CUSTOMER
RELATIONSHIP
MANAGEMENT
Revisi: 00/2019
Hal. 1 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
CAPAIAN PEMBELAJARAN
setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang analisis
portofolio konsumen.
A. Definisi Portofolio
CPM adalah komponen yang penting dalam strategi CRM. CPM dapat didefinisikan
sebagai pengelompokkan konsumen menjadi kelompok-kelompok yang berbeda cara
pelayanannya sesuai dengan value proposition masing-masing. Pengelompokkan
tersebut dilakukan dengan mengestimasi nilai konsumen sekarang dan nilainya dimasa
yang akan datang berdasarkan nilai pendapatannya dan akan menghasilkan biaya untuk
akuisisi dan pelayanan masing-masing kelompok konsumen. Inti dari pembahasan
mengenai CPM ini adalah terdapat tujuh inti strategi manajemen konsumen yang dapat
diterapkan sesuai dengan portofolio konsumen perusahaan.
Portofolio berasal dari dua kata, yaitu port (singkatan dari report) yang berarti
laporan dan folio yang berarti penuh atau lengkap. Jadi portofolio berarti laporan lengkap
segala aktivitas seseorang yang dilakukannya. Secara umum portofolio merupakan
kumpulan dokumen seseorang, kelompok, lembaga, organisasi, perusahaan atau
sejenisnya yang bertujuan untuk mendokumentasikan perkembangan suatu proses dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
B. Segmentasi Pasar
Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan untuk suatu barang
dan jasa ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil, dimana para anggota masing-
masing kelompok mempunyai kesamaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan.
Menurut Elistia (2017), tujuan pokok strategi segmentasi, targeting, dan positioning
adalah memosisikan suatu merek dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga
merek tersebut memiliki keunggulan kompetitif berkesinambungan. Sebuah produk akan
memiliki keunggulan kompetitif jika produk tersebut menawarkan atribut-atribut
determinan (yang dinilai penting dan unik oleh para pelanggan). Untuk itu, langkah
pertama yang harus dilakukan adalah melakukan segmentasi pasar secara cermat.
Hal. 2 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 3 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 4 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
B.1. Segmenting
Begitu luasnya karakteristik yang terdapat di pasar, maka segmentasi pasar
perlu dilakukan, berikut adalah manfaat dan tujuan secara lebih detail:
1. Pasar lebih mudah dibedakan
Sangat sulit bagi perusahaan untuk terus-menerus mengikuti selera
konsumen yang selalu berkembang di keadaan pasar yang heterogen. Oleh
karenanya perusahaan cenderung mencari kelompok konsumen yang
sifatnya homogen agar lebih mudah untuk memahami selera konsumen,
agar produk yang dihasilkan perusahaan tersebut dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga produk yang dibuat pun dapat
diterima dengan baik oleh konsumen.
2. Pelayanan lebih baik
Ada empat hal penting yang diinginkan oleh konsumen dalam memenuhi
kebutuhannya, yaitu kualitas, harga, pelayanan, dan ketepatan waktu.
Namun dari keempat hal penting itu, pelayanan merupakan hal yang paling
dominan. Sedang harga dan kualitas seringkali menjadi nomor dua
dibanding pelayanan. Oleh karena itu segmentasi pasar harus dilakukan
agar bisa memberikan pelayanan yang mengarah dan tepat kepada
pasarnya.
3. Strategi pemasaran lebih terarah
Dengan melayani pasar yang sifatnya homogen, maka dalam
merencanakan strategi pemasaran, penyusunan bauran pemasaran
Hal. 5 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 6 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 7 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Sementara itu, bagi pasar industrial dan pasar konsumen akhir, ada sejumlah
variabel yang dapat digunakan untuk melakukan segmentasi dan mendeskripsikan
masing-masing segmen (lihat tabel 8.1). Penggunaan variabel-variabel tersebut
bermanfaat dałam menemukan pelanggan actual dan potensial, memahami motivasi
pembelian konsumen, dan berkomunikasi dengan konsumen.
Tabel 8.1
Variabel-Variabel Segmentasi dan Deskripsi Pasar
Khusus untuk kasus pasar industrial, Robertson dan Barich (1992) berargumen
bahwa pada level strategik general sebagian besar segmen penjualan pasar industrial
dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok global: first-time prospects, novices dan
sophisticates (lihat tabel 8.2).
Tabel 8.2
Segmen Generik dan Pasar Industrial
Hal. 8 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Tipe first-time prospects adalah mereka yang masih baru pada pasar bersangkutan
dan mulai mengevaluasi vendor. Novices telah membeli produk, namun masih tidak yakin
mengenai pemakaian dan sesesuaian produk dengan kebutuhannya. Sedangkan
sophisticates telah pernah membeli dan menggunakan produk, serta sangat memahami
karakteristik produk. Sementara itu,
Gensch, et al. (dalam Elistia, 2017) berpendapat bahwa ada empat segmen global
yang biasa dijumpai dalam berbagai industri:
1. Company loyal, yaitu pelanggan saat ini yang hampir tidak pernah beralih ke
pesaing.
2. Competitive, yaitu pelanggan saat ini yang berpotensi untuk pindah ke pesaing.
3. Switchable, yaitu pelanggan pesaing saat ini yang berpotensi untuk pindah ke
perusahaan lain.
4. Competitor loyal, yakni pelanggan pesaing saat ini yang hampir tidak pernah
beralih ke pesaing.
Pada dasarnya pasar memiliki sifat yang heterogen dan sangat luas yang
mempunyai berbagai kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Perusahaan tidak
bisa menawarkan suatu jenis produk untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen yang
bermacam-macam. Artinya satu jenis produk hanya diperlukan kelompok pasar tertentu
Hal. 9 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Kriteria Segmentasi
Untuk mengidentifikasi segmen pasar yang homogen diperlukan upaya untuk
membagi-bagi pasar yang mempunyai kesamaan karakteristik dengan menggunakan
faktor-faktor atau dasar-dasar segmentasi sebagai berikut:
Hal. 10 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 11 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Loudon dan Della Bitta (1993) mempertegas bahwa penelitian segmentasi dengan
basis gaya hidup pada dasarnya mengukur:
1. Bagaimana orang-orang memanfaatkan waktunya untuk melakukan aktivitas,
2. Apa yang menjadi minat (interest) utama tentang sesuatu di sekitarnya, dan
3. Opini dan pandangan mereka tentang sesuatu di sekitarnya. Bersama-sama
ketiganya dinyatakan sebagai aktivitas, minat dan opini (activities, interest,
opinions) disingkat AIO.
Contoh upaya segmentasi psikografis dilakukan oleh produsen mobil yang
mendesain mobil berdasarkan pada faktor gaya hidup dan kepribadian
konsumen. Produsen mendesain mobil sport untuk konsumen bergaya sportif,
mobil sedan lux untuk yang menginginkan kesan ekslusif dan mengutamakan
kenyamanan.
Selain memperhatikan karakteristik konsumen, pasar juga dapat
disegmentasikan berdasarkan tangapan konsumen (segmentasi keprilakuan).
Segmentasi ini memilah-milah pembeli berdasar variabel kesempatan
penggunaan, manfaat yang dicari, status pemakai, tingkat pemakaian, dan
sikap konsumen.
Contoh dari segmentasi perilaku antara lain produsen pasta gigi yang
memperhatikan variabel manfaat yang dicari dalam mensegmentasikan
pasarnya. Misal, pasta gigi “Crest” yang menawarkan manfaat perlindungan
terhadap gigi berlubang sebagai daya tarik penjualan yang khas demikian juga
pasta gigi “aquafresh” yang menawarkan 3 manfaat yaitu “perlindungan
terhadap gigi berlubang”, “nafas lebih segar”, dan “gigi lebih putih”. Segmentasi
manfaat ini juga diterapkan pada produk shampoo 2 in 1 yang menawarkan
kegunaan mencuci rambut sekaligus sebagai conditioner. Segmentasi perilaku
Hal. 12 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Beberapa basis segmentasi di atas dapat digabung dan menjadi dasar bagi
pemasar dalam menawarakan produknya. Seperti pada penawaran produk sabun Lux,
maka segmentasi dilakukan berdasar basis:
Psikografik: dapat menimbulkan kesan glamour, karena diiklankan oleh bintang
internasional dan nasional dengan gaya dan make up yang memberi kesan
glamour
Benefit: memberi manfaat pada kecantikan kulit
Behavior: terdapat bermacam ukuran untuk heavy user dan lain-lain
Demografi: ditujukan untuk kaum wanita.
Hal. 13 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Evaluasi terhadap daya tarik segmen pasar dapat dilakukan dengan menggunakan
Sembilan kriteria yang dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor utama (Tabel 8.3).
Tabel 8.3
Kriteria Evaluasi Segmen Pasar
Pertama, ukuran dan potensi pertumbuhan segmen. Meskipun segmen yang besar
dan berkembang pesat kelihatannya lebih menarik, ukuran segmen dan potensi
pertumbuhan yang cocok bagi setiap perusahaan harus disesuaikan dengan sumber
daya dan kapabilitas organisasi. Tak jarang sumber daya organisasi (seperti ketersediaan
tenaga ahli, dana, jumlah gerai distribusi, dan seterusnya) menjadi kendala bagi upaya
perusahaan untuk bersaing dalam pasar yang tingkat pertumbuhannya besar.
Hal. 14 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 15 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Keterangan:
P = Produk; Misalnya; P1 = Sepatu
P2 = T-shirt
P3 = Jaket
Gambar 8.2
Lima Pola Seleksi Pasar Sasaran
1. Single-Segment Concentration
Perusahaan memilih satu segmen pasar tunggal, dengan sejumlah
pertimbangan, misalnya keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan; adanya
peluang pasar dalam segmen bersangkutan yang belum banyak digarap atau
bahkan diabaikan pesaing; atau perusahaan menganggap segmen tersebut
merupakan segmen yang paling tepat sebagai landasan untuk ekspansi ke
segmen lainnya.
Contohnya, Volkswagen berkonsentrasi pada pasar mobil kecil dan Porsche
berfokus pada pasar mobil sport. Melalui keputusan berkonsentrasi pada hanya
satu segmen, perusahaan mendapatkan pemahaman mendalam mengenai
kebutuhan segmen bersangkutan dan bisa mewujudkan posisi pasar dan citra
merek yang kuat.
Di samping itu, perusahaan juga dapat menikmati skala operasi ekonomis
melalui spesialisasi produksi, distribusi, dan promosi. Jika perusahaan mampu
menjadi pemimpin pasar dalam segmen bersangkutan, maka besar
kemungkinan perusahaan memperoleh tingkat ROI yang besar pula.
Hal. 16 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
2. Selective Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang atraktif
dan sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki. Masing-masing
segmen bisa memiliki sinergi kuat satu sama lain maupun tanpa sinergi sama
sekali, namun paling tidak setiap segmen menjanjikan sumber
penghasilan bagi perusahaan. Strategi ini memiliki keunggulan berupa
penyebaran risiko, di mana bila terjadi penurunan pada salah satu segmen,
maka diharapkan penjualan perusahaan secara keseluruhan tidak terlalu
terpengaruh, karena tetap memperoleh pendapatan dari segmen lainnya. Tentu
saja aplikasi strategi ini membutuhkan sumber daya dan komitmen finansial
yang relatif besar.
Belum lagi konsentrasi yang terpecah pada sejumlah produk dan pasar (apalagi
yang sinerginya minimal) dapa: menguras energi yang konsekuensinya
berujung pada tidak optimalnya layanan perusahaan dan kepuasan pelanggan.
3. Market Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan berspesialisasi pada upaya melayarz berbagai
kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu. Sebagai contoh,
perusahaan yang memilih berkonsentrasi pada kebutuhan balita bisa
menawarkan serangkaian produk, mulai dari pakaian, popok bayi, mainan,
sepatu, tempat tidur, dan segala macam perlengkapan lainnya Perusahaan bisa
mendapatkan reputasi yang kuat dalam melayani kelompok pelanggan tersebut
dan menjadi acuan pokok bagi pelanggar bersangkutan jika mereka kelak
membutuhkan produk lainnya. Risikonya adalah jika kelompok pelanggan
Hal. 17 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
4. Product Specialization
Dalam spesialisasi produk, perusahaan memusatkan diri pada produk atau jasa
tertentu yang akan dijual kepada berbagai segmen pasar. Contohnya adalah
produsen mikroskop yang menjual mikroskop kepada laboratorium universitas,
laboratorium pemerintah, dan laboratorium komersial.
Perusahaan menghasilkan berbagai mikroskop berbeda ditujukan bagi
kelompok pelanggan berbeda, namun tidak menghasilkan instrumen atau alat-
alat lain selain mikroskop yang mungkin dibutuhkan laboratorium. Melalui
strategi ini, perusahaan mendapatkan reputasi kuat dalam bidang produk
spesifik. Namun, risiko utamanya adalah jika terjadi perubahan teknologi yang
bisa berdampak pada keusangan produk yang dihasilakan perusahaan.
Contohnya bisa dilihat pada produsen dan penyedia jasa penyeranta (pager),
cuci cetak foto tradisional, rental video berformat VHS dan Betamax, produsen
disk drive, dan lain-lain.
Hal. 18 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 19 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 20 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Tabel 8.4
Variabel – Variabel Diferensiasi
Hal. 21 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 22 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 23 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 24 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 25 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 26 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 27 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 28 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 29 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
D. Peramalan Penjualan
Menurut Nasution (2006) Peramalan adalah proses untuk memperkirakan berapa
kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas,
waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun
jasa. Ramalan penjualan merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang akan
dijual dimasa mendatang dalam keadaan tertentu dibuat berdasarkan data-data yang
pernah terjadi atau mungkin terjadi.
Menurut Winardi (1991) definisi ramalan penjualan adalah Suatu Perkiraan tentang
penjualan selama sebuah periode masa yang akan datang, yang ditetapkan perkiraan
mana dikaitkan dengan sebuah rencana pemasaran yang disusulkan, dan yang berisikan
sejumlah kekuatan-kekuatan yang tidak dikuasai serta kekuatan-kekuatan kompetitif.
Hal. 30 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 31 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
2. Statitiscal Method (Metode Kuantitatif), meliputi: Analisis trend, yang terdiri dari:
a. Penerapan garis trend bebas
Pada umumnya metode trend bebas cenderung digunakan sebagai analisis
pendahuluan yang akan memberikan gambaran awal dari suatu
permasalahan yang akan dihadapi. Metode trend bebas mencoba melihat
Hal. 32 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 33 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 34 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 35 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 36 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 37 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 38 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Analisis PESTEL
Analisis PESTEL adalah perpanjangan analisis PEST yang ditambahkan dua
faktor tambahan yaitu Lingkungan (Environment) dan Hukum (Legal). Contoh dari
elemen-elemen pada kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut ini:
a. Lingkungan (Environment)
Perubahan cuaca dan iklim
Undang-undang tentang daur ulang dan Polusi
Penanganan Limbah
Menggunakan Produk yang ramah lingkungan
b. Hukum (Legal)
Undang-undang diskriminasi
Undang-undang persaingan usaha
Hukum kesehatan dan keselamatan
Hukum perlindungan konsumen
Hukum hak cipta dan paten
Hal. 39 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 40 dari 41
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
BAHAN REVIEW
Setelah mempelajari chapter tersebut, buatlah resume chapter dari modul diatas!
Hal. 41 dari 41