................... 11
I.9 Metode Full Circle (F-C) ........................... 13
I.10 Diagram Superelevasi ............................ 14
I.11 Jarak Pandang ..................................... 17
I.12 Pelebaran Perkerasan Pada Lengkung
Horizontal ............................................. 22
I.13 Alinyemen Vertikal ................................ 24

BAB II PENGENALAN SOFTWARE CIVIL 3D ......... 26


II.1 Sejarah Software Civil 3D ....................... 26
II.2 Minimum Requeriment Civil 3D ............. 26
II.3 Pengenalan Tools dan Menu Software Civil
3D ......................................................... 27

BAB III PERENCANAAN JALAN ........................... 37


III.1 Data-data Perencanaan Jalan Raya ....... 37

BAB IV LAMPU JALAN PANEL SURYA ................. 76

DAFTAR PUSTAKA ............................................. 87


TENTANG PENULIS ............................................ 88

4
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat
yang memegang prasarana yang sangat penting dalam
sekor perhubungan, terutama untuk kesinambungan
distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan raya sangat
dperlukan laju pertumbuhan ekonomi dan pengembangan
suatu wilayah. Perencanaan jalan raya ini bertujuan
untuk merencanakan infrastruktur yaitu jalan raya yang
aman, efisien pelayanan arus lalu lintas dan
memaksimalkan rasio tingkat penggunaan
biaya/pelaksanaan.
Perencanaa geometrik jalan raya adalah bagian
dari perancanaan jalan dimana geometrik atau dimensi
nyata jalan beserta bagian-bagianyayang disesuaikan
dengan tuntutan serta sifr-sifat lalu lintas. Melalui
perencanaan geometrik jalan raya ini perencana berusaha
menciptakan suatu hubungan yang baik antara ruang
dan waktu sehubungan dengan kendaraan yang
bersangkutan sehingga dapat menghasilkan efisiensi
keamanan serta kenyamana yang optimal dalam
pertimbangan ekonomi yang paling layak.

5
Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan
melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ketempat yang
lain. Arti lintasan disini adalah sebagai tana yang
diperkeras atau jalan tanpa perkerasan, sedangkan lalu
lintas adalah semua benda dan mahkluk hidup yang
melewati jalan tersebut baik kendaraan, manusia
ataupun hewan.

I.2 Geometrik Jalan Raya

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian


atau salah satu substansi dari perencanaa n jalan secara
keseluruhan dimana perencanaan geometrik jalan
menitikberatkan kepada perencanaan dalam bentuk fisik
jalan itu sendiri yang bertujuan untuk memenuhi fungsi
dari jalan yang akan dibangun nantinya. Dengan
terpenuhi fungsi dari suatu jalan maka jalan tersebut
akan memberikan pelayanan yang baik pada suatu arus
lalu lintas.
Tujuan dari perencanaan geometrik jalan adalah
menghasilkan infrastruktur jalan yang memberikan rasa
aman dan nyaman dari berbagai aspek kepada
pengendara yang melintas serta mengoptimalkan biaya
pelaksanaan ruang, bentuk, dan ukuran (dimensi).
Semakin berkembang nya teknologi saat ini, perencanaan
pembangunan infrastruktur akan Semakin efektif dan

6
efesien baik itu dalam segi biaya, waktu, dan sumber daya
dengan bantuan tools dan software saat ini. Dalam
perencanaan geometrik jalan hal tersebut dapat
dilakukan dengan Software AutoCAD Civil 3D.
Dalam hal ini Penulis mencoba melakukan
perencanaan geometrik jalan menggunakan aplikasi
AutoCAD Civil 3D, mulai dari titik koordinat jalan sampai
jalan corridor jadi, dan membuat report volume galian
timbunan dan material (basecourse, Subbase, Aspalt).
AutoCAD Civil 3D sendiri merupakan salah satu produk
keluaran Autodesk inc yang menggunakan acuan AASHTO
2011 yang termasuk dalam kategori BIM, digunakan
dalam perencanaan geometrik jalan dengan hasil output
berupa gambar rencana yang terdiri dari alignment
horizontal, alignment vertikal, penampang melintang jalan
serta volume galian dan timbunan yang saling terintegrasi
dan saling terhubung dengan software lain (infrawork,
naviswork, dll), sehingga hasil perencanaan akan lebih
akurat dan presisi dan akan menguntungkan dari segi
biaya, waktu dan sumber daya.

I.3 Klasifikasin Jalan


Dalam menentukan sebuah jalan, klarifikasi jalan
merupakan hal yang paling utama. Dengan adanya
klarifikasi jalan, maka dapat diambil sutu pedoman yang
dapat ditetapkan dengan syarat yang minimum.

7
Klarifikasi jalan di Indonesia menurut Bina Marga
dalam tata cara perencanaan Geometrik Jalan Raya Antar
Kota (TPGJAK) No. 038/TBM/1997
Tabel 1. Klasifikasi Jalan
fungsi kelas Muatan sumbu
terberat (ton)
I >10
Arteri II 10
III A 8
III A
kolektor 8
III B

I.4 Trase Rencana


Berdasarkan peta topografi yang disediakan,
dimana titik koordinat ditentukan dan dilakukan
pencarian lintasan.

L1 =√(𝑋1 − 𝑋𝑆)² + (𝑌1 − 𝑌𝑆)²


Dimana :
L1 = jarak antara titik A dn B (m)
X1, Y1 = koordinat titik A
X2, Y2 = koordinat titik B

I.5 Sudut Putar


Pada tiap-tiap lengkungan jalan raya adanya suatu
sudut perputaran yang terdapat pada bagian lengkungan.
Sudut putar suatu jalan sebaiknya direncanakan sekali-
kalinya agar peralihan jalan tidak telalu besar, sehingga
akan memudahkan dalam pengemudi. Untuk menetukan
8
besar kecilmnya sudut putar dapat dihitung dengan
persamaan :
Yc − Ya Yb − Yc
arctg  arctg
ABC = Xc − Xa Xb − Xc

Dimana:

ABC = Sudut Putar


X1, Y1 = korrdinat dari titik 1
X2, Y2 = koordinat dari titik 2
X3, Y3 = koordinat dari titik 3

I.6 Alinyemen Horizontal


Yang dimaksud dengan alinemen horizontal atau
trase suatu jalan adalah garis proyeksi sumbu jalan tegak
lurus pada bidang peta yang disebut dengan gambar
situasi jalan. Untuk menentukan situasi yang paling tepat
untuk membangun suatu jalan yang dijadikan suatu
pegangan dasar dalam perencanaan alinemen horizontal
adalah pencapaian keseimbangan antara besarnya
kecepatan rencana dan bentuk serta keadaan umum jalan
raya, sehingga dapat menjamin keamanan serta
kenyamanan jalannya kendaraan.
Garis lurus yang berpotongan dibuat garis lengkung yang
disebut dengan tikungan. Bentuk tikungan pada suatu
jalan raya ditentukan oleh tiga (3) faktor:
1. Sudut tangen yang besarnya dapat diukur
langsung pada peta/gambar situasi.

9
2. Kecepatan rencana tergantung dari kelas jalan
yang akan direncanakan.
3. Jari – jari kelengkungan.

I.7 Metode Spiral-Circle-Spiral (S-C-S)

Gambar. Bentuk Tikungan S-C-S


Keterangan:

R = jari-jari lengkung minimum (m)


Δ = sudut tangen yang diukur dari gambar
trase
Es = jarak PI kelangkung peralihan (m)
Ts = jarak antar Ts dan PI
Sc = titik peralihan bagian spiral kebagian
lingkaran
10
𝐿𝑠 2
Xs = 𝐿𝑠 (1 − ) .................................................... (2.1)
40 𝑅𝑐²

𝐿𝑠 2
Ys = ( ) ...............................................................(2.2)
6 𝑥 𝑅𝑐

90 x Ls
θs = ................................................................(2.3)
𝜋 𝑥 𝑅𝑐

Ls²
p = − 𝑅𝑐(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠) ..........................................(2.4)
6 𝑥 𝑅𝑐

Ls3
K = 𝐿𝑠 − − 𝑅𝑐(𝑆𝑖𝑛 𝜃𝑠) .....................................(2.5)
40 𝑥 𝑅𝑐 2

Ts = (Rc + p) . Tg ½ Δ + k ...................................(2.6)

Es = (Rc + p) . Sec½ Δ – Rc ................................(2.7)

Ltotal = 2 Ls ............................................................(2.8)

I.8 Metode Spiral-Spiral (S-S)

Gambar. Tikungan Jenis S-


11
Keterangan:

R = jari-jari lengkung minimum (m)


Δ = sudut tangen yang diukur dari gambar
trase
Es = jarak PI kelangkung peralihan (m)
Ts = jarak antar Ts dan PI
Sc = titik peralihan bagian spiral kebagian
lingkaran

𝐿𝑠 2
Xs = 𝐿𝑠 (1 − ............................................ (2.9)
40 𝑅𝑐²

𝐿𝑠 2
Ys = ( ) ....................................................(2.10)
6 𝑥 𝑅𝑐

90 x Ls
θs = .....................................................(2.11)
𝜋 𝑥 𝑅𝑐

Ls²
p = − 𝑅𝑐(1 − 𝑐𝑜𝑠𝜃𝑠) …...........................(2.12)
6 𝑥 𝑅𝑐

Ls3
K = 𝐿𝑠 − − 𝑅𝑐(𝑆𝑖𝑛 𝜃𝑠).......................(2.13)
40 𝑥 𝑅𝑐 2

Ts = (Rc + p) . Tg ½ Δ + k ......................(2.14)

Es = (Rc + p) . Sec½ Δ – Rc ....................(2.15)

Ltotal = 2 Ls ................................................(2.16)

12
I.9 Metode Full Circle (F-C)

Keterengan:
Δ = Sudut tangent (dalam derajat)
T = Jarak antara TC dan PI (m)
R = Jari-jari (m)
L = Panjang Tikungan (m)
E = Jarak PI ke lengkung peralihan
PI = Point of Intersection
TC = Tangen Circle
CT = Circle Tangen
Tc = Rc . Tg ½ Δ ....................................(2.17)

Es = Tc . Tg½ Δ .................................... (2.18)

(Δ 2π Rc)
Lc = 𝑥 𝜋 𝑥 𝑅𝑐................................... (2.19)
360°

13
I.10 Diagram Superelevasi
Super elevasi adalah kemiringan melintang jalan
pada daerah tikungan. Untuk bagian jalan lurus, jalan
mempunyai kemiringan melintang yang biasa disebut
lereng normal atau Normal Trawn yaitu diambil minimum
2 % baik sebelah kiri maupun sebelah kanan AS jalan. Hal
ini dipergunakan untuk system drainase aktif. Harga
elevasi (e) yang menyebabkan kenaikan elevasi terhadap
sumbu jalan di beri tanda (+) dan yang menyebabkan
penurunan elevasi terhadap jalan di beri tanda (-).
Sedangkan yang dimaksud diagram super elevasi
adalah suatu cara untukmenggambarkan pencapaian
super elevasi dan lereng normal ke kemiringanmelintang
(Super Elevasi). Diagram super elevasi pada ketinggian
bentuknyatergantung dari bentuk lengkung yang
bersangkutan.

1. Diagram Superelevasi Menurut Full-Circle menurut


Bina Marga

14
Gambar. Diagram Superelevasi Full Circle

Ls pada tikungan Full-Cirle ini sebagai Ls


bayangan yaitu untuk perubahankemiringan
secara berangsur-angsur dari kemiringan normal
ke maksimum atauminimum.

𝑊
Ls = × m× (en + ed)
2

Dimana :
Ls = Lengkung peralihan
W = Lebar perkerasan
m = Jarak pandang
15
en = Kemiringan normal
ed = Kemiringan maksimum
2. Diagram superlevasi pada Spiral-Circle-Spiral.

Gambar. Diagram Super elevasi pada S-C-S

16
3. Diagram Superlevasi pada Spiral – Spiral.

Gambar. Diagram Superelevasi Spiral Spiral

I.11 Jarak Pandang


Jarak pandang adalah suatu jarak yang diperlukan
oleh seorang pengemudi padasaat mengemudi sedemikian
rupa, sehingga jika pengemudi melihat suatuhalangan
yang membahayakan, pengemudi dapat melakukan
sesuatu (antisipasi) untuk menghindari bahaya tersebut
dengan aman.
17
Jarak pandang terdiri dari :
o Jarak pandang henti (Jh)
o Jarak pandang mendahului (Jd)
Menurut ketentuan Bina Marga, adalah sebagai
berikut:
A. Jarak Pandang Henti (JH)
1. Jarak Minimum
JH adalah jarak minimum yang diperlukan
oleh setiap pengemudi untuk menghentikan
kendaraannya dengan aman begitu melihat
adanya halangandidepan. Setiap titik
disepanjang jalan harus memenuhi ketentuan
JH.
2. Asumsi Tinggi
JH diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi
mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi
halangan 15 cm, yang diukur dari permukaan
jalan.
3. Rumus yang digunakan.
Jh dalam satuan meter, dapat dihitung
dengan rumus:
untuk jalan datar :
Vr ²
Jh = 0,278 VR T + ..........( 2.20)
254 fp

18
Untuk jalan dengan kelandaian tertentu :
Vr ²
Jh = 0,278 VR T + …….( 2.21)
254( fp ±L)

Dimana :
VR = Kecepatan rencana (km/jam)
T = waktu tanggap, ditetapkan 2,5 detik
Fp = koefisien gesekan memanjang antara
ban kendaraan dengan perkerasan jalan
aspal, fp akan semakin kecil jika
keceptan (VR) semakin tinggi dan
sebaliknya, ditetapkan fp = 0,35 – 0,55
(menurut Bina Marga)
Tabel 2. Menampilkan panjang Jh minimum yang
dihitung berdasrakan persamaan (2.) dengan
pembulatan- pembulatan untuk berbagai VR.

Tabel 2.2 Jarak pandang henti (Jh) minimum

VR, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20

Jh minimum
(m) 250 175 120 75 55 40 27 16

Sumber : ( TPGJAK) No. 038/TBM/1997

B. Jarak Pandang Mendahului (JD)


1. Jarak adalah jarak yang memungkinkan suatu
kendaraan mendahuluikendaraan lain
didepannya dengan aman sampai kendaraan

19
tersebut kembalikelajur semula. Lihat gambar
dibawah.

Gambar. Proses Gerakan Mendahului

2. Asumsi Tinggi
Jh diukur berdasarkan asumsi bahwa tinggi
mata pengemudi adalah 105 cm dan tinggi
halangan 105 cm.

3. Rumus yang digunakan


Jd, dalam satuan meter ditentukan sebagai
berikut :
Jd = d1 + d2 + d3 + d4
Dimana :
d1 = Jarak yang ditempuh selama
waktu tanggap (m)
d2 = Jarak yang ditempuh selama
mendahului sampai dengan
20
kembali kelajur semula (m)
d3 = Jarak antara kendaraan yang
mendahului dengan kendaraan
yang dating dari arah
berlawanan setelah proses
mendahului selesai(m)
d4 = Jarak yang ditempuh oleh
kendaraan yang datang dari
arah berlawanan.

