Anda di halaman 1dari 12

PEMERINTAH KABUPATEN LEMBATA

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS HADAKEWA

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS HADAKEWA


TENTANG
LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN KESINAMBUNGAN
LAYANAN
UPTD PUSKESMAS HADAKEWA

Nomor : /SK/PUS-HDK/ I /2023

Revisi ke : -

Berlaku tanggal : 9 Januari 2023

Disetujui,
Kepala UPTD Puskesmas Hadakewa

Kristina Kewa, SKM


Penata Tingkat I
NIP.197812172001122001

Jalan Trans Balauring, Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan


No Telepon: 082363635617, Email: puskesmashadakewa@gmail.com
PEMERINTAH KABUPATEN LEMBATA
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS HADAKEWA
Desa Hadakewa, Kecamatan Lebatukan, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS HADAKEWA


NOMOR : /SK/PUS-HDK/ /2022
TENTANG
LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN KESINAMBUNGAN LAYANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA UPTD PUSKESMAS HADAKEWA,

Menimbang : a. Bahwa pelayanan klinis harus diberikan denhgan efektif


dalam perencanaan dan pelaksanaan karena itu perlu
upaya pendukung yang selalu dengan kemampuan
puskesmas dan di padukan dengan hasil kajian dalam
merencanakan dan melaksanakan layanan klinis bagi
pasien ;
b. Bahwa sehubungan dengan butir a tersebut diatas layanan
klinis yang menjamin kesinambungan layanan dengan
surat Keputusan Kepala Puskesmas Hadakewa ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan ;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran ;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 71
Tahun 2013 Tentang Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional ;
4. Kepmenkes RI Nomor 374 Tahun 2009 Tentang Sistem
Kesehatan Nasional Tahun 2009 ;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS HADAKEWA
TENTANG LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN
KESINAMBUNGAN LAYANAN
KESATU : Layanan klinis yang menjamin kesinambungan layanan yang di
maksud dalam surat keputusan ini adalah layanan klinis dan
pelayanan penunjang di padukan dengan baik sehingga tidak
terjadi pengulangan yang tidak perlu.
KEDUA : Segala biaya yang timbul akibat pelaksanaan keputusan ini
dibebankan kepada dana JKN
KETIGA : Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan
perubahan sebagaimana mestinya

Ditetapkan di: Hadakewa


Pada tanggal:

KEPALA UPTD PUSKESMAS HADAKEWA,

KRISTINA KEWA
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS
HADAKEWA
NOMOR: /SK/PUS-HDK/ /2023
TENTANG

LAYANAN KLINIS YANG MENJAMIN KESINAMBUNGAN LAYANAN KLINIS


UPTD PUSKESMAS HADAKEWA

A. Pendaftaran pasien
1. pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur yang jelas
2. pendaftaran pasien dibagi menjadi 3 shift shift 1 pagi hari shift 2 siang hari shift
malam hari pembagian shift dijelaskan dalam prosedur pendaftaran pasien
3. Semua tahap pelayanan terhadap pasien dapat dilakukan secara manual ataupun
dengan menggunakan aplikasi rekam medis elektronik
4. pendaftaran dilakukan oleh petugas yang kompeten yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. memiliki jasa minimal SLTA atau sederajat yang telah dilatih mengenai pendaftaran
dan rekam medis
b. mampu mengoperasikan komputer
c. berpenampilan menarik
d. mampu berkomunikasi secara efektif atau komunikatif
5. pendaftaran pasien memperhatikan keselamatan pasien.
6. identifikasi pasien harus dipastikan minimal dengan dua data dari identifikasi sebagai
berikut:
a . nama lengkap pasien
b . tanggal lahir pasien
c. alamat/tempat tinggal
d. nomor rekam medis
e . nomor NIK atau BPJS f nama ibu
7. tersedia kebijakan dan prosedur yang mengatur identifikasi dan pemenuhan kebutuhan
pasien dengan:
a. resiko kegawat daruratan: kriteria Trias merah kuning hijau
b. resiko infeksi
c. resiko jatuh d disabilitas: disabilitas fisik sensori, intelektual dan mental kendala:
bahasa, budaya kondisi khusus
8. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia dan informasi lain yang
dibutuhkan masyarakat meliputi:
a . tarif pelayanan
b. jenis pelayanan
c. jadwal pelayanan
d. alur pendaftaran
e. alur pelayanan
f. ketersediaan tempat tidur
g. informasi tentang kerjasama dengan fasilitas kesehatan lain harus dapat
disediakan di tempat pendaftaran
9. hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses pelayanan
yang dimulai dari pendaftaran
10. kendala fisik bahasa, dan budaya serta penghalang lain wajib diidentifikasikan
dan ditindaklanjuti
11. Rekam medis pasien harus memenuhi kebijakan yang sudah ditetapkan di
puskesmas Hadakewa
a. Kajian awal dilakukan pada saat kunjungan pasien baru secara Paripurna oleh
tenaga yang kompeten melakukan pengkajian
b. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan
kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai kebutuhan
c. Proses kajian dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
d. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan
yang tidak perlu
e. Kajian awal memberikan informasi untuk:
1. memahami pelayanan apa yang dicari
2. menetapkan diagnosis awal meliputi status kesehatan terkini, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penggunaan obat, biopsikososial, dan status
gizi pasien
3. mengetahui riwayat pasien terhadap pengobatan sebelumnya
4. mengetahui respon pasien terhadap pengobatan sebelumnya
5. memilih jenis pelayanan/tindakan yang terbaik bagi pasien serta
rencana tindak lanjut dan evaluasi.
12. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
13. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah soap ( subjektif objektif
assessment plan )
14. Pasien dengan kondisi gawat darurat dan beresiko tinggi harus diprioritaskan
dalam pelayanan
15. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
profesional yang kompeten
16. Dokter penanggung jawab pasien wajib membuat rencana pelayanan
17. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan
benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan pengobatan
atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya insiden keselamatan
pasien.

B.PENGKAJIAN , KEPUTUSAN DAN RENCANA LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara Paripurna oleh tenaga yang kompeten melakukan
pengkajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian
lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai dengan kebutuhan
3. Proses kerja yang dilakukan mengacu standar profesi dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak terjadinya pengulangan yang tidak perlu
5. Kajian awal memberikan informasi untuk :
a. memahami pelayanan apa yang dicari pasien.
b. menetapkan diagnosis awal meliputi status kesehatan terkini, riwayat penyakit dulu,
riwayat pengguna obat, biopsikososial, dan status gizi
c. mengetahui riwayat pasien terhadap pengobatan sebelumnya
d. mengetahui respons pasien terhadap pengobatan sebelumnya
e. memilih jenis pelayanan / tindakan yang terbaik bagi pasien serta rencana tindak
lanjut dan evaluasi
6. informasi kajian baik medis keperawatan, kebidanan dan profesi kesehatan lain wajib
diidentifikasi dan dicatat dalam rekam medis
7. proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah-langkah soap dalam kurung subjektif
objektif assessment, plan
8. pasien dengan kondisi gawat darurat dan beresiko tinggi harus diprioritaskan dalam
pelayanan
9. kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional yang
kompeten
10. dokter penanggung jawab pasien wajib membuat rencana pelayanan
11. dokter penanggung jawab pelayanan wajib memberikan penjelasan secara jelas dan
benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan hasil pelayanan, pengobatan
atau prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya insiden keselamatan pasien
12. jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan antar profesi harus
Tersedia
13. pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus dilakukan
melalui proses pendelegasian wewenang
14. pendelegasian pemenang diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang
memenuhi persyaratan
15. pendelegasi wewenang jika tidak tersedia tenaga kesehatan yang universyaratan
dilaksanakan dengan melimpahkan tugas kepada tenaga kesehatan lain yang memiliki
kompetensi dan atau pengalaman berdasarkan pelatihan yang sesuai dengan tugas yang
harus dijalankan
16. pelimpahan wewenang dapat dilakukan antar tenaga kesehatan Puskesmas kecamatan
dan Puskesmas kelurahan dan atau antar tenaga kesehatan Puskesmas kelurahan dengan
Puskesmas kelurahan
17. pelimpahan wewenang diberikan kepada tenaga kesehatan yang profesional yang
memenuhi persyaratan
18. prosedur pelimpahan wewenang tugas dokter kepada paramedik diatur pada keputusan
lain yang tidak terlepas dari keputusan ini
19. proses kajian, perencanaan, dan pelaksanaan layanan dilakukan dengan peralatan dan
tempat yang memadai
20. peralatan dan tempat pelayanan wajib menjamin keamanan dan keselamatan pasien dan
petugas
21. rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu oleh prosedur klinis yang dilakukan
22. jika dibutuhkan rencana layanan terpadu maka kajian awal rencana layanan dan
pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang terpadu
23. rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan melibatkan pasien
24. penyusunan rencana layanan mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial,
spiritual, dan memperlihatkan tata nilai budaya sendiri

25. rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu yang jelas dengan memperhatikan
efisiensi sumber daya
26. risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan layanan harus diidentifikasikan
27. efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus diinformasikan
kepada pasien
28. rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
29. rencana layanan harus memuat pendidikan/penyuluhan pasien

C.PELAKSANAN LAYANAN
1. pelaksanaan layanan klinis dilakukan oleh tenaga yang kompeten sesuai dengan hasil
kredensial pada unit tersebut
2. kredensial petugas klinis meliputi penilaian kompetensi, termasuk pelayanan sertifikasi,
lisensi dari petugas klinis tersebut, dan upaya untuk peningkatan kompetensi untuk
memenuhi kecukupan kebutuhan tenaga klinis.
3. tim kredensial terdiri dari manajemen dan profesi
4. penetapan kewenangan klinis berdasarkan dari rekomendasi tim kredensial atas hasil
penilaian kualifikasi tenaga klinis yang dilaksanakan
5. pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
6. pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi kelainan medis keperawatan,
kebidanan/ruang bersalin dan pelayanan profesi kesehatan yang lain
7. pelaksanaan layanan
8. perawat wajib membuat asuhan keperawatan
9. persyaratan pelayanan klinis Puskesmas berpedoman pada peraturan menteri kesehatan
Republik Indonesia nomor 43 tahun 2019 tentang pusat kesehatan masyarakat dan
peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 31 tahun 2018 tentang aplikasi
sarana prasarana dan alat kesehatan
10. pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana layanan
11. pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus dicatat dalam rekam medis
12. penulisan rekam medis harus mengikuti ketentuan yang berlaku
13. dokter / paramedis wajib menulis pada rekam medis pasien yang diperiksanya secara
lengkap termasuk jika dilakukan perubahan rencana layanan
14. isi rekam medis terdiri dari anamneses,pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi, termasuk
hasil pemeriksaan penunjang.
15. paramedis yang menulis rekam medis harus memberitahu dokter yang bersangkutan
apabila dalam pengisian rekam medis terjadi pengulangan yang tidak perlu dan
pemberian obat, pemeriksaan penunjang maupun pemeriksaan fisik yang tidak sesuai
dengan penyakit yang diderita oleh pasien
16. kesinambungan layanan klinis dilakukan melalui penyesuaian antara layanan klinis yang
diberikan kepada pasien dengan obat dan kemampuan tenaga klinis Puskesmas apabila
tidak memadai maka pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat lanjut
17. tindakan medis/pengobatan yang beresiko wajib diinformasikan pada pasien sebelum
mendapatkan persetujuan
18. jenis sediaan anestesi yang dapat diberikan di puskesmas yaitu
a. Lidocain injeksi 2%
b. Kombinasi Lidocain HCL 20 mg/ml dan epinefrin 0,0125 mg/ml
19. jenis sediaan sedasi yang dapat diberikan di Puskesmas yaitu
a. Diazepam tablet 2 mg
b. Diazepam injeksi
c. Trihexyphenidil (THP) tablet 2 mg
d. Haloperidol 5 mg
e. Amitripline tab.25 mg
f. Chlolpromazine tab.100 mg

20. teknik pemberian anestesi lokal yang bisa dilakukan di Puskesmas adalah
a. anestesi topical
b. anestesi infiltrasi
c. anestesi blog
21. tindakan anestesi dan pembedahan harus dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten dan memiliki kewenangan
22. tenaga kesehatan yang mempunyai kewenangan melakukan anestesi yang dimaksud yaitu
a. dokter
b. dokter gigi
c. petugas paramedis yang diberikan wewenang oleh dokter atau dokter gigi sesuai
tupoksinya
23.status pasien wajib dimonitor sebelum, selama dan setelah pemberian anestesi dan
pembedahan
24. monitoring status fisiologis pasien selama pemberian anestesi dan pembedahan meliputi:
a.Penilaian keadaan umum
b.Kesadaran
c. tanda-tanda vital:
 subuh
 tekanan darah
 Nadi
 pernapasan
25. pemberian informasi dan persetujuan pasien ( informed consent ) wajib
didokumentasikan
26. rencana asuhan gizi disusun berdasar kajian kebutuhan gizi pada pasien sesuai dengan
kondisi kesehatan dan kebutuhan pasien
27. pada pemberian makanan pasien pelayanan persalinan, makanan harus disiapkan dan
disimpan dengan cara yang baku untuk mengurangi resiko kontaminasi dan pembusukan
28. distribusi dan pemberian makanan harus dilakukan sesuai dengan jadwal dan pemesanan,
serta hasilnya di dokumentasikan
29. pasien dan atau keluarga pasien diberi edukasi tentang pembatasan diet pasien dan
keamanan/kebersihan makanan bila keluarga ikut menyediakan makanan bagi pasien
30. melibatkan proses kolaboratif dan melakukan layanan gizi
31. respon pasien dalam pelayanan gizi harus dipantau dan dicatat dalam rekam medis
32. pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor dievaluasi dan ditindaklanjuti
33. evaluasi harus dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan dan tindak lanjut
34. kasus-kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur
pelayanan pasien gawat darurat
35. kasus-kasus resiko tinggi harus ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus resiko
tinggi
36. kasus-kasus yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus
ditangani dengan memperhatikan prosedur pencegahan dalam kurung kewaspadaan
universitas universal
37. pemberian obat / cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat atau
cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptic
38. pemberian obat harus melaksanakan dengan memperhatikan prinsip 8B 1v untuk keselamatan
pasien
39. daftar obat/cairan intravena yang digunakan di Puskesmas Hadakewa yaitu:
 Infus RL 500 ml
 NaCl 0,9%
 Infus D5
 Ondansetron 4 mg/2
 Ranitidin 20 mg ampul
 Asam traneksamat 500 mg
 Furosemide 20 mg
 Dexamethasone 5 mg
 Aminophilin 24 mg
 Ranitidin 25 mg
 Epinefrin 1 mg
 Difenhidramine 150 mg vial
 Omeprazole 40 mg vial
 Buscopan 20 mg amp
 Ketorolac 15 MG amp
 Vitamin k 2 mg/ml
 Aquabides
 Cefo taksime 0,5 gram
 Oksitosin 10 iu/ml
 MgSO4 20% 25ml
 Met hill let's go metrine maleat 0,2 mg/ml
40. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan dievaluasi dengan indikator yang jelas
41. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada saat pemberian layanan
42. Keluhan pasien atau keluarga wajib diidentifikasi, didokumentasikan dalam rekam
medis dan ditindaklanjuti
43. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan terencana untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu
44. pelayanan mulai dari pendaftaran, pemeriksaan fisikoma hasil pemeriksaan
penunjang, perencanaan layanan, pelaksanaan layanan, pemberian obat/tindakan, sampai
dengan pasien pulang atau dirujuk harus dijamin kesinambungannya dan dicatat ke dalam
rekam medis
45. Pendidikan/penyuluhan kesehatan pada pasien dilaksanakan sesuai dengan rencana
layanan
46. Pasien berhak untuk menolak pengobatan
47. pasien berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain
48. penolakan untuk melanjutkan pengobatan maupun rujukan dipandu oleh prosedur
yang baku.
49. jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, petugas wajib memberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan penolakan pengobatan atau rujukan.
50. dokter wajib memberikan alternatif dari pengobatan atau rujukan dan meminta pasien
atau keluarga pasien untuk menandatangani surat penolakan jika tetap menolak setelah
dijelaskan
51. Pasien, dokter, perawat, bidan dan petugas kesehatan lain bekerja sama untuk
memantau pasien yang mendapat obat, guna mengevaluasi efek pengobatan terhadap
gejala pasien atau penyakitnya, dan untuk mengevaluasi pasien terhadap kejadian tidak
diharapkan (KTD)

D.RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


Pelayanan terpadu Puskesmas dilakukan dengan menggunakan sistem rujukan internal :
1. Pelayanan terpadu Puskesmas dilakukan dengan menggunakan sistem rujukan internal.
2. Petugas yang mempunyai kewenangan untuk memonitor dan mendampingi pasien saat
rujukan disesuaikan dengan kondisi atau keadaan kesehatan pasien.
3. Pemulangan pasien rawat inap ( pelayanan persalinan) dipandu oleh prosedur yang baku
4. Pada saat pemulangan pasien, pasien atau keluarga pasien harus diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan.
5. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk melaksanakan proses pemulangan
atau rujukan.
6. Kriteria pasien pulang di pelayanan gawat darurat:
1) pasien dalam kondisi stabil
2) tidak didapatkan tanda gawat darurat yang mengancam jiwa
3) prognosis pasien baik
4) pasien mampu minum obat dan mematuhi petunjuk dokter penanggung jawab
5) apabila pada pasien setelah dipulangkan terjadi tanda-tanda penurunan kondisi
kesehatan, pasien diedukasi untuk segera kembali memeriksakan diri ke Puskesmas
6) pasien mampu kontrol rawat jalan apabila obat habis
7) atas permintaan pasien atau keluarga dengan persyaratan keluarga pasien atau
pasien sudah menandatangani penolakan tindakan medis untuk menghentikan
pengobatan di puskesmas hadakewa.
8) pemulangan pasien dilengkapi dengan dokumen yang diperlukan untuk tindak lanjut
pasien antara lain : surat rujukan hasil pemeriksaan penunjang
7. Kriteria pasien pulang untuk pelayanan persalinan di puskesmas:
1) ibu dan bayi yang sudah dilakukan observasi selama minimal dua kali 24 jam pasca
persalinan dengan hasil pemeriksaan dokter kondisi keadaan umum ibu dan bayi dalam
kondisi baik dan stabil
2) apabila pasien (ibu dan bayi)yang harusnya masih memerlukan perawatan tetapi
menolak untuk dilakukan perawatan lebih lanjut, pasien atau keluarga pasien harus
menandatangani formulir penolakan tindakan medis dan pasien pulang atas permintaan
sendiri (APS)
3) pemulangan pasien dilengkapi dengan prosedur administrasi dan dokumen yang
harus dibawa pasien pulang yaitu resume medis pasien pulang untuk tindak lanjut
kontrol nifas sesuai jadwal yang sudah ditentukan oleh petugas medis
8. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak lanjuti oleh dokter yang menangani
9. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, Puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan.
10. Rujukan pasien harus mengutamakan komunikasi efektif disertai dengan resume
klinis dan formulir SBAR atau TBK.
11. Resume klinis dan formulir SBAR meliputi: -nama dan identitas pasien -keluhan saat
ini -riwayat penyakit sekarang -hasil pemeriksaan fisik dan tanda vital -prosedur atau
tindakan yang telah dilakukan -assessment - rekomendasi atau kebutuhan akan tindak
lanjut
12. Besi yang diberi informasi tentang hak untuk memilih tempat rujukan
13 pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi oleh petugas yang kompeten
14. Kriteria merujuk pasien meliputi:
a. Hasil pemeriksaan fisik sudah dapat dipastikan tidak mampu diatasi
b. Hasil pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan penunjang medis ternyata tidak
mampu diatasi dan apabila telah diobati dan dirawat ternyata memerlukan
pemeriksaan, pengobatan dan perawatan difasilitas kesehatan yang lebih mampu.
c. Memerlukan pemeriksaan penunjang medis yang lebih lengkap tetapi
pemeriksaan harus disertai pasien yang bersangkutan: dan
d. Pasien dirujuk segera sejak diagnosa ditegakkan kecuali untuk rujukan rawat
jalan dengan mengikuti standar prosedur rujukan eksternal
KEPALA UPTD PUSKESMAS HADAKEWA,

KRISTINA KEWA

Anda mungkin juga menyukai