Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN INDIVIDU PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

KELUARAHAN MARICAYA,KOTA MAKASSAR

( Dosen Pengampuh : Fitrawan Umar.,ST.,M.Sc.)

OLEH :
Nama : Raisah
NIM : 105831103720
Kelas : 5B

FAKULTAS TEKNIK
PRODI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


2022/2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................5
B. IDENTIFIKASI MASALAH..................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
A.ANALISIS TEORI FIGURE GROUND.......................................................................................7
a) Teori Figure ground...............................................................................................................7
Figure Ground Plan.......................................................................................................................7
b) Urban Solid............................................................................................................................8
c) Urban Void............................................................................................................................8
d) Tipologi Solid........................................................................................................................9
e) Tipologi Void........................................................................................................................9
f) Tekstur Perkotaan................................................................................................................10
g) Pola Massa dan Ruang.........................................................................................................11
C. ANALISIS TEORI PLACE.....................................................................................................11
a).Paths........................................................................................................................................11
b). Edges ( Tepi Kawasan)...........................................................................................................12
c).Landmark.................................................................................................................................13
d).Nodes......................................................................................................................................14
e). District....................................................................................................................................14
D. ANALISIS TEORI LINKAGE................................................................................................15
a). Linkage Visual........................................................................................................................15
b). Linkage Struktural..................................................................................................................16
c). Linkage Kolektif.....................................................................................................................17
BAB III................................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................................19
A. SARAN.......................................................................................................................................19
B. KESIMPULAN...........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20

DAFTAR GAMBAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat, berkat, dan
bimbingan‐Nya,Saya dapat menyelesaikan laporan hasil survey Pada daerah Maricaya
sebagai syarat kelulusan dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur Kota. Dengan bantuan‐
Nya, makalah kami dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Tak lupa saya ucapkan banyak
terima kasih kepada zdosen pengampu Mata kuliah Arsitektur kota atas bimbingannya dalam
menyelesaikan laporan ini. Demikianlah laporan ini saya buat. Saya menyadari bahwa
laporan ini jauh dari kata sempurna . Untuk itu, kami menerima kritik dan saran agar nantinya
juga bisa menjadi bahan evaluasi untuk menyempurnakannya.

Makassar,21 Januari 2023.


Penulis,

Raisah
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Urban Landscape Design atau desain lansekap perkotaan adalah pendekatan dalam
mendesain kota yang memberikan dampak positif pada penduduknya dengan menyediakan
lingkungan yang layak huni. adalah sebuah konsep tata kota dalam skala besar supaya bisa
menciptakan sebuah tampilan kota yang menarik dengan desain bangunan yang saling
memiliki hubungan dan tampilannya yang harmonis. Konsep desain tersebut dibuat dalam
rangka untuk menciptakan sebuah tatanan kota yang baik, sehingga setiap masyarakat bisa
mendapatkan dan terpenuhi seluruh keperluannya. Setiap masyarakat harus bisa menjangkau
seluruh bagian dari kota dengan mudah . Konsep ini juga mengharuskan supaya fasilitas
publik tersedia di berbagai tempat dengan mudah, supaya siapa saja bisa menggunakannya
tanpa harus repot bepergian dengan jauh.

Konsep ini juga mulai diterapkan pada berbagai kawasan berbeda, seperti kawasan hunian
supaya bisa tercipta kawasan yang nyaman dengan tampilan yang harmonis. Sebuah kawasan
hunian yang menerapkan konsep urban design  tentu akan membuat seluruh penghuni yang
berada di dalamnya bisa tinggal dengan nyaman dan tenang.

Setiap kawasan hunian tentu memiliki desain dan tatanannya masing-masing yang berbeda.
Tampilan dan tatanan dari sebuah hunian haruslah dibuat semaksimal serta seharmonis
mungkin supaya setiap penghuni yang berada di dalamnya bisa merasa tenang dan bahagia
untuk bisa tinggal di dalam kawasan hunian tersebut. Tahukah Anda, bahwa dengan
menerapkan konsep urban design bisa memberikan banyak kontribusi? Di bawah ini adalah
beberapa contoh kontribusi urban design bagi kawasan hunian yang perlu Anda ketahui:

 Sebuah kawasan hunian yang menerapkan urban design bisa menarik orang supaya


mau untuk tinggal pada kawasan hunian tersebut. Konsep tersebut juga bisa
membantu seluruh penghuni yang berada di dalamnya untuk bisa menata kawasan
tempat tinggalnya dengan baik.
 Sebuah hunian dengan tatanan yang baik otomatis dapat meningkatkan nilai jual dan
prestise dari kawasan hunian tersebut. Sebuah hunian dengan nilai jual yang baik bisa
menjadi sebuah bentuk investasi jangka panjang yang sangat baik.
 Kawasan hunian yang baik tentu akan memiliki sarana transportasi yang terintegrasi
dengan benar, sehingga penghuni bisa dengan mudah untuk mengakses beberapa
tempat sekaligus hanya dengan menggunakan kendaraan umum saja.
 Konsep desain ini juga bisa membuat sebuah kawasan hunian menjadi bisa memiliki
ruang hijau yang tertata dengan baik. Ruang hijau tersebut bisa menjadi sebuah
tempat yang menarik bagi setiap warga untuk menikmati udara segar sekaligus
berolahraga di sekitar kawasan hijau tersebut.
 Tatanan hunian yang baik juga berkontribusi untuk memberikan kesempatan bagi
masyarakat untuk bisa menikmati olahraga seperti bersepeda hingga lari karena sudah
tersedia sebuah jalur khusus untuk digunakan dengan aman dan nyaman.
 Di dalam kawasan hunian bisa tersedia sebuah tempat khusus bagi masyarakat untuk
menjalankan kegiatan ekonomi seperti pasar modern atau ruko yang bisa
dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Kawasan Maricaya merupakan Kawasan dengan kelebihan tata kota yang rapih,dengan pola
grid atau blok,namun juga masih banyak kekurangan yang masih harus dibenahi dalam
Kawasan tersebut,melihat dari hasil survey analisis eksisting kota yang masih belum
terpenuhi,seperti jalur pedestrian yang masih kurang memadai untuk Kawasan
tersebut.Landmark yang belum ada sehinggah orang kurang mengenal Kawasan ini. Tempat
parkir yang kurang mamadai juga menjadi masalah pada Kawasan ini. Seharusnya badan
jalan yang berukuran kurang lebih 1,5m bisa digunakan untuk lokasi parkir, tetapi tempat
tersebut digunakan untuk lokasi berjualan. Hal ini membuat parkir kendaraan sepeda motor
maupun mobil berada di jalan yang berakibat lebar jalan yang berguna untuk arus kendaraan
bermotor berkurang.

Tujuan Survey analisis eksisiting Kawasan ini adalah:


 Mengetahui masalah pada Kawasan Maricaya
 Memberikan Solusi berupa konsep design terhadap masalah yang ada.
BAB II

PEMBAHASAN

A.ANALISIS TEORI FIGURE GROUND


a) Teori Figure ground
Studi tentang hubungan perbandingan lahan yang ditutupi bangunan sebagai massa yang
padat (figure) dengan ruang-ruang (void-void)terbuka (ground).Fokus pada pemahaman pola,
tekstur dan poche (tipologi-tipologi massabangunan dan ruang tersebut).Pendekatan untuk
mengidentifikasi bentuk kota (urban forms) dan Menganilisis hubungan antara massa
bangunan (building mass) danruang-ruang terbuka kota (open space).
Analisis Figure Ground adalah alat yang baik untuk :
 Mengidentifikasi sebuah tekstur dan pola-pola tata ruang perkotaan (urban fabric);
 Mengidentifikasi masalah keteraturan massa/ ruang perkotaan

(Gambar 1.1 contoh Existing Condition Map)


Figure Ground Plan
Figure Ground Plan merupakan suatu petahitam putih yang memperhatikan dan menjelaskan
suatu komposisi yang menarik antara ruang luar (eksterior) dan ruang dalam (interior):
 Figure : Lahan terbangun (urban solid)
 Ground : Lahan terbuka (urban void).
(Gambar 1.2 Peta Lokasi Kawasan Maricaya)
b) Urban Solid
Berupa blok-blok massa bangunan dari suatu elemen unsur masif yang mempunyai fungsi
wadah aktivitas manusia sehingga memberikan suatu kehadiran massa dan obyek pada jalan
atau tapak yang cenderung bersifat ‘private domain’.
Figure - Urban Solid digambarkan dengan tekstur warna hitam
 Tipe urban solid terdiri dari :Massa bangunan, monument
 Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
 Edges yang berupa bangunan

(Gambar 1.3 Analisis Urban Solid Pada Kawasan Maricaya)


Massa Bangunan dengan warna hitam,Massa bangunan terlihat padat dan rapih.Sehinggah
memunculkan kesan tatanan Kawasan yang baik.
c) Urban Void
Merupakan latar yang berupa ruang terbuka jalan (urban space, open space), plasa, poche,
taman, dan sebagainya, yang digambarkan dengan tekstur warna putih Terdiri dari :
 Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisiantara publik dan privat
 Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunanbersifat semi privat sampai
privat
 Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik
berskala kota
 Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodesyang berfungsi preservasi
kawasan hijau
 Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah
aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.

(Gambar 1.4 Analisis Urban Void Pada Kawasan Maricaya)


Kurangnya ruang terbuka pada Kawasan Maricaya,ruang hijau bagi masyarakatpun tidak
ada,dan kurangnya lahan parkir bagi kendaraan,sehinggah banyak kendaraan yang parkir di
bahu bahkan badan jalan.
d) Tipologi Solid
Ada 3 (tiga) Tipologi Blok Massa Bangunan (Solid) :
 Blok Tunggal : terdapat satu massa bangunan dalam sebuah blok yang dibatasi jalan
atau elemen alamiah
 Blok Yang Mendefinisi Sisi : konfigurasi massa bangunan yang menjadi pembatas
sebuah ruang
 Blok Medan : konfigurasi yang terdiri dari kumpulan massa bangunan secara tersebar
secara luas.

(Gambar 1.5 Analisis Tipologi Solid pada Kawasan Maricaya)


pada Kawasan maricaya terbentuk blok yang mendefinisi sisi/Blok sebagai Tepi,konfigurasi
massa bangunan yang menjadi pembatas sebuah ruang.Blok-Blok Tunggal yang mendefinisi
sisi Dalam pembangunan blok perkotaan Blok yang mendifinisi sisi berfungsi
sebagaipembatas secara linear, pembatas tersebut dapat dibentuk oleh elemendari satu, dua
atau tigasisi.
e) Tipologi Void
Ada 4 (empat) Tipologi Ruang (Void) :
 Sistem Tertutup Linier : Ruang yang dibatasi oleh massa bangunan yang memanjang
dengan kesan terutup,biasanya adalah ruang berada di dalam atau belakang bangunan
dan umumnya bersifat private atau khusus
 Sistem Tertutup Sentral : ruang yang dibatas oleh massa bangunan dengan kesan
terutup
 Sistem Terbuka Sentral : ruang yang dibatasi oleh massa dimana kesan ruang bersifat
terbuka namun masih tampak terfokus(misalnya alun-alun, taman kota, dan lain-lain)
 Sistem Terbuka Linier : tipologi ruang yang berkesan terbuka dan linear (misalnya
kawasan sungai dan lain-lain).

(Gambar 1.6 Analisis Tipologi Void pada Kawasan Maricaya )


Kawasan Maricaya adalah kawasan yang memiliki elemen void system tertutup sentral, ruang
yang dibatas oleh massa bangunan dengan kesan terutup.
f) Tekstur Perkotaan
Teori Figure Ground sering disebut dengan Teori ‘Black and White’ Pemakaian analisis
figure ground sangat membantu dalam pembahasan pola-pola tekstural sebuah tempat. Pola-
pola tersebut selalu dapat menggambarkan suatu kesesuaian antara organisasi ruang fisik dan
organisasi ruang sosial.Pola tekstur sebuah tempat sangat penting di dalam perancangan kota
dan secara teknis sering disebut sebagai landasan pengumpulan informasi.Pola-pola tekstur
perkotaan dapat sangat berbeda karena perbedaan tekstur pola-pola tersebut mengungkapkan
perbedaan rupa kehidupan dan kegiatan masyarakat perkotaan secara arsitektural.Tekstur
Perkotaan merupakan derajat keteraturan dan kepadatan massa dan ruang.Menurut variasi
massa dan ruangnya.Di dalam pola-pola kawasan kota secara tekstural mengekspresikan rupa
kehidupan dankegiatan perkotaan secara arsitektural dapat diklasifikasikan dalam tiga
kelompok:
 Teksture perkotaan bersifat homogen yang jelas, dimana ada satu pola
penataan.konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang realtif sama baik
dari ukuran, bentuk dan kerapatan
 Teksture perkotaan yang bersifat heterogen, dimana dua atau lebih polaberbenturan.
konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang ukuran,bentuk dan
kerapatannya berbeda,
 Teksture perkotaan yang bersifat tidak jelas dengan kecenderungan
menyebar.konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang ukuran, bentuk
dankerapatannya sangat heterogen sehingga sulit mendefinisikannya.

(Gambar 1.7 Analisis Tipologi Void pada Kawasan Maricaya )


Tekstur perkotaan maricaya yang bersifat homogen jelas,Dimana pola kota berbentuk
grid/blok.Pola Grid adalah system pola jalan bersudut siku atau grid,pada kota dengan
dimana bagian-bagian kotanya dibagi sedemikian rupa menjadi blok-blok empat persegi
Panjang dengan jalan-jalan yang parallel.
g) Pola Massa dan Ruang
Secara teoritik ada 6 (enam) tipologi pola yang dibentuk oleh hubungan massa
dan ruang (Unit Perkotaan) :
 Pola angular adalah konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruang secara menyiku.
 Pola aksial adalah konfigurasi massa bangunan dan ruang di sekitar poros
keseimbangan yang tegak lurus terhadap suatu bangunan monumentalis.
 Pola grid adalah konfigurasi massa dan ruang yang dibentuk perpotongan jalan-jalan
secara tegak lurus.
 Pola kurva linier adalah konfigurasi massa bangunan dan ruang secara linier (lurus
menerus).
 Pola radial konsentris adalah konfigurasi massa dan ruang yang memusat.
 Pola organis merupakan konfigurasi massa dan ruang yang dibentuk secaratidak
beraturan.

(Gambar 1.8 Analisis Tipologi Void pada Kawasan Maricaya )


Konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang relatif sama baik dari
ukuran,bentuk dan kerapatan.
C. ANALISIS TEORI PLACE
Teori Place berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap
budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik.Space adalah void yang hidup
mempunyai suatu keterkaitan secara fisik.Space akan menjadi place apabila diberikan makna
kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya
a).Paths
Paths adalah jalur-jalur dimana pengamat biasanya bergerak dan melaluinya. Path dapat
berupa jalan raya, trotoar, jalur transit, canal, jalur kereta api. Bagi banyak orang, ini adalah
elemen dominan dalam gambaran mereka. Orang mengamati kota sambil bergerak
melaluinya, dan sepanjang path elemen-elemen lingkungan lain diatur dan berhubungan19 .
Path (jalan) secara mudah dapat dikenali karena merupakan koridor linier yang dapat
dirasakan oleh manusia pada saat berjalan mengamati kota. Struktur ini bisa berupa gang-
gang utama, jalan transit, jalan mobil/ kendaraan, pedestrian, sungai, atau rel kereta api.
Untuk kebanyakan orang, jalan adalah elemen kota yang paling mudah dikenali, karena
semua manusia menikmati kota pada saat dia berjalan. Jadi didalam elemen ini mengandung
pengertian jalur transportasi linier yang dapat dirasakan manusia.

(Gambar 1.9 Analisis Paths Pada Kawasan Maricaya)


lebar jalan sudah sesuai standar namun masih banyak kendaraan yang parkir
sembarangan,baik itu di bahu ataupun badan jalan ,sehinggah dapat berdampak kemacetan
pada Kawasan tersebut Beberapa Jalur pedestrian pada Kawasan Maricaya juga harus
diperbaiki melihat kondisinya sangat jauh dari standar.
b). Edges ( Tepi Kawasan)
Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas
antara 2 jenisfase kegiatan.Edges berupa dinding, pantai, hutankota, dan lain-lain.
Edges juga merupakan elemen linier yang dikenali manusia pada saat dia berjalan, tapi bukan
merupakan jalur/ paths. Batas bisa berupa pantai, dinding, deretan bangunan, atau jajaran
pohon/ lansekap. Batas juga bisa berupa barrier antara dua kawasan yang berbeda, seperti
pagar, tembok, atau sungai. Fungsi dari elemen ini adalah untuk memberikan batasan
terhadap suatu area kota dalam menjaga privasi dan identitas kawasan, meskipun pemahaman
elemen ini tidak semudah memahami paths.
Edges berada pada batas antara dua kawasan tertentu dan berfungsi sebagai pemutus linear.
Edges merupakan penghalang walaupun kadang-kadang ada tempat untuk masuk. Juga
merupakan pengakhiran dari sebuah district yang lebih baik jika kontinuitas tampak jelas
batasnya. Demikian pula fungsi batasnya harus jelas; membagi atau menyatukan. Edges
sering merupakan path juga. Jika pengamat tidak berhenti bergerak pada path, maka image
sirkulasi nampak merupakan gambaran yang dominan. Unsur ini biasanya digambarkan
sebagai path, yang dikuatkan oleh karakteristikkarakteristik perbatasan
(Gambar 1.10 Analisis Edges Pada Kawasan Maricaya)
Pembatas Kawasan Maricaya dengan kelurahan lain yaitu jalan raya.Tidak ada pembatas
khusus untuk membatasi Kawasan ini.
c).Landmark
Adalah titik pedoman obyek fisik.Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan
seperti menara, gedung,sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah
mengorientasikandiri di dalam suatu kota atau kawasan.
Landmark merupakan titik referensi seperti elemen node, tetapi orang tidak masuk
didalamnya karena bisa dilihat dari luar letaknya. Landmark adalh elemen eksternal dan
merupakan bentuk visual yang menonjol dari kota. Beberapa landmark letaknya dekat,
sedangkan yang lainnya jauh sampai di luar kota. Beberapa landmark hanya mempunyai arti
di daerah kecil dan dapat dilihat hanya di daerah itu, sedangkan landmark lain mempunyai
arti untuk keseluruhan kota dan bisa dilihat dari mana-mana. Landmark adalah elemen
penting dari bentuk kota karena membantu orang untuk mengorientasikan diri di dalam kota
dan membantu orang mengenali suatu daerah. Landmark mempunyai identitas yang lebih
baik jika bentuknya jelas dan unik dalam lingkungannya, dan ada sekuens dari beberapa
landmark (merasa nyaman dalam orientasi), serta ada perbedaan skala masing-masing.

(Gambar 1.11 Analisis Landmark Pada Kawasan Maricaya)


Kawasan maricaya dapat dikenal dengan pola kota yang teratur dan rapih.Untuk landmark
sendiri sejauh ini belum ada landmark yang menonjol atau menjadi wajah dari Kawasan
Maricaya. Masjid nurul amin ini bisa menjadi landmark bagi Maricaya.
d).Nodes
Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang
berbeda.Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat
mengumpulnya karakter fisik.

Persimpangan jalan Pasar Maricaya


(Gambar 1.12Analisis Nodes Pada Kawasan Maricaya)

Elemen Nodes pada Kawasan maricaya adalah persimpangan jalan dan pasar
maricaya,dimana pada pasar ini merupakan lokasi berkumpulnya masyarakat dimulai dari
penjual ikan gandeng, penjual ikan pasar, pemilik warung dan ibu-ibu rumah tangga yang
melakukan jual beli. Elemen node lainnya yaitu tersedianya pangkalan bentor.
Menurut Lynch "Node adalah fokus strategis dimana pengamat Dapat masuk, biasanya
persimpangan jalan, atau konsentrasi beberapa karakteristik "(Lynch, 1960: 72). Mereka
adalah titik temu seperti kotak, stasiun kereta api, plaza dan persimpangan bahkan
persimpangan jalan biasa adalah simpul. Simpul bisa berupa persimpangan, maka kaitannya
dengan jalur, sebagai konvergensi dari jalur ini seperti kotak; Atau konsentrasi tematik
seperti konsentrasi belanja; Atau kedua persimpangan dan konsentrasi.
e). District
Districts hanya bisa dirasakan Ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar
apabila memiliki kesan visual.Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik
kegiatan dalam suatu wilayah.
Elemen ini adalah elemen kota yang paling mudah dikenali setelah jalur/ paths, meskipun
dalam pemahaman tiap individu bisa berbeda. Districts merupakan wilayah yang memiliki
kesamaan (homogen). Kesamaan tadi bisa berupa kesamaan karakter/ ciri bangunan secara
fisik, fungsi wilayah, latar belakang sejarah dan sebagainya. Sebuah kawasan district
memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, wujudnya) dan khas pula dalam batasnya,
dimana orang merasa harus mengakhiri 34 atau memulainya. District dalam kota dapat dilihat
sebagai referensi interior maupun eksterior. Distrik mempunyai identitas yang lebih baik jika
batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan
posisinya jelas (introver/ ekstrover atau berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain).
Karakteristik-karakteristik fisik yang menentukan district adalah kontinuitas tematik yang
terdiri dari berbagai komponen yang tidak ada ujungnya: yaitu tekstur, ruang, bentuk, detail,
simbol, jenis bangunan, penggunaan, aktivitas, penghuni, tingkat pemeliharaan, topografi. Di
sebuah kota yang dibangun dengan padat, homogenitas facade merupakan petunjuk dasar
dalam mengidentifikasi district besar. Petunjuk tersebut tidak hanya petunjuk visual:
kebisingan dan ketidakteraturan bisa dijadikan sebagai petunjuk. Nama-nama district juga
membantu memberikan identitas, juga distrik-distrik etnik dari kota tersebut.
D. ANALISIS TEORI LINKAGE
teori tentang hubungan sebuah tempat dengan yang lain.Linkage artinya garis semu yang
menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes
yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Pada teori linkage perhatian lebih
mengarah kepada hubungan sebuah tempat dengan yang lain dari berbagai aspek sebagai
suatu generator perkotaan.
a). Linkage Visual
Pohon adalah salah satu objek dari elemen linkage visual yang terlihat pola hubungan secara
visual dalam bentuk dua dimensi sebagai penghubung antar kedua kawasan.Persebaran titik-
titik pohon terdapat di tiap segmen yang tumbuh sepanjang koridor pada kiri dan kanan jalan
dan termasuk dalam elemen lansekap kota yang berfungsi sebagai jalur hijau; vegetasi pada
bentang jalan ini, juga mempunyai fungsi lain, yaitu sebagai tanaman peneduh atau
pelindung, peredam kebisingan,pemecah angin. Oleh karena itu, pohon termasuk dalam
elemen linkage visual dengan bentuk dan pola penghubung yang bervariasi serta
menghasilkan hubungan secara visual, seperti pola dengan bentuk,koridor,irama’ dan ‘sisi’.
Jalan sebagai sarana mobalisasi penghubung antarkedua kawasan, pola hubungan elemen
linkage visual yang terbentuk, yaitu pola ‘garis’ dan pola ‘koridor’. Pola dengan bentuk
‘garis’
5 elemen linkage visual
 Garis: menghubungkan secara langsung dua tempat dengan satu deretan massa
(bangunan ataupohon).
 Koridor: dibentuk oleh dua deretan massa (bangunan atau pohon) yang membentuk
sebuah ruang.
 Sisi: menghubungkan dua kawasan dengan satu massa. Mirip dengan elemen garus
namun sisi bersifat tidak langsung.
 Sumbu: mirip dengan elemen koridor , namun dalam menghubungkan dua daerah
lebih mengutamakan salah satu daerah saja.
 Irama: menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang

(Gambar 1.13 Analisis Koridor dan Garis Pada Kawasan Maricaya)


b). Linkage Struktural
Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan tatanan.
Menyatukan kawasan kawasan kota melalui bentuk jaringan struktural yang lebih dikenal
dengan sistem kolase (collage).Tidak setiap kawasan memiliki arti struktural yang sama
dalam kota, sehingga cara menghubungkannya secara hierarkis juga dapat berbeda.
Fungsi linkage struktural di dalam kota adalah sebagai stabilisatordan koordinator di dalam
lingkungannya, karena setiap kolaseperlu diberikan stabilitas tertentu serta
distabilisasikanlingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memprioritaskan sebuah
daerah yang menjelaskan lingkungannya dengan suatu struktur,bentuk, wujud, atau fungsi
yang memberikan susunan tertentudi dalam prioritas penataan kawasan.
Trancik (1986) mengemukakan pembentukan perkotaan tidak terlepas dari suatu pola
hubungan sirkulasi yang disebut sebagai network circulation. Pola tersebut dapat berupa jalur
pedestrian, jalur hijau ataupun bentukbentuk fisik yang terwakili oleh bangunan yang dapat
menjadi penghubung antar kawasan. Rowe (1979) mengemukakan teori linkage merupakan
suatu hubungan yanng menghubungkan elemen satu dengan elemen yang lain, di mana
memiliki pengertian terhadap suatu pola kawasan, massa bangunan serta ruang terbuka secara
tekstural.
(Gambar 1.14 Analisis Koridor dan Garis Pada Kawasan Maricaya)

Secara struktural kawasan ini jelas sehingga menyebabkan orang merasa tidak tersesat
dengan adanya hierarki yang memberikan stabilitas dengan menghubungkan kawasan satu
dengan lainnya

(Gambar 1.15 Analisis Irama Pada Kawasan Maricaya)

jalan yang berfungsi sebagai linkage struktural. Dimana jalan ini mampu sebagai penghubung
yang memadukan antara dua tipe grid yang berbeda, mampu sebagai stabilisator atau
penyeimbangan untuk membentuk sebuahstruktur lingkungan.
c). Linkage Kolektif
Terdapat tiga elemen bentuk kolektif menurut Fumihiko Maki, antara lain:
 Komposisi Digunakan untuk merancang objek-objek yang hubungannya cenderung
abstrak.
 Megaform Kerap digunakan untuk menghubungkan struktur-struktur yang linear atau
grid dengan hierarki yang masih bisa berkembang.
 Groupform Elemen ini kerap muncul dari penambahan bentuk dan struktur yang
biasanya berdisi di dekat ruang terbuka publik yang bentuknya organis dan sering
digunakan untuk mengekspresikan suatu persamaan bangunan didalam kawasannya
melalui pola struktur yang saling terikat.

(Gambar 1.16Analisis Irama Pada Kawasan Maricaya)


Hasil analisis menunjukan bahwa elemen linkage kolektif sepanjang koridor kedua kawasan
dengan bentuk kolektif yang ditentukan berdasarkan wujud hubungan yang tampak dari
elemen linkage visual dan elemen linkage struktural sehingga bentuk kolektif dapat
digambarkan secara spatial,
BAB III

PENUTUP

A. SARAN
Hendaknya pemerintah setempat memperhatikan Permasalahan yang ada pada Kawasan
Maricaya sepertim lahan parkir yang tidak ada atau kurang,landmark yang belum ada,taman
ataupun ruang hijau yang menjadi tempat untuk bersantai dan sebagai tempat wisata atau
rekreasi bagi masyarakat untuk mulai di adakan,Mengingat tatanan kawasan atau kota sudah
baik sehinggah bisa menjadikan atau mewujudkan Kawasan ini Tempat yang nyaman bagi
masyarakat yang tinggal disana maupun pendatang yang dating berkunjung ke tempat itu.

B. KESIMPULAN
Pada koridor kawasan kantor Walikota Manado dan kawasan kantor Gubernur Provinsi
Sulawesi Utara, terdapat elemen linkage dengan bentuk dan pola hubungnya seperti, elemen
linkage visual berupa ‘Persebaran Pohon’ dengan pola penghubung secara visual, berupa
‘koridor’, ‘irama’ dan ‘sisi’. Selanjutnya ‘Jalan’, pola penghubungnya membentuk pola‘garis’
dan ‘koridor’. Berikutnya ‘pedestrian’ membentuk polahubungan ‘koridor’.. Selanjutnya
elemen linkage kolektif, yaitu bentuk kolektifnya secara spatial berupa bentuk ‘group form’
dan ‘compositional form’. Elemen linkage yang dominan pada koridor kawasan Maricaya
adalah elemen linkage struktural dan elemen linkage visual.
DAFTAR PUSTAKA

https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/spasial/article/view/20791

http://repository.ummat.ac.id/

http://e-journal.uajy.ac.id/

https://arsadvent.wordpress.com/pakuwon-city/analisa-linkage/

https://www.researchgate.net/publication/
348555300_KAJIAN_VISUAL_LINKAGE_DALAM_KAWASAN_BERBASIS_TOD

https://www.academia.edu/37437537/
Penerapan_Teori_Linkage_Dalam_Penataan_Kawasan_Wisata_Pusaka_Soekarno_Di_Blitar

Anda mungkin juga menyukai