Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN PRAKTIKUM

MATERI 7
Mata Kuliah Sitem Informasi Perencanaan I

Disusun Oleh :
Nadia Ayu Anggraini 1824024
Alifvanda Permatasari 1824034
Mikael Renaldi Kukuh 1824036
Safdi Rumaaf 1824040
Cahyo Mukti Wibowo 1824054
Vilgiseila Sukmawati Nguru 1824058
Christover Pemuda Milenio 1824062
DodiPrastowo 1824068
Admiral Maulana 1824082
Sekarwati Mandalika Putri 1824092

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2020
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum,Wr. Wb.

Pujisyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, hingga kami dapat menyelesaikan tugas beserta laporan
Praktikum Sistem Informasi Perencanaan I menggunakan Software CityEngine
2019.0 dengan baik dan tepat pada waktunya.
Saya berharap dengan laporan yang saya buat ini dapat membantu dan
menambah pengetahuan saya dalam dunia Teknologi Informasi khususnya untuk
Software CityEngine. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak
Widiyanto Hari Subagyo Widodo, ST., MSc yang telah memberikan pembelajaran
dan pengarahan agar kami paham danmengerti mata kuliah Pengantar Teknologi
dan Informasi I ini
Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih terdapat ketidak
sempurnaan dan sangat sederhana untuk itu saya harapkan koreksi dan saran yang
membangun untuk perbaikan laporan ini menjadi lebih baik.

Malang, April 2020

Kelompok 9

2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................. 4
CITY ENGINE ............................................................................................................... 4
1.1 Pengantar ............................................................................................................. 4
1.2 Fitur City Engine .................................................................................................. 4
1.3 The CityEngine Modeling Pipeline ....................................................................... 5
1.4 Generating large-scale Urban Layouts ................................................................... 6
1.5 Grammar-based Modeling ..................................................................................... 7
1.6 CGA...................................................................................................................... 8
BAB II .......................................................................................................................... 10
TUTORIAL DASAR CITY ENGINE ........................................................................... 10
2.1 Essential Skills .................................................................................................... 10
2.1.1 Buat project baru dan scene baru ................................................................... 10
2.1.2 Copy Rules dan assets ................................................................................... 13
2.1.3 First Street Layout ........................................................................................ 15
2.1.4 Navigation And Selection ............................................................................. 17
2.1.5 Model Generation With Rules ....................................................................... 22
2.2 Importing Terrain and Imaginary ......................................................................... 30
2.2.1 Langkah-langkah: ......................................................................................... 30
2.3 Import Street ....................................................................................................... 38
2.3.1 Import OSM Street Data ............................................................................... 38
2.3.2 Import Shapefile Street Data ......................................................................... 52
2.4 Import Initial Shapes ........................................................................................... 60
2.5 Polygonal Modeling ............................................................................................ 77
2.5.1 Basic Polygonal Modelling ........................................................................... 77
2.5.2 Advanced Polygonal Modeling .................................................................... 83
BAB III ......................................................................................................................... 90
KESIMPULAN ............................................................................................................. 90
3.1 Dynamic City Layouts ......................................................................................... 90
3.2 Customizable UI .................................................................................................. 90
3.3 Data Interopability ............................................................................................... 91
3.4 The CityEngine modeling pipeline ....................................................................... 91
3.5 Generating large-scale urban layouts.................................................................... 91
3.6 Grammar-based modeling .................................................................................... 92

3
BAB I

CITY ENGINE
1.1 Pengantar

ESRI CityEngine adalah software untuk membuat konten 3D dan 3D


modelling untuk para profesional, seperti arsitek, urban planner, video / movie
maker, dan GIS user khususnya 3D modeller. Software ini juga mendukung data
yang memiliki geo-reference (berkoordinat bumi).

Esri CityEngine adalah aplikasi perangkat lunak pemodelan tiga dimensi


yang dikembangkan oleh Esri R&D Center Zurich dan berspesialisasi dalam
generasi lingkungan perkotaan 3D. Dengan pendekatan pemodelan prosedural,
CityEngine mendukung pembuatan model kota 3D skala besar yang terperinci.

CityEngine bisa support banyak data termasuk data shapefile dan


geodatabase. CityEngine merupakan software standalone, bukan bagian dari
produk software lain dari ESRI, seperti ArcGIS. Namun software 3D ini
mendukung pekerjaan yang dilakukan menggunakan software GIS seperti 3D map
modelling.

Konsep utama City Engine adalah pendekatan "prosedural" menuju


pemodelan secara efisien. Komputer diberi "prosedur" berbasis kode yang
mewakili serangkaian perintah. Dalam konteks ini perintah pemodelan geometris -
yang kemudian akan dieksekusi. Alih-alih intervensi "klasik" dari pengguna, yang
secara manual berinteraksi dengan model dan model geometri 3d, tugas dijelaskan
"secara abstrak", dalam file aturan.

1.2 Fitur City Engine

Inti Pemodelan procedural

Perintah yang disediakan dalam tata bahasa CityEngine bentuk CGA,


seperti "extrude", "split" atau "texture" adalah perintah yang dikenal luas di

4
sebagian besar aplikasi 3D dan dapat diadaptasi dengan mudah dan membuat
bentuk arsitektur yang kompleks dalam waktu singkat.

 Dynamic City Layouts


Dynamic City Layouts memberi pengguna alat untuk membuat
jaringan jalan interaktif yang secara otomatis diperbarui dalam waktu
nyata. Jalanan, trotoar, dan seluruh blok, yang membentuk konteks urban
spesifik beradaptasi secara efisien dengan input pengguna dan memberi
pengguna cara intuitif untuk merancang tata kota lengkap.

Semua geometri yang bergantung pada Dynamic City Layouts


yang mendasari juga diperbarui dengan cepat. Bangunan Anda dibangun
kembali saat Anda mengedit lebar jalan-jalan di sekitarnya.

 Customizable UI
Antarmuka pengguna (UI) di CityEngine dapat disesuaikan dengan
tak apa pun. Baik dalam pembuatan aturan, bekerja di jaringan jalan,
mengedit atribut dengan umpan balik waktu atau mempelajari laporan
statistik perkembangan kota Anda saat ini: "apapun itu".

Untuk pengguna yang ingin memiliki kontrol atas task yang


berulang, membuat laporan yang diformat dalam format file atau
mengotomatiskan tindakan spesifik lainnya, Python Script tersedia untuk
lebih merampingkan alur kerja di CityEngine.

 Data Interopability

CityEngine mendukung format industri yang paling umum untuk


impor dan ekspor. Anda dapat mentransfer data garis, data bentuk (jejak
kaki) dan geometri 3D ke dalam CityEngine. Baik Anda bekerja di bidang
Perencanaan Kota, Arsitektur, Hiburan atau Simulasi, CityEngine
menyediakan cara untuk menteansfer data Anda.

1.3 The CityEngine modeling pipeline

Pemodelan lingkungan perkotaan dengan CityEngine biasanya


menyiratkan tahapan individu dari pipa yang diberikan pada gambar di bawah ini.

5
Pipa ini terdiri dari beberapa alat pemodelan prosedural untuk menghasilkan tata
ruang kota skala besar, serta menerapkan aturan CGA untuk pembuatan model
bangunan terperinci.

Tinjauan umum tentang pemodelan CityEngine. Kotak hitam


menggambarkan tipe data (lapisan) dan kotak putih operasi untuk membuatnya.
Biasanya, pada langkah pertama, jaringan jalan dibuat, kemudian blok yang
dihasilkan dibagi menjadi banyak. Akhirnya, model 3D bangunan dihasilkan
menggunakan aturan CGA. Output dari CityEngine adalah model bangunan
poligonal.

Adegan CityEngine disimpan sebagai lapisan tipe data yang berbeda yang
mewakili tahapan yang berbeda. Pipa itu fleksibel dan bisa dimasukkan pada
tahapan yang berbeda. Misalnya, blok jalan atau massa bangunan dapat diimpor
dan diproses lebih lanjut.

1.4 Generating large-scale urban layouts

CityEngine terdiri dari beberapa alat prosedural dan interaktif untuk


mengatur jaringan jalan, menyelaraskan dan membagi bentuk. Di satu sisi, jalan-
jalan dapat ditumbuhkan sesuai dengan pola yang berbeda dan diedit secara

6
interaktif. Misalnya, penyeberangan jalan dapat dipindahkan, jalan dapat dihapus
atau dipilih dan panduan pertumbuhan jalan dapat diterapkan lagi pada pilihan. Di
sisi lain, alat untuk mengedit bentuk banyak tersedia, seperti menyelaraskan
bidang bangunan ke medan dll. Alat biasanya bekerja pada pemilihan yang
dilakukan di jendela tampilan 3D, viewport, atau beroperasi pada seluruh lapisan.

CityEngine menyediakan beberapa alat untuk pembuatan tata kota yang


efisien dan interaktif.

Organisasi berlapis adegan CityEngine menyediakan penanganan set data


masif yang praktis dan terorganisir. Misalnya, disarankan untuk menduplikasi
layer sebelum mengedit dan karena itu membuat variasi yang berbeda di setiap
layer. Tentu saja, visibilitas setiap lapisan dapat dinyalakan atau dimatikan.

1.5 Grammar-based modeling

Pemodelan berbasis tata bahasa atau pemodelan "prosedural" memiliki


beragam aplikasi, tetapi sebagian besar diterapkan, ketika sejumlah besar iterasi
desain atau sejumlah besar objek harus dibuat yang mematuhi aturan standar
tertentu. Otomasi pemodelan adalah tujuan dan kualitas keseluruhan dari deskripsi
berbasis tata bahasa tercermin dalam kualitas dan jumlah detail dari model yang
dihasilkan. Objek unik (seperti bangunan landmark) paling baik dimodelkan

7
dengan tangan dan biasanya tidak memerlukan pendekatan prosedural karena
seringkali tidak ada tugas pemodelan pada objek yang dapat diotomatisasi.

Tentu saja, persiapan set aturan menciptakan overhead tertentu di awal,


tetapi di sisi lain, pembuatan model itu sendiri dilakukan dalam sebagian kecil
dari waktu dibandingkan dengan pemodelan manual klasik. Bagan berikut
membandingkan kedua teknik dan jelas bahwa penerapan pemodelan berbasis tata
bahasa menjadi berguna dengan sejumlah model yang harus dilakukan.

1.6 CGA

Tata bahasa bentuk CGA dari CityEngine adalah bahasa pemrograman


unik yang ditentukan untuk menghasilkan konten 3D arsitektur. Istilah CGA
adalah singkatan dari Computer Generated Architecture. Gagasan pemodelan
berbasis tata bahasa adalah untuk mendefinisikan aturan, atau aturan CGA dalam
CityEngine, yang secara iteratif memperhalus desain dengan membuat lebih
banyak dan lebih detail. Aturan beroperasi pada bentuk yang terdiri dari geometri
dalam kotak pembatas yang berorientasi lokal (disebut lingkup). Derivasi aturan
berikut menggambarkan proses: di sisi kiri bentuk awal ditampilkan dan di sisi
kanan model yang dihasilkan ditampilkan.

8
Generasi geometri bangunan dengan tata bahasa bentuk CGA berfungsi sebagai
berikut:

1. Lot bangunan dibuat oleh CityEngine dengan alat yang disebutkan di atas
atau diimpor. Alih-alih poligon, model massa (bulding anvelopes) juga
bisa menjadi titik awal.
2. Pengguna memilih file aturan mana (.cga) yang ingin diterapkan ke
bentuk ini. Pengguna dapat menetapkan satu aturan untuk semua
bangunan, atau menetapkan seperangkat aturan berdasarkan per-
bangunan.
3. Lalu, pengguna dapat memicu penerapan aturan pada bentuk yang dipilih.
Oleh karena itu penting bahwa Aturan Mulai bentuk hadir dalam file
aturan. Kalau tidak, tidak ada aturan yang bisa dijalankan. Model yang
dihasilkan kemudian dapat dieksplorasi di penampil 3D CityEngine.
Dalam kasus model yang sangat besar, tidak disarankan untuk
menghasilkan semua bangunan di CityEngine karena kendala memori.
4. Untuk mengedit model 3D yang dihasilkan, ada berbagai kemungkinan:
(1) mengedit aturan, (2) menimpa parameter aturan dari aturan yang
ditetapkan pada basis per-bangunan, dan (3) jika aturan stokastik
digunakan ( aturan dengan parameter acak), benih acak semua atau
bangunan tunggal dapat diubah.
5. Setelah desain selesai, pengguna dapat mengekspor bangunan atau jalan
yang dipilih ke hard disk (termasuk tekstur).

catatan: tidak ada kendala memori dalam mode ekspor

9
BAB II
TUTORIAL DASAR CITY ENGINE
2.1 Essential Skills
Studi Kasus
Seorang planner ingin memembuat model tiga dimensi sederhana dari
kawasan kampus I ITN Malang dan kawasan sekitarnya untuk keperluan
perencanaan. Saat ini, planner tersebut belum memiliki data apapun

2.1.1 Buat project baru dan scene baru


A. Buat project yang baru:
1. Klik File > New > CityEngine project Dialog Select Wizard akan muncul
seperti di bawah ini

10
2. Klik Next, beri nama project sesuai dengan nama yang diinginkan, dan
Klik Finish

Project baru dibuat dan akan muncul pada Navigator (by default, terletak di
ujung kiri jendela CityEngine). Folder yang dimana terdapat project yang sudah
anda kerjakan, seperti assets, rules, dan scenes.

11
B. Setelah itu buatlah scene baru.
1. Klik file > New> CityEngine> CityEngine Scene Kotak dialog
CityEngine scene akan muncul dan berilah nama sesuai dengan nama yang
diinginkan.

12
2.1.2 Copy Rules dan assets
Pada tutorial ini, anda membutuhkan file rule dan assets untuk
menggeneralisasi pemodelan bangunan. Salin file dari yang Essential Skills yang
sudah anda kerjakan tadi.
Sekarang anda menyalin semua file ITN.osm ke lembar kerja anda.
1. Gunakan Copy paste
2. Salin kedua konten assets dan juga folder rules Pada Navigator anda akan
Nampak seperti di bawah ini.

13
14
2.1.3 First Street Layout
Random streeth grow
Setelah project baru telah di siapkan, anda dapat mulai membuat layout jalan
pada scene baru yang telah anda buat. Pertama, anda perlu membuat jaringan
jalan.
1. Klik viewport untuk membuat jendelanya aktif
2. Klik Graph > Grow Streets Maka akan uncul kotak dialog Grow Street

15
3. Biarkan pengaturan defaultnya tetap.
4. Klik Apply, dan tutup kotak dialog Sekitar 500 jalan yang kita buat, tapi
kamu tidak dapat melihat semua pada viewport sampai kamu membingkai
tampilan/ Zoom out.

5. Zoom out viewport untuk membingkai semua objek pada viewport.


Tampilan viewport anda seharusnya seperti dibawah ini

16
2.1.4 Navigation And Selection
A. Navigation
1. Klik edit > Preferences > General > Navigation Devices > Mouse

17
Current Mouse Scheme akan menyajikan list menu yang tersedia pada aplikasi 3D

Navigation Windows dan Linux Mac OS Keyboard


Command Keyboard Shortcut Schortcut
Tumble the view Alt+left mouse button Option+Imb
Pan the View Alt+middle mouse button Option+mmb
Alt+right button (atau
Zoom menggunakan roda Option + rmb
mouse)

18
B. Selection
Untuk menggabungkan dan mengedit object pada scene anda, anda perlu
memilihnya. Mulai dengan Selection Tool dengan menggunakan mouse atau
tekan huruf Q. Pilih objek dengan mengklik pada viewport.
Selection Types
Selection types dijelaskan pada tabel dibawah ini Selection type Result

Untuk melakukan selection dengan membentuk kotak dari kiri ke kanan


biasanya digunakan untuk memilih objek yang kecil seperti satu titik pada jalan
disaat banyak objek yang terdapat pada ruang yang sama.
1. Satu kali klik

19
2. Selection dari kanan ke kiri

3. Selection dari kiri ke kanan

20
Modifier Keys
Sementara Selection Tool aktif, klik Ctrl dan Shift antara menambah atau
mengurangi pilihan anda. Mode ini juga terdaftar pada Selection Tool submenu
pada toolbar.

Selection Context Menu


Pertama anda perlu menentukan bagian yang akan di seleksi, klik kanan pada
mouse untuk bagian yang anda pilih.

21
Selection Item dijabarkan pada tabel di bawah ini.

2.1.5 Model Generation With Rules


A. 3D model generation
CityEngine pada dasarnya merupakan aplikasi pemodelan. Artinya
CityEngine diguakan untuk menggeneralisasi model 3D.
Assign Rules
Pada tutorial ini, rulesnya sudah tersedia. Anda dapat menggunakannya.
1. Pilih satu blok, dan ubah parameter pada Inspector dari Recursive
Subdivision menjadi Offset Subdivision seperti tampilan bawah ini

22
2. Pilih satu shape antara blok, dan gunakan menu context untuk Select
Objects of Same Group (Memilih objek pada blok yang sama)

23
3. Drag dan drop file bangunan ke shapes yang telah dipilih

4. Setelah file bangunan di drag ke shapes, generalisasi secara otomatis


dimulai. Bangunan pertama muncul. Pastikan visibilitas pada model aktif
beralih dengan F12.

24
25
Model Generalisasi juga dapat di hapus dengan klik kanan pada mouse dan
klik Delete Models
5. Pilih bentuk tapak lagi dan klik Ctrl + G (Mac OS: Command+G) atau
menggunakan tombol Generate pada toolbar untuk menggeneralisasi
model pada tapak yang dipilih.

26
Variasi bangunan baru dapat dibuat dengan menggantikan seed value.
6. Gunakan tombol Update Seed pada toolbar atau klik Ctrl + Shift + G
(Mac OS: Command+Shift+G).

7. Edit secara manual tinggi bangunan pada Inspector Pertama anda secara
manual mengganti attributes pada inspector

27
8. Reset atribut pada file bangunan dengan klik kanan panah next pada
attribute di inspector dan pilih Reset User Attributes.
Rule Editing
Lihat Ukuran yang tersedia pada CityEngine yang anda gunakan saat ini: 1.
Buka file te building.cga lihat pada Rule Editor dengan klik dua kali file rulw
CGA pada Navigator atau menggunakan Rule File link pada inspector. 2. Mulai
mengedit file bangunan pada Rule Editor.

28
Edit the rule file
1. Periksa ukuran bangunan pada file. Ketinggian secara acak bernilai antara
15 dan 25
2. Ubah ketinggian pada Rule Editor. Sekarang ketinggian bernilai antara 15
dan 80
3. Simpan ukuran.
4. Menggeneralisasi ulang bangunan dengan klik Update Seed atau menekan
Ctrl +Shift + G pada keyboard anda
5. Tambahkan geometri atap dengan menambahkan Rule baru dengan nama
Roof pada file bangunan. Dan dapat dilakukan dengan cara:
a. Ubah ukuran Lot maka akan terlihat seperti ini
b. Tambahkan Roof rule dan tetapkan ukuran Roof dan tetapkan
roofhipdengan angle 22.5 derajat.
c. Simpan Ukuran
6. Generalisasi kembal bangunan, namun kali ini klik Generate Models atau
dengan menekan Ctrl + G pada keyboard. Dengan melakukan hal ini, dan
ketinggian bangunan akan tetap pada angka 51.27 dan lihat geometri ata
yang baru.

29
2.2 Importing Terrain and Imaginary
Biasanya, titik awal pembuatan scene CityEngine adalah pembuatan medan
atau kontur. Medan dapat dibuat dari file gambar sederhana (berupa format .img)
atau juga dari DEM (Digital Elevation Model). Dalam kasus tertentu, dapat dibuat
dengan menggunakan File GEOTif, yang mendukung informasi georeferensi.
Dalam membuat medan perlu disiapkan data berupa data elevasi dan data
citra rupa bumi. Dalam pembuatan citra dapat menggunakan sumber-sumber yang
ada seperti SAS Planet maupun menggunakan data Landsat melalui situs USGS.
Sedangkan dalam pembuatan data elevasi perlu dilakukan dengan
menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk mendapatkannya, sepert aplikasi Google
Earth Pro, dan Gobal Mapper. Dalam beberapa kasus dapat memungkinkan
menggunakan aplikasi ArcGIS untuk kebutuhan pemotongan data elevasi yang
berupa data raster.

2.2.1 Langkah-langkah:
1. Pertama-tama kita pilih lokasi yang akan dibuat medannya dalam
CityEngine menggunakan aplikasi Google Earth Pro
2. Lalu cari lokasi yang ingin dibuatkan medan, melalui kolom
penelusuran. Dalam kasus ini kita menggunakan lokasi Kampus ITN
Malang.
3. Pada bagian tools di sebelah atas, pilih menu Tambahkan Polygon.
4. Lalu lakukan penitikan polygon untuk area yang ingin dibuatkan medan.
5. Pada kotak dialog yang muncul saat membuka menu Tambahakan
Polygon, beri nama pada polygon pada kolom nama, lalu klik OK
6. Kemudian pada jendela Tempat, klik kanan file polygon ITN Malang,
lalu klik Simpan tempat sebagai...
7. Lalu tentukan penyimpanan file polygon dengan format .kmz
8. Kemudian bukalah untuk merealisasikan penggunaan kontur, gunakan
aplikasi Global Mapper.
9. Pada tampilan awal Global Mapper akan diarahkan pada pilihan
tindakan pertama, untuk ini pilih opsi Open Data Files
10. Lalu pilih file polygon ITN Malang sebelumnya yang berformat Kmz,
lalu klik Open.

30
11. Maka akan muncul tampilan seperti berikut.
12. Kemudian pada tab File, pilih menu Connect to Online Data.
13. Kemudian pilih Data Source yang ingin digunakan untuk membuat data
raster medan. Ada beberapa pilihan seperti ASTER GDEM v2
Worldwide Elevation Data dan SRTM Worldwide Elevation Data.
Pada kesempatan ini kita akan menggunakan ASTER GDEM v2
Worldwide Elevation Data karena data elevasinya lebih detail.
Kemudian klik Connect.
14. Kemudian akan muncul tampilan seperti berikut.
15. Pada tab Tool, pilih menu Feature Tool Info, untuk men-select area yang
ingin dibuatkan data rasternya.
16. Kemudian klik polygon ITN Malang yang ingin dibuatkan raster.
17. Nantinya akan muncul kotak dialog Feature Information, namun pada
kasus ini tutup atau close saja kotak dialognya.
18. Kemudian buka tab File, kemudian pilih Export, lalu pilih Export
Elevation Grid Format...
19. Pada kotak dialog Select Export Format, pilih format GeoTIF untuk
bentuk format raster yang dihasilkan, klik OK
20. Akan muncul kotak dialog GeoTIFF Export Option, kemudian pada tab
Export Bounds, pilih Crop to Selected Area Feature(s). Lalu klik OK, atau
tekan tombol Enter pada keyboard.
21. Kemudian tentukan nama data raster dan tentukan tempat
penyimpanannya. Lalu klik Save.

Note: Pada steps 1-21 kita telah mempelajjari pada kelompok sebelumnya
maka kita hanya perlu menggunakan yang telah disediakan oleh kelompok
city engine

31
22. Kemudian buka aplikasi CityEngine

23. Pilih Start with a blank scene

24. Tentukan lokasi Project Folder (folder hasil kerja), kemudian tentukan
nama file scene pada kolom File name. Lalu tentukan sistem koordinat
pada pada kolom Coordinate System lalu klik Choose. Karena studi
kasus berada di Kota Malang maka yang akan digunakan adalah WGS
1984 UTM Zone 49s dengan mengklik Projected Coordinate Systems
> UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM
Zone 49s > Oke > Finish.

32
33
25. Kemdian pastekan file data raster dan citra ITN Malang
pada folder map dalam Project File.

26. Lalu masukan data elevasi, dengan mengklik kanan ITN


Malang_Terrai, lalu pilih Import.

34
27. Kemudian pada kotak dialog Import, pilih Terrain Import,
kemudian klik Next >

28. Lalu akan muncul kotak dialog seperti pada gambar.

29. Tentukan texture file berupa citra yang berformat .tif dengan mengklik
Browse.

30. Kemudian tentukan Channel nya yakni Brightness (segingga


penilaian ketinggian berdasarkan tingkat kecerahan pada
gambar antara bagian yang gelap hingga yang terang).
Tentukan minimum dan maximum height sesuai pada
gambar (ketinggian minimum dan maksimum lokasi, dapat
dilihat selisihya melalui Arcgis). Kemudian tentukan
Dimension berdasarkan luas lokasi yang dibuatkan
medannya sesuai pada gambar. Lalu klik Finish

35
31. Akan muncul tampilan lokasi yang telah berkontur beserta dengan citra
nya.

32. Anda telah selesai membuat kontur dan menampilkannya pada projek

36
CityEngine anda.

37
2.3 Import Street

2.3.1 Import OSM Street Data

A. Pengertian OSM
Open Street Map (OSM) adalah proyek yang ditujukan untuk menciptakan
dan menyediakan data geografis gratis seperti peta jalan kepada siapa saja yang
menginginkannya. "- openstreetmap.org
Data OSM dapat di download langsung dari website openstreetmap.org
dengan persediaan data yang cukup lengkap.
OSM adalah format berbasis XML untuk menggambarkan data vektor yang
digunakan dalam peta. OSM mendefinisikan tiga tipe dasar seperti node, ways dan
closed ways yang digunakan untuk menggambarkan semua elemen lainnya :
1) Node: Titik-titik yang digunakan untuk menggambar segmen antara.
2) Ways : Daftar node yang diorder, ditampilkan terhubung oleh segmen
garis di editor.
3) Closed Ways : Closed Ways adalah cara yang dilakukan dalam satu
lingkaran lengkap yang digunakan untuk menggambarkan area seperti
taman, danau atau pulau.

B. Tujuan Import OSM Street Data


Tujuan mengimpor OSM street data ke software City Engine adalah untuk
memasukkan data ke City Engine yang nantinya dapat di proses untuk
menghasilkan output bentuk 3D dari jalan dan bangunan yang diinginkan.

C. Studi Kasus
Seorang planner ingin memembuat model tiga dimensi sederhana dari
kawasan kampus I ITN Malang dan kawasan sekitarnya untuk keperluan
perencanaan. Saat ini, planner tersebut belum memiliki data apapun.

D. Langkah Kerja

38
Berikut langkah kerja untuk menyelesaikan studi kasus diatas.

1. Export OSM file dari website openstreetmap.org. Cari lokasi ITN Malang
lalu klik ekspor>pilih wilayah yang berbeda secara manual, lalu blok
lokasi ITN Malang dan sekitarnya.
2. Kemudian Klik ekspor dan data OSM ITN Malang akan otomatis terunduh
dan tersimpan di folder download dengan format .osm
Note : Langkah satu dan dua dapat dilewati dan langsung menggunakan data
OSM ITN malang yang telah disediakan.

3. Selanjutnya kita akan mengimport data OSM ke City Engine. Pertama


Buka software City Engine lalu klik File > New... > CityEngine >
CityEngine scene> Next.

4. Pada kolom Project Folder pastikan Scene file tersimpan pada Project
yang diinginkan seperti yang telah dipelajari pada Modul Bagian
“Essential Skills” yaitu cara membuat project. Pada Modul ini project
yang digunakan adalah Vanda Cityengine.
Pada kolom File Name namakan Scene dengan nama Scene1.cej

39
5. Lalu klik Choose… . Setelah itu pilih koordinat yang diinginkan. Karena
studi kasus berada di Kota Malang maka yang akan digunakan adalah
WGS 1984 UTM Zone 49s dengan mengklik Projected Coordinate
Systems > UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984
UTM Zone 49s > Oke > Finish.

40
6. Setelah itu klik File > Import > City Engine Layer > OSM Import >
Next.

41
7. Lalu Klik Browse kemudian cari penyimpanan data OSM ITN Malang
lalu klik Open.

42
8. Pada kolom dibawah File, centang building dan highway karena kita
ingin memunculkan data jalan dan bangunan. Biarkan bagian centang
diluar kolom putih jangan di tambah ataupun dikurangi centangnya. Lalu
klik finish.

9. Data Jalan dan bangunan telah masuk ke City Engine.

Note ;
Jika dilihat dari dekat pada bentuk jalan yang dihasilkan, jalan jalan ini
memiliki lebar yang berbeda. Saat mengimpor data OSM dengan opsi tag Peta
OSM diaktifkan, CityEngine membuat atribut layer yang menentukan lebar jalan
dari jenis jalan OSM.

43
 Pilih segmen jalan dan lihat parameternya di Inspector
Pada contoh yang ditunjukkan di bawah ini, jalan dengan tipe jalan raya
'sekunder' telah menetapkan parameter lebar jalan dan trotoar, menurut
pemetaan atribut layer dari OSM Layer yang diimpor 'OSM_Streets'.

Lebar jalan dapat secara manual memodifikasi dengan menetapkan nilai lebar
baru ke parameter streetWidth (nilainya akan berubah menjadi nilai yang
ditetapkan pengguna), atau menggunakan Street Edit Tool dari toolbar.

 Klik layer ITN Malang bagian highway di Scene Editor, dan lihat kode atribut
layer di Inspector.

Segmen jalan pada gambar pertama adalah tipe sekunder, dan


dipetakan dengan luas 7 meter di fungsi streetWidthByClass. pemetaan
dapat diubah sesuai dengan kebutuhan.

10. Memasukkan citra satelit pada layer City Engine. Citra dapat berguna untuk
mengetahui ketepatan ukuran lebar jalan atau bangunan. Pertama tama Copy
citra ITN Malang.tif kedalam folder project yang kita gunakan. Dalam modul
ini Project yang digunakan adalah Modul Project. Paste citra tersebut di
dalam folder maps.

44
11. Kembali ke City Engine, Klik File > Import... > City Engine Layers >
Texture Import > Next

45
12. Langkah slanjutnya adalah klik brows. Lalu cari lokasi pennyimpanan citra
ITN Malang.tif lalu klik open.

13. Empat kolom pada task bar ini otomatis akan terisi dengan informasi citra
yang hanya akan muncul apabila citra yang dimasukkan koordinatnya sesuai
dengan koordinat yang kita setting di City Engine(dalam hal ini WGS 1984
UTM Zone 49s). Setelah itu klik Finish.

46
14. Citra telah masuk pada City Engine.

Notes : Baca dulu dengan seksama langkah selanjutnya.


15. Langkah Selanjutnya adalah Generate Model. Langkah ini berfungsi untuk
membuat Model 3D dari lokasi yang kita inginkan (dalam hal ini wilayah
ITN Malang dan Sekitarnya). Langkah Pertama adalah mendownload rules
osm_generic.cga yang telah disediakan oleh City Engine pada bagian Help >
Download Tutorial and Examples…> Tutorial 4 Import Street > Finish .
Hasil download akan muncul pada Navigator dan rules bisa langsung di copy
pada Project yang kita gunakan. Apabila telah memiliki Rules seperti saat ini,
rules hanya perlu di copy pada folder rules di dalam Project (dalam hal ini
Modul Project).

47
48
16. Berikutnya kembali ke City Engine. Klik Kanan pada layer bangunan ITN
Malang lalu klik Select Object.

49
17. Lalu Klik kanan lagi lalu klik Assign Rule File…

18. Kemudian akan muncul task bar, lalu cari lokasi rules
osm_generic.cga lalu pilih lalu klik open.

50
19. Pada Task Bar selanjutnya pilih Lot lalu klik OK.

20. Model 3D ITN Malang dan sekitarnya dari data OSM telah jadi.

Note : Ukuran dapat diubah sesuai kebutuhan dengan cara klik duakali pada
bangunan dan mengatur ukurannya pada Inspector. Kita juga dapat
menambahkan bangunan yang tidak ada dengan menggamar manual dengan
tools yang ada.

51
2.3.2 Import Shapefile Street Data
A. Pengertian Shapefile
Shapefile adalah format data untuk menyimpan data spasial
nontopologis berbasis vektor. Shapefile digunakan untuk menyimpan data
peta digital pada sistem informasi geografis. Format data ini dikembangkan
oleh ESRI.
Format data ini mampu menyimpan data spasial seperti bidang (untuk
menyimpan data pulau, wilayah provinsi), garis (untuk menyimpan data
jalan, sungai), titik (untuk menyimpan lokasi kota, bangunan, bangunan)
dan informasi mengenai ketiga data spasial tersebut (untuk menyimpan
nama suatu kota, jenis suatu jalan, dll).
Format data ini berbasis vektor. Jadi, data spasial seperti titik, garis
dan bidang disimpan dalam bentuk kumpulan titik. Untuk data garis,
disimpan titik-titik sudutnya. Sedangkan untuk bidang, juga disimpan titik-
titik sudutnya.
Format data ini menyimpan data spasial yang sifatnya nontopologis.
Setiap data spasial hanya disimpan sebagai individu. Hubungan antar data
spasial tidak disimpan.
B. Tujuan Import Shapefile Street Data
Tujuan dari Import Shapefile Street data adalah untuk memasukkan data
jalan dengan format .shp ke dalam Software City Engine yang nantinya
dapat diolah menjadi berbagai macam output.
C. Studi Kasus
Seorang planner ingin membuat permodelan tiga dimensi lokasi
sekitar ITN Malang dan membutuhkan data jalan. Saat ini planner tersebut
telah memiliki data jalan dalam bentuk .shp
D. Langkah Kerja

52
1. Buat scne baru seperti pada langkah kerja Import OSM.

2. Sebelum memasukkan data jalan kita harus memastikan bahwa jalan dengan
format shp yang kita miliki (JalanITN.shp) memiliki data lebar. Berikut
gambar dari attribute table data JalanITN.shp pada software ArcMap.

Note : Langkah ini dapat dilewatkan pada sesi ini karena data JalanITN.shp
dipastikan telah memiliki data lebar. Namun, jika ingin memasukkan shapefile
baru langkah ini harus diikuti.

53
3. Berikutnya adalah mengimport data shapefile jalan dengan
cara klik File > Import > City Engine Layer > Shapefile
Import > Next.

54
4. Lalu Klik Browse kemudian cari di penyimpanan data
JalanITN.shp lalu klik Open.

5. Pada Taskbar selanjutnya coordinat akan terisi otomatis dengan


koordinat yang telah dimasukkan pada shapefile, dalam kasus ini WGS
1984 UTM Zone 49s. Biarkan semua centang yang telah adla lalu klik
Finish.

55
6. Data Jalan telah masuk ke City Engine. Jika mengklik salah
satu ruas jalan maka keterangan dapat dilihat pada Inspector
disana pula jalan dapat diedit sesuai kebutuhan.

7. Langkah selanjutnya adalah menetapkan rules (Assign Rules). Langkah


ini dilakukan untuk mehasilkan jalan dengan rules yang telah disediakan
oleh City Engine untuk menghasilkan jalan yaitu sesame_01.cga .
pertama tama rules yang sudah ada di copy dalam folder rules pada
project yang kita gunakan yaitu Modul Project seperti pada langkah kerja
Import OSM sebelumnya.

56
8. Langkah selanjutnya klik kanan pada layer Graph Network
JalanITN lalu klik select object.

9. Setelah itu perhatikan Inspector lalu pada bagian Rule > Rule file, klik
Assign…

57
10. Setelah itu cari lokasi rules sesame_01.cga lalu pilih kemudian klik
open.

11. Kemudian pilih CrossingSidewalk untuk menghasilkan


model jalan dengan trotoar. Kemudian klik OK.

58
12. Model Jalan Kawasan Sekitar ITN Malang telah jadi.

59
2.4 Import Initial Shapes
A. Import Shapes from SHP / GDB

1. Klik file > New >CityEngine > CityEngine scene

60
2. Pada kolom Project Folder pastikan Scene file tersimpan pada Project
yang diinginkan seperti yang telah dipelajari pada Modul Bagian
“Essential Skills” yaitu cara membuat project. Pada Modul ini project
yang digunakan adalah project modul. Pada kolom File Name namakan
Scene dengan nama

61
3. Lalu klik Choose Setelah itu pilih koordinat yang diinginkan. Karena studi
kasus berada di Malang maka akan digunakan kordinat nya adalah WGS
1984 UTM Zone 49s dengan mengklik Projected Coordinate Systems >
UTM > WGS 1984 > Southern Hemisphere > WGS 1984 UTM Zone
49s > Oke > Finish.

4. Setelah itu klik File > Import > City Engine Layer > Shapefile Import >
Next

62
5. Lalu Klik Browse kemudian cari penyimpanan shp BANGUNAN lalu klik
Open

6. Hasil nya akan muncul seperti gambar di bawah

63
7. Langkah Selanjutnya adalah Generate Model. Langkah ini berfungsi untuk
membuat Model 3D dari lokasi yang kita inginkan . Langkah Pertama adalah
mendownload rules extrude.cga yang telah disediakan oleh City Engine
pada bagian Help > Download Tutorial and Examples…> tutorial 5
import initial shapes > Finish .

8. Akan muncul file tutorial 5 import initial shapes seperti di bawah ini

64
9. Klik Kanan pada layer shapes buildings2 lalu klik Select Object.

10. Dan bangunan akan terpilih atau di tandai semua nya

65
11. Setelah itu klik assign di Rute File dan pilih tutorial 5 import initial
shapes > rules > extrude.cga > open

12. Start rule pilih lot

13. Lalu klik kiri di Generate

66
14. Selesai tahap gambar bangunan menjadi 3D dan hasil nya seperti gambar
di bawah

15. Mengimpor dari file geodatabase


Buka File > new > CityEngine > CityEngine Scene, lalu klik browser di
project folder setelah itu pilih tutorial 5 import initial shapes > data >
footprints.gdb dan nama file nya geodatabase yang anda berikan > finish

67
Mengimpor bentuk polyline dengan bentuk CGA
1. Klik file setelah itu import pilih shapefile > next > browse kemudian cari
penyimpanan shp bangunan yang anda simpan > finish

68
2. Kemudian jika ingin membuat 3D viewport. Langkah yang pertama adalah
3. Langkah pertama : klik salah satu banguna jika anda hanya ingin memilih
satu bangunan , jika anda ingin memilih semua bangunan maka Klik
Kanan pada layer shapes buildings2 lalu klik Select Object.

4. Setelah itu klik assign di Rute File dan pilih tutorial 5 import initial
shapes > rules > spherecity_01.cga > open

69
5. Lalu set star rule kita memilih commercial > ok

6. Hasil nya akan seprti gambar di bawah

70
7. Mengimpor bentuk polyline dengan bentuk CGA
8. Buka File > CityEngine > CityEngine Scane, lalu klik browser di projeck
folder setelah itu pilih tutorial 5 import initial shapes > data >
shp_spherecity > ok dan nama file nya SPHERECITY yang anda berikan
(di belakang nama harus ada .cej) > coordinate system klik choose dan pilih
raw data in meters > finnish

71
9. Save scane pilih yes

72
B. Part 2: Import Shapes from OBJ
LANGKAH PERTAMA :

1. Klik File > New > CityEngine scene > pilih OBJ import > next > Klik
BROWSE pada projeck folder > lalu klik tutorial 5 import initial shapes
> data > obj > ok setelah itu file nama nya di beri nama data obj.cej

73
3. Klik file > import > obj import > NEXT

4. Klik browse pada file

74
5. Setelah itu pilih tutorial 5 import initial shapes > data > obj >
Pompeii_footprints.obj > ok

6. Hapus centang pada import as static model > finish

75
7. Dan hasil nya akan seperti gambar di bawah

Tahap ini pun selesai

76
2.5 Polygonal Modeling

2.5.1 Basic Polygonal Modelling


Berikut langkah-langkah pengerjaan basic polygonal modelling.
1. Pada langkah awal, buka software city engine kemudian download scenes yang
telah disediakan oleh City Engine pada bagian Help > Download Tutorial and
Examples…> Tutorial 14 Polygonal Modelling > Finish . Hasil download akan
muncul pada Navigator. Pada panel navigator, klik dua kali pada 14A_Basic_1.cej
dari folder tutorial untuk membuka proyek awal. Atau jika ingin lebih mudah buat
scene baru seperti pada langkah kerja Import OSM atau gunakan Scene1 yang
sebelumnya telah dibuat pada langkah kerja Import OSM namun dengan
menghilangkan centang pada seluruh layer agar tidak mengganggu.

77
2. Selanjutnya klik tool polygonal shape creation seperti gambar berikut

78
3. Arahkan pada bangunan yang hendak didigit, dengan kata lain diberi pemodelan
poligon dengan cara mengklik titik di salah satu sudut bangunan kemudian tahan
dan tarik ke arah sudut yang lain sampai kembali pada titik yang pertama hingga
membentuk pola bangunan seperti gambar di bawah

4. Selanjutnya klik, tahan dan arahkan ke atas (up) titik bulat berwarna oranye
tersebut hingga bentuknya seperti gambar di bawah

79
5. Setelah itu bagi dalam 2 bagian pola bangunan tersebut dengan cara mendigit
ulang, selanjutnya klik dan tahan titik oranye dan geser ke atas (up) seperti gambar

6. Untuk membuat atap, pisahkan poligon depan (yang kecil) kemudian arahkan kursor
ke tepi bagian tengah. Lalu klik titik oranye dan tarik ke atas, hingga berbentuk
demikian

80
7. Langkah berikutnya adalah texturing yang bertujuan untuk memberi tekstur pada
bangunan agar kelihatan lebih hidup. Caranya dengan mengklik texture shapes
kemudian pilih browse dan cari pada penyimpanan folder tutorial yang
sebelumnya telah di download kemudian klik folder assets setelah itu pilih
gambar wall stones lalu klik open.

8. Selanjutnya pada panel shape texturing tool di bagian texture coordinate mapping
mode nya pilih yang dimensions. Contoh ada pada gambar

81
9. Untuk mengatur ukuran tekstur, pada absolute texture height dan absolute texture
width. Dalam hal ini gunakan 10. Selanjutnya klik assign.

10. Selanjutnya buat tekstur pada bagian atap dengan cara ulangi langkah no. 8 dan
pilih gambar roof kemudian klik open setelah itu klik assign. Nantinya akan
muncul tampilan seperti di bawah ini

11. Basic Polygonal Modelling telah selesai.

82
2.5.2 Advanced Polygonal Modeling
Polygonal Modeling, merupakan modeling yang terdiri dari
vertices(vertex/titik), yang jika disambungkan akan membentuk sebuah edge(garis),
sehingga jika disambungkan dengan edge lain dapat membentuk sebuah face
(bidang). Bidang yang dibentuk oleh vertex dan edge.
Ada beberapa istilah yang penting dalam permodelan poligonal ini, diantaranya :
 Vertex
Vertex adalah representasi sebuah titik ke dalam bidang tiga dimensi. Vertex
tunggal disebut juga vertices. Vertex maupun vertices jika dalam bahasa
sehari hari sering disebut sebagai simpul.
 Edge
Edge dalam bahasa inggris berarti tepi. Tepi atau edge dalam permodelan
grafik ini merujuk pada garis yang menghubungkan dua vertices.
Langkah- Langkah Membuat Polygon Modeling :
1. Buka Aplikasi City Engine klik New_Scene.cej13.

83
2. Klik Polygon dan membuat garis bangunan. Untuk garis bangunan agar sejajar
dapat diatur dengan tarik garis lalu atur angka yang diinginkan sesuai kebutuhan
anda. Setelah klik garis anda dapat mengatur ukuran garis yang diinginkan dengan
cara ketik 500 lalu klik enter. Tiap Ukuran Garis Bangunan

3. Setelah arahkan mouse diatas polygon, dan tarik ke atas sampai membentuk 3D.

84
4. Untuk polygon Modeling telah selesai. Setelah itu membuat atap miring, atap
miring dibagi jadi dua kotak kecil dan persegi panjang dengan cara pindahkan

85
5. Setelah membuat atap miring langkah selanjutnya membuat tiang pada bangunan
rektorat. Dengan cara klik tumble/rotate arahkan ke bawah, membuat garis pada
kotak kecil lalu arahkan mouse ke tengah sampai melihat titik berwarna kuning.
Gambar ini adalah tampilan bawah gedung Seperti gambar dibawah.

6. Buat dua kotak kecil untuk membuat tiang gedung rektorat dan setelah membuat
dua kotak kecil arahkan mouse ketengah kotak kecil. Seperti gambar dibawah.

86
7. Buat persegi panjang dengan menggunakan polygon, buat untuk kiri dan kanan
seperti gambar dibawah.

87
8. Langkah Selanjutnya Pewaranaan Atap, dengan menggunakan select setelah itu
klik atap yang ingin diwarnai dengan cara. Klik satu sisi atap lalu “shift” lalu klik
sisi atap setelahnya. Selai atap, kemudian bisa memberi warna pada bagian-

bagian lain dari rumah yang telah di buat.

88
89
BAB III

KESIMPULAN

ESRI CityEngine adalah software untuk membuat konten 3D dan 3D


modelling untuk para profesional, seperti arsitek, urban planner, video / movie
maker, dan GIS user khususnya 3D modeller. Software ini juga mendukung data
yang memiliki geo-reference .CityEngine bisa support banyak data termasuk data
shapefile dan geodatabase. CityEngine merupakan software standalone, bukan
bagian dari produk software lain dari ESRI, seperti ArcGIS. Namun software 3D
ini mendukung pekerjaan yang dilakukan menggunakan software GIS seperti 3D
map modelling.

3.1 Dynamic City Layouts


Dynamic City Layouts memberi pengguna alat untuk membuat jaringan
jalan interaktif yang secara otomatis diperbarui dalam waktu nyata. Jalanan,
trotoar, dan seluruh blok, yang membentuk konteks urban spesifik beradaptasi
secara efisien dengan input pengguna dan memberi pengguna cara intuitif untuk
merancang tata kota lengkap. Semua geometri yang bergantung pada Dynamic
City Layouts yang mendasari juga diperbarui dengan cepat.

3.2 Customizable UI
Antarmuka pengguna di CityEngine dapat disesuaikan dengan tak apa pun.
Baik dalam pembuatan aturan, bekerja di jaringan jalan, mengedit atribut dengan
umpan balik waktu atau mempelajari laporan statistik perkembangan kota Anda
saat ini. Untuk pengguna yang ingin memiliki kontrol atas task yang berulang,
membuat laporan yang diformat dalam format file atau mengotomatiskan tindakan
spesifik lainnya, Python Script tersedia untuk lebih merampingkan alur kerja di
CityEngine.

90
3.3 Data Interopability
CityEngine mendukung format industri yang paling umum untuk impor
dan ekspor. Anda dapat mentransfer data garis, data bentuk dan geometri 3D ke
dalam CityEngine. Baik Anda bekerja di bidang Perencanaan Kota, Arsitektur,
Hiburan atau Simulasi, CityEngine menyediakan cara untuk menteansfer data
Anda.

3.4 The CityEngine modeling pipeline


Pemodelan lingkungan perkotaan dengan CityEngine biasanya
menyiratkan tahapan individu dari pipa yang diberikan pada gambar di bawah ini.
Pipa ini terdiri dari beberapa alat pemodelan prosedural untuk menghasilkan tata
ruang kota skala besar, serta menerapkan aturan CGA untuk pembuatan model
bangunan terperinci. Tinjauan umum tentang pemodelan CityEngine. Kotak hitam
menggambarkan tipe data dan kotak putih operasi untuk membuatnya. Biasanya,
pada langkah pertama, jaringan jalan dibuat, kemudian blok yang dihasilkan
dibagi menjadi banyak. Akhirnya, model 3D bangunan dihasilkan menggunakan
aturan CGA. Output dari CityEngine adalah model bangunan yang dapat
berbentuk polygon dan bentuk lain-lain.

3.5 Generating large-scale urban layouts


CityEngine terdiri dari beberapa alat prosedural dan interaktif untuk
mengatur jaringan jalan, menyelaraskan dan membagi bentuk. Di satu sisi, jalan-
jalan dapat ditumbuhkan sesuai dengan pola yang berbeda dan diedit secara
interaktif. Misalnya, penyeberangan jalan dapat dipindahkan, jalan dapat dihapus
atau dipilih dan panduan pertumbuhan jalan dapat diterapkan lagi pada pilihan. Di
sisi lain, alat untuk mengedit bentuk banyak tersedia, seperti menyelaraskan
bidang bangunan ke medan dll. Alat biasanya bekerja pada pemilihan yang
dilakukan di jendela tampilan 3D, viewport, atau beroperasi pada seluruh lapisan.
Organisasi berlapis adegan CityEngine menyediakan penanganan set data masif
yang praktis dan terorganisir.

91
3.6 Grammar-based modeling
Pemodelan berbasis tata bahasa atau pemodelan «prosedural» memiliki
beragam aplikasi, tetapi sebagian besar diterapkan, ketika sejumlah besar iterasi
desain atau sejumlah besar objek harus dibuat yang mematuhi aturan standar
tertentu. Otomasi pemodelan adalah tujuan dan kualitas keseluruhan dari deskripsi
berbasis tata bahasa tercermin dalam kualitas dan jumlah detail dari model yang
dihasilkan. Objek unik paling baik dimodelkan dengan tangan dan biasanya tidak
memerlukan pendekatan prosedural karena seringkali tidak ada tugas pemodelan
pada objek yang dapat diotomatisasi. Tentu saja, persiapan set aturan menciptakan
overhead tertentu di awal, tetapi di sisi lain, pembuatan model itu sendiri
dilakukan dalam sebagian kecil dari waktu dibandingkan dengan pemodelan
manual klasik. Bagan berikut membandingkan kedua teknik dan jelas bahwa
penerapan pemodelan Tata bahasa bentuk CGA dari CityEngine adalah bahasa
pemrograman unik yang ditentukan untuk menghasilkan konten 3D arsitektur.
Istilah CGA adalah singkatan dari Computer Generated Architecture. Gagasan
pemodelan berbasis tata bahasa adalah untuk mendefinisikan aturan, atau aturan
CGA dalam CityEngine, yang secara iteratif memperhalus desain dengan
membuat lebih banyak dan lebih detail. berbasis tata bahasa menjadi berguna
dengan sejumlah model yang harus dilakukan.

92

Anda mungkin juga menyukai