ii | N o o r M a h m u d a h
TEKNIK JALAN RAYA
Perencanaan Geometrik Jalan
Penulis:
Noor Mahmudah
Desain sampul:
Aji Irawan
ISBN: 978-623-7054-04-7
Dilarang mengutip atau memperbanyak tanpa izin tertulis dari penerbit, sebagian atau
seluruhnya dalam bentuk apapun.
Syukur alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkah yang
dilimpahkan-Nya kepada kita semua, serta sholawat dan salam selalu tercurah
untuk Nabi Muhammad SAW. Transportasi darat khususnya jalan raya masih
menjadi tulang punggung angkutan orang dan barang di Indonesia.
Pertumbuhan infrastruktur jalan ini masih cukup tinggi, apalagi dengan
maraknya pembangunan jalan baru dan jalan bebas hambatan (tol) dalam
mendukung pembangunan transportasi yang berkelanjutan. Seiring dengan
pembangunan jalan ini maka diperlukan tenaga-tenaga ahli perencana jalan
yang mengerti tentang desain teknis jalan yang berkeselamatan. Pembekalan
terhadap para calon tenaga ahli perencana jalan ini perlu dilakukan sejak di
bangku kuliah. Oleh karena itu buku ini diharapkan dapat menjadi salah satu
referensi dan media untuk belajar dasar-dasar Teknik Jalan Raya.
Materi yang dimuat dalam buku ini telah digunakan sebagai bahan ajar mata
kuliah Teknik Jalan Raya pada Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sejak tahun 2014. Selain itu buku ini
juga dapat digunakan bagi para praktisi yang ingin belajar perencanaan
geometrik jalan raya. Buku ini disusun dengan mengutamakan konsep jalan
yang berkeselamatan dan berdasarkan regulasi dan ketentuan terbaru yang
berlaku di Indonesia serta dilengkapi dengan contoh dan pembahasan kasus-
kasus perencanaan, desain, dan potensi kecelakaan yang disebabkan oleh
faktor geometrik jalan.
Penulisan buku ini dibagi menjadi sebelas bagian. Bab I (pertama) merupakan
pendahuluan yang menjelaskan pengantar transportasi, transportasi darat, dan
sejarah perkembangan jalan raya. Selanjutnya Bab II (kedua) memaparkan
regulasi dan ketentuan tentang jalan di Indonesia baik berupa Undang-undang,
Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri dan ketentuan lainnya (norma,
standar, prosedur dan kriteria). Konsep jalan yang berkeselamatan dengan
dilengkapi uraian tentang audit dan atau inspeksi jalan serta penilaian kelaikan
jalan diuraikan dalam Bab III (ketiga). Bab IV (keempat) memaparkan kriteria
perencanaan geometrik jalan yang diantaranya membahas tentang klasifikasi
iv | N o o r M a h m u d a h
jalan, karakteristik jalan, karakteristik lalu lintas, aspek lingkungan serta
pertimbangan ekonomi dan sosial dalam perencanaan jalan. Dasar
pertimbangan dalam memilih dan menentukan trase jalan yang baik diuraikan
dalam Bab V (kelima) yang dilengkapi juga dengan penjelasan mengenai
penampang melintang jalan dalam Bab VI (keenam). Adapun uraian tentang
perancangan alinemen horisontal dan alinemen vertikal jalan serta koordinasi
alinemen berturut-turut diberikan dalam Bab VII (ketujuh), Bab VIII
(kedelapan), dan Bab IX (kesembilan). Alur perancangan geometrik jalan
dengan beberapa contoh diberikan pada Bab X (kesepuluh) dan terakhir Bab XI
(kesebelas) dibahas tentang beberapa contoh kasus yang menjadi
permasalahan akibat tidak dipenuhinya ketentuan geometrik jalan.
Penyajian buku ini telah diupayakan sebaik mungkin, akan tetapi Penulis yakin
masih terdapat banyak kekurangan dalam buku ini. Kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan buku ini di masa
mendatang. Penulis juga menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu terutama kepada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan
keluarga yang senantiasa memotivasi dalam menyelesaikan buku ini.
Penulis,
vi | N o o r M a h m u d a h
3.2. Aturan Keselamatan Jalan ....................................................................... 31
3.3. Jalan yang Berkeselamatan ..................................................................... 33
3.4. Audit Keselamatan Jalan ......................................................................... 36
3.5. Inspeksi Keselamatan Jalan ..................................................................... 38
3.6. Penilaian Kelaikan Jalan .......................................................................... 40
3.7. Investigasi Lokasi Rawan Kecelakaan ...................................................... 43
Rangkuman ..................................................................................................... 46
Daftar Pustaka ................................................................................................ 46
Soal-soal Latihan ............................................................................................ 47
viii | N o o r M a h m u d a h
6.2.1. Jalur Lalu lintas ............................................................................... 112
6.2.2. Lajur ................................................................................................ 113
6.2.3. Bahu Jalan....................................................................................... 114
6.2.4. Median ........................................................................................... 114
6.3. Profil Penampang Melintang Jalan........................................................ 116
6.3.1. Jalan Bebas Hambatan ................................................................... 116
6.3.2. Jalan Raya ....................................................................................... 118
6.3.3. Jalan Sedang ................................................................................... 120
Rangkuman ................................................................................................... 121
Daftar Pustaka .............................................................................................. 121
Soal-soal Latihan .......................................................................................... 122
x|N oor M a h mu da h
10.2.2. Pelebaran Perkerasan .................................................................. 203
10.2.3. Perhitungan Jarak Pandang .......................................................... 204
10.2.4. Kebebasan Samping (E) ................................................................ 204
10.3. Perancangan Alinemen Vertikal .......................................................... 206
10.3.1. Perhitungan kelandaian jalan....................................................... 207
10.3.2. Perhitungan lengkung vertikal ..................................................... 209
Rangkuman ................................................................................................... 209
Daftar Pustaka .............................................................................................. 210
Soal-soal Latihan .......................................................................................... 210
xii | N o o r M a h m u d a h
erat dengan konsep kegunaan waktu dari barang. Kebutuhan manusia akan
suatu barang mungkin akan muncul hanya pada waktu tertentu saja dan tidak
pada waktu yang lain. Transportasi diperlukan untuk memastikan barang
tersebut dikirim dan tersedia tepat waktu ketika dibutuhkan dan masih
memiliki nilai, sehingga dapat dipastikan masih memiliki kegunaan waktu. Hal
ketiga yang sering dilupakan adalah kegunaan transportasi dalam menjamin
kualitas barang agar tidak berkurang atau rusak selama dipindahkan. Pemilihan
alat angkut (kendaraan) dan teknologi yang tepat akan sangat mempengaruhi
kualitas barang dalam proses perpindahan dan pengangkutannya.
Dalam bidang sosial, kemajuan transportasi akan mempermudah pemusatan
ataupun penyebaran lokasi pemukiman atau lokasi kegiatan. Migrasi
(perpindahan penduduk) terjadi karena penduduk lebih mudah dalam memilih
cara dan lokasi kegiatan ekonomi mereka. Transportasi akan mempermudah
penduduk dalam mendapatkan pelayanan baik primer, sekunder maupun
tersier untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Transportasi juga memainkan peranan penting dalam bidang politik. Pada masa
lampau prasarana transportasi dibangun untuk mempermudah penguasaan
suatu wilayah oleh satu pemerintahan. Dalam perkembangannya transportasi
tidak hanya untuk penguasaan wilayah (pertahanan dan keamanan), tetapi juga
untuk mempermudah pelayanan pemerintahan dan penegakan hukum dan
keadilan.
Berbeda dengan bidang yang telah dibahas, transportasi lebih berpengaruh
negatif terhadap lingkungan. Beberapa dampak negatif akibat transportasi
misalnya pencemaran udara, konsumsi energi yang semakin meningkat,
eksploitasi sumber daya yang berlebihan dan pembukaan lahan baru yang
cenderung merusak lingkungan. Kemajuan transportasi (infrastruktur jalan dan
teknologi kendaraan) tanpa diiringi edukasi terhadap masyarakat penggunanya
juga akan menyebabkan semakin meningkatnya kecelakaan dan korban
manusia. Oleh karena itu peranan transportasi dalam berbagai bidang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan sistem transportasi.
Sistem transportasi didefinisikan sebagai suatu bentuk keterikatan dan
keterkaitan antara prasarana, sarana, dan pengguna transportasi yang saling
berinteraksi dalam proses perpindahan orang dan atau barang. Sistem
transportasi dapat dibagi dalam dua aspek, yaitu aspek sarana dan aspek
xiv | N o o r M a h m u d a h
Jalan sebagai salah satu prasarana transportasi merupakan unsur penting
dalam pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan
persatuan dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta
dalam memajukan kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional juga mempunyai peranan
penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta
lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah
agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antar daerah,
membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan
pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam
rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional. Untuk mewujudkan
peranan jalan sebagaimana mestinya, pemerintah mempunyai hak dan
kewajiban dalam penyelenggaraan jalan.
Undang-undang Nomor 38 tahun 2004 memberikan pengertian tentang jalan,
yaitu prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan dapat digolongkan jalan umum dan jalan
khusus. Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum
sedangkan jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha,
perseorangan, atau kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri. Selain itu
dikenal juga istilah jalan tol, yaitu jalan umum yang merupakan bagian sistem
jaringan jalan dan sebagai jalan bebas hambatan yang penggunanya diwajibkan
untuk membayar tarif (tol) tertentu.
1.3. Sejarah Perkembangan Jalan
Sejak dimulainya kehidupan manusia di bumi, manusia membutuhkan
transportasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan
berkembangnya peradaban manusia, teknik transportasi telah berkembang
dari masa ke masa. Perkembangan jalan tidak terlepas dari perkembangan
teknologi angkutan dan teknologi lainnya serta perkembangan suatu wilayah
(Lay, 1992). Awal keberadaan jalan merupakan jalan jejak (path ways). Jalan
jejak yang tertua adalah jalan jejak yang terbentuk karena dilintasi kawanan
binatang (misal kuda dan bison) untuk mencari makanan, air, dan garam.
xvi | N o o r M a h m u d a h
yang rata permukaannya untuk dipasang di permukaan jalan. Pada jaman itu
juga di Creta (Yunani) dibangun jalan sepanjang 50 km yang menghubungkan
Knossos dengan Gortina. Jalan ini dibangun dengan teknologi yang maju pada
masanya, yaitu adanya saluran drainasi sisi jalan, perkerasan setebal 20 cm dari
sirtu dengan pengikat mortar campuran tanah liat dan gypsum, serta pada
permukaannya dipasang batu hampar dengan mortar dari batu kapur (lime
stone). Bahan ikat lainnya yaitu yang mulai digunakan untuk berbagai
keperluan, termasuk sebagai bahan jalan di Babylon tahun 625 SM, akan tetapi
setelah itu tidak dikembangkan lagi sebagai bahan jalan.
Pembukaan jalur-jalur jalan baru banyak dilakukan ketika peradaban telah
berkembang dan menyebar ke berbagai belahan dunia. Pada awalnya para
imigran dan pedagang yang banyak membuka jalur jalan tersebut. Selanjutnya
banyak jalur transportasi dikembangkan oleh penguasa atau militer untuk
mengembangkan kekuasaannya. Pada tahun 1500 SM Eropa Tengah dan Eropa
Timur terhubung dengan jalan perdagangan yang dikenal sebagai Amber Road.
Sistem jaringan jalan mulai dikenal di Carthaginians (600 SM) yang kemudian
diadopsi oleh kerajaan Romawi (312 SM). Konstruksi jalan raya berkembang
pesat pada zaman kerajaan Romawi dengan digunakan teknologi perkerasan
jalan. Pada masa tersebut diketahui juga telah digunakan konstruksi jalan raya
yang terdiri dari beberapa lapis perkerasan. Pada jaman Kekhalifahan Islam
sekitar abad ke-9 sampai dengan ke-10 M, kota-kota besar seperti Baghdad dan
Cordoba dilengkapi dengan jaringan jalan yang diperkeras dan dilengkapi
dengan lampu penerangan jalan (Hitti, 1970).
Sejarah perkembangan jalan pada masa lalu dapat disimak pada Gambar 1.1.
Selanjutnya pada masa modern, teknologi jalan mulai berkembang kembali dan
perkembangan teknologi jalan pada masa modern diantaranya:
xviii | N o o r M a h m u d a h
d. Pierre Marie Jereme Tresaquet dari Perancis memperkenalkan
konstruksi jalan dari batu pecah pada periode tahun 1718 – 1796;
e. Pada tahun 1790 Thomas Telford (Scotlandia), memperkenalkan
konstruksi perkerasan jalan yang dibuat dari batu belah, serta
menambahkan susunan batu – batu kecil di atasnya;
f. Tahun 1815 Jhon London Mc Adams memperkenakan prinsip
tumpang tindih atau konstruksi Makadam. Untuk mengurangi debu
pada lapisan atasnya disemprotkan cairan aspal; dan
g. Mesin penggilas (stom roller) ditemukan tahun 1860 oleh Lemoine.
KENDARAAN
•Lebih cepat
•Lebih besar
•Lebih kuat
JALAN
PERKEMBANGAN
•Lebih kuat
TEKNOLOGI
•Lebih lebar
•Lebih awet
WILAYAH
•Lebih luas
•Penduduk bertambah
•Lebih jauh jangkauan
•Mobilitas bertambah
xx | N o o r M a h m u d a h
diketahui bahwa pada masa tersebut sudah ada teknologi perkerasan jalan dan
dasar-dasar geometri jalan.
Pada masa yang lebih modern tahun 1605, Kongsi Dagang Vereenigde Oost
Indische Compagnie (VOC) turut memperbanyak jalur jalan, terutama dari
pusat-pusat pertanian dan perkebunan rakyat menuju ke dermaga pelabuhan
ekspor. Selain itu pada tahun 1808 di bawah pemerintahan Hindia Belanda
yaitu Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, dibangun jalan posdi pulau
Jawa dan selesai pada tahun 1811. Pembangunan jalan pos ini membentang
dari Anyer sampai Panarukan, yaitu melalui Jakarta, Bandung, Cirebon,
Purwokerto, Yogyakarta, Surabaya, dan Banyuwangi dengan panjang kurang
lebih 1500 km. Tujuan pembangunan jalan ini lebih menekankan pada fungsi
strategi militer pemerintah Hindia-Belanda yaitu mempertahankan pulau Jawa
dari serangan Inggris.
xxii | N o o r M a h m u d a h
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditpcbm/mataram-kuna-agraris-
atau-maritim/ (diakses: 24 Februari 2018).
Soal-soal Latihan
1. Jelaskan peranan transportasi dalam bidang ekonomi.
2. Diskusikan apa saja yang mungkin terjadi jika pada masa kini transportasi
mengalami gangguan dan jelaskan dengan contoh.
3. Diskusikan mengenai sejarah perkembangan jalan dari masa ke masa.
Jelaskan hal-hal apa saja yang mempengaruhi perkembangan teknik jalan
raya dengan mengacu pada sejarahnya.
4. Pada situs Gunung Penanggungan terdapat peninggalan jalan purbakala
menuju puncak gunung yang melingkar dan tidak beraturan. Jelaskan apa
keunggulan jalan tersebut dibandingkan jalur pendakian yang lurus menuju
puncak.
5. Diskusikan tentang keberadaan jalan pada masa lalu di Indonesia.
Meskipun bukti fisik peninggalan jalan kuno sangat sedikit, hal-hal apa saja
yang diperkirakan bisa membuktikan keberadaan jalan pada masa itu.
Jelaskan dengan memberi contoh sejarah masa lalu dari sumber referensi
yang lain.