Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBA TENGAH

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS PAHAR
KECAMATAN UMBU RATU NGAY
Desa Lenang Kode Pos: 87281
Hotline: - Email:

KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS PAHAR
NOMOR : 000/000/PKM.PHR/SK/B.I/I/2022

TENTANG
LAYANAN KLINIS MEDIS UPTD PUSKESMAS PAHAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA UPTD PUSKESMAS PAHAR,

Menimbang : a. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan


sesuai kebutuhan pasien;
b. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas dilaksanakan
dengan memberikan informasi yang jelas tentang
tahapan pelayanan klinis yang akan dilalui oleh
pasien;
c. Bahwa pelayanan klinis Puskesmas memperhatikan
kendala fisik, bahasa, budaya dan penghalang lain
dalam memberikan pelayanan dan dilakukan upaya
untuk mengurangi dan menghilangkan hambatan
tersebut;
d. Bahwa penapisan (skrining) dilakukan sejak awal
dari penerimaan pasien untuk memilah sesuai
kebutuhan pasien dan kondisi kegawatdaruratan
yang dipandu dengan prosedur skrining yang
dibakukan;
e. Bahwa pelayanan klinis dilaksanakan dengan
melakukan proses kajian awal yang dilakukan secara
paripurna untuk mendukung rencana dan
pelaksanaan pelayanan oleh petugas dan atau tim
kesehatan yang professional;
f. Bahwa hasil kajian dicatat dalam catatan medis dan
mudah diakses oleh petugas yang bertanggung jawab
terhadap pasien untuk menjamin kesinambungan
pelayanan;
g. Bahwa ketepatan identifikasi pasien harus
dilaksanakan sebelum pemberian intervensi pada
pasien;
h. Bahwa hasil kajian pasien dengan kebutuhan
darurat, mendesak atau emergensi, diidentifikasi
dengan proses triase;
i. Bahwa jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi
oleh Puskesmas, maka pasien harus dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan
pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien;
j. Bahwa untuk mengetahui mutu layanan yang
diberikan, perlu dilakukan penilaian;
k. Bahwa selama proses pelaksanaan layanan pasien,
petugas kesehatan harus memperhatikan dan
menghargai kebutuhan dan keluhan pasien;
l. Bahwa unuk meningkatkan luaran klinis yang
optimal, pasien / keluarga perlu mendapatkan
penyuluhan kesehatan yang terkait dengan penyakit
dan kebutuhan klinis pasien;
m. bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf
(a), huruf (b), huruf (c), huruf (d), huruf (e), huruf (f),
huruf (g), huruf (h), huruf (i), huruf (j), perlu
ditetapkan Layanan Klinis Medis dengan Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Pahar.

Mengingat : 1. Undang – undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran;
2. Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang – undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
5. Permenkes No. 1186 Tahun 2022 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS PAHAR


TENTANG LAYANAN KLINIS MEDIS UPTD PUSKESMAS
PAHAR
KESATU : Menetapkan Layanan Klinis Medis di UPTD Puskesmas
Pahar sebagaimana terlampir dalam Keputusan ini.
KEDUA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan
akan diadakan perbaikan/ perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Pahar
Pada tanggal :

KEPALA UPTD PUSKESMAS PAHAR,

FERDINAND UMBU RIADA

Lampiran :Keputusan Kepala Uptd Puskesmas Pahar


Nomor : 440/002/PKM.WRS/SK/B.1/I/2022
Tentang : Pelayanan Medis Klinis UPTD Puskesmas
Pahar
A. PENDAFTARAN PASIEN
1. Pendaftaran pasien harus dipandu dengan prosedur
yang benar
2. Pendaftaran pasien memperhatikan kebutuhan dan
keselamatan pasien
3. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua
cara dari cara identifikasi sebagai berikut : nama
pasien, tanggal lahir pasien, alamat / tempat tinggal
dan nomor rekam medis
4. Informasi tantang jenis pelayanan klinis yang tersedia
dan informasi lain yang dibutuhkan masyarakat
meliputi : tarif, jenis pelayanan, jadwal pelayanan dan
informasi tentang kerjasama dengan fasilitas
kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
pendaftaran
5. Pendaftaran pasien memberikan informasi tentang
tahapan pelayanan klinis yang akan dilalui mulai dari
proses kajian sampai pemulangan
6. Pada saat pendaftaran, perlu diantisipasi dan
dilakukan upaya untuk mengurangi dan
menghilangkan kesulitan atau hambatan tersebut

