Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

STUDI KASUS KARDIOVASKULAR


KELOMPOK 1
Dosen Pengampu : Ns. Gad Datak, M.Kep.,Sp.MB

ANATHACIA MEYLANIE (PO.62.20.1.22.052)


GHIA SEPTYA HARDI (PO.62.20.1.22.062)
MAGDALENA MUTIARA OKTAVIA (PO.62.20.1.22.072)
NOVEMI LESTI (PO.62.20.1.22.084)
YUNITHA VIRNA AMELIA (PO.62.20.1.22.099)
ZHAIRIN SYAMI (PO.62.20.1.22.100)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
JURUSAN KEPERAAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN REGULER 25B
Modul 1.1
Topik Perkuliahan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Hipertensi
Hari/Tgl/Pkl
Sesi Tutorial/Small Group Discussion (SGD)
Pengajar/Fasilitato Ns. Gad Datak, M.Kep.,Sp.MB
R
Pengetahuan yang  Anatomi & Fisiologi
harus diketahui/tugas  Farmakologi
baca  Patologi
 Konsep Dasar Keperawatan
 Dokumentasi Keperawatan
 Promosi Kesehatan
 Referensi :
1. Doenges, M, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan;Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,alih
bahasa Kariasa Made I, et al. Jakarta : EGC.
2. Lewis, S. M., Heitkemper, M.M., Dirksen, S.R. (2004). medical surgical
nursing: assesment & management of clinical problems, volume 2, 6 th
edition,. St.Louis,Missouri:Mosby.
3. Potter., & Perry. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses dan praktik vol I,alih bahasa Asih Yasmin, et al. Jakarta: EGC.
4. Price,SA & Wilson,LM. (2006). Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, alih bahasa Peter Anugerah,. Jakarta : EGC.
5. Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar buku keperawatan
medikal bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Alih bahasa Agung Waluyo,
et al. Jakarta : EGC.
6. Sudoyo, AW, Setiyo Hadi Alwi I, Simadibrata, M.etiasi.(2006). Buku Ajar
Penyakit Dalam Jilid 1,2 & 3. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
7. The Seventh Report of The Joint National Committee On Prevention,
Detection,Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7,
2004)
8. Wilkinson, J,M. (2005). Nursing diagnosis handbook with NIC
interventions and NOC outcomes. New Jersey : Pearson Prentice Hall.
9. Farmakologi, Jurnal/artikel keperawatan atau kesehatan, situs
internet, dll

Kegiatan 1. Bacalah kasus berikut :


Pembelajaran KASUS Tn.S
Tn. S usia 53 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala dan
tengkuk terasa tegang sejak 3 hari yang lalu dan minum obat bodrex yang
dibeli di warung. 10 tahun yang lalu Tn. S didiagnosa hipertensi tetapi pasien
jarang mengontrolkan diri
Menurut Tn. S mempunyai kebiasaan merokok sejak di bangku SMP dan
suka makanan yang berlemak. Orangtua (ibu) Tn. S meninggal karena
hipertensi. Hasil Pemeriksaan fisik : Tekanan darah 160/110 mm Hg, nadi = 80
x / menit , suhu = 36℃ ,pernapasan = 20 X / menit.

1. Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee On Prevention,


Detection,Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7), hipertensi Tn.S
termasuk klasifikasi yang mana?
Jawaban: Berdasarkan data di atas, hipertensi Tn.S termasuk dalam klasifikasi
Hipertensi Tahap 2 dengan TD 160/110mm Hg. Yang mana menurut JNC-7 terdapat 5
klasifikasi Hipertensi, yakni:
 Normal : <120 (TDS) dan < 80 (TDD)
 Pra-Hipertensi : 120-139 (TDS) atau 80-89 (TDD)
 Hipertensi tingkat 1 : 140-159 (TDS) atau 90-99 (TDD)
 Hipertensi tingkat 2 : >160(TDS) atau >100 (TDD)
 Hipertensi Sistolik Terisolasi : >140(TDS) dan <90 (TDD)

2. Fokus anamnesa yang perlu digali lagi pada Tn.S!


Jawaban: Anamnesa yang diperlukan yakni,
• Apakah Tn.S memiliki riwayat penyakit hipertensi?

