Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ACCESS VASKULER UNTUK HEMODIALYSIS

ACCESS

FOR

HEMODIALYSIS

Disusun Oleh :

Evimira Sukanti., S.Kep,Ns

NIP.19810215 200604 2 012

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RSUD dr.DORIS SYLVANUS

PALANGKA RAYA

2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah Access Vaskuler Untuk Hemodialysis di RSUD dr Doris Sylvanus
Palangka Raya Tahun 2021, dimana setiap Tindakan hemodialisis memerlukan
pengetahuan dan ketrampilan khusus tentang Access Hemodialysis.

Makalah ini memuat standar penentuan dalam melakukan access yang


benar dan sesuai dengan panduan yang telah ditentukan dalam pelatihan
perawat dialysis dan dari hasil seminar pertemuan INAVASC2020, dimana
banyak sekali pengetahuan dan ketrampilan yang baru yang penyusun dapatkan.
Penyusun harapkan Makalah ini dapat memberi infomasi yang cukup dan
terbaru bagi perawat dialysis. Tindakan access vaskuler hemodialysis yang
benar sangat diharapkan dimiliki oleh perawat yang bekerja di istalasi
hemodialisis sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan kompeten dan memiliki legal aspek yang kuat secara professional
mengedepankan keamanan dan keselamatan klien hemodialysis dan disusunnya
Makalah ini untuk meningkatkan kinerja penyusun dalam pengembangan
profesi di RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya.

Terima kasih penyusun sampaikan kepada semua pihak yang telah


membantu proses pengumpulan materi untuk penyusunan Makalah ini, Kritik
dan saran sangat penyusun harapkan

Palangka Raya, Juni 2021

Penyusun

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

MAKALAH

ACCESS VASKULER UNTUK HEMODIALYSIS

Kasi Profesi dan Pengembangan Penyusun


Mutu Keperawatan

Agustina Nugrahini, S.Kep,Ns, M.Si Evimira S, S.Kep.,Ns


NIP.19710805 199503 2 001 NIP.19810215 200604 2 012

Mengetahui :

Kepala Bidang Keperawatan

RSUD dr.Doris Sylvanus

Norsehan, S.Kep.,Ns

NIP.19680106 198802 2 003

iii
Bab I

A. Latar Belakang Masalah

Hemodialisis sekarang menjadi terapi standar dan digunakan sebagai

terapi penunjang kehidupan selama lebih dari 300.000 pasien di Amerika

Serikat yang memiliki endstage penyakit ginjal (Hassan, et al, 2013). Di

indonesia tahun 2014 sebanyak 17193 (Indonesian Renal Registry/IRR,

2014).

Di instalasi hemodialisis diperlukan prosedur atau petunjuk untuk

perawat dialysis dalam menangani pasien yang menjalani hemodialisis

terutama dalam access vaskuler pada Tindakan hemodialysis, dengan adanya

standar, petunjuk yang benar dan terbaru untuk perawat dialysis akan lebih

melengkapi dan menunjang pekerjaan dari tugas mulia perawat dialysis di

RSUD dr. Doris Sylvanus minimal dapat menyamakan pemahaman tentang

prosedur pelayanan dalam tindakan hemodialisis dan berguna meningkatkan

akuntabilitas rumah sakit terhadap klien dan masyarakat terutama klien yang

menjalani hemodialysis acces vaskuler sangat menentukan adekuasi dari

hidup klien dalam menjalani hemodialysis.

Acces Vaskuler pada Tindakan hemodialysis adalah suatu Tindakan

memasukkan jarum AV kedalam sarana hubungan darah untuk sarana

hubungan sirkulasi yang akan digunakan selama proses hemodialisis.

1
Pada dasarnya kegiatan hemodialysis harus dilakukan oleh perawat

dialysis yang memiliki kualifikasi Pendidikan dan pengalaman yang

memadai serta memperoleh kewenangan untuk melaksanakan Tindakan

access vaskuler yang aman pada klien yang menjalani hemodialysis, dan

ilmu pengetahuan dalam acces vaskuler semakin berkembang, Penyusun

merasa perlu untuk mencari berbagai sumber dan bahan terbaru untuk

memperoleh informasi dan ketrampilan yang legal dalam Tindakan access

vaskuler sehingga aman bagi klien sesuai kemajuan ilmu dan teknologi yang

modern.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan standar dan petunjuk

yang benar dan terbaru sebagai acuan dalam pengembangan profesi untuk

meningkatkan kinerja perawat yang bekerja di RSUD dr Doris Sylvanus

Palangka Raya.

B. Rumusan Masalah

Makalah ini membahas tentang Acces Vaskuler Pada Tindakan

Hemodialysis

C. Tujuan

1. Tujuan Umum :

Sebagai dasar dalam pembuatan kebijakan bagi unit kerja dalam

memberikan pelayanan aman dan legal bagi klien dan masyarakat.

2
2. Tujuan Khusus :

a. Agar proses hemodialysis dapat berjalan lancar sesuai hasil yang

diharapkan

b. Dapat memberi petunjuk yang aman, terbaru dan legal dalam cara

merawat acces vaskuler

c. Meningkatkan profesionalisme perawat dialysis

3
BAB II

A. Tinjauan Pustaka

1.1 Pengertian
Acces Vaskuler hemodialysis adalah suatu cara
mengeluarkan darah dari tubuh yang kemudian masuk
kedalam dializer dan selanjutnya darah kembali kedalam
tubuh.
Acces Vaskuler hemodialysis adalah suatu Tindakan
memasukan jarum AV fistula kedalam pembuluh darah untuk
sarana hubungan sirkulasi yang akan digunakan selama proses
hemodialysis.
What is Vascular Access ? a way to get/reach the blood
vessel for…..,Vasculas Access is the insertion of a flexible
thin; plastic tube, catheter, into a blood vessel.

1.2 Tujuan
1.2.1 Mengeluarkan darah dari tubuh menuju ke dializer
1.2.2 Memasukan darah dari dializer Kembali ke tubuh
1.2.3 Agar proses hemodialysis dapat berjalan lancer sesuai
dengan hasil yang diharapkan.

1.3 Indikasi Access Vaskuler


1.3.1 Intravenous drugs (antibiotic).
1.3.2 Long term intravenous untuk support nutrisi.
1.3.3 Untuk pengambilan sampel darah pemeriksaan.
1.3.4 Tranfusi darah
1.3.5 Khemotherapi
1.3.6 Pembuluh darah klien sulit jadi memerlukan penanganan
pada access vaskuler
1.3.7 Pengobatan nyeri, dehidrasi dan kasus lainnya

4
1.3.8 Pada kasus emergency
1.3.9 Hemodialysis

1.4 Access Vaskuler


1.4.1 Intra arterial
1.4.2 Intra Venous terdiri dari :
 Perifer (a simple intravenous)
 Peripherally inserted central catheter dan central venous
catheter (CVC).

1.5 Access Vaskuler yang digunakan


1.5.1 Perifer (IV line)
1.5.2 Central Catheter berupa:
 Vena Jugularis
 Vena Subclavia
 Femoralis
 Vena Brachial

1.6 Waktu pemasangan access vaskuler


1.6.1 Emergency : Life saving ( IV Chatheter, Double lumen
chatheter untuk hemodialyisis).
1.6.2 Temporery

5
1.6.3 Permanent : Hemodialysis access

1.7 Type alat untuk pemasangan


1.7.1 IV perifer kurang dari seminggu
1.7.2 Non Tunnelled CVC 5-7 hari
1.7.3 Peripherally Inserted CVC (PICC) kurang lebih 1 bulan
1.7.4 Skin Tunneled CVC lebih dari 6 bulan
1.7.5 Subcutanoues port lebih dari 6 bulan atau sampai setahun.

1.8 Evaluasi ketepatan pemasangan alat


1.8.1 USG doppler
1.8.2 Blood Clot (CT, BT)
1.8.3 X ray (Fluoroscopy)
1.8.4 Indikasi dan waktu

1.9 Access untuk hemodialysis


1.9.1 Chatheter Temporary
1.9.2 AV (Arteriouvenous Fistula) permanent dipakai setelah 6-
8 minggu agar dapat digunakan pada venanya.
1.9.3 AV Graft permanent

1.10 Komplikasi pada access vaskuler secara umum


1.10.1 Perdarahan
1.10.2 Infeksi
1.10.3 Clotted darah/fibrin
1.10.4 Dislodged
1.10.5 Pneumo thorax
1.10.6 Gangguan detak jantung
1.10.7 Nyeri
1.10.8 Penyembuhan yang terlambat

1.11 Komplikasi dari catheter implant and system port :

6
1.11.1 Infeksi
1.11.2 Thrombosis
1.11.3 Catheter fracture
1.11.4 Terlalu lama
1.11.5 Emboli

1.12 Komplikasi lainnya berupa:


1.12.1 Kegagalan jantung
1.12.2 Distal ischemic
1.12.3 Aneurysm dan pseudoaneurysm
1.12.4 Venous hypertension dll

Hypertension Vein

7
The Giant AVF

1.13 Efek AV Fistula yang harus diperhatikan


1.13.1 Adekuatnya/tidak pump dialysis
1.13.2 Adekuatnya /tidak perfusi
1.13.3 Adekuatnya/tidak fungsi jantung

1.14 Penyebab Aneurysm/ Giant pada AV fistula terjadi lebih dari


18mm
1.14.1 Fistula stenosis (respon tubuh pada darah)
1.14.2 Fistula growth (aliran arteri yang kuat)

1.15 Penatalaksaan Giant AV Fistula/ Aneurisma


1.15.1 Pantau AV Fistula (efek AV Fistula)
1.15.2 Bila ada gejala yang membahayakan harus diperbaiki bila
tidak ada tetap dipantau
1.15.3 Pada kanulasi AV fistula tidak dianjurkan ditempat yang
sama agar tidak terjadi hambatan aliran darah atau
aneurisma
1.15.4 Klien tetap kontrol ke dokter yang merawat
1.15.5 Bila membesar akses AV Fistula jangan dipakai dahulu,
pasang acces sementara (jangan buat acces permanent
lainnya), edukasi lengan ditinggikan, pasang kompressi
external sementara dilengan dan konsul bedah vaskuler
untuk angiography dan angioplasty.

1.16 Mempertahan Acces Vaskuler pada hemodialysis

Tindakan hemodialisis memerlukan access, Fistula


arteriovenosa (AVF) merupakan access yang paling
direkomendasikan bagi pasien hemodialysis. Ketika AVF tidak

8
memungkinkan maka digunakan kateter vena sentral (CVC),
jadi acces vaskuler cimino (fistula/ CVC) yang berfungsi
dengan baik akan berpengaruh adekuasi hemodialysis.
Menurut KDOQI 2019 menganjurkan AVF atau AVG lebih
baik daripada CDL mengingat akan resiko yang lebih tinggi.

1.16.1 Acces Vaskuler untuk hemodialysis yang ideal


 Access vaskuler yang handal
 Bebas komplikasi
 Dipakai pada saat dialysis sudah ditentukan
 Sesuai dengan kebutuhan pasien tertentu

1.16.2 Surveilance
Adalah evaluasi access vaskuler secara periodic dengan
memakai metode berbasis alat atau berbasis test yang
menggunakan instrument tertentu diluar pemeriksaan
hasil dan hasil yang abnormal menunjukkan adanya
komplikasi terkait aliran yang mengalami trombotik/
disfungsi
Salah satu contoh adalah Tindakan untuk mendeteksi
adanya stenosis dengan mengukur blood flow access (QA)
dengan doppler USG

1.16.3 Monitoring klinis


Melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap access
dengan melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien dan
memeriksa accessnya untuk menemukan adanya tanda dan
gejala adanya disfungsi access flow, disfungsi atau
kelainan patologis lainnya.
Salah satu caranya untuk mendeteksi lebih awal adanya
stenosis sebelum timbulnya disfungsi yaitu periksa access
satu menit sebelum HD.

1.16.4 Visual Inspection pada CVC


 Prioritas inspeksi visual sebelum dialysis
- Exit site ( infeksi, nyeri, perdarahan, nyeri tekan,
kemerahan, dll).
- Pasien (pembengkakan pada wajah dan tangan, leher,
dan keluhan terkait CDL)
- Kondisi CDL ( ketepatan CDL, tutup CDL, keretakan
dan lokasi cuff).

9
1.16.5 Tanda – tanda CDL dengan disfungsi
 Terkait mesin (QB turun >10% dari basaline, BFR
<30ml/mnt, tekanan arteri <250mmhg, tekanan
vena<250mmhg, URR secara progresif < 65%/Kt./v <1,2
, alarm tekanan yang sering, tidak responsive pada reposisi
pasien dan pembilasan kateter, > 10% resirkulasi perlu
pertukaran line yang sering).
 Terkait pasien/CDL (nyeri, perdarahan, distress
pernafasan, integritas kateter, tidak dapat mengambil
darah secara bebas).

1.16.6 Komplikasi CVC


 Infeksi dengan tanda :
- Infeksi daerah tusukan yang ditandai dengan adanya
kemerahan dan cairan yang tidak kental, sel darah putih
meningkat, suhu badan > 38 C dan hasil kultur darah
positif.
- Infeksi tunnel/ selang yang ditandai bernanah keluar dari
exit site, panas, nyeri tekan pada sepanjang tunnel.

1.16.7 Perawatan AVF


- Saat kanulasi (perhatikan sudutnya pada saat kanulasi,
memakai toorniqueet, penusukan awal AVF dilakukan
oleh perawat yang bener- benar kompeten,).
- Saat treatment (perhatikan fiksasi, perhatikan posisi jarum)
- Saat pelepasan jarum ( perhatikan sudut pelepasan jarum
harus sama, pada saat penekanan luka tekan dengan tiga
jari tunggu 15 menit sampai tidak keluar darah)

1.16.8 Komplikasi AVF


- Edema
- Hematoma
- Tidak matur/ terlambat matur
- Stenosis
- Aneurysma
- Iskemia
- Thrombosis
- Infeksi

1.16.9 Cara mendeteksi adanya komplikasi pada acces vaskuler


- Look : tanda- tanda infeksi, hematoma/kebiruan, steal
syndrome (kebiruan dan dingin) tanda iskemic,
aneurysma, arm elevation test( lengan ditinggikan yang
terpasang fistula sejajar dengan jantung bila aliran darah

10
collab berarti tidak ada stenosis), vena sentral stenosis/
penyempitan pembuluh darah.
- Feel :
 Dengan melakukan feel untuk merasakan adanya
masalah pada aliran darah inflow atau outflow
 AVF pulse character ( untuk mengetahui outflow dan
inflow stenosis, normalnya adalah Ketika meletakan
tangan diatas daerah anastomose pembuluh darah
pulsenya teraba sangat lembut, teratur ini normal,
Ketika kita denyutan sangat kencang lalu raba
pembuluh darahnya sangat kencang ini tanda- tanda
sudah terjadi stenosis pada outflow, tapi bila denyutnya
lemah , datar ini adalah tanda- tanda terjadinya stenosis
pada inflow).
 AVF Thrill (meletakan ketiga jari pada daerah fistula
normalnya sistol dan diastole bisa teraba, abnormal
Ketika sistolnya saja lalu Ketika jari pada fistula thrill
terlalu kencang pada lokasi tertentu tanda – tanda
stenosis pada outflow, bila lemah dan terlokalisir itu
tanda- tanda terjadinya inflow stenosis)
 Pulse augmentation test (normalnya Ketika ditekan ada
nadi tettapi tidak ada thrill, abnormalnya Ketika
melakukan penekanan diatas anastomose pembuluh
darahnya thrillnya normal tapi pulse tidak ada accessory
veins dan bila tidak ada pulse dan tidak ada thrill ini
terjadi inflow stenosis.
 Sequential occlusion test
 Access VS non access limb

- Juxta anastomose venous stenosis


 Dalam kondisi normal pembuluh darahnya lunak dan
lembut
 Apabila stenosis di juxta anastomose Ketika di palpasi
sangat keras dan getarannya sangat kencang.
 Denyut hilang Ketika titik stenosis ditemukan.
 Pada kondisi ini denyut lemah dan pembuluh darah
vena tidak berkembang dengan baik.

- Listen
Auscultation (Bruit : normalnya kontinous diastole dan
sistolnya lembut Ketika didengarkan, namun bila
didengarkan melengking sangat keras ini tanda- tanda
outflow stenosis, sebaliknya Ketika mendengarkan
suara sangat redup ,lembut bahkan tidak terdengar

11
kencang ini berarti ini tanda- tanda terjadi stenosis pada
aliran inflow.

1.16.10Contoh SPO dari RSUD dr Doris Sylvanus Palangkaraya


dalam melakukan Access Vaskuler sebagai berikut :

1. Persiapan Alat-alat
PROSEDUR
1.1. 1 buah set steril dialisis terdiri dari:

1.1.1. Set steril 1 buah terdiri dari duk, mangkok


kecil, dan arteri klem.

1.1.2. Kassa steril 1 buah spuit 5 cc/ 10 cc, 1 buah


spuit insulin, 2 buah AV fistula.

1.1.3. Set steril khusus untuk CDL

1.2. Cairan desinfektan/ Alkohