DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS ROWOTENGAH
Alamat: Jl. Gajah Mada No.77 Sumberagung-Kec.Sumberbaru
e-mail. puskesmasrowotengah@gmail.com Telp. 085784549577
Kode Pos : 68156
TENTANG
PELAYANAN KLINIS
MEMUTUSKAN :
Ditetapkan di : JEMBER
Pada tanggal : 09 Agustus 2023
A. PROSES PENDAFTARAN
1. Pendaftaran pelanggan harus dipandu dengan prosedur yang jelas.
2. Di dalam proses pendaftaran, diperlukan adanya koordinasi petugas
pendaftaran dengan petugas unit layanan terkait pelayanan pasien.
3. Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien
dengan memperhatikan kebutuhan pasien.
4. Prosedur pendaftaran harus memperhatikan penerapan upaya keselamatan
pasien terutama dalam identifikasi pasien.
5. Pendaftaran dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan memenuhi kriteria.
6. Pendaftaran dilakukan menggunakan nomer antrian kriteria
a. Antrian warna merah : untuk pasien disabilitas , lansia ≥ 60 tahun, pasien
dengan TB, HIV, Kusta, Jiwa, Ibu hamil, bayi usia 0-1 bulan
b. Antrian warna putih : pasien dengan kriteria umum (pasien yang tidak
termasuk pasien kriteria antrian warna merah)
7. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan dua cara dari cara identifikasi
sebagai berikut: nama pasien, tanggal lahir pasien, alamat / tempat tinggal, dan
nomor rekam medis
8. Informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, sarana pelayanan dan
informasi lain yang dibutuhkan masyarakat, antara lain: tarif, jenis pelayanan,
jadwal pelayanan, ketersediaan tempat tidur, informasi tentang kerjasama dan
bentuk kerjasama dengan fasilitas rujukan lain harus dapat disediakan di
tempat pendaftaran.
9. Hak dan kewajiban pasien, keluarga, dan petugas harus diperhatikan pada
keseluruhan proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran
a. Hak Hak pasien meliputi
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan pelayanan
yang berlaku di Puskesmas
2. Hak atas informasi yang jelas dan benar tentang penyakit dan tindakan
medis yang akan dilakukan dokter/perawat, upaya pencegahan agar
penyakit tidak kambuh lagi,
3. Meminta konsultasi Medis.
4. Menyampaikan Pengaduan, saran, Kritik ,dan Keluhan berkaitan dengan
pelayanan .
5. Memperoleh layanan yang bermutu, aman ,nyaman ,adil ,jujur ,dan
manusiawi
6. Hasil pemeriksaan yang meliputi : diagnosis dan tata cara
tindakan ,tujuan tindakan, alternatif tindakan , resiko , biaya dan
komplikasi yang mungkin terjadi dan pronosis terhadap tindakan yang
dilakukan.
7. Memberikan Persutujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
kecuali untuk kasus KLB dan kasus yang dapat membahayakan
masyarakat.
8. Keluarga dapat mendampingi saat menerima pelayanan kesehatan.
9. Bila dimungkinkan, pasien dapat memilih tenaga medis untuk melayani.
10. Bila dimungkinkan, pasien juga bisa menolak tindakan pengobatan atas
dirinya.
12. Pasien harus distabilkan terlebih dahulu sebelum dirujuk, yaitu apabila tidak
tersedia pelayanan di Puskesmas untuk memenuhi kebutuhan pasien dengan
kondisi emergensi dan pasien memerlukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
memiliki kemampuan lebih tinggi.
13. Petugas gawat darurat yang melaksanakan proses triase untuk
memprioritaskan pasien dengan kebutuhan emergensi harus berkompeten dan
terlatih. Adapun kasus kegawatdarutan di UPTD. Puskesmas Rowotengah
sebagai berikut :
NO KASUS KEGAWATDARURATAN
1 Demam Tinggi Suhu > 39º
2 Diare / Muntah Dengan Dehidrasi
3 Kejang
4 Dyspnea/Sesak Napas
5 Syok Anafilaktik,Syok Hipofolemik,Kardiogenik,Syok Neurogenik,Syok
Hipoglikemik
6 Kecelakaan / Tenggelam / Keracunan
7 Nyeri Abdomen Hebat / Kolik Abdomen
8 Penurunan Kesadaran,Sinkop
9 Serangan Jantung
10 Gangguan Jiwa : Gaduh Gelisah,Tindakan Membahayakan Diri Sendiri /
Orang Lain
11 Gigitan Ular Dan Hewan Beracun Lainnya
12 Luka Bakar
13 Benda Asing Pada Mata/Telinga/Hidung
14 Trauma Kepala / Cedera Kepala
15 Retensi Dan Inkontinensial Urine
16 Perdarahan Yang Tidak Berhenti
14. Hasil kajian awal pasien dianalisis oleh petugas kesehatan profesional yang
kompeten. Proses kajian dapat dilakukan secara individual atau jika diperlukan
dilakukan oleh tim kesehatan antar profesi.
15. Tim Kesehatan antar profesi yang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, bidan,
dan tenaga kesehatan lain harus tersedia sesuai dengan kebutuhan pasien,
termasuk pelaksanaan perawatan kesehatan masyarakat/home care.
16. Pendelegasian wewenang pelayanan klinis baik dalam kajian maupun
keputusan layanan harus di lakukan melalui proses pendelegasian wewenang
17. Pendelegasian wewenang di berikan kepada petugas kesehatan berkompeten
yang memenuhi persyaratan
18. Proses Kajian harus dilakukan pada tempat yang memenuhi persyaratan untuk
melakukan kajian, menggunakan peralatan yang memenuhi standar
Puskesmas, berfungsi dengan baik, mudah dioperasikan, dan memberikan hasil
yang akurat.
19. Jaminan kualitas dilakukan dengan pemeliharaan yang teratur, proses sterilisasi
yang benar terhadap alat-alat klinis yang digunakan.
20. Peralatan dan sarana pelayanan yang digunakan wajib menjamin keamanan
pasien dan petugas, termasuk tidak boleh menggunakan ulang (reuse)
peralatan disposable
21. Rencana layanan dan pelaksanaan layanan di pandu oleh prosedur klinis yang
di bakukan.
22. Rencana layanan klinis dilakukan evaluasi dan dilakukan tindak lanjut jika
terjadi ketidaksesuaian antara rencana layanan dengan prosedur.
23. Rencana tindakan dan pengobatan serta rencana layanan terpadu jika
diperlukan penangganan oleh tim kesehatan antar profesi, disusun dengan
tujuan yang jelas, terkoordinasi dengan kejelasan tanggung jawab dari tiap
anggota tim kesehatan dalam melaksanakan layanan dan melibatkan pasien
atau keluarga.
24. Jika dibutuhkan rencana layanan terpadu, maka kajian awal, rencana layanan,
dan pelaksanaan layanan disusun secara kolaboratif dalam tim layanan yang
terpadu
25. Rencana layanan di susun untuk tiap pasien, dan melibatkan pasien/keluarga
dengan kejelasan tujuan yang ingin dicapai.
26. Penyusunan rencana layanan klinis disusun bersama pasien dengan
mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan
memperhatikan tata nilai budaya pasien.
27. Rencana layanan dilakukan paripurna, di susun dengan hasil dan tahapan
waktu yang jelas dengan mempertimbangkan efisiensi pemanfaatan sumber
daya manusia.
28. Resiko yang mungkin terjadi pada pasien harus dipertimbangkan sejak awal
dalam menyusun rencana layanan dan di- identifikasi.
29. Efek samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan harus di
informasikan kepada pasien
30. Rencana layanan harus di dokumentasikan dalam rekam medis
31. Rencana layanan yang disusun harus memuat pendidikan / penyuluhan pada
pasien dan/atau keluarga pasien.
C. PELAKSANAAN LAYANAN
2. Pelaksanaan layanan klinis mengacu pada standar profesi dan standar asuhan.
8. Informed consent dapat diperoleh pada berbagai titik waktu dalam proses
pelayanan. Misalnya informed consent diperoleh ketika pasien masuk rawat
inap dan sebelum suatu tindakan/pengobatan tertentu yang beresiko. Proses
persetujuan ditetapkan dengan jelas oleh Puskesmas dalam kebijakan dan
prosedur, yang mengacu pada Undang-undang dan peraturan yang berlaku.
12. Pelayanan klinis harus diberikan secara efektif dan efisien untuk menghindari
pengulangan yang tidak perlu.
17. Pelaksanaan layanan bagi pasien dengan kasus-kasus gawat darurat perlu
diidentifikasi, di prioritaskan dan dilaksanakan sesuai prosedur pelayanan
pasien gawat darurat
18. Pelaksanaan layanan bagi pasien dengan kasus-kasus berisiko tinggi harus
ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus berisiko tinggi. Kasus Risiko
tinggi di UPT. Puskesmas Rowotengah adalah :
22. Kinerja pelayanan klinis harus di monitor dan di evaluasi dengan indikator yang
jelas
23. Hak dan kebutuhan pasien selama pelaksanaan layanan harus di perhatikan
dan dihargai.
26. Penolakan untuk tidak melanjutkan pengobatan maupun untuk rujukan dipandu
oleh prosedur yang baku.
27. Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, petugas pemberi
pelayanan wajib memberitahukan tentang konsekuensi dari keputusan,
tanggung jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.
29. Pelayanan anestesi sederhana dan pembedahan minor harus dipandu dengan
prosedur baku
30. Pelayanan anestesi sederhana dan pembedahan minor harus dilaksanakan oleh
petugas yang kompeten
32. Status fisiologis pasien wajib di monitor selama pemberian anestesi sederhana
dan pembedahan minor.
35. Pemberian makanan dan terapi nutrisi sesuai dengan kebutuhan pasien
dipandu oleh prosedur yang baku.
36. Pasien dengan resiko gizi mendapat terapi asuhan gizi.
37. Pilihan berbagai variasi makanan yang sesuai dengan status gizi pasien dan
konsisten dengan asuhan klinis tersedia secara reguler.
38. Pemesanan dan pemberian makanan atau nutrien lain dilakukan oleh tenaga
kesehatan berkompeten.
39. Pemberian edukasi pada keluarga tentang pembatasan diit pasien, bila keluarga
ikut menyediakan makanan bagi pasien.
- Pernafasan :
Dewasa : 18 – 20 x/menit
2. Dokter mendelegasikan pemulangan pasien saat hari minggu atau hari libur
kepada tenaga paramedis ( perawat dan Bidan) yang bertugas pada hari itu
dengan melakukan konsul dokter terlebih dahulu.
3. Pemulangan dan tindak lanjut pasien baik yang bertujuan untuk kelangsungan
layanan, rujukan maupun pulang di pandu oleh prosedur yang baku.
4. Pasien berhak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi dan memilih tempat rujukan jika memungkinkan.
5. Petugas kesehatan berkompeten yang memberikan pelayanan rujukan kepada
prosedur yang pasien, mengikuti yang ditentukan.
6. Umpan balik dari fasilitas rujukan wajib di tindaklanjuti oleh dokter yang
menangani.
7. Puskesmas wajib memberikan alternatif pelayanan bagi pasien yang
memerlukan tindak lanjut rujukan akan tetapi tidak mungkin dilakukan.
8. Rujukan pasien resume harus di sertai dengan klinis
9. Resume klinis meliputi:nama pasien, kondisi klinis, prosedur/ tindakan yang
telah dilakukan, dan kebutuhan akan tindaklanjut
10. Pasien dengan keadaan keadaan khusus (memerlukan pengawasan
keperawatan atau medis terus-menerus) perlu di dampingi oleh petugas yang
kompeten
Ditetapkan di : JEMBER
Pada tanggal : 09 Agustus 2023