3. Identifikasi obat-obat hipertensi yang akan diberikan pada Tn. S!


Jawaban: Obat yang dapat direkomendasikan pada Tn.S,
a. Captropil 12,5 Mg x 100 Tab
 Generik : Captopril.
 Hipertensi sedang sampai berat (sebagai dosis tunggal atau dikombinasi
dengan diuretik), gagal jantung kronis.
 Efek Samping : Penurunan nafsu makan, penurunan kemampuan indera
perasa, batuk kering, insomnia, mengantuk, sakit kepala, Kemerahan dan
sensasi hangat di wajah, leher, atau dada(Flushing), Denyut jantung cepat
atau jantung berdebar
 Dosis : Dosis awal 12,5–25 mg, 2 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga
50–75 mg per hari, 2 kali sehari setelah 2 minggu pengobatan.
 Interaksi Obat : Ada beberapa interaksi antarobat yang dapat terjadi jika
captopril dikonsumsi dengan obat-obatan tertentu, seperti:
a) Peningkatan risiko terjadinya efek samping captopril jika digunakan
bersama probenecid
b) Peningkatan kadar lithium dalam darah yang bisa menyebabkan
keracunan obat
c) Peningkatan risiko terjadinya kadar gula darah terlalu rendah
(hipoglikemia) jika digunakan dengan obat golongan sulfonilurea, atau
obat antidiabetes, seperti insulin
d) Peningkatan risiko terjadinya leukopenia (rendahnya kadar sel darah
putih) jika digunakan dengan allopurinol, procainamide atau obat
imunosupresan
e) Peningkatan risiko terjadinya hipotensi jika digunakan dengan
antidepresan trisiklik atau antipsikotik
f) Penurunan efektivitas captopril dan peningkatan risiko terjadinya
gangguan ginjal jika digunakan bersama obat golongan NSAID
b. Furosemid 40 Mg x 10 Tab
 Furosemide bisa diberikan dalam bentuk obat minum atau suntik, baik
suntikan ke dalam otot (intramuskular/IM) atau ke dalam pembuluh darah
(intravena/IV). Untuk Hipertensi sendiri, bisa menggunakan obat ini dalam
bentuk tablet.
 Generik: Furosemide
 Dosis :
a) Dosis awal 250 mg. Jika diperlukan, 250 mg bisa diberikan lagi setiap 4−6
jam. Dosis maksimal 1.500 mg per hari atau,
b) 0–80 mg per hari (Bisa dikombinasikan dengan obat antihipertensi).
 Efek Samping : Pusing, sakit kepala, mual dan muntah, diare, penglihatan
buram, sembelit, kram otot, merasa sangat lelah, mulut terasa sangat kering
 Interaksi Obat :
a) Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal jika digunakan bersama
antibiotik golongan sefalosporin
b) Peningkatan risiko terjadinya kerusakan telinga jika digunakan bersama
antibiotik golongan aminoglikosida, polymyxin, vancomycin, cisplatin,
atau ethacrynic acid
c) Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan bersama
dengan obat diuretik hemat kalium, seperti spironolactone
d) Peningkatan risiko terjadinya kerusakan jantung jika digunakan bersama
dengan antihistamin, antipsikotik, atau obat glikosida jantung, seperti
digoxin
e) Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan bersama
carbamazepine
f) Peningkatan risiko terjadinya tekanan darah terlalu rendah jika digunakan
dengan obat antihipertensi ACE inhibitor dan ARB atau antidepresan
MAOI
g) Penurunan efektivitas furosemide jika digunakan dengan obat golongan
NSAID, seperti ibuprofen dan asam mefenamat
h) Penurunan efektivitas obat antidiabetes
i) jika digunakan bersama dengan antihistamin, antipsikotik, atau obat
glikosida jantung, seperti digoxin
j) Peningkatan risiko terjadinya hiponatremia jika digunakan bersama
carbamazepine
k) Peningkatan risiko terjadinya tekanan darah terlalu rendah jika digunakan
dengan obat antihipertensi ACE inhibitor dan ARB atau antidepresan
MAOI
l) Penurunan efektivitas furosemide jika digunakan dengan obat golongan
NSAID, seperti ibuprofen dan asam mefenamat
m) Penurunan efektivitas obat antidiabetes
c. Lisinopril 5 Mg x 10 Tab
 Konsumsi lisinopril bertujuan untuk membantu mengendalikan tensi dan
mencegah komplikasi akibat tekanan darah tinggi, tetapi tidak bisa
menyembuhkan hipertensi. Lisinopril merupakan golongan ACE inhibitor yang
bekerja dengan cara merelaksasi pembuluh darah sehingga darah dapat
mengalir lebih mudah.
 Generik : Lisinopril
 Efek Samping : Pusing, sakit kepala, mual dan muntah, diare. batuk kering,
lelah yang tidak biasa, pilek, penurunan gairah seksual
 Dosis : Dosis awal 10 mg sekali sehari. Dosis perawatan 20 mg, 1 kali sehari,
yang dapat ditingkatkan hingga maksimal 80 mg per hari.
 Interaksi Obat :
a) Peningkatan risiko terjadinya angioedema jika digunakan dengan
sirolimus atau sacubitril
b) Peningkatan risiko terjadinya hipotensi, hiperkalemia, dan gagal ginjal
jika digunakan dengan aliskiren
c) Bertambahnya efek penurun darah dari lisinopril jika digunakan dengan
diuretik atau obat antihipertensi lain
d) Peningkatan risiko terjadinya hipoglikemia jika digunakan dengan insulin
atau obat antidiabetes
e) Peningkatan kadar dan efek toksik dari lithium dalam darah
f) Peningkatan risiko terjadinya kerusakan ginjal dan penurunan efektivitas
lisinopril jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)
g) Peningkatan risiko terjadinya hiperkalemia jika digunakan dengan
suplemen kalium atau diuretik hemat kalium.