B. PENGKAJIAN, KEPUTUSAN DAN PERENCANAAN LAYANAN


1. Kajian awal dilakukan secara paripurna dan dilakukan
oleh tenaga yang kompeten melakukan kajian
2. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian keperawatan,
kajian kebidanan dan kajian lain oleh tenaga profesi
kesehatan sesuai kebutuhan
3. Proses kajian dilakukan mengacu pada standar profesi
dan standar asuhan
4. Proses kajian dilakukan dengan memperhatikan tidak
terjadinya pengulangan yang tidak perlu
5. Informasi kajian baik medis, keperawatan, kebidanan
dan profesi kesehatan yang lain, wajib diidentifikasi
dan dicatat dalam rekam medis
6. Proses kajian dilakukan sesuai dengan langkah SOAP
7. Pada saat pasien pertama kali diterima dilakukan
kajian awal, untuk selanjutnya dilakukan kajian ulang
yang didokumentasikan dalam Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi secara berkesinambungan antara
pemberi layanan baik pada pasien
8. Pasien dengan kondisi gawat atau darurat harus
diprioritaskan dalam pelayanan
9. Kajian dan perencanaan asuhan harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan professional yang kompeten
10. Jika dilakukan pelayanan secara tim, tim kesehatan
antar profesi harus tersedia
11. Pendelegasian / pelimpahan wewenang diberikan baik
dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang
12. Pendelegasian wewenang diberikan kepada tenaga
kesehatan profesional yang memenuhi persyaratan
dengan ketentuan :
a. Tindakan yang dilimpahi termasuk dalam
kemampuan dan keterampilan yang telah dimiliki
oleh penerima pelimpahan
b. Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di
bawah pengawasan pemberi pelimpahan
c. Pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas
tindakan yang dilimpahkan sepanjang pelaksanaan
tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan
d. Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk
mengambil keputusan klinis sebagai dasar
pelaksanaan tindakan
e. Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus
menerus
13. Proses kajian, perencanaan dan pelaksanaan layanan
dilakukan dengan peralatan dan tempat yang memadai
14. Peralatan dan tempat pelayanan yang wajib menjamin
keamanan pasien dan petugas
15. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan dipandu
oleh prosedur klinis yang dibakukan
16. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka
kajian awal, rencana layanan dan pelaksanaan layanan
disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang
terpadu
17. Ketepatan identifikasi pasien sebelum pemberian
intervensi untuk menandai pasien berdasarkan
identitas agar tidak tertukar dengan identitas pasien
lain meliputi nama lengkap, tanggal lahir dan alamat
pasien
18. Rencana layanan disusun untuk tiap pasien dan
melibatkan pasien
19. Penyusunan Rencana layanan mempertimbangkan
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan
memperhatikan nilai budaya pasien
20. Rencana layanan disusun dengan hasil dan waktu
yang jelas dengan memperhatikan efisiensi sumber
daya
21. Risiko yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan
layanan dan pengobatan harus diinformasikan kepada
pasien
22. Efek samping dan risiko pelaksanaan layanan dan
pengobatan harus diinformasikan kepada pasien
23. Rencana layanan harus dicatat dalam rekam medis
24. Rencana layanan harus memuat pendidikan /
penyuluhan pasien

