Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN

KIMIA FARMA 189 SRIWIJAYA

Nama Kelompok:
1. Nurul Aeni Haida (2008060025)
2. Olivia Aditya (2008060027)
Topik: Penatalaksanaan Terapi Penyakit Degenerative

Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif merupakan kondisi kesehatan dimana organ atau
jaringan terkait keadaan yang terus menurun seiring waktu Penyakit ini terjadi
karena adanya perubahan perubahan pada sel-sel tubuh yang akhirnya
mempengaruhi fungsi organ secara menyeluruh. Penyakit degeneratif semakin
berkembang karena menurunnya aktivitas fisik, gaya hidup dan pola makan (Swari,
2020).
Penyakit degeneratif ini tanpa disadari masyarakat sudah dapat dimulai sejak
usia produktif dan masyarakat baru memeriksakan diri setelah timbul gejala. Pola
hidup dengan diet tinggi lemak (makanan cepat saji) dan tingkat stress tinggi
mempunyai kontribusi positif terhadap timbulnya penyakit degenerative
(Khumaeroh, 2016).
Penyakit degeneratif yaitu penyakit yang mengakibatkan organ atau jaringan
rusak dari waktu ke waktu Penyakit degeneratif sendiri mempunyai banyak
jenis terkait gaya hidupnya, genetic, proses penuaannya. Kebanyakan orang yang
mengalami ini adalah lansia, namun saat ini orang yang belum lansia bisa
mengalaminya (Hidayah, N dkk, 2022).
Jenis Penyakit Degeneratif yang umum di jumpai di Kimia Farma 189 antara lain,
Diabetes Melitus, Hipertensi, Penyakit Jantung, Asam Urat, Kolestrol.
1. Diabetes Melitus
Diabetes adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan kadargula
darah yang tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan oleh gangguan sekresi
insulin, dan resistensi insulin atau keduanya. Hiperglikemia yang
berlangsung lama (kronik) pada diabetes melitus akan menyebabkan
kerusakan gangguan fungsi, kegagalan berbagai organ, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah lainnya.

1
Algoritma Pematalaksanaan Diabetes Melitus

2
2. Hipertensi
Hipertensi merupakan kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan
darah secara kronis (dalam kurun waktu yang lama) yang dapat
menyebabkan kesakitan pada seseorang dan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Seseorang dapat disebut menderita hipertensi jika didapatkan
tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg.
Tekanan darah yang selalu tinggi dan tidak diobati atau dicegah sejak
dini, maka sangat berisiko menyebabkan penyakit degeneratif seperti
retinopati, penebalan dinding jantung, kerusakan ginjal, jantung koroner,
pecahnya pembuluh darah, stroke, bahkan dapat menyebabkan kematian
mendadak.
Algoritma Penatalaksanaan Penyakit Hipertensi

Gambar. Algoritma penatalaksanaan hipertensi esensial, terapi awal dan


kombinasi (Guideline,UK.NICE,2014)

3. Jantung Koroner
Penyakit Jantung Koroner (PJK). PJK adalah gangguan fungsi jantung
karena kurangnya suplai darah menuju otot jantung disebabkan adanya plak

3
pada pembuluh darah arteri koroner (atherosclerosis) sehingga
menyebabkan penyumbatan (Kemenkes RI, 2017).
Terapi non-farmakologis dan farmakologis Penyakit Jantung Koroner
Ketepatan dalam melakukan penatalaksanan nyeri dada pada pasien
PJK sangat menentukan prognosis penyakit. Penatalaksanaan nyeri dapat
dilakukan melalui terapi baik farmakologis maupun non farmakologis.

Algoritma Penatalaksanaan Jantung Koroner:


1. Obat-obatan:
a. Simvastatin 1x20-40mg atau Atorvastatin 1x20-40mg atau
rosuvastatin 1 x 20 mg jika kadar LDL di atas target
b. Aspilet 1x80-160 mg
c. Clopidogrel 1x75mg atau Ticagrelor 2x90mg
d. Bisoprolol 1x5-10mg jika fungsi ginjal bagus, atau Carvedilol 2x
12,5 mg jika fungsi ginjal menurun, dosis dapat di uptitrasi;
diberikan jika tidak ada kontra indikasi
e. Ramipril1 x 10 mg atau Lisinopril 1x 10, Captopril 3x25mg atau
jika LV fungsi menurun EF <50% dan diberikan jika tidak ada kontra
indikasi
f. Jika intoleran dengan golongan ACE-I dapat diberikan obat
golongan ARB: Candesartan 1 x 16, Valsartan 2x80 mg
g. Obat pencahar 2x1C
h. Diazepam 2x5 mg
i. Heparinisasi dengan: UF heparin bolus 60 Unit/kgBB, maksimal
4000 Unit, dilanjutkan dengan dosis rumatan 12 unit/kgBB
maksimal 1000 Unit/jam atau Fondaparinux 1x2,5 mg SC atau
antikoagulan lainnya.
2. Monitoring kardiak
3. Puasa 6 jam
4. Diet jantung I 25-35 kkal/KgBB/24jam
5. Total cairan 25-35 cc/KgBB/24jam
6. Pemeriksaan profil lipid (kolesterol total, HDL, LDL, trigliserid) dan
asam urat

4
2. Asam Urat (Gout)
Penyakit asam urat merupakan kondisi yang bisa menyebabkan gejala
nyeri yang tak tertahankan, pembengkakan, serta adanya rasa panas di area
persendian. Penyakit asam urat atau biasa dikenal sebagai gout arthritis
merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh.
Algoritma Penatakasanaan Asam Urat (Gout):

Terapi farmakologis gout fase interkritikal dan gout kronis


memerlukan terapi penurun kadar asam urat dan terapi proϐilaksis untuk
mencegah serangan akut. Terapi penurun kadar asam urat dibagi dua
kelompok, yaitu: kelompok inhibitor xantin oksidase (alopurinol dan
febuxostat) dan kelompok urikosurik (probenecid). Alopurinol adalah obat
pilihan pertama untuk menurunkan kadar asam urat, diberikan mulai dosis
100 mg/hari dan dapat dinaikan secara bertahap sampai dosis maksimal 900
mg/hari (jika fungsi ginjal baik). Apabila dosis yang diberikan melebihi 300
mg/hari, maka pemberian obat harus terbagi
3. Kolesterol
Kolesterol merupakan senyawa lemak kompleks yang berada pada
tiap sel didalam tubuh. Kolesterol berfungsi sebagai materi awal untuk
pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon
tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010)
Dalam kondisi normal kadar kolesterol total yang dibutuhkan tubuh
yaitu sebanyak < 200mg/dl. dan apabila melebihi dari 200 mg/dl akan
menyebabkan penimbunan kolesterol di dalam dinding pembuluh darah,
yang secara perlahan akan mengeraskan dinding pembuluh darah sehingga

5
menghambat aliran darah dan dapat menyebabkan aterosklerosis pada
pembuluh darah serta penyakit kardiovaskuler lainnya.
Peningkatan kadar kolesterol yang disebabkan oleh berbagai macam
faktor dapat kita kontrol dengan memperhatikan konsumsi kolesterol,
memperhatikan berat badan ideal, perhatikan asupan makanan dan porsinya,
makan buahbuahan, hindari makan siap saji, tingkatkan asupan serat
(Sabriah, 2015),
Algortima Penatalaksaan Terapi Kolesterol:

Terapi farmakologis yang bisa digunakan yaitu dengan


mengkonsumsi obatobatan golongan statin, fibrat, resin dan lainnya (Bull &
Morrel, 2007)

6
DAFTAR PUSTAKA

Hidayah, N., Widiani, E,Palupi, L. M., & Rahmawati, I. (2022). Upaya Pencegahan Dan
Penanganan Penyakit Degenartif Pada Lanjut Usia. Jurnal
IDAMAN (Induk PemberdayaanMasyarakat Pedesaan), 6(1),33.
Joyce BM, Jane HH.Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk Hasil
yangDiharapkan, Edisi 8-Buku 2. Elsevier,Singapore; 2014.

Kadam, Paulina, Artini Ni Putu Rahayu, Aryasa,I Wayan Tanjung. 2020. Gambaran Nilai
Saturasi Oksigen dengan Tekanan Oksigen pada Pasien Penyakit
Jantung Koroner (PJK) Di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura.
The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist. 3
(2) 57-65.
Khumaeroh, N. (2016). Determinasi diri mahasiswa pengidap penyakit degeneratif
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim).
Kemenkes RI. 2017. Profil Penyakit Tidak Menular.
James PA. Oparil S, Cushman WC, Dennison-Himmerlfarb C, Handler J, dkk. 2014.
Evidence-based guideline for the management of high blood
pressure in adults: report form the panel members appointed to the
Eight Joint National Committee (JNC 8). JAMA 2014:311(5):507-
20.
Sabriah, A. N. (2015). Cara Ampuh Menurunkan Kolesterol Dalam Sekejap. (Anwar, Ed.)
(cetakan 1) Jakarta: Lembar Langit Indonesia.
Swari,R,C.(2020). Masalah kesehatan pada Lansia.
Wulandari F. Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang perawatan paliatif dengan
sikap terhadap penatalaksanaan pasien dalam perawatan paliatif di
RS Dr. Moewardi surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta;
2012.
Wolf K, Te Lindert M, Krause M, Alexander S,Te Riet J, Willis AL, et al. Physical limits of
cell migration: control by ECM space and nuclear deformation and
tuning by proteolysis and traction force. J Cell Biol.
2013;201(7):1069–84.

Anda mungkin juga menyukai