Di susun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan tugas makalah kami yang berjudul “ Unsur- Unsur Transportasi “.
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Konsep Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Dalam penulisan laporan ini kami
merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,
mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari pihak sangat kami
Akhirnya kami sebagai penulis berharap semoga Allah memberikan pahala yang setimpal
pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
DAFTAR ISI
iii
Halaman
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Transportasi..........................................................................................................3
2.2 Prasarana Transportasi...........................................................................................................4
2.2.1 Bentuk Hukum Transportasi...............................................................................................6
2.3 Tanggung Jawab Pihak Pengangkut.....................................................................................10
2.3.1 Struktur Tarif Perusahaan Pengangkutan Umum..............................................................13
BAB 3 KESIMPULAN 16
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................16
3.2 Saran.....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA 17
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiki lebih dari 17.000 pulau dengan
total wilayah 735.355 mil persegi. Indonesia dan menempati peringkat keempat dari 10 negara
berpopulasi terbesar di dunia (sekitar 220 juta jiwa). Tanpa sarana transportasi yang memadai
tulang punggung perekonomian nasional, regional, dan lokal, baik di perkotaan maupun di
pedesaan. Harus diingat bahwa sistem transportasi memiliki sifat sistem jaringan di mana kinerja
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Distribusi barang, manusia, dll. akan menjadi lebih mudah dan cepat bila sarana transportasi
yang ada berfungsi sebagaimana mestinya sehingga transportasi dapat menjadi salah satu sarana
wilayah satu dengan wilayah lainya dapat ikut merasakan hasil produksi yang rata maupun hasil
17
Kebutuhan angkutan bahan-bahan pokok dan komoditas harus dapat dipenuhi oleh sistem
transportasi yang berupa jaringan jalan, kereta api, serta pelayanan pelabuhan dan bandara yang
efisien. angkutan udara, darat, dan laut harus saling terintegrasi dalam satu sistem logistik dan
BAB II
PEMBAHASAN
17
2.1 Pengertian Transportasi
Transportasi adalah perpindahan/pergerakan barang atau orang dari satu lokasi ke lokasi
lain. Memindahkan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain, berarti memindahkannya
dari satu tata guna lahan ke tata guna lahan yang lain, yang berarti pula mengubah nilai ekonomi
orang atau barang tersebut. Salah satu tujuan penting dari perencanaan tata guna lahan atau
perencanaan sistem transportasi, adalah menuju ke keseimbangan yang efisien antara potensi tata
Dunia logistic tidak dapat dipisahkan dengan yang namanya transportasi. Memang unsur-
unsur logistic secara global terdiri dari 4 point, yaitu warehouse, transport, management dan
system. Namun kalau dihitung dari unsur biaya yang timbul karena aktifitas logistic maka unsur
transport menjadi yang nomor satu, yakni sekitar 60%-75% dari seluruh biaya logistic yang
dikeluarkan. Transportasi secara hakikat erat berhubungan dengan truck atau mobil. Namun
secara harafiah transportasi adalah kegiatan memindahkan suatu barang antar gudang atau antar
tujuan. Untuk memindahkan memang diperlukan sarana moda transportasi dan salah satunya
berusaha memberikan biaya yang minimum untuk suatu kegiatan logistic yang diberikan. Untuk
meminimumkan biaya ini, perlu kiranya suatu data-data yang dapat mengukur poin mana yang
dapat diefisienkan atau kalau perlu ditiadakan tanpa menganggu kelancaran aktifitas operasional.
Jika sudah ditemukan bagian mana yang dapat diefisienkan, maka kita harus dapat melakukan
prioritas mana yang harus dijalankan terlebih dahulu sehingga tahap satu dengan tahap lainnya
tidak akan saling mengganggu atau kontra produktif. Ada lima unsur pokok transportasi, yaitu:
17
a) Manusia, yang membutuhkan transportasi
Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi, yaitu
terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan dalam keadaan
baik seperti pada saat awal diangkut. Dalam hal ini perlu diketahui terlebih dulu ciri penumpang
dan barang, kondisi sarana dan konstruksi prasarana, serta pelaksanaan transportasi.
pelayanan atau jasanya bagi kebutuhan dasar penduduk yang terdiri atas jalan, jembatan,
pelabuhan, bandara.
Jalan dan Jembatan, adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian
jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas,
yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah
dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Rel Kereta, digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa
memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang
17
pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan
Jenis penambat yang digunakan bergantung kepada jenis bantalan yang digunakan. Puku
ulir atau paku penambat digunakan pada bantalan kayu, sedangkan penambat e digunakan untuk
Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal
sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel
akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih
Pada dasarnya, transportasi merupakan suatu tolak ukur interaksi keruangan antar
wilayah dan sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah.
Selain itu, transportasi juga berperan menunjang keberhasilan pembangunan terutama dalam
Sarana dan prasarana transportasi memiliki beberapa dampak yang secara langsung
maupun tidak langsung dalam masyarakat. Ketersediaan dan lancarnya sarana dan prasarana
transportasi menghapuskan perisolasian suatu daerah serta aksesibilitas pun semakin meningkat.
Peningkatan ini membuka suatu peradaban baru bagi daerah pedesaan tersebut. Sehingga
kemajuan dan modernisasi yang berasal dari daerah pusat pemerintahan dapat dengan mudah
masuk.
17
Hal ini dapat dilihat dari segi ekonomi, yang mana dengan lancarnya sarana transportasi,
pemasaran hasil usaha pun semakin mudah. Selain dipermudah dalam hal pengangkutannya juga
dipermudah dalam menciptakan pasar dan penyediaan sarana produksi pertanian atau sarana
Selain dari segi ekonomi, dapat juga dilihat dari segi pendidikan. Keterbukaan suatu
daerah membuat mudahnya masuk tenaga pengajar ataupun sarana untuk peningkatan
pendidikan. Sedangkan dalam bidang kesehatan, seperti yang terlihat pada masyarakat menjadi
semakin cepat dalam mencapai rumah sakit atau tenaga medis, sehingga pertolonganpun dapat
segera didapatkan. Hal–hal di atas membuktikan bahwa dengan lancarnya sarana dan prasarana
transportasi dapat meningkatkan pembangunan suatu desa, baik itu dari beberapa dan termasuk
Dalam dunia perdagangan soal angkutan memegang peranan yang sangat vital, tidak
hanya sebagai alat fisik, alat yang harus membawa barang-barang yang diperdagangkan dari
produsen ke konsumen, tetapi juga alat penentu harga dari barang-barang tersebut. Tiap-tiap
pedagang selalu akan berusaha mendapat frekuensi angkutan yang kontinue dan tinggi dengan
biaya angkut yang rendah. Untuk semua ini diperlukan peraturan-peraturan lalu-lintas baik di
darat, di laut maupun di udara. Peraturan-peraturan yang mengatur ketertiban dan keamanan,
juga mengatur hubungan keperdataan antara pedagang dan konsumen, pedagang satu sama lain
17
Masalah hukum pengangkutan adalah bagian dari masalah hukum lalu-lintas yang lebih
ketentuan-ketentuan yang bersifat memaksa (dwinged recht). Juga dalam hubungan inilah kita
harus meninjau adanya suatu faktor yang penting dalam angkutan ialah ketentuan-ketentuan
yang bersifat monopolistis yang diatur secara undang-undang. Dengan cara ini pembentuk
undang-undang ingin menjaga agar persoalan yang menyangkut seluruh kesejahteraan rakyat
tidak terdapat penyalahgunaan kewenangan yang dapat merugikan rakyat disamping alasan-
alasan kenegaraan lain seperti penjamin keamanan dan pertahanan dan lain sebagainya.
dalam bentuk perusahaan negara maka ketentuan-ketentuan yuridis, yang bersifat paksaan, hal
ini semata-mata tergantung pada tinjauan ekonomis kemasyarakatan yang menjadi tujuan
pembentukan perusahaan tersebut. Apabila perusahaan itu merupakan suatu publik utility
sepenuhnya dengan tujuan pemberian jasa semata-mata yang biasanya terdapat dalam
departement agency maka kebebasan untuk menyimpang dari ketentuan hukum yang berlaku
sedikit sekali. Sebaliknya kebebasan ini lebih banyak dijumpai dalam perusahaan yang
berstatus suatu publik company kebebasan dalam penentuan hukumnya mendekati kebebasan
berkewajiban mengangkut dan bertanggung jawab terhadap semua kerugian yang diderita
17
umum menawarkan jasanya kepada masyarakat dengan syarat-syarat yang telah
darat maupun di laut dengan menerima uang jasa dan tidak menyelenggarakan
Kebutuhan akan pengusaha-pengusaha perantara dalam soal angkutan adalah hal yang
mudah dimengerti karena untuk ini diperlukan syarat-syarat pengetahuan mengenai macam-
pergudangan, clearance dan lain sebagainya mengingat tugas tersebut merupakan tugas
pula:
penyimpanan dalam gudang dan pengiriman barang-barang yang harus diangkut dengan
kapal.
b. Kargadur (cargadoor) ialah makelar kapal, tengkulak muatan dan pembongkaran kapal.
Mengenai hubungan hukum antara pihak pengirim dan pihak penerima terdapat berbagai
tanggapan hukum, antara lain tanggapan untuk memberikan kedudukan kepada pihak pengirim
17
sebagai pihak yang menerima perintah (lasthebber) atau kuasa hukum (zaakwaarnemer) dari
pihak penerima, ada pula tanggapan untuk mempersamakan hak dari pihak penerima sebagai
semacam hak dalam cessie yang dianggap berlaku secara diam-diam yang diterimanya dari
pihak-pihak pengirim kepada pihak penerima. Sedangkan tanggapan umum adalah: Bahwa pihak
penerima adalah pihak ke 3 untuk kepentingan diadakan perjanjian atara pihak peniriman dan
pihak pengngkut, sehingga dengan demikian pasal1317 KUH perdata mengenai perjanjian bagi
kepentingan pihak ke 3 dapat dilakukan, sekalipun secara rill realisasinya hal ini agak
“terpaksa”.
pergantian dalam hal kelambatan dan lain sebagainya, ditekankan lagi disini, bahwa surat
angkutan ini tidak merupakan syarat mutlak bagi adanya persetujuan pengangkutan. Surat ini
ditanda tangani oleh pihak pengirim (ekspeditur) dan disampaikan bersama-sama dengan
barangnya dengan pihak pertama, dalam hal ini maka surat tersebut merupakan alat bukti
terhadap pihak pengangkut. Dalam surat tersebut dimuat mulai nama barang-barang yang
yang dapat dilihat dapat dicek oleh pihak pengangkut, sedangkan mengenai hal-hal yang tidak
17
Mengenai tanggung jawab pihak pengangkut akan dirinci menjadi tiga bagian yaitu:
sebagai bukti telah terjadi perjanjian pengangkutan antara pengangkut dengan pengirim
atau pemilik barang. Bentuk tanggung jawab yang diberikan oleh pengangkut atas
kerusakan atau musnahnya barang-barang yang diangkutnya yaitu berupa ganti rugi dan
yang diberikan adalah berupa uang sebesar sepuluh kali ongkos kirim. Tanggung jawab
diterimanya barang oleh pengangkut sampai barang diterima oleh pemilik di tempat
tujuan. Resiko yang sering timbul dalam pelaksanaan pengangkutan barang yaitu
keterlambatan barang sampai di tempat tujuan tidak sesuai dengan waktu yang telah
bagi pengangkut untuk mencapai suatu hasil, bukan hanya sekedar menyelenggarakan
akan dipidana dengan pidana kurungan paling lama tiga bulan atau denda setinggi-
17
tingginya Rp 6.000.000,- (Pasal 86 Ayat (3) juncto Pasal 124 Undang-Undang No. 21
Tahun 1992 tentang Pelayaran). KUHP secara tegas melarang pengangkut untuk tidak
bertanggung jawab sama sekali atau terbatas untuk segala kerugian yang disebabkan oleh
alat pengangkutannya, laik laut kapal, dan tidak cukupnya pengawasan dalam kapal.
untuk membayar iuran wajib dan premi asuransi tambahan, setiap kali membeli karcis
kapal laut. Kewajiban penumpang untuk membayar sendiri asuransinya tersebut diatur
dalam Pasal 3 Ayat (l) Undang-Undang No. 33 Tabun 1964 tentang Dana Pertanggungan
Wajib Kecelakaan. Itu sebabnya PT PELNI tidak memberikan ganti kerugian kepada
penumpang yang mengalami musibah kapal, kecuali untuk musibah kapal yang
Ganti kerugian yang diberikan oleh pihak asuransi (PT Jasa Raharja, PT Jasaraharja
Putera dan PT Arthanugraha) dalam hal terjadinya kecelakaan kapal laut, adalah untuk
pengangkut tidak dapat dibebaskan dari pertanggung jawab atau kerugian-kerugian yang
besar yang kasar (grove schuld), maka pengangkut masih dapat dikenakan pembatasan
pengangkutan udara.
Tanggung jawab pengangkut udara diatur dalam beberapa pasal di Ordonansi Pesawat
Udara (Stbl. 1939 No. 100) yaitu pada Pasal 24 ayat 1, Pasal 25 ayat 1 serta Pasal 28
Ordonansi Pesawat Udara. Selain dalam Ordonansi Pesawat Udara, pengaturan tentang
17
tanggung jawab pengangkut diatur pula dalam Pasal 43 Undang-Undang No. 15 Tahun
tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 15 Tahun 1992 ini atau belum diganti
udara juga diatur lebih lanjut dalam Pasal 42 Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1995
tentang Angkutan Udara. Salah satu maskapai penerbangan yang tetap bertahan sejak
Indonesia.
Konsep tanggung jawab angkutan udara ada beberapa bagian antara lain:
dengan mencari bukti dalam pasal 1365 KUHper dikenal sebagai tindakan
melawan hukum
b. Presumption of Liability (Tanggungjawab hukum atas dasar praduga bersalah),
dianggap bersalah pengangkutnya sejak awal, tapi jika bisa membuktikan dirinya
a. Struktur biaya
17
Struktur biaya suatu perusahaan jasa angkutan tergantung dari kapasitas angkutan
dan kecepatan alat angkut yang digunakan, serta penyesuaian terhadap besar arus
Bila jumlah jasa-jasa angkutan yang diproduksi atau jumlah jasa-jasa angkutan
yang terjual berubah, artinya kalau kapasitas angkutan atau kecepatan alat angkut
berubah, ataupun diadakannya penyesuaian baru terhadap arus angkutan lain, maka di
dalam biaya angkutan dalam perjalanan, biaya berhenti (penyediaan dan persiapan) dan
BOK merupakan salah satu komponen penting dari suatu proyek transportasi
pengiriman barang pada suatu perusahaan. Biaya operasi kendaraan dihitung dari seluruh
17
biaya yang dikeluarkan untuk mengoperasikan kendaraan guna menghasilkan jasa.
Dirjend No. 687 Tahun 2002 tentang Pedoman Teknis penyelenggaraan angkutan di
wilayah perkotaan dalam trayek tetap dan teratur. Komponen biaya operasi kendaraan
a. Biaya Langsung
Contoh : Biaya penyusutan kendaraan, Biaya bunga modal, Biaya awak
kendaraan, dll
b. Biaya Tidak Langsung
Contoh : Biaya pegawai selain awak kendaraan, Pengelolaan, dll
Cara perhitungan biaya operasi kendaraan dapat dilakukan dalam tahap-tahap sebagai
berikut:
a. Pada kelompok biaya langsung, sebagian biaya dapat dihitung secara langsung biaya
perkendaraan perkilometer nya, tetapi sebagian biaya lainnya perlu terlebih dahulu
17
b. Untuk biaya tidak langsung karena komponen-komponen biaya tersebut bersifat umum
atau biaya bersama yaitu untuk menunjang operasi dari semua jenis kendaraan, maka
perhitungannya tidak dapat dihitung secara langsung biaya per kendaraan perkm nya.
c. Hasil penjumlahan dari biaya langsung dan tidak langsung tersebut adalah biaya operasi
kendaraan.
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Sarana transportasi yang ada di darat, laut, maupun udara memegang peranan vital dalam
aspek sosial ekonomi melalui fungsi distribusi antara daerah satu dengan daerah yang lain.
Demikian makalah tentang hukum transportasi, masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
makalah ini baik dalam isi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi penulisan makalah yang selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
17
3.2 Saran
khususnya bagi kami agar semakin berkembang wawasan tentang Unsur- unsur Transportasi. dan
DAFTAR PUSTAKA
http://rumah12.blogspot.com/2012/12/struktur-biaya-transportasi.html
http://www.berkahlogistic.com/service.html
https://www.google.co.id/#q=logistik
17
17