DISUSUN OLEH :
IRHAM ROZI’I
21A303005002
transportasi lain adalah angkutan barang melalui laut sangat efisien dibandingkan
moda angkutan darat dan udara. Kapal mempunyai daya angkut yang jauh lebih
besar daripada moda transportasi lain. Hampir semua barang impor, ekspor, dan
muatan lain dalam jumlah yang besar diangkut dengan menggunakan kapal laut,
fasilitas angkutan lain yang berupa angkutan darat dan udara. Hal ini mengingat
bahwa kapal mempunyai kapasitas yang jauh lebih besar daripada sarana
bahkan ribuan ton, apabila harus diangkut dengan truk tangki diperlukan ribuan
kendaraan dan tenagakerja. Misalnya kapal tanker 10.000 DWT bisa mengangkut
minyak 10.000 ton atau sekitar 12.000.000 liter atau setara dengan 1000 truk
untuk muatan dalam jumlah besar, angkutan dengan kapal akan memerlukan
tenaga kerja lebih sedikit, dan biaya lebih murah. Selain itu untuk angkutan
barang antar pulau atau negara, kapal merupakan satu-satunya sarana yang paling
sesuai.
karena sifatnya sebagai tempat peralihan moda angkutan, maka pelabuhan harus
disambung dengan sistem darat dan dilengkapi dengan berbagai macam
kemudahan, antara lain tempat yang aman untuk berlabuhnya kapal, pelayanan
kapal selama berlabuh dan ketika akan melanjutkan pelayaran, jasa terminal
wilayah atau negara dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar pulau
atau bahkan antar negara, benua dan bangsa. Pelabuhan menjadi simpul penting
Delapan puluh lima persen (85%) perdagangan dunia melalui jalur laut, sementara
perdagangan di Indonesia 90% melalui jalur laut (Arianto Patunru et.al, 2007).
bahan bakar dan air bersih, dan lain sebagainya. Untuk itu diperlukan pelayanan
merupakan pelayanan yang aman dan efisien terhadap pengguna pelabuhan dan
buruk dari pelabuhan akan berdampak besar bagi kegiatan perdagangan dan
kegiatan penunjang lainnya. Sebagai informasi tambahan, saat ini sebagian besar
barang yang diangkut melalui kapal laut dilakukan menggunakan peti kemas, baik
itu kegiatan peti kemas ekspor impor maupun untuk kegiatan peti kemas antar
pulau.
permintaan pengguna jasa, maka pengguna jasa akan merasa puas. Pelanggan
yang merasa tidak puas terhadap kualitas atau pelayanan yang diberikan, dengan
sendirinnya akan menceritakan kepada orang lain sebagai komplain atas ketidak
puasanya. Oleh karena itu pengukuran kepuasan akan pelayanan yang diberikan
selalu dilakukan untuk mengetahui dan merencanakan strategi yang lebih baik
meminimalisasikan masalah.
BAB II
ISI
ke suatu daerah tertentu dan sebagai prasarana penghubung antar daerah, antar
Tahun 2008 Pasal 1 ayat (14) Tentang Pelayaran inilah Pelabuhan adalah tempat
yang terdiri atas daratan dan atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kapal bersandar, naik turun penumpang dan bongkat muat barang, berupa
terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
terminal yaitu titik pertemuan penumpang dan barang masuk dan keluar dari
Sehingga pelabuhan adalah bagian dari sistem trasnportasi yang tidak dapat
Peti kemas adalah kotak besar dari berbagai ukuran dan terbuat dari
barang-barang baik melalui darat, laut maupun udara. Pada mulanya peti kemas
dibangun dari berbagai macam ukuran yang saling tidak seragam, dan belakangan
muatan digudang eksportir yang disaksikan oleh pihak bea cukai dan diangkut
oleh trailer yang dinamakan container chasis menuju terminal pelabuhan lalu
dimuat ke kapal. Dari difinisi diatas bahwa peti kemas adalah peti yang berbentuk
kotak yang khusus untuk mengangkut muatan yang dapat disimpan dalam jumlah
yang besar dan aman dari segala cuaca. Peti kemas (container) adalah suatu
kemasan yang dirancang secara khusus dengan ukuran tertentu, dapat dipakai
dalam peti-peti yang sama dan membuat semua kendaraan dapat mengangkutnya
sebagai satu kesatuan, baik kendaraan itu berupa kapal laut, kereta api truk atau
bila mungkin dari pintu ke pintu ke pintu (door to door). (Suyono, 2005).
Menurut (Lasse, 2012) peti kemas adalah sebagai media kotak menyimpan
barang; sebagaian mengatakan bahwa peti kemas adalah gudang yang dapat
diangkut, di jadikan alat angkut bersifat permanen, kuat dapat digunakan berulang
kali, dirancang khusus untuk mudah diangkut berbagai moda transportasi secara
barang menggunakan peti kemas berjalan aman, cepat lanacar, dan efisien.
bongkar muat akan ditentukan oleh barang apa yang akan dibongkar dalam
kondisi bagaimana barang itu saat akan dibongkar. Ada 3 kategori alat yang
1. Untuk Peralatan bongkar muat Peti kemas Jenis peralatan untuk kegiatan
bongkar muat peti kemas khususnya diterminal peti kemas meliputi Ship
(RMGC) RTG, Reach stacker, Top Loader, Mobile Crane, side loader,
Kebakaran
8 orang
dalam sistem transportasi global. Perubahan terjadi pada pola perdagangan, rute
pemilik barang yang di kirim mengirim serta menerima barang tepat waktu atau
bahkan lebih cepat, sedangkan perusahaan membangun kapal yang lebih besar
pelabuhan. Pelabuhan begitu juga diadakan kajian atas beberapa terinal yang baik
Prinsipnya dilakukan.
pelayanan kapal dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu pada waktu kapal
pelayanan kapal di perairan yaitu waiting time (waktu tunggu), approch time
(waktu antara), dan postpone time (waktu tertunda). Komponen waktu kapal
bersandar ditambatan atau berthing time yaitu not operating time (waktu tidak
bekerja) dan berth working time (waktu kerja di dermaga) yang terdiri dari iddle
time (waktu bekerja dengan pelan) dan effective time (waktu kerja efektif).
(Triatmodjo, 2009).
Indikator kinerja terminal digunakan untuk mengetahui sejauh mana fasilitas
dermaga dan sarana penunjang dimanfaatkan secara intensif. Indikator kinerja pelabuhan
terdiri dari beberapa parameter yaitu jenis barang yang ditangani, ukuran kapal,
produktivitas bongkar muat, jumlah gang yang bekerja, jam kerja, panjang dermaga, dan
hari kerja. Kinerja terminal ditunjukan oleh berth occupancy ratio (BOR) atau tingkat
pemakaian dermaga, yaitu perbandingan antara jumlah waktu pemakaian tiap dermaga
yang tersedia dengan jumlah waktu yang tersedia selama satu periode (bulan/tahun) yang
dinyatakan dalam persentase. Berth throughput (BTP) atau daya lalu dermaga adalah
jumlah ton untuk barang dan TEUs untuk peti kemas dalam satu periode yang melewati
tiap meter panjang tambatan yang tersedia. Container yard occupancy ratio (CYOR)
tersedia dinyatakan dalam persen. Utilitas alat atau tingkat pemakaian alat merupakan
jumlah peti kemas (TEUs) dalam satu periode yang melewati dermaga dan dapat dilayani
Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Torar, yang mengatakan bahwa:
“Dalam rangka pencapaian tujuan suatu organisasi, termasuk negara sebagai organisasi
kekuasaan terbesar seyogyanya menjalankan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri dari:
perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), memberi dorongan (actuating), dan pengawasan
(controlling)” (Torar, 2019:5). Menurutnya, pengawasan sebagai upaya kontrol birokrasi
ataupun organisasi harus dilaksanakan dengan baik, karena: “Apabila tidak
dilaksanakan, cepat atau lambat akan mengakibatkan mati/hancurnya suatu organisasi
atau birokrasi
itu sendiri” (Torar, 2019:5). Proses pengawasan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
a. Mengukur hasil/prestasi yang dicapai.
b. Membandingkan hasil yang dicapai dengan hasil yang diinginkan (standar) dan
mencari penyimpangan, kalau ada.
c. Memperbaiki penyimpangan tersebut Suatu organisasi akan berjalan terus dan
semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan dan
guna
mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat fungsi
pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya, adalah berbagai
perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti
munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb.
Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada
barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan
kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN