Anda di halaman 1dari 52

PROPOSAL

PENGEMBANGAN MODUL DIGITAL INTERAKTIF BERBANTUAN


APLIKASI FLIP PDF PROFESSIONAL PADA MATERI GARIS DAN
SUDUT DI SMP/MTS

UIN SUSKA RIAU

OLEH

DWI NOPIANTI
NIM. 11715201342

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1444 H / 2023 H
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan

pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta

didik Penyampaian pesan-pesan dalam proses pembelajaran memerlukan

media pembelajaran.1 Media pembelajaran merupakan salah satu bentuk alat

yang digunakan dalam proses pembelajaran dan dapat mendorong siswa

untuk tertarik mempelajari materi pembelajaran secara lebih dalam. Menurut

Oemar Hamalik media pembelajaran dapat membantu peserta didik

meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,

memudahkan menafsirkan data dan mendapatkan informasi.2

Seiring dengan perkembangan zaman dan era globalisasi yang ditandai

dengan pesatnya produk dan pemanfaatan teknologi informasi, maka konsepsi

penyelenggaraan pembelajaran telah bergeser pada upaya perwujudan

pembelajaran yang modern. Perkembangan teknologi informasi yang mampu

mengolah, mengemas, menampilkan serta menyebarkan infomasi

pembelajaran baik secara audio, visual, bahkan multimedia, dewasa ini telah

mampu mewujudkan apa yang disebut dengan virtual learning. Konsep ini

berkembang sehingga setting dan realitas pembelajaran sebelumnya menjadi

lebih menarik dan memberi pengkondisian secara psikologi adaptif pada


1
Asyhar, Rayandra, Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran, Jakarta, Referensi,
2012, h.8
2
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 2007, h 54.
2

pembelajaran di manapun mereka berada.3 Salah satu bahan ajar virtual

learning yang dapat menunjang pembelajaran adalah modul digital yang dapat

dibaca melalui komputer maupun handphone. Modul yang bersifat digital

mempunyai kelebihan mampu untuk menampilkan beberapa materi

menggunakan media pembelajaran yang bersifat interaktif.4

Adapun kelebihan modul digital diantaranya yaitu anggaran pembuatan

ekonomis, makin efisien untuk dibawa, kuat serta tidak akan usang dimakan

waktu,dan dapat dilengkapi dengan gambar, video, audio dan animasi.

Software yang digunakan mengembangkan modul digital ini yaitu dengan

aplikasi flip pdf professional yang dibuat dalam bentuk (.exe), (.app), (.fbr),

dan (.html).5

Kelebihan pada aplikasi flip pdf profesional ini yaitu: 1, interaktive

publishing. Dengan tampilan menarik dan penambahan seperti video, gambar,

link, dan lainnya menjadikan flipbook interaktif dengan pengguna: 2, terdapat

berbagai macam templet, tema, latar belakang, yang dapat digunakan; 3, dapat

didukung dengan teks dan audio; 4, format keluar (output) yang fleksibel

seperti html, exe, zip, mac App, versi seluler dan burn ke CD. Kelemahan, 1.

proses konversi berjalan lambat, 2. ukuran font dalam penulisan buku harus

3
Deni Darmawan, Mobile Learning Sebuah Aplikasi Teknologi Pembelajaran, Jakarta :
katalog dalam terbitan, h. 1
4
Irwandani, Sri Latifah, Ardian Asyhari, Muzannur dan Widayanti, Modul Digital
Interaktif Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan Pada Materi Gerak Melingkar Kelas X,
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi 06 (2) (2017) 221-23
5
Hanifa Ainun Nisa, Mujib, RizkiWahyu Yunian Putra, Efektivitas E-Modul dengan Flip
Pdf Professional Berbasis Gamifikasi terhadap Siswa SMP, Jurnal Pendidikan Matematika
RaflesiaVol. 05No. 02, Juni 2020.
3

tetap agar tidak terlihat kecil, 3. Jika menggunakan gambar, animasi, maupun

vidio, harus bisa terlihat jelas dan sebelumnya harus diedit terlebih dahulu. 6

Berdasarkan hasil observasi dilapangan dan hasil diskusi bersama guru

di salah satu Sekolah Tingkat Menengah Pertama di MTs Swasta Al-Muslmun

Kecamatan Sekijang Mati ditemukan fakta bahwa guru masih mengandalkan

modul berbahan cetak dari terbitan penerbit yang berisi rangkuman materi dan

soal-soal latihan yang belum tersaji dengan menarik sehingga membuat

peserta didik menjadi kurang aktif pada saat pembelajaran matematika

berlangsung. Hasil temuan awal juga ditemukan bahwa bahan ajar yang

digunakan belum mendukung peserta didik untuk memahami materi pelajaran

yang diberikan termasuk pada materi garis dan sudut.

Permasalahan lain yang ditemukan dalam proses pembelajaran dari segi

siswa adalah diantaranya yaitu siswa kurang aktif dan banyak diam saat

aktivitas pembelajaran, siswa kurang dimotivasi dan tidak bekerja sesuai

dengan keinginan sendiri, siswa kurang mampu dalam memahami materi

pelajaran. Berdasarkan informasi yang diperoleh, faktor penyebab munculnya

permasalahan dikarenakan guru kurang menggunakan bahan ajar yang

interaktif yang berintegrasi pada kecanggihan teknologi yang dapat

mendukung proses pembelajaran. Selain itu, guru kurang memberikan

kesempatan pada siswa untuk melakukan pembelajaran mandiri dimulai dari

pengamatan terhadap suatu permasalahan, melatih siswa untuk menganalisis,

Fitri ayu febrianti, Pengembangan Digital Book Berbasis flip PDF Profesional untuk
6

Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Juli 2021
4

eksperimen, mengolah informasi, melakukan kalaboratif, menyimpulkan

materi pelajaran secara mandiri.

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

pengembangan pengembangan modul digital interaktif dengan judul penelitian

tentang “Pengembangan Modul Digital Interaktif Berbantuan Aplikasi Flip pdf

professional pada Materi Garis dan Sudut di SMP/MTS”.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada fokus penelitian, maka agar penelitian ini lebih terarah

secara jelas maka dilakukan perumusan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas modul digital interaktif dengan Flip pdf professional

yang dikembangkan pada materi garis dan sudut di MTs Swasta Al-Muslmun

Kecamatan Sekijang Mati?

2. Bagaimana praktikalitas modul digital interaktif dengan Flip pdf

professional yang dikembangkan pada pada materi garis dan sudut di MTs

Swasta Al-Muslmun Kecamatan Sekijang Mati?

3. Bagaimana efektifitas modul digital interaktif dengan Flip pdf professional

yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan pemahaman siswa

pada materi garis dan sudut di MTs Swasta Al-Muslmun Kecamatan

Sekijang Mati?
5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk menguji tingkat validitas modul digital interaktif dengan Flip pdf

professional yang dikembangkan pada materi garis dan sudut di MTs

Swasta Al-Muslmun Kecamatan Sekijang Mati.

b. Untuk menguji praktikalitas modul digital interaktif dengan Flip pdf

professional yang dikembangkan pada materi garis dan sudut di MTs

Swasta Al-Muslmun Kecamatan Sekijang Mati.

c. Untuk melihat efektifitas modul digital interaktif dengan Flip pdf

professional yang dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan

pemahaman siswa pada materi garis dan sudut di MTs Swasta Al-

Muslmun Kecamatan Sekijang Mati.

2. Manfaat Penelitian

Melalui pelaksanaan penelitian ini maka diharapkan hasilnya bisa

memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Memberikan kemudahan bagi siswa disaat memahami suatu materi

pelajaran, dan mendorong peningkatan kemampuan pemahaman siswa

pada materi garis dan sudut di SMP/MTS melalui suasana pembelajaran

yang lebih kekinian melalui kegiatan pembelajaran secara mandiri.

b. Bagi Guru

Memberikan alterantif pilihan bagi guru dalam menggunakan bahan

ajar terutama pada pada materi garis dan sudut di SMP/MTS, sekaligus
6

menjadikan menjadikan inspirasi bagi guru untuk mengembangan

media pembelajaran yang lebih menarik.


1

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Konsep Teoritis

1. Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan atau disebut denggan istilah R&D

(Reseach and Development) merupakan metode penelitian yang

dimanfaatkan untuk membuat suatu produk tertentu yang kemudian

dilakukan pengujian kefektifitasannya Istilah R&D merupakan pendekatan

penelitian yang dipergunaan dalam menciptakan suatu perangkat

pembelajaran terbaru ataupun melalui penyempuraan produk yang

memang sudah tersedia. Menurut Sugiyono penelitian R&D memiliki

berbagai model yang bisa dipergunakan untuk acuan selama

mengembangkan suatu produk, beberapa model tersebut diantaranya

sebagai berikut:7

a. Model Borg and Gall

Langkah-langkah mdoel penelitian dan pengembangan dari Borg and

Gall memiliki sepuluh langkah yaitu mulai dari langkah

pengidentifikasian potensi dan masalah, mengumpulkan data,

pendesainan produk, kemudian melakukan validasi desain, perevisian

desain, mlakukan uji coba produk, kemudian revisi produk, yang

dilajutkan dengan uji coba pemakaian, dan kemudian revisi produk,

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


7

Bandung: Alfabeta, h. 245


2

dan terakhir produksi masal produk.

b. Model Thiagarajan

Langkah-langkah R&D dari Thiagarajan terdiri dari tahap

pendefinisian, tahap perencanaan, tahap pengembangan, dan tahap

penyebaran

c. Model Robert Maribe Branch

Robert Maribe Branch merupkana model yang dikembangkan dari

desain pembelajaran ADDIE yang merupakan kepanjangan dari

analysis, define, development, implementation and evaluation.

d. Model Richey and Klein

langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari model Richey and

Klein dimulai dari perencanaan kemudian memproduksi dan diakhiri

dengan evaluasi atau penilaian.

e. Model Plomp

Model Plomp terdiri dari tiga tahapan peneltian yang terdiri dari

tahapan preliminary research (pendahuluan), kemudian development

or prototyping phase atau pembuatan prototipe (pengembangan), dan

penilaian atau assessment phase (Asesemen). 8

Berdasarkan beberapa konsep model tersebut, maka peneliti

mengadaptasi model pengembangan yang dikemukakan oleh Plomp

dengan alasan lebih luwes dan fleksibel dibanding model lainnya serta

sesuai dengan model pengembangan media yang akan dirancang. Menurut

8
Tjeerd Plomp & Nienke Nieveen, Educational Design Research, Netherlands Institute for
Curriculum Development (SLO), 2013, h. 19
3

Plomp Tahapan pendahuluan yaitu tahapan analisa kebutuhan dan konteks,

kemudian melakukan tinjauan pustaka, yang dilanjutkan dengan

pengembangan kerangka kerja secara konseptual atau teoretis untuk

langkah penelitian, kemudian tahapan fase pembuatan prototipe yang

merupakan tahapan fase desain berulang yang terdiri dari beberapa

tahapan, yang masing-masing menjadi siklus kecil penelitian dengan

evaluasi formatif sebagai kegiatan penelitian terpenting yang memiliki

tujuan untuk penyempurnaan intervensi. Sedangkan tahapan tahap

penilaian adalah tahapan pengevauasian secara sumatif untuk mengambil

kesimpulan apakah solusi atau intervensi memenuhi spesifikasi yang telah

ditetapkan. Karena tahapan ini juga sering menghasilkan rekomendasi

untuk perbaikan poduk, kami menyebut tahapan ini semi sumatif.9

Penilaian terhadap pengembangan media pembelajaran dapat diluhat

dari penilaian perekayasaan media dan komuniasi visual dari media

pembelajaran yang digunakan. Penilaian dari masing-masing indikator

tersebut sebagai berikut:10

a. Aspek Penilaian Perekayasaan Media


1) Pengujian efektifitas dalam penggunaan media ajar digital
interaktif
2) Efisiensi dalam mengembangkan produk
3) Handal dalam penggunaan
4) Bisa dikelola /dipelihara secara mudah
5) Memiliki petunjuk yang dalam menggunakan media
6) Reusabilitas (bisa dipergunakan lagi)
7) Mempunyai kategori yang menarik
8) Usabilitas (Mudah dipergunakan)
9
Ibid.
10
Ida Rosihah, Aan Subhan Pamungkas, Pengembangan Media Pembelajaran Scrapbook
Berbasis Konteks Budaya Banten Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar.
Muallimuna. Vol. 4, No. 1, 2015. h. 40-41
4

9) Ketepatan memilih media


10) Kepraktisan sebagai media
b. Aspek Penilaian dalam Komunikasi Visual
1) Kesesuaian ukuran pengembangan media
2) Komposisi dan ukuran (judul dan gambar pada cover)
3) Keharmonisan unsur penggunaan warna
4) Keterbacaan teks
5) Pemilihan jenis huruf
6) Pengaturan jarak
7) Kesesuaian gambar yang mendukung materi
8) bahasa mudah dipahami (Komunikatif)
9) Ketepatan penempatan gambar
10) Pemilihan ukuran huruf
11) Keseimbangan proporsi gambar
12) Media pembelajaran menarik (Kreatif dan inovatif)
13) Kesesuaian penempatan gambar dan tulisan

Selain dari penilaian terhadap pengembangan media pembelajaran

juga perlu dilakukan terhadap materi yang dikembangkan. Penilaian

terhadap materi yang dikembangkan dapat digunakan indiaktor sebagai

berikut:11

a. Kesesuaian dengan KD
Mempunyai materi yang seusai dengan kompetensi dasar
Mempunyai materi yang seusai dengan tujuan pembelajaran
b. Materi yang akurat
Materi dipaparkan dengan jelas
Materi dapat dipahami dengan mudah
c. Mampu mendukung materi pembelajaran
Pendukung berupa contoh dan gambar sesuai dengan konsep
Soal latihan mengacu pada materi yang disajikan pada modul digital
interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional
d. Kemutakhiran materi
Penyampaian materi pada modul digital interaktif berbantuan aplikasi
flip pdf professional sesuai dengan karakteristik siswa
Materi dan gambar yang terdapat pada modul digital interaktif
berbantuan aplikasi flip pdf professional adalah materi dan gambar
yang bersifat aktual (terbaru)
e. Penyajian dari pembelajaran
Pembelajaran pada modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf
professional menarik minat belajar siswa
Mampu mendorong rasa ingin tahu siswa
11
Ibid. h. 40
5

f. Memiliki kelengkapan dalam penyajian materi


Pembelajaran pada modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf
professional memuat materi secara lengkap
Terdapat evaluasi pada akhir pembelajaran.

Keberhasilan dari terhadap produk pengembangan media

pembelajaran juga dapat ditentukan dari respon siswa sebagai pengguna

media. Penilaian terhadap respons siswa yang dikembangkan dalam

penelitian menggunakan indiaktor sebagai berikut:12

a. Dari segi Kualitas Media


1) Media yang sudah dikembangkan mudah digunakan
2) Media yang sudah dikembangkan bisa digunakan secara mandiri
b. Dari segi Kualitas Materi
1) Latihan soal yang disajikan dapat memberikan kemudahan dalam
memahami materi pelajaran
2) Terdapat petunjuk pengerjaan soal jelas dan mudah dipahami
3) Penggunaan bahasa mudah dipahami
4) Materi mudah dipahami
5) Penyajian materi tersusun secara menarik
6) Dapat mendorng motivasi belajar siswa
c. Dari segi Kualitas Teknis
1) Memiliki petunjuk pengunaan jelas dan mudah dipahami
2) Memiliki pemilihan huruf menarik dan sesuai
3) Memiliki pemilihan warna sesuai dan menarik
4) Memiliki tampilan gambar menarik antusisa siswa

2. Pemahaman Siswa

a. Pengertian Pemahaman Siswa

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, pemahaman adalah

proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Menurut Bloom

(dalam Jurnal Antari), pemahaman adalah “kemampuan untuk

menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari”. Pemahaman

adalah seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap, dan

memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa atau


12
Ibid. h. 40
6

sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca,

yang dilihat, yang dialami, atau yang dirasakan.13

Pemahaman merupakan salah satu bentuk hasil belajar.

Pemahaman ini terbentuk akibat dari adanya proses belajar. Wina

Sanjaya berpendapat bahwa, “Pemahaman (understanding) yaitu

kedalaman pengetahuan yang dimiliki setiap individu”14. Sejalan

dengan pendapat tersebut, rusman menyatakan bahwa pemahaman

merupakan proses individu memberi makna/mempresepsi segala

informasi yang sampai pada dirinya sehingga terjadi proses

penyimpanan dalam memori siswa.15

Pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang

setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan.16 Pemahaman dapat

diartikan kemampuan untuk menangkap makna dari suatu konsep.

Sedangkan konsep merupakan suatu abstraksi yang menggambarkan

ciri-ciri umum dari suatu kelompok objek, proses, peristiwa, fakta atau

pengalaman lainnya.17

Menurut slavin interaksi di antara para siswa berkaitan dengan

tugas-tugas yang sesuai dapat meningkatkan penguasaan mereka

terhadap konsep kritik. Berdasarkan hal ini dan penemuan lainnya,

13
Maria Angelina Sonia Claudia M. M. Maing dan Maria Ursula Jawa Mukin, Analisis
Kemampuan Pemahaman Konsep Fisika Materi Tekanan Pada Siswa Kelas VIII C SMPN 3
Kupang, Jurnal Inovasi Pembelajaran Fisika Unwira Vol. 1, No. 1, Januari 2023
14
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2011, hlm 70
15
Rusman, Belajar & Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana,
2017. hlm 139
16
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 2011) hlm 50
17
Malkan Santoso, Op. Cit. hlm 9
7

banyak penganut paham piaget menyerukan untuk meningkatkan

penggunaan aktivias kooperatif disekolah. Mereka beralasan bahwa

interaksi di antara siswa dalam tugas-tugas pembelajaran akan terjadi

dengan sendirinya untuk mengembangkan pencapaian prestasi siswa.

Para siswa akan saling belajar satu sama lain karena dalam diskusi

mereka mengenai konten materi, konflik kognitif akan timbul, alasan

yang kurang yang kurang pas juga akan keluar, dan pemahaaman

dengan kualitas yang lebih tinggi akan muncul.18

Dengan demikian, pemahaman adalah suatu kemampuan

seseorang untuk menyerap bahan atau materi yang telah diajarkan.

pemahaman suatu materi/konsep merupakan prasyarat untuk

menguasai materi konsep selanjutnya. Sebab, ketika siswa hanya

memiliki suatu pemahaman yang samar mengenai konsep-konsep

penting, maka akan terhambat kemajuannya karena kekurangan

kejelasan pendefinisian awal tersebut.

b. Kategori Pemahaman

Skemp (dalam jurnal Emay dan wayudin) menyatakan adanya

dua jenis pemahaman yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman

relasional. Pemahaman instrumental diartikan sebagai pemahaman atas

konsep yang saling terpisah dan hanya hafal rumus serta dalam

menerapkanya tanpa diketahui alasan-alasan ataupun penjelasanya.

Sebaliknya pada pemahaman relasional termuat suatu skema atau

18
Robert E. Slavin, Cooperative Learning (Teori, Riset, Praktik). Bandung: Nusa Media, 2012,
hlm 38
8

struktur pengetahuan yang kompleks dan saling berrelasi atau

berhubungan yang dapat digunakan pada penyelesaian masalah yang

lebih luas dan kompleks.19

Menurut Russeffendi yang dikutip Mimi Hariyani, menyatakan

ada tiga macam pemahaman konsep, yaitu20:

a. Pengubahan (translation). Pemahaman translasi digunakan untuk


menyampaikan informasi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan
menyangkut pemberian makna dari sutau informasi yang
bervariasi.
b. Pemberian arti (interpretation), digunakan untuk menafsirkan
maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi
juga mencakup pemahaman suatu infomasi dari sebuah ide.
c. Pembuatan ekstrapoklasi (extrapolation), mencakup estimasi dan
prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran dari
suatu informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan
konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif yang
ketiga yaitu penerapan (application) yang menggunakan atau
menerapkan suatu bahan yang sudah dipelajari kedalam situasi
baru, yaitu berupa ide, teori atau petunjuk.

Bersadarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa seseorang

dikatakan memahami suatu konsep apabila ia mampu mengaitkan

konsep tersebut kedalam pengetahuan yang dimilikinya.

c. Dimensi Pemahaman

Dimensi pemahaman menurut Hamzah B. Uno, dkk diantaranya

yaitu mengklasifikasikan, menggambarkan, mendiskusikan,

menjelaskan, mengungkapkan, mendefinisikan, menunjukkan,

mengalokasikan, melaporkan, mengakui, menjatuhkan, mengkaji

ulang, memilih, menyatakan, dan menerjemahkan21 Pemahaman

19
Emay Eanu Rohmah dan Wahyudin, Op. Cit. hlm 130
20
Mimi Hariyani, Op. Cit. hlm 17
21
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, Jakarta: Bumi
Aksara, 2015, hlm 63
9

termasuk dalam ranah kognitif pembelajaran yang terdiri dari enam

dimensi perilaku22:

1) Pengetahuan, mencakup kemampuan ingat tentang hal-hal yang


telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan, pengetahuan tersebut
dapat berkenaan dengan fakta, peristiwa tersebut dapat berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip dan
metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap sari dan makna
hal-hal yang dipelajari. Pemahaman disini juga diartikan sebagai
kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan,
menerjemahkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri
tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.
3) Penerapan, mencakup tentang menerapkan model, kaidah untuk
menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu pola baru misalnya
tampak dalam kemampuan menyusun dalam program kerja.
5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru
misalnya tampak dalam kemampuan menyusun dalam program
kerja.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu.

Pemahaman lebih tinggi satu tingkat dari pengetahuan, sehingga

apabila kawasan kognitif siswa hanya sampai pada tingkat

pengetahuan saja tampa adanya pemahaman, siswa akan mengalami

kesulitan untuk menerapkan, menganalisi dan mengevaluasi suatu

konsep yang diterimanya.

d. Indikator Pemahaman Konsep

Adapun indikator yang menunjukkan adanya pemahaman


adalah:23
a. Memahami, misalnya: konsep, kaidah prinsip, kaitan antara fakta,
isi pokok.

22
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta, 2012, hlm 49
23
Wahidmurni, Evaluasi Pembelajaran (Kompetensi Dan Praktik), Yogyakarta: Nuha Litera,
2010 Hlm 21
10

b. Kemampuan menerjemahkan, Kemampuan menafsirkan,


Kemampuan memperkirakan, Kemampuan menentukan model atau
menentukan prosedur
c. Kemampuan mengartikan atau menginterpretasikan misalnya table,
grafik, dan bagan.

Menurut Wina Sanjaya, pemahaman memiliki indikator sebagai

berikut24:

a. Pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi


berkenaan dengan kemampuan menjelaskan, menerangkan
menafsirkan atau kemampuan menangkap makna atau arti suatu
konsep.
b. Dapat menjelaskan makna yang terkandung.
c. Mampu menafsirkan atau mendeskripsikan sesuatu secara verbal.
d. Pemahaman ekstrapolasi, kemampuan untuk melihat dibalik yang
tersirat atau tersurat.

e. Faktor-faktor yang Mempenaruhi Kemampuan Pemahaman

Siswa

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman konsep yaitu; (1)

faktor yang ada pada individu itu sendiri, yang termasuk dalam faktor

ini antara lain kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan emosional,

motivasi, dan faktor pribadi, (2) faktor sosial, yang termasuk dalam

faktor ini antara lain keluarga atau keadaan rumah tangga, teman, guru

dan cara mengajarnya, metode yang digunakan dalam belajar,

lingkungan dan kesempatan yang tersedia, serta motivasi sosial.25

24
Wina Sanjaya, Perencaaan Dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: kencana, 2012, hlm 126
25
Nur Baina, Tedy Machmud, dan Abdul Wahab Abdullah, Deskripsi Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematika Siswa Pada Materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel, Jambura J.
Math. Educ, Vol. 3, No. 1, 2022.
11

3. Modul Pembelajaran

a. Pengertian Modul Pembelajaran

Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dalam

bahasa yang mudah dipahami oleh siswa, sesuai dengan usia dan

tingkat pengetahuannya sehingga mereka dapat belajar secara mandiri

dengan sedikit bimbingan dari guru..26 Tujun dari penggunaan modul

dalam pembelajaran adalah agar siswa mampu belajar secara mandiri

tanpa mesti pengarahan lebih banyak daro guru yang mana guru hanya

hanya sebagai fasilitator.

Pendapat senada diungkapkan Sukiman yang mengatakan

bahwa modul ini merupakan bagian dari unit pembelajaran terstruktur

yang dirancang untuk membantu setiap siswa mencapai tujuan

pembelajarannya. Siswa yang cepat belajar akan memahami sesuatu

dengan cepat. Sementara itu, siswa dengan kecepatan membaca lambat

dapat belajar kembali dengan mengulang bagian-bagian yang belum

dipahaminya sampai paham.27

Dari pendapatan tersebut maka dapat diambil kesmpulan bahwa

modul adalah satu kesatuan bahan pembelajaran yang bisa dipelajari

oleh siswa secara mandiri yang didalamnya terdapat komponen dan

petunjuk yang jelas sehingga siswa bisa mengikuti secara runut tanpa

campur tangan guru.

26
Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press, 2012,
hlm. 106.
27
Sukiman, Pengembangan Media Pembelajaran, Yogyakarta : Pustaka Insan Madani, 2011, hlm.
131
12

b. Tujuan Modul dalam kegiatan Pembelajaran

Modul pembelajaran ini dibuat berdasarkan tujuan yang jelas

maka dalam pembuatan modul ini harus sistematis dan terarah. Berikut

ini tujuan pembuatan modul dalam kegiatan pembelajaran:28

a. Sebagai upaya agar siswa dapat belajar secara mandiri, baik


dengan
bimbingan orang lain atau tidak;
b. Agar pembelajaran berorientasi pada siswa berjalan sebagaimana
semestinya;
c. Untuk menyalurkan tingkat intelegensi siswa. siswa yang memiliki
intelegensi yang tinggi akan dapat menyelesaikan modul dengan
cepat, sedangkan yang memiliki intelegensi kurang diharapkan
mampu mengulang kembali materi pembelajaran melalui modul;
d. Agar siswa dapat mengukur tingkat pemahaman materi secara
mandiri.

c. Karakteristik Modul Pembelajaran

Modul pembelajaran harus menjadikan siswa sebagai titik pusat

kegiatan pembelajaran. Kemajuan siswa senantiasa dapat diikuti

melalui evaluasi yang diberikan pada akhir modul. Sehingga modul

disusun mengikuti konsep “mastery learning” dengan prinsip bahwa

siswa tidak diperbolehkan mengikuti program selanjutnya sebelum

menguasainya paling sedikit 75%.29 Untuk mencapai mastery

learning atau pembelajaran tuntas tersebut, maka suatu modul

hendaknya memiliki karakteristik berikut ini

a. Self instruction
Melalui karakteristik ini, siswa dapat belajar mandiri dengan
mempermudah penyajiannya melalui penyampaian tujuan
pembelajaran yang jelas, materi spesifik, kontekstual, banyak

28
Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Istana Media, 2014,
hlm. 107
29
Suryosubroto, Op. Cit, hlm. 18
13

contoh dan ilustrasi, terdapat rangkuman, soal-soal, kunci


jawaban, self assessment, penugasan, umpan balik atas
penilaiannya, informasi/referensi/situs internet untuk
mempelajari lebih dalam, serta menggunakan kalimat sederhana
yang komunikatif.
b. Self contained
Karakteristik ini menuntut supaya modul memuat kesatuan
materi yang dibutuhkan sehingga dapat mengatasi keterbatasan
ruang dan waktu. Selain itu juga memberikan kesempatan siswa
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas.
c. Stand alone
Stand alone (berdiri sendiri) menjadikan modul yang tidak
bergantung pada bahan ajar lainnya. Sehingga siswa tidak perlu
buku lain saat mempelajari dan mengerjakan soal latihan dalam
modul.
d. Adaptif
Modul hendaknya dapat menyesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mampu meningkatkan
motivasi, kemampuan komunikasi, dan kemandirian belajar
siswa.
e. User friendly
Karakteristik user friendly dalam modul ditunjukkan dengan
penggunaan bahasa yang sederhana dan istilah-istilah umum,
serta mudah dimengerti, sehingga modul dapat membantu siswa
dalam merespon instruksi yang diberikan.

d. Struktur Modul Pembelajaran

Struktur penulisan suatu modul berdasakan direktorat tenaga

kependidikan) membagi menjadi tiga bagian yaitu bagian pembuka,

bagian isi, dan bagian penutup.30

a. Bagian pendahuluan (pembuka)


Bagian pendahuluan merupakan bagian awal dari suatu modul
yang mencakup bagian-bagian yang terdiri dari judul, daftar isi,
peta informasi, daftar ujuan dan tes awal. Judul dari modul yang
mesti terlihat menarik menarik dan memberikan kesan tentang
materi yang dimuat dan mengambarkan isi dari muatan materi
modul. Daftar isi memaparkan tetang point-point yang akan
30
Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional. Administrasi dan Pengelolaan Sekolah;
Administrasi Kesiswaan. Jakarta, 2008, hlm. 21-26
14

dibahas, sedangkan peta informasi berkaitan antara tiap-tiap topik


yang akan dibahas dalam modul
b. Bagian inti
Bagian inti modul pada umumnya memaut tentang pendahuluan/
tinjauan umum materi, dan hubungan dengan materi atau pelajaran
yang lain. Pada bagian inti juga memuat tentang uraian materi.
Uraian materi secara umum berisi penjelasan secara terperinci
tentang materi pembelajaran yang disampaikan dalam modul.
Apabila materi yang akan dituangkan cukup luas, maka dapat
dikembangkan ke dalam beberapa Kegiatan Belajar (KB). Setiap
KB memuat uraian materi, penugasan, dan rangkuman.
c. Bagian Penutup
Bagian inti modul pada umumnya memuat glossary atau daftar
isitilah, tes akhir dan indeks. Glossary berisikan definisi-definisi
konsep yang dibahas dalam modul. Definisi tersebut dibuat ringkas
dengan tujuan untuk mengingat kembali konsep yang telah
dipelajari. Tes akhir merupakan latihan yang dapat pembelajar
kerjakan setelah mempelajari suatu bagian dalam modul. Aturan
umum untuk tesakhir ialah bahwa tes tersebut dapat dikerjakan
oleh pembelajar dalam waktu sekitar 20% dari waktu mempelajari
modul. Jadi, jika suatu modul dapat diselesaikan dalam tiga jam
maka tes akhir harus dapat dikerjakan oleh peserta belajar dalam
waktu sekitar setengah jam. Indeks memuat istilah-istilah penting
dalam modul serta halaman di mana istilah tersebut ditemukan.
Indeks perlu diberikan dalam modul supaya pembelajar mudah
menemukan topik yang ingin dipelajari. Indeks perlu mengandung
kata kunci yang kemungkinan pembelajar akan mencarinya.

4. Modul Digital Interaktif

a. Pengertian Modul Digital Interaktif

Modul digital atau modul elektronik (e-modul) yaitu media

belajar terdapat metode, isi pelajaran dan penilaian yang dilaksanakan

penyusunan seraya rapi berdasarkan sistem serta praktis untuk proses

mencapai kompetensi.31 Modul digital interaktif media belajr yang bisa

diakses secara online maupun offline yang berisi, teks, audio, video,

31
Iwan Majid, Satrio Hadi Wijoyo dan Admaja Dwi Herlambang, Pengembangan Modul Digital
Interaktif Berbasis Website menggunakan Kerangka Kerja Borg, Gall, And Gall pada Mata
Pelajaran Administrasi Sistem Jaringan di SMK Negeri 12 Malang, Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer, Vol. 4, No. 4, April 2020, hlm. 1308-1314
15

gambar, dan sebagainya yang dapat menjadi sumber informasi yang

interaktif karena menyajikan informasi secara dinamis dengan

dukungan dari multimedia seperti gambar, video, dan simulasi,32

Modul interaktif berbasis digital merupakan salah satu media

pembelajaran yang memungkinkan penggunanya dapat melakukan

interaksi secara intensif dan tidak terikat oleh ruang dan waktu dalam

penggunaanya sifat interaktivitas yang tinggi dari media berbasis

digital membuat pengguna akan merasa asyik terlibat dengan isi atau

subtansi yang dipelajar.33

Perkembangan teknologi yang semakin pesat, mendorong

tergantikannya teknologi cetak dengan teknologi komputer dalam

kegiatan pembelajaran. Modul yang pada mulanya merupakan media

pembelajaran cetak, ditransformasikan penyajiannya ke dalam bentuk

elektronik sehingga melahirkan istilah baru yaitu modul elektronik

atau yang dikenal dengan istilah e-modul. Modul elektronik atau e-

modul atau sering juga disebut modul digital, didefinisikan sebagai

suatu media pembelajaran dengan menggunakan komputer yang

menampilkan teks, gambar, grafik, audio, animasi, dan video dalam

proses pembelajaran.34

32
Zinnurain, Pengembangan E-Modul Pembelajaran Interaktif Berbasis Flip Pdf Corporate
Edition Pada Mata Kuliah Manajemen Diklat, Jurnal Inovasi Riset Akademik, Vol 1. No 1,
2021.
33
Ismantodan, Anisa Fitri, Pengembangan Modul Digital Interaktif Berbasis Pengalaman Siswa
Untuk Menguatkan Pembelajaran Numerasi SMP Dalam Mendukung Merdeka Belajar, Jurnal
Inovasi Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1, Juli 2022.
34
Komang Redy Winatha, Naswan Suharsono, dan Ketut Agustini, Pengembangan E-Modul
Interaktif Berbasis Proyek Mata Pelajaran Simulasi Digital, Jurnal Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan Vol. 15, No. 2, 2018.
16

Secara umum, kriteria modul digital interaktif yang baik terdiri

atas:

a. Tampilan gambar dan kombinasi warna harus menarik


b. Bahasa yang digubakan harus jelas dan mudah dipahami
c. Materi disajikan secara interaktif (memungkinkan partisipasi
siswa)
d. Berisi kebutuhan untuk mengakomodasi gaya belajar yang berbeda
e. Sesuai dengan karakteristik budaya populasi yang ditargetkan
f. Sesuai dengan karakteristik siswa, materi, dan tujuan yang ingin
dicapai,
g. Dapat digunakan sebagai alternatif pendukung pembelajaran
h. Dapat menampilkan virtual learning environment,
i. Berisi kegiatan belajar yang kontinui dan utuh, bukan sporadik dan
terpisah-pisah.35

b. Kelebihan dan Kekurangan Modul Digital Interkatif

Modul yang bersifat digital mempunyai kelebihan mampu

untuk menampilkan beberapa materi menggunakan media

pembelajaran yang bersifat interaktif.36. Modul digital interaktif

mempermudah pendidik mengajarkan materi yang bersifat abstrak,

mampu untuk menampilkan beberapa materi menggunakan media

pembelajaran yang bersifat interaktif termasuk mampu dalam

menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam dan

menghadirkannya di dalam kelas37

35
Lidia Aprileny Hutahaean, Siswandari dan Harin Dampak, Pemanfaatan E-Module Interaktif
Sebagai Media Pembelajaran Di Era Digital, Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Pendidikan Pascasarjana UNIMED ISBN : 978-623-92913-0-3
36
Edi Wibowo, Dona Dinda Pratiwi, Pengembangan Bahan Ajar Menggunakan Aplikasi

Kvisoft Flipbook Maker Materi Himpunan, Jurnal Matematika, Vol.1, No.2, 2018
37
Irwandani, Sri Latifah, Ardian Asyhari, Muzannur , Widayanti. Modul Digital Interaktif
Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni, Vol. 6, No. 2, 2017, hlm. 221– 231
17

Menurut Lidia Aprileny Hutahaean, Siswandari dan Harin

Dampak Positif Penggunaan E-module Interaktif sebagai Media

Pembelajaran yaitu sebgai berikut:

a. Memungkinkan siswa mengakses informasi berbasis multimedia


dalam bentuk audio, video, gambar, ataupun animasi
b. Meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.
c. Menyediakan pengalaman belajar yang manipulatif yang tidak
tersedia di lingkungan kelas yang normal
d. Memungkinkan siswa berinteraksi dengan media berdasarkan
umpan balik aktivitas yang mereka lakukan untuk meningkatkan
keterampilan
e. Memotivasi siswa dengan memberikan pengalaman belajar yang
mendalam dan transfer pengetahuan antar siswa
f. Tidak memandang perbedaan Suku Agama Ras dan Antar
Golongan
g. Siswa bebas berekspresi, terutama bagi siswa yang pemalu karena
lebih nyaman ketika memiliki ruang dan waktu sendiri
menggunakannya
h. Dapat diakses dimana saja dan kapan saja.38

Meskipun modul digital interkatif memiliki banyak kelebihan,

namun tetap memiliki kekurangan yang dapat berdampak negatif.

Menurut Lidia Aprileny Hutahaean, Siswandari dan Harin, dampak

negatif penggunaan e-module interaktif sebagai media pembelajaran

yaitu sebagai berikut:

a. Memakan waktu yang lama bagi siswa pemula yang belum


mengenal perangkat digital
b. Media pembelajaran lain yang memerlukan komunikasi tatap muka
berkurang, karena komunikasi berjalan secara elektronik
c. Adanya kemungkinan masalah teknis karena banyak perangkat
lunak yang diperlukan untuk mengoperasikannya
d. Kemampuan komputer atau smartphone mempengaruhi kecepatan
mengakses secara efisien.39

38
Lidia Aprileny Hutahaean, Siswandari dan Harin Dampak, Loc.Cit.
39
Ibid.
18

5. Flip pdf professional

a. Pengertian Flip pdf professional

Gambar 1. Logo Aplikasi Flip pdf professional

Flip pdf professional merupakan aplikasi yang dapat digunakan

untuk mengonversi pdf publikasi halaman flipping digital yang

memungkinkan untuk menciptakan konten pembelajaran yang

interaktif dengan beberapa fitur yang mendukung. Aplikasi ini mudah

menambahkan berbagai jenis tipe media animatif ke dalam flipbook.

Hanya dengan drag, drop, atau klik, maka berbagai media dapat

disisipkan ke dalam flipbook.40

Perangkat lunak Flip pdf professional merupakan aplikasi yang

dapat digunakan untuk mengkonversi pdf publikasi halaman flipping

digital yang memungkinkan kita untuk menciptakan konten

pembelajaran yang interaktif dengan beberapa fitur yang mendukung.

Flip pdf professional ini berbeda dengan pdf yang biasanya digunakan.

Dari segi tampilan, Flip pdf professional ini seperti tampilan e-book

yang dapat dibolak-balik saat membacanya.41


40
Fitri Ayu Febrianti, Pengembangan Digital Book Berbasis Flip PDF Professional untuk
Meningkatkan Kemampuan Literasi Sains Siswa, Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2,
102-115, Juli 2021, hlm. 105
41
Khairinal Khairinal, Suratno Suratno, Resi Yulia Aftiani, Pengembangan Media Pembelajaran
E-Book Berbasis Flip Pdf Professional Untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Dan Minat
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IIS 1 SMA Negeri 2 Kota Sungai
Penuh, Jurnal Manajmen Pendidikan dan Ilmu Sosial, Vol 2, No. 1, 2021,
19

E-book atau electronik book adalah buku teks yang dikonversi

menjadi format digital, e-book juga memiliki pengertian sebagai

lingkungan belajar yang memiliki aplikasi yang mengandung database

multimedia sumber daya instruksional yang menyimpan presentasi

multimedia tentang topik dalam sebuah buku.42 Digital Book atau

sering disebut E-Book (Electronic Book) dalam dunia pendidikan

merupakan publikasi berupa teks dan gambar dalam bentuk digital

yang diproduksi, diterbitkan, dan dapat dibaca melalui komputer atau

alat digital lainnya.43

Flip pdf professional adalah salah satu aplikasi yang digunakan

untuk membuat bahan ajar elektronik. Pembuatan bahan ajar elektronik

menggunakan Flip pdf professional dikarenakan aplikasi ini tidak

terpaku hanya pada tulisan-tulisan saja tetapi dapat dimasukan animasi

gerak, video, dan audio yang bisa menjadikannya sebuah media

pembelajaran interaktif yang menarik sehingga pembelajaran menjadi

tidak monoton.44

b. Prosedur Penggunaan Flip pdf professional

Prosedur pembuatan digital book menggunakan Flip pdf

professional yaitu sebagai berikut:

a. Siapkan file dengan format pdf, yang akan dijadikan buku digital.
2.
b. Install aplikasi Flip pdf professional.
42
Illa Restiyowati dan I Gusti Made Sanjaya. Pengembangan E-Book Interaktif Pada Materi
Kimia Semester Genap Kelas XI SMA. Journal of Chemical Education, Vol. 1, No. 1. 2012
43
Khairinal Khairina, Suratno Suratno, Resi Yulia Aftiani, Loc.Cit
44
Indah Sriwahyuni, Eko Risdianto dan, Henny Johan, Pengembangan Bahan Ajar Elektronik
Menggunakan Flip Pdf Professional Pada Materi Alat-Alat Optik Di SMA, Jurnal Kumparan
Fisika, Vol. 2 No. 3, 2019, hlm. 145-152
20

c. Pilih “New Project” untuk membuat proyek baru digital book, lalu
cari file pdf yang sudah disiapkan.
d. Atur tampilan, tools, hingga visual lainnya dengan
mendayagunakan menu “design settings”. Setelah selesai diatur,
klik “apply changes” untuk menerapkan perubahan
e. Lebih lanjut, klik “Edit Pages” untuk mengedit halaman, salah
satunya dengan cara menyisipkan media. Media yang bisa
disisipkan berupa video, audio, gambar, slider, teks, flash, dan
sebagainya. Setelah diatur sesuai dengan kebutuhan, maka klik
“Save and Exit” untuk menyimpan perubahan dan keluar dari
halaman Edit Pages.
f. Simpan proyek digital book, lalu pilih opsi publish. Pada opsi ini,
direkomendasikan memilih output berupa HTML5.
c. Kelebihan dan Kekurangan Flip pdf professional

Kelebihan pada aplikasi Flip pdf professional ini yaitu:

a. Interactive publishing. Dengan tampilan yang menarik, dengan


menambahkan video, gambar, link, dan lainnya menjadikan
flipbook interaktif dengan pengguna;
b. Terdapat berbagai macam template, tema, pemandangan, latar
belakang, dan plugin untuk menyesuaikan ebook kita;
c. Ebook dapat didukung dengan teks dan audio; dan
d. Format keluaran (output) yang fleksibel, seperti html, exe, zip, Mac
App, versi seluler dan burn ke CD.45
Beberapa kelemahan dari aplikasi tersebut diantaranya yaitu:

a. proses konversi berjalan lambat,


b. ukuran font dalam penulisan buku harus tetap agar tidak terlihat
kecil,
c. Jika menggunakan gambar, animasi, maupun vidio, harus bisa
terlihat jelas dan sebelumnya harus diedit terlebih dahulu.46

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Yayuk Lailatul Rohmah dan Norida

Canda Sakti pada tahun 2022 dengan judul Pengembangan Bahan Ajar

menggunakan Modul Elektronik Interaktif Berbasis Flip PDF Profesional pada

Kelas X IPS SMA yang mana pada penelitian ini bertujuan untuk merancang

media pembalajaran interaktif seperti modul elektronik interaktif


45
Khairinal Khairinal, Suratno Suratno, Resi Yulia Aftiani, Loc.Cit
46
Ibid., hlm. 107
21

menggunakan Flip pdf professional agar kegiatan pembelajaran menjadi lebih

inovatif dan mempermudahkan pemahaman materi lembaga jasa keuangan

kepada siswa. Peneliti menggunakan metode penelitian Research &

Development dengan penyederhanaan Borg and Gall. Hasil penilaian dari uji

coba dalam penelitian ini mengatakan bahwa modul elektronik interaktif

menggunakan Flip pdf professional dapat meningkatkan pemahaman materi

lembaga jasa keuangan dalam kelas X IPS SMA. Dengan melihat respons dari

peserta didik terhadap E-modul interaktif mengningkat menjadi 80,3% yang

berarti terdapat peningkatan pemahaman materi pada peserta didik sehingga e-

modul interaktif dapat digunakan dengan baik.47

Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Zinnurain

pada tahun 2021 dengan judul Pengembangan E-Modul Pembelajaran

Interaktif Berbasis Flip Pdf Corporate Edition Pada Mata Kuliah Manajemen

Diklat yang mana pada penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan

menghasilkan E-modul pembelajaran interaktif berbasis Flip PDF Corporate

Edition pada mata kuliah Manajemen Diklat yang layak digunakan

berdasarkan aspek materi, desain dan media serta mengetahui efektifitas

penggunakan e-modul yang digunakan dalam pembelajaran. Penelitian ini

merupakan penelitian Research and Development (R&D) dengan

menggunakan model pengembangan Borg and Gall. Subjek dalam penelitian

ini adalah Mahasiswa Semester III Program Studi Teknologi Pendidikan

Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi (FIPP) UNDIKMA. Uji validitas e-


47
Yayuk Lailatul Rohmah dan Norida Canda Sakti, Pengembangan Bahan Ajar menggunakan
Modul Elektronik Interaktif Berbasis Flip PDF Profesional pada Kelas X IPS SMA, Jekpend
Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 5 No. 2, 2022.
22

modul dilakukan oleh ahli materi, ahli desain, dan ahli media. Hasil penelitian

pengembangan ini menunjukkan produk yang dikembangkan memenuhi

kriteria validasi ahli materi mencapai 92% dengan kategori sangat valid, ahli

desain pembelajaran mencapai 83% dengan kategori valid, ahli media

mencapai 87% dengan kategori valid dan 86% persentase untuk efektifitas

penggunaan media.48.

Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ismanto dan

Anisa Fitir pada tahun 2022 dengan judul penelitian tentang Pengembangan

Modul Digital Interaktif Berbasis Pengalaman Siswa Untuk Menguatkan

Pembelajaran Numerasi SMP Dalam Mendukung Merdeka Belajar yang mana

pada penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan

dan menghasilkan produk modul digital interaktif matemtika SMP valid,

praktis dan efisien yang menguatkan pembelajaran numeras Model yang

digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah gabungan antara model

penelitian pengembangan Borg and Gall dengan model penelitian

pengembangan multimedia yang dikembangkan Luther. Analisis data

penelitian ini menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa modul digital interaktif berada dalam kriteria praktis

sehingga modul yang telah diujicobakan dan sudah valid, praktis tidak direvisi

dan efektif disebarluaskan secara terbatas melalui pelatihan. Hasil analisis

angket y ang diberikan kepada subyek operasional menunjukkan bahwa

48
Zinnurain, Pengembangan E-Modul Pembelajaran Interaktif Berbasis Flip Pdf Corporate
Edition Pada Mata Kuliah Manajemen Diklat, Jurnal Inovasi Riset Akademik, Vol 1. No 1.
2021,
23

modul digital interaktif yang dihasilkan menguatkan pembelajaran

numeras 49

Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Iwan Majid,

Satrio Hadi Wijoyo, dan Admaja Dwi Herlambang pada tahun 2020 dengan

judul penelitian tentang Pengembangan Modul Digital Interaktif Berbasis

Website menggunakan Kerangka Kerja Borg, Gall, And Gall pada Mata

Pelajaran Administrasi Sistem Jaringan di SMK Negeri 12 Malang yang mana

pada penelitian ini bertujuan untuk ujuan guna melaksanakan pengembangan

modul digital interaktif seraya basis website guna menaikkan proses mencapai

kompetensi keahlian dan mengetahui seberapa layak, efisiensi serta efektifitas

produk tersebut sebagai pendukung proses pembelajaran Administrasi Sistem

Jaringan SMK pada bahasan virtual private network. Metode pengambilan

data yang dipakai yaitu Research and Development memakai kerangka kerja

Borg, Gall & Gall. Hasil yang didapat dari informasi sebelumnya,

pengambilan data memperlihatkan bahwa pengembangan modul digital

interaktif berbasis website pada materi virtual private network adalah layak,

efisien serta efektif dalam proses pembelajaran dan boleh dipakai sebagai

media proses belajar guna menaikkan hasil capaian kompetensi pengetahuan

murid 50

49
Ismanto dan Anisa Fitir, Pengembangan Modul Digital Interaktif Berbasis Pengalaman Siswa
Untuk Menguatkan Pembelajaran Numerasi SMP Dalam Mendukung Merdeka Belajar, Jurnal
Inovasi Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1, 2022
50
Ismanto dan Anisa Fitir, Pengembangan Modul Digital Interaktif Berbasis Pengalaman Siswa
Untuk Menguatkan Pembelajaran Numerasi SMP Dalam Mendukung Merdeka Belajar, Jurnal
Inovasi Pendidikan Matematika, Vol. 3, No. 1, 2022
24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis dari penelitian ini tergolong dalam kategori Research and

Development atau penelitian dan pengembangan yang dikenal dengan istlah &D.

Menurut Brog & Gall, pendekatan R&D merupakan suatu metode yang

dipergunakan dalam memvalidasi dan mengembangkan suatu produk. Menurut

Richey and Kelin, Research and Development merupakan penelitian yang

mengkaji secara sistematis dalam membuat suatu produk, mengembangkan dan

memproduksinya melalui rancangan dan evaluasi kinerja produk.51

Dari beberapa pengertian tersebut, bisa diambil kesimpulan bahwa

pendekatan R&D adalah suatu proses atau pendekatan penelitian yang

dipergunakan dalam penyempuran suatu pengembangan produk yang sudah ada

atau dikembangkan suatu produk baru yang bisa dipertanggungjawabkan.

Pendekatan penelitian R&D juga bisa diartikan sebagai cara ilmiah untuk

melakukan penelitian dengan melakukan produksi dan penvalidasi siatu produk

yang sudah dikembangkan.

Dalam bidang pendidikan pendekatan R&D mampu mengahsilkan produk-

produk berupa media pembelajaran berbentuk media cetak maupun non-cetak,

termasuk pengembangan penggunan strategi pembelajaran, metode pembelajaran,

maupun segala bentuk sumber belajar yang bisa bermanfaat dalam kegiatan proses

belajar mengajar. Produk yang sudah dikembangkan oleh peneliti yaitu berupa
51
Sugiyono, Metode Penelitian dan Pengembangan, Bandung: Alfabeta, 2017, h. 28-29
25

modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professiona. Produk tersebut

merupakan salah satu jenis alat bantuk pengajaran yang bisa menjadi sumber

belajar bagi peserta didik.

B. Model Pengembangan

Proses yang dilakukan dalam mengembangkan dalam penelitian ini

merujuk pada pengembangan model Plomp52 yang mana tahapan model

pengembangan dari Plomp memiliki tiga tahapan penting yang tergambar dalam

suatu rangkaian yang tergambar berikut ini

Tahap membuat
Pendahuluan Tahap asesmen
prototipe (Prototyping
(Pleminary Research) (Assesment Phase)
Phase)

Gambar III.1 : Model Menurut Plomp dan Nieveen, 2013

C. Prosedur Pengembangan

Tahapan peneltian penelitian atau prosedur dari pengembangan produk

modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional untuk

mengoptimalkan proses pembelajaran siswa yakni materi tentang garis dan sudut

di MTs Swasta Al-Muslmun Kecamatan Sekijang Mati ini mempergunakan model

pengembangaan produk menurut pendapat Plomp. Tahapan prosedur dari model

Plomp ini dilakssanakan melaui tiga tahapan, yakni:

Menganalisis kebutuhan dan konteks


Pendahuluan
Menganalisis kemampuan pemahaman siswa
52 Menentukan
Tjeerd Plomp & judul op.cit, h. 23
Nienke Nieveen,
Menyiapkan buku-buku sumber dan buku refrensi lainnya

Merancang bentuk kegiatan pembealajaran yang sesuai

Merancang bentuk dan jenis penilaian yang akan disajikan

Merancang desain media


Prototipe
prototipe 1
T Valid
Revisi ? 26

Prototipe
i

Uji Coba Praktikalitas

Prakt Y
Revisi
is ?

Prototipe
i

Uji Coba Efektifitas

Efekt T Revisi
if ?
Prototipe
Akhir

Tahap
Asesment

Gambar III.2.
Tahapan Proses Pengembangan Modul Digital Interaktif
Berbantuan Aplikasi flip pdf professional

1. Fase Pendahuluan (Pleminary Research)

Langkah ini dilaksankan dengan penentuan permasalahan dasar yang


27

dibutuhkan untuk melakukan pengembangan sumber belajar. Tahap ini terdiri

dari tahapan penganalisisan tentang kebutuhan yang dperlukan (needs

analysis), analiss konten (content analysis), serta melakukan review teradap

sumber rujukan yang sesuai. Fase ini dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

a. Tahapan Analisis Kebutuhan

Proses penganalisaan terhadap kebutuhan adalah tahapan yang

dibutuhkan dalam menentukan keterampilan yang mesti dipelajari oleh

siswa guna mengoptimalkan aktivitas belajar atau pencapain keberhasilan

siswa. Modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional sebagai

salah satu cara dalam menunjang pencapain keberhasilan dari siswa.

Permasalahan yang dilalui penelitian ini yakni masih terbatasnya media

yang digunakan terutama media ajar digital interaktif. Sehingga diperlukan

alternatif pengembangan media ajar digital interaktif sebagai solusi perbaikan

kualitas manajemen pembelajaran di sekolah dengan cara memberikan

penyediaan fasilitas pembelajaran yang mumpuni, diantaranya tersedianya

modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang disusun

penulis sebagai bahan ajar dalam materi garis dan sudut untuk

meningkatkan proses pembelajaran.

b. Analisisi Konten (Content Analysis)

Content Analysis berisi tentang cakupan analisis terhadap kesesuaian

dari alat bantu proses belajar mengajar yang dikembangkan dengan

menyesuaikan terhadap kurikulum yang berlaku termasuk pengkajian

tentang karakteristik peserta didik yang sesuai dengan perancangan modul


28

digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang

dikembangkan. Karakteristik peserta didik yang dimaksud yaitu bagaimana

pemilihan materi yang disusun dalam modul digital interaktif berbantuan

aplikasi flip pdf professional yang kemudian dipilih dan ditetapkan, dirinci

dan disusun secara sistematis sebagai media ajar yang relevan untuk

digunakan sesuai dengan karakteristik peserta didik. Pemilihan materi ajar

juga dilakukan dengan mempertimbangkan kesesuaian konsep dan isi

materi dengan rancangan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip

pdf professional yang dikembangkan. Setelah itu, materi dirinci dan

disusun secara sistematis ke dalam modul digital interaktif berbantuan

aplikasi flip pdf professional yang dikembangkan agar saling

berkesinambungan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran

c. Pereviewan terhadap Literatur yang Sesuai

Modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional

yang dikembangkan pada pembelajaran mater garis dan sudut selanjutnya

akan dibuat dan didesain secara agar tampil menarik, baik dari aspek

warnanya, alur narasinya, visualisasinya. Media yang dibuat juga mesti

memuat catatan ataupun isi materi maupun latihan yang dibuat. Modul

digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional dengan

memanfaatkan lectora inspire yang dikembangkan dalam penelitian

disusun sesuai dengan kebutuhan materi pelajaran matematika guna

mempermudah guru dalam kegiatan pembelajaran yang sebelumnya lebih

banyak mempergunakan media ajar digital interaktif yang berbentuk media


29

cetak.

2. Tahapan Prototipe atau mengembangkan produk (Prototyping Phase)

Tahapan dalam proses ini terdiri dari aktivitas merancang dan

mengembangkan sumber belajar berupa multimedia yang inovatif dan

interaktif. Pengembangan media dilaksanakan melalu tahapan sebagai berikut:

a. Penetapan judul multedia.

b. Persiapan buku-buku sumber dan buku referensi lainnya.

c. Perancangan bentuk aktivitas pembelajaran yang sesuai.

d. Perancangan bentuk dan jenis penilaian yang akan diberikan.

e. Perancangan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional.

Modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang telah

dirancang kemudiam dibuat sesuai dengan perancangan yang sudahh disusun.

Tahapan perancangan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional dibuat dengan cara sebagai berikut

a. Memiliki bentuk multimedia interaktif dalam memudahkan bagi

pemakainya.

b. Dibaut dengan merancangnya secara bervariasi, menarik, dan komunikatif.

c. Memiliki kelengkapan dengan berbagai informasi yang berbentuk teks, foto

dan gambar.

Tahapan prototipe 1 yang dihasilkan dari fase realisasi modul digital

interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang sudah dibuat

selanjutnya akan dilakukan pengevaluasian secara mandiri yang selanjutnya


30

diuji oleh ahli materi dan ahli media agar mendapat saran untuk dilakukan

perbaikan sebelum dipakai. Penilain terhadap ahli dilakukan dengan

melibatkan dua orang ahli materi dan dua orang ahli media untuk

melaksanakan kevalidan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional yang sudah dibuat. kemudian, prototipe i yang sudah dinyatakan

layak bisa diujicobakan.

3. Tahap Asesmen (Assessment Phase)

Uji coba prototipe asesmen atau pengevaluasian pada tahap ini dilakukan

terhadap siswa. Evaluasi dilakukan pada setiap tahap uji coba. Hasil evaluasi

digunakan untuk merevisi modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional. Tahapan uji coba dan pengevaluasian dilakukan dengan

melaksanakan evaluasi satu-satu terhadap siswa MTs Swasta Al-Muslmun

Kecamatan Sekijang Mati dan merevisi prototipe yang telah dikembangkan

termasuk melakukan evaluasi produk melalui uji coba praktikalitas prototype

dan efektivitas.

Uji coba pada kelompok praktikalitas dilakukan dengan jumlah peserta

didik sebanyak 1 Kelas, untuk mengetahui praktikalitas modul digital interaktif

berbantuan aplikasi flip pdf professional yang dikembangkan. Setelah melihat

produk yang dikembangkan, siswa diminta untuk mengisi angket uji

praktikalitas yang tujuannya agar siswa sebagai pengguna modul digital

interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional secara langsung dapat

menilai dan memaparkan kekurangan pada modul digital interaktif berbantuan

aplikasi flip pdf professional yang digunakan. Selanjutnya, prototipe i yang


31

sudah dinyatakan praktis dapat digunakan untuk uji coba efektivitas.

Kegiatan uji coba efektivitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pelaksanaan dan keterlaksanaan modul digital interaktif berbantuan aplikasi

flip pdf professional terhadap pencapaian kemampuan pemahaman belajar

siswa melalui eksperimen dengan melibatkan 1 kelas dengan harapan dapat

meihat efektifitas modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional yang dikembangkan pada materi garis dan sudut di MTs Swasta

Al-Muslmun Kecamatan Sekijang Mati.

D. Jenis data

Jenis data yang didapatkan dari kegiatan mengembangkan modul digital

interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional ini yakni data kuantitatif yang

dipergunakan dalam menganlisis tingkat validitas produk dan praktikalitasnya

termasuk efekfitasnya. Data tersebut diperoleh melalui penyebaran kuesioner

(angket) dan tes. Angket yang dipakai terbagi menjadi angket untuk evaluasi

dariahli ahli materi, angket untuk evaluasi dari ahli media, sedangkan tes

digunakan mendapatkan nilai hasil evaluasi siswa setelah memanfaatkan LKS

yang sudah dibuat dengan tujuan untuk melihat keberhasilan belajar siswa setelah

menggunakan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional.

E. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Peneliti menggunakan subjek siswa MTs Swasta Al-Muslmun

Kecamatan Sekijang Mati. Subjek dalam penelitian ini adalah untuk menguji

validitas modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang
32

dikembangkan dengan melibatkan empat orang validator yang terdiri dari dua

orang validator ahli materi dan dua orang validator ahli media pembelajaran.

Subjek uji coba produk dalam penelitian ini adalah siswa Adapun rincian dari

subjek penelitian ini sebagai berikut:

TABEL III.1
SUBJEK PENELITIAN

Subjek
Jumlah Keterangan
Penelitian
2 Ahli Media (2 Orang Dosen Ahli
Media UIN Suska Riau )
Validator 4 Orang
2 Ahli Materi (1 Orang Dosen dan 1
Orang Guru Mata Pelajaran Matematika
Kelompok uji
21 Orang Siswa Kelas XI IPS 2
praktikalitas
Kelompok uji
25 Orang Siswa Kelas XI IPS 1
efektivitas
Sumber: Data Olahan, 2022

2. Objek Penelitian

Objek yang menjadi sasaran dari penelitian ini yaitu modul digital

interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang sudah dikembangkan

untuk memfasilitasi proses pembelajaran siswa tentang materi garis dan sudut

di MTs Swasta Al-Muslmun Kecamatan Sekijang Mati.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Swasta Al-Muslmun Kecamatan

Sekijang Mati.

2. Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu pada bulan Oktober-


33

Desember 2023 MTs Swasta Al-Muslmun Kecamatan Sekijang Mati

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian dilakukan denga

teknik yang terdiri dari teknik:

1. Lembar Validasi

Sugiyono menyebuytkan bahwa lembar validasi produk memiliki tujuan

untuk mengetahui kevalidan produk yang telah dikembangkan baik dari aspek

media mampun dari segi materinya.53 Peneliti menggunakan dua uji validitas

dalam penelitian ini yaitu, lembar uji validasi dari ahli materi dan lembar uji

validasi dari ahli media. Kemudian untuk aspek penilaian media pembelajaran

dibagi menjadi dua yaitu, aspek rekayasa media dan komunikasi visual.

Lembar uji validitas dalam penelitian ini yaitu lembar validasi yang dipakai

oleh validator dalam menilai kevalidan modul digital interaktif berbantuan

aplikasi flip pdf professional yang dibuat. Penyusunan lembar uji validitas ahli

materi dan media pembelajaran disusun menggunakan format rating scale

(bertingkat). Rating scale merupakan data mentah yang diperoleh berupa

angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.54 Rating scale yang

digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:55

TABEL III.2.
SKOR ALTERNATIF JAWABAN
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Baik 5
Baik 4
53
Sugiyono, Op.Cit., h. 414
54
Sudaryono, Pengembangan Instrument Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013, h. 55
55
Trianto, Pengantar Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011, h. 268
34

Cukup Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1
Sumber: Trianto, 2011: 268

2. Angket Praktikalitas

Instrument penelitian dalam peneltian ini berupa daftar pertanyaan atau

yang disesuaikan dengan petunjuk pengisiannya.56 Penggunaan angket

praktikalitas berguna untuk mencari informasi yang lengkap yang berisi

tentang suatu masalah dengan cara menilai tanggapan responden yang

memberikan jawaban yang sesuai dengan kenyataannya.57 Menurut Wina

angket mempunyai beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut58

a. Angket bisa digunakan untuk pengumpulan data dari sejumlah responden

atau sumber atau sumber data yang jumlahnya cukup besar.

b. Akan mudah dianalisis karena setiap responden mendapatkan pertanyaan

yang sama.

c. Akan memiliki kebebasan untu menjawab setiap pertanyaan sesuai dengan

keyakinannya.

d. Tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, karena pengisiannya

tidak terlalu terikat oleh waktu.

Mengingat jumlah responden dalam penelitian ini sangat banyak, maka

akan lebih efektif jika menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data

berupa tanggapan siswa terhadap produk. Mengingat cara menjawab kuesioner

(kuesioner), maka termasuk kuesioner tertutup, yaitu kuesioner yang


56
Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur, Jakarta: Kencana,
2013, h. 255
57
Riduwan, Belajar Mudah Penilitian Untuk Guru dan Karyawan, dan Peneliti Pemula,
Bandung: Alfabeta, 2012, h. 71
58
Wina Sanjaya, Op.Cit.,h. 255-256
35

dirancang sedemikian rupa sehingga responden hanya memilih jawaban yang

diberikan. Saat ini yang terlihat pada jawaban yang diberikan dalam kuesioner

yang digunakan adalah kuesioner langsung dimana jawaban responden

mempengaruhi dirinya dan bukan orang lain.

Angket respon terhadap terhadap pengembangan modul digital interaktif

berbantuan aplikasi flip pdf professional untuk mengoptimalkan keberhasilan

belajar siswa pada materi garis dan sudut yang digunakan untuk memperoleh

data yang berkaitan dengan praktikalitas modul digital interaktif berbantuan

aplikasi flip pdf professional pada materi garis dan sudut yang dikembangkan.

Angket diberikan kepada siswa untuk mengetahui respon mereka setelah

menggunakan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional

pada materi garis dan sudut.

Angket yang digunakan disusun dengan format skala guttman. Skala

guttman adalah skala pengukuran yang membutuhkan jawab tegas dari

respondennya, seperti jawaban “iya” atau “tidak, “benar” atau “salah”,

“pernah” atau “tidak pernah” dan lain sebagainya.59 Perhitungan Skala

Guttman yang digunakan dapat dilihat pada tabel III. 3 berikut:60

TABEL III.3
SKOR ALTERNATIF JAWABAN ANGKET PRAKTIKALITAS
Skor Alternatif Jawaban
1 Iya
0 Tidak
59
Sudaryono, Pengembangan Instrument Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu,
2013, h. 55
60
Trianto, Pengantar Penelitian dan Penelitian Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2011, h. 268
36

Sumber: Trianto, 2011: 268

3. Tes

Tes adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus

dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk

mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Teknik ini digunakan untuk

mendapatkan data pencapaian keberhasilan belajar melalui tes tertulis

berbentuk objektif yang berkaitan dengan materi pelajaran matematika. Test

pada penelitian ini terdiri dari tes awal, dan tes akhir yang bertujuan untuk

mengetahui pemahaman siswa pada mata pelajaran matematika setelah

mendapatkan perlakuan dengan menggunakan modul digital interaktif

berbantuan aplikasi flip pdf professional pada materi garis dan sudut

H. Instrumen Penelitian

Pengembangan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional untuk mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa pada materi garis

dan sudut menggunakan instrument berupa lembar validasi, angket, dan tes.

Menurut Hartono, alat penelitian erat kaitannya dengan alat ukur, alat ukur yang

digunakan untuk mengevaluasi sesuatu untuk mengetahui seberapa jauh dan apa

yang telah dicapai dibandingkan dengan standar yang seharusnya.61 Instrumen

yang dapat digunakan tergantung pada jenis data yang dibutuhkan sesuai dengan

masalah penelitian.62 Alat insturmen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

angket, angket, dan tes yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Lembar Validasi

61
Hartono, Analisis Item Instrumen, Pekanbaru: Zanafa, 2015, h. 58
62
Wina Sanjaya, Op.Cit.,h. 248
37

Tingkat validitas modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional untuk mengoptimalkan keberhasilan belajar siswa pada materi

garis dan sudut yang dikembangkan dilihat dengan menggunakan lembar

validasi. Lembar validasi diisi oleh ahli materi dan ahli media pembelajaran.

a. Validasi oleh Ahli Materi

Lembar validasi yang ditujukan untuk ahli materi juga menggunakan

format skala penilaian. Lembar penilaian ahli materi ini digunakan untuk

mengetahui apakah modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional dalam materi garis dan sudut yang dikembangkan memiliki

kualitas teknis yang baik atau tidak. Indikator yang digunakan dalam

penilaian ahli materi pada penelitian ini terdiri dari enam indikator yaitu,

relevansi materi dan KD, ketepatan materi, penunjang materi pembelajaran,

pemutakhiran materi, penyampaian pembelajaran dan kelengkapan

penyampaian. Lembar validasi yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada tabel III.4 di bawah ini:

TABEL III.4
KISI-KISI VALIDASI AHLI MATERI MODUL DIGITAL
INTERAKTIF BERBANTUAN APLIKASI FLIP PDF
PROFESSIONAL
N Indikator Aspek Penilaian Materi
o
1 Kesesuaian dengan Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar
KD Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran
2 Keakuratan materi Materi disajikan dengan jelas
38

N Indikator Aspek Penilaian Materi


o
Materi mudah dipahami
3 Pendukung materi Pendukung berupa gambar dan contoh sesuai dengan
pembelajaran konsep
Soal latihan mengacu pada materi yang disajikan pada
modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf
professional
4 Kemutakhiran materi Penyampaian materi pada modul digital interaktif
berbantuan aplikasi flip pdf professional sesuai dengan
karakteristik siswa
Materi dan gambar yang terdapat pada modul digital
interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional adalah
materi dan gambar yang bersifat aktual (terbaru)
5 Penyajian Pembelajaran pada modul digital interaktif berbantuan
pembelajaran aplikasi flip pdf professional menarik minat belajar siswa
Mendorong rasa ingin tahu siswa
6 Kelengkapan Pembelajaran pada modul digital interaktif berbantuan
penyajian aplikasi flip pdf professional memuat materi secara
lengkap
Terdapat evaluasi pada akhir pembelajaran
Sumber: Modifikasi Rosihah, dan Pamungkas, 2015

b. Validasi oleh Ahli Media Pembelajaran

Lembar validasi ahli multimedia dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui apakah materi yang disusun dalam modul digital interaktif

berbantuan aplikasi flip pdf professiona. Indikator yang dipergunakan dalam

penilaian profesional media dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

kategori, yaitu faktor evaluasi komunikasi visual dan faktor evaluasi

rekayasa media. Penelitian tersebut merubah aspek penelitian yang

dilakukan oleh oleh Rosihah dan Pamungkas. Lembar validasi media untuk

butir tes rekayasa media yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel III. 5 berikut

TABEL III. 5
KISI-KISI VALIDASI AHLI MEDIA MODUL DIGITAL
INTERAKTIF BERBANTUAN APLIKASI FLIP PDF
PROFESSIONAL PADA ASPEK PENILAIAN REKAYASA MEDIA

No Indikator Aspek Penilaian Rekayasa Media


39

1 Kegunaan Keefektifan dalam penggunaan modul digital


modul digital
interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional
interaktif Keefisien dalam pengembangan
berbantuan Reliabilitas (kehandalan dalam pemakaian)
aplikasi flip
Dapat dipelihara/dikelola dengan mudah
pdf Usabilitas (Mudah digunakan)
professional
Ketepatan memilih media
Kejelasan petunjuk penggunaan media
Reusabilitas (dapat digunakan kembali)
Kemenarikan media
Kepraktisan sebagai media
Sumber: Modifikasi Rosihah, dan Pamungkas, 2015

Lembar validasi media memuat aspek penilaian komunikasi visual

yang dapat dilihat pada tabel III. 6 sebagai berikut:

TABEL III. 6
KISI-KISI VALIDASI AHLI MEDIA MODUL DIGITAL
INTERAKTIF BERBANTUAN APLIKASI FLIP PDF
PROFESSIONAL PADA ASPEK PENILAIAN KOMUNIKASI
VISUAL
No Indikator Aspek Penilaian Komunikasi Visual
1 Ukuran Modul Kesesuaian ukuran pengembangan modul digital interaktif
digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional
berbantuan Keharmonisan unsur penggunaan warna
aplikasi flip pdf Komposisi dan ukuran (judul dan gambar pada cover)
professional Pemilihan ukuran huruf
2 Desain Isi Kreatif dan inovatif (Media pembelajaran menarik)
Ukuran Modul Komunikatif (bahasa mudah dipahami)
digital interaktif Pemilihan jenis huruf
berbantuan Pengaturan jarak
aplikasi flip pdf Keterbacaan teks
professional Ketepatan penempatan gambar
Keseimbangan proporsi gambar
Kesesuaian gambar yang mendukung materi
Kesesuaian penempatan gambar dan tulisan
Sumber: Rosihah, dan Pamungkas, 2015

2. Angket Praktikalitas

Angket ini bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kepraktisan modul

digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang telah

dikembangkan. Pilihan jawaban dalam angket diberikan skala dengan rentang


40

nilai 1 dan 0, skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala guttman,

yaitu skala pengukuran dengan dua tipe jawaban. 63 Penelitian menggunakan

skala Guttman dilakukan karena mendapatkan jawaban yang tegas terhadap

suatu permasalahan yang di tanyakan.

Angket uji praktikalitas dalam penelitian ini menggunakan angket respon

siswa tentang pengembangan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip

pdf professional dengan indikator penilaian yang terdiri dari kualitas media,

kualitas materi, dan kualitas teknik. Angket penilaian uji praktikalitas

pengembangan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional dapat dilihat pada tabel III. 7 kisi-kisi angket yaitu sebagai

berikut:

TABEL III. 7
KISI-KISI ANGKET UJI PRAKTIKALITAS MODUL DIGITAL
INTERAKTIF BERBANTUAN APLIKASI FLIP PDF
PROFESSIONAL
No Indikator Aspek Penilaian
1 Kualitas Media Multimedia LKS mudah dipergunakan
Multimedia bisa dipergunakan secara mandiri
2 Kualitas Materi Latihan soal memudahkan memahami materi
Petunjuk pengerjaan soal jelas
Materi mudah dipahami
Penyajian materi tersusun secara menarik
Penggunaan bahasa mudah dipahami
Meningkatkan motivasi belajar siswa
3 Kualitas Teknis Petunjuk pengunaan jelas
Pemilihan huruf menarik
Pemilihan warna sesuai
Tampilan gambar menarik
Sumber: Rosihah, dan Pamungkas, 2015

3. Soal Tes

Tes ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa pada mata
63
Trianto, Op. Cit., h. 268
41

pelajaran matematika setelah mendapatkan perlakuan dengan menggunakan

Modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional, baik sebelum

maupun sesudah perlaukan. Adapun tes yang dilaksanakan dalam penelitian

ini adalah:

a. Pre-test dilakukan sebelum penelitian dimulai. Nilai dari tes ini digunakan

sebagai nilai pretest.

b. Post-test diberikan setelah penelitian selesai dilakukan untuk memperoleh

hasil belajat siswa setelah diberikan perlakuan. Nilai dari tes ini digunakan

sebagai postest. Soal yang diberikan menyesuakan dengan materi yang

telah dipelajari.

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian in menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif untk

proses pengolahan datanya yang juga diergunakan untuk mendiskripsikan hasil uji

validitas dan praktikalitas modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional.

1. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis deskriptif kualitatif dilakukan dengan mengumpulkan

informasi dari data kualitatif berupa masukan, kritik dan saran perbaikan

dalam suatu kuesioner. Metode analisis deskriptif kualitatif ini digunakan

untuk mengelola data hasil telaah ahli materi dan ahli media berupa saran dan

komentar perbaikan modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf

professional.

2. Analisis Deskriptif Kuantitatif


42

Cara menganalisa data kuantitatif yang berupa angka yang didapatkan

dari angket dan tes dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif.

a. Uji Validasi Produk

Lembar validasi yang dikembangkan oleh ahli materi dan ahli

media akan mendapatkan poin yang menunjukkan tingkat validasi produk

yang dikembangkan. Lemba validasi memiliki tanda untuk setiap

pernyataan berdasarkan jawaban lain yang diberikan. Analisis validasi

diawali dengan proses klasifikasi data dari halaman validasi yang

terkumpul. Kemudian data tersebut direpresentasikan dengan sebuah

formula:

P=
∑ skor yang diperoleh x 100 %
skor maksimum

Hasil persentase data tersebut diorganisasikan menjadi kategori-


kategori seperti pada tabel III.8 berikut:64
TABEL III. 8
KATEGORI VALIDITAS MODUL DIGITAL INTERAKTIF
BERBANTUAN APLIKASI FLIP PDF PROFESSIONAL

No. Persentase Keidealan (%) Kategori


1 0 ≤ P< 20 Sangat Tidak Valid
2 20 ≤ P< 40 Kurang Valid
3 40 ≤ P< 60 Cukup Valid
4 60 ≤ P< 80 Valid
5 80 ≤ P ≤ 100 Sangat Valid
Sumber : Modifikasi dari Riduwan: 2011

Kemudian data tersebut diinterpretasikan dengan teknik deskriptif.

Sehingga dapat dilihat sejauh mana tingkat validitas modul digital

interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang dikembangkan.


Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2018, h.
64

15
43

b. Analisis Uji Praktikalitas

Untuk mengetahui praktsnya atau tidaknya Modul digital interaktif

berbantuan aplikasi flip pdf professional, yaitu dengan menggunakan

angket respon siswa dalam tes kelompok terarah. Uji praktikalitas diawali

dengan proses tabulasi data dari angket respon siswa yang terkumpul. Data

kemudian dikonversi ke rumus persentase yang sesuai:

P=
∑ skor yang diperoleh x 100 %
skor maksimum

Keidealan persentase data tersebut diorganisasikan menjadi

kategori-kategori seperti pada tabel III. 9 berikut:65

TABEL III. 9
KATEGORI PRAKTIKALITAS MODUL DIGITAL INTERAKTIF
BERBANTUAN APLIKASI FLIP PDF PROFESSIONAL

No Persentase Keidealan (%) Kategori


.
1 0 ≤ P< 20 Sangat Tidak Praktis
2 20 ≤ P< 40 Kurang Praktis
3 40 ≤ P< 60 Cukup Praktis
4 60 ≤ P< 80 Praktis
5 80 ≤ P ≤ 100 Sangat Praktis
Sumber : Modifikasi dari Riduwan: 2011

Kemudian data tersebut diinterpretasikan dengan teknik deskriptif

melihat sejauh mana tingkat praktikalitas modul digital interaktif

berbantuan aplikasi flip pdf professional yang dikembangkan.

c. Uji Efektivitas

Pengujian efektivitas dilakukan dengan mengujicobakan modul digital

interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional yang dikembangkan

Ibid., h. 15
65
44

untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui

manfaat modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional

yang dikembangkan dalam proses pembelajaran, dilakukan pre-

eksperimen yang hanya melibatkan satu kelas. Kelompok tersebut

diberikan pretest dan posttest. Desain penelitian yang digunakan adalah

one group pre-post test design

TABEL III. 10
ONE GROUP PRE-POST TEST DESIGN
Kelompok Pretest Perlakukan Posttest
Kelas Pra Eksperimen T1 X T2
Sumber: Sugiyono, 2017: 156

Keterangan:

T1 : Test Awal (Pretest) sebelum diberi perlakuan

X : Perlakuan (treatment)

T1 : Test Akhir (Posttest) sesudah diberikan perlakuan

Analisis peningkatan hasil belajar siswa dilakukan dengan

menggunakan uji hipotesis komparatif dua sampel (Paired Sample T- test).

Uji paired sample t-tes merupakan uji parametrik yang dapat digunakan

pada dua data berpasangan. Tujuan dari uji ini adalah untuk melihat

apakah ada perbedaan rata-rata antara dua sampel yang saling berpasangan

atau berhubungan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

pretest dan posttest. Pengujian paired sample t-tes menggunakan bantuan

softwere SPSS 25 for windows dengan taraf signifikansi 5% atau a = 0,05.

Dasar pengambilan keputusan untuk menerima atau menolak Ho

pada uji paired sample t-tes yaitu Ho ditolak jika sig < 0,05 dan Ho
45

diterima jika sig > 0,05. Peningkatan kemampuan hasil belajar dilakukan

dengan cara menghitung perolehan hasil belajar dari nilai posttest dengan

rumus:

P=
∑ skor yang diperoleh x 100 %
skor maksimum

Kriteria hasil rentang kualitatif adalah sebagai berikut:

TABEL III. 11
KATEGORI RENTANG NILAI KEMAMPUAN PEMAHAHAN
SISWA
No. Persentase (%) Kategori
1 76%-100% Kemampuan Sangat Baik
2 51%-75% Kemampuan Baik
3 26%-50% Kemampuan Tidak Baik
4 <25% Kemampuan Sangat Tidak Baik
Sumber: Arikunto, 2015: 45

Hipotesis penelitiannya adalah:

Ha = Terdapat perbedaan rata-rata kemampuan pemahahan siswa

sebelum dengan kemampuan pemahahan siswa sesudah diterapkan

modul digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional.

Ho = Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa sebelum

dengan kemampuan pemahahan siswa sesudah diterapkan modul

digital interaktif berbantuan aplikasi flip pdf professional

Anda mungkin juga menyukai