JALAN
Puji serta syukur semoga selalu tercurahkan, atas kehadirat Allah SWT dan juga atas limpahan
nikmat serta rahmat-Nya sehingga Evaluasi Tengah Semester Rekayasa Perkerasan Jalan ini bisa
terlesesaikan sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Penyusunan Evaluasi Tengah Semester
Rekayasa Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah
Rekayasa Perkerasan Jalan dan juga agar mahasiswa dapat memahami dengan baik terkait ilmu
perancangan suatu jalan. Dalam hal ini kami menyadari bahwa tanpa adanya bimbingan, pengarahan, dan
bantuan dari semua pihak tentunya Evaluasi Tengah Semester ini tidak akan dapat terselesaikan. Untuk
itu, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada Bapak Dr.
Ir. Siswoyo, M.T. selaku dosen pembimbing dalam Evaluasi Tengah Semester ini. Evaluasi Tengah
Semester ini berisi mengenai perancangan suatu jalan serta perhitungan yang berhubungan dengan jalan
dalam bidang Teknik Sipil. Menyadari adanya banyak kekurangan dalam penyusunan Evaluasi Tengah
Semester Rekayasa Perkerasan Jalan ini, maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak sangat dibutuhkan demi Penyusunan Evaluasi Tengah Semester berikutnya. Semoga Evaluasi
Tengah Semester Rekayasa Perkerasan Jalan ini dapat bermanfaat serta menambah pengetahuan dan
wawasan kita semua.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam perencanaan konstruksi perkerasan jalan, telah dikenal 3 (tiga) jenis konstruksi
perkerasan yaitu: konstruksi perkerasan lentur, konstruksi perkerasan kaku, dan konstruksi
perkerasan komposit. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai perencanaan konstruksi
perkerasan lentur dari segi ketebalan lapis perkerasan, stabilitas konstruksi maupun kekuatannya
dengan membandingkan antara Metode Bina Marga dan Metode American Association of State
Highway and Transportation Officials (AASHTO). Kedua metode diatas, didasarkan pada hasil-hasil
empiris yang kemudian dikembangkan serta disederhanakan lebih lanjut, sehingga proses
perencanaan dapat dilakukan dengan mudah, seperti halnya Metode Bina Marga ini adalah hasil
modifikasi dari Metode AASHTO, Metode NAASRA dan Metode Road Note. Sedangkan Metode
American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) timbul karena
kebutuhan akan standar dan spesifikasi untuk dijadikan acuan dalam merencanakan atau mendesain
jalan baik itu pada transportasi udara, rel, air dan transportasi umum. Metode perencanaan
perkerasan jalan raya dengan American Association of State Highway and Transportation Officials
(AASHTO) berdasarkan analisa volume lalu lintas, besarnya beban roda yang bekerja, serta harga
CBR dari tanah dasar dan perkerasan
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka direncanakan tebal perkerasan dengan
menggunakan metode BINA MARGA dan AASHTO ’01 dengan memperhatikan faktor-faktor
desain yang berpengaruh pada masing-masing metode yang digunakan, kemudian membandingkan
hasil tebal perkerasan dari metode BINA MARGA dan AASHTO ’01
4. BATASAN MASALAH
Untuk menghindari pembahasan masalah yang terlalu luas sehingga dapat merancukan
tujuan pembahasan. Maka, yang diambil pada evaluasi tengah semester ini, akan dibahas mengenai
parameter-parameter perencanaan perkerasan lentur dengan disertai perhitunganperencanaan tebal
perkerasan berdasarkan kedua metode yang akan dibandingkan
BAB II
TEORI-TEORI
Secara teoritis, klasifikasi jalan menurut jalan klasik dapat dibagi sebagai berikut:
Kelas atau Fungsi jalan
1. Jalan arteri: Jalan yang melayani jalan utama, dengan ciri lalu lintas jarak
jauh, kecepatan rata-rata kecepatan tinggi, dan pintu masuk yang terpisah
secara efisien.
2. Jalan Kolektor: Jalan yang digunakan untuk mengumpulkan pengumpul,
dengan jarak tempuh sederhana, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah
pintu masuk terbatas
3. Jalan lokal: Digunakan untuk lalu lintas lokal yang menampilkan perjalanan
jarak pendek, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah pintu masuk yang tidak
terbatas
Klasifikasi berdasarkan kelas jalan Mengklasifikasikan dinamika, dinamika
lapangan (MST), dan beberapa nada.
Klasifikas berdasarkan permukaan jalan, medan jalan dapat dikategorikan
berdasarkan kesesuaian lapangan.
d) IndeksPermukaan (IP) Indeks Permukaan adalah nilai kehalusan dan kekuatan permukaan
jalan relatif terhadap tingkat pelayanan transportasi. Indeks permukaan akhir (IPt) dapat
dihasilkan dari jenis lapisan permukaan dan nilai indeks permukaan awal (IPo) dari nilai
LER
e) Indek Tebal PerkerasanCarihasil nilai ITP yang diperoleh dengan nomogram Road
Thickness Index (ITP). Jumlah tersebut diketahui terlebih dahulu dalam bentuk LER, DDT,
dan FR selama masa manfaatnya.
f) Tebal Minimum Lapisan Perkerasan Hal tersebut dapat diperoleh dari tabel nilai batas
minimum lapisan permukaan dan lapisan pondasi berdasarkan tebal minimum
Bentuk jalan
Rencana perkerasan jalan ialah rencana perkerasan lengkap yang memuat beberapa faktor yang
telah disesuaikan dan dianalisis kelengkapan datanya dari hasil survey lapangan pada peraturan
yang berlaku
Data Perencanaan Jalan
Klasifikasi Jalan : Lokal
Jenis Permukaan: Aspal
Lebar Perkerasan = 6.00 m
Bahu Jalan = 2x2.00 m
Panjang ruas jalan = 10.00 m
Umur Rencana (UR) = 10 Tahun, (i)= 5%
Umur Rencana (UR) = 20 Tahun, (i)= 4%
Mulai dibangun pada tahun 2024 (i)= 3.5%
Tabel 7. Hitungan Lintasan Ekuivalen Akhir (LEA) untuk umur rencana 10 tahun
Kendaraan LHR E Koefisien Distribusi Kendaraan(c)
2036
1 jalur 2 arah 2 jalur 2 1 jalur 2 2 jalur 2
arah arah arah
Bus Kecil 88,9 − 4 1,0 0,5 0,0200 0,0100
2,255x10
Bus Besar 50,59 4,511x10 − 4 1,0 0,5 0,0222 0,0114
Truk 2 sumbu 673,4 − 1 1,0 0,5 107,2 53,60
1,592x10
Truk 3 sumbu 92,3 1,06481 1,0 0,5 98,28 49,14
Truk Gandeng 177,9 1,03747 1,0 0,5 184,56 92,28
Truk Trailer 158,9 1,31941 1,0 0,5 209,65 104,82
Jumlah kendaraan /hari /2 arah 599,73 299,86
Tabel 8. Hitungan Lintasan Ekuivalen Akhir (LEA) untuk umur rencana 20 tahun
Kendaraan LHR E Koefisien Distribusi Kendaraan(c)
2046
1 jalur 2 arah 2 jalur 2 1 jalur 2 2 jalur 2
arah arah arah
Bus Kecil 194,7 − 4 1,0 0,5 0,0439 0,0219
2,255x10
Bus Besar 110,8 4,511x10 − 4 1,0 0,5 0,0499 0,0249
Truk 2 sumbu 1475,5 1,592x10 − 1 1,0 0,5 234,8 117,4
Truk 3 sumbu 202,2 1,06481 1,0 0,5 215,3 107,6
Truk Gandeng 389,8 1,03747 1,0 0,5 404,4 202,2
Truk Trailer 348,1 1,31941 1,0 0,5 459,28 229,6
Jumlah kendaraan /hari /2 arah 1313,87 656,84
Lintasan Ekivalen Tengah (LET) umur rencana 10 tahun dihitung menggunakan persamaan Tabel 7.
Jalan 1 jalur 2 Arah
LEP + (LEA)10 308,906 + 599,73
(LET)10 = = = 454,318 kend/hari/2 arah
2 2
Jalan 2 jalur 2 Arah
LEP + (LEA)10 154,44 + 299,86
(LET)10 = = = 227,15 kend/hari/2 arah
2 2
Lintasan Ekivalen Tengah (LET) umur rencana 20 tahun dihitung menggunakan persamaan Tabel 8.
Jalan 1 jalur 2 Arah
LEP + (LEA)20 308,906 + 1313,87
(LET)20 = = = 811,38 kend/hari/2 arah
2 2
Jalan 2 jalur 2 Arah
LEP + (LEA)20 154,44 + 656,84
(LET)20 = = = 405,64 kend/hari/2 arah
2 2
Lintasan Ekivalen Rencana (LER) umur rencana 20 tahun dihitung menggunakan persamaan Tabel 8.
(FP) N 10
dan (FP) N 20
10 = = = 1, 20 = = = 2, sehingga
10 10 10 10
IP0 = 3,75 untuk umur rencana 20 tahun IPt = 1,5 dengan akhir umur rencana
diperkirakan tingkat pelayanan rendah yang masih mungkin (jalan tidak terputus),
dengan DDT = 3,6, FR = 1,5 dan LER20 = 811,28menggunakan Nomogram 4
didapat ITP20 = 11,2 seperti gambar dibawah :
BAB IV
KESIMPULAN
Jadi pada umur rencana 10 tahun digunakan Tanah Dasar CBR 3,6%, Lapis permukaan dengan asbuton
(MS 744) tebal 20 cm, Lapis pondasi atas batu pecah dengan CBR 100% tebal 20 cm, Lapis pondasi
bawah pasir batu atau sirtu dengan CBR 50% tebal 10 cm. Sedangkan pada umur rencana 20 tahun
digunakan Tanah Dasar CBR 3,6%, Lapis permukaan dengan asbuton (MS 744) tebal 20,57 cm, Lapis
pondasi atas batu pecah dengan CBR 100% tebal 20 cm, Lapis pondasi bawah pasir batu atau sirtu dengan
CBR 50% tebal 10 cm.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://ejournal.unp.ac.id/index.php/cived/article/view/116122/106283
2. http://e-journal.uajy.ac.id/22381/4/bab%203%20fauzan.pdf