Anda di halaman 1dari 50

Berpikir Kritis

Ns. Deperman Kasmora, M.Kep


Definisi Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Menurut Rubenfeld & Scheffer,2006
Berpikir kritis merupakan sebuah komponen esensial
yang memperlihatkan kebiasaan berpikir seperti :
percaya diri, perspektif kontekstual, kreativitas,
fleksibilitas, rasa ingin tahu, integritas intelektual,
intuisi, berpikiran terbuka, tekun dan refleksi.
Para pemikir kritis melatih keterampilan kognitif dalam
menganalisis, menerapkan standar, membedakan,
mencari informasi, memberi alasan logis,
memperkirakan, dan mengubah pengetahuan
Kataoka-Yahiro & Saylor, 1994 dalam Potter & Perry,
2005
Berpikir kritis adalah reflektif, pemikiran yang masuk
akal tentang masalah keperawatan tanpa ada solusi
dan difokuskan pada keputusan apa yang harus
diyakini dan dilakukan
Menurut pendapat Siegel (1980 dalam Reilly &
Obermann, 2002) menyatakan berpikir kritis
memerlukan evaluasi terhadap ide.
Berpikir kritis merupakan berpikir yang rasional. Berpikir
kritis ini memerlukan kemampuan untuk mengevaluasi
suatu pernyataan dan mengidentifikasi suatu alasan,
misalnya bukti yang melandasi evaluasi tersebut.
Siegel juga mengatakan seseorang dapat dikatakan
berpikir kritis jika seseorang mampu mengenali
kepentingan dan memiliki keyakinan yang kuat terhadap
alasan yang mendasari alasannya tersebut. Saat mengkaji
tuntutan, mengevaluasi prosedur, atau membuat
keputusan, dia mencari alasan yang mendasari
pengkajian, evaluasi dan keputusannya.
Model Berpikir Kritis dalam Keperawatan
Model T.H.I.N.K (Total Recall, Habits, Inquiry, New
Ideas And Creativity, Knowing How You Think)
Model T.H.I.N.K menjelaskan berpikir kritis
merupakan perpaduan dari beberapa aktivitas
berpikir yang terkait dengan konteks situasi ketika
proses berpikir tersebut terjadi.
Berpikir kritis merupakan proses kompleks yang
jauh dari berpikir lurus.
Komponen berfikir kritis
Ingatan Total (T)
Ingatan total berarti mengingat beberapa fakta atau
mengingat tempat dan bagaimana cara untuk
menemukannya ketika dibutuhkan.
Ingatan total juga merupakan kemampuan untuk
mengakses pengetahuan, pengetahuan yang dipelajari
dan disimpan dalam pikiran
Kebiasaan (H)
 Kebiasaan adalah pendekatan berpikir yang sering
kali diulang sehingga menjadi sifat alami
Kebiasaan menghasilkan cara-cara yang dapat
diterima dalam melakukan segala hal yang berhasil,
menghemat waktu, atau yang diperlukan.
Kebiasaan memungkinkan seseorang melakukan
suatu tindakan tanpa harus memikirkan sebuah
metode baru setiap kali ia akan bertindak.
Penyelidikan (I)
Penyelidikan adalah memeriksa isu secara sangat
mendetail dan mempertanyakan isu yang mungkin
segera tampak dengan jelas.
Penyelidikan juga merupakan jenis berpikir yang
sangat penting untuk mencapai kesimpulan.
Kesimpulan dapat dicapai tanpa menggunakan
penyelidikan, tetapi kesimpulan lebih akurat jika
menggunakan penyelidikan.
Tahapan dalam penyelidikan
Melihat sesuatu (menerima informasi)
 Menarik kesimpulan yang cepat
 Mengenali adanya gap dalam informasi yang diketahuinya
 Mengumpulkan informasi tambahan untuk membenarkan atau
menyingkirkan kesimpulan pertama
Membandingkan informasi yang baru dengan informasi yang
telah diketahui tentang situasi ini dengan menggunakan
pengalaman masa lalu
Mempertanyakan setiap bias yang ada
Mempertimbangkan satu atau lebih kesimpulan alternatif
Memvalidasi kesimpulan awal atau kesimpulan alternatif dengan
lebih banyak informasi
Ide dan kreativitas (N)
 Ide baru dan kreativitas merupakan model berpikir yang
sangat khusus bagi seseorang.
Pemikiran pribadi ini melebihi pemikiran yang biasanya guna
membentuk kembali norma.
Seperti penyelidikan, model ini memungkinkan seseorang
untuk memiliki ide melebihi ide-ide dalam buku ajar.
Berpikir kreatif bukanlah untuk orang yang penakut, seseorang
harus bersedia mengambil resiko yang terkadang membuatnya
terlihat bodoh dan tidak sesuai dengan karakternya. Pemikir
kreatif menghargai kesalahan sebagai pelajaran yang berharga.
Mengetahui bagaimana anda berpikir (K)
Mengetahui bagaimana anda berpikir merupakan
model T.H.I.N.K yang terakhir, tetapi bukan tidak
penting, berarti berpikir tentang pemikiran seseorang.
Berpikir tentang pemikiran disebut dengan
metakognisi yang berarti “proses mengetahui”.
Mengetahui bagaimana anda berpikir tidak
sesederhana seperti yang terdengar.
Karakteristik Berpikir Kritis
 

Fisher (2008) menyatakan ada 6 karakteristik berpikir


kritis yaitu :
Mengidentifikasi masalah
Mengumpulkan berbagai informasi yang relevan
 Menyusun sejumlah alternatif pemecahan masalah
Membuat kesimpulan
Mengungkapkan pendapat
Mengevaluasi argumen
Ennis (2000) mengidentifikasi 12 karakteristik berpikir
kritis yang dikelompokkan ke dalam lima besar
aktivitas sebagai berikut :
Memberikan penjelasan sederhana, yang berisi :
memfokuskan pertanyaan, menganalisis pertanyaan
dan bertanya, serta menjawab pertanyaan tentang
suatu penjelasan atau pernyataan
Membangun keterampilan dasar, yang terdiri atas
mempertimbangkan apakah sumber dapat dipercaya atau tidak dan
mengamati serta mempertimbangkan suatu laporan hasil observasi
Menyimpulkan, yang terdiri atas kegiatan mendeduksi atau
mempertimbangkan hasil deduksi, meninduksi atau
mempertimbangkan hasil induksi, dan membuat serta menentukan
nilai pertimbangan
Memberikan penjelasan lanjut, yang terdiri atas mengidentifikasi
istilah-istilah dan definisi pertimbangan dan juga dimensi, serta
mengidentifikasi asumsi
Mengatur strategi dan teknik, yang terdiri atas menentukan
tindakan dan berinteraksi dengan orang lain.
Berpikir kritis Wade (1995) ,

Karakteristik berpikir kritis, yakni meliputi:


1. Kegiatan merumuskan pertanyaan
2. Membatasi permasalahan
3. Menguji data-data
4. Menganalisis berbagai pendapat
5. Menghindari pertimbangan yang sangat emosional
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi
8. Mentolerasi ambiguitas
C.      Model Berfikir Kritis

Costa and Colleagues (1985 klasifikasi berpikir dikenal


sebagai “The Six Rs” yaitu :
1. Remembering (Mengingat)
2. Repeating (Mengulang)
3. Reasoning (Memberi Alasan/rasional)
4. Reorganizing (Reorganisasi)
5. Relating (Berhubungan)
6. Reflecting (Memantulkan/merenungkan)
Lima Model Berfikir Kritis

Kemudian Perkumpulan Keperawatan


mencoba mengembangkan gambaran berpikir
dan mengklasifikasikan menjadi 5 model
disebut T.H.I.N.K.
1. Total Recall,
2. Habits,
3. Inquiry,
4. New Ideas and Creativity,
5. Knowing How You Think
1. Total Recall (T)

Total Recall berarti mengingat fakta atau mengingat


dimana dan bagaimana untuk mendapatkan
fakta/data ketika diperlukan. Data keperawatan bisa
dikumpulkan dari banyak sumber, yaitu pembelajaran
di dalam kelas, informasi dari buku, segala sesuatu
yang perawat peroleh dari klien atau orang lain, data
klien dikumpulkan dari perasaan klien, instrument
(darah, urine, feses, dll), dsb.
Contoh pertanyaan Total Recall:

1. Berapa TD pasien?
2. Dimana lokasi benturan?
3. Berapa Hemoglobin Tn A 2 jam post operasi?
4. Berapa Trombosit Tn. B dengan DHF?
Yang perlu dipelajari :

1. Bagaimana menjawab pertanyaan tersebut dengan


tepat dan cepat?
2. Bagaimana data tersebut dapat kita ungkapkan setiap
saat?
3. Berapa banyak data yang bisa kita simpan?
4. Bagaimana rumus/kunci menghafal untuk
meningkatkan memori?
2. Habit/Kebiasaan (H)

Habits merupakan pendekatan berpikir ditinjau dari


tindakan yang diulang berkali-kali sehingga menjadi
kebiasaan yang alami. Mereka menerima apa yang mereka
kerjakan menghemat waktu dan mudah untuk dilakukan.
Manusia selalu menggambarkan sesuatu yang mereka
kerjakan sebagai kebiasaan seperti “saya mengerjakan
sesuatu di luar pikiran”. Hal ini bukan kebiasaan dalam
keperawatan karena tindakan yang dilakukan tidak
menggunakan proses berpikir. Hal ini terjadi jika proses
berpikir sudah berakar dalam diri mereka dalam melihat
sesuatu atau kemungkinan yang terjadi, di bawah sadar.
Habits mengikuti sesuatu yang dikerjakan diluar metode
baru setiap waktu.

Contoh : pernahkah kita mengerjakan suatu tindakan


dan apakah pernah kita ingat semua prosedur..? !!!.
Apakah prosedur tadi sudah benar dan efektif dan
harapan sesuai dengan kebutuhan pasien kita ???
Cardipulmonary Resuscitation (CPR) adalah suatu
kebiasaan yang sangat penting dalam keperawatan.
Ketika seseorang menjelang ajal, sebuah solusi yang
cepat yang dibutuhkan disini adalah melakukan pijat
jantung (CPR), memberikan injeksi, mempertahankan
suhu tubuh, memasang kateter, dan aktivitas lainnya.
Hal tersebut merupakan suatu kebiasaan yang alami
terjadi dan dilakukan oleh perawat.
Yang perlu dipelajari :
1. Bagaimana sesuatu menjadi sesuatu kebiasaan?
2. Mengapa suatu aktivitas berguna?
3. Cara apa yang terbaik untuk mengembangkan
kebiasaan?
3. Inquiry/Penyelidikan/menanyakan keterangan (I)

Inquiry
Merupakan latihan mempelajari suatu masalah
secara mendalam dan mengajukan pertanyaan yang
mendekati kenyataan.
Hal ini meliputi penggalian data dan pertanyaan,
khususnya pendapat dalam situasi tertentu. Ini berarti
tidak menilai dari raut wajah, mencari factor-faktor
yang menyebabkan, keragu-raguan pada kesan
pertama, dan mengecek segalanya, tidak ada masalah
bagaimana memperlihatkan ketidaksesuaian.
Inquiry merupakan kebutuhan primer dalam berpikir
yang digunakan untuk menyimpulkan sesuatu.
Kesimpulan tidak dapat diambil jika tanpa inquiry,
tetapi kesimpulan akan lebih akurat jika
menggunakan inquiry.
Inquiry bisa diwujudkan melalui
1. Melihat sesuatu (menerima informasi)
2. Mendapatkan kesimpulan awal
3. Mengakui keterbatasan pengetahuan yang dimiliki
4. Mengumpulkan data atau informasi mendekati masalah
utama
5. Membandingkan informasi baru dengan yang sudah
diketahui
6. Menggunakan pertanyaan netral
7. Menemukan satu atau lebih kesimpulan
8. Memvalidasi kesimpulan utama dan alternative untuk
mendapatkan informasi lebih banyak lagi.
Contoh :
Pukul 3 pagi, perawat melihat lampu kamar Tn. X
masih menyala. Kemudian perawat mendekati pasien
dan menanyakan “Selamat pagi Tn.X, saya melihat
lampu kamar anda masih menyala, apa yang anda
lakukan? ada yang bisa saya bantu?” Tn. X tersenyum
dan menjawab “saya baik-baik saja.” Perawat
mengobservasi dan menemukan tissue di lantai dan
melihat bahwa mata Tn.X merah dan bengkak.
kasus tersebut (sedikitnya 4 kesimpulan),

1. Klien baik-baik saja, memang normal klien bangun


pada jam tersebut dan mata klien merah mungkin
karena klien menggosok matanya akibat alergi
2. Klien baik-baik saja tetapi tidak bisa tidur siang
sebentar karena rasa bosan. Sehingga mata terlihat
merah dan bengkak
3. Klien tidak dalam keadaan baik tetapi tidak ingin
berbicara kepada siapapun tentang masalahnya
4. Klien dalam keadaan tidak baik tetapi tidak tahu
bagaimana untuk minta bantuan kepada orang lain
Disini peran perawat adalah memvalidasi : “Anda
bicara kalau anda baik-baik saja, tetapi saya melihat
mata anda merah dan bengkak” Kemudian
bandingkan dengan informasi yang diperoleh teman
kita. Yang perlu dipelajari
Apakah kita mendapat jawaban yang sebenarnya dari
pertanyaan kita?
Kapan kita membandingkan jawaban yang kita peroleh
dengan jawaban teman kita apakah ada perbedaan?
4. New Ideas and Creativity (N)
Seperti Inquiry, model ini membawa kita sesuai ide dari
literature.
Berpikir kreatif merupakan kebalikan dan akhir dari Habits
Model (kebiasaan).
Dari kalimat “melakukan sesuatu seperti biasanya” menjadi
“Mari mencoba cara baru”.
Berpikir kreatif tidak untuk menjadi pengecut, tetapi salah
satu kadang-kadang akan terlihat bodoh dan tidak sesuai
dengan ketentuan yang ada.
Pemikir kreatif menghargai kesalahan yang mereka
lakukan untuk mempelajari nilai.
Ide baru dan kreativitas sangat penting dalam keperawatan
karena merupakan dasar dalam merawat pelanggan atau klien.
Banyak hal yang harus dipelajari perawat untuk menjadi
cocok, terpadu, dan bekerja menyesuaikan keunikan klien.
Perawat mempunyai standart pendekatan untuk menghemat
waktu perawatan dan secara keseluruhan bekerja dengan baik,
tetapi cara kerja perawat berbeda satu sama lain.
 Contoh : Desta yang tinggal di rumah perawatan
menghabiskan sisa harinya di atas kursi roda, keluar-masuk ke
ruangan yang sama tiap harinya. Dia tidak pernah berkata
kepada seorangpun meskipun perawat mengulangi kata-kata
yang sama dan sudah memahami cara berkomunikasi.
Ketika dalam komunikasi kita berpikir, kebanyakan
orang berpikiran bahwa berbicara kepada orang lain
merupakan cara standar untuk membesarkan hati
melalui komunikasi.

Jadi hal tersebut yang sebagian perawat lakukan, kecuali


Nisa (contoh).
Suatu hari Nisa berlutut di depan kursi roda Yudi dan
merangkulnya. Memandang Yudi dan dengan senyum
yang lebar mengajaknya bernyanyi. Apa yang terjadi?
Desta menyanyi. Tidak hanya menyanyi tetapi juga
mempunyai suara seperti penyanyi bangsa Irlandia.
Sekarang apa yang dapat kita pikirkan dari cerita
tersebut? Kebanyakan perawat memahami
komunikasi terapeutik yang mereka pelajari dari
buku.
Pendekatan verbal untuk komunikasi terapeutik bisa
dilakukan dengan kebanyakan klien.
Nisa, meskipun mengembangkan komunikasi dengan
cara sentuhan dan menyanyi hal tersebut kreativitas
yang dimiliki yang tidak disebutkan dalam literature.
Yang perlu dipelajari :
1. Bagaimana perasaan anda jika mempunyai
ide baru atau kreativitas baru?
2. Berapa lama dalam sehari anda berkreativitas?
3. Berapa lama dalam seminggu?
4. Apa yang membuat berbahaya dari bertindak
kreatif?
5. Knowing How You Think /Mengetahui apa yang kamu fikirkan? (K)

Knowing How You Think merupakan yang terakhir tetapi


bukannya yang paling tidak dihiraukan dari model
T.H.I.N.K. yang berarti berpikir tentang apa yang kita
pikirkan. Berpikir tentang berpikir disebut
“metacognition”. Meta berarti “diantara atau
pertengahan” dan cognition berarti “Proses
mengetahui”. Jika kita berada di antara proses
mengetahui, kita akan dapat mengetahui bagaimana
kita berpikir.
D.      Metode Berfikir Kritis:

7 metode critical thinking


1. Debate : metode yang digunakan untuk mencari, membantu, dan
merupakan keputusan yang beralasan bagi seseorang atau kelompok dimana
dalam proses terjadi perdebatan atau argumentasi
2. Individual decision : Individu dapat berdebat dengan dirinya sendiri dalam
proses mengambil keputusan
3. Group discussion : sekelompok orang memperbincangkan suatu masalah
dan masing-masing mengemukakan pendapatnya.
4. Persuasi : komunikasi yang berhubungan dengan mempengaruhi
perbuatan, keyajinan, sikap, dan nilai-nilai orang lain melalui berbagai alas
an, argument, atau bujukan. Debat dan iklan adalah dua bentuk persuasi
5. Propaganda : komunikasi dengan menggunakan berbagai media yang
sengaja dipersiapkan untuk mempengaruhi massa pendengar
6. Coercion : mengancam atau menggunakan kekuatan dalam berkomunikasi
untuk memaksakan suatu kehendak
7. Kombinasi beberapa metode
E.      Elemen Berfikir Kritis

Elemen berpikir kritis antara lain:


1. Menentukan tujuan
2. Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka
masalah
3. Menujukan bukti
4. Menganalisis konsep
5. Asumsi
F.       Aspek-Aspek Berfikir Kritis

Perilaku berpikir kritis seseorang dapat dilihat dari beberapa aspek:


1. Relevance 
Relevansi ( keterkaitan ) dari pernyataan yang dikemukan. 
2. Importance
Penting tidaknya isu atau pokok-pokok pikiran yang
dikemukaan.
3. Novelty
Kebaruan dari isi pikiran, baik dalam membawa ide-ide atau
informasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide
orang lain.
4.  Outside material
Menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-bahan yang
diterimanya dari perkuliahan
5.  Ambiguity clarified
Mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut jika
dirasakan ada ketidak jelasan
6. Linking ideas
Senantiasa menghubungkan fakta, ide atau pandangan
serta mencari data baru dari informasi yang berhasil
dikumpulkan.
7.  Justification
Memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi terhadap
suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk
didalamnya senantiasa memberikan penjelasan
mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi
atau solusi
G.      Fungsi Berpikir Kritis dalam Keperawatan

fungsi atau manfaat berpikir kritis dalam keperawatan :


1. Penggunaan proses berpikir kritis dalam aktifitas keperawatan
sehari-hari.
2. Membedakan sejumlah penggunaan dan isu-isu dalam
keperawatan.
3. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah keperawatan.
4. Menganalisis pengertian hubungan dari masing-masing
indikasi, penyebab dan tujuan, serta tingkat hubungan.
5. Menganalisis argumen dan isu-isu dalam kesimpulan dan
tindakan yang dilakukan.
6. Menguji asumsi-asumsi yang berkembang dalam keperawatan.
7. Melaporkan data dan petunjuk-petunjuk yang akurat dalam
keperawatan.
8. Membuat dan mengecek dasar analisis dan validasi data
keperawatan.
9. Merumuskan dan menjelaskan keyakinan tentang aktifitas
keperawatan.
10. Memberikan alasan-alasan yang relevan terhadap keyakinan
dan kesimpulan yang dilakukan.
11. Merumuskan dan menjelaskan nilai-nilai keputusan dalam
keperawatan.
12. Mencari alasan-alasan kriteria, prinsip-prinsip dan aktifitas
nilai-nilai keputusan.
13. Mengevaluasi penampilan kinerja perawat dan kesimpulan
asuhan keperawatan
H.      Pemecahan Masalah Dalam Berfikir Kritis

 Pemecahan masalah termasuk dalam langkah proses


pengambilan keputusan, yang difokuskan untuk
mencoba memecahkan masalah secepatnya.
 Masalah dapat digambarkan sebagai kesenjangan
diantara “apa yang ada dan apa yang seharusnya ada”. 
 Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan yang
efektif diprediksi bahwa individu harus memiliki
kemampuan berfikir kritis
Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
1. Mengetahui hakekat dari masalah dengan
mendefinisikan masalah yang dihadapi.
2. Mengumpulkan fakta-fakta dan data yang
relevan.
3. Mengolah fakta dan data.
4. Menentukan beberapa alternatif pemecahan
masalah.
5. Memilih cara pemecahan dari alternatif yang
dipilih.
6. Memutuskan tindakan yang akan diambil.
7. Evaluasi.
Karakter Berpikir Kritis

Beyer (1995: 12-15) secara lengkap dalam buku Critical


Thinking,
1. Watak
Seseorang yang mempunyai keterampilan berpikir
kritis mempunyai sikap skeptis, sangat terbuka,
menghargai sebuah kejujuran, respek terhadap
berbagai data dan pendapat, respek terhadap kejelasan
dan ketelitian, mencari pandangan-pandangan lain
yang berbeda, dan akan berubah sikap ketika terdapat
sebuah pendapat yang dianggapnya baik.
2. Kriteria
punya rasa menemukan sesuatu untuk diputuskan
atau dipercayai dan punya kiteria sendiri yang
dianggap benar, fakta-fakta, berlandaskan sumber
yang kredibel, teliti, bebas dari logika yang keliru,
logika yang konsisten, dan pertimbangan yang
matang.
3. Argumen
Keterampilan berpikir kritis akan meliputi hal-hal
seperti kegiatan pengenalan, dan penilaian, serta
menyusun argumen.
4. Pertimbangan atau pemikiran
Yaitu kemampuan untuk merangkum kesimpulan dari
satu atau beberapa premis. Prosesnya akan meliputi
kegiatan menguji hubungan antara beberapa
pernyataan atau data
5. Sudut pandang
Sudut pandang adalah cara memandang atau
menafsirkan dunia ini, yang akan menentukan
konstruksi makna. Seseorang yang berpikir dengan
kritis akan memandang sebuah fenomena dari
berbagai sudut pandang yang berbeda
6. Prosedur penerapan criteria
Prosedur penerapan berpikir kritis sangat kompleks
dan prosedural. Prosedur tersebut akan meliputi
merumuskan permasalahan, menentukan keputusan
yang akan diambil.

Anda mungkin juga menyukai