Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SUDIANG
Jl. Goa Ria KM 18 Kel. Pai, Kec. Biringkanaya,Kota Makassar 90241
Telp. 0411-4832266, email: puskesmassudiang9@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIANG


Nomor :445/PKM-SDG/ / I /2023
TENTANG
PELAYANAN KLINIS, PENGKAJIAN , RENCANA ASUHAN , PEMBERI ASUHAN,
PENDIDIKAN PASIEN /KELUARGA
DI UPT PUSKESMAS SUDIANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIANG

Menimbang : a. bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan sesuai kebutuhan


pasien :
b. bahwa pelayanan klinis Puskesmas perlu memperhatian mutu dan
keselamatan pasien :
c. bahwa untuk menjamin pelayanan klinis dilksanakan sesuai
kebutuhanpasien , bermutu, dan memperhatikan keselamatan pasien
maka perlu disusun kebijakan pelayanan klinis di UPT Puskesmas
Sudiang:
Mengingat : 1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 43 Tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyrakat ;
2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 62 Tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter,dan Dokter Gigi ;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1186 Tahun 2022 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama ;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 34 Tahun 2022
Tentang Akreditasi Pusat kesehatan Masyarakat, KLinik ,
Laboratorium Kesehatan , Unit Tranfusi Darah, Tempat Mandiri
Dokter,dan Tempat Mandiri Dokter Gigi ;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIANG MAKASSAR


TENTANG PELAYANAN KLINIS PENGAKAJIAN, RENCANA ASUHAN ,
PEMBERI ASUHAN, PENIDIKAN PASIEN / KELUARGA.
KESATU : Pelayanan Klinis di Puskesmas Sudiang Sebagaimana Tercantum dalam
Lampiran Merupakan Bagian Yang Tidak Terpisahkan dari Surat
Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan tersebut akan dijelaskan sebagaimana tercantum dalam
lampiran.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian
hari terdapat kekeliruan dalam penetapannya, maka akan diadakan
pembetulan sebagaimana mestinya ;

Ditetapkan di Makassar
Pada tanggal 02 Januari 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIANG

ANWAR UMAR
Lampiran : Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sudiang
Tentang : Pelayanan Klinis Mulai Pengkajian , Rencana
Asuhan , Pemberi Asuhan , Pendidikan Pasien
/Keluarga
NOMOR : 445/PKM-SDG/ / I /2023
TANGGAL : 02 JANUARI 2023

1. Penapisan ( Skrining ) dilakukan sejak awal dari penerimaan pasien untuk memilah
pasien sesuai dengan kemungkin penularan infeksi , kebutuhan pasien dan kondisi
kegawatan yang dipandu dengan prosedur skrining yang dibakukan.
2. Proses Kajian pasien merupakan proses yang berkesinambungan dan dinamis untuk
pasien rawat jalan.Proses kajian pasien menentukan efektivitas asuhan yang akan
dilakukan .
3. Kajian pasien meliputi :
a. Mengumpulkan data dan informasi tentang kondisi fisik, psikologis , status
social ,dan riwayat penyakit. Untuk mendapatkan data dan informasi tersebut
dilakukan anamnesa (data subjektif = S) , pemeriksaan fisik dan penunjang (data
objektif = O).
b. Analisis data dab informasi yang diperoleh yang ,menghasilkan masalah, kondisi
dan diagnosis untuk mengidentifikasi kebutuhan pasien ( assement atau analisis
= A)
c. Membuat rencana asuhan ( perencanaan asuhan = P), yaitu menyusun solusi
untuk mengatasi masalah atau memenuhi kebutuhan pasien .
4. Pada saat pasien pertama kali diterima , dilakukan kajian awal untuk
selanjutnya dilakukan kajian ulang sejarah berkesinambungan pada pasien
rawat jalan sesuai dengan perkembangan kondisi kesehatannya.
5. Kajian awal dilakukan oleh tenaga medis, keperawataan /kebidanan, dan
displin yang lain meliputi : status fisik/ Neurologis/mental, psikososiospritual,
ekonomi, riwayat kesehatan , riwayat alergi , assessment nyeri, assessment
resiko jatuh ,assessment fungsional ( gangguan fungsi tubuh ), assement
resiko gizi kebutahan edukasi, dan rencana pemulangan.
6. Pada saat kajian awal perlu diperhatikan juga apakah pasien mengalami
kesakitan atau nyeri. Nyeri adalah bentuk pengalaman sensorik dan
emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan
jaringan atau cenderung akan terjadi kerusakan jaringan.
7. Kajian pasien dan penetapan diagnosis hanya boleh dilakukan oleh tenaga
professional yang berkompeten. Tenaga professional yang kompeten adalah
tenaga yang dalam melaksanakan tugas profesinya dipandu oleh standar
kode etik profesi dan mempunyai kompetensi sesuai dengan pendidikan dan
pelatihan yang dimiliki, dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.
8. Proses kajian tersebut dapat dilakukan secara individual atau jika diperlukan
oleh tim Kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat,
bidan, dan tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain sesuai dengan
kebutuhan pasien. Jika dalam pemberian asuhan diperlukan tim kesehatan,
maka harus dilakukan koordinasi dalam penyusunan rencana asuhan
terpadu.
9. Pasien mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap asuhan yang
akan diperoleh.
10. Pasien /keluarga diberi peluang untuk bekerja sama dalam Menyusun
rencana asuhan klinis yang akan dilakukan.
11. Rencana asuhan disusun berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam
bentuk diagnosa dan asuhan yang akan diberikan, dengan memperhatikan
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual serta memperhatikan nilai-nilai
budaya yang dimiliki pasien, dan mencakup komunikasi, informasi, dan
edukasi pada pasien dan keluarga.
12. Perubahan rencana asuhan ditentukan berdasarkan hasil kajian lanjut sesuai
dengan perubahan kebutuhan pasien.
13. Tenaga medis dapat memberikan pelimpahan wewenang untuk melakukan
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi tertentu kepada perawat, bidan,
atau tenaga kesehatan pemberi asuhan yang lain secara tertulis. Pelimpahan
wewenang tersebut hanya dapat dilakukan dalam keadaan tenaga medis
tidak berada di tempat, dan/atau keterbatasan ketersediaan tenaga medis.
14. Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis tersebut dilakukan
dengan ketentuan:
a. Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan
keterampilan yang telah dimiliki oleh penerima pelimpahan.
b. Pelaksana tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan pemberi
pelimpahan.
c. Pemberi pelimpahan tetap bertanggungjawabatas tindakan yang dilimpahkan
sesuai dengan pelimpahan yang diberikan.
d. Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk mengambil keputusan klinis sebagai
dasar pelaksanaan tindakan.
e. Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus menerus.
15. Asuhan pasien diberikan oleh tenaga sesuai kompetensi lulusan dengan kejelasan
rincian wewenang menurut peraturan perundang-undangan.
16. Pada kondisi tertentu misalnya kasus penyakit Tuberculosis dengan malnutrisi maka
perlu penangan secara terpadu dari dokter, nutrisionis dan penanggung jawab
program TB. Pasien memerlukan asuhan terpadu yang meliputi asuhan medis,
asuhan keperawatan, asuhan gizi, dan asuhan kesehatan yang lain sesuai dengan
kebutuhan pasien.
17. Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerja sama antara petugas
kesehatan dan pasien /keluarga. Pasien /keluarga perlu mendapatkan penyuluhan
kesehatan dan edukasi yang terkait dengan penyakit dan kebutuhan klinis pasien,
dengan pendekatan komunikasi interpersonal antara pasien dan petugas kesehatan,
menggunakan Bahasa yang mudah dipahami, agar mereka dapat berperan aktif
dalam proses asuhan dan memahami konsekuensi asuhan yang diberikan.

Ditetapkan di Makassar
Pada tanggal 02 Januari 2023
KEPALA UPT PUSKESMAS SUDIANG

ANWAR UMAR

Anda mungkin juga menyukai