4. Pemeriksaan diagnostik apa yang disarankan pada pada T. S dan alasannya !


Jawaban : Pemeriksaan yang dapat direkomendasikan pada Tn.S yakni,
 EKG : Untuk melihat apakah adanya kemungkinan pembesaran ventrikel kiri,
pembesaran atrium kiri, serta apakah adanya PJK atau aritmia.
 Foto Rontgen : Untuk mengecek adakah kemungkinan ditemukan pembesaran
jantung, vaskularisasi atau aorta yang lebar.
 Pemeriksaan laboratorium: Fungsi ginjal dengan elektrolit dan perhitungan laju
filtrasi glomerulus (estimated glomerular filtration rate), profil lipid, dan gula
darah puasa
 Ekokardiogram : Untuk melihat apakah ada penebalan dinding ventrikel kiri, serta
kemungkinan sudah terjadinya dilatasi & gangguan fungsi sistolik & diastolik.
Tentunya pemeriksaan ini dilakukan karena pasien diketahui merupakan perokok aktif.
Dan rokok sendiri memiliki efek samping yang sangat fatal pada kondisi organ Jantung
serta menjadi salah satu faktor pemicu adanya hipertensi.

5. Data Subjektif dan Data Objektif pada Tn. S !


Jawaban : Dari Kasus tersebut di dapatkan Data sebagai berikut.
 Ds (Data Subjektif) :
a) Pasien Mengeluh sakit kepala
b) Tengkuk terasa tegang
c) Perokok
d) Mengonsumsi makanan berlemak
 Do (Data Objektif) :
a) Td : 160/110 mmHg
b) N : 80x/menit
c) S : 36°C
d) RR : 20x/menit

6. Susun dan buatlah diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan


berdasarkan kasus di atas ! (Gunakan Pendekatan SDKI, SIKI & SLKI)
• Diagnosa :
a) Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan
peningkatan afterload, vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi
ventricular
b) Gangguan rasa nyaman : Nyeri kepala b.d Peningkatan tekanan pembuluh
darah serebral
• Tujuan : Afterload tidak meningkat, tidak terjadi vasokonstriksi, tidak terjadi
iskemia miokard
• Intervensi keperawatan :
a) Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
b) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
c) Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
d) Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
e) Catat edema umum
f) Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas.
g) Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditemapt tidur/kursi
h) Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
i) Lakukan tindakan yang nyaman seperti pijatan punggung dan leher
j) Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
k) Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
l) Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
m) Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi.
Modul 1.2

Topik Perkuliahan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit Jantung


Koroner
Hari/Tgl/Pkl
Sesi Tutorial/Small Group Discussion (SGD)
Pengajar/Fasilitator Ns. Gad Datak, M.Kep.,Sp.MB
Pengetahuan yang  Anatomi & Fisiologi
harus diketahui/tugas  Farmakologi
baca  Konsep Dasar Keperawatan
 Dokumentasi Keperawatan
 Promosi Kesehatan
 Referensi :
10.Doenges, M, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan;Pedoman untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,alih bahasa Kariasa
Made I, et al. Jakarta : EGC.
11.Guyton, A.,A. (1996). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Alih
bahasa Petrus Andrianto. Jakarta:EGC.
12.Lewis, S. M., Heitkemper, M.M., Dirksen, S.R. (2004). medical surgical
nursing: assesment & management of clinical problems, volume 2, 6 th
edition,. St.Louis,Missouri:Mosby.
13.Potter., & Perry. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses dan praktik vol I,alih bahasa Asih Yasmin, et al. Jakarta: EGC.
14.Price,SA & Wilson,LM. (2006). Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, alih bahasa Peter Anugerah,. Jakarta : EGC.
15.Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar buku keperawatan medikal
bedah Brunner & Suddarth vol 1, edisi 8. Alih bahasa Agung Waluyo, et al.
Jakarta : EGC.
16.Sudoyo, AW, Setiyo Hadi Alwi I, Simadibrata, M.etiasi.(2006). Buku Ajar
Penyakit Dalam Jilid 1,2 & 3. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam FKUI.
17.Wilkinson, J,M. (2005). Nursing diagnosis handbook with NIC interventions
and NOC outcomes. New Jersey : Pearson Prentice Hall.
18. Farmakologi, Jurnal/artikel keperawatan atau kesehatan,
situs internet, dll

Kegiatan 3. Bacalah kasus berikut :


Pembelajaran Kasus Coronary Artery Disease (CAD)

Tn. O, usia 45 tahun dirawat di ruang ICVCU dengan keluhan nyeri dada sebelah
kiri. 2 bulan yang lalu Tn X merasakan dada kiri terasa panas, menjalar hingga
leher dan kepala, badan terasa sering lemah, jari-jari ekstremitas bawah kadang-
kadang terasa kesemutan dan dibawa oleh keluarga ke poli jantung dan
didiagnosa Coronary Artery Disease (CAD).
Tn. O mempunyai kebiasaaan merokok dan minum kopi. Orang tua (ayah)
meninggal karena stroke.
Tanda vital : tekanan darah 150/100 mm Hg, nadi 64 x/mnt, RR 20 x/mnt, suhu
36 ⁰C
Terapi : Aspilet 1 x 2 tablet, ISDN 3 x 1 tablet, Diazepam 3 x 1, captopril 3 x 1.
Hasil laboratorium : Hb 13,6 gr%; leukosit 10 rb/mm3; GDS 65; kreatinin 1,22;
ureum 29; uric acid 7,2 mg/dl; trigliserida 263 mg/dl; kolesterol 205 md/dl; LDL
134 mg/dl ; HDL 38 mg/dl
Hasil foto rontgen : LVH (CTR 57%)
Hasil EKG : sinus bradicardi, left ventricular hypertrophy, non spesific ST
abnormality
Hasil Echocardiography : CAD disfungsi diastolic ringan

4. Mendiskusikan pengkajian pada Tn. O!


a. Bagaimana proses munculnya rasa nyeri (pathofisiologi) rasa nyeri yang
dikeluhkan oleh Tn. O tersebut?
Jawaban : CAD terjadi ketika arteri yang memasok darah ke otot
jantung menjadi mengeras dan menyempit. Hal ini disebabkan oleh
penumpukan kolesterol dan bahan lainnya, yang disebut plak, di
dinding bagian dalamnya. Penumpukan ini disebut aterosklerosis.
Seiring waktu, sedikit darah bisa mengalir melalui arteri. Akibatnya,
otot jantung tidak bisa mendapatkan darah atau oksigen yang
dibutuhkannya. Hal ini dapat menyebabkan nyeri dada (angina) atau
serangan jantung (heart attack) Sebagian besar serangan jantung
terjadi saat gumpalan darah tiba-tiba runtuh dan memotong suplai
darah jantung, menyebabkan kerusakan jantung permanen yang mana
nantinya CAD juga bisa melemahkan otot jantung dan berkontribusi
pada gagal jantung dan aritmia. Gagal jantung berarti jantung tidak bisa
memompa darah dengan baik ke bagian tubuh lainnya. Aritmia adalah
perubahan irama normal pada jantung.
b. Identifikasi faktor risiko yang perlu dikaji pada Tn. O!
Jawaban : Faktor risiko yang perlu dikaji yakni,
 Usia : Usia 45 Tahun cukup rentan terkena penyakit ini
 Hipertensi : Tekanan darah yang tinggi juga merupakan salah
satu faktor risiko yang cukup membahayakan karena tidak
memiliki gejala awal dan apabila dibiarkan dapat berakibat fatal
 Merokok : Seseorang yang merupakan perokok aktif akan sangat
berisiko terkena penyakit jantung
 Konsumsi Kopi : Kafein dapat memicu naiknya tekanan darah
serta peningkatan Frekuensi denyut jantung bahkan beberapa
penelitian menyatakan bahwa kafein dapat mengakibatkan
kelenjar adrenal menghasilkan adreline yang berpotensi
meningkatkan tekanan darah.
 Kolesterol : Kadar Kolesterol yang tinggi tentunya akan
mengakibatkan adanya aterosklerosis yakni penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah yang mana hal ini merupakan awal
dari adanya penyakit stroke dan Penyakit jantung Koroner (PJK)
 Faktor Keturunan : Dari data pasien, diketahui bahwa salah satu
orang tuanya memiliki riwayat stroke dan tentunya hal ini tidak
menutup kemungkinan pasien juga memiliki Gen penyakit yang
sama.

5. Mendiskusikan terapi dan pemeriksaan diagnostik pada Tn.O


Pertanyaan :
a. Implikasi keperawatan dari masing-masing terapi obat yang diberikan!
 Aspilet : Aspilet 1 x 2 tablet
Aspilets adalah obat untuk mencegah terjadinya serangan
jantung, angina pektoris, atau stroke berulang pada orang yang
berisiko mengalaminya. Selain sebagai analgetik-antipiretik,
aspirin yang terkandung di dalam Aspilets juga bisa bekerja
sebagai antiplatelet. Aspirin dapat menghalangi sel keping darah
(trombosit) saling menempel. Cara kerja ini akan mencegah
terbentuknya gumpalan darah yang bisa memicu terjadinya
angina pektoris, serangan jantung, atau stroke
 ISDN : 3 x 1 Tablet
bekerja sebagai vasodilator dengan cara melebarkan pembuluh
darah, sehingga aliran darah ke otot jantung lebih lancar dan
beban kerja jantung berkurang. Dengan penggunaan yang tepat,
isosorbide dinitrate dapat mencegah dan mengatasi angina,
serta mengobati gagal jantung.
 Diazepam : 3 x 1 Tablet
Diazepam umumnya berfungsi untuk menangani kejang dan
melemaskan otot yang kaku atau tegang. Obat ini juga
digunakan untuk menenangkan pasien sebelum operasi dan
menangani gangguan kecemasan berat.
 Captopril : 3 x 1 Tablet
Obat ini berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal
jantung. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk
melindungi jantung ,serta menangani penyakit ginjal akibat
diabetes (nefropati diabetik).

b. Identifikasi hasil laboratorium yang bermasalah!


Jawaban :
1) GDS 65 mg/dl (Rendah) sedangkan untuk kadar gula darah yang
normal adalah 70-130 mg/dl
2) Kreatinin 1,22 mg/dl(Tinggi), sedangkan untuk normalnya adalah
0,6-1,2 mg/dl untuk pria dewasa
3) Trigliserida 263 mg/dl (Tinggi), normalnya adalah < 200 atau <
150 mg/dl (Apabila ada DM)
4) Kolesterol 205 md/dl (Tinggi), sedangkan normalnya adalah < 200
md/dl
5) Uric Acid 7,2 mg/dl(Tinggi), normalnya pada pria dewasa adalah
3,4-7,0 mg/dl
6) LDL 134 mg/dl (Tinggi), normalnya dibawah < 130 atau <100
(apabila ada DM)
7) HDL 38 mg/dl (Rendah), normalnya ≥ 60 mg/dl

c. Hasil pemeriksaan diagnostik :


1) Foto rontgen : LVH (CTR 57%)
Jawaban : CTR (cardio thorak ratio) adalah perbandingan besar
jantung dengan ukuran dada, dimana normalnya kurang dari
50%. Jika hasil CTR lebih dari 50% hal ini menandakan adanya
pembesaran jantung. Pembesaran jantung dapat ke kiri atau ke
kanan, tergantung ruang jantung bagian mana yang membesar.
Pembesaran jantung kekiri identik dengan pembesaran/
hipertrofi otot ventrikel/bilik kiri jantung, atau disebut dengan
LVH (left ventrikel hipertrofi). Maka dari hasil pemeriksaan
tersebut dapat diketahui bahwa adanya kardiomegali hipertrofi,
yakni pertambahan massa pada ventrikel kiri jantung akibat
adanya penebalan pada otot ventrikel kiri jantung
2) EKG : sinus bradicardi, left ventricular hypertrophy, non spesific
ST abnormality
Jawaban :
a) Sinus Bradicardi - EKG atau elektrokardiogram merupakan
pemeriksaan yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik
jantung. Pada hasil pemeriksaan jantung dengan kesimpulan
sinus, maka dapat dikatakan bahwa aktivitas listrik dan irama
jantung pasien normal, sedangkan EKG bradikardi, dapat
diartikan bahwa detak jantung lebih lambat dari normalnya
atau kurang dari 60 kali per menit (normalnya 60 - 100
kali per menit). Bradikardia dapat disebabkan gangguan
jantung, kebiasaan merokok, stres, hipotiroid,
ketidakseimbangan elektrolit dalam darah, sleep apnea, atau
efek obat-obatan.
b) LVH - Left ventricular hypertrophy adalah kondisi di mana sisi
kiri dinding otot jantung (ventrikel) mengalami penebalan
atau disebut dengan hypertrophy. LVH dapat terjadi karena
merespons beberapa kondisi, seperti tekanan darah tinggi
atau kondisi yang memaksa ventrikel kiri bekerja lebih keras.
Apabila ventrikel bekerja terlalu keras, jaringan otot pada
dinding ruang jantung menjadi lebih tebal dari normal dan
meningkat secara bertahap. Pembesaran otot jantung
membuatnya menjadi tidak lagi elastis dan akhirnya akan
gagal memompa dengan tekanan yang sesuai.
c) Nonspecific ST abnormality: kelainan pada gelombang ST dan
T yang tidak spesifik. Kelainan ST dan T yang tipikal dapat
diamati pada kondisi iskemia otot jantung,
gangguan elektrolit
3) Echocardiography : CAD disfungsi diastolic ringan
Jawaban : CAD disfungsi diastolic ringan yaitu keadaan yang tidak
normal yang terjadi di ventrikel. Ventrikel tidak dapat terisi
dengan maksimal dan darah terbendung di organ tubuh
(terutama paru-paru)

6. Susunlah diagnosa Keperawatan dan Rencana keperawatan pada Tn. O!


(Gunakan Pendekatan SDKI, SIKI & SLKI)
• Diagnosa Keperawatan : Nyeri yang berhubungan dengan adanya
hambatan aliran darah dalam arteri yang mensuplai jantung.
• Rencana Keperawatan :
a) Anjurkan pasien untuk memberitahu perawat dengan cepat bila
terjadi nyeri dada
- R: nyeri dan peurunan curah jantung dapat merangsang
system simpatis untuk mengeluarkan sejumlah besar
norepinefrin, yang meningkatkan agregasi trombosit dan
mengeluarkan tromboxane A2. Hal ini karena Vasokontriktor
Poten yang menyebabkan spasme artei koroner yang dapat
mencetus, mengkomplikasi dan/atau memperlama serangan
angina memanjang. Nyeri tak bisa ditahan menyebabkan
respon vasovagal, menurunkan TD dan frekuensi jantung.
b) Kaji dan catat respon klien/efek obat
- R: memberikan informasi tentang kemajuan penyakit. Alat
dalam evaluasi keefektifan intervensi dan dapat menunjukkan
kebutuhan perubahan program pengobatan.
c) Evaluasi laporan nyeri pada rahang, leher, bahu, tangan, atau
lengan (khususnya pada sisi kiri).
- R: nyeri jantung dapat menyebar, contoh nyeri sering lebih ke
permukaan dipersarafi oleh tingkat saraf spinal yang sama
d) Pantau kecepatan/irama jantung.
- R: pasien angina tidak stabil mengalami peningkatan disritmia
yang mengancam hidup secara akut, yang terjadi pada respon
terhadap iskemia dan/atau stress
Modul 1.3

Topik Perkuliahan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gagal Jantung


Hari/Tgl/Pkl
Sesi Tutorial/Small Group Discussion (SGD)
Pengajar/Fasilitator Ns. Gad Datak, M.Kep.,Sp.MB
Pengetahuan yang harus  Anatomi & Fisiologi
diketahui/tugas baca  Farmakologi
 Konsep Dasar Keperawatan
 Dokumentasi Keperawatan
 Promosi Kesehatan
 Referensi :
19.Doenges, M, et al. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan;Pedoman
untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien,alih
bahasa Kariasa Made I, et al. Jakarta : EGC.
20.Guyton, A.,A. (1996). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Alih
bahasa Petrus Andrianto. Jakarta:EGC.
21.Lewis, S. M., Heitkemper, M.M., Dirksen, S.R. (2004). medical surgical
nursing: assesment & management of clinical problems, volume 2, 6 th
edition,. St.Louis,Missouri:Mosby.
22.Potter., & Perry. (2006). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses dan praktik vol I,alih bahasa Asih Yasmin, et al. Jakarta: EGC.
23.Price,SA & Wilson,LM. (2006). Patofisiologi:Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit, alih bahasa Peter Anugerah,. Jakarta : EGC.
24.Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar buku keperawatan
medikal bedah Brunner & Suddarth vol 1, edisi
8. Alih bahasa Agung Waluyo, et al. Jakarta : EGC.
25.Sudoyo, AW, Setiyo Hadi Alwi I, Simadibrata, M.etiasi.(2006). Buku Ajar
Penyakit Dalam Jilid 1,2 & 3. Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI.
26.Wilkinson, J,M. (2005). Nursing diagnosis handbook with NIC
interventions and NOC outcomes. New Jersey : Pearson Prentice Hall.
27. Farmakologi, Jurnal/artikel keperawatan atau kesehatan,
situs internet, dll

Kegiatan 1. Bacalah kasus berikut :


Pembelajaran Kasus Gagal Jantung
Tn. A, usia 50 tahun, seorang sopir, masuk ke ICVCU dengan keluhan
utama sesak napas dan berkurang jika posisi setengah duduk atau tidur
menggunakan 2 bantal atau lebih, sesak napas terkadang dirasakan pada
malam hari batuk kadang-kadang. Pasien didiagnosa : Decompensasi Cordis
Tn. A mempunyai kebiasaan merokok. 5 Tahun yang lalu Tn.A didiagnosa
hipertensi, tetapi pernah memeriksakan diri secara teratur. Orang tua Tn.A
(ayah) menderita hipertensi & DM.

Pemeriksaan fisik ditemukan : tanda vital 140/90 mm Hg, HR 100 x/menit,


RR 24 x/menit, Suhu : 36ºC, TB : 160 cm, BB = 75 kg, bunyi jantung S1 & S2
normal, murmur (-), gallop (+), JVP meningkat, suara napas , wheezing -/-,
ronchi +/+, akral dingin, CRT >2 detik, edema pedis(2+/2+).
Hasil laboratorium : Hb 11,9 gr%; leukosit 5.200/mm³, GDS 100 mg/dl,
kolesterol 235 mg/dl, Trigliserida 251 mg/dl, HDL : 49 mg/dl, LDL 150 mg/dl,
SGOT 32 U/L, SGPT 31 U/L. Natrium 144 mmol/L, Kalium 3.9 mmol/L, Klorida
101 mmol/L.
Analisa gas darah (AGD) : pH7.437, PCO2 33.9, PO2 102, HCO3 22.8, O2 Sat
97.7, BE -0.3 ,Total CO2 23.9,
Hasil ECG : gelombang QRS membesar
Hasil foto thorax : ± 75%.
Hasil USG Jantung: LV dilatasi, mitral stenosis, aorta stenosis/aorta
insufisiesi.
Terapi : Oksigen 3 ltr/menit, Infus D5% : 15 tts/mnt, inhalasi
ventolin:bisolvon:NaCl 0,9% (1:1:1), Digoxin 1 x 1 tab, furosemid 1 x 40 mg,
captopril 2 x 12,5 mg, Simvastatin 10 mg 1 x 1, Antasida syrup 3 x 1.

2. Mendiskusikan pengkajian pada Tn. A!


a. Bagaimana proses munculnya sesak napas (pathofisiologi) yang
dikeluhkan oleh Tn. A tersebut?
Jawaban : Sesak nafas pada penderita gagal jantung disebabkan
oleh kongesti paru atau penumpukan cairan pada rongga
interstisial dan alveoli paru (kantung tempat pertukaran oksigen
dan karbon dioksida). Cairan tersebut akan menghambat
pengembangan paru-paru sehingga mangalami kesulitan
bernafas. Terdapat beberapa faktor lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas seperti obesitas, adanya infeksi paru
dan akibat distress psikologi seperti kecemasan serta depresi.
Kegagalan fungsi paru-paru pada penderita gagal jantung akibat
oedema/penumpukan cairan akan berdampak pada penurunan
saturasi oksigen. Saturasi oksigen adalah presentase kadar
oksigen yang di ikat oleh haemoglobin atau sel darah merah
untuk di transportasikan ke seluruh jaringan tubuh, sehingga
kadar saturasi oksigen yang baik yaitu 95-100% akan
berdampak pada pengurangan sesak nafas pada
penderita gagal jantung

b. Identifikasi faktor risiko yang perlu dikaji pada Tn. A!


Jawaban : Faktor Risiko yang perlu kita kaji adalah
- Faktor Keturunan (Orang tua memiliki riwayat hipertensi dan DM)
- Hipertensi
- Merokok
- Kegemukan/Obesitas (IMT: 27)
- Usia
- Kadar Kolesterol

3. Mendiskusikan terapi dan pemeriksaan diagnostik pada Tn.A!


a. Implikasi keperawatan dari masing-masing terapi obat yang diberikan!
 Digoxin : merupakan obat yang digunakan untuk mengobati
penyakit jantung, seperti aritmia dan gagal jantung. Obat ini
bekerja dengan membuat irama jantung kembali normal
dan memperkuat jantung dalam memompa darah ke
seluruh tubuh. Digoxin merupakan obat glikosida jantung
yang bekerja dengan cara memengaruhi beberapa jenis
mineral, yaitu natrium dan kalium di dalam sel-sel jantung.
Cara kerja ini akan mengurangi beban kerja jantung,
membantu mengembalikan irama jantung menjadi normal
dan stabil, serta memperkuat detak jantung.
- Dosis : dosis awal adalah 750–1.500 mcg (0,75–1,5 mg) yang diberikan
dalam 24 jam pertama sebagai dosis tunggal. Dosis awal dapat
diberikan dalam dosis terbagi setiap 6 jam jika kondisi tidak terlalu
berbahaya. Dosis pada pasien yang mengalami gagal jantung ringan
adalah 250–750 mcg (0,25–0,75 mg) tiap hari selama 1 minggu. Dosis
pemeliharaan umumnya adalah adalah 0,125–0,25 mg per hari.
 Furosemid :
- Furosemida efektif untuk pengobatan berbagai edema, Seperti: Edema
karena gangguan jantung, Edema yang berhubungan dengan gangguan
ginjal dan sirosishati. Supportive measures pada edema otak. Edema
yang disebabkan luka bakar. Serta Untuk pengobatan hipertensi ringan
dan sedang. Dan Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan
- (Bentuk Suntikan) Dewasa: 20–50 mg, diberikan secara perlahan. Dosis
dapat ditingkatkan 20 mg setiap 2 jam jika diperlukan. Dosis maksimal
1.500 mg per hari.
- (Bentuk Tablet) Dosis awal adalah 40 mg per hari. Jika kondisi
menunjukkan perbaikan, dosis dapat dikurangi menjadi 20 mg per hari
atau 40 mg setiap 2 hari sekali. Pada kasus edema berat, dosis bisa
diberikan hingga 80 mg per hari.
 Captopril : Captopril adalah obat untuk menangani
hipertensi, gagal jantung, dan penyakit ginjal akibat
diabetes (nefropati diabetik). Obat ini bisa digunakan
sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lain,
seperti diuretik. Captopril juga dapat dimanfaatkan untuk
mendukung pemulihan setelah serangan jantung.
- Captopril bekerja dengan menghambat pembentukan angiotensin II,
yaitu hormon yang berfungsimenyempitkan pembuluh darah. Cara
kerja ini akan melebarkan pembuluh darah sehingga aliran darah lebih
lancar, tekanan darah menurun, dan kerja jantung dalam memompa
darah menjadi lebih ringan
- Dosis : Dosis awal 6,25–12,5 mg, 2–3 kali sehari. Dosis dapat
ditingkatkan secara bertahap setelah 2 minggu pengobatan sesuai
respons pasien terhadap obat. Dosis perawatan 75–150 mg per hari
yang terbagi dalam beberapa dosis.
 Simvastatin : Indikasi simvastatin antara lain adalah sebagai terapi
preventif pada pasien dengan risiko tinggi kardiovaskular, yaitu pada
pasien dengan riwayat penyakit jantung koroner, diabetes mellitus,
penyakit arteri perifer, riwayat stroke atau penyakit serebrovaskular
lainnyaUntuk dewasa simvastatin dianjurkan pemberian
dosis awal 10-20 mg perhari malam hari, kemudian dosis
dapat ditingkatkan tiap empat minggu hingga tercapai
target kadar lipoprotein pada pasien. Bila dosis 40 mg tidak
mampu mencapai target kadar lipoprotein yang diharapkan,
maka dianjurkan untuk mengganti dengan sediaan statin
yang memiliki efek reduksi kolesterol LDL yang lebih tinggi.
Hal ini lebih baik dibandingkan dengan menaikkan dosis
simvastatin menjadi 80 mg perhari. Dosis maksimal
simvastatin adalah 80 mg per hari.
 Antasida : Antasida yang diminum untuk meredakan sakit
maag, gejalautama penyakit gastroesophageal refluks,
ataupun gangguanasam pencernaan. Pengobatan dengan
antasida dan hanyaditujukan untuk gejala ringan saja.
Pengobatan ulkus akibatkeasaman yang berlebihan
mungkin memerlukan antagonis reseptor H2 atau pompa
proton untuk menghambat asam,dan mengurangi H. Pylori.
- Dosis : Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun: 250–1000 mg, 3
kali sehari
 Inhalasi (ventolin :bisolvon;NaCl 0,9%) :
- Ventolin inhaler merupakan obat dengan kandungan Salbutamol yang
digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernafasan seperti
asma dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Obat ini bekerja
dengan cara merangsang secara selektif reseptor beta-2 adrenergik
terutama pada otot bronkus. hal ini menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi karena otot bronkus mengalami relaksasi.
- Nacl Mengencerkan dahak. Pada asma berat, setelah terapi ihalasi
dengan bronodilator dapat di lanjutkan dengan cairan NaCl0,9%
memakai nebulizer selama 20-30 menit, 3-4 kali sehari.
- Dosis: dewasa: awal 2.5 mg, lalu dapat ditingkatkan sampai 5mg. Dapat
diulangi 4 kali sehari nebulizer. Obstruksi saluran napas berat umtuk
dewasa dapat diberikan sampai 40mg/hari
b. Apa makna dari hasil pemeriksaan Laboratorium/diagnostik
 Foto rontgen : CTR ± 75%
Jawaban : Arti dari Foto Rontgen tersebut,
= Left Ventricular Hypertrophy (Hipertrofi ventrikel kiri)
merupakan pertambahan massa pada ventrikel (bilik) kiri
jantung, dimana normalnya kurang dari 50%. Jika pada hasil
rotgen pasien dinyatakan CTR lebih dari 50% hal ini
menandakan adanya pembesaran jantung. Hal tersebut
merupakan respon sel miosit terhadap stimulus yang
menyertai peningkatan tekanan darah. Hipertrofi miosit
terjadi sebagai mekanisme kompensasi peningkatan tekanan
afterload. Stimulus mekanis dan neurohormonalyang
menyertai hipertensi akan mengaktivasi pertumbuhan sel
miokard, ekspresi gen dan berujung kepada hipertrofi
ventrikel kiri. Selain itu aktivasi sistemreni angiotensin akan
menyebabkan pertumbuhan intestitium dan komponen sel
matriks
 EKG : gelombang QRS membesar
Jawaban : Sejumlah kompleks QRS beserta
tatanamanya.Lihat juga: Sistem konduksi listrik jantung
Kompleks QRS adalah struktur EKG yang
berhubungandengan depolarisasi ventrikel. Karena ventrikel
mengandung lebih banyak massa otot daripada atrium.
kompleks QRS lebih besar daripada gelombang P.
Disamping itu, karena sistem His/Purkinje
mengkoordinasikan depolarisasi ventrikel, kompleks QRS
cenderung memandang "tegak" daripada membundar
karena pertambahan kecepatan konduksi. Kompleks QRS
yang normal berdurasi 0,06-0.10 s (60-100 ms) yang
ditunjukkan dengan 3 kotak kecil atau kurang, namun setiap
ketidaknormalan konduksi bisa lebih panjang, dan
menyebabkan perluasan kompleks QRS.
 Mengapa perlu diperiksa AGD pada Tn. A?
Jawaban : Karena adanya gangguan metabolik atau
gangguan respiratorik pada pasien Tn. A. Dalam kasus gagal
jantung, Dengan hasil AGD Tn. A yakni pH normal dengan
7,437, PC02 kurang yaitu 33,9, PO2 bertambah yaitu 102,
HCO3 kurang yaitu 22,8, 02 sat normal dengan 97.7. BE
kurang yaitu 23.9.
Diperlukan adanya Rujukan Normal AGD (Analisa Gula
Darah) sebagai berikut.

4. Komponen Nilai Rujukan Ket


Susunlah
pH 7,35-7,45 atau Dewasa
7,36-7,44 & Anak
PO2 75-100 mmHg
PCO2 35-45 mmHg
HCO3 24-28 mEg/L
BE (Base +2- -2 (+2
Exess) mEg/L
O2 Saturasi 95-100%
CO2 40-4- mmHg
diagnosa & rencana keperawatan pada Tn. A! (Gunakan Pendekatan
SDKI, SIKI & SLKI)
• Diagnosa Keperawatan :
Penurunan curah jantung dengan adanya perubahan frekuensi
jantung dan perubahan kontraktilitas
• Intervensi Keperawatan :
a) Monitor tanda-tanda vital secara rutin
Rasional : Memeriksa tanda-tanda vital klien secara rutin
untuk menentukan normal atau tidak
b) Posisikan pasien dengan semi fowler atau fowler dengan
kaki ke bawah atau dengan posisi nyaman
c) Catat tanda dan gejala penurunan curah jantung
Rasional : Mencatat tanda dan gejala dari pasien yang
mengalami penurunan curah jantung
d) Mengkaji warna dan suhu kulit serta adanya sianosis dan
perubahan kulit yang pucat
e) Mengkaji fungsi jantung : bunyi, frekuensi dan irama
jantung
f) Observasi sirkulasi nadi perifer
g) Memantau Tekanan darah pasien
h) Memantau konsentrasi urine dan haluan tiap jam
i) Memberikan oksigenasi untuk mempertahankan saturasi
arteri lebih dari 90%
j) Mengkaji perubahan pada sensori : letargi, bingung,
disorientasi, cemas, dan depresi
k) Memberikan suasana lingkungan yang tenang dan tirah
baring
l) Kolaborasi pemberian obat anti aritmia jika diperlukan
m) Menganjurkan pasien untuk melakukan aktiitas secara
bertahap

Anda mungkin juga menyukai