Rumus yang digunakan :


a .T1
d1 = 0,278 T1 ( VR – m + )
2

d2 = 0,278 VR T2`
d3 = antara 30 – 100 m
d4 = ⅔ d2

VR, km/jam 50 - 65 65 - 80 80 - 95 95 – 110


d3 (m) 30 55 75 90

Dimana :
T1 = waktu dalam (detik)
2,12 + 0,026 VR
T2 = waktu kendaran berada di jalur
lawan (detik), 6,56 + 0,048VR
a = percepatan rata-rata km/jam/detik,
(km/jam/detik), 2,052 +0,0036 VR
m = perbedaan kecepatan dari kendaraan
21
yang menyiap dan kendaraan yang
disiap, (biasanya diambil 10 – 15
km/jam)

Tabel Panjang Jarak pandang mendahului


berdasarkan VR
VR, km/jam 120 100 80 60 50 40 30 20
Jd minimum
(m) 800 670 550 350 250 200 150 100
Sumber : ( TPGJAK) No. 038/TBM/1997
I.12 Pelebaran Perkerasan Pada Lengkung Horizontal

Kendaraan yang bergerak dari jalan lurus menuju


ke tikungan, seringkali tak dapat mempertahankan
lintasannya pada lajur yang disediakan. Hal ini
disebabkan karena :
1. Pada waktu membelok yang diberi belokan
pertama kali hanya roda depan, sehingga
lintasan roda belakang agak keluar lajur (off
tracking).
2. Jejak lintasan kendaraan tidak lagi berimpit,
karena bemper depan dan belakang
kendaraan akan mempunyai lintasan yang
berbeda dengan lintasan roda depan dan roda
belakang kendaraan.
3. Pengemudi akan mengalami kesukaran dalam
mempertahankan lintasannya tetap pada lajur
22
jalannya terutama pada tikungan-tikungan
yang tajam atau pada kecepatan-kecepatan
yang tinggi.
Untuk menghindari hal tersebut diatas maka pada
tikungan-tikungan yang tajam perlu perkerasan jalan
dipelebar. Pelebaran perkerasan ini meurpakan faktor
dari jari-jari lengkung, kecepatan kendaraan, jenis dan
ukuran kendaraan rencana yang dipergunakan sebagai
dasar perencanaan. Jenis kendaraan semi trailer
merupakan kendaraan yang cocok dipilih untuk
kendaraan rencana. Tentu saja pemilihan jenis kendaraan
ini sangat mempengaruhi kebutuhan akan pelebaran
perkerasan dan biaya pelaksanaan jalan tersebut.
Elemen-elemen dari pelbaran perkerasan
tikungan terdiri dari :

1. Off tracking (U)

2. Kesukaran dalam mengemudi di tikungan (Z)

Dari gambar 2. Dapat dilihat :

b = lebar kendaraan rencana

B = lebar perkerasan yang ditempati satu


kendaraan di tikungan pada lajursebelah
dalam

U = B–b

C = lebar kebebsan samping di kiri dan kanan


kendaraan
23
Z = lebar tambahan akibat kesukaran
mengemudi di tikungan

Bn = Lebar total perkerasan pada bagian lurus

Bt = lebar total perkerasan di tikungan

n = jumlah lajur

Bt = n(B + C) + Z

Δb = tambahan lebar perkerasan di tikungan

Δb = Bt – Bn

I.13 Alinyemen Vertikal

Alinyemen vertikal adalah perpotongan bidang


vertikal dengan bidang permukaan perkerasan jalan
melalui sumbu jalan untuk jalan 2 jajur 2 arah atau
melalui tepi dalam masing-masing perkerasan untuk jalur
dengan median. Seringkali disebut juga sebagai
penampang menjang jalan.
Pada peencanaan alinyemen vertical terdapat
kelandaian positif (Tanjakan) dan kelandaian negatif
(Turunan),sehingga kombinasinya berupa lengkung
cembung dan lengkung cekung.Disamping kedua lengkung
tersebut terdapat pula kelandaian = 0 (Datar).

24
Rumus – rumus yang digunakan untuk alinyemen vertikal :

𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑒𝑙𝑒𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑎𝑤𝑎𝑙


g = × 100%
𝑆𝑇𝐴 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝑆𝑇𝐴 𝑎𝑤𝑎𝑙

A = g2 – g1
𝐴 ×𝐿𝑣
Ev =
800

𝐴 ×𝑋²
Y =
200 ×𝐿𝑣

25
BAB II

PENGENALAN SOFTWARE CIVIL 3D

II.1 Sejarah Software Civil 3D

AutoCAD Civil 3D adalah sebuah lini produk yang


dikembangkan oleh AutoDesk, Inc dimana perusahaan ini
merupakan sebuah perusahaan multinasional yang
bermarkas di California dan didirikan pada sekitar tahun
1992 oleh John Walker dan Dan Drake. Salah satu produk
yang diunggulkan oleh AutoDesk adalah AutoCAD. Yang
mana AutoCAD sendiri memiliki banyak varian
bergantung pada fungsi dan kegunaannya. Untuk di
bidang Survey dan Pemetaan, varian yang lazim
digunakan adalah AutoCAD Civil 3D dan atau AutoCAD
Map 3D.
Sebelum diberikan nama AutoCAD Civil 3D, varian ini
dulu namanya adalah AutoCAD Land Desktop
Development (LDD). Sehingga bagi yang sebelumnya
sudah terbiasa dengan AutoCAD Land Desktop tentu
bukanlah sesuatu yang sulit untuk bekerja menggunakan
AutoCAD Civil 3D yang membawa banyak pembaharuan.

II.2 Minimum Requeriment Civil 3D


Software Civil 3D termasuk dalam kategori software
berat, jadi dibutuhkan computer yang mumpuni untuk
mengoperasikannya, berikut minimum requirement untuk
mengoperasikan software civil 3D versi 2018 yang saya
gunakan dalam tutorial ini. Dalam pengalaman penulis
disarankan untuk RAM minimal 8GB dan
penyimpanannya sudah menggunakan SSD.

26
Gambar 1. Sistem Requirements AutoCAD Civil 3D 2018

II.3 Pengenalan Tools dan Menu Software Civil 3D

Untuk menjalankan kan software civil 3D kita perlu


menginstall nya terlebih dulu. Untuk link Install nya bisa
menggunakan link sberikut https://www.autodesk.com/
products/civil-3d, untuk proses penginstalannya tidak
dijelaskan dalam toturial dan penulis menganggap pembaca
sudah dapat menginstall softwarenya.
Setelah proses penginstalan selesai muncul icon pada
desktop seperti yang terlihat pada gambar 2. Biasanya
terdapat 2 icon Civil 3D, yang 1 adalah Metric dan yang 1
lagi Imperial. Terdapat perbedaan di kedua Icon tersebut
yaitu Metric menggunakan pengukuran satuan
Internasional pada besarannya (meter, km, mm, dst),
sedangkan Imperial menggunakan satuan Inggris (Inch, ft,

27
dst). pada tutorial kita menggunakan satuan Metric. Tentu
ini memudahkan kita untuk tidak mengubah-ubah format
satuan yang kita pakai, sehingga menghemat waktu dalam
proses.

Gambar 2. Icon Civil 3D 2018 Metric

Klik pada Civil 3D Metric tunggu proses membuka


jendela, kita akan ditampilkan layer seperti berikut.

Gambar 3. Jendela Civil 3D Metric

1. Document sebelumnya yang pernah dikerjakan.


2. Pada “Create” adalah menu untuk membuat
sebuah lembar kerja, “Learn” terdapat beberapa
video tutorial untuk kita pelajari sebelum untuk
mempermudah kita belajar Civil 3D
28
3. Template : memilih template yang akan kita
gunakan dalam lembar kerja
Open File : membuka file existing yang sudah
pernah kita kerjakan
Get more Tempalate Drawing : Membuka file
template drawing secara online
Explore Sample Drawing : Membuka contoh
drawing bawaan dari aplikasi Civil 3D

Untuk template lembar kerja penulis biasanya


menggunakan “Autocad Civil 3D Metric”, dalam proses
desain. Setelah selesai memilih template klik Start
Drawing. Setelah di klik maka akan muncul jendela
seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.

Accses Bar Menu


Tab Navigation Bar

Tools
Lembar Status

Comman

Gambar 4. Jendela Civil 3D Metric

Secara visual tampak tampilan kerja Civil 3D mirip


dengan AutoCAD biasa, dan cara penggunaan nya pun mirip
dengan AutoCAD. Tools yang ada pada AutoCAD ada pada

29
Civil 3D dan berbagai perintah yang ada di AutoCAD sama
seperti yang ad di Civil 3D.

Pada Acces Bar kita bisa mengganti Civil 3D menjadi


“drafting dan annotation” yang dimana tampilan kerja nya
sangat mirip dengan AutoCAD biasa.

Pada Civil 3D kita harus mengenal beberapa Menu yang


harus kita ketahui untuk belajar Civil 3D yang ada pada tab
“home”, yaitu : Point, surface, Aligment, dll.

Gambar 5. Tools Bar Civil 3D Metric

Create Ground Data :

a. Point
Poin adalah titik dasar di AutoCAD Civil 3D. Anda
dapat menggunakan titik dalam gambar kerja
pengembangan area untuk mengidentifikasi lokasi tanah
dan elemen desain yang ada sebuah titik dapat
dimasukkan dalam gambar kerja AutoCAD Civil 3D
sehingga dapat diakses oleh banyak pengguna, atau dapat
berada di luar proyek dalam satu gambar.

Titik yang dibuat oleh AutoCAD Civil 3D disebut titik


Coordinate Geometry (COGO), yang sangat berbeda dari
titik titik AutoCAD. Titik titik AutoCAD hanya memiliki
data koordinat (nilai XYZ) yang terkait dengannya.
Namun, titik COGO, selain data koordinat, memiliki
30
berbagai properti yang terkait dengannya, termasuk
nomor titik, nama titik, deskripsi mentah (bidang), dan
deskripsi lengkap (diperluas).

b. Surface

Surface adalah muka tanah, kita dapat


mendefinisikan suatu muka tanah dari hasil point survey,
data kontur, Map 3D, google earth dll.

Create Design

a. Future Line

Feature lines adalah objek 3D yang dapat digunakan


sebagai grading footprint, surface breaklines, dan sebagai
baseline koridor. Misalnya, Future Line dapat mewakili
objek dalam gambar yang ingin Anda nilai, seperti
Terasering (Bench). Saat Anda membuat objek penilaian,
Anda dapat memilih garis fitur sebagai jejak penilaian.

Anda dapat menggambar garis fitur, mengonversi


garis fitur dari objek yang ada, dan mengekstrak garis fitur
dari alinyemen atau koridor.

b. Grading

Anda menentukan area grading di mana objek


penilaian memerlukan kriteria yang berbeda di sepanjang
bagian tapak yang berbeda. Grading membutuhkan future
line.

31
Gambar 6. Grading

c. Aligment
Aligment dapat mewakili garis tengah jalan,
jaringan pipa, dan garis dasar konstruksi lainnya.
Membuat dan menentukan alignment horizontal
adalah salah satu langkah pertama dalam desain
jalan raya, rel kereta api, atau lokasi.

d. Profile
Tujuan utama dari profil adalah untuk
menunjukkan elevasi permukaan sepanjang garis
horizontal. Gunakan profil untuk memvisualisasikan
medan di sepanjang rute yang diminati atau melintasi
wilayah tertentu. Ada beberapa jenis profil: surface
profiles, layout profiles, superimposed profiles, quick
profile, dan Corridor Profiles.

e. Corridor
Kita dapat menggunakan pemodelan koridor
Civil 3D AutoCAD untuk membuat model koridor 3D
yang fleksibel dan dapat dikonfigurasi, seperti jalan
raya, jalan tol, dan rel kereta api.

32
Model koridor dibangun di atas dan
menggunakan berbagai objek dan data AutoCAD Civil
3D, termasuk subassembly, assembly, surface, future
line, alignment, dan profile. Koridor mengelola data,
mengikat berbagai assembly (diterapkan untuk
rentang STA yang berbeda) ke garis dasar dan profil
Finish Grade mereka.

Gambar 7. Corridor

f. Intersections
Intersection kita gunakan Ketika 2 garis jalan
bertemu (persimpangan). Anda dapat membuat model
dinamis persimpangan tiga arah (berbentuk T) atau
empat arah. Dalam bentuknya yang paling sederhana,
persimpangan dapat dibuat dengan memilih lokasi di
mana dua garis berpotongan. Ini membuat objek
persimpangan (tipe objek AeccIntersection) dalam
gambar, dan objek persimpangan ini juga ditampilkan di
jendela Prospector.

33
Gambar 8. Intersection

g. Assembly
Assembly adalah objek gambar Civil 3D AutoCAD
(AECCAssembly) yang mengelola kumpulan objek
subassembly. Bersama-sama, assembly dan
subassembly berfungsi sebagai blok bangunan dasar
dari jalan raya atau desain berbasis aligment lainnya.
Objek assembly harus diterapkan di sepanjang
penyelarasan untuk membentuk koridor, dan dapat
mereferensikan satu atau lebih banyak.

34
Gambar 9. Intersection

h. Pipe Network
Pipe Network AutoCAD Civil 3D untuk
menggambar model sistem utilitas 2D dan 3D, seperti
saluran pembuangan Air, saluran pembuangan
sanitasi, dan banyak lagi.
Pipe Network dapat berisi pipa saja, struktur saja,
atau, lebih umum, baik pipa dan struktur. Katalog
suku cadang menyediakan akses ke item jaringan
pipa, seperti pipa melingkar, elips, atau persegi
panjang, lubang got, bak penampung, dan dinding
kepala, dan banyak lagi.
Tools-tools diatas adalah menu yang sering
digunakan dan umum dalam perencanaan, dalam
toturial kali ini Sebagian besar tools tersebut akan
kita gunakan.

35
Gambar 10. Pipe Network

36
BAB III

PERENCANAAN JALAN

III.1 Data-data Perencanaan Jalan Raya


Untuk perencanaan kali ini kita akan membuat
perencanaan Jalan Akses dengan Panjang jalan 500m.
dengan data Jalan sebagai berikut:

Jalan yang direncanakan, Jalan Kelas : IIC

Dengan klasifikasi jalan medan datar, Menurut Pekerjaan


Umum Bina Marga bahwa peraturan perencanaan
geometrik Jalan Raya dengan Klasifikasi Jalan Medan
Datar mempunyai kriteria sebagai berikut :

- Volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) : < 20.000


smp
- Kecepatan rencana (V) : 60 km/Jam
- Lebar daerah Penguasaan : 30 meter
- Lebar daerah Perkerasan : 2 x 3,00 meter
- Lebar Median Minimum : Tanpa median
- Lebar Bahu Jalan : 2,50 meter
- Lebar Melintang Perkerasan :3%
- Lebar Melintang Bahu :6%
- Jenis Lapisan Permukaan Jalan : Paling tinggi
Penetrasi Tunggal
- Kemiringan Tikungan Maksimum : 10%
- Jari-jari Lengkung Minimum (Rmin) : 210 meter
- Landai Maksimum :6%
- Jarak Pandang Henti (JPH) : 75 meter
- Jarak Pandang Henti (JPM) : 350 meter
- Jari-jari lengkung minimum, dimana : 1000 meter
kemiringan tikungan tidak diperlukan
37
- Batas Jari-jari lengkung tikungan, dimana : 700 meter
Harus menggunakan busur peralihan
- Landai relative maksimum antara tepi perkerasan: 1/60

Untuk langakah perencanaan/pengerjaannya akan


kita gunakan Langkah-langkah sebagai berikut.

A. Surface (muka tanah)


Untuk mendefinisikan muka tanah (Surface) dalam
Civil 3D, kita membutuhkan data kontur dan point group.
Data kontur bisa didapat dari data lidar, sedangkan point
group didapat dari hasil topography menggunakan alat
total station. Pada toturial kali ini menggunakan data
kontur.

Gambar 11. Data kontur

a. Klik toolspace — Prospector — Klik kanan pada


Surface —Pilih Create Surface

38
b. Untuk kolom Information, surface name diganti

menjadi “muka tanah” klik OK


Gambar 12. Create surface

c. Setelah klik OK muncul tanda tambah kecil di kiri


surface, Klik — Klik definition — klik kanan pada
Countour, lalu pilih Add
d. Muncul box add Countor data, Klik OK.
e. Blok semua kontur yang ada pada gambar kerja, lalu
tekan enter

Block All
Countiour

Add Countour

Gambar 13. Create surface


39
Untuk surface sudah terdefinisi, untuk tampilan
yang lebih bagus garis kontur lama dihide dari layer
dengan cara klik salah satu garis kontur klik lampu layer
untuk mematikan layer, sehingga yang tampil hanya
kontur dari surface saja.

Gambar 14. Hide surface

Edit Surface

Untuk tampilan surface yang lebih bagus lagi kita akan


menambahkan label elevasi dan perbedaan Kontur Major
dan Minor nya.

Berikut langkahnya :

Label Surface

a. Klik kontur surface —Add Labels — Countour Single


b. Klik spot-spot yang kita inginkan untuk diketahui
elevasinya, selesai tekan enter/esc.

40
1

2
3. (Klik garis kontur)

Gambar 15. Label Kontur

Edit Elevasi Major and Minor Contour

a. Klik kontur surface — Klik kanan — edit surface style


b. Klik menu display — pilih colour pada baris cotour
major & minor ganti warna menjadi merah (major) dan
kuning (minor), atau pilih sesuka hati, selesai pilih
apply

Gambar 16. Edit surface style


41
B. Aligment ( Arah Jalan)
Aligment berfungsi untuk mengetahui rute jalan yang
akan dilalui, aligment berupa garis jalan yang
menghubungkan titik awal jalan ke titik akhir/rencana.
Untuk mendefinisikan aligment jalan kita harus
mengetahui titik awal dan tujuan serta titik tikungan yang
dilewati. Untuk titik tikungan biasanya perlu dilakukan
survey lapangan. Dalam perencanaan ini kita gunakan
beberapa titik acuan (PI) sendiri.

Tabel 1. Titik Koordinat PI


No. Titik Koordinat
1 PI awal X= 562753.361 Y = 79257.659
2 PI1 X= 562962.475 Y = 79393.591
3 PI2 X= 563102.297 Y = 79307.875
4 PI3 X= 563231.825 Y = 79336.162
5 PI4 X= 563478.872 Y = 79363.591
6 PI5 X=563707.048 Y = 79185.302
7 PI akhir X= 563928.370 Y = 79194.741

a. Pertama edit point style dengan cara ketik perintah


“ptype”, ubah style point sesuai gambar dibawah,
lalu OK.
b. Masukkan data koordinat yang ada pada tabel
diatas ke dalam gambar, dengan cara ketik perintah
point — ketik koordinat x dan y lalu tekan enter.

Gambar 17. Kotak Dialog Point style


42
c. Masukkan data ke-6 PI koordinat, hingga muncul 6
spot. Di gambar kerja.
d. Hubungkan titik tersebut dengan polyline (PI).

Gambar 18. Point Intersection (PI)

e. Klik aligment pada menu home — klik create aligment


from object — pilih polyline yang baru kita buat (enter)
— perhatikan arah jalan kita buat dari barat ke timur
jika tidak maka klik reverse di bawah kursor, jika
sesuai tekan enter.

Gambar 19. Aligment

43
f. Untuk kolom nama isi “rencana jalan” untuk default
radiusnya kita buat 210m
g. Di kolom design criteria, design speed nya ubah
menjadi 60 km/jam, klik OK.

Untuk menambah label pada aligment bisa dengan cara:

1. Klik aligment, klik kanan pilih edit aligment labels


2. Tambahkan major station & geometrik point pada baris
aligment label, selesai klik apply lalu tekan OK.

Gambar 20. Edit aligment label

C. Profile Longitudinal Section


Longitudinal section adalah profil memanjang dari
sebuah aligment atau tampak samping dari garis aligment
yang kita buat, long section/profile berfungsi untuk
mengetahui elevasi dari jalur/aligment yang kita pilih, bisa
jadi jalurnya curam atau landau. Untuk membuat sebuah
profil dibutuhkan data surface tanah dan aligment.
44
Langkah untuk membuat profile adalah:

1. Pada menu home pilih (profile) — create surface profil,


muncul tampilan seperti gambar,
2. Pada aligment, pilih “rencana jalan”, lalu pilih surface
“muka tanah”, klik “add”, hingga muncul di profile list,
lalu klik “draw in profile view”

Gambar 21. Box Create profile from surface

3. Pada baris General, ganti “profile name view” menjadi


“Potongan Memanjang Jalan”, lalu klik next
4. Pada baris station range, kita centang “user specific
range” dari sta 0+000 – 0+420, lalu klik next.
5. Untuk baris selanjutnya kita next/ klik create profile
view. Lalu klik diarea diluar gambar untuk peletakan
profile memanjangnya, dan muncul tampilan profile
view.
Untuk mengedit tampilan profile view, klik tabel
profile klik kanan lalu pilih “edit profile view style”

45
a. Pada kolom Graph, ubah current horizontal scale dan
vertical aggregate agar hasil contum scale menjadi
sama dengan gambar

Gambar 22. Graph Scale

b. Pada kolom Grid, centang clip vertical grid and


horizontal grid
c. Pada Title Anotation, edit title content, klik symbol
lalu edit text “Potongan Melintang Jalan”,
klik OK.
d. Pada Horizontal Axex, edit minor STA menjadi 10m

46
Gambar 23. Horizontal Axes

e. Pada Vertical Axes, edit major line menjadi 10m, dan


minor menjadi 2, untuk text height ubah menjadi 2
mm, berlaku untuk left or right

Gambar 24. Vertical Axes

47
f. Pada Display, edit warna pada grid horizontal axes,
major kita ganti warna hijau, yang minor kita buat
lebih gelap agar terlihat perbedaan yang jelas,
untuk linetype minor kita ganti menjadi CENTER2.
Setelah selesai tekan apply, lalu klik OK.

Gambar 25. Display

Setelah klik OK maka tampilan longsection menjadi


seperti ini.

Gambar 26. Longsection


Bisa dilihat garis merah adalah elevasi existing dari
arah jalan yang kita desain (aligment). Biasanya jalan

48
existing tidak mulus sehingga perlu dilakukan pekerjaan
land preparation/cut&fill. Untuk memperbaiki elevasi
jalan existing yang kita desain, kita perlu mendesain
profile baru untuk perencanaan elevasi yang di inginkan.
Untuk kelandaian jalan maksimal 6%.

Langkah untuk membuat profil baru adalah dengan


klik tabel profile, lalu klik “Profile Creation Tools” pada
menu diatas. Lalu muncul tampilan box create profile,
ganti nama profile “Rencana Profile”. Lalu klik OK.

Gambar 27. Creatio Profile

1. muncul table geometri line klik symbol , pilih “draw


tangen with curves”
2. Tarik garis dari STA 0+000, buat garis selandai
mungkin agar jalan tidak terlalu curam untuk naik dan
turun.
3. usahakan sedekat mungkin dengan jalan eksisting
(garis merah), agar memudahkan pekerjaan cut & fill,
lalu seimbangkan antara cut and fill. Note : jika garis
dibawah garis merah, maka pekerjaan cut (penggalian),
jika diatas garis merah maka pekerjaan fill
(penimbunan).
49
4. Setelah selesai Tarik garis dari sta awal ke akhir, tekan
enter.
5. Garis yang sudah bisa dibuat bisa diedit jika kurang
turun/naik dengan cara klik garis lalu pilih titik yang
kurang naik/turun buat dengan sesuai rencana.
Kemiringan maksimum 6%
6. Jika ingin menambahkan titik lengkungan atau PVI
klik symbol
7. Jika ingin menghapus titik lengkungan klik symbol

Gambar 28. Garis rencana Profile melintang

Setelah garis rencana sudah selesai, kita bisa


tambahkan label untuk memperdetail ukuran lengkungan
jalan dengan cara klik garis rencana profile, lalu klik
kanan pilih “edit label”

1. Pada type pilih “crest curve” lalu pada label style pilih
symbol berikut lalu klik edit current selection.

Gambar 29. Profile Crest Curve Label Style

50
2. Klik tab layout, pada component name pilih PVI STA
and ELV
3. Ubah text height menjadi 1mm, lalu klik OK

Gambar 30. Label Style Composer

4. Lalu klik add, dan akan muncul tambahan list


dibawah
5. Tambahkan lagi type “seg curve” lakukan cara yang
sama dan add lagi hingga tambah pada list dibawah.