C. PELAKSANAAN LAYANAN
1. Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan
prosedur pelayanan klinis
2. Pedoman dan prosedur layanan klinis meliputi
pelayanan medis dokter, keperawatan, kebidanan,
analis laboratorium, apoteker, gizi klinis dan pelayanan
profesi kesehatan yang lain
3. Pelaksanaan layanan dilakukan sesuai rencana
layanan
4. Pelaksanaan layanan dan perkembangan pasien harus
dicatat dalam rekam medis
5. Jika dilakukan perubahan rencana layanan harus
dicatat dalam rekam medis
6. Tindakan medis / pengobatan yang beresiko wajib
diinfomasikan pada pasien sebelum mendapat
persetujuan
7. Pemberian informasi dan persetujuan pasien (informed
consent) wajib didokumentasikan
8. Pelaksanaan layanan klinis harus dimonitor, dievaluasi
dan ditindak lanjuti
9. Untuk menjamin pelayanan klinis, dilakukan oleh
tenaga berkompeten, maka perlu ditetapkan kebijakan
dan prosedur kredensial yang meliputi penilaian
kompetensi petugas klinis, termasuk persyaratan
sertifikasi dan lisensi dari petugas klinis tersebut
10. Evaluasi harus dilakukan terhadap tindak lanjut
11. Kasus – kasus gawat darurat harus diprioritaskan dan
dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan pasien gawat
darurat
12. Kasus – kasus beresiko tinggi harus ditangani sesuai
dengan prosedur pelayanan kasus beresiko tinggi
13. Kasus – kasus yang perlu kewaspadaan universal
terhadap terjadinya infeksi harus ditangani dengan
memperhatikan prosedur pencegahan (kewaspadaan
universal)
14. Hak dan kebutuhan pasien harus diperhatikan pada
saat pemberian layanan
15. Kinerja pelayanan klinis harus dimonitor dan
dievaluasi dengan indikator yang jelas
16. Keluhan pasien / keluarga wajib diidentifikasi,
didokumntasi, dan ditindak lanjuti
17. Pelaksanaan layanan dilaksanakan secara tepat dan
terencana untuk menghindari pengulangan yang tidak
perlu
18. Pelayanan dimulai dari pendaftaran, anamnesa,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang,
perencanaan layanan, pelaksanaan layanan pemberian
obat / tindakan, sampai dengan pasien pulang atau
dirujuk harus dijamin kesinambungannya
25. Anamnesa (wawancara) yang sistematis meliputi
riwayat penyakit sekarang (keluhan utama dan
keluhan penyerta), riwayat penyakit dahulu, riwayat
penyakit keluarga, riwayat sosial dan ekonomi.
26. Pemeriksaan fisik dilakukan terarah berdasarkan
keterkaitan dengan hasil anamnesa yang sistematis
untuk membangun diagnosa dan atau diagnosa
pembanding
19. Komponen pemeriksaan tanda – tanda vital (vital sign)
meliputi tekanan darah, denyut jantung / nadi,
pernapasan, suhu tubuh
20. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus dipandu
dengan prosedur yang baku
21. Pelayanan anastesi dan pembedahan harus
dilaksanakan oleh petugas yang berkompeten
22. Sebelum melakukan anastesi dan pembedahan harus
mendapatkan informed consent
23. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian
anastesi dan pembedahan

D. RENCANA RUJUKAN DAN PEMULANGAN


1. Pemulangan pasien rawat inap dipandu oleh prosedur
yang baku
2. Dokter yang menangani bertanggung jawab untuk
melaksanakan proses pemulangan / rujukan
3. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib ditindak
lanjuti oleh dokter yang menangani
4. Jika pasien tidak mungkin dirujuk, puskesmas wajib
memberikan alternative pelayanan lain
5. Rujukan pasien harus disertai dengan resume klinis
6. Resume klinis meliputi nama pasien, kondisi klinis,
prosedur / tindakan yan telah dilakukan dan
kebutuhan akan tindak lanjut
7. Pasien diberi informasi tentang hak untuk memilih
tempat rujukan
8. Serah terima pasien rujukan dilakukan oleh petugas
yang merujuk (perawat, bidan, dokter) kepada petugas
yang menerima di tempat rujukan. Petugas yang
merujuk wajib melaporkan identitas, keadaan umum,
tanda – tanda vital, penanganan dan terapi yang telah
diberikan di Puskesmas maupun di perjalanan saat
merujuk.
9. Pasien dengan kebutuhan khusus perlu didampingi
oleh petugas yang kompeten
10. Kriteria merujuk pasien meliputi :
a. Pasien yang tidak dapat ditangani di Puskesmas
b. Keterbatasan sarana dan prasarana di Puskesmas
c. Tidak tersedia tenaga yang berkompeten untuk
merawat pasien tersebut di Puskesmas
11. Pada saat pemulangan pasien / keluarga pasien harus
diberi informasi tentang tindak lanjut layanan
Lampiran :Keputusan Kepala Uptd Puskesmas Pahar
Nomor : 440/001/Pkm.Wrs/Sk/A.I/I/2019
Tentang : Pelayanan Medis Klinis UPTD Puskesmas
Pahar

Jenis – jenis sedasi yang dapat dilakukan di UPTD Puskemas


Pahar
1. Anastesi lokal
a. Anastesi lokal dilakuakn dalam tindakan bedah minor
yang dapat dilakukan di Puskesmas
b. Preparat yang digunakan adalah Lidocaine 2%, etil
chlorida
2. Sedasi per-rektal
a. Sedasi per-rektal digunakan untuk pasien anak dengan
kejang demam sederhana maupun kompleks
b. Preparat yang digunakan adalah diazepam
c. Dosis pemberian
3. Sedasi per-oral
a. Sedasi per-oral untuk pasien anak diberikan dengan
riwayat kejang demam, preparat yang digunakan adalah
Phenobarbital sesuai kebutuhan
b. Sedasi per-oral untuk pasien dewasa yang membutuhkan
sesuai instruksi dokter, preparat yang digunakan adalah
phenobarbitas dan diazepam dengan dosis sesuai
kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai