Anda di halaman 1dari 46

PENGEMBANGAN E-MODUL MATERI

FIKIH MU’AMALAH DAN KULLIYAT AL-KHAMSAH PAI FASE E

MENGGUNAKAN APLIKASI FLIP PDF PROFESSIONAL BERBASIS

KARAKTER PELAJAR PANCASILA BERNALAR KRITIS DI SMK AL-

MUSTAWA PRAMBONTERGAYANG

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH

SITI NUR AULIYA SHOFA

NIM 201955010104781

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SUNAN GIRI

2023
PENGEMBANGAN E-MODUL MATERI

FIKIH MU’AMALAH DAN KULLIYAT AL-KHAMSAH PAI FASE E

MENGGUNAKAN APLIKASI FLIP PDF PROFESSIONAL BERBASIS

KARAKTER PELAJAR PAN;CASILA BERNALAR KRITIS DI SMK AL-

MUSTAWA PRAMBON TERGAYANG

A. Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman teknologi semakin berkembang pesat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat dunia seakan tidak ada

batasnya.1 Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan juga memberi pengaruh

terhadap perkembangan pendidikan didunia. Sehingga kebutuhan akan suatu

konsep dan mekanisme belajar mengajar berbasis teknologi informasi menjadi

tidak terelakkkan lagi, dan konsep pelaksanaan kegiatan pembelajaran juga

bergeser pada pembelajaran yang lebih modern.

Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam memajukan kualitas hidup

bangsa, yang menuntut partisipasi dari berbagai pihak, terutama guru dan peserta

didik. Begitu penting pendidikan hingga menjadi prioritas pembangunan bangsa,

melalui pendidikan individu dapat memenuhi kebutuhan dalam mengembangkan

potensi memecahkan suatu masalah. Upaya mempersiapkan individu siap bersaing

dilakukan dengan meningkatkan mutu pendidikan. Pendidikan yang bermutu

memiliki tujuan mengembangkan potensi diri, mencakup kecerdasan intelektual

1
Sadirman, Arif Sukardi, “Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar”,
medyatama sarana prakasa, Jakarta ,2020, hal 5

2
dan kepribadian yang positif.2 Kualitas Pendidikan yang baik mendorong individu

memunculkan ide-ide cerdas dan kompetitif dalam pemajuan bangsa.

Pendidikan memiliki makna sebuah proses pe,mbelajaran yang terencana dan

mampu mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan potensinya agar

mampu menghadapi setiap perubahan zaman. Tujuan pembelajaran akan tercapai

jika pendidik menggunakan teknik didalam proses belajar tersebut. Contohnya

adalah penggunaan media pembelajaran yang interaktif dan juga terintegrasi

dengan teknologi sehingga dapat memicu belajar siswa yang berujung pada

peningkatan hasil belajar yang lebih baik.

Proses pengembangan inovasi merupakan tugasnya seorang pendidik. Salah

satu upaya inovasi dalam rangka meningkatkan kualitas Pendidikan adalah

meningkatkan sumber belajar. Sumber belajar jika dikemas dengan menarik dan

diatur secara sistematis tergolong sumber belajar yang baik. Penggunaan media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar sangat penting kedudukannya,

karena media memiliki kontribusi yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas

pembelajaran. Dengan menggunakan media pembelajaran guru akan lebih mudah

menyampaiakan materi dan tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Selain itu

penggunaan media juga bisa merangsang kreatifitas siswa. Melalui Pendidikan

yang kreatif, aktif, dan inovatif, pendidik dituntut paham dan mampu membuat

perangkat pembelajaran melalui penemuan dan berpikir kritis. 3 Pesatnya

kemajuan pendidikan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan untuk

2
Moh. Khoerul Anwar, “ Pembelajaran Mendalam Untuk Membentuk Karakter Siswa
sebagai Pembelajar,” Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, No.2, 2017, hal.97.
3
M.Rasyid Ridwan, “Pengembangan E-Modul Menggunakan Aplikasi Flip PDF
Professional pada Kelas SD/MI.” Skripsi S1 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Lampung : UIN Raden
Intan, 2022, hal.2.

3
mengoptimalkan proses pembelajaran. Salah satunya adalah mata pelajaran fikih

yang menuntut peserta didik untuk dapat menelaah konsep dan mampu

menyelesaikan masalah. Oleh karena itu sudah selayaknya pendidikan juga

mampu memanfaatkan teknologi untuk membantu dalam proses pembelajaran.

Hingga kini teknologi yang berkembang sudah memasuki tahap digital, maka

dalam pelajaran PAI pun harus ikut serta dalam melakukan perkembangan

tersebut. Hal ini dikarenakan proses pembelajaran PAI akan menjadi lebih efisien

apabila di iringi dengan teknologi serta mampu meningkatkan pemahaman bagi

peserta didik.

Pada saat ini kebanyakan bahan ajar bentuknya masih monoton dan langsung

memaparkan materi pembelajaran sehingga menyebabkan peserta didik merasa

bosan dan tidak adanya timbal balik selama proses pembelajaran. Bahan ajar

sebaiknya memiliki bentuk, isi materi, dan cara penyampaian pelajaran yang

kreatif dan menarik, sehingga dapat meningkatkan motivasi serta minat peserta

didik dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran harus dilaksanakan secara interaktif, menyenangkan,

menantang dan memberikan ruang peserta didik untuk mengembangkan fisik dan

psikologis secara mandiri. Guru berperan penting dalam menciptakan suasana

interaktif yang edukatif dengan adanya interaksi antara guru dan siswa, siswa

dengan siswa, siswa dengan lingkungannya, begitu juga siswa dengan sumber

pembelajaran untuk menunjang tercapainya tujuan belajar. Berkembangnya media

yang banyak digunakan saat ini untuk ,menciptakan siswa yang mandiri, aktif,

4
kreatif, dan kritis yang mampu membangun ide serta aktif bertanya dan agar siswa

mempunyai pengalaman yng berkesan ketika belajar.4

Perkembangan teknologi memberi sebuah peluang pada pendidik

mengembangkan bahan untuk memperoleh pencapaian belajar yang baik.

Pemanfaatan teknologi menjadi peluang pendidik membaharui bahan ajar

menyesuaikan karakteristik peserta didik. Pemilihan bahan ajar modul juga

memberikan efek dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar peserta didik,

serta memberi pengaruh yang awalnya abstrak dan sulit dipahami menjadi

pembelajaran yang menarik dan mudah dipahami. Salah satu inovasi bentuk bahan

ajar yang mendukung pelaksanaan pembelajaran adalah pengembangan E-Modul.

E-Modul merupakan sebuah inovasi yang dapat diakses dengan berbantuan

komputer yang sudah terintegrasi dengan perangkat lunak. E-Modul adalah

sebuah adaptasi elektronik dari modul cetak yang dikonstruksi melalui software

tertentu dalam komputer. E-Modul menjadi sarana pembelajaran yang berisi peta

konsep, uraian materi, pertanyaan, tugas mandiri serta video pembelajaran yang

runtut dan menarik yang telah disusun berdasarkan kompetensi dan indikator yang

harus dicapai dalam suatu pembelajaran. E-Modul bersifat interaktif yang dapat

menampilkan gambar, audio, video, animasi, dan dilengkapi dengan tes/kuis

formatif serta fitur pencarian aplikasi yang dapat digunakan pendidik membuat

bahan ajar e-modul. Tidak hanya itu dalam e-modul juga sudah tersaji tujuan

pembelajaran, infografis menarik, tadabur, kisah inspirasi, wawasan keislaman,

4
Syofnidah Ifrianti, Teori dan Praktik Microteaching, Pustaka Pranala,Yogyakarta ,
2019, hal.12.

5
hingga materi ajar yang dilengkapi dengan aktivitas siswa serta tutoriall beserta

evaluasi asesmen disetiap bab.

Berdasarkan observasi awal, diperoleh informasi bahwa penggunaan modul

elektronik belum pernah dikembangkan di SMK Al-Mustawa Prambontergayang.

E-modul perlu dikembangkan karena dapat meningkatkan keterlibatan peserta

didik dalam kegiatan pembelajaran dan membantu pelaksanaan pembelajaran

lebih menarik. Aplikasi yang dapat digunakan pendidik membuat bahan ajar e-

modul secara menarik adalah Flip pdf professional.

Flip pdf professional merupakan software pembuatan E-Book, E-Modul,

majalah dan lainnya dalam bentuk flip book. Flip pdf professional ini memiliki

keunggulan dapat menginput video, gambar, animasi dan vitur yang lain didalam

pdf . Flip pdf professional dapat merubah file pdf menjadi buku digital yang

didalamnya dapat memuat halaman buku yang interaktif dengan memasukkan

multimedia seperti gambar, video, audio, hyperlink, kuis dan tombol navigasi.

Flip pdf professional yakni buku dalam versi elektronik ini mampu mengatasi

keterbatasan buku cetak. E-Modul memiliki sifat lebih tahan lama dan tidak akan

sobek selayaknya buku cetak, memiliki ukuran praktis yang dapat digunakan

kapan saja dan di mana saja karena disimpan didalam gadget berupa file.

Banyak software yang dapat digunakan dalam pengembangan e-modul yaitu

soft flipbook maker, 3D page, Flip pdf professional, exe-learning dan Flip pdf

professional. Diantara software tersebut Flip pdf professional memiliki kelebihan,

yaitu pengerjaan dan pengoperasian produk akhir yang dihasilkan tidak sulit,

dapat dipublikasikan secara offline.

6
Penggunaan E-Modul dimassa sekarang, dapat menjadi alternatif sumber

belajar mandiri pada kegiatan belajar. Karena e-modul memiliki karakteristik self

instructional yaitu peserta didik dapat belajar sendiri tidak lagi bergantung pada

orang lain, Adaptif khususnya memiliki sifat menyesuaikan dengan keadaan yaitu

terhadap perkembangan IPTEK, fleksibel digunakan dimana saja dan kapan

sajatidak tergantung oleh waktu dan user friendly atau berteman dengan

penggunanya.5

Berdasarkan hasil studi penelitian kegiatan pembelajaran pada di SMK Al-

Mustawa Prambontergayang bahan ajar yang digunakan selama ini masih umum

dan masih cenderung monoton. Dalam pembelajaran dikelas guru hanya

menggunakan media yang didominasi dengan cara konvensional. Dalam

pembelajaran tersebut guru hanya menggunakan media berupa buku paket dan

papan tulis, serta menggunakan media ceramah, dimana kondisi ini kurang

mampu menimbulkan rasa ingin tahu siswa sehingga berdampak pada keaktifan

siswa. Karena penggunaan media dan metode tidak bervariasi dan kurang

menarik, siswa masih merasa kesusahan dalam memahami konsep materi yang

diberikan, modul cetak juga cepat bosan dipelajari dan hal ini terbukti ketika

proses pembelajaran berjalan, banyak anak-anak tidak memperhatikan guru saat

menerangkan. Sehingga kurang efektif membantu belajar peserta didik pada SMK

Al-Mustawa Prambontergayang dan kegiatan pembelajaran kurang optimal.

Untuk mengatasi penyelesaian masalah tersebut. Salah satu cara guru dalam

menggunakan media dalam pembelajaran yang menarik, peneliti bermaksud


5
Eha Lestari (et al), “ Pengembangan E-Modul Berbasis Flip PDF Professional Tema
Global Warming sebagai Sumber Belajar Mandiri Siswa Kelas VII” Jurnal Pendidikan Sains :
UNTIRTA, 2022, hal.340.

7
melakukan pengembangan media pembelajaran E-Modul PAI yang akan disajikan

pada media pembelajaran berbasis Flip pdf professional interaktif dengan konten

materi “ Fikih Mu’amalah dan Kulliyat Al-Khamsah” berisikan paparan prinsip

lima dasar hukum islam.Yang dikenal sebagai maslahat atau kulliyat al khamsah

yaitu ada lima tujuan menjaga agama (hifdzu al-din), jiwa (hifdzu nafs), akal

(hifdzu aql), keturunan (hifdzu an nashl), harta (hifdzu al mal). Materi tersebut

sangat perlu dipelajari guna menanamkan pada siswa sikap menjaga, serta

menerapkan lima perkara prinsip dasar hukum islam dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu pentingnya menumbuhkan sikap bijaksana dalam memecahkan

masalah-masalah khususnya keagamaan, untuk mengenali yang baik sambil

menghindari yang buruk, atau mengambil manfaat sambil menolak bahaya.

Kemudian konten materi disajikan dengan mengadopsi pembelajaran yang

bersifat mengintegrasikan karakter profil pelajar pancasila benalar kritis.6

Berdasarkan pemaparan serta kenyataan yang ada. Maka peneliti memiliki

solusi untuk mengatasi penyelesaian masalah tersebut berupa inovasi “

Pengembangan E-Modul Materi Fikih Mu’amalah dan Kulliyat Al-Khamsah

PAI Fase E Menggunakan Aplikasi Flip Pdf Professional Berbasis Karakter

Pancasila Bernalar Kritis di SMK Al-Mustawa Prambontergayang”. Peneliti

berharap dengan penelitian pengembangan e-modul dapat membantu dan

memfasilitasi peserta didik memahami materi serta aktif mengikuti kegiatan

belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

6
Dwi Yani (et al), “Pengembangan Media Flipbook Materi Untuk Mewujudkan Profil
Pelajar Pancasila dalam Jurnal Sains dan Teknologi, Skripsi Fakultas Sains dan Teknologi : UIN
Malang, 2022, hal.10.

8
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengembangkan e-modul yang memiliki validitas menggunakan Flip

pdf professional pada materi fikih mu’amalah dan kulliyat al-khamsah berbasis

karakter pancasila bernalar kritis?

2. Bagaimana mengembangkan e-modul yang memiliki kepraktisan menggunakan

Flip pdf professional pada materi fikih mu’ amalah dan kulliyat al-khamsah

berbasis karakter pancasila bernalar kritis?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan m asalah diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai adalah berikut :

1. Untuk menghasilkan bahan ajar berupa e-modul menggunakan Flip pdf

professional pada materi fikih mu’amalah dan kulliyat al-khamsah berbasis

karakter pancasila bernalar kritis yang valid.

2. Untuk menghasilkan e-modul menggunakan Flip pdf professional pada materi

fikih mu’amalah dan kulliyat al-khamsah berbasis karakter pancasila bernalar

kritis yang praktis.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini ada dua yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang media

pembelajaran, khususnya modul pembelajaran.

9
b. Sebagai ajakan untuk terus mengembangkan media pembelajaran alternatif,

menarik dan menyenangkan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peniliti : Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu fikih dan

memperoleh pengalaman dalam membuat karya ilmiah dan memberikan inovasi

dalam kegiatan belajar mengajar serta sebagai acuan pengembangan ide yang

kreatif dikesempatan yang telah ada.

b. Bagi guru : Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan oleh

guru dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi fikih berupa E-Modul

berbasis Flip pdf professional.

c. Bagi peserta didik : Dapat meningkatkan semangat belajar siswa dan motivasi

dalam mengikuti proses pembelajaran dalam memehami materi fikih mu’amalah

dan kulliyat al-khamsah berbasis E-Modul berbasis Flip pdf professional.

d. Bagi sekolah : Dengan adanya penelitian ini, dapat menambah fasilitas bahan ajar

berupa E-Modul pembelajaran kimia di SMK Al-Mustawa Prambontergayang.

E. Orsinalitas Penelitian

Penelitian R&D ini didasari dengan beberapa hasil penelitian terdahulu yang

dianggap relevan. Hasil penelitian terdahulu dianalisis dan menjadi ide dasar

untuk membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dari permasalahan yang

diangkat. Relevansi antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang

dikembangkan. Berikut adalah tiga penjabaran dari hasil penelitian yang relevan :

10
Tabel 1.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Persamaan Perbedaan Orsinalitas


Peneliti, Penelitian
Judul,
Bentuk
(Skripsi/
Tesis /
Jurnal / dll)
1 Anna Pengembang Perbedaan terdapat Pengembangan
. Handayani an yang pada materi yang E-Modul PAI
Hidayah, digunakan disampaikan. Peneliti yang telah
Pengembang dalam mengembangkan E- dikembangkan
an E-Modul penelitian Modul berbasis Flip pada Materi
PAI pada tersebut pdf professional pada Wakaf di SMA
Materi Wakaf adalah Materi Fikih Negeri 107
di SMA pengembanga Mu’amalah dan Jakarta dapat
Negeri 107 n E-Modul Kulliyat Al-Khamsah. menunjang
Jakarta pada mata Sedangkan, semangat siswa
pelajaran PAI Handayani Hidayah, dan layak
Mengembangkan E- digunakan
Modul PAI pada sebagai sumber
Materi Wakaf di SMA belajar sendiri
Negeri 107 Jakarta dan mandiri.
2 Qurota Persamaan Perbedaan terdapat Penelitian
. A’yunin terdapat pada pada materi yang Pengembangan
Fitriyah, Pengembang disampaikan. E-Modul PAI
Pengembang an yang Peneliti lebih fokus Berbasis
an E-Modul digunakan mengembangkan E- Problem Based
PAI Berbasis dalam Modul dengan media Learning untuk
Problem penelitian berbasis Flip pdf meningkatkan
Based tersebut professional pada efektifitas
Learning adalah Materi Fikih pembelajaran
untuk pengembanga Mu’amalah dan PAI Materi
meningkatka n E-Modul Kulliyat,Sedangkan Fikih Pada
n efektifitas pada mata Qurota A’yunin Siswa Kelas X
pembelajaran pelajaran Fitriyah, lebih focus SMA Negeri 1
PAI Materi PAI. Pengembangan E- Lamongan
Fikih Pada Modul PAI Berbasis dirasa efektif
Siswa Kelas Problem Based dan menarik
X SMA Learning untuk minat belajar
Negeri 1 meningkatkan peserta didik
Lamongan efektifitas dalam proses
pembelajaran PAI pembelajaran.

11
materi Fikih.
3 Irhamatun Persamaan Perbedaan terdapat Penelitian
. Nazira, penelitian ini pada materi yang menggunakan
“Pengemban adalah dibahas. Pengembangan
gan E-Modul penggunaan Peneliti E-Modul
berbasis e-modul mengembangkan E- berbasis
software Flip menggunaka Modul Materi Fikih software Flip
pdf n Flip pdf Mu’amalah dan pdf professional
professional professional Kulliyat Al-Khamsah, pada materi
pada materi dengan Sedangkan Irhmatun ikatan kimia di
ikatan kimia menggunaka Nazira MAN 1 Banda
di MAN 1 n model mengembangkan E- Aceh, 2021
Banda Aceh, ADDIE Modul pada materi dikatakan sudah
2021 ikatan kimia. valid dan praktis
digunakan
dalam proses
pembelajaran.ka
rena mampu
meningkatkan
minat belajar
siswa pada
pembelajaran
kimia yang
dikemas lebih
menarik

Penelitian penulis bertujuan untuk mengembangkan e-modul berbasis Flip pdf

professional untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran PAI khususnya pada

materi fikih di kelas X SMK Al-Mustawa Prambontergayang. Pengembangan ini

juga bertujuan untuk menyempurnakan modul pembelajaran PAI yang telah ada di

SMK.

F. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Penelitian dan

pengembangan (Research and Development) adalah rangkaian proses atau

12
langkah-langkah dalam rangka mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada agar dapat dipertanggung jawabkan.7

Menurut Sugiyono penelitian dan pengembangan R&D merupakan metode

penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji

efektivitas atau validasi produk tersebut.8 Penelitian dan Pengembangan ini

berfungsi untuk memvalidasi dan mengembangkan produk. Memvalidasi produk

berarti produk yang telah ada dan peneliti hanya menguji efektivitas atau validitas

produk tersebut. Mengembangkan produk dalam arti yang luas dapat berupa

memperbaharui produk yang telah ada (sehingga lebih praktis, efektif, dan efisien)

atau menciptaakan produk baru (yang sebelumnya belum pernah ada).

Maka dapat disimpulkan bahwa penelitian dan pengembangan model R&D

(Research and Development) merupakan metode untuk menghasilkan produk

tertentu atau menyempurnakan produk yang telah ada serta menguji keefektifan

dan validasi produk tersebut. Sumber data dalam penelitian ini adalah ahli e-

modul, ahli pembelajaran PAI, guru dan siswa. Sedangkan instrumen yang

digunakan adalah wawancara dan angket.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah membuat produk pendidikan berupa

media pembelajaran. Produk media pembelajaran yang akan di desain dan di

kembangkan adalah E-Modul materi Fikih Mu’amalah dan Kulliyat Al-Khamsah

menggunakan aplikasi Flip pdf professional berbasis karakter pelajar pancasila

bernalar kritis.”

7
Sakinah Azkia Rahman, “Pengembangan E-Modul Matematika dengan Menggunakan
Sofware Flip PDF Pofessional Pada Materi Bentuk Aljabar”, Skripsi Sarjana Pendidikan
Matematika, Pekanbaru : UIN Sultan Syarif, 2021, hal.62
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, ALFABETA, Bandung,
2020 , hal.394

13
Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan ADDIE.

ADDIE dalah kependekan dari tahap-tahap yang ada didalam model tersebut,

yaitu analisys, design, development, implementation dan evaluation, yang

mengacu pada proses-proses utama dari proses pengembangan sistem

pembelajaran. Model ADDIE disusun oleh Gagne.

Adapun tahapan-tahapan pengembangan dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 1.1 Tahapan penelitian dan pengembangan Metode Research and

Development (R&D) Model ADDIE

a. Tahap Analisis 1) Analisis kebutuhan


(Analisys) 2) Analisis materi
3) analisis lingkungan

b. Tahap Perancangan 1) Menentukan KI, KD


dan Indikator
(Desain) 2) Membuat Flowchart
3) Merancang desain
awal Draf E-Modul
4) Merancang Draf E-
Modul dari Pdf
menjadi Format Flip
Professional

c. Tahap Pengembangan 1) Uji Coba Kelompok


Kecil
(Development)
2) Uji Coba Lpangan

d. Tahap Implementasi 1) Perancangan produk


Format Flip
(implementation)
Professional
2) Validasi
3) Revisi
e. Tahap Evaluasi (Evaluation)

14
Pertama tahap analisis (Analyze). Ada 3 tahap analisis yang dilakukan pada

tahap ini, yaitu

1) Analisis kebutuhan siswa, untuk mengetahui apa saja yang dibutuhkan siswa

selama pelaksanaan pembelajaran,

2) Analisis karakteristik, untuk mengetahui karakteristik siswa sebelum membuat e-

modul agar dapat menyesuaikan bahan ajar dengan karakteristik siswa,

3) Analisis kurikulum, untuk merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran sesuai

dengan kurikulum merdeka.

Kedua tahap desain Langkah-langkah dalam pembuatan e-modul meliputi:

memilih materi pembelajaran, menyiapkan buku-buku sumber materi

pembelajaran, menyusun desain e-modul dan menyusun instrumen penilaian e-

modul. Langkah selanjutnya yaitu menjadikan e-modul yang telah dibuat menjadi

halaman flipbook dengan menggunakan aplikasi Flip pdf professional.

Ketiga tahap pengembangan (Develop) desain produk yang telah dirancang

kemudian dikembangkan berdasarkan langkahlangkah berikut:

1) Membuat e-modul sesuai dengan langkah-langkah yang telah dirancang,

kemudian peneliti mengoreksi ulang e-modul sebelum melakukan validasi,

2) Menyusun instrument validasi e-modul untuk ahli e-modul dan ahli pembelajaran

PAI,

3) Melakukan validasi oleh ahli e-modul dan ahli pembelajaran PAI,

4) Mendapatkan saran serta masukan dari para ahli sehingga diketahui kelemahan

dari e-modul yang dikembangkan. Kelemahan tersebut kemudian diperbaiki agar

15
e-modul yang dikembangkan menjadi lebih baik.

Keempat tahap implementasi (Implement) pada tahap ini peneliti melakukan uji

coba lapangan. Selama kegiatan uji coba berlangsung, peneliti merangkum

kendala serta permasalahan yang masih terjadi saat mengaplikasikan e-modul

pada siswa. Setelah melakukan uji coba lapangan kemudian siswa diberikan

lembar tes untuk mengetahui tingkat keefektifan dari produk yang dikembangkan.

Sedangkan untuk mengetahui tingkat kepraktisan dari e-modul, guru dan siswa

diminta untuk mengisi angket respon.

Kelima tahap evaluasi (Evaluate) tahap evaluasi merupakan tahap terakhir dari

model penelitian ADDIE. Tahap ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis

kevaliditisan dan kepraktisan sesuai dengan kriteria suatu produk yang

dikembangkan, sehingga bahan ajar e-modul yang dikembangkan dapat digunakan

dengan baik saat proses pembelajaran

Model ADDIE diawali dengan analisis subjek penelitian memahami kendala-

kendala yang ada diarena sehingga dibutuhkannya keefektifan bahan ajar berupa

e-modul berbasis Flip pdf professional. Dilanjutkan dengan membuat modul yang

diserasikan dengan hasil dari tahapan analisis yang dilakukan sebelum memasuki

tahap perencanaan. Dimulai pembuatan kerangka e-modul hingga selesai lalu

dievaluasi terlebih dahulu sebelum memasuki tahap berikutnya.

Produk menyesuaikan hasil perencanaan pada tahap design. Penulisan draft,

validasi produk, revisi produk, evaluasi untuk melanjutkan ke tahap implementasi,

setelah layak dan valid model elektronik di implementasikan kegiatan

16
pembelajaran disekolah. Untuk mengetahui respon maupun pendidik terhadap e-

modul tersebut yang meliputi kemenarikan serta kelayakan. Hingga proses revisi

terakhir terhadap produk diharapkan produk dikatakan layak melengkapi aspek

kualitas yang ditinjau dari kelayakan isi, bahasa, kelayakan media serta aspek

kemenarikan. Evaluasi ini model ADDIE dilakukan setiap tahap.9

Tabel 1.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan
Data Sumber Data
Data
Validitas Ahli e-modul Wawancara
Ahli pemelajaran PAI Angket validasi
Kepraktisan Guru Wawancara
Siswa Angket uji lapangan

1. Sumber Data

1) Validasi uji ahli

Data yang dikumpulkan penelitian ini meliputi ahli e-modul dan ahli

pembelajaran PAI. Tahap validasi ahli ini bertujuan memperoleh produk

penelitian pengembangan berupa e-modul.

a. Ahli e-modul

Memberikan penilaian kevalidan. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, e-modul

ini dapat dikategorikan (valid) digunakan sebagai sumber belajar. Pada penilaian

lembar validasi terdapat beberapa aspek penilaian diantaranya meliputi (aspek

tampilan desain layer, kemudahan penggunaan, konsidtensi, kemanfaatan dan

kegrafikan).

9
Hanifa Ainun Nisa (et al) , “Efektivitas E-Modul dengan Flip PDF Professional Berbasis
Gamifikasi Terhadap Siswa SMP”, Sarjana Pendidikan Mtematika : UIN Raden Intan LampungN,
2020, hal.15.

17
Memvaliditas memberikan masukan untuk merevisi modul yang dikembangkan.

b. Ahli pembelajaran PAI memeberikan penilaian kevalidan. Memberikan

tanggapan, kritik dan saran yang diruangkan dalam angket. Berkaitan dengan

kelayakan dan kesesuaian atas produk pengebangan yang dibuat dengan

pembelajaran PAI. Penilaian yang dilakukan, e-modul berbasis Flip pdf

professional dapat dikategorikan (cukup valid) digunakan sebagai sumber belajar.

Pada penilaian lembar validasi terdapat beberapa aspek penilaian diantaranya

meliputi aspek belajar mandiri, ketermuatan materi, berdiri sendiri,dan

bersahabat/akrab. Berdasarkan hasil validasi ahli diketahui bahwa e-modul yang

dikembangkan sudah sesuai dengan tujuan pengembangan karena memiliki

kategori valid.

Berdasarkan penilaian yang dilakukan, e-modul ini dapat dikategorikan (valid)

digunakan sebagai sumber belajar. Pada penilaian lembar validasi terdapat

beberapa aspek penilaian diantaranya meliputi (aspek tampilan desain layar,

kemudahan penggunaan, konsistensi, kemanfaatan, dan kegrafikan). E-modul ini

juga dikategorikan (praktis), hasil penilaian asoek materi sangat baik dari aspek

materi. Media dan pembelajaran e-modul.

2) Tahap Kepraktisan

a. Guru PAI SMK Al-Mustawa Prambontergayang

Memberikan penilaian kepraktisan Berdasarkan penilaian yang dilakukan, e-

modul ini dapat dikategorikan (sangat praktis) digunakan sebagai sumber belajar.

Pada lembar kepraktisan terdapat beberapa aspek penilaian diantaranya yakni

aspek’ materi, media dan pembelajaran e-modul.

18
b. Siswa Kelas X SMK Al-Mustawa Prambontergayang, dari respon siswa bahwa e-

modul ini sebagai bahan ajar dan media pembelajaran dinilai sudah sangat praktis

karena membantu belajar jadi lebih interaktif.

E-modul dinyatakan layak berdasarkan aspek kevalidan berdasarkan uji ahli e-

modul dan ahli pembelajaran PAI dengan kategori sangat baik, aspek kepraktisan

berdasarkan respon guru dan siswa dengan kategori sangat praktis sehingga e-

modul layak dan menarik untuk digunakan.

2. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data pada penelitian pengembangan ini adalah dengan wawancara kepada guru

Pendidikan Agama Islam di SMK Al-Mustawa Prambontergayang. Wawancara

dilakukan peneliti sebagai studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan

yang harus diteliti, dan untuk mengetahui hal-hal dari responden lebih mendalam.

Peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya.

Selain itu, yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepraktisan dan tingkat

kevalidan e-modul yang dikembangkan adalah angket. Angket untuk validitas e-

modul disebarkan kepada 2 validator ahli yakni ahli e-modul dan ahli

pembelajaran PAI. Sedangkan untuk mengetahui kepraktisan e-modul disebarkan

kepada guru dan siswa. Jawaban dari ahli e-modul, ahli pembelajaran PAI, guru,

dan siswa pada instrumen angket validasi uji lapangan dianalisis menggunakan

rumus (Widoyoko, 2015).

19
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

𝑝= 𝑥100%

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛

Hasil perhitungan yang diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan

kriteria penilaian angket ahli e-modul dan ahli pembelajaran PAI, serta angket

respon siswa dan guru. Kriteria penilaian kevalidan, dan kepraktisan dapat dilihat

pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Kriteria Penilaian Kevalidan E-Modul (Sugiyono, 2016)

Presentase Kriteria
25% - 43% Tidak Valid
44% - 62% Kurang Valid
63% - 81% Valid
82% - 100% Sangat Valid

Tabel 2. Kriteria Penilaian Kepraktisan E-Modul (Widoyoko, 2014)

Presentase Kriteria
25% - 43% Tidak Praktis
44% - 62% Kurang Praktis
63% - 81% Praktis
82% - 100% Sangat Praktis

G. Spesifikasi Produk

Spesifikasi Pengembangan produk E-Modul dengan menggunakan aplikasi

Flip pdf professional materi Fikih Mu’amalah dan Kulliyat al-Khamsah PAI

berbasis karakter pelajar Pancasila bernalar kritis. Berdasarkan analisis kebutuhan

di SMK Al-Mustawa Prambontergayang. Spesifikasi produk yang dikembangkan

dalam penelitian ini adalah :

20
1. Produk yang dikembangkan adalah e-modul bermuatan video pembelajaran

menggunakan aplikasi Flip pdf professional dengan konten materi fikih

muamalah kulliyat al-khamsah didasari dengan karakter profil pelajar pancasila

bernalar kritis.

2. E-Modul bersifat interaktif berisikan video pembelajaran yang dapat diakses

melalui smartphone, laptop, dan komputer. Berbentuk flipbook yang bisa dibuka

bolak balik lembarnya seperti layaknya buku asli.

3. E-Modul yang dikembangkan merupakan e-modul PAI SMA/SMK materi fikih

mu’amalah dan kulliyatul al-khamsah dan didasari dengan karakter profil pelajar

pancasila bernalar kritis.

4. Kualitas produk memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Sehingga menambah

semangat dan kualitas siswa dalam pembelajaran. Metode belajar siswa lebih

mudah dengan menonton video tutorial kemudian mempraktekkan.

5. Terdapat beberapa halaman yang dilengkapi halaman depan, halaman isi dan

halaman penutup serta terdapat halaman menu yang berfungsi sebagai tombol

untuk memudahkan menuju halaman yang diinginkan. Isi e-modul berupa

kegiatan belajar yang terdiri dari : tujuan pembelajaran, materi, contoh kasus,

Latihan dan refleksi tiap bab

6. Menurut observasi di SMK Al-Mustawa Prambontergayang pengembangan e-

modul yang dibutuhkan adalah memiliki design yang menarik dan efektif untuk

pembelajaran serta dilengkapi dengan komponen bahan ajar sebagaimana

mestinya seperti gambar, video/animasi dan quiz serta fitur interaktif untuk

menarik perhatian siswa.

21
H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian terbagi menjadi 6 bab yang masing-

masing bab memiliki sub bab tersendiri.

Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian pengembangan, komponen dan spesifikasi produk yang

akan dikembangkan, ruang lingkup dan keterbatasan pengembangan, definisi

operasional, orisinalitas penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II Kajian Teori, bab ini berisi tentang kajian pustaka yang membahas

tentang kajian teori yang terdiri dari materi pengembangan dan penelitian, modul

pembelajaran, E-Modul Flip pdf professional, dan Fikih Mu’amalah Kulliyat al-

Khamsah, Karakter Pancasila Bernalar Kritis.

Bab III Metode Penelitian dan Pengembangan, bab ini berisi tentang paparan

mengenai metode yang digunakan untuk menghasilkan media pembelajaran yang

meliputi desain penelitian dan pengembangan, model penelitian dan

pengembangan, prosedur penelitian dan pengembangan, uji coba produk, teknik

pengumpulan data, dan instrument penelitian dan pengembangan.

Bab IV Penyajian data dan temuan penelitian dan pengembangan, bab ini berisi

tentang pemaparan hasil-hasil pengembangan yakni penyajian data dan temuan

penelitian dan pengembangan.

Bab V Penutup, bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi yang meliputi

kesimpulan hasil pengembangan media dan saran yang berupa pemanfaatan dan

pengembangan produk lebih lanjut.

22
Daftar pustaka berisi rujukan-rujukan yang digunakan peneliti untuk membuat

laporan yang berisi nama pengarang, judul buku, kota terbit, penerbit, dan tahun

terbit, agar lebih mudah dalam pengecekan karya tulis tersebut. Lampiran hasil

penelitian memuat dari perangkat pembelajaran, instrumen validasi yang

digunakan dan media yang dikembangkan (jika diperlukan).

I. Kajian Teori

1. Pengembangan E-Modul

Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang dilakukan secara teratur

dengan memfokuskan berbagai aspek suatu fenomena, produk, model maupun

fakta yang diteliti.10 Pengembangan merupakan proses penggunaan pengetahuan

untuk menciptakan sebuah produk yang bermanfaat. Penelitian dan

pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan peneliti untuk

menghasilkan produk dan menguji kelayakannya. Metode penelitian ini menjadi

kegiatan penyelidikan yang dilakukan seorang peneliti mengembangkan atau

memperbaiki produk yang ada. Penelitian dan pengembangan digunakan dengan

maksud untuk menghasilkan dan menguji manfaat produk bagi kehidupan.

Terlepas dari kegiatan membuat produk, penelitian dan pengembangan mencakup

kegiatan menguji, mengevaluasi dan menyempurnakan produk tersebut sampai

diperoleh produk yang efektif dan berkualitas.

Pengembangan bahan ajar merupakan usaha membantu pelaksanaan

pembelajaran dengan memanfaatkan fungsi pengembangan dan pengelolaan

secara optimal. Membuat bahan ajar yang menyenangkan meliputi tiga unsur yang

10
Asep Kurniawan, Metodologi Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2018, hal.7.

23
perlu diperhatikan seperti menantang, fantasi, dan ingin tahu. Menantang berarti

bahan ajar harus menyediakan tingkat kesulitan yang merangsang peserta didik

mempelajarinya. Fantasi artinya bahan ajar dapat memikat perhatian dan minat

yang menyentuh secara emosional. Ingin tahu artinya bahan ajar dapat

membangkitkan rasa ingin tahu peserta didik dengan gabungan beberapa elemen

penunjang pembelajaran. Metode penelitian merupakan proses ilmiah yang

diterapkan untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Penelitian ini menerapkan metode penelitian model ADDIE, model yang

meliputi;11 proses Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation.

Penelitian adalah usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah

terhadap sesuatu masalah. Sistematik, karena harus mengikuti prosedur dan

langkah-langkah sebagai suatu kebulatan prosedur. Pengembangan dalam kamus

bahasa indosesia adalah perluasan.

Pengembangan merupakan penggunaan ilmu ilmu pengetahuan tekhnis dalam

rangka memproduksi bahan baru atau peralatan. Produksi dan jasa ditingkatkan

secara substansial untuk proses atau sistim baru, sebelum dimulainya sistim

produksi komersial meningkatkan secara substansial apa yang sudah di produksi.

Pengertian mengenai pengembangan dapat peneliti simpulkan bahwa

pengembangan merupakan perluasan atau pedalaman suatu materi pembelajaran

sehingga menghasilkan suatu produk. Research and Development (R&D) adalah

metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan

menguji efektivitas produk tersebut. Dalam jurnal Noviyanti, Model

11
Benny A Pribadi, Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis Kompetensi
: Implementasi Model ADDIE, Kencana, Jakarta, 2020, hal.31.

24
pengembangan pada penelitian ini adalah model ADDIE (Analysis, Design,

Development, Implementation, Evaluation), yang mengacu pada proses-proses

utama. dari proses pengembangan sistem pembelajaran. Model ini juga mudah

diterapkan pada kurikulum yang menekankan pada pengetahuan, keterampilan,

serta sikap.

Model ADDIE yang memiliki lima komponen yaitu di antaranya: Analisis

validasi, kesenjangan kinerja, menentukan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai, mengonfirmasi peserta didik, identifikasi sumber- sumber yang

diperlukan, menentukan sistem penyampaian/media yang baik, dan menyusun

rencana pengelolaan proyek.

1. Rancangan/desain

Menyusun daftar tugas, menyusun tujuan khusus kinerja, menghasilkan

strategi tes, dan merevisi yang telah dilakukan.

2. Pengembangan

Mengembangkan isi, memilih/mengembangkan media pendukung,

mengembangkan panduan untuk peserta didik, mengembangkan panduan untuk

pengajar, mengadakan revisi formatif, dan melakukan tes uji coba.

3. Implementasi

Mempersiapkan peserta didik dan mempersiapkan pengajar

4. Evaluasi

Menentukan kriteria evaluasi, memilih alat evaluasi, dan melakukan evaluasi.

Model ini lebih ditekankan pada desain pembelajaran dan kurang tepat digunakan

untuk desain materi ajar

25
2. E-Modul (Modul Elektronik)

1). Pengertian E-Modul

Modul elektronik merupakan versi elektronik dari sebuah modul yang sudah

dicetak yang dapat dibaca pada komputer dan dirancang dengan software yang

diperlukan. E-Modul merupakan modul elektronik yang menampilkan informasi

dalam bentuk format buku secara elektronik yang dimuat ke dalam hard disk, CD,

ataupun flashdisk dan dibaca menggunakan piranti elektronik seperti komputer,

laptop, HP, dll.12 E-Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi

materi, metode, batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis

dan menarik. E-modul adalah sebuah bentuk penyajian bahan belajar mandiri

yang disusun secara sistematis ke dalam format elektronik dan didalamnya

disajikan animasi, audio, navigasi maupun video yang membuat pengguna lebih
13
interaktif dalam program. Dengan adanya e-modul yang bersifat interaktif ini

proses pembelajaran akan melibatkan tampilan audio visual, sound, movie dan

yang lainnya serta penggunaannya mudah dipahami.

E- Modul menjadi pilihan menarik dan membantu pendidik menerapkan

pembelajaran yang mudah dan mandiri kepada peserta didik. E-modul juga dapat

membantu peserta didik meningkatkan kompetensi dan pemahaman secara

kognitif, serta mempermudah peserta didik dalam mempelajari isi materi didalam

E-Modul karena mudah dibawa dimana dan kapan saja.

E-Modul merupakan inovasi terbaru dari modul cetak, sehingga e-modul ini
12
Chytia Dea Reswita dan Wendri Wiratsiwi, “Pengembangan E-Modul Berbabsis
Pendidikan Karakter Dengan Menggunakan Aplikasi Flip PDF Professional Untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas PGRI Ronggolawe,
Vol.7, No.1, 2022, hal.408.
13
Citra Kurniawan dan Dedi Kuswandi, PengembanganE-Modul Sebagai Media Literasi
Digital Pada Pembelajaran Abad 21,Academia Publication, Lamongan, 2021, hal.18.

26
dapat diakses dengan berbantuan komputer yang sudah terintegrasi dengan

perangkat lunak yang mendukung pengaksesan e-modul.

E-Modul memiliki kelebihan dibandingkan dengan modul cetak yaitu

diantaranya sifatnya yang interaktif, memudahkan dalam navigasi, dapat

menampilkan atau membuat gambar, audio, video dan animasi serta dilengkapi tes

formatif yang memungkinkan umpan balik dengan segera. Kelebihan lain yang

dimiliki oleh e-modul ini yaitu : a) e-modul dinilai lebih menarik karena

dilengkapi gambar, video dan sebagainya, b) lebih interaktif karena siswa dapat

melakukan evaluasi secara mandiri, c) bebas kertas karena bentuknya elektronik,

d) multiplatform karena dapat digunakan melalui komputer, laptop dan

handphone.

Pemanfaatan e-modul interaktif dalam proses pembelajaran PAI merupakan

sebuah inovasi yang diharapkan mampu meningkatkan minat, motivasi, dan

semangat siswa dalam belajar terkhusus materi fikih.

2). Karakteristik E-Modul

E- Modul memiliki karakteristik seperti yang dijelaskan dalam Kemendikbud

(2017:3) yaitu :

1) Siswa mampu membelajarkan diri sendiri, tidak bergantung pada pihak lain.

2) Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi yang

dipelajari terdapat didalam satu model utuh.

3) Stand alone, modul yang dikembangkan tidak bergantung pada media lain

4) Adaptif, modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi.

27
5) User friendly, modul hendaknya juga memenuhi kaidah akrab bersahabat/akrab

dengan pemakainya.

6) Konsisten dalam penggunaan terdapat di dalam satu modul utuh.

7) Disampaikan dengan menggunakan suatu media elektronik berbasis komputer.

Memanfaatkan berbagai fungsi media elektronik sehingga disebut sebagai

multimedia. Memanfaatkan berbagai fitur yang ada pada aplikasi software

Prinsip pengembangan e-modul juga dijelaskan dalam Kemendikud (2017: 4),

yaitu: 1) di asumsikan menimbulkan minat bagi siswa; 2) ditulis dan dirancang

untuk digunakan oleh siswa; 3) menjelaskan tujuan pembelajaran; 4) disusun

berdasarkan pola “belajar yang fleksibel”; 5) disusun berdasarkan kebutuhan

siswa yang belajar dan pencapaian tujuan pembelajaran; 6) berfokus pda

pemberian kesempatan bagi siswa untuk berlatih; 7) mengakomodasi kesulitan

belajar; 8) memerlukan sistem navigasi yang cermat; 8) selalu memberikan

rangkuman; 9) gaya penulisan (bahasanya) komunikatif, interaktif, dan semi

formal; 10) dikemas untuk digunakan dalam proses pembelajaran; 11)

memerlukan strategi pembelajaran (pendahuluan, penyajian, penutup); 12)

mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik; 13) menunjang self

assessment; 14) menjelaskan cara mempelajari buku ajar; 14) perlu adanya

petunjuk/pedoman sebelum sampai sesudah menggunakan modul.

3) Syarat Kelayakan E-Modul

Adapun syarat kelayakan e-modul yaitu :

1. Validitas

28
a. Validasi meliputi aspek tampilan desain layer, kemudahan penggunaan,

konsistensi, kemanfaatan dan kegrafikan.

b. Sistematika penulisan runtut dan penyajian tampilan keseluruhan yang menarik.

c. Ketermuatan materi lengkap berdasarkan bab yang dibahas.

d. Pemilihan teks, gambar, tma dan animasi disesuaikan dengan karakteristik

kebutuhan siswa.

e. Memuat menu Latihan dan evaluasi berisi soal-soal HOTS sehingga siswa aktif

berinteraksi dengan materi pada e-modul.

f. Penyajian konten dan kegiatan materi harus disesuaikan dengan aspek pelajar

Pancasila bernalar kritis.

2. Kepraktisan

a. Penggunaan e-modul bersifat fleksibel (mudah digunakan) dapat diakses secara

online maupun offline.

b. Mempunyai keterbacaan yang bagus, siswa dengan mudah memahami materi.

c. Mengikuti perkembangan zaman, adaptif mudah menyesuaikan keadaan yaitu

dapat digunakan kapan saja dan dimana saja.

d. Menunjang kegiatan pembelajaran mandiri siswa.14

3. Flip pdf professional

1) Pengertian Flip pdf professional

Perangkat lunak Flip pdf professional merupakan aplikasi yang digunakan

untuk mengkonversi file dengan format pdf ke halaman flipping digital yang

14
Tristi Ardita Rismayanti dan Nurul Anrianii (et al), Pengembangan E-Modul Berbantu
Kodular pada Smartphone untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
SMP, Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Vol. 06.
No.01, 2022, hal. 862

29
memungkinkan kita untuk menciptakan konten pembelajaran interaktif dengan

fitur yang mendukung. Flip pdf professional berbeda dengan pdf yang biasa

digunakan, dari segi tampilan Flip pdf professionalsama dengan tampilan ebook

yang dapat dibolak-balik saat membacanya.

Modul elektronik dapat didesain dengan menggunakan perangkat lunak Flip

pdf professional. Fitur yang disediakan sangat beragam, seperti perpaduan teks,

gambar, audio, video menjadikan pembuatan modul elektronik akan lebih

interaktif dan memberikan hasil yang menarik.

Berdasarkan penjelasan diatas, Flip pdf professionalmemungkinkan seseorang

untuk membuat sebuah flipbook dengan berbagai macam file yang ada. Flip pdf

professional mempermudah seseorang untuk berkreasi dengan fitur dan efek

interaktif seperti gambar, video, link, dan berbagai sumber pengetahuan yang

ingin penulis tambahkan.15

Flip pdf professional dapat digunakan untuk mengkonversi file pdf ke halaman

balik publikasi digital dan mengubah tampilannya menjadi lebih menarik

layaknya sebuah buku yang dapat dibolak-balik saat membacanya.

Flip pdf professional merupakan pembuat Flip pdf professional yang kaya akan

fitur yang memiliki fungsi edit halaman. Aplikasi ini dapat membuat halaman

buku yang interaktif dengan memasukkan multimedia seperti gambar, video dari

YouTube, MP4, audio video, hyperlink, kuis, flash, dan lain-lain.

Flip pdf professional merupakan aplikasi yang dapat digunakan untuk

mengonversi pdf publikasi halaman flipping digital yang memungkinkan untuk


15
Alzet Rama (et al), Pengembangan E-Modul Menggunakan Aplikasi Flip PDF
Professional Pada Mata Kuliah Analisis Kurikulum Pendidikan Dasar, Fakultas Tenik, Universitas
Negeri Padang, Vol. 7, No.1, 2022

30
menciptakan konten pembelajaran yang interaktif dengan beberapa fitur yang

mendukung. Aplikasi ini mudah menambahkan berbagai jenis tipe media animatif

ke dalam Flip pdf professional. Hanya dengan drag, drop, atau klik.

Flip pdf professional juga dapat menyisipkan konten multimedia seperti

audio, animasi, teks, video, dan flash. Format output yang tersedia ialah HTML5,

EXE, zip, Mac app, FBR, mobile version, burn to CD. tahap awal, lalu pada tahap

kedua yaitu melakukan import file dalam bentuk PDF dan pada tahap selanjutnya

file yang berbentuk Pdf di edit menggunakan aplikasi Flip pdf professional.

4. Materi Fikih Mu’amalah dan Kulliyat Al-Khamsah

Tujuan syariat islam adalah menolak kemudaratan dalam lima hal, yang

dikenal dengan al-kulliyatul al-khamsah, kulliyatul al-khamsah berarti lima

prinsip dasar hukum islam yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan dan harta

yang bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan dan apabila hal ini tidak ada

maka akan muncul kerusakan. Sumber utama dan pokok agama islam adalah Al-

Qur’an yang berisi kidah, ibadah, dan akhlak.sebagai sumber ajaran islam, al-

Qur’an tidak menjabarkan hukum dan aturan-aturan didalamnya secara rinci

terutama yang berkaitan dengan ibadah dan muamalah. Berdasarkan kedua

sumber hukum islam (al-Qur’an dan hadis), maka aspek hukum yang terkait

dengan muamalah dikembangkan oleh para mujtahid diantaranya Imam Syatibi

yang mencoba merinci prinsip-prinsip didalamnya dan mengaitkannya dengan

maqashid al-syariah. Prinsip-prinsip itulah yang dikenal dengan al-kulliyatul al-

khamsah. Jika kelima prinsip universal tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari maka akan tercipta kemaslahatan umat. Demikian pula sebaliknya,

31
apabila mengabaikan lima prinsip universal tersebut maka akan timbul kesulitan

dan kerusakan.16

1) Pengertian Kulliyatul al-Khamsah

Kata al-kulliyatul al-khamsah, terdiri dari dua kata yaitu al-kulliyatu dan al-

khamsah. Al-kulliyatu artinya prinsip dasar, sedangkan al-khamsah berarti lima,

jadi al-kulliyatu al-khamsah berarti lima prinsip dasar hukum Islam. Dalam istilah

ushul iqih, kata al-kulliyatu al-khamsah sering disebut dengan maqashid al-

khamsah (lima tujuan) dan al-dharuriyyat al-khamsah (lima kepentingan yang

vital). Maka dapat disimpulkan bahwa al-kulliyatu alkhamsah berarti lima prinsip

dasar hukum Islam yang bertujuan mewujudkan kemaslahatan (al-maslahat), dan

apabila hal ini tidak ada maka akan muncul kerusakan (mafsadat). Lima prinsip

dasar hukum Islam yaitu menjaga agama (hifzhu al-din), menjaga jiwa (hifzhu al-

nafs), menjaga akal (hifzhu al-‘Aql), menjaga keturunan (hifzhu al-nasl), dan

menjaga harta (hifzhu al-mal).

Sumber utama dan pokok agama Islam adalah Al-Qur`an yang berisi akidah,

ibadah, dan akhlak. Sebagai sumber ajaran Islam, Al-Qur`an tidak menjabarkan

hukum dan aturan-aturan di dalamnya secara rinci terutama yang berkaitan

dengan ibadah dan muamalah. Hanya 368 ayat yang terkait dengan aspek hukum.

Hal ini berarti bahwa sebagian besar permasalahan yang terkait dengan hukum

Islam dalam Al-Qur`an hanya diberikan dasar dan prinsipnya saja. Adanya ayat-

ayat yang ijmali (global), maka Rasulullah Saw. menjelaskannya melalui hadis,

baik qauli, i’li maupun taqriri. Berdasarkan kedua sumber hukum Islam tersebut

16
Ahmad Taufik dan Nurwastuti Setyowati (ed), Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti SMA/SMK Kelas X, Jakarta, 2021, hal.242.

32
(Al-Qur`an dan hadis), maka aspek hukum yang terkait dengan

muamalahdikembangkan oleh oara mujtahid diantaranya Imam Syatibi yang

mencoba merinci prinsip-prinsip didalamnya dan mengaitkannya dengan

maqashid al-syariah. Prinsip – prinsip itulah yang disebut dengan al-kulliyatu al-

khamsah.

2) Urutan al-Kulliyatu al-Khamsah

Urutan dan stratifikasi al-kulliyatu al-khamsah merupakan hasil ijtihad para

ulama. Artinya urutan al-kulliyatu al-khamsah disusun berdasarkan pemahaman

para mujtahid terhadap dalil Al-Qur’an dan Hadis. Para ahli ushul fikih tidak

menyepakati urutan kelima prinsip dasar tersebut. Imam al-Ghazali berpendapat

bahwa urutan al-kulliyatu al-khamsah adalah al-din (agama), al-nafs (jiwa), al-aql

(akal), al-nasl(keturunan), dan al-mal (harta). Urutan yang dikemukakan oleh

Imam Ghazali inilah yang paling banyak disepakati oleh mayoritas ulama fikih

maupun ushul fiqih.

Jumhur ulama’ berpendapat bahwa urutan al-kulliyatu al-khamsah adalah al-

din (agama), al-nafs (jiwa), al-aql (akal), al-nasl (keturunan) dan al-mal (harta).

Cara kerja al-kulliyatu al-khamsah yaitu masing-masing kelima prinsip dasar

tersebut harus dipergunakan sesuai urutannya, yakni , Menjaga agama (al-din)

harus lebih diutamakan daripada menjaga lainnya, menjaga jiwa (al-nafs) harus

lebih diutamakan daripada akal (al-aql) dan keturunan (al-nasl), demikian

seterusnya.

3) Macam-Macam al-Kulliyatu al-Khamsah

Berikut ini akan dijelaskan al-kulliyatu akhamsah :

33
a) Menjaga agama (hifzhu al-din

Agama merupakan pokok dari segala alasan mengapa manusia hidup di dunia

ini. Oleh karenanya, menjaga agama lebih diutamakan sebelum menjaga hal-hal

lain. Allah Swt. berirman dalam Q.S. az- Artinya: “Aku tidak menciptakan jin

dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Q.S. az-Zariyat/51:

56). Agama juga menjadi satu-satunya alasan Allah Swt menciptakan alam

semesta beserta isinya. Agama juga merupakan inti sari kehidupan yang sedang

berjalan di alam ini. Alur logika mengapa hifzhu al-din lebih diutamakan daripada

lainnya adalah sebagai berikut: untuk apa hidup sejahtera, memiliki keturunan

yang banyak dan baik, hidup serba kecukupan kalau akhirnya masuk ke neraka.

Padahal kehidupan di akhirat adalah kehidupan yang abadi. Contoh penerapan

dalam hukum Islam misalnya disyariatkannya jihad fii sabilillah di medan untuk

memerangi kaum kafir yang memusuhi umat Islam. Jihad fi sabilillah tidak

dimaksudkan untuk menjerumuskan diri ke dalam kebinasaan, tetapi untuk

mewujudkan kemaslahatan manusia. Jihad fii sabilillah menunjukkan bahwa

maslahat yang dihasilkan oleh hifzhu alnafs berdampak pada hifzhu al-din.

Demikian juga sebaliknya, maslahat yang dihasilkan oleh hifzhu al-din berdampak

pada hifzhu al-nafs. Contoh lainnya, kebebasan memilih agama dan kepercayaan

bagi seluruh warga masyarakat. Tidak ada paksaan dalam memilih agama sesuai

keyakinannya masing-masing.

b) Menjaga Jiwa (al-nafs)

Setelah menjaga agama (hifzhu al-din), kewajiban selanjutnya adalah menjaga

jiwa atau keberlangsungan hidup manusia. Islam memberi peringatan yang sangat

34
tegas terhadap semua perbuatan yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa

seseorang. Islam melindungi hak hidup manusia, bahkan terhadap janin dalam

perut seorang ibu. Seorang ibu hamil yang meninggalkan dunia, sementara bayi

masih ada di perut, maka boleh dilakukan operasi bedah demi menyelamatkan

nyawa bayi tersebut. Menjaga nyawa juga dijadikan alasan diberlakukannya

hukum qisas terhadap setiap perbuatan pidana yang mencederai tubuh orang lain.

Ini menjadi bukti bahwa nyawa jauh lebih penting dari yang lain. Termasuk dari

menjaga jiwa (al-nafs) adalah merawat kesehatan badan dan ruhani manusia.

Sebab, dengan kesehatan yang prima akan dapat melaksanakan ibadah dan tugas

harian dengan baik.

Komitmen Islam dalam melindungi jiwa, dapat dilihat pada saat haji wada’.

Pada saat haji wada’, Rasulullah Saw. banyak memberikan perhatian terhadap

pentingnya menjaga jiwa manusia. Buktinya, Rasulullah Saw. berkata:

Tingginya perhatian Islam untuk menjaga jiwa manusia (al-nafs) dapat dilihat

dari diterapkannya hukuman qisas. Penerapan qisas harus dipahami sebagai upaya

melindungi nyawa manusia, bukan sebaliknya sebagai upaya penghilangan nyawa

manusia. Adanya ancaman hukuman mati ini, seharusnya menjadikan siapa pun

(individu, masyarakat, bahkan negara) harus berpikir ribuan kali untuk

melakukan tindakan penghilangan nyawa manusia tanpa untuk memenuhi

kebutuhan hidup sebab yang dibenarkan oleh Islam. Perlu juga dipahami bahwa

segala upaya, proses, tindakan atau bahkan kebijakan politik yang menyebabkan

(secara langsung atau tidak) hilangnya nyawa seseorang atau kelompok

masyarakat juga dikategorikan sebagai bentuk penghilangan nyawa manusia.

35
Termasuk dalam kategori hifzhu al-nafs yaitu terkait dengan pemenuhan

kebutuhan dasar manusia. Islam sangat tegas mendukung segala upaya manusia

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Secara tegas, Al-Qur`an menyatakan bahwa

di dalam harta seseorang terdapat hak bagi orang lain yang tidak mampu. Hal ini

sesuai irman Allah Swt. dalam Q.S. az-Zariyat/51: 19 berikut ini.

Artinya: “Dan pada harta benda mereka ada hak untuk orang miskin yang

meminta dan orang miskin yang tidak meminta.” (Q.S. az-Zariyat/51: 19)

Ini merupakan kewajiban, baik secara individu maupun kolektif untuk

membantu kaum duafa dalam memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karena itu Islam

menganjurkan umatnya untuk menolong orang-orang miskin melalui zakat, infaq,

sedekah dan bantuan lainnya. Perlu diingat bahwa semua harta yang dimiliki oleh

seseorang merupakan titipan Allah Swt. yang harus dipergunakan sesuai

kehendak-Nya, termasuk untuk membantu saudara muslim yang membutuhkan.

36
c) Menjaga Akal (hifzhu al-‘Aql)

Setelah hifzhu al-din (menjaga agama) dan hifzhu al-nafs (menjaga jiwa),

selanjutnya yaitu menjaga akal (hifzhu al-’aql). Akal merupakan karunia agung

dari Allah Swt. Akal itulah yang membedakan manusia dengan hewan atau pun

makhluk lainnya. Oleh karena itu Allah Swt. memerintahkan agar menjaganya

dan menggunakan akal untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Supaya akal

tersebut terjaga, Hifzhu al-‘aql dilakukan maka Allah Swt. melarang keras segala

sesuatu yang dapat melemahkan dan merusak akal pikiran. Langkah yang tepat

dan efektif untuk menjaga akal dapat dilakukan sejak masa kanak-kanak. Pada

masa inilah nilai-nilai kebaikan sangat mudah masuk ke dalam hati dan pikiran

hingga menjadi kebiasaan.

Hifzhu al-’aql juga dilakukan dengan cara menjaga akal pikiran agar dapat

digunakan untuk berpikir. Oleh karena itu, akal harus dibekali dengan ilmu yang

cukup, terutama ilmu agama. Sekaligus menghindari perbuatan yang dapat

merusak akal, misalnya meminum khamr, menonton tayangan yang berbau

maksiat atau tayangan lain dapat merusak daya pikir manusia. Lebih dari itu,

perilaku yang dapat merusak daya nalar sehat dan logis juga harus dijauhi, seperti

perbuatan syirik dan tahayul.

Akal yang sehat dan tidak tercemar dengan pikiran-pikiran kotor akan sangat

mudah memberi manfaat untuk kemaslahatan umat. Salah satu kemaslahatan yang

dapat disebabkan oleh sehatnya tersebut adalah dapat memberikan masukan atau

kritikan dengan cara yang santun terhadap suatu kebijakan.

37
Pada saat Abu Bakar as-Shiddiq r.a menjabat sebagai khalifah, beliau

berpidato: “bantulah aku jika aku benar, dan jika aku salah maka luruskanlah

aku”. Karenanya rakyat tak segan untuk mengkritik kebijakan negara dan

memberikan pendapat kepada Abu Bakar r.a. Bahkan Abu Bakar as-Shiddiq r.a.

sering mengundang para sahabat dan masyarakat untuk meminta masukan dan

kritik terkait kebijakan negara, dan kepemimpinannya. Alhasil mereka tak segan

memberikan kritik dan masukan kepada Abu Bakar as-Shiddiq r.a.

Setiap muslim memiliki kebebasan berpikir dan berpendapat demi terciptanya

maslahat pada periode kedua Khulafaur Rasyidin, yakni masa pemerintahan Umar

bin Khattab r.a., beliau pernah berpidato di hadapan para sahabat: “wahai kaum

muslimin, jika aku condong kepada keduniawian, maka apa yang akan kamu

lakukan?’ seorang laki-laki berdiri lalu mencabut pedangnya seraya berkata:

’kami akan memenggal kepalamu.’ Untuk menguji keberaniannya, Umar bin

Khattab r.a bertanya kepadanya: ’apakah benar-benar engkau akan memakai

kata-kata seperti itu kepadaku? ’Orang itu lalu menjawab: “Ya memang begitu”.

Akhirnya Umar bin Khattab berkata: ’Segala puji bagi Allah, dengan adanya

orang seperti ini dalam umat ini yang jika aku salah maka dia akan

meluruskanku.”

Pidato Umar bin Khattab r.a. di atas menjadi bukti bahwa pada masa itu rakyat

memiliki kebebasan berpikir dan berpendapat demi terciptanya maslahat.

Kaum Khawarij sering kali mencaci maki secara terang-terangan kepada

khalifah Ali bin Abi halib r.a. Suatu ketika Ali bin Abi halib sedang ceramah di

dalam masjid, tiba-tiba kaum Khawarij melontarkan perkataan kotor, tetapi Ali

38
bin Abi halib mengatakan: “Kami tidak akan menolak hak-hak kalian untuk

datang ke masjid dengan tujuan beribadah kepada Allah Swt., kami tidak akan

berhenti memberikan bagian harta negara kepada kalian selama kalian bersama

kami (dalam perang melawan kair harbi), dan kami tidak akan mengambil

tindakan militer melawan kalian selama kalian tidak berperang melawan kami.”

Lagi-lagi inilah contoh nyata kebebasan berpendapat dalam kehidupan bernegara

yang dipraktekkan para sahabat sebagai wujud hifzhu al-‘aql.

Kebebasan berpikir dan mengungkapkan pendapat yang dipraktikkan oleh

Khulafaur Rasyidin di atas merupakan buah dari pendidikan dari Rasululalh Saw.

Pada masa Rasulullah Saw. para sahabat diberikan kebebasan berbeda pendapat

dengan beliau, sehingga perbedaan pendapat di kalangan sahabat merupakan hal

biasa. Peristiwa perang Khandaq merupakan bukti nyata bahwa Rasulullah Saw.

memberikan peluang besar kepada para sahabat untuk berpendapat terkait strategi

perang. Pada saat itu secara aklamasi disepakati untuk menggunakan strategi

perang yang disampaikan oleh sahabat.

d) Menjaga Keturunan (hifzhu al-nasl)

Salah satu tujuan agama adalah untuk memelihara keturunan. Syariat

perkawinan dengan berbagai syarat, rukun dan ketentuannya merupakan salah

satu cara menjaga keturunan. Oleh karena itu Islam melarang perzinaan dan

menganjurkan pernikahan. Nabi Muhammad Saw. memerintahkan untuk

menikah, sebagaimana dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari

dari Abdullah bin Mas’ud r.a., ia berkata: ’kami bersama Nabi Saw. sebagai

pemuda yang tidak mempunyai apa-apa, lalu beliau bersabda kepada kami:

39
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah,

maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih

memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia

berpuasa, karena puasa dapat menekan syahwatnya.” (HR. Bukhari).

Allah Swt. menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa yang

berasal dari satu keturunan agar mereka saling mengenal. Perhatikan Q.S.

alHujurat/49: 13 berikut ini:

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu

berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya

yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.

Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.” (Q.S. al-Hujurat/49: 13)

Berdasarkan ayat di atas, pengelompokkan manusia atas dasar keturunan

diperbolehkan oleh agama selama tidak menimbulkan mudarat. Pengelompokkan

manusia berdasarkan keturunan juga tampak pada Piagam Madinah yang

diprakarsai oleh Rasulullah Saw. Piagam Madinah merupakan sebuah kesepakatan

yang mengikat masyarakat Madinah untuk bersama-sama menjaga Madinah dari

serangan musuh. Masyarakat Madinah ketika itu dikelompokkan berdasarkan

suku-suku tertentu, dan yang non Islam dipersatukan dalam rangka membela kota

Madinah. Pola hubungan antar suku dan masyarakat yang diatur dalam Piagam

Madinah dilakukan untuk menjaga keberlangsungan keturunan. Sebagaimana

diketahui bahwa salah satu ciri masyarakat Arab adalah memiliki egoisme yang

besar terhadap sukunya.

40
Terkait dengan menjaga keturunan (hifzhu al-nasl) juga terlihat pada saat

Rasulullah Saw. berdakwah di Makkah, beliau mendapatkan hinaan dan itnah dari

kaum kair Qurays. Keluarga besar beliau tampil sebagai pembela untuk

menyelamatkan Rasulullah Saw. Hal ini menjadi bukti bahwa menjaga

keberlangsungan. Hifzhu al-nasl melalui keturunan sangatlah penting dalam

kehidupan. pernikahan

Selain itu, pentingnya menjaga keturunan juga bertujuan untuk melestarikan

kehidupan manusia di bumi. Oleh karena itu, manusia harus memiliki generasi

penerus untuk melanjutkan perjuangan dan cita-cita para pendahulu. Atas dasar

inilah Islam menganjurkan umatnya untuk menikah. Sebab, menikah merupakan

satu-satunya jalan untuk melahirkan keturunan yang sah. Setelah lahir keturunan,

Islam mewajibkan orang tua untuk menjaga, merawat dan mendidik mereka

dengan sebaikbaiknya. Bagi anak yatim, Islam mewajibkan masyarakat muslim

untuk menyantuni dan mencukupi kebutuhannya sehari-hari. Semua ini diajarkan

oleh Islam dalam rangka menjaga keturunan (hifzhu al-nasl).

Dalam rangka menjaga keturunan, Islam melarang dengan keras genocide,

yakni pembunuhan yang dimaksudkan untuk menghilangkan jejak asal usul

seseorang. Peristiwa genocide ini bisa terjadi karena persoalan ras, suku, agama

atau pun politik. Jangankan genocide, membunuh tanpa sebab yang dibenarkan

agama juga termasuk dosa besar.

e) Menjaga Harta (hifzhu al-mal)

Melalui kepemilikan harta, seseorang bisa bertahan hidup atau pun hidup layak

dan dapat melakukan ibadah dengan tenang. Maka dari itu, Islam sangat

41
memperhatikan masalah harta benda untuk menopang kehidupan manusia. Allah

Swt. memerintahkan umat-Nya untuk bekerja mencari rezeki yang halal. Al-

Qur`an mengistilahkan dengan “fadlullah” yang artinya “karunia Allah.”

Artinya: “Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di

bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu

beruntung.” (Q.S. al-Jumuah/62: 10)

Di samping memerintahkan mencari harta, Islam juga memperhatikan proses

dan cara-cara yang digunakan dalam memperoleh harta tersebut. Proses dan cara

yang digunakan untuk mendapatkan harta benda harus benar-benar halal. Islam

melarang semua bentuk kecurangan dalam memperoleh harta benda, seperti

mencuri, menipu, riba, korupsi, memonopoli produk tertentu, atau pun tindakan

tercela lainnya Pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab r.a., ada seorang petani

Syiria yang mengadu bahwa tanamannya telah terinjak-injak oleh pasukan

muslimin, maka Umar bin Khatab r.a. memerintahkan agar membayar ganti rugi

kepada petani tersebut yang diambilkan dari kas negara. Hal ini menjadi bukti

bahwa siapa pun tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat merusak atau

merugikan harta benda miliki orang lain.

Islam melarang riba, pencurian, atau pun penipuan walaupun terselubung,

bahkan melarang menawarkan barang kepada orang yang sedang mendapat

tawaran dari orang lain. Islam juga melarang keras monopoli, penimbunan,

pemborosan dan sentralisasi kekuatan ekonomi pada satu kelompok. Allah Swt.

berirman dalam Q.S. at-Taubah/9: 34-35 Artinya: “Wahai orang-orang yang

beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib mereka

42
benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil, dan (mereka)

menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang

menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka

berikanlah kabar gembira kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) azab

yang pedih.(34) (Ingatlah) pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam

neraka Jahanam, lalu dengan itu disetrika dahi, lambung dan punggung mereka

(seraya dikatakan) kepada mereka, “Inilah harta bendamu yang kamu simpan

untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah (akibat dari) apa yang kamu simpan itu.”

Semua ini diajarkan oleh Islam sebagai upaya menjaga harta (hifzhu almal).

Begitu pentingnya masalah harta, Al-Qur`an memerintahkan semua pihak yang

melakukan hutang piutang agar mencatatnya. Catatan ini sangat penting untuk

.bukti keduanya dan sebagai alat pengingat atas transaksi yang pernah dilakukan

4) Cara Menjaga al-Kulliyatu al-Khamsah

Cara menjaga lima prinsip dasar hukum Islam dapat dilakukan dua cara, yaitu

a. Min nahiyati al-wujud, yaitu dengan cara meemlihara dan menjaga sesuatu yang

dapat memepertahankan keberadaannya.

b. Min nahiyati al-‘adam, yaitu dengan cara mencegah sesuatu yang menyebabkan

ketiadaannya.

Untuk lebih memehaminya, perhatikan uraian contoh berikut ini :

Tabel 1.3 Prinsip dasar hukum islam

No Prinsip dasar Cara menjaga lima prinsip dasar hukum islam


Min nahiyati al-wujud Min nahiyati
al-‘adam
1. Menjaga agama Salat dan zakat Hukuman bagi orang
murtad
2. Menjaga jiwa Minum dan makan Hukuman qiyas dan

43
diyat
3. Menjaga akal Mencari ilmu, belajar Hukuman bagi
peminum khamr
4. Menjaga keturunan Nikah Hukuman bagi pelaku
zina
5. Menjaga harta Jual beli, mencari rejeki Riba, hukuman bagi
pencuri

5. Karakter Pancasila Bernalar Kritis

Bernalar kritis merupakan kemampuan memecahkan masalah dan mengolah

informasi. Wujud nyata bernalar kritis adalah peserta didik yang mengolah

informasinya terlebih dahulu sebelum dapat diterima oleh pemikirannya. Seorang

anak yang bernalar kritis akan menganalisis suatu informasi sebelum mengambil

sebuah keputusan apakah informasi tersebut dapat diterima atau tidak.

Kemampuan masalah bagi anak yang berpikir kritis dilakukan secara analisis.

Pada dasarnya berpikir kritis dan bernalar kritis diartikan sebagai sebuah proses

intelektual dengan melakukan pembuatan konsep, penerapan, melakukan sintesis

dan mengevaluasi informasi yang diperoleh melalui observasi, pengalaman,

refleksi, pemikiran dan komunikasi sebagai dasar untuk menyakini dan

melakukan suatu tindakan. Semua hasil olahan data yang diperoleh melalui

kegiatan berupa observasi ataupun komunikasi merupakan hasil dari bernalar

kritis.

44
DAFTAR PUSTAKA

Anwar Moh. Khoerul. (2017).“ Pembelajaran Mendalam Untuk Membentuk Karakter


Siswa sebagai Pembelajar” .Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah. No.2.Hal. 97.
Arif Sukardi Sadirman. (1989). “Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar”,
Jakarta : medyatama sarana prakasa
Syofnidah. (2019). Teori dan Praktik Microteaching. Yogyakarta : Pustaka Pranala..
Kurniawan Asep. (2018). “Metodologi Penelitian Pendidikan” . Bandung : PT Remaja
Rosdakarya,.
Kurniawan, Citra., Dedi Kuswandi, Dedi.(2021). Pengembangan E-Modul Sebagai Media
Literasi Digital Pada Pembelajaran Abad 21. Lamongan : Academia Publication.
Lestari, E., Nulhakim, L., & Indah Suryani. (2022). Pengembangan E-Modul Berbasis
Flip pdf professionalTema Global Warming sebagai Sumber Belajar Mandiri
Siswa Kelas VII. Jurnal Pendidikan Sains : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Nisa Hanifa Ainun, Mujib Mujib, dkk.(2020). “Efektivitas E-Modul dengan Flip pdf
professionalBerbasis Gamifikasi Terhadap Siswa SMP”. Sarjana Pendidikan

45
Mattematika. Lampung : UIN Raden Intan Lampung.
Pribadi A Benny. (2020). Desain dan Pengembangan Program Pelatihan Berbasis
Kompetensi : Implementasi Model ADDIE. Jakarta : Kencana.
Rama, Alzet., Rusnardi Rahmat Putra, dkk. (2022). “ Pengembangan E-Modul
Menggunakan Aplikasi Flip pdf professionalPada Mata Kuliah Analisis
Kurikulum Pendidikan Dasar”. Fakultas Tenik : Universitas Negeri Padang, Vol.
7. No.1.
Rahman, Azkia Sakinah. (2021). Skripsi. Pengembangan E-Modul Matematika dengan
Menggunakan Sofware Flip PDF Pofessional Pada Materi Bentuk Aljabar,
Sarjana Pendidikan Matematika, Pekanbaru : UIN Sultan Syarif.
Ridwan, Rasyid M. (2022). Skripsi. “Pengembangan E-Modul Menggunakan Aplikasi
Flip pdf professionalpada Kelas SD/MI.” S1 Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Rismayanti Tristi Ardita dan Anriani Nurul (et al). (2022). “Pengembangan E-Modul
Berbantu Kodular pada Smartphone untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Siswa SMP”, Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika,
Universitas Sultan Geng Tirtayasa Vol.06. No. 01
Rusnaini, Raharjo, dkk. (2021). “Intensifikasi Profil Pelajar Pancasila dan Implikasinya
Terhadap Ketahanan Pribadi Siswa”. Jurnal Ketahanan Nasional. Vol.27. No.2.
Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung :
ALFABETA.
Yani Dwi (et al). (2022). Skripsi. “Pengembangan Media Flipbook Materi Untuk
Mewujudkan Profil Pelajar Pancasila dalam Jurnal Sains dan Teknologi. Fakultas
Sains dan Teknologi : UIN Malang..

46

Anda mungkin juga menyukai