51
Gambar 31. Profile Labels

Setelah selesai klik apply lalu klik OK. Jika sudah


tampilan melintang akan seperti ini.

Gambar 32. Potongan Melintang Jalan

Jika ingin menambah arsiran cut & fill pada tabel, bisa
dengan klik tabel lalu klik profile properties. Klik kolom hatch
lalu klik cut & fill area, pilih kedua profile pada upper and
under boundary.

52
Gambar 33. Setting Hatch cut&fill

seperti gambar dibawah ini. Lalu klik apply dan OK.

Gambar 34. Elevasi Muka Tanah

Jika kita lihat gambar diatas 2 data elevasi pada 1 garis


menerangkan elevasi yang sama pada 1 profile yaitu muka
tanah. Jika kita ingin mengganti ke rencana jalan maka cara
nya klik tabel klik kanan pilih profile view properties, pilih
kolom bands ganti profile 2 menjadi “rencana jalan”.

53
Gambar 35. Setting Elevasi label

Kita juga bisa menambah Vertical geometri dengan


cara:
1. menambahkan vertical band pada band type
2. klik edit band style – klik compose label
3. text height ganti menjadi 3mm dan x offset diganti
menjadi -5mm klik apply dan ok

54
Gambar 36. Label Style Composer

4. setelah edit style, klik add hingga muncul pada list


5. profile data diganti menjadi rencana jalan
6. agar rapi naikkan baris vertical geometri ke atas
profile data dan pada kolom gap diganti menjadi 0

Gambar 37. Profile View Properties

55
7. Jika sesuai klik apply lalu klik OK

Gambar 38. Profile View Properties

D. Assembly
Assembly adalah potongan typical jalan, biasanya
assembly disesuaikan dengan kebutuhan arus lalu lintas
yang akan melintas. Dalam perencenaan ini kita akan
membuat potongan jalan sesuai dengan gambar dibawah
ini:

Gambar 39. Assembly

56
berikut cara membuat assembly:

1. Klik assembly pada menu home – create assembly


2. Muncul box tampilan, buat nama assembly “pot. Jln
A”, klik OK
3. Pilih lokasi untuk peletakan assembly
4. klik symbol tool palete, atau tekan “ctrl+3”,

5. Muncul box tool palete pilih tap lanes, lalu pilih


crowned line – klik pada tengah assembly

Gambar 40. Assembly

6. Pilih tab shoulder pada toolpalete–


shoulderextendsubbase – pada properties pilih side –left
lalu klik pada sebelah kiri jalan pada assembly
7. Pilih tab trench pada toolpalete – klik ditch – lalu pilih
di sisi shoulder jalan
8. Pilih daylight pada tool palete – klik daylightbench – klik
di sisi kiri ditch
Jika selesai tampilannya akan seperti ini.

57
Gambar 41. Daylight Bench Layout Mode

Jika gambar sudah muncul seperti ini tinggal edit


potongan jalan sesuai dengan perencanaan dengan cara:

a. klik subassembly jalan (crowned jalan) klik kanan –


klik subassembly properties – Parameter, lalu
sesuaikan angka dengan gambar dibawah ini.

Gambar 42. Subassembly Properties

58
b. Klik subassembly shoulder klik kanan – klik
subassembly properties – parameter, lalu sesuaikan
dengan angka dibawah ini

Gambar 43. Subassembly Properties-


ShoulderExtendSubbase

c. klik sub assembly ditch klik kanan – klik subassembly


properties – klik parameter, lalu sesuaikan angka
sesuai dengan gambar dibawah ini

59
Gambar 44. Subassembly Properties-Ditch

d. Klik subassembly daylight klik kanan – klik


subassembly properties – klik paremeter, lalu
sesuaikan angka dengan gambar dibawah ini.

Gambar 45. Subassembly Properties- DaylightBench

60
e. setelah selesai block subassembly (shoulder, trench,
daylight) klik kanan dan klik mirror
f. Lalu klik subassembly jalan yang sebelah kanan,selesai
tekan enter

Gambar 46. Block subassembly

Gambar 47. Subassembly

61
E. Corridor
Setelah mendefinisikan assembly, selanjutnya kita
membuat corridor. Corridor bertujuan mengaplikasikan
assembly yang kita gunakan sesuai dengan aligment yang
kita rencanakan.

Cara untuk membuat corridor adalah:

1. Klik corridor pada menu home,


hinga muncul tampilan box, seperti
gambar disamping
2. masukkan data aligment yang
sudah kita buat
3. Untuk profile, kita masukkan profile
rencana yang sudah kita buat
4. Untuk assembly kita gunakan yang
sudah kita buat
5. Target surface sesuai dengan
surface eksisting
6. Lalu klik OK.

Lalu muncul box baseline and region,

7. Pada kolom start Station pilih ganti


0+000 m
8. Pada kolom End Station ganti
menjadi 0+420 m sesuai dengan
Panjang rencana profile

Gambar 48. Create Coridor

62
lalu klik apply, klik rebuild corridor, klik apply lagi, lalu OK.

Gambar 49. Baseline and Region Parameter

Jika sudah, maka tampilan gambar jalan menjadi seperti


ini,

Gambar 50. Geometrik Jalan

Jika drawing tidak terlalu jelas, kitab bisa hide kontur nya
dengan cara:

63
a. Klik kontur – klik kanan lalu edit surface stye –
matikan layer mjor contour dan minour contour.
Hingga muncul tampilan seperti ini.

Gambar 51. Geometrik Jalan

Untuk merapihkan detail tampilan klik corridor klik


kanan – corridor properties. Pada kolom parameter, klik
symbol pada kolom frequency hingga muncul box
frequency.

a. Along Tangents ganti menjadi 1m


b. Curve increment ganti menjadi 1m
c. Along vertical curve ganti menjadi 1m
d. Klik ok
e. Lalu klik apply, rebuild corridor, lalu klik OK.
f. Pada kolom codes, pilih code set style nya no
display
g. Klik apply, rebuild corridor, lalu klik OK

64
Gambar 52. Frequency to Apply Assemblies
Maka tampilannya akan seperti Gambar 53 dibawah ini.

Gambar 53. Corridor

65
Setelah itu kita buat Corridor Surface dengan cara :

a. Klik corridor – klik kanan klik corridor surface


b. Pada box corridor surface klik symbol create surface
c. Lalu pilih top pada kolom specific code – lalu klik
symbol tambah di kanan
d. Muncul list dibawah corridor “jalan” lalu klik apply –
OK.

Untuk memperbaiki tampilan surface, klik surface – klik


kanan edit surface style

e. Matikan layer major dan minor contour, lalu hidupkan


layer triangle, lalu apply – OK

Gambar 54. layer triangle

f. Klik surfacenya sekali lagi lalu pilih edit surface – delete


line pada menu bagian atas
g. Delete line yang tidak termasuk dalam line hatch nya
sehingga garis luar surface dan corridor sama
h. Jika selesai maka tampailan nya akan seperti dibawah ini

66
Gambar 55. edit surface – delete line

i. Klik surface – klik kanan edit style – matikan layer


triangle.

F. Section View

Section view adalah potongan melintang dari garis


aligment, untuk membuat section view kita harus membuat
sampel line, dengan cara:

a. Klik sampel line pada menu home


b. Pilih garis aligment pada jalan (garis as jalan), lalu
tekan enter
c. Klik OK
d. Pada menu sampel line grup, ubah style pada jalan
jalan menjadi finish ground, lalu klik OK
e. Pada sampel line tool, klik symbol pilih “by range
at station”
f. Ganti width left dan right menjadi 40m
g. Ganti per Station menjadi 20m
h. At range start & end nya ganti menjadi true
i. Lalu klik OK

67
j. Tekan esc, lalu gambar akan berubah menjadi seperti
dibawah ini.

Gambar 56. Sampel Line

Setelah sampel line selesai, kita membuat cross section


dengan cara :
1. Klik section view pada menu home – klik create section
multiple views
2. Pada tab general, station range pilih user specified – ketik
start 0+000m dang End 0+420m
3. Setelah itu klik create section views
4. Pilih area yang akan dibuat section views
5.

Gambar 57. Sampel Line

68
G. Quantity Take Off
Quantity take off berfungsi untuk mengestimasi volume
dari suatu pekerjaan. Cara untuk membuat quantity take
off adalah sebagai berikut

1. Klik menu Analyse – klik


2. Pilih aligment rencana jalan – pilih sampel line yang
sudah kita buat
3. Lalu muncul box compute material
4. Pada quantity criteria kita pilih create new untuk
mendefinisikan material baru
5. Muncul box quantity area – klik new material ganti
Namanya menjadi “Soil Cut”
6. Data type pilih surface & dan surface nya pilih muka
tanah lalu klik symbol tambah
7. Dan pilih lagi surface nya jalan lalu klik symbol tambah
lagi
8. Untuk contion cut, muka tanah kita ganti above, dan
jalan below

Gambar 58. Quantity Takeoff Criteria


9. klik add material, ganti nama menjadi Soil Fill

69
10. Lakukan cara yang sama, pada kondisi fill muka tanah
below dan jalan above
11. Klik add material lagi ganti nama menjadi Asphalt
12. Quantity diganti menjadi structure
13. Data type diganti menjadi corridor shape – lalu surface
pilih pave 1 – klik dimbol add
14. Ikuti cara diatas hingga seperti gambar dibawah ini

Gambar 59. Quantity Takeoff Criteria

15. Setelah selesai klik Apply lalu klik OK

70
16. Lalu Kembali ke compute material pilih material
sesuai dengan surfacenya seperti gambar (atau klik
map objects with same name)

Gambar 60. Compute Materials

17. Lalu klik OK


18. Membuat Volume Tabel Tanah Klik volume tabel –
lalu klik OK, pilih daerah untuk meletakan tabel
volume

71
Gambar 61. Volume Table

H. Membuat Volume report


a. Klik volume report – klik tombol open file seperti gambar
dibawah
b. Pilih file select material – klik Open – Klik OK

Gambar 62. Report Quantities

72
c. Muncul volume report – lalu save ke tempat yang kita
inginkan

Gambar 63. Material Report

I. Pengecekan 3D model
untuk pengecekan model jalan kita bisa drive pada menu
analyze lalu klik aligment/as jalan

73
Gambar 64. As jalan

Muncul box future line – klik crown – lalu klik OK

Gambar 65. Select a Feature Line

Maka tampilannya akan seperti ini, lalu klik play/pause

74
Gambar 66. Tampilan 3D

75
BAB IV

LAMPU PJU PANEL SURYA

Lampu Penerangan Jalan

Penerangan jalan umum adalah bagian dari


bangunan pelengkap jalan yang dapat diletakkan atau
dipasang di kiri atau di kanan jalan dan atau di tengah
jalan yang digunakan untuk menerangi jalan maupun
lingkungan di sekitar jalan yang diperlukan termasuk
persimpangan jalan-jalan layang, jembatan dan jalan di
bawah tanah yang dipasang untuk kepentingan umum,
pengelolaan Penerangan Jalan Umum merupakan
penerangan untuk jalan dan prasarana umum yang
dipasang secara resmi oleh pemda atau badan resmi
lainnya dan mendedapat pasokan tenaga listrik dari PLN
secara legal. PJU merupakan aset Pemerintah Kota, dan
pihak PLN hanya sebagai penyedia pasokan tenaga listrik
saja,. Lampu penerangan jalan atau disebut dengan PJU
adalah fasilitas publik berupa lampu jalan yang ada di
jalan umum. Lampu penerangan jalan ini di fasilitasi oleh
PLN atau perusahaan listrik negara. Fungsi dari
penerangan jalan umum ini sangatlah banyak. Fungsi
dari penerangan jalan umum mulai dari keselamatan
pengguna jalan yang bisa terhindar dari kecelakaan
akibat jalan yang rusak, fungsi keamanan yang
meminimalisir tingkat kejahatan di malam hari, dan

76
perjalanan yang bisa aman dari berbagai hal buruk saat
malam hari.

Dampak positif penerangan jalan umum tercemin


dari fungsinya sebagai berikut :

a) Untuk meningkatkan keselamatan dan


kenyamanan pengendara.

b) Untuk mengantisipasi situasi perjalanan pada


malam hari.

c) Memberi penerangan sebaik-baiknya


menyerupai kondisi di siang hari.

d) Untuk keamanan lingkungan atau mencegah


kriminalitas.

e) Untuk memberikan kenyamanan dan keindahan


lingkungan jalan.

f) Untuk meningkatkan aktivitas ekonomi


masyarakat malam hari.

Dampak negatif muncul ketika fasilitas


penerangan jalan umum tidak difungsikan dan dipelihara
dengan baik. Pengadaan penerangan jalan umum yang
tidak sesuai standarisasi akan memicu beberapa masalah
seperti pencurian listrik, rusaknya jaringan penerangan
yang berpotensi menimbulkan bahaya hingga listrik
77
padam karena kelebihan beban akibat pemasangan
penerangan jalan yang kurang benar. PJU merupakan hal
yang sangat penting bagi pengendara baik mobil maupun
motor yang melintasi jalan raya pada malam hari, dengan
adanya lampu PJU diharapkan dapat membuat pengguna
jalan lebih berhati-hati dan merasa aman dalam
perjalanannya. Instalasi PJU ini harus menggunakan
kaidah pemasangan listrik yang benar dan hanya dapat
dilakukan oleh petugas kelistrikan. Pemberian
pencahayaan adalah fungsi PJU sebagai fasilitas umum
pada lingkungan dan terutama di jalanjalan umum.
Revitalisasi PJU bermanfaat untuk meningkatkan
keamanan lingkungan dan jalan, peningkatan untuk
orientasi kota yang lebih baik.

Gambar lampu penerangan dimalam hari

78
Fungsi Penerangan Jalan Berdasarkan Badan
Standarisasi Nasional ( BSN SNI 7391:2008 ) penerangan
jalan di kawasan perkotaan memiliki fungsi antara lain :

1. Menghasilkan kekontrasan antar objek dan


permukaaan jalan.

2. Sebagai alat bantu navigasi pengguna jalan.

3. Meningkatkan keselamatan dan kenyamanan


pengguna jalan, khususnya pada malam hari.

4. Mendukung keamanan lingkungan.

5. Memberikan keindahan lingkungan jalan

Kualitas pencahayaan pada suatu jalan diukur


berdasarkan metode iluminasi atau luminasi. Meskipun
demikian lebih mudah menggunakan metode iluminasi,
karena dapat diukur langsung dipermukaan jalan dengan
menggunakan alat pengukur kuat cahaya. Kualitas
pencahayaan normal menurut jenis atau klasifikasi fungsi
jalan ditentukan seperti Tabel sebagai berikut :

79
Tiang Penerangan Jalan

Tiang merupakan komponen yang digunakan


untuk menopang lampu. Beberapa jenis tiang yang
digunakan untuk lampu jalan adalah tiang besi dan tiang
octagonal. Penentuan susunan lampu penerangan pada
satu ruas jalan telah diatur oleh Illuminating Engineering
Society (IES) melalui The IESNA Lighting Handbook Ninth
Edition dan disesuaikan dengan kondisi jalan, pada
beberapa jalan mengunakan penerangan menggunakan
jenis tiang lengan tunggal dengan standar ketinggian 9-11
meter. Berdasarkan bentuk lengannya, tiang lampu jalan
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

a. Tiang lampu dengan lengan tunggal Tiang


lampu ini pada umumnya diletakkan pada sisi

80
kiri atau kanan jalan. Tipikal bentuk tiang
lampu dengan lengan tunggal dapat dilihat
pada gambar.

b. Tiang lampu dengan lengan ganda Tiang lampu


ini khusus diletakkan dibagian tengah atau
median jalan, dengan syarat jika kondisi jalan
yang akan diterangi masih mampu 15 dilayani
oleh satu tiang. Tiang lampu lengan ganda
dapat dilihat pada Gambar.

