OLEH :
Nama : Wachyudhi Putera DS.
NIM : 105831100820
Kelas : 5A
FAKULTAS TEKNIK
PRODI ARSITEKTUR
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................2
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................................3
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................4
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN................................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................5
B. IDENTIFIKASI MASALAH..................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
A.ANALISIS TEORI FIGURE GROUND....................................................................................7
a) Teori Figure ground...............................................................................................................7
Figure Ground Plan.......................................................................................................................7
b) Urban Solid............................................................................................................................8
c) Urban Void............................................................................................................................8
d) Tipologi Solid........................................................................................................................9
e) Tipologi Void........................................................................................................................9
f) Tekstur Perkotaan................................................................................................................10
g) Pola Massa dan Ruang.........................................................................................................10
C. ANALISIS TEORI PLACE..................................................................................................11
a).Paths........................................................................................................................................11
b). Edges ( Tepi Kawasan)...........................................................................................................12
c).Landmark.................................................................................................................................13
d).Nodes......................................................................................................................................14
e). District....................................................................................................................................14
D. ANALISIS TEORI LINKAGE.............................................................................................15
a). Linkage Visual........................................................................................................................15
b). Linkage Struktural..................................................................................................................16
c). Linkage Kolektif.....................................................................................................................18
BAB III...............................................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................................19
A. SARAN......................................................................................................................................19
B. KESIMPULAN.........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................20
DAFTAR GAMBAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat, berkat, dan
bimbingan‐Nya,Saya dapat menyelesaikan laporan hasil survey Pada daerah Maricaya
sebagai syarat kelulusan dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur Kota. Dengan bantuan‐
Nya, makalah kami dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Tak lupa saya ucapkan banyak
terima kasih kepada dosen pengampu Mata kuliah Arsitektur kota Pak Fitrawan
Umar.,ST.,M.Sc. dan ibu Khilda Wildana Nur.,ST.,MT. atas bimbingannya dalam
menyelesaikan laporan ini. Demikianlah laporan ini saya buat. Saya menyadari bahwa
laporan ini jauh dari kata sempurna . Untuk itu, kami menerima kritik dan saran agar nantinya
juga bisa menjadi bahan evaluasi untuk menyempurnakannya.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Urban Landscape Design atau desain lansekap perkotaan adalah pendekatan dalam
mendesain kota yang memberikan dampak positif pada penduduknya dengan menyediakan
lingkungan yang layak huni. adalah sebuah konsep tata kota dalam skala besar supaya bisa
menciptakan sebuah tampilan kota yang menarik dengan desain bangunan yang saling
memiliki hubungan dan tampilannya yang harmonis. Konsep desain tersebut dibuat dalam
rangka untuk menciptakan sebuah tatanan kota yang baik, sehingga setiap masyarakat bisa
mendapatkan dan terpenuhi seluruh keperluannya. Setiap masyarakat harus bisa menjangkau
seluruh bagian dari kota dengan mudah . Konsep ini juga mengharuskan supaya fasilitas
publik tersedia di berbagai tempat dengan mudah, supaya siapa saja bisa menggunakannya
tanpa harus repot bepergian dengan jauh.
Konsep ini juga mulai diterapkan pada berbagai kawasan berbeda, seperti kawasan hunian
supaya bisa tercipta kawasan yang nyaman dengan tampilan yang harmonis. Sebuah kawasan
hunian yang menerapkan konsep urban design tentu akan membuat seluruh penghuni yang
berada di dalamnya bisa tinggal dengan nyaman dan tenang.
Setiap kawasan hunian tentu memiliki desain dan tatanannya masing-masing yang berbeda.
Tampilan dan tatanan dari sebuah hunian haruslah dibuat semaksimal serta seharmonis
mungkin supaya setiap penghuni yang berada di dalamnya bisa merasa tenang dan bahagia
untuk bisa tinggal di dalam kawasan hunian tersebut. Tahukah Anda, bahwa dengan
menerapkan konsep urban design bisa memberikan banyak kontribusi? Di bawah ini adalah
beberapa contoh kontribusi urban design bagi kawasan hunian yang perlu Anda ketahui:
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Kawasan Bara-Barayya merupakan Kawasan dengan kelebihan tata kota yang rapih,dengan
pola grid atau blok,namun juga masih banyak kekurangan yang masih harus dibenahi dalam
Kawasan tersebut,melihat dari hasil survey analisis eksisting kota yang masih belum
terpenuhi,seperti jalur pedestrian yang masih kurang memadai untuk Kawasan
tersebut.Landmark yang belum ada sehinggah orang kurang mengenal Kawasan ini. Tempat
parkir yang kurang mamadai juga menjadi masalah pada Kawasan ini. Seharusnya badan
jalan yang berukuran kurang lebih 1,5m bisa digunakan untuk lokasi parkir, tetapi tempat
tersebut digunakan untuk lokasi berjualan. Hal ini membuat parkir kendaraan sepeda motor
maupun mobil berada di jalan yang berakibat lebar jalan yang berguna untuk arus kendaraan
bermotor berkurang.
PEMBAHASAN
Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang
berbeda.Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat
mengumpulnya karakter fisik.
Elemen Nodes pada Kawasan bara-baraya adalah persimpangan jalan dan juga lapangan serta
ruang hijau yang ada disana.
Menurut Lynch "Node adalah fokus strategis dimana pengamat Dapat masuk, biasanya
persimpangan jalan, atau konsentrasi beberapa karakteristik "(Lynch, 1960: 72). Mereka
adalah titik temu seperti kotak, stasiun kereta api, plaza dan persimpangan bahkan
persimpangan jalan biasa adalah simpul. Simpul bisa berupa persimpangan, maka kaitannya
dengan jalur, sebagai konvergensi dari jalur ini seperti kotak; Atau konsentrasi tematik
seperti konsentrasi belanja; Atau kedua persimpangan dan konsentrasi.
e). District
Districts hanya bisa dirasakan Ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar
apabila memiliki kesan visual.Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik
kegiatan dalam suatu wilayah.
Elemen ini adalah elemen kota yang paling mudah dikenali setelah jalur/ paths, meskipun
dalam pemahaman tiap individu bisa berbeda. Districts merupakan wilayah yang memiliki
kesamaan (homogen). Kesamaan tadi bisa berupa kesamaan karakter/ ciri bangunan secara
fisik, fungsi wilayah, latar belakang sejarah dan sebagainya. Sebuah kawasan district
memiliki ciri khas yang mirip (bentuk, pola, wujudnya) dan khas pula dalam batasnya,
dimana orang merasa harus mengakhiri 34 atau memulainya. District dalam kota dapat dilihat
sebagai referensi interior maupun eksterior. Distrik mempunyai identitas yang lebih baik jika
batasnya dibentuk dengan jelas tampilannya dan dapat dilihat homogen, serta fungsi dan
posisinya jelas (introver/ ekstrover atau berdiri sendiri atau dikaitkan dengan yang lain).
Karakteristik-karakteristik fisik yang menentukan district adalah kontinuitas tematik yang
terdiri dari berbagai komponen yang tidak ada ujungnya: yaitu tekstur, ruang, bentuk, detail,
simbol, jenis bangunan, penggunaan, aktivitas, penghuni, tingkat pemeliharaan, topografi. Di
sebuah kota yang dibangun dengan padat, homogenitas facade merupakan petunjuk dasar
dalam mengidentifikasi district besar. Petunjuk tersebut tidak hanya petunjuk visual:
kebisingan dan ketidakteraturan bisa dijadikan sebagai petunjuk. Nama-nama district juga
membantu memberikan identitas, juga distrik-distrik etnik dari kota tersebut.
Pada Kawasan Bara-Baraya,Sebagian tempat tercipta elemen koridor dan garis dengan
adanya hiasan pada jalan dan juga mural pada dinding.
b). Linkage Struktural
Menggabungkan dua atau lebih bentuk struktur kota menjadi satu kesatuan tatanan.
Menyatukan kawasan kawasan kota melalui bentuk jaringan struktural yang lebih dikenal
dengan sistem kolase (collage).Tidak setiap kawasan memiliki arti struktural yang sama
dalam kota, sehingga cara menghubungkannya secara hierarkis juga dapat berbeda.
Fungsi linkage struktural di dalam kota adalah sebagai stabilisatordan koordinator di dalam
lingkungannya, karena setiap kolaseperlu diberikan stabilitas tertentu serta
distabilisasikanlingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan memprioritaskan sebuah
daerah yang menjelaskan lingkungannya dengan suatu struktur,bentuk, wujud, atau fungsi
yang memberikan susunan tertentudi dalam prioritas penataan kawasan.
Trancik (1986) mengemukakan pembentukan perkotaan tidak terlepas dari suatu pola
hubungan sirkulasi yang disebut sebagai network circulation. Pola tersebut dapat berupa jalur
pedestrian, jalur hijau ataupun bentukbentuk fisik yang terwakili oleh bangunan yang dapat
menjadi penghubung antar kawasan. Rowe (1979) mengemukakan teori linkage merupakan
suatu hubungan yanng menghubungkan elemen satu dengan elemen yang lain, di mana
memiliki pengertian terhadap suatu pola kawasan, massa bangunan serta ruang terbuka secara
tekstural.
Secara struktural kawasan ini kurang jelas sehingga menyebabkan orang merasa tersesat
dengan tidak adanya hierarki yang memberikan stabilitas dengan menghubungkan kawasan
satu dengan lainnya
PENUTUP
A. SARAN
B. KESIMPULAN
Pada koridor Kawasan Bara-barayya terdapat elemen linkage dengan bentuk dan pola
hubungnya seperti, elemen linkage visual berupa ‘Persebaran Pohon’ dengan pola
penghubung secara visual, berupa ‘koridor’, ‘irama’ dan ‘sisi’. Selanjutnya ‘Jalan’, pola
penghubungnya membentuk pola‘garis’ dan ‘koridor’. Berikutnya ‘pedestrian’ membentuk
polahubungan ‘koridor’.. Selanjutnya elemen linkage kolektif, yaitu bentuk kolektifnya
secara spatial berupa bentuk ‘group form’ dan ‘compositional form’. Elemen linkage yang
dominan pada koridor kawasan Maricaya adalah elemen linkage struktural dan elemen
linkage visual.
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/spasial/article/view/20791
http://repository.ummat.ac.id/
http://e-journal.uajy.ac.id/
https://arsadvent.wordpress.com/pakuwon-city/analisa-linkage/
https://www.researchgate.net/publication/
348555300_KAJIAN_VISUAL_LINKAGE_DALAM_KAWASAN_BERBASIS_TOD
https://www.academia.edu/37437537/
Penerapan_Teori_Linkage_Dalam_Penataan_Kawasan_Wisata_Pusaka_Soekarno_Di_Blitar