DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SEKONGKANG
Jl.Lingkar Selatan Desa Kemuning Kecamatan Sekongkang
e-mail : sekongkang.puskesmas@gmail.com
KEPUTUSAN
KEPALA UPTD PUSKESMAS SEKONGKANG
NOMOR : 040 TAHUN 2023
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Ditetapkan di : Sekongkang
Pada Tanggal : 3 Januari 2023
ERNAWATI
Lampiran I
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Sekongkang
Tanggal : 3 Januari 2023
Nomor : 040 Tahun 2023
Tentang : Pelayanan Klinis UPTD
Puskesmas Sekongkang
A. Identifikasi dan Pemenuhan Kebutuhan Pasien dengan Risiko, Kendala, dan Kebutuhan Khusus
1. Puskesmas wajib meminta persetujuan umum (general consent) dari pengguna layanan atau
keluarganya terdekat, persetujuan terhadap tindakan yang berisiko rendah, prosedur
diagnostik, pengobatan medis lainnya, batas yang telah ditetapkan, dan persetujuan lainnya,
termasuk peraturan tata tertib dan penjelasan tentang hak dan kewajiban pengguna layanan.
2. General Consent yang diterapkan meliputi:
a. Persetujuan untuk perawatan di UPTD Puskesmas Sekongkang sebagai pasien rawat
jalan atau rawat inap tergantung kepada kebutuhan medis.
b. Keputusan pasien untuk menghentikan perawatan medis untuk diri pasien sendiri,
dengan pasien memahami dan menyadari bahwa Puskesmas Sekongkang tidak
bertanggung jawab atas hasil yang merugikan pasien.
c. Pasien memahami Puskesmas Sekongkang akan menjamin kerahasiaan informasi yang
ada di dalam diri pasien, termasuk diagnosis, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik
yang akan digunakan.
d. Pasien memiliki hak untuk mengambil bagian dalam keputusan mengenai penyakit
pasien sendiri dan dalam hal perawatan medis dan rencana pengobatan.
e. Pasien telah mendapat informasi tentang hak dan tanggung jawab pasien.
f. Pasien memahami tentnng informasi biaya pengobatan atau biaya tindakan.
3. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung,
saudara-saudara kandung atau pengampunya.
4. General consent diminta pada saat pengguna layanan datang pertama kali, baik untuk rawat
jalan maupun setiap rawat inap, dan dilaksanakan observasi atau stabilitasi.
5. Penerimaan pasien rawat inap didahului dengan pengisian formulir persetujuan rawat inap.
6. Pasien dan masyarakat mendapat informasi tentang sarana pelayanan, antara lain:
a. tarif,
b. jenis pelayanan,
c. proses dan alur pendaftaran,
d. proses dan alur pelayanan,
e. rujukan, dan
f. ketersediaan tempat tidur.
Informasi tersebut tersedia di tempat pendaftaran ataupun disampaikan menggunakan cara
komunikasi massa lainnya dengan jelas, mudah diakses, serta mudah dipahami oleh pasien
dan masyarakat.
B. Pelayanan Klinis
7. Pelayanan klinis merupakan penyelenggaraan pelayanan yang bersifat klinis mulai dari
proses penerimaan pasien sampai dengan pemulangan dilaksanakan dengan
memperhatikan kebutuhan pasien dan mutu pelayanan.
8. Proses penerimaan sampai dengan pemulangan pasien, dilaksanakan dengan memenuhi
kebutuhan pasien dan mutu pelayanan yang didukung oleh sarana, prasarana dan
lingkungan.
9. Kepala Puskesmas dan penanggung jawab pelayanan klinis harus memahami tanggung
jawab dan bekerja sama secara efektif dan efisien untuk melindungi pasien dan
mengedepankan hak pasien.
D. Keselamatan Pasien
13. Keselamatan pasien sudah harus diperhatikan sejak pertama pasien mendaftarkan diri ke
puskesmas dan berkontak dengan Puskesmas, terutama dalam hal identifikasi pasien, yang
meliputi:
a. Nama lengkap
b. Nama kepala keluarga
c. Tanggal lahir
d. Alamat
14. Penjelasan tentang tindakan kedokteran minimal mencakup
a. Tujuan;
b. Tatacara tindak medis yang akan dilakukan;
c. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
d. Alternatif tindakan medis Iain yang tersedia dan risiko-risikonya;
e. Prognosis penyakit bila tindakan dilakukan; dan
f. Diagnosis.
15. Pasien dan keluarga terdekat memperoleh penjelasan dari petugas yang berwenang tentang
tes/tindakan, prosedur, dan pengobatan mana yang memerlukan persetujuan dan bagaimana
pasien dan keluarga dapat memberikan persetujuan (misalnya, diberikan secara lisan,
dengan
menandatangani formulir persetujuan, atau dengan cara Iain). Pasien dan keluarga
memahami isi penjelasan dan siapa yang berhak untuk memberikan persetujuan selain
pasien.
16. Pasien atau keluarga terdekat yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan yang direncanakan atau
meneruskan pelayanan atau pengobatan setelah kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk
dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai.
17. Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan keluarga terdekat tentang hak
mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari keputusan tersebut dan tanggung
jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
18. Jika pasien atau keluarga terdekat menolak, rnaka pasien atau keluarga diberitahu tentang
alternatif pelayanan dan pcngobatan, yaitu alternatif tindakan pelayanan atau pengobatan,
misalnya pasien diare, menolak diinfus maka pasien diedukasi agar minum air dan oralit
sesuai kondisi tubuh pasien.
19. Puskesmas melayani juga pasien berkebutuhan khusus (prioritas) dan kendala.
a. Berkebutuhan khusus atau prioritas: Balita, ibu hamil, lansia, dan diabilitas. Diabilitas
meliputi diabilitas sensorik (tuli, buta) dan motorik (cacat berjalan).
b. Kendala: bahasa dan budaya.
20. Kendala bahasa:
Pasien Warga Negara Asing (WNA) yang tidak bisa berbahasa Indonesia yang hanya bisa
berbahasa Inggris. Petugas yang bisa berbahasa Inggris memeriksa pasien jika memiliki
kompetesi pemeriksaan atau dengan bantuan petugas lain yang bisa berbahasa tersebut.
21. Kendala fisik dan disabilitas:
Kendala fisik dapat dilihat dari cara berjalan pakai tongkat atau alat bantu yang lain, atau di
tuntun. Adapun disabilitas buta, bisu, tuli, menggunakan kursi roda atau dengan bantuan
lainnya. Penanganannya diatur dengan pengkajian yang sesuai seperti di atur di bawah ini.
22. Penapisan pasien dengan risiko jatuh jatuh di rawat jalan, ruang tindakan, gawat darurat,
ataupun rawat inap dilakukan sebagai upaya untuk mengurangi risiko tersebut.
23. Pengkajian pasien rawat inap dengan risiko jatuh:
a. Pasien dewasa dan lansia dengan Morse Fall Scale (sekala jatuh Morse)
b. Pasien anak dengan Humpty Dumpty
24. Pengkajian pasien rawat jalan dengan risiko jatuh dilakukan dengan menggunakan Get Up
and Go Test. Pasien dengan risiko tinggi diberikan alat bantu kursi roda dan dipasankan
kalung kuning.
25. Melakukan evaluasi dan tindak Ianjut untuk mengurangi risiko terhadap situasi dan lokasi
yang diidentifikasi berisiko terjadi pasien jatuh.
26. Untuk mencegah terjadinya transmisi infeksi ditcrapkan protokol kcschatan yang meliputi:
penggunaan alat pelindung diri, jaga jarak antara orang yang satu dan yang lain, dan
pengaturan agar tidak terjadi kerumuan orang, mulai dari pendaftaran dan di semua area
pelayanan.
Lampiran II
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Sekongkang
Tanggal : 3 Januari 2023
Nomor : 040 Tahun 2023
Tentang : Pelayanan Klinis UPTD
Puskesmas Sekongkang
C. Pelimpahan Wewanang
16. Pelimpahan wewenang untuk melakukan tindakan medis tersebut dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut.
a. Tindakan yang dilimpahkan termasuk dalam kemampuan dan keterampilan yang telah
dimiliki oleh penerima pelimpahan.
b. Pelaksanaan tindakan yang dilimpahkan tetap di bawah pengawasan pemberi pelimpahan.
c. Pemberi pelimpahan tetap bertanggung jawab atas tindakan yang dilimpahkan sepanjang
pelaksanaan tindakan sesuai dengan pelimpahan yang diberikan.
d. Tindakan yang dilimpahkan tidak termasuk mengambil keputusan klinis sebagai dasar
pelaksanaan tindakan.
e. Tindakan yang dilimpahkan tidak bersifat terus-menerus, dan perlu kiranya dievaluasi
setiap tahun.
17. Pendelegasian wewenang diataur sebagai berikut:
No Pendelegasi Penerima
Ketcrangan
1. Anamensis,
2. pemeriksaan tanda-tanda
vital serta pemeriksaan fisik
3. diangosis
4. tindakan sederhana (sepcrti
pemasanang infus, rawat
luka, dll),
5. penulisan rekam medis
1. Dokter Perawat sebagaimana diatur dalam
Umum lampiran SK rekam medis.
6. Penulisan resep: incñptio
(bagian atas resep) dan
pro (identitas pasien).
7. Penyiapan obat dan
pemeriskaan
laboratorium di luar jam
dinas, jaringan, dan
kegiatan luar Gedung
1. Anamensis,
2. pemeriksaan tanda-tanda
vital serta pemeriksaan fisik
sederhana
3. diagnosis kebidanan
4. tindakan sederhana (seperti
2. pemasanang infus, rawat
Dokter Bidan luka, dll) dan tindakan
Umum kebidanan
5. penulisan rekam medis
sebagaimana diatur dalam
lampiran SK rekam medis.
6. Penulisan resep: incriptio
(bagian atas resep), pro
(identitas pasien), dan atau
isi resep dengan permintaan
dokter.
7. Penyiapan Obat dan
pemeriksaan laboratorium di
luar jam dinas, jaringan, dan
kegiatan luar gedung.
1. Anamnesis
2. pemeriksaan tanda-tanda
vital serta pemeriksaan fisik
sederhana
3. diagnosis
4. tindakan sclain pencabutn
3. Dokter gigi Perawat gigi dengan injeksi
5. penulisan rckam medis
sebagaimana diatur dalam
lampiran SK rckam mcdis.
6. Penulisan rescp: incriptio
(bagian atas resep), pro
(identitas pasien), dan atau
isi resep dengan permintaan
dokter gigi.
1. Permintaan
2. Penerimaan
4. Apoteker Tenaga teknis 3. Penyimpanan
kefarmasian 4. Pendistribusian
5. Penyiapan obat resep
6. Pemberian informasi Obat
Pemeriksaan laboratrorium di luar
Petugas jam dinas, jaringan, dan kegiatan
5. Laboratoriu Perawat, Bidan luar gedung: Hemoglobin, gula
m darah, pemeriksaan kehamilan.
Lampiran III
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Sekongkang
Tanggal : 3 Januari 2023
Nomor : 040 Tahun 2023
Tentang : Pelayanan Klinis UPTD
Puskesmas Sekongkang
B. Triase
3. Prinsip triase dalam memberlakukan sistem prioritas dengan penentuan atau penyeleksian
pasien yang harus didahulukan untuk mendapatkan penanganan, yang mengacu pada
tingkat ancaman jiwa yang timbul berdasarkan:
a. ancaman jiwa yang dapat mematikan dalam hitungan menit
b. dapat meninggal dalam hitungan jam
c. trauma ringan
d. sudah meninggal
Pasien-pasien tersebut didahulukan diperiksa dokter sebelum pasien yang Iain, mendapat
pelayanan diagnostik sesegera mungkin dan diberikan perawatan sesuai dengan
kebutuhan.
4. Pasien harus distabilkan terlebih dahulu sebelum dirujuk yaitu bila tidak tersedia
pelayanan di Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan kondisi emergensi dan
pasien memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang mempunyai kemampuan lebih
tinggi.
5. Dalam penanganan pasien dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera, termasuk
melakukan deteksi dini tanda tanda dan gejala penyakit menular misalnya infeksi melalui
udara/airborne.
Lampiran IV
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Sekongkang
Tanggal : 3 Januari 2023
Nomor : 040 Tahun 2023
Tentang : Pelayanan Klinis UPTD
Puskesmas Sekongkang
1. Dalam pelayanan rawat jalan ataupun rawat inap di Puskesmas, terutama pelayanan gawat
darurat, pelayanan gigi, dan keluarga berencana, kadang-kadang memerlukan tindakan yang
membutuhkan anestesi lokal. Pelaksanaan anestesi lokal tersebut harus memenuhi standar dan
peraturan perundang-undangan serta kebijakan dan prosedur yang berlaku di Puskesmas.
2. Kebijakan dan prosedur memuat:
a. penyusunan rencana, termasuk identifikasi perbedaan antara dewasa, geriatri, dan anak atau
pertimbangan khusus;
b. dokumentasi yang diperlukan untuk dapat bekerja dan berkomunikasi efektif;
c. persyaratan persetujuan khusus;
d. kualifikasi, kompetensi, dan keterampilan petugas pelaksana;
e. ketersediaan dan penggunaan peralatan anestesi;
f. teknik melakukan anestesi lokal;
g. frekuensi dan jenis bantuan resusitasi jika diperlukan;
h. tata laksana pernberian bantuan resusitasi yang tepat;
i. tata laksana terhadap komplikasi; dan
j. bantuan hidup dasar.
Lampiran : V
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Sekongkang
Tanggal : 3 Januari 2023
Nomor : 040 Tahun 2023
Tentang : Pelayanan Klinis UPTD
Puskesmas Sekongkang
PELAYANAN GIZI
1. Terapi gizi adalah pelayanan gizi yang diberikan kepada pasien berdasarkan pengkajian gizi,
yang meliputi terapi diet, konseling gizi, dan pernberian makanan khusus dalam rangka
penyembuhan pasien.
Rawat Jalan
2. Konseling gizi di rawat jalan dapat dilakukan oleh dokter dengan pasien menandatangani pada
rekam medis sebagai tanda telah diberikan konseling gizi. Konseling gizi di rawat jalan dapat
juga dilakukan oleh nutrisionis jika dokter menganggap perlu pasien dikonsultasikan, misal pada
kasus DM dan HT dengan gula darah tidak bisa normal setelah 3 kali kunjungan, kasus gizi
buruk, kasus stunting, overweight, ataupun kasus lain yang dianggap perlu. Jika pada kondisi
tertentu, seperti kunjungan terlalu banyak maka, konseling dapat dilakukan sepenuhnya oleh
petugas gizi.
Rawat inap
3. Kondisi kesehatan dan pemulihan pasien membutuhkan asupan makanan dan gizi yang
memadai. Oleh karena itu, makanan perlu disediakan secara reguler, sesuai dengan rencana
asuhan, umur, budaya, dan bila dimungkinkan pilihan menu makanan. Pasien berperan serta
dalam perencanaan dan seleksi makanan.
4. Pemesanan dan pemberian makanan dilakukan sesuai dengan status gizi dan kebutuhan pasien.
5. Penyediaan bahan, penyiapan, penyimpanan, dan penanganan makanan harus dimonitor untuk
memastikan keamanan serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan praktik terkini.
Risiko kontaminasi dan pembusukan diminimalkan dalam proses tersebut.
6. Setiap pasien harus mengonsumsi makanan sesuai dengan standar angka kecukupan gizi.
7. Angka kecukupan gizi adalah suatu nilai acuan kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi
semua orang menurut golongan urnur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas fisik untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal.
8. Pelayanan Gizi kepada pasien dengan risiko gangguan gizi di Puskesmas diberikan secara
reguler sesuai dengan rencana asuhan berdasarkan hasil penilaian status gizi dan kebutuhan
pasien sesuai dengan proses asuhan gizi terstandar (PAGT)
9. Pelayanan Gizi kepada pasien rawat inap harus dicatat dan didokumentasikan di dalam rekam
medis dengan baik.
10. Keluarga pasien dapat berpartisipasi dalam menyediakan makanan bila makanan sesuai dan
konsisten dengan kajian kebutuhan pasien dan rencana asuhan dengan sepengetahuan dari
petugas kesehatan yang berkompeten dan makanan disimpan dalam kondisi yang baik untuk
mencegah kontaminasi.
Lampiran VI
Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis
Puskesmas Sekongkang
Tanggal : 3 Januari 2023
Nomor : 040 Tahun 2023
Tentang : Pelayanan Klinis UPTD
Puskesmas Sekongkang
1. Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pada pasien yang dirujuk balik dari FKRTL
dilaksanakan tindak lanjut sesuai dengan umpan balik rujukan dan hasilnya dicatat dalam rekam
medis.
2. Jika Puskesmas menerima umpan balik rujukan pasien dari fasilitas kesehatan rujukan tingkat
lanjut atau fasilitas kesehatan lain, tindak lanjut dilakukan sesuai prosedur yang berlaku melalui
proses kajian dengan memperhatikan rekomendasi umpan balik rujukan.
3. Dalam pelaksanaan balik harus ilakukan pemantauan (monitoring) dan dokumentasi
pelaksanaan rujuk balik.