81
c. Tiang lampu tegak tanpa lengan Tiang lampu
ini terutama diperlukan untuk menopang
lampu menara, yang pada umunya
ditempatkan dipersimpangan-persimpangan
jalan atupun tempat tempat yang luas seperti
tempat parkir. Tiang lampu tegak tanpa lengan
dapat dilihat pada Gambar.

Jenis Lampu Penerangan Jalan

1. Lampu Tabung Fluorescent Tekanan Rendah


Jenis lampu bisa digunakan untuk jalan umum
dengan jarak yang sedang dan dekat ( jalan
kolektor dan jalan lokal ), efisiensi cukup tinggi
tapi berumur pendek.
2. Lampu Gas Tekanan Tinggi ( MBF/IU ) Mirip
dengan jenis lampu yang pertama, PJU gas
merkuri digunakan untuk penerangan jalan yang

82
sifat jaraknya dekat hingga sedang ( jalan
kolektor, jalan lokal, dan persimpangan ),
efisiensi rendah, umur panjang dan ukuran
lampu kecil.
3. Lampu Gas Sodium Bertekanan Rendah ( SOX )
Karakteristik penggunaanya serupa dengan dua
PJU sebelumnya. Namun, lampu berjenis ini
dapat dipakai untuk menerangi penyebrangan,
terowongan, dan tempat peristirahatan. Efisiensi
sangat tinggi, umur cukup panjang, ukuran
lampu besar sehingga sulit untuk mengontrol
cahayanya dan cahaya lampu sangat buruk
karena berwarna kuning.
4. Lampu Gas Sodium Tekanan Tinggi ( SON ) Jenis
PJU gas sodium tekanan tinggi, di pakai untuk
menerangi jalan raya berukuran besar, seperti
jalan tol dan jalan arteri. Umur lampunya sangat
panjang dan berukuran kecil, sehingga mudah
dikontrol sistem pencahayaannya. Pengaruh
warna terhadap objek buruk.
5. Lampu LED Efisiensi lampu ini sangat tinggi,
umur yang panjang dan pengaruh warna yang
dihasilkan terhadap objek baik, maka dari itu
lampu jenis ini sangat dianjurkan untuk dipakai.

83
Lampu PJU Panel Surya
Pemanfaatan energi matahari dapat menjadi
solusi tepat untuk penghematan biaya listrik
khususnya untuk penerangan jalan umum. Selain
itu, dengan perencanaan PJU dengan sumber
alternatif matahari ini dapat diketahui perkiraan
biaya yang dibutuhkan untuk sistem PJU, Solar
Street Light, dan Integrated All in One Solar Street
Lighting pada Komponen pembangkit berupa panel
surya (solar panel/pv panel/solar module/pv
module), Solar Charge Controller (battery control
regulator/battery control unit) dan baterai.
Komponen beban berupa lampu LED.

Gambar Komponen PJU Panel Surya

84
Intensitas cahaya matahari dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi terbarukan. Salah satu
pemanfaatannya untuk menunjang infrastruktur dari
Penerangan Jalan Umum (PJU).

Gambar PJU Panel Surya

PJU tenaga surya mengadopsi semangat efisiensi


energi sehingga salah satu faktor utama dan menjadi
keuntungan PJU ini adalah usia pakai haruslah cukup
panjang sehingga tidak memberatkan dalam operasional
terutama perawatan rutin. Sebagai contoh, panel surya
rata-rata memiliki usia pakai sampai dengan 25 tahun
dengan degradasi efisiensi hanya 10%. Contoh lainnya
adalah penggunaan lampu LED dengan usia pakai sampai
dengan 50.000 jam atau jika PJU menyala selama 10 jam
sehari, maka usia pakai maksimum lampu LED ini bisa
85
mencapai lebih dari 13 tahun. Bandingkan dengan
penggunaan lampu gas konvensional yang masih banyak
digunakan PJU saat ini.

86
DAFTAR PUSTAKA

AASHTO 2011. A Police On Geometric Design Of Highways


and Streets. Washinton. August 2011

Ascent. 2022, Autodesk : Civil 3d 2023 Fundamentals. SDC


Publications. August 2022

Autodesk. 2018. Autodesk Civil 3D 2018 Product help.


Canada : Autodesk,Inc.

Autodesk, 2018, Manual Book Civil 3d 2018.


https://knowledge.autodesk.com/support/civil-3d

Pengenalan civil 3D. surveyordrafting.com 10 Oktober


2022.
https://www.surveyordrafting.com/2014/09/pengenalan
-autocad-civil-3d.html

Putra, Reza Susanto. 2018. Buku Pandua : Infrastruktur,


Perencanaan Jalan, dan Masterplan dengan Autodesk Civil
3D. Jakarta Selatan: Cipta Satria Informatika

Suprianto , Muhammad Fadlan Siregar, 2020 Analisis


Efisiensi Pada Komponen Sistem Pembangkit Listrik
Tenaga Surya Published ;Issue: Vol. 4 No. 1 Journal Of
Electrical And System Control Engineering (JETCE)

87
TENTANG PENULIS

Penulis lahir pada 06 Agustus 1980 di


Medan Sumatera Utara. Penulis
adalah Dosen di Fakultas Teknik
Universitas Medan Area (UMA) yang
menyelesaikan Pendidikan Sarjana
(S1) Pada Fakultas Teknik Jurusan
Teknik Sipil, Institut Teknologi Medan
(ITM) tahun 2004 dan Program
Magister di Universitas Sumatera
Utara Jurusan Teknik Sipil pada tahun 2013. Penulis
Juga aktif berperan dalam Pelatihan dan Proyek yang
dikelola oleh Pemerintah dan Swasta.

Penulis Kedua lahir pada 03 Desember


1993 di Medan Sumatera Utara.
Penulis adalah Dosen di Fakultas
Teknik Universitas Medan Area (UMA)
yang menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Tahun 2014 di Politeknik
Negeri Medan dan Sarjana (S1) Pada
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil,
Universitas Medan Area (UMA) tahun
2018 Serta Program Magister di
Universitas Sumatera Utara Jurusan Teknik Sipil pada
tahun 2020. Penulis pernah bekerja di Perusahaan
Kontraktor BUMN Pada Tahun 2014 – 2019 sebagai Staff
Pemasaran (Tender).

88
Penulis Ketiga adalah Dosen di
Fakultas Teknik Universitas Medan
Area (UMA) yang menyelesaikan
Pendidikan Sarjan (S1) Di Universitas
Negeri Padang Tahun 2016 dan
Program Magister Teknik Elektro di
Universitas Andalas Padang TAhun
2018, Serta Program Profesi Insinyur
Di Universitas Dipenogoro Tahun
2023, Penulis adalah Founder CV.
Angkasa Mobie Tech yang aktif berperan dalam Proyek
yang dikelola oleh Pemerintah dan Juga Swasta.

Penulis Keempat adalah Dosen di


Fakultas Teknik Universitas Medan
Area (UMA) yang menyelesaikan
Pendidikan Sarjan (S1) Di Fakultas
Teknik Industri Jurusan Teknik
Elektro Tahun 2007 di Institut
Teknologi Medan (ITM) dan Program
Magister di Universitas Sumatera
Utara (USU) Program Studi Magister
Teknik Elektro pada tahun 2014. Penulis aktif berperan
dalam Pelatihan dan Proyek yang dikelola oleh Pemerintah
dan Swasta.

89

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai