Anda di halaman 1dari 8

a.

Judul Penelitian
Pengembangan Infrastruktur Komersil Pelabuhan Penyebrangan Ajibata Sebagai Implementasi
Ekonomi Rakyat Di Kabupaten Toba Samosir

b. Ruang Lingkup
Penelitian ini untuk melihat bagaimana pengembangan infrastruktur komersil pelabuhan
penyebrangan di ajibata sebagai implementasi ekonomi rakyat di Kabupaten Toba Samosir
dan juga melihat pengaruh pariwisata dengan kehadiran komersil penyebrangan sebagai salah satu
akomodasi yang memiliki rute langsung Danau Toba melalui Ajibata

c. Latar Belakang Masalah


Dalam usaha pariwisata dapat digolongkan menjadi tiga (3) hal pokok yaitu Usaha Jasa
Pariwisata. Pengusahaan Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) dan usaha sarana
Pariwisata. Serta pengusahaan objek dan daya tarik wisata meliputi kegiatan membangun
dan mengelola objek dan daya tarik wisata beserta sarana dan prasarana yang diperlukan
atau mengelola objek dan daya tarik wisata yang telah ada. Pengusahaan objek dan daya
tarik wisata dapat digolongkan menjadi pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam,
pengusahaan objek dan daya tarik wisata buatan.

Begitu pula dengan Destinasi Pariwisata atau daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang
didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

Ada tiga jenis infrastruktur yakni infrastruktur lunak, infrastruktur keras non fisik dan
infrastruktur keras. Kita sudah mengetahui secara baik mengenai apa itu infrastruktur
keras yakni infrastruktur yang mempunyai bentuk fisik dan paling banyak berkaitan
dengan kepentingan masyarakat. Adapun contohnya jalan raya, dermaga, bandara dan
lain-lain. Infrastruktur keras non fisik sesuai penamaannya tak mempunyai bentuk fisik
yang nyata akan tetapi ikut mendukung infrastruktur keras yang lainnya. Contohnya,
jaringan komunikasi seperti internet dan telepon, ketersediaan air bersih, pasokan lisrik,
pasokan energi dan lain-lain. infrastruktur lunak mencakup lembaga-lembaga
pemerintahan dan kerangka institusional

Hudson, et al. (1997): Infrastruktur mencakup tujuh hal, yaitu: ”​transportation, waste
and waste water, waste management, energy production and distribution, buildings,
recreation facilities, communication​”.
Enam kategori besar infrastruktur (Grigg):
● Kelompok jalan (jalan, jalan raya, jembatan);
● Kelompok pelayanan transportasi (transit, jalan rel, pelabuhan, bandar udara);
● Kelompok air (air bersih, air kotor, semua sistem air, termasuk jalan air);
● Kelompok manajemen limbah (sistem manajemen limbah padat);
● Kelompok bangunan dan fasilitas olahraga luar;
● Kelompok produksi dan distribusi energi (listrik dan gas);

Pelabuhan Ferry Ajibata adalah salah satu pelabuhan yang ada untuk menghubungkan
Ajibata dengan Tomok di Kabupaten Samosir. Pelabuhan ini memiliki 2 (dua) dermaga
sebagai pintu masuk dan keluar manusia / barang yang melakukan kegiatan
penyeberangan dari sisi darat dan dari sisi danau. Sebagai satu-satunya pintu masuk
(​entrance​) utama yang sangat sibuk dengan jumlah kunjungan penumpang yang cukup
banyak, untuk memberikan pelayanan yang layak dermaga Ajibata ini masih jauh dari
harapan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi dermaga yang memiliki daya tamping terbatas,
dengan intensitas arus penumpang terus meningkat, namun hanya dapat menampung dua
unit kapal, sehingga memerlukan waktu cukup lama dalam pelayanan naik / turun
penumpang akibat antrian yang panjang terutama saat ramainya penumpang menggunakan
jasa angkutan kapal ferry

Pelabuhan Ajibata adalah salah satu Infrastruktur komersil pelabuhan penyebrangan, kabupaten
Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Mayoritas penduduk Ajibata adalah
suku Toba. Marga yang mendominasi di Ajibata adalah marga Sirait dan Gultom.
Mayoritas penduduk Ajibata memeluk agama Kristen. Ajibata juga terdapat sarana ibadah
yaitu 3 (tiga) bangunan gereja.
Menurut Bapak L. Silalahi, Pelabuhan Ajibata – Tomok adalah awal dari berkembangnya daerah
Ajibata. Meskipun mereka harus menggunakan berbagai cara agar penumpang yang
menggunakan jalur Ajibata-Tomok tidak kalah imbangdengan Tiga Raja-Tomok. Para
awak kapal mempertimbangkan kualitas kapal dan keindahan kapal suapaya penumpang
merasa nyaman di kapal yang mereka tumpangi. Bahkan, menurut Johan Silaen, seiring
berkembangnya fasilitas di kapal khususnya pemutar musik merupakan menjadi hal yang
penting untuk membuat penumpang merasa nyaman di kapal. Selain dari pada itu,
perkembangan tersebut didukung oleh Pelabuhan Veri yang di buka pada tahun 1981 di
Ajibata. Hal ini memberikan perkembangan yang pesat terhadap kecamatan Ajibata​.

Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif untuk memperlihatkan bagaimana


pengembangan infrastruktur komersil pelabuhan penyebrangan di ajibata sebagai
implementasi ekonomi rakyat. Secara teori dapat dikatakan bahwa infrastruktur ​adalah
berbagai macam fasilitas fisik yang diperlukan dan dikembangkan oleh beberapa agen
publik yang memiliki tujuan untuk bisa memenuhi tujuan ekonomi dan sosial. Diharapkan
dengan adanya Infrastruktur yang memadai dapat menarik minat para wisatawan yang
akan berkunjung di Desa Ajibata atau sebagai mode transportasi untuk penyebrangan
missal yang dapat digunakan oleh banyak masyarakat sehingga terjadi kegiatan
perekonomian dan sosial. Sebab hal di atas, dicoba melakukan penelitian berkenaan
dengan Pengembangan Infrastruktur ​komersil pelabuhan penyebrangan di ajibata sebagai
implementasi ekonomi rakyat di Kabupaten Toba Samosir

d. Perumusan Masalah
1. Sejauhmana kondisi Infrastruktur Pelabuhan Penyebrangan di Ajibata dapat
mempermudah sehingga menjadi penyebrangan yang dapat digunakan oleh masyarakat
atau wisatawan

e. Tujuan Penelitian
1. Memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan Ajibata dan
sekitarnya
2. Sebagai pelayanan oleh pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat
3. menjadi pilar penting sebagai penghubung dalam aktivitas dan pendistribusian
sehari-hari

f. Manfaat Penelitian
1. memberdayakan masyarakat sekitar
2. memberikan kemudahan akses dalam penyebrangan, transaksi dan pendistribusian
sehari-hari
3. menjadi ​Asset​ penting dan berharga yang dimiliki Desa Ajibata

g. Kerangka Konsep
Kriteria sebuah objek wisata dijadikan atau dikembangkan menjadi destinasi wisata adalah
dengan menjelaskan tentang daya tarik wisata, kewilayahan, aksesibilitas, amenitas,
investasi, dukungan masyarakat, dukungan Sumber Daya Manusia dan kelembagaan atau
manajemen, potensi pasar wisatawan.
Dalam penelitian dicoba untuk melihat pengembangan infrastruktur pelabuhan penyebrangan dan
hal ini dapat dilihat Fungsi Pelabuhan , macam-macam pelabuhan dan berdasarkan dari
segi usaha.
1.1. Fungsi Pelabuhan
Sebagaimana pengertian sistem pelabuhan menurut PP No 11 tahun 1983, maka pelabuhan
mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut :
● Interface​, yaitu pelabuhan sebagai tempat pertemuan dua moda/sistem
transportasi darat dan laut sehingga pelabuhan harus dapat menyediakan berbagai
fasilitas dan pelayanan jasa yang dibutuhkan untuk perpindahan
barang/penumpang ke angkutan darat atau sebaliknya.
● Link ​(mata rantai) yaitu pelabuhan merupakan mata rantai dari sistem
transportasi, sehingga pelabuhan sangat mempengaruhi kegiatan transportasi
keseluruhan.
● Gateway​, yaitu pelabuhan berfungsi sebagai pintu gerbang dari suatu
negara/daerah, sehingga dapat memegang peranan penting bagi perekonomian
suatu negara atau daerah.
● Industri entity​, yaitu perkembangan industri yang berorientasi kepada ekspor dari
suatu negara atau daerah.
Disamping itu, pelabuhan juga sebagai terminal pengangkutan, yang dapat dibagi dalam
beberapa fungsi berikut:
1. Fungsi pelayanan dan pemangkalan kapal, seperti:
Bantuan kepada kapal yang masuk, meninggalkan dan berolah gerak di pelabuhan.
a. Perlindungan kapal dari ombak selama berlabuh dan tambat.
b. Pelayanan untuk pengisian bahan bakar, perbekalan dan sebagainya.
c. Pemeliharaan dan perbaikan kapal.
2. Fungsi pelayanan kapal penumpang, seperti :
a. Penyediaan prasarana dan sarana bagi penumpang selama menunggu kapal dan
melakukan aktivitas persiapan keberangkatannya.
b. Penyediaan sarana yang dapat memberikan kenyamanan, penyediaan makanan dan
keperluan penumpang.
3. Fungsi penanganan barang, seperti :
a. Penyediaan prasarana dan sarana untuk penyimpanan sementara, pengepakan,
penimbunan barang, konsentrasi muatan dalam kelompok yang berukuran
ekonomis untuk diangkut.
b. Bongkar muat barang dari dan ke kapal dan penanganan barang di darat.
c. Penjagaan keamanan barang.
4. Fungsi pemrosesan dokumen dan lain-lain, seperti :
a. Penyelenggaraan dokumen kapal oleh syahbandar.
b. Penyelenggaraan dokumen pabean, muatan kapal laut dan dokumen lainnya.
c. Penjualan dan pemeriksaan tiket penumpang.
d. Penyelesaian dokumen imigrasi penumpang untuk pelayaran luar negeri.

1.2. Macam-Macam Pelabuhan


● Berdasarkan penyelenggaraan, yaitu:
a. Pelabuhan Umum
Pelabuhan ini diselenggarakan untuk kepentingan palayanan masyarakat umum, yang
dilakukan oleh pemerintah dan pelaksanaannya diberikan kepada badan usaha
milik negara yang didirikan untuk maksud tersebut. Di indonesia, dibentuk empat
badan usaha milik negara yang berwenang mengelola pelabuhan umum
duisahakan, yaitu PT. Pelindo I berkedudukan di Medan, PT. Pelindo II di
Jakarta, PT. Pelindo III di Surabaya dan PT. Pelindo IV di Ujung Pandang.
Pelabuhan pada perencaaan ini masuk pada kawasan operasi PT. Pelindo IV,
Ujung Pandang, sebagai pelabuhan umum.
b. Pelabuhan Khusus
Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang digunakan untuk kepentingan sendiri guna
menunjang suatu kegiatan tertentu dan hanya digunakan untuk kepentingan
umum dengan keadaan tertentu dan dengan ijin khusus dari Pemerintah.
Pelabuhan ini dibangun oleh suatu perusahaan baik pemerintah ataupun swasta
yang digunakan untuk mengirim hasil produksi perusahaan tersebut, salah satu
contoh adalah Pelabuhan LNG Arun di Aceh, yang digunakan untuk mengirim
gas alam cair ke daerah/Negara lain, Pelabuhan Pabrik Aluminium di Sumatra
Utara (Kuala Tanjung), yang melayani import bahan baku bouksit dan eksport
aluminium ke daerah/negara lain.
1.3.Berdasarkan segi usaha, yaitu:
● Pelabuhan yang diusahakan
Pelabuhan ini sengaja diusahakan untuk memberikan fasilitas fasilitas yang diperlukan oleh
setiap kapal yang memasuki pelabuhan, dengan aktifitas tertentu, seperti bongkar
muat, menaik-turunkan penumpang, dan lain sebagainya. Pemakaian pelabuhan ini
biasanya dikenakan biaya jasa, seperti jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jada
tunda, jasa dermaga, jada penumpukan, dan lain sebagainya.
● Pelabuhan yang tidak diusahakan
Pelabuhan ini hanya merupakan tempat singgah kapal tanpa fasilitas bea cukai, bongkar muat
dan lain sebagainya. Pelabuhan ini merupakan pelabuhan yang disubsidi oleh
pemerintah serta dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jendral
perhubungan Laut.
h. Metode Penelitian
1. Tempat Penelitian
Di Desa Ajibata, Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara
2. Populasi dan Sampel Sumber Data Penelitian
populasi atau population (​universe) adalah kumpulan/koleksi semua obyek yang menjadi
obyek kajian atau yang sedang dibicarakan. dalam hal penelitian ini yang menjadi
populasi adalah pengelola pelabuhan yang ada

i. Tehnik Pengumpulan Data


a. Survei
b. observasi lapangan
c. observas
d. kepustakaan/internet
e. penyebaran kuesioner/wawancara
j. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan dan data kuesioner kemudian diolah dan
dianalisis secara iluminatif, yakni menafsirkan data berdasarkan makna yang tersirat dan
tersurat

k. Jadwal Penelitian

o Keterangan Kegiatan 2019

. sunan proposal

. pan ke lapangan

. tian di lapangan

. uatan laporan kegiatan

l. Personalia Penelitian
Nama Lengkap : Dr. Bahagia Tondang, SH. MAP
NIP : 19630103 199403 1 001
Pangkat/Golongan : Pembina Tk. Muda (IV/C)
Jabatan : Lektor Kepala
Waktu Penelitian : 60 Hari

m. Daftar Pustaka
Anastasya Debby, 2016, Re-Design Pelabuhan Ajibata, Universitas Sumatra Utara,
Medan,​ ​http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/1959
Tylor 1871, Primitive Culture : Researches in The Development of Mythologi, art and
Custom, Gloucester MA
Undang Undang Kepariwisataan No.9 Tahun 2000. Jakarta, Tentang Kepariwistaan
Indonesia
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.
Jakarta
Wesanawa, 2002. Jakarta, ​Melastarikan Sumber Air yang​ ​Tercemar​ Sujali 1989,
Yogyakarta. ​Geografi Pariwisata dan Kepariwisataan
(WTO (1983 dalam Inskeep, 1991. Atmaja 2008, Yogyakarta, Teori dan Praktik
Manajemen Keuangan
Yoeti, 2006. Jakarta, Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata

Anda mungkin juga menyukai