ACCESS
FOR
HEMODIALYSIS
Disusun Oleh :
PALANGKA RAYA
2021
i
Kata Pengantar
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah Access Vaskuler Untuk Hemodialysis di RSUD dr Doris Sylvanus
Palangka Raya Tahun 2021, dimana setiap Tindakan hemodialisis memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan khusus tentang Access Hemodialysis.
Penyusun
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
MAKALAH
Mengetahui :
Norsehan, S.Kep.,Ns
iii
Bab I
2014).
standar, petunjuk yang benar dan terbaru untuk perawat dialysis akan lebih
akuntabilitas rumah sakit terhadap klien dan masyarakat terutama klien yang
1
Pada dasarnya kegiatan hemodialysis harus dilakukan oleh perawat
access vaskuler yang aman pada klien yang menjalani hemodialysis, dan
merasa perlu untuk mencari berbagai sumber dan bahan terbaru untuk
vaskuler sehingga aman bagi klien sesuai kemajuan ilmu dan teknologi yang
modern.
yang benar dan terbaru sebagai acuan dalam pengembangan profesi untuk
Palangka Raya.
B. Rumusan Masalah
Hemodialysis
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
2
2. Tujuan Khusus :
diharapkan
b. Dapat memberi petunjuk yang aman, terbaru dan legal dalam cara
3
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
1.1 Pengertian
Acces Vaskuler hemodialysis adalah suatu cara
mengeluarkan darah dari tubuh yang kemudian masuk
kedalam dializer dan selanjutnya darah kembali kedalam
tubuh.
Acces Vaskuler hemodialysis adalah suatu Tindakan
memasukan jarum AV fistula kedalam pembuluh darah untuk
sarana hubungan sirkulasi yang akan digunakan selama proses
hemodialysis.
What is Vascular Access ? a way to get/reach the blood
vessel for…..,Vasculas Access is the insertion of a flexible
thin; plastic tube, catheter, into a blood vessel.
1.2 Tujuan
1.2.1 Mengeluarkan darah dari tubuh menuju ke dializer
1.2.2 Memasukan darah dari dializer Kembali ke tubuh
1.2.3 Agar proses hemodialysis dapat berjalan lancer sesuai
dengan hasil yang diharapkan.
4
1.3.8 Pada kasus emergency
1.3.9 Hemodialysis
5
1.6.3 Permanent : Hemodialysis access
6
1.11.1 Infeksi
1.11.2 Thrombosis
1.11.3 Catheter fracture
1.11.4 Terlalu lama
1.11.5 Emboli
Hypertension Vein
7
The Giant AVF
8
memungkinkan maka digunakan kateter vena sentral (CVC),
jadi acces vaskuler cimino (fistula/ CVC) yang berfungsi
dengan baik akan berpengaruh adekuasi hemodialysis.
Menurut KDOQI 2019 menganjurkan AVF atau AVG lebih
baik daripada CDL mengingat akan resiko yang lebih tinggi.
1.16.2 Surveilance
Adalah evaluasi access vaskuler secara periodic dengan
memakai metode berbasis alat atau berbasis test yang
menggunakan instrument tertentu diluar pemeriksaan
hasil dan hasil yang abnormal menunjukkan adanya
komplikasi terkait aliran yang mengalami trombotik/
disfungsi
Salah satu contoh adalah Tindakan untuk mendeteksi
adanya stenosis dengan mengukur blood flow access (QA)
dengan doppler USG
9
1.16.5 Tanda – tanda CDL dengan disfungsi
Terkait mesin (QB turun >10% dari basaline, BFR
<30ml/mnt, tekanan arteri <250mmhg, tekanan
vena<250mmhg, URR secara progresif < 65%/Kt./v <1,2
, alarm tekanan yang sering, tidak responsive pada reposisi
pasien dan pembilasan kateter, > 10% resirkulasi perlu
pertukaran line yang sering).
Terkait pasien/CDL (nyeri, perdarahan, distress
pernafasan, integritas kateter, tidak dapat mengambil
darah secara bebas).
10
collab berarti tidak ada stenosis), vena sentral stenosis/
penyempitan pembuluh darah.
- Feel :
Dengan melakukan feel untuk merasakan adanya
masalah pada aliran darah inflow atau outflow
AVF pulse character ( untuk mengetahui outflow dan
inflow stenosis, normalnya adalah Ketika meletakan
tangan diatas daerah anastomose pembuluh darah
pulsenya teraba sangat lembut, teratur ini normal,
Ketika kita denyutan sangat kencang lalu raba
pembuluh darahnya sangat kencang ini tanda- tanda
sudah terjadi stenosis pada outflow, tapi bila denyutnya
lemah , datar ini adalah tanda- tanda terjadinya stenosis
pada inflow).
AVF Thrill (meletakan ketiga jari pada daerah fistula
normalnya sistol dan diastole bisa teraba, abnormal
Ketika sistolnya saja lalu Ketika jari pada fistula thrill
terlalu kencang pada lokasi tertentu tanda – tanda
stenosis pada outflow, bila lemah dan terlokalisir itu
tanda- tanda terjadinya inflow stenosis)
Pulse augmentation test (normalnya Ketika ditekan ada
nadi tettapi tidak ada thrill, abnormalnya Ketika
melakukan penekanan diatas anastomose pembuluh
darahnya thrillnya normal tapi pulse tidak ada accessory
veins dan bila tidak ada pulse dan tidak ada thrill ini
terjadi inflow stenosis.
Sequential occlusion test
Access VS non access limb
- Listen
Auscultation (Bruit : normalnya kontinous diastole dan
sistolnya lembut Ketika didengarkan, namun bila
didengarkan melengking sangat keras ini tanda- tanda
outflow stenosis, sebaliknya Ketika mendengarkan
suara sangat redup ,lembut bahkan tidak terdengar
11
kencang ini berarti ini tanda- tanda terjadi stenosis pada
aliran inflow.
1. Persiapan Alat-alat
PROSEDUR
1.1. 1 buah set steril dialisis terdiri dari:
1.3. Masker.
2. Persiapan Pasien
penusukan.
12
2.5. Beritahu pasien bahwa tindakan dimulai.
3. Persiapan Perawat
4. Memulai Desinfektan
13
5.4. AV fistula diklem, spuit 5 cc dilepas, ujung AV
fistula ditutup, tempat tusukan difiksasi dengan
plester.
14
7.12 Ada tanda peradangan/ nanah?
7.13 Jika ada lapor dokter.
7.14 Memulai desinfektan.
7.15 Dinfektan daerah exit site CDL dengan kasa
betadin, mulai dari pangkal tusukan CDL sampai
kearah sekitar kateter dengan cara memutar kassa
dari dalam keluar.
7.16 Bersihkan kateter dengan betadin dan NaCl 0,9%
sampai ujung CDL.
7.17 Buka kedua tutup kateter bersihkan kedua ujung
CDL dengan NaCL 0,9% , aspirasi darah masing-
masing 2 ml/ sesuai volume yang tertera pada
kateter.
7.18 Lalu buang darah yang diaspirasi dan kasa tersebut
ketempat sampah berwarna kuning.
7.19 Tutup CDL di rendam dengan betadin.
7.20 Bilas kateter dengan NaCl 0,9% sampai bersih.
7.21 Atur posisi kateter dengan tepat dan benar.
7.22 Pangkal CDL (exit site) ditutup dengsn kasa steril.
7.23 Kateter di fiksasi dengan hypavix.
7.24 Kateter double lumen siap disambungkan dengan
arteri blood line.
7.25 Buka klem yang ada di selsng CDL dan buka klem
yang ada di arteri line.
7.26 Putar pump 100ml/menit sampai darah mengisi
blood line dan dialiser.
7.27 Kemudian sambungkan venous line ke CDL outlet
(warna biru).
7.28 Klem dibuka kemudian jalankan pump (QB).
7.29 Program mesin sesuai kebutuhan pasien.
7.30 Dokumentasikan, alat-alat dirapikan.
7.31 Perawat mencuci tangan.
15
BAB III
A. Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
1. Maintanance access vaskuler harus ada Kerjasama yang baik dalam tim
Kesehatan agar access vaskuler dapat lancar dan aman bagi pasien.
2. Deteksi dini pada AVF dapat dilakukan dengan inspeksi, palpasi, dan
auskultasi.
B. Saran
16
dialysis yang kompeten dalam melakukan acces vaskuler yang aman
17
DAFTAR ISI
18
Daftar Pustaka
19