Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSAAN PROSEDUR KLINIS PENYAKIT

HIPERTENSI
No.Dokumen :
No.Revisi :
SOP TanggalTerbit :
Halaman :
Puskesmas Drg.ASNIWATY IDRIS,MARS
Sudiangraya NIP.19601020 199003 2 010

1 Pengertian Hipertensi (Tekanan darah Tinggi) adalah suatu


peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara
umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa
gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di
dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko
stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung
dan kerusakan ginjal.
2 Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanakan hipertensi
dan mencegah terjadinya komplikasi untuk semua
pasien yang menderita hipertensi yang datang di
Unit Pelayanan Umum puskesmas Sudiang Raya
3 Kebijakan
4 Referensi 1. Pedoman Pengobatan dasar di puskesmas,
2007, Depertemen Kesehatan RI
2. Penggunaan obat Rasional (Kemenkes
211)
6 instrumen a. Tensi meter
b. Stetoskop
c. Buku Family folder
d. ATK

7 Prosedur / Langkah-langkah Bagan Alir


1. Petugas menyiapkan buku status pasien
2. Petugas menuliskan identitas pasien yang
akan diperiksa
3. Lakukan pemeriksaan awal berdasarkan
Menulis identitas pasien yang
gejala klinis
akan diperiksa
4. Petugas Melakukan pengukuran tekanan
darah dan mencatat dalam buku status Melakukan pemeriksaan awal
pasien. berdasarkan gejala klinis
5. Dokter Melakukan anamnesa terhadap
pasien: Melakukan pengukuran
a. Sudah berapa lama menderita tekanan darah
hipertensi.
b. Obat apa yang biasa diminum dan
dosis obat tersebut
c. Adakah riwayat penyakit hipertensi
dalam keluarga.
d. Apakah menderita penyakit lain
( seperti jantung koroner, gagal
jantung, penyakit ginjal, penyakit
Terapi dengan diagnosa lain
serebrovaskular ).
e. Kebiasaan merokok, kebiasaan
makan, pekerjaan,
Berikan terapi dengan diagnosa
f. Adakah rasa sakit kepala, mimisan,
hipertensi
telinga berdenging, rasa berat
ditengkuk, insomnia, mata berkunang-
kunang.
6. Dokter melakukan pemeriksaan fisik.
a. Melakukan pemeriksaan thorak:
b. Menilai irama denyut jantung.
c. Melakukan pemeriksaan abdomen.
d. Mencari adanya masa.
e. Mencari apakah ada pembesaran ginjal.
f. Memeriksa ekstremitas.s
g. Menilai pulsasi arteri perifer.
h. Mancari edema.
7. Melakukan terapi sesuai dengan acuan
Penatalaksanaan
a. Diuretik : HCT 1 x 12,5 - 25 mg / hari
dosis tunggal pada pagi hari.
b. Penghambat adrenergik : Klonidin 2 x 0,75
- 1,5 mg dan Reserpin 1 x 0,05 - 0,25
mg/hari sebagai dosis tunggal
c. Penyekat beta :Propanolol mulai dari 10
mg 2x1/hari, dapat dinaikkan 20 mg 2
x1/hari. (Kontra Indikasi penderita Asma).
d. Penghambat ACE :Kaptopril 12,5 – 25 mg
2-3 x sehari. (kontra indikasi pada
kehamilan selama janin masih hidup dan
penderita asma )
e. Penghambat kalsium: Nifedipin mulai dari
5 mg 2x sehari, bias dinaikkan 10 mg 2x
sehari.
8. Melakukan Rujukan jika memenuhi kebijakan
kriteria Rujukan.
8 Hal-hal yang harus diperhatikan 1. Diet rendah garam ( < 3 gr/hari )
2. Penurunan berat badan, olah raga yang tidak
terlalu berat, berhenti merokok, mengurangi
asupan lemak jenuh dan kolesterol dalam
makanan.
9 DokumenTerkait - Family polder pasien
10 Unit terkait 1. PoliUmum
2. Poli Gigi
3. Ruang tindakan
4. KIA

Anda mungkin juga menyukai