Anda di halaman 1dari 20

UJIAN TENGAH SEMESTER

DOSEN PEMBIMBING
SYAIFUL SYAMSUDDIN, M.Pd

DISUSUN OLEH
ANGGUN NOVIANTI (20591020)

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP
TAHUN 2023
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan antara pendidik
dengan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, guna mengubah diri anak
menjadi manusia yang lebih baik dari sebelumnya. Maka dengan adanya
pendidikan manusia dapat berkembang menjadi manusia yang mandiri,
bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat jasmani dan rohani serta berakhlak
(berkarakter) mulia. Pendidikan sangat penting untuk manusia, karena
manusia yang terdidik akan jauh berbeda berfikirnya dengan orang yang tidak
terdidik. Dengan begitu, setiap manusia berhak memperoleh pendidikan.1
Dunia pendidikan tidak dapat terlepas dari yang namanya suatu
pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan belajar
mengajar yang berlangsung didalam kelas dan di bimbing oleh guru sebagai
pembimbing pembelajaran. Pembelajaran dapat melibatkan dua orang yaitu
siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator yang membantu siswa
dalam belajar.2
Perkembangan teknologi merupakan sesuatu yang tidak dapat kita
hindari dalam kehidupan, karena kemajuan teknologi berjalan sesuai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi mempunyai pengaruh penting dalam
ilmu pengetahuan, dimana dalam ilmu pengetahuan para peserta didik
diajarkan tentang gejala dan fakta alam. Dengan adanya teknologi
memudahkan manusia dalam menerapkan ilmu pengetahuan tersebut.
Teknologi adalah sesuatu yang bisa membantu manusia untuk menjalankan
kegiatan sehari-hari dalam bekerja maupun dalam pendidikan. 3
Salah satu aspek pendukung dalam pembelajaran adalah ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Pada pembelajaran saat ini teknologi
informasi dan komunikasi berkembang sangat pesat dan tidak bisa dihindari

1
Sinta, Yusfita Sari. Pengembangan Modul Pembelajaran Pjok Berbasis Qr Code (Barcode
Scanner) Pada Tema Gerak Dasar Untuk Peserta Didik Kelas 1 SD/MI. (UIN Raden Intan
Lampung, 2021)
2
Ahdar Djamaludin. Belajar Dan Pembelajaran 4 Pilar Kompetensi Pedagogis (Jakarta: Cv
Kaaffah Learning Center 2019) Hal 3
3
Maritsa, Ana Dkk. Pengaruh Teknologi Dalam Dunia Pendidikan. Jurnal Penelitian Dan
Kajian Sosial Keagamaan, Vol 18, No 2, (Yogyakarta, 2021)
lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Dunia pendidikan dituntut
untuk beradaptasi dengan kemajuan perkembangan teknologi saat ini dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi untuk dunia pendidikan khususnya
dalam proses pembelajaran.4
Dengan adanya perkembangan teknologi pada dunia pendidikan telah
banyak menghasilkan inovasi-inovasi baru untuk menunjang proses
pembelajaran. Pada saat ini sudah banyak variasi media pembelajaran berkat
perkembangan teknologi yang semakin pesat. Media pembelajaran
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi proses
pembelajaran. Media pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa sehingga siswa lebih tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran.
Pada kegiatan pembelajaran di sekolah, guru harus memilih dan
menggunakan banyak strategi seperti media pembelajaran salah satunya
berbentuk bahan pembelajaran berupa modul yang dapat mengupayakan
siswa dapat Aktif belajar. bahan ajar sangat penting dalam pembelajaran
karena sangat menolong peran guru dalam mengantarkan maksud dan materi
pembelajaran pada siswa yang didiknya sehingga materi dengan lebih mudah
diterima, lebih menarik dan merasa lebih kuat bagi siswanya. Supaya tercipta
pembelajaran yang bermanfaat dan menyenangkan bagi siswa maka
diperlukan sarana dan prasarana yang layak dalam proses pembelajaran.5
Penggunaan bahan ajar dalam pembelajaran dapat didesain menjadi
sebuah pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga siswa tidak
mudah bosan, dapat memotivasi serta merangsang siswa untuk semangat
dalam belajar, pemilihan bahan ajar dalam pembelajaran yang tepat juga
dapat memberikan kualitas pembelajaran yang lebih baik efektif serta

