MODUL 1
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Rasa terima kasih kami sampaikan kepada para narasumber, praktisi di lapangan,
PT Mektan Babakan Tujuh Konsultan dengan Team Leader Drs. Komarudin, M.Pd, serta
pihak-pihak terkait yang telah membantu terwujudnya modul ini. Akhirnya mudah mudahan
paket modul yang kami susun ini dapat bermanfaat dan dapat membantu para praktisi
Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi Building Information Modeling (BIM) di
pusat maupun di daerah dimana sedang mengembangkan infrastruktur.
DAFTAR ISI
Hal.
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ I
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ III
DAFTAR INFORMASI VISUAL ..............................................................................................V
DAFTAR TABEL .....................................................................................................................V
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..................................................................................VII
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2. Deskripsi Singkat ....................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................ 2
1.3.1. Kompetensi Dasar ............................................................................................ 2
1.3.2. Indikator Keberhasilan ..................................................................................... 2
1.4. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok ......................................................................... 3
1.4.1. Kebijakan dan Peraturan Perundangan terkait Penyelenggaraan
Konstruksi ......................................................................................................... 3
1.4.2. Pedoman terkait Sistem Teknologi BIM:.......................................................... 3
BAB 2. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TERKAIT PENYELENGGARAAN
KONSTRUKSI ......................................................................................................................... 5
2.1. Undang-Undang Jasa Konstruksi Nomor 2 Tahun 2017 .......................................... 5
2.2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik ................................................................................................................. 30
2.3. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem
dan Transaksi Elektronik ......................................................................................... 34
2.4. Peraturan Menteri PUPR No.31/PRT/M/2015 tentang Perubahan Ketiga atas
Peraturan Menteri PUPR No.07/PRT/M/2011 tentang Standar dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Konsultansi ....................................... 38
2.5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.12/PRT/M/2017 Tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun
(Design and Build) ................................................................................................... 39
2.6. Soal Latihan ............................................................................................................. 42
2.7. Rangkuman.............................................................................................................. 42
2.8. Evaluasi ................................................................................................................... 43
BAB III. PEDOMAN TERKAIT SISTEM TEKNOLOGI BIM ................................................. 47
3.1. Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi (Tim BIM PUPR dan Insititut BIM
Indonesia) ................................................................................................................ 47
Hal.
Gambar 3.1 Langkah Adopsi BIM dalam Organisasi .......................................................... 47
Gambar 3.2. Tahapan dan keluaran menurut disiplin struktural ......................................... 51
Gambar 3.3. Mekanisme Pemodelan dan Kolaborasi dalam BIM. ..................................... 57
Gambar 3.4. Contoh Pemetaan Kolaborasi dalam Proyek BIM. ........................................ 59
Gambar 3.5. Produksi Model dan Dokumentasi. ................................................................ 60
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 3.1. Peran dan Tanggungjawab Tim BIM.................................................................. 48
Tabel 3.2. Peran dan Tanggungjawab Para Pihak dalam BIM ........................................... 63
2. Persyaratan
Sebelum mempelajari Modul 1, Anda diminta memperhatikan persyaratan berikut ini:
a. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan modul ini sampai anda memahami
secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari modul ini.
b. Baca sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dari kata-kata yang
dianggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam kamus
yang anda miliki.
3. Metoda
Dalam mempelajari Modul 1 ini, Metoda yang dapat Anda gunakan adalah sebagai berikut:
a. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi modul ini melalui pemahaman sendiri
dan tukar pikiran dengan peserta diklat yang lain atau dengan tutor anda .
b. Guna memperluas wawasan, baca dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan.
Anda dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet.
c. Mantapkan pemahaman anda dengan mengerjakan latihan dalam modul dan
melalui kegiatan diskusi dalam kegiatan tutorial dengan peserta diklat lainnya.
d. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang dituliskan pada setiap
akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah anda sudah
memahami dengan benar kandungan modul ini.
4. Alat Bantu/Media
Untuk menyempurnakan proses pembelajaran Anda dalam memahami Modul 1, Anda dapat
menggunakan Alat Bantu/Media sebagai berikut:
a. Modul
b. Bahan Tayang
c. Alat Tulis
Selamat belajar !
BAB 1 PENDAHULUAN
yang kompeten dan ahli pada bidang konstruksi, salah satunya perlu dilaksanakannya suatu
program pelatihan, yaitu :
PELATIHAN PERENCANAAN KONSTRUKSI DENGAN SISTEM TEKNOLOGI
BUILDING INFORMATION MODELLING (BIM)
Dengan demikian diharapkan SDM yang bernaung di bawah Kementerian PUPR terutama
pada sektor konstruksi, mampu memberikan pelayanan yang prima terkait Perencanaan
Konstruksi dengan Sistem Teknologi Building Information Modelling (BIM).
Guna mendukung berjalannya program pelatihan, perlu ditunjang dengan adanya bahan
ajar salah satunya yaitu modul. Diharapkan dengan adanya modul, mampu menciptakan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Maka dibuatlah modul terkait Perencanaan
Konstruksi dengan Sistem Teknologi Building Information Modelling (BIM) .
Modul 1 yang membahas mengenai “Kebijakan dan Peraturan Perundangan Terkait
Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi BIM” diharapkan menambah
wawasan dan pengetahuan peserta pelatihan Perencanaan Konstruksi dengan Sistem
Teknologi Building Information Modelling (BIM) mengenai keterkaitan Kebijakan dan
Peraturan Perundangan dengan Perencanaan Konstruksi dengan Sistem Teknologi
Building Information Modeling (BIM). Selain itu diharapkan peserta pelatihan dapat menggali
keluasan dan kedalaman substansinya bersama sesama peserta dan para Widyaiswara
dalam berbagai kegiatan pembelajaran selama pelatihan berlangsung.
Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan pengetahuan mengenai Kebijakan, Peraturan
dan Perundangan, serta Pedoman yang terkait Perencanaan Konstruksi dengan Sistem
Teknologi BIM.
Setelah mengikuti pembelajaran mata diklat ini peserta diharapkan dapat memahami
Kebijakan dan Peraturan Perundangan terkait Penyelenggaraan Konstruksi serta Pedoman
terkait Sistem Teknologi BIM.
a. Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi (Tim BIM PUPR dan Institut BIM Indonesia)
b. Panduan BIM Singapura (versi 2.0)
c. Panduan BIM Singapura untuk Pelaku Usaha Jasa Konstruksi (BIM Essensial
Guide)
d. Latihan
e. Rangkuman
f. Evaluasi
Undang-Undang ini disusun karena Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa
Konstruksi belum dapat memenuhi tuntutan kebutuhan tata kelola yang baik dan dinamika
perkembangan penyelenggaraan jasa konstruksi. Secara keseluruhan terdiri dari 14 Bab
dan 106 pasal.
Adapun beberapa substansi penting dalam UU Jasa Konstruksi yang baru adalah:
1. Adanya pembagian peran berupa tanggung jawab dan kewenangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan jasa konstruksi;
2. Menjamin terciptanya penyelenggaraan tertib usaha jasa konstruksi yang adil, sehat
dan terbuka melalui pola persaingan yang sehat;
3. Meningkatnya peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan jasa konstruksi melalui
kemitraan dan sistem informasi, sebagai bagian dari pengawasan penyelenggaraan
jasa konstruksi;
4. Lingkup pengaturan yang diperluas tidak hanya mengatur usaha jasa konstruksi
melainkan mengatur rantai pasok sebagai pendukung jasa konstruksi dan usaha
penyediaan bangunan;
5. Adanya aspek perlindungan hukum terhadap upaya yang menghambat
penyelenggaraan jasa konstruksi agar tidak mengganggu proses pembangunan.
Perlindungan ini termasuk perlindungan bagi pengguna dan penyedia jasa dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi. Pada RUU tentang Jasa Konstruksi yang baru
tidak terdapat klausul kegagalan pekerjaan konstruksi hanya ada klasul kegagalan
bangunan. Hal ini sebagai perlindungan antara pengguna dan penyedia jasa saat
melaksanakan pekerjaan konstruksi;
6. Perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia dalam bekerja di bidang jasa konstruksi,
termasuk pengaturan badan usaha asing yang bekerja di Indonesia, juga penetapan
standar remunerasi minimal untuk tenaga kerja;
7. Adanya jaring pengaman terhadap investasi yang akan masuk di bidang jasa konstruksi;
8. Mewujudkan jaminan mutu penyelenggaraan jasa konstruksi yang sejalan dengan nilai-
nilai keamanan, keselamatan, kesehatan, dan keberlanjutan (K4).
Asas dan Tujuan Penyelenggaraan Jasa Konstruksi berlandaskan pada asas:
a. kejujuran dan keadilan;
b. manfaat;
c. kesetaraan;
d. keserasian;
e. keseimbangan;
f. profesionalitas;
g. kemandirian;
h. keterbukaan;
i. kemitraan;
j. keamanan dan keselamatan;
k. kebebasan;
l. pembangunan berkelanjutan; dan
m. wawasan lingkungan
b. bangunan sipil.
Klasifikasi usaha Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
spesialis antara lain:
a. instalasi;
b. konstruksi khusus;
c. konstruksi prapabrikasi;
d. penyelesaian bangunan; dan
e. penyewaan peralatan.
Layanan usaha yang dapat diberikan oleh Pekerjaan
Konstruksi yang bersifat umum meliputi:
a. pembangunan;
b. pemeliharaan;
c. pembongkaran; dan/atau
d. pembangunan kembali.
Layanan usaha yang dapat diberikan oleh Pekerjaan
Konstruksi yang bersifat spesialis meliputi pekerjaan bagian
tertentu dari bangunan konstruksi atau bentuk fisik lainnya.
e. kondisi tertentu.
Pengadaan langsung dilakukan untuk paket dengan nilai
tertentu.
Ketentuan lebih lanjut mengenai kondisi tertentu diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
Pemilihan Penyedia Jasa dan penetapan Penyedia Jasa
dalam pengikatan hubungan kerja Jasa Konstruksi
dilakukan dengan mempertimbangkan:
a. kesesuaian antara bidang usaha dan ruang lingkup
pekerjaan;
b. kesetaraan antara kualifikasi usaha dan beban
kerja;
c. kinerja Penyedia Jasa; dan
d. pengalaman menghasilkan produk konstruksi
sejenis.
Dalam hal pemilihan penyedia layanan jasa Konsultansi
Konstruksi yang menggunakan tenaga kerja konstruksi
pada jenjang jabatan ahli, Pengguna Jasa harus
memperhatikan standar remunerasi minimal.
Standar remunerasi minimal ditetapkan oleh Menteri.
Pengguna Jasa dilarang menggunakan Penyedia Jasa yang
terafiliasi pada pembangunan untuk kepentingan umum
tanpa melalui tender atau seleksi, atau pengadaan secara
elektronik.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pemilihan Penyedia Jasa
dan penetapan Penyedia Jasa dalam hubungan kerja Jasa
Konstruksi diatur dalam Peraturan Pemerintah.
b.
pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan
kebijakan Jasa Konstruksi nasional di wilayah
kabupaten/kota.
Dalam melaksanakan pembinaan, Pemerintah Pusat dapat
mengikutsertakan masyarakat Jasa Konstruksi.
Pendanaan
Penyelenggaraan pembinaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 76 dan sub-urusan Jasa Konstruksi yang
menjadi kewenangan Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 6 didanai dengan
anggaran pendapatan dan belanja negara.
Penyelenggaraan sub-urusan Jasa Konstruksi yang
menjadi kewenangan Pemerintah Daerah provinsi dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 didanai dengan
anggaran pendapatan dan belanja daerah.
Gubernur melaporkan penyelenggaraan sub-urusan Jasa
Konstruksi kepada Menteri yang menjadi satu kesatuan
yang tidak terpisahkan dengan laporan penyelenggaraan
Pemerintah Daerah provinsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Bupati dan walikota melaporkan penyelenggaraan
suburusan Jasa Konstruksi kepada gubernur yang menjadi
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan laporan
penyelenggaraan Pemerintah Daerah kabupaten/kota
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengawasan
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap
penyelenggaraan Jasa Konstruksi meliputi:
a. tertib penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
b. tertib usaha dan perizinan tata bangunan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;
dan
c. tertib pemanfaatan dan kinerja Penyedia Jasa dalam
menyelenggarakan Jasa Konstruksi.
Selain melakukan pengawasan, Pemerintah Pusat
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan Jasa
Konstruksi pada:
a. bangunan perwakilan Republik Indonesia di luar negeri;
dan
b. bangunan perwakilan asing di wilayah Indonesia.
Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan diatur dalam
Peraturan Pemerintah.
Sistem Informasi Untuk menyediakan data dan informasi yang akurat dan
Jasa Konstruksi terintegrasi dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi
dibentuk suatu sistem informasi yang terintegrasi.
Sistem informasi yang terintegrasi memuat data dan
informasi yang berkaitan dengan:
a. tanggung jawab dan kewenangan di bidang Jasa
Konstruksi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah;
b. tugas pembinaan di bidang Jasa Konstruksi yang
dilakukan Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah; dan
c. tugas layanan di bidang Jasa Konstruksi yang
dilakukan oleh masyarakat jasa konstruksi.
Setiap Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa serta institusi
yang terkait dengan Jasa Konstruksi harus memberikan
data dan informasi dalam rangka tugas pembinaan dan
layanan.
Sistem informasi dikelola oleh Pemerintah Pusat.
Pembiayaan yang diperlukan dalam pengembangan dan
pemeliharaan sistem informasi yang terintegrasi
dibebankan kepada anggaran pendapatan dan belanja
negara.
Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem informasi yang
terintegrasi diatur dalam Peraturan Menteri.
Partisipasi Penyelenggaraan sebagian kewenangan Pemerintah Pusat
masyarakat mengikutsertakan masyarakat Jasa Konstruksi.
Keikutsertaan masyarakat Jasa Konstruksi dilakukan
melalui satu lembaga yang dibentuk oleh Menteri.
Unsur pengurus lembaga dapat diusulkan dari:
a. asosiasi perusahaan yang terakreditasi;
b. asosiasi profesi yang terakreditasi;
c. institusi pengguna Jasa Konstruksi yang
memenuhi kriteria; dan
d. perguruan tinggi atau pakar yang memenuhi
kriteria.
Selain unsur, pengurus lembaga dapat diusulkan dari
asosiasi terkait rantai pasok konstruksi yang terakreditasi.
Pengurus lembaga ditetapkan oleh Menteri setelah
mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat.
Asosiasi yang terakreditasi diberikan oleh Menteri kepada
yang memenuhi persyaratan:
a. jumlah dan sebaran anggota;
b. pemberdayaan kepada anggota;
c. pemilihan pengurus secara demokratis;
d. sarana dan prasarana di tingkat pusat dan daerah;
dan
Nama Domain, Hak Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau
Kekayaan Intelektual masyarakat berhak memiliki Nama Domain berdasarkan
dan Perlindungan Hak prinsip pendaftar pertama (Pasal 23).
Pribadi
Perbuatan yang • Distribusi, transmisi, membuat dapat diaksesnya
Dilarang informasi/dokumen elektronik yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan, perjudian, pencemaran nama baik,
pengancaman (Pasal 27).
• Mengakses komputer/sistem elektronik untuk memperoleh
informasi/dokumen elektronik dengan menjebol sistem
pengamanan (Pasal 30).
• Melakukan penyadapan, mengubah, merusak,
menghilangkan, memindahkan, menyembunyikan
informasi/dokumen elektronik milik orang lain atau milik
publik (Pasal 31).
• Memindahkan atau mentransfer informasi/dokumen
elektronik kepada yang tidak berhak yang mengakibatkan
terbukanya suatu informasi/dokumen elektronik yang
bersifat rahasia menjadi dapat diakses oleh publik (Pasal
32).
• Memproduksi, menjual, mengadakan untuk digunakan,
mengimpor, mendistribusikan, menyediakan, atau
memiliki: perangkat keras dan lunak komputer, sandi lewat
komputer, kode akses, atau sejenisnya yang ditujukan
agar sistem elektronik menjadi dapat diakses (Pasal 34).
Penyelesaian Setiap Orang (Pasal 38) maupun masyarakat (Pasal 39)
Sengketa dapat mengajukan gugatan terhadap pihak yang
menyelenggarakan Sistem Elektronik dan/atau menggunakan
Teknologi Informasi yang menimbulkan kerugian.
Peran Pemerintah dan Pasal 40:
Peran Masyarakat
• Pemerintah memfasilitasi pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Transaksi Elektronik, serta melindungi
kepentingan umum dari segala jenis gangguan sebagai
akibat penyalahgunaan Informasi Elektronik dan Transaksi
Elektronik yang mengganggu ketertiban umum, sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan
• Pemerintah menetapkan instansi atau institusi yang
memiliki data elektronik strategis yang wajib dilindungi,
dimana instansi tersebut harus membuat Dokumen
Elektronik dan rekam cadang elektroniknya serta
menghubungkannya ke pusat data tertentu untuk
kepentingan pengamanan data.
Pasal 41:
• Masyarakat dapat berperan meningkatkan pemanfaatan
Teknologi Informasi melalui penggunaan dan
Penyelenggaraan Sistem Elektronik dan Transaksi
Elektronik sesuai dengan ketentuan Undang-Undang,
yang dapat diselenggarakan melalui lembaga yang
dibentuk oleh masyarakat dengan fungsi konsultasi dan
mediasi.
Beberapa ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik mengamanatkan pengaturan lebih lanjut dalam peraturan
pemerintah, yakni pengaturan mengenai Lembaga Sertifikasi Keandalan, Tanda Tangan
Elektronik, penyelenggara sertifikasi elektronik, Penyelenggara Sistem Elektronik,
Penyelenggaraan Transaksi Elektronik, penyelenggara Agen Elektronik dan pengelolaan
Nama Domain. Hal ini diatur secara ke dalam Peraturan Pemerintah tentang
Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik.
Peraturan Pemerintah ini mengatur kewajiban penyelenggara sistem elektronik pada
umumnya dan penyelenggara sistem elektronik untuk pelayanan publik, yang meliputi
perangkat keras, perangkat lunak, tenaga ahli, tata kelola, dan pengamanannya. Khusus
untuk penyelenggara sistem elektronik bagi pelayanan publik, antara lain diwajibkan untuk
menempatkan pusat data dan pusat pemulihan bencana di wilayah indonesia, wajib
memperoleh Sertifikasi Kelaikan Sistem Elektronik dari Menteri, dan wajib terdaftar pada
kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan
informatika.
Ketentuan Umum Pasal 1
• Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan
prosedur elektronik yang berfungsi mempersiapkan,
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan,
menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau
menyebarkan Informasi Elektronik.
• Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang
dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan
Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
• Agen Elektronik adalah perangkat dari suatu Sistem
Elektronik yang dibuat untuk melakukan suatu tindakan
terhadap suatu Informasi Elektronik tertentu secara
otomatis yang diselenggarakan oleh Orang.
• Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan
data elektronik, termasuk tetapi tidak terbatas pada
tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
electronic data interchange (EDI), surat elektronik
(electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses, simbol,
atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau
dapat dipahami oleh orang yang mampu
memahaminya
• Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi
Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima,
atau disimpan dalam bentuk analog, digital,
elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya, yang dapat
dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui
komputer atau Sistem Elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan,
foto atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, kode akses,
simbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti
Peraturan Menteri ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pengadaan Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build)
yang pembiayaannya baik sebagian/seluruhnya bersumber dari APBN/APBD. Hal ini
bertujuan agar Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan Bangun (Design and Build)
lebih operasional, efektif, dan efisien.
Ketentuan Umum • Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan
Bangun (Design and Build) adalah seluruh pekerjaan
yang berhubungan dengan pembangunan suatu
bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya, dimana
pekerjaan perancangan terintegrasi dengan
pelaksanaan konstruksi.
• Kontrak Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang
dan Bangun (Design and Build) yang selanjutnya
disebut Kontrak adalah perjanjian tertulis antara PPK
dengan penyedia.
• Kerja Sama Operasi untuk Pekerjaan Konstruksi
Rancang dan Bangun (Design and Build) yang
selanjutnya disingkat KSO adalah perjanjian antara
1. Jelaskan tentang ketentuan informasi, dokumen, dan tanda tangan elektronik yang
terdapat dalam Undang-Undang No.11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik untuk mengantisipasi perkembangan konstruksi digital di
Indonesia!
2. Sebutkan tentang Kriteria Perangkat Keras dan juga Kriteria Perangkat Lunak
dalam Transaksi Penyelenggaraan Elektronik sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan
Transaksi Elektronik!
2.7. Rangkuman
2.8. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang Benar
di antara pilihan jawaban yang ada.
2. Turunan dari Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik adalah:
a. Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2010
b. Peraturan Pemerintah No. 92 Tahun 2010
c. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2012
d. Semua benar
e. Semua salah
2. Kriteria Perangkat Keras dan juga Kriteria Perangkat Lunak dalam Transaksi
Penyelenggaraan Elektronik sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah
No. 82 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik
adalah sebagai berikut:
Sistem informasi yang terintegrasi dibuat untuk menyediakan data dan informasi
yang akurat dan terintegrasi dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang dikelola
oleh Pemerintah Pusat. Data dan informasi terkait dengan:
3.1. Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi (Tim BIM PUPR dan Insititut BIM
Indonesia)
KEPEMIM-
PINAN
PERENCA-
HASIL
NAAN
LANGKAH ADOPSI
KETERLI-
BIM DALAM
BATAN ORGANISASI INFORMASI
STAKE-
HOLDER
SDM DAN
KAPABILI- PROSES
TAS
Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR, 2018.
1) Kepemimpinan
Pada lingkup proyek, usulan organisasi yang bertugas melaksanakan BIM dapat dilihat pada
tabel berikut. Dalam konteks owner atau pemilik proyek, representatif BIM untuk owner harus
memiliki pemahaman tentang BIM sebagai metode dalam desain, konstruksi, serta
operasional. Beberapa posisi dalam struktur organisasi ini yakni:
• Manajer Proyek BIM (Project BIM Manager), terdiri dari 1) Manajer Konstruksi BIM dan
2) Manajer Desain BIM;
• Lead/Koordinator BIM untuk setiap disiplin.
Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR, 2018
2). Perencanaan
Salah satu deliverable penting adalah pengembangan program adopsi BIM yang bertujuan
untuk mengarahkan dan memandu organisasi dari kondisi eksisting ke kondisi berbasis BIM
yang digunakan secara efektif dan inovatif. Hal yang menjadi keluaran aspek perencanaan
adalah sebagai berikut:
• Visi BIM
• Tujuan BIM, dimana pada setiap Tujuan dan Sasaran harus ada indikasi bagaimana
Achievement diukur dalam suatu rentang waktu tertentu.
• Tema penting, diperlukan agar adopsi BIM dalam suatu organisasi menjadi lebih fokus.
Contoh fokus misalnya pembelajaran (learning focus) atau inovasi untuk penciptaan nilai
baru
• Manajemen Perubahan/Change Management, membantu organisasi bermigrasi dari
kondisi eksisting sekarang ke kondisi di masa datang dengan sedikit “disrupsi” dan
“resistensi”. Manajemen perubahan ditetapkan menurut jangka waktu tertentu, misal
penciptaan iklim perubahan (3-6 bulan), membangun momentum perubahan (6-12
bulan); implementasi dan keberlanjutan proyek (12-24 bulan).
• Sumber Daya BIM, mencakup daftar software dan hardware yang diperlukan sesuai
fungsinya serta sistem pengelolaan dokumen utnuk mengelola aset-aset BIM.
3). Informasi
Informasi pada tahap adopsi BIM terkait dengan 1) standar BIM, 2) Quality Assurance BIM, 3)
Quality Control BIM, serta 4) Manajemen Informasi BIM.
• Standar BIM, merupakan definisi dari “apa” dan “bagaimana” mengembangkan model-
model BIM pada setiap tahap proyek untuk memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Beberapa Negara memiliki standar sendiri yang bersumber dari BIM National Standard.
Standar BIM ini dapat dibuat berbeda pada setiap disiplin ilmu.
Contoh Standar BIM. Sumber: Panduan Adopsi BIM dalam Organisasi, Tim BIM PUPR, 2018
• Quality Assurance BIM, berperan sangat penting dalam menjamin keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Contoh QA untuk BIM diantaranya
adalah:
− Validasi model (cek secara visual)
untuk memastikan model yang dihasilkan sesuai
dengan standar atau spesifikasi yang ditetapkan pada dokumen Standar BIM
− Validasi Dataset untuk memastikan dataset yang dimasukkan pada model sesuai
dengan standar dan menggunakan data yang valid
− Validasi Antar-muka (cek dengan bantuan computer) untuk mendeteksi bentrok
(clash detection) pada elemen bangunan menggunakan software deteksi bentrok
maupun mendeteksi ruang yang cukup antar komponen bangunan untuk tujuan
instalasi dan pemeliharaan
− Validasi Koordinasi Eksternal (Exchange Validation) untuk memastikan model yang
dihasilkan atau dipublikasikan sesuai dengan protocol koordinasi eksternal yang telah
didefinisikan dalam dokumen Project Execution Plan atau BIM Execution Plan (BEP)
• Quality Control BIM, bertujuan untuk memverifikasi semua deliverables yang sesuai
dengan standar proyek. Manajer BIM dan Tim harus memverifikasi semua deliverable
yang diterima sesuai dengan dokumen BEP dan kontrak (jika ada). Kegiatan quality
control diantaranya mencakup:
− Verifikasi metadata terkait tanggal pemasukan file, jenis fileo Nama file instruksi
akses ke database (jika ada), deskripsi isi, skema data, deskripsi standar data
− Validasi versi software, format dan jenis file, penamaan file
• Manajemen informasi BIM, terkait dengan standar pengelolaan informasi BIM pada
proyek yang dikerjakan. Contoh Manajemen Informasi BIM adalah sebagai berikut:
− BIM Execution Plan (BEP)
− Dokumen Laporan Kemajuan BIM berdasarkan tahapannya (tahap konsep, tahap
skematik/prarancangan, tahap pengembangan desain, tahap submisi TABG,
tahap tender/DED, tahap konstruksi, tahap as-built, tahap manajemen fasilitas
− Rapat-rapat koordinasi BIM termasuk MoM dan follow up
− Koleksi Library BIM per disiplin
− Kontraktual mencakup addendum, RFI, dan change order
4) Proses
Berikut disajikan panduan (outline) mengenai apa saja deliverable yang harus dikeluarkan
dalam setiap tahapan pelaksanaan BIM pada setiap proyek. Contoh tahapan dan keluaran
menurut disiplin struktural adalah sebagai berikut.
Sumber: BIM Essential Guide for Structural Consultant, BCA Singapore, 2013
5) SDM
Pengembangan kapasitas (capacity building) adalah hal paling penting dalam program adopsi
BIM. Hal ini terkait pemetaan kompetensi sumber daya manusianya dan melaksanakan
rangkaian training sesuai rencana adopsi dan implementasi BIM.
• Peta Kompetensi
Peta kompetensi (Competency Map) adalah cetak biru SDM dalam sebuah organisasi yang
memperlihatkan jenis ketrampilan (skill set) yang harus dikembangkan untuk memenuhi target
tujuan dan sasaran program adopsi dan implementasi BIM
• Rencana dan Peta Jalan Pelatihan (Training)
Suatu organisasi harus memiliki peta jalan dan program pelatihan berkesinambungan yang
meliputi perencanaan SDM, jenis pelatihan, waktu dan penyedia layanan. Program pelatihan
dapat disesuaikan menurut jenis personil (senior management, principal, arsitek, project
manager, engineer, drafter) dan model pelatihan BIM seperti apa yang dibutuhkan (BIM
Awareness, BIM Management, BIM Modelling, BIM Analysis).
Jenis proses pembelajaran BIM dapat berupa:
− Kursus dan pelatihan formal BIM dengan target keterampilan (skill) yang diinginkan.
− Mentoring dimana staf yang sudah dilatih sebelumnya, membimbing staf yang lain.
− Forum dimana isu-isu teknis dan lessons learned disampaikan dan dibagi diantara
rekan.
− Dokumentasi berupa manual dan kumpulan good practices.
jawab anggota proyek dalam penggunaan BIM pada setiap tahapan proyek yang berisi hal-
hal teknis dan detail terkait deliverable dan prosesnya, yang mana terkait dengan proses
pembuatan, koordinasi, distribusi informasi.
Dalam dokumen BEP, umumnya berisi hal-hal berikut:
• Informasi Proyek
• Anggota Pelaksana Proyek
• Tujuan Proyek dan Penggunaan BIM di Setiap Tahapan Proyek
• Deliverable BIM di Setiap Tahapan Proyek
• Pembuat Model (Model Author) dan Pengguna Model (User) untuk Setiap Deliverable
BIM
• Elemen-elemen Model, Tingkat Kelengkapan Informasi (Level of Development/LOD)
dan atribut untuk setiap Deliverable BIM
• Proses pembuatan model BIM, pemeliharaan dan kolaborasinya
• Protokol atau prosedur distribusi informasi, format submisi
• Sarana dan prasarana,software yang digunakan.
BEP pada umumnya dibuat pada awal pelaksanaan proyek dan dapat diperbaharui (update)
untuk mengakomodasi anggota baru atau jenis penggunaan BIM baru dalam suatu proyek.
Semua pembaruan harus mendapat persetujuan dari pemilik proyek dan BIM Manager.
7). Hasil
Hasil dari program adopsi BIM harus dapat dimonitor secara reguler sehingga aksi korektif
dapat dilakukan untuk mengarahkan program agar sesuai dengan rencana dan tujuan semula.
Daftar jenis Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan adalah sebagai berikut:
• TingkatProyek
− % proyek yang dilaksanakan menggunakan BIM
− % pihak-pihak luar yang terlibat
− Tahapan proyek yang menggunakan BIM (konsep, skematik, DED, As-Built, dst)
− Jumlah layanan tambahan yang ditawarkan
− Tingkat akurasi dari deliverable BIM (tingkat error) o % waktu tunda (delay) dan
penambahan biaya
• Tingkat Organisasi
− Kepemimpinan, perencanaan dan hasil
− Proses dan informasi
− SDM dan kapabilitas
− Keterlibatan stakeholder dan customer
− Cara baru atau metode baru dalam pelaksanaan pekerjaan
• Tingkat Kapabilitas Karyawan
− % karyawan yang ditraining BIM
− % karyawan yang bersertifikat BIM
− Tingkat ketrampilan BIM (BEP planning, authoring, analysis, collaboration,
− dst)
− % jenis keterampilan BIM yang diaplikasikan dalam proyek
− % karyawan yang detraining sebagai: manajer BIM, coordinator BIM, pemodel BIM
Pendahuluan
Panduan BIM Singapura yang dibuat oleh Building Construction Authority (BCA) Singapura
merupakan arahan yang menggarisbawahi peran dan tanggungjawab anggota proyek ketika
menggunakan BIM pada berbagai tahapan proyek. Tujuannya adalah untuk mengarahkan
keluaran atau hasil kerja, proses, serta para personil atau orang-orang yang terlibat dalam
implementasi BIM dalam sebuah penyelenggaraan proyek konstruksi.
Panduan ini juga digunakan sebagai arahan bagi pengembangan BIM Execution Plan (BEP)
yang merupakan kesepakatan antara Pemberi Kerja dengan anggota proyek untuk
mewujudkan keberhasilan implementasi suatu proyek BIM.
Panduan BIM Singapura secara umum terdiri dari spesifikasi BIM serta prosedur BIM
Modelling dan Kolaborasi. Versi 1.0 diluncurkan pada bulan Mei 2012 yang dilanjutkan dengan
Versi 2.0 yang diperbaharui pada tahun 2013.
Model Utility Titik-titik koneksi untuk utilitas eksisting dan utilitas baru
Pekerjaan saluran drainase dan termasuk outlet, saluran permukaan, slot channel, dan
air hujan manhole
Utilitas publik bawah tanah Hanya jaringan drainase
...dst
ACMV Distribution exhaust air ducts, fresh air ducts, supply air ducts, return air
ducts, transfer air ducts, dll
Mechanical piping chilled water supply pipes, chilled water return pipes,
...dst condesate drain pipes, dll
Pada tahap konstruksi, informasi yang lebih detil dimodelkan, contohnya adalah baja
tulangan dalam bentuk model 3D. Detail juga dapat dilihat melalui gambar kerja 2D.
• BIM vs 2D
Dalam setiap tahapan proyek BIM yang ditampilkan dalam model 3D, maka jika
direpresentasikan dalam gambar kerja 2D tingkat kedetilan akan berubah sesuai
skalanya. Contoh untuk desain konseptual, desain skematik, dan detail design
ditampilkan dalam skala 1:200, elemen dalam tahap konstruksi ditampilkan dalam skala
1:5 sampai 1:100, As Built Drawing pada skala 1:100, dan Facility Management pada
skala 1:50.
d) Kompensasi
BIM Steering Committee Singapura menyadari bahwa adopsi BIM meningkat upaya pada
tahap desain sehingga merekomendasikan pembayaran 5% dari fee payment jasa konsultasi.
Selain itu, penambahan cost juga harus diperhitungkan pada saat lelang, khususnya terkait
fee penyerahan desain BIM dari desainer (konsultan) ke kontraktor.
• Orientasi Model
Titik awal proyek harus didefinisikan secara jelas dan digambar pada sistem koordinat SVY21
dengan mengacu pada SLA Vertical Control Point (VCP) plus 100m.
• Manajemen Revisi
Model BIM akan terus berubah sesuai tahapan proyek. Perubahan ini harus dicatat terutama
ketika model dibagi ke dalam beberapa paket kecil dan ditangani oleh orang-orang yang
berbeda. Dalam hal ini peran koordinator BIM di tiap disiplin sangat penting untuk mencatat
informasi-informasi terbaru dalam perubahan model.
• Jenis Koordinasi
Keberhasilan koordinasi BIM disumbang oleh perencanaan matang dan pemahaman
mengenai koordinasi desain, clash detection atau space validation. Dalam proses koordinasi
tahap awal, keseluruhan model dapat dijalankan terhadap model lain untuk melihat keterkaitan
antar objek, elemen, dan kriteria lainnya. Penting untuk diingat bahwa tidak semua konflik yang
terdeteksi merupakan suatu permasalahan, akan tetapi bisa saja disengaja untuk
menyederhanakan proses modelling. Oleh karena itu sebelum menjalankan proses
koordinasi, perlu ditetapkan beberapa aturan sehingga dapat mereduksi waktu dan sumber
daya yang dihabiskan untuk mendeteksi kesalahan.
Dengan demikian, tanggungjawab yang diharapkan dari setiap tim dalam proses koordinasi
diantaranya adalah:
− Dalam proses koordinasi setiap tim mempunyai model spesifik sesuai disiplin masing-
masing
− Untuk menyelesaikan konflik, setiap tim menyetujui perubahan model sesuai disiplinnya
Pada saat panduan ini dibuat, industri konstruksi Singapura tengah mengalami tahap transisi
dari penggunaan gambar 2D ke model BIM. Untuk menyelesaikan konflik antara dokumen
kontrak dan model BIM maka dokumen kontrak akan berupa gambar 2D, sedang serah terima
proyek akan berupa format gambar 2D dan BIM.
• Publikasi 2D
Sebelum industri konstruksi siap dalam menerima BIM sebagai bagian dari dokumen
kontraktual, maka para anggota proyek harus menyetujui standar gambar 2D, termasuk
rencana, potongan, elevasi, detail, dan lainnya.
Direkomendasikan untuk mengambil gambar 2D dari model BIM untuk menjamin
keseragaman. Adapun gambar/detail 2D yang tidak berasal dari model BIM dapat diberi label
secara khusus.
• Format Pertukaran BIM
Pihak-pihak yang berkolaborasi juga harus menyepakati protokol pertukaran BIM beserta
formatnya (baik proprietary atau open source). Untuk menjamin keberlanjutan informasi
sesuai siklus hidup bangunan, maka informasi dapat tersedia dalam bentuk open standard
atau format yang disetujui bersama yang terspesifikasi dalam BIM Execution Plan. Setelah itu
semua dokumentasi berupa output data model BIM harus diarsipkan ke dalam folder proyek.
• Tim rancang-bangun akan mengadakan rapat installation planning sesuai dengan model
yang telah dikoordinasikan.
• Memperbolehkan fabrikasi digital komponen kunci secara akurat di luar site seperti
structural steel, komponen precast, unit fasade, dll.
2. Hasil dari program adopsi BIM dapat dimonitor dengan Key Performance Indicators
(KPI). Jelaskan secara rinci apa dan bagaimana cara pengukuran KPI Implementasi
BIM!
3.4. Rangkuman
Perencanaan menjadi salah satu deliverable penting adalah pengembangan program adopsi
BIM yang bertujuan untuk mengarahkan dan memandu organisasi dari kondisi eksisting ke
kondisi berbasis BIM yang digunakan secara efektif dan inovatif. Hal yang menjadi keluaran
aspek perencanaan adalah Visi BIM, Tujuan BIM, Tema penting, Manajemen Perubahan, dan
Sumber Daya BIM. Sedangkan, Informasi pada tahap adopsi BIM terkait dengan 1) standar
BIM, 2) Quality Assurance BIM, 3) Quality Control BIM, serta 4) Manajemen Informasi BIM.
Dalam Proses Adopsi BIM disajikan panduan (outline) mengenai apa saja deliverable yang
harus dikeluarkan dalam setiap tahapan pelaksanaan BIM pada setiap proyek. Contoh
tahapan dan keluaran menurut disiplin struktural adalah persiapan dan konsep desain, desian
skematik, detailed engineering design, konstruksi, as-built dan manajemen fasilitas.
Selanjutnya, pengembangan kapasitas (capacity building) adalah hal paling penting dalam
program adopsi BIM. Hal ini terkait pemetaan kompetensi sumber daya manusianya dan
melaksanakan rangkaian training sesuai rencana adopsi dan implementasi BIM.
BIM Execution Plan (BEP) adalah dokumen pegangan yang disetujui oleh pemilik proyek untuk
memandu Tim Proyek mencapai tujuan dan sasaran, termasuk deliverable BIM dalam rentang
waktu pelaksanaan proyek. Secara khusus dokumen ini menetapkan peran dan tanggung
jawab anggota proyek dalam penggunaan BIM pada setiap tahapan proyek yang berisi hal-
hal teknis dan detail terkait deliverable dan prosesnya, yang mana terkait dengan proses
pembuatan, koordinasi, distribusi informasi.
Hasil dari program adopsi BIM harus dapat dimonitor secara reguler sehingga aksi korektif
dapat dilakukan untuk mengarahkan program agar sesuai dengan rencana dan tujuan semula.
Daftar jenis Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan adalah capaian implementasi
BIM pada tingkat proyek, tingkat organisasi dan tingkat kapabilitas karyawan
Panduan BIM Singapura yang dibuat oleh Building Construction Authority (BCA) Singapura
merupakan arahan yang menggarisbawahi peran dan tanggungjawab anggota proyek ketika
menggunakan BIM pada berbagai tahapan proyek. Tujuannya adalah untuk mengarahkan
keluaran atau hasil kerja, proses, serta para personil atau orang-orang yang terlibat dalam
implementasi BIM dalam sebuah penyelenggaraan proyek konstruksi. Panduan ini juga
digunakan sebagai arahan bagi pengembangan BIM Execution Plan (BEP) yang merupakan
kesepakatan antara Pemberi Kerja dengan anggota proyek untuk mewujudkan keberhasilan
implementasi suatu proyek BIM.
Panduan BIM Singapura secara umum terdiri dari spesifikasi BIM serta prosedur BIM
Modelling dan Kolaborasi. Versi 1.0 diluncurkan pada bulan Mei 2012 yang dilanjutkan dengan
Versi 2.0 yang diperbaharui pada tahun 2013. Panduan BIM Singapura untuk pelaku usaha
jasa konstruksi terdiri BIM Essensial Guide untuk Konsultan Arsitektural, Konsultan Sipil dan
Struktural, Konsultan MEP dan Kontraktor.
3.5. Evaluasi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cara memilih jawaban yang Benar di
antara pilihan jawaban yang ada.
2. Daftar jenis Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan adalah capaian
implementasi BIM pada tingkat:
a. Proyek
b. Tingkat organisasi
c. Tingkat kapabilitas karyawan
d. Semua salah
e. Semua benar
Pengembangan kapasitas (capacity building) adalah hal paling penting dalam program
adopsi BIM. Hal ini terkait pemetaan kompetensi sumber daya manusianya dan
melaksanakan rangkaian training sesuai rencana adopsi dan implementasi BIM.
• Peta Kompetensi
Peta kompetensi (Competency Map) adalah cetak biru SDM dalam sebuah
organisasi yang memperlihatkan jenis ketrampilan (skill set) yang harus
dikembangkan untuk memenuhi target tujuan dan sasaran program adopsi
dan implementasi BIM
• Rencana dan Peta Jalan Pelatihan (Training)
Suatu organisasi harus memiliki peta jalan dan program pelatihan
berkesinambungan yang meliputi perencanaan SDM, jenis pelatihan, waktu
dan penyedia layanan. Program pelatihan dapat disesuaikan menurut jenis
personil (senior management, principal, arsitek, project manager, engineer,
drafter) dan model pelatihan BIM seperti apa yang dibutuhkan (BIM
Awareness, BIM Management, BIM Modelling, BIM Analysis).
Jenis proses pembelajaran BIM dapat berupa:
− Kursus dan pelatihan formal BIM dengan target keterampilan (skill) yang
diinginkan.
− Mentoring dimana staf yang sudah dilatih sebelumnya, membimbing staf
yang lain.
− Forum dimana isu-isu teknis dan lessons learned disampaikan dan dibagi
diantara rekan.
− Dokumentasi berupa manual dan kumpulan good practices.
2. Hasil dari program adopsi BIM dapat dimonitor dengan Key Performance Indicators
(KPI). Cara pengukuran KPI Implementasi BIM adalah sebagai berikut:
Hasil dari program adopsi BIM harus dapat dimonitor secara reguler sehingga aksi
korektif dapat dilakukan untuk mengarahkan program agar sesuai dengan rencana dan
tujuan semula. Daftar jenis Key Performance Indicators (KPI) yang digunakan adalah
sebagai berikut:
• TingkatProyek
− % proyek yang dilaksanakan menggunakan BIM
− % pihak-pihak luar yang terlibat
− Tahapan proyek yang menggunakan BIM (konsep, skematik, DED, As-Built,
dst)
− Jumlah layanan tambahan yang ditawarkan
− Tingkat akurasi dari deliverable BIM (tingkat error) o % waktu tunda (delay) dan
penambahan biaya
• Tingkat Organisasi
− Kepemimpinan, perencanaan dan hasil
− Proses dan informasi
− SDM dan kapabilitas
− Keterlibatan stakeholder dan customer
− Cara baru atau metode baru dalam pelaksanaan pekerjaan
• Tingkat Kapabilitas Karyawan
− % karyawan yang ditraining BIM
− % karyawan yang bersertifikat BIM
− Tingkat ketrampilan BIM (BEP planning, authoring, analysis, collaboration,
− dst)
− % jenis keterampilan BIM yang diaplikasikan dalam proyek
− % karyawan yang detraining sebagai: manajer BIM, coordinator BIM, pemodel
BIM
Keluaran yang dihasilkan/BIM Deliverables untuk disiplin Sipil dan Struktural adalah
sebagai berikut:
Sumber: BIM Essential Guide for C&S Consultant, BCA Singapore, 2013
DAFTAR PUSTAKA
GLOSARIUM
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau pekerjaan konstruksi.
Konsultansi Konstruksi adalah layanan keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pengkajian, perencanaan, perancangan, pengawasan, dan manajemen penyelenggaraan
konstruksi suatu bangunan.
Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang meliputi
pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan pembangunan kembali
suatu bangunan.
Usaha Penyediaan Bangunan adalah pengembangan jenis usaha jasa konstruksi yang
dibiayai sendiri oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, badan usaha, atau masyarakat,
dan dapat melalui pola kerja sama untuk mewujudkan, memiliki, menguasai, mengusahakan,
dan/atau meningkatkan kemanfaatan bangunan.
Pengguna Jasa adalah pemilik atau pemberi pekerjaan yang menggunakan layanan Jasa
Konstruksi.
Penyedia Jasa adalah pemberi layanan Jasa Konstruksi.
Informasi Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi tidak
terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto, electronic data interchange (EDI),
surat elektronik (electronic mail), telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda,
angka, Kode Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat
dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Transaksi Elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan
Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya.
Teknologi Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan, menyiapkan, menyimpan,
memproses, mengumumkan, menganalisis, dan/atau menyebarkan informasi.
Dokumen Elektronik adalah setiap Informasi Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan,
diterima, atau disimpan dalam bentuk analog, digital, elektromagnetik, optikal, atau sejenisnya,
yang dapat dilihat, ditampilkan, dan/atau didengar melalui Komputer atau Sistem Elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto atau
sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol atau perforasi yang memiliki makna atau
arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.
Sistem Elektronik adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik yang berfungsi
mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menyimpan, menampilkan,
mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan Informasi Elektronik.
Penyelenggaraan Sistem Elektronik adalah pemanfaatan Sistem Elektronik oleh
penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat.
Jaringan Sistem Elektronik adalah terhubungnya dua Sistem Elektronik atau lebih, yang
bersifat tertutup ataupun terbuka.
BIM Execution Plan (BEP) adalah dokumen pegangan yang disetujui oleh pemilik proyek untuk
memandu Tim Proyek mencapai tujuan dan sasaran, termasuk deliverable BIM dalam rentang
waktu pelaksanaan proyek
KUNCI JAWABAN
JAWABAN EVALUASI
SOAL BAB II
1. C
2. C
3. D
SOAL BAB III
1. C
2. E
3. C