4
Putri, T. D. Pengaruh Teknologi terhadap Pendidikan di Era sekarang. (Universitas Negeri
Padang. 2019).
5
Happy Komikesari Dan Diyah Ayu Setai Ningsih, Kelayakan Media Pembelajaran Prezi
Menggunakan Pendekatan Saintifik, Of Science Mathematics Education, No. 2 (2019): 2615-8639
menyenangkan. Hal ini karena pemilihan serta penggunaan bahan
pembelajaran yang tepat akan memudahkan siswa memahami pelajaran.
Namun dalam kenyataannya, dalam proses pembelajaran beberapa
guru hanya mengandalkan buku teks atau buku ajar yang tersedia di sekolah
saja sebagai panduan dalam mengajar. Dan pada saat yang sama beberapa
kekurangan tetap ada, salah satunya yaitu buku hanya berisi informasi tentang
mata pelajarannya saja jadi aspek pendidikan seperti: motivasi dan rasa ingin
tahu siswa seringkali terabaikan.
Bahan ajar saat ini berperan penting untuk menambah wawasan siswa
atau membantu siswa dalam belajar mandiri. Namun, terdapat permasalahan
yang terjadi di sekolah, yaitu keterbatasan bahan ajar. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru wali kelas V SDN 1 Sungai Dangku, bahan ajar yang
digunakan dalam mengajar mata pelajaran IPAS hanyalah buku paket
kurikulum merdeka saja, sehingga menyebabkan siswa kurang tertarik dalam
mempelajari materi dan pembelajaran menjadi kurang efektif. Keterbatasan
bahan ajar juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan data yang
diperoleh dari hasil asesmen formatif pada materi harmoni dalam ekosistem
mendapatkan rata-rata 64.9. rata-rata nilai tersebut tergolong rendah karena
nilai KKM yang ditentukan adalah 70. Dari sebelas siswa hanya 3 siswa yang
mencapai KKM. Tanpa disadari proses pembelajaran menggunakan buku
pembelajaran yang dipakai saat ini belum menumbuhkan rasa ingin tahu di
diri siswa.
Karena ada kekurangan buku paket IPAS sebagai bahan ajar yaitu
kurangnya buku penunjang pemahaman siswa. Hal ini membuat siswa mudah
bosan dalam pembelajaran, sehingga menyebabkan minat belajar siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran IPAS menjadi berkurang.
Berdasarkan hal tersebut untuk meningkatkan literasi yang bermanfaat
dan menyenangkan, maka guru sebagai fasilitator sekiranya mampu
menciptakan modul pembelajaran yang inovatif sebagai media ajar. Modul
pembelajaran ialah alat yang dipakai untuk memudahkan siswa dalam belajar.
Salah satu modul pembelajaran inovatif ialah modul berbasis QR
Code. Modul pembelajaran yang berbasis QR Code dapat menghubungkan
dengan sumber multimedia pendidikan di internet (URL) atau youtube. QR
Code adalah gambar dua dimensi yang mempresentasikan suatu data,
terutama data berbentuk teks.
Pengguanaan QR Code dalam pembelajran masih sangat jarang,
karena pada umumnya QR Code banyak digunakan dalam dunia marketing.
QR Code dipilih karena belum maksimalnya penerapan kode jenis ini di
berbagai instansi pendidikan yang telah ada di indonesia khususnya
pengembangan modul, guna mempermudah kegiatan pembelajaran,
membantu siswa dalam belajar mandiri dan guru dapat memanfaatkan
penggunaan internet sebagai bahan ajar tambahan6
Dengan kehadiran QR Code dalam proses pembelajaran akan menjadi
ketertarikan tersendiri bagi peserta didik karena selain mudah, QR Code juga
masih jarang digunakan pada proses pembelajaran sehingga akan menjadi
suatu hal yang baru dan menarik bagi peserta didik.
Pemerintah telah memberikan bantuan perangkat pembelajaran laptop
berbasis chrome OS (Chromebook) di SDN 1 Sungai Dangku, dan sekolah
juga sudah memberikan fasilitas wifi untuk menunjang pembelajaran berbasis
teknologi. Hal ini dapat menunjang kemudahan dalam penggunaan bahan ajar
IPAS berbasis QR Code, sehingga bahan ajar modul IPAS berbasis QR Code
pada materi harmoni dalam ekosistem perlu dikembangkan di SDN 1 Sungai
Dangku.
Berdasarkan hal-hal diatas untuk meningkatkan minat belajar siswa,
peneliti ingin membuat modul ajar berbasis teknologi yang memanfaatkan
video pembelajaran yang dibungkus dalam bentuk QR-Code agar dapat
disertakan dalam modul ajar yang akan peneliti buat. Kemudian chromebook
di gunakan untuk menscan QR Code yang telah dibuat, QR Code juga dapat

6
Ataji, hafis M kaunang dan agus sujarwanta. Pengembangan modul berbasis QR
Code teknology pada materi sistem reproduksi manusia dengan terintegrasi
kepada al-quran dan hadits sebagai bahan ajar biologi kelas XI SMAN 1 punggur.
(bioedusiana. 2019)
discan menggunakan android. Selain itu, terdapat juga latihan soal
menggunakan quizizz dan permainan berbasis digital terkait materi harmoni
dalam ekosistem yang membuat siswa ingin memainkannya sehingga dalam
pembelajaran di kelas anak lebih tertarik dan antusias mengikuti
pembelajaran IPAS. Sehingga dalam pembelajaran IPAS di kelas
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar IPAS Berbasis QR
Code Berbantu Media Chromebook Kelas V SDN 1 Sungai Dangku”.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penelitian ini dapat di
rumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pengembangan bahan ajar IPAS berbasis QR Code
melalui media chromebook kelas V SDN 1 Sungai Dangku?
2. Bagaimana kelayakan bahan ajar IPAS berbasis QR Code melalui
media chromebook kelas V SDN 1 Sungai Dangku?

C. TUJUAN PENGEMBANGAN
Berdasarkan rumusan masalah maka pengembangan ini bertujuan untuk :
1. Menghasilkan sebuah bahan ajar IPAS berbasis QR Code melalui
media chromebook kelas V SDN 1 Sungai Dangku yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran IPAS.
2. Dapat mengetahui kelayakan bahan ajar IPAS berbasis QR Code
melalui media chromebook kelas V SDN 1 Sungai Dangku.

D. MANFAAT PENGEMBANGAN
1. Manfaat Bagi Sekolah
Bagi sekolah sebagai bahan ajar ini sebagai referensi baru yang
dapat mengembangakn pembelajaran IPAS lebih menarik sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar yang lebih baik.
2. Manfaat Bagi Pendidik
Sebagai sumber media belajar pendidik yang dapat membantu
dan mempermudah pendidik dalam memberikan pembelajaran untuk
peserta didik.
3. Manfaat Bagi Peserta Didik
Membantu mempermudah peserta didik dalam memahami
materi IPAS.

E. SPESIFIKASI PRODUK YANG DIKEMBANGKAN


Produk yang akan dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini
berupa bahan ajar berbentuk modul untuk mata pelajaran IPAS kelas V
sekolah dasar. Bahan ajar modul yang dimaksud adalah bahan ajar berbasis
teknologi yang memanfaatkan video pembelajaran yang dibungkus dalam
bentuk QR-Code.
Adapun spesifikasi bahan ajar yang dikembangkan adalah sebagai
berikut : 
1. Modul ajar disusun secara sistematis yang digunakan untuk pendidik
dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 
2. Pada materi ini akan dimulai dari cover. Berisi pengenalan judul
materi yang akan dipelajari, gambar yang berhubungan dengan
materi, identitas penyusun dari modul berbasis QR Code materi
harmoni dalam ekosistem dan QR Code yang dapat di scan sehingga
bisa mengakses modul ini secara online (ebook)
3. Isi dari pengembangan modul berbasis QR Code adalah sebagai
berikut :
a. Judul modul yaitu harmoni dalam ekosistem berbasis QR
Code.
b. Modul berbasis QR Code materi harmoni dalam ekosistem
dapat di sambungkan ke internet melalui kode QR untuk
menelusuri bahan ajar yang lain seperti video pembelajaran
dan game online mengenai materi harmoni dalam ekosistem.
c. Evaluasi berupa soal-soal materi harmoni dalam ekosistem.
Soal evaluasi dapat dikerjakan secara online menggunakan
quizizz melalui kode QR yang terdapat di dalam modul.
d. Dalam modul ini terdapat materi harmoni dalam ekosistem
yang dilengkapi gambar yang menarik agar peserta didik lebih
tertarik dalam memahami materi harmoni dalam ekosistem.

F. ASUMSI DAN BATASAN PENGEMBANGAN


1. Asumsi Pengembangan
Asumsi dalam pengembangan modul berbasis QR Code materi
harmoni dalam ekosistem pada mata pelajaran IPAS ini meliputi :
a. Pengembangan modul berbasis QR Code materi harmoni dalam
ekosistem untuk kelas V dapat menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan sehingga motivasi, minat, serta gairah
belajar peserta didik akan meningkat.
b. Modul berbasis QR Code materi harmoni dalam ekosistem dapat
menjadi alternatif pilihan sumber belajar selain buku paket.
c. Modul berbasis QR Code materi harmoni dalam ekosistem dapat
membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.
2. Batasan Pengembangan
Batasan pengembangan modul berbasis QR Code materi harmoni
dalam ekosistem pada mata pelajaran IPAS ini meliputi :
a. Ruang lingkup modul berbasis QR Code hanya terbatas pada
materi harmoni dalam ekosistem.
b. Modul berbasis QR Code materi harmoni dalam ekosistem dapat
digunakan secara maksimal dengan bantuan chromebook dan
aplikasi pemindai atau sejenisnya sehingga QR Code dapat
terbaca dan tersambung ke internet.

G. KAJIAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
a. Bahan Ajar
1) Pengertian bahan ajar
Salah satu komponen penting penunjang proses
pembelajaran adalah bahan ajar. Informasi dan uraian-
uraian yang ingin disampaikan oleh guru dihimpun dan
disajikan dalam bentuk bahan ajar. Bahan ajar merupakan
salah satu perangkat materi atau substansi pembelajaran
yang disusun secara sistematis, serta menampilkan secara
utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam
kegiatan pembelajaran.7 Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru atau
instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.8
Bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan guru atau
siswa untuk memudahkan belajar, meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman. Bahan ajar menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa
dalam kegiatan pembelajaran. Selanjutnya, bahan ajar
merupakan unsur penting dari kurikulum. Jika silabus
ditentukan arah dan tujuan suatu isi dan pengalaman
belajar bahasa sebagai kerangka, maka bahan ajar
merupakan daging yang mengisi kerangka tersebut. Peran
bahan ajar dalam pembelajar adalah penyajian bahan
belajar, sumber kegiatan bagi siswa untuk berlatih
berkomunikasi secara interaktif, rujukan informasi
kebahasaan, sumber stimulant, gagasan suatu kegiatan
kelas, silabus, dan bantuan bagi guru yang kurang
berpengalaman untuk menumbuhkan kepercayaan diri.

7
S. Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, (Jakarta: Radar
Jaya Offset, 1992), h. 205
8
Ali Mudlofar, Aplikasi Pengembangan Kurikulum Satuan Tingkat Guruan dan Bahan
Ajar dalam Guruan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 128.
Materi yang terdapat dalam bahan ajar diharapkan dapat
dipelajari siswa sebagai sarana
untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar.
Materi tersebut merujuk pada ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.9
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, bahan
ajar dapat diartikan sebagai kumpulan informasi dalam
bentuk tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran untuk membantu siswa
mencapai tujuan pembelajaran. Bahan ajar yang
dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar
cetak dalam bentuk QR Code Technology.
2) Fungsi Bahan Ajar
Fungsi bahan ajar dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu fungsi bagi guru dan fungsi bagi peserta
didik
a) Fungsi bahan ajar bagi guru, antara lain:
1. Menghemat waktu guru dalam mengajar.
2. Mengubah peran guru dari seorang
pengajar menjadi seorang fasilitator.
3. Meningkatkan proses pembelajaran
menjadi lebih efektif dan
interaktif.
4. Sebagai alat evaluasi pencapaian atau
penguasaan hasil pembelajaran.
b) Fungsi bahan ajar bagi siswa, antara lain:
1. Siswa dapat belajar tanpa harus ada guru
atau teman siswa yang lain.

9
Fatma Sukamawati,”Pengembangan Bahan Ajar Biologi Berbasis Contextual Teaching
Learning untuk Mengefektifkan Pembelajaran bagi Siswa SMA”, Fenomena. Vol.7, No.1, (2015),
h.147
2. Siswa dapat belajar kapan saja dan dimana
saja ia kehendaki.
3. Membantu potensi siswa untuk menjadi
pelajar yang mandiri.
4. Sebagai pedoman bagi siswa yang akan
mengarahkan semua aktivitasnya dalam
proses pembelajaran dan merupakan
substansi kompetensi yang seharusnya
dipelajari dan dikuasainya, serta sebagai
sumber belajar tambahan untuk siswa.10
3) Jenis-Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar menurut bentuknya dibedakan menjadi
empat macam, yaitu bahan ajar cetak, bahan ajar dengar,
bahan ajar pandang dengar, dan bahan ajar interaktif.
a) Bahan ajar cetak merupakan sejumlah bahan ajar
yang berbentuk kertas untuk keperluan
pembelajaran atau untuk menyampaikan sebuah
informasi. Misalnya buku, modul, handout, lembar
kerja siswa, brosur, foto atau gambar, dan lain-lain.
b) Bahan ajar dengar atau program audio merupakan
sistem pembelajaran yang menggunakan sinyal
radio secara langsung, yang mana dapat dimainkan
atau didengarkan oleh seseorang atau
sekelompok orang. Mislanya kaset, radio, compact
disk audio.
c) Bahan ajar pandang dengar (audiovisual)
merupakan kombinasi sinyal audio dengan gambar
bergerak secara sekuensial. Misalnya film, video
compact disk.

10
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press, 2014),
h.24-25.
d) Bahan ajar interaktif yakni kombinasi dari dua atau
lebih media (audio, teks, grafik, gambar, animasi,
dan video) yang kemudian dimanipulasi oleh
penggunanya atau diberi perlakuan untuk
mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami
dari suatu presentasi. Misalnya compact disk
interactive
Bahan ajar berdasarkan sifatnya dapat dibagi empat
macam, yaitu
a) Bahan ajar yang berbasis cetak misalnya buku,
pamflet, panduan belajar siswa, bahan tutorial,
buku kerja siswa, peta, charts, foto bahan dari
majalah, koran, dan lain sebagainya.
b) Bahan ajar yang berbasis teknologi misalnya audio
cassette, siaran radio, slide, filmstrips, film video
cassettes, siaran televisi, video interaktif, computer
based tutorial, dan multimedia.
c) Bahan ajar yang digunakan untuk praktik atau
proyek misalnya kit sains, lembar observasi,
lembar wawancara, dan lain sebagainya.
d) Bahan ajar yang dibutuhkan untuk keperluan
interaktif manusia (terutama untuk keperluan
pendidikan jarak jauh) misalnya, telepon,
handphone, video conferencing, dan lain
sebagainya.11
4) Bahan Ajar yang baik
Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas
bahanbahan yang berhasil dikumpulkan dan berasal dari

11
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva
Press, 2014) h 41-43.
berbagai sumber belajar yang dibuat secara sistematis.12
Menurut Sa‟dun Akbar beberapa kriteria buku ajar yang
baik, diantaranya:
a) Akurat (Akurasi)
Untuk dapat menghasilkan buku ajar yang
baik perlu memperhatikan akurasi. Keakuratan
antara lain dapat dilihat dari aspek: kecermatan
penyajian, benar memaparkan hasil penelitian, dan
tidak salah mengutip pendapat pakar. Akurasi
dapat pula dilihat dari teori pengembangan
mutakhir dan pendekatan keilmuan yang
bersangkutan.
b) Sesuai (Relevansi)
Buku ajar yang baik memiliki kesesuaian
antara kompetensi yang harus dikuasai dengan
cakupan isi, kedalaman pembahasan, dan
kompetensi pembaca. Relevansi hendaknya juga
menggambarkan adanya relevansi materi, tugas,
contoh penjelasan, latihan dan soal, kelengkapan
uraian, ilustrasi dengan kompetensi yang harus
dikuasai oleh pembaca sesuai tingkat
pengembangan pembacanya.
c) Komunikatif
Komunikatif artinya isi buku mudah
dicerna pembaca, sistematis, jelas, dan tidak
mengandung kesalahan bahasa.
d) Lengkap dan Sistematis
Buku ajar yang baik menyebutkan
kompetensi yang harus dikuasai pembaca,

12
Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Satuan Pendidik, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), h. 10.
memberikan manfaat pentingnya penguasaan
kompetensi bagi kehidupan pembaca, menyajikan
daftar isi, dan menyajikan kajian pustaka. Uraian
materinya sistematis, mengikuti alur pikir
sederhana ke kompleks, dari lokal ke global.
e) Berorientasi pada Student Centered
Pendidikan dengan kurikulum yang
cederung konstrktivis seperti KTSP membutuhkan
buku ajar yang dapat mendorong rasa ingin tahu
siswa, terjadinya interaksi antara siswa dengan
sumber belajar, merangsang siswa membangun
pengetahuan sendiri, menyemangati siswa belajar
secara berkelompok, dan mengingatkan siswa
mengamalkan isi bacaan.
f) Berpihak pada Ideologi Bangsa dan Negara
Untuk keperluan pendidikan Indonesia,
buku ajar yang baik adalah buku ajar yang harus
mendukung ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa; mendukung pertumbuhan nilai kemanusiaan;
mendukung tumbuhnya rasa nasionalisme;
mendukung tumbuhnya kesadaran hukum, dan
mendukung cara berpikir logis.
g) Kaidah Bahasa Benar
Buku ajar yang ditulis menggunakan ejaan,
istilah, dan struktur kalimat yang tepat.13

b. Modul Pembelajaran
1) Pengertian Modul

13
Sa‟dun Akbar, “Instrumen Perangka Pembelajaran”, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h.
34-36.
Modul merupakan suatu unit program pengajaran
yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan
belajar. Modul bisa dipandang sebagai paket program
pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang
berisi tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat
atau media, serta sumber belajar dan sistem evaluasinya.14
Selain itu modul berperan sebagai petunjuk mengajar yang
efektif bagi pendidik serta menjadi bahan untuk melatih
kemampuan peserta didik dalam kegiatan belajar secara
mandiri. Modul yang dibuat didesain untuk melatih belajar
mandiri peserta didik, didalam modul disediakan petunjuk
peggunaan modul untuk membimbing peserta didik dalam
belajar mandiri. Diawali dengan Adanya kompetensi yang
harus dicapai dilanjutkan dengan adanya peta konsep. Peta
konsep akan membuat peserta didik secara otomatis
mengetahui gambaran materi pembelajaran yang ada
dalam modul.15
2) Karakteristik Modul
Sebuah modul bisa dikatakan baik dan menarik
apabila terdapat karakteristik sebagai berikut :
a) Self Instructional Yaitu melalui modul tersebut
seseorang atau peserta belajar mampu
membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada
pihak lain. Untuk memenuhi karakter self
instructional, maka dalam modul harus :
1. Berisi tujuan yang dirumuskan dengan
jelas.

14
Heni Wulandari & Agil Lepiyanto,”Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berorientasi
Siklus Belajar Untuk Siswa Kelas XI SMA Teladan 1 Metro”,Jurnal Pendidikan Biologi
Universitas Muhammad Metro,Vol.7,No.2,(2016),h,131
15
Laila Puspita,”Pengembangan Modul Berbasis Keterampilan Proses Sains Sebagai Bahan Ajar
dalam Pembelajaran Biolog”,Jurnal Inovasi Pendidikan IPA,Vol.5,No.1(2019),h.85
2. Berisi materi pembelajaran yang dikemas
ke dalam unit-unit kecil/ spesifik sehingga
memudahkan belajar secara tuntas.
3. Menyediakan contoh dan ilustrasi yang
mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran.
4. Menampilkan soal-soal latihan, tugas dan
sejenisnya yang memungkinkan pengguna
memberikan respon dan mengukur tingkat
penguasaannya.
5. Kontekstual yaitu materi-materi yang
disajikan terkait dengan suasana atau
konteks tugas dan lingkungan
penggunanya.
6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan
komunikatif.
7. Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
8. Terdapat instrumen penilaian/assessment,
yang memungkinkan penggunaan diklat
melakukan „self assessment‟.
9. Terdapat instrumen yang dapat digunakan
penggunanya mengukur atau mengevaluasi
tingkat penguasaan materi.
10. Tersedia informasi tentang
rujukan/pengayaan/referensi yang
mendukung materi pembelajaran dimaksud.
b) Self Contained
Yaitu seluruh materi pembelajaran dari satu
unit kompetensi atau sub kompetensi yang
dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh.
Tujuan dari konsep ini adalah memberikan
kesempatan pembelajar mempelajari materi
pembelajaran yang tuntas, karena materi dikemas
ke dalam satu kesatuan yang utuh.
c) Adaptive
Modul hendaknya memiliki daya adaptif
yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi. Dikatakan adaptif jika modul dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta fleksibel digunakan. Dengan
memperhatikan percepatan perkembangan ilmu
dan teknologi pengembangan modul multimedia
hendaknya tetap “up to date”. Modul yang adaptif
adalah jika isi materi pembelajaran dapat
digunakan sampai dengan kurun waktu tertentu.
d) User Friendly
Modul hendaknya bersahabat dengan
pemakainya.Setiap instruksi dan paparan informasi
yang tampil bersifat membantu dan bersahabat
dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai
dalam merespon, mengakses sesuai dengan
keinginan.Penggunaan bahasa yang sederhana,
mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang
umum digunakan merupakan salah satu bentuk
user friendly.16
c. QR Code Technology
Quick Response Code atau yang sering kita sebut QR
Code atau dapat di terjemahkan menjadi kode respon cepat. QR
Code terdiri dari kumpulan batang hitam dengan latar putih, dan
merupakan kode unik untuk setiap masing–masing karakternya.
16
Ambar Sri Lestari,”Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Modul pada Mata Kuliah Media
Pembelajaran di Jurusan Tarbiyah STAIN Sultan Qaimuddin Kendari”,Jurnal AlTa’dib, Vol.7,
No.2 (2014), h.155-157
Dengan teknologi QR Code memudahkan dalam respon cepat
menuju suatu alamat URL. QR Code tersebut dapat
diaplikasikan dalam Pendidikan, misal untuk menuju alamat
pembelajaran tertentu terkait materi tertentu.17
QR Code dapat mengirim kode dengan sangat cepat, dan
juga QR Code juga sangat andal dan juga untuk mengakses nya
tidak berbayar tetapi memiliki kapasitas tinggi. Informasi di
kode QR bervariasi, misalnya, pengalihan tautan,informasi
lokasi, cap waktu, sesuai ID pengguna platform, yang semuanya
tidak dapat diidentifikasi pada gambar Qr Code.18
QR Code mampu menyimpan semua jenis data, seperti
data angaka/numerik, alphanumeric, biner, kanji/kana. Selain itu
QR Code memiliki tampilan yang lebih kecil daripada barcode.
Hal ini dikerenakan QR Code mampu menampung data secara
horizontal dan vertikal, jadi secara otomatis ukuran dari
tampilannya gambar QR Code bisa hanya sepersepuluh dari
ukuran sebuah barcode tidak hanya itu QR Code juga tahan
terhadap kerusakan, sebab QR Code mampu memperbaiki
kesalahan sampai dengan 30% tergantung dengan ukuran atau
versinya. Oleh karena itu, walaupun sebagian simbol QR Code
kotor ataupun rusak, data tetap dapat disimpan dan dibaca. Tiga
tanda berbentuk persegi di tiga sudut memiliki fungsi agar
simbol dapat dibaca dengan hasil yang sama dari sudut
manapun.19

d. Materi
17
Anton Zulkarnain Sianipar,dkk.”Pengembangan odul Statistik Berbasis QR Code Untuk melatih
High Order Thingking Skills (HOTS) Mahasiswa”Journal of Information System, Applied,
Management, Accounting and Research,Vol.5, No.1, (2021),h,272
18
Guntur Firmansyah & Didik Hariyanto,”QR Code Based Teaching Materials For Organization
Classes and Game Systems”,Journal of Phisical Education, Health and Sport, Vol.6, No.1,
(2019),h.7.
19
Suwandy Sumbogo,dkk,”Pengembangan Sistem Pendataan Tamu Undangan Berbasis Android
Menggunakan QR Code pada Event Organizer”, KHARISMA Tech Journal, Vol.14, No.1,
(2019),h.85.
2. Kajian Penelitian Yang Relevan
Adapun beberapa hasil penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh salin kunainah 2021
dengan judul “Pengembangan Modul Interaktif Berbasis
QR Code Pada Materi Fungi Sebagai Bahan Ajar Biologi
Siswa Kelas X APHP SMKN 1 Penawartama”. Dapat
disimpulkan bahwa hasil penelitian :
1) Hasil produk yang telah dikembangkan berupa
modul berbasis QR Code materi fungi.
2) Persentase keidealan dari ahli materi mendapatkan
sebesar 80% artinya baik (B), dan ahli media
mendapatkan sebesar 94 % artinya sangat baik (SB).
Persentase keidealan dari peer preview mendapatkan
sebesar 92.9 % artinya sangat baik (SB). Persentase
keidealan dari guru biologi 98.1% artinya sangat
baik (SB) dan respon siswa mendapatkan sebesar
93.7 % artinya sangat baik (SB). Hal ini dapat
diartikan bahwa modul fungi berbasis QR Code
layak digunakan.

3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir penelitian ini dari permasalahan yang
muncul dari latar belakang tidak adanya modul ajar berbasiss QR
Code materi harmoni dalam ekosistem di SDN 1 Sungai Dangku.
Kemudian diperlukan alternatif penyelesaian masalah yaitu
pengembangan modul ajar berbasis QR Code pada mata pelajaran
IPAS kelas V SDN 1 Sungai Dangku.
4. Hipotesis
Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini
berupa modul ajar IPAS berbasis QR Code materi harmoni dalam
ekosistem. Dimana didalamnya terdapat :
a. Judul modul yaitu harmoni dalam ekosistem berbasis QR
Code.
b. Modul berbasis QR Code materi harmoni dalam ekosistem
dapat di sambungkan ke internet melalui kode QR untuk
menelusuri bahan ajar yang lain seperti video pembelajaran
dan game online mengenai materi harmoni dalam ekosistem.
c. Evaluasi berupa soal-soal materi harmoni dalam ekosistem.
Soal evaluasi dapat dikerjakan secara online menggunakan
quizizz melalui kode QR yang terdapat di dalam modul.
d. Dalam modul ini terdapat materi harmoni dalam ekosistem
yang dilengkapi gambar yang menarik agar peserta didik lebih
tertarik dalam memahami materi harmoni dalam ekosistem.

Anda mungkin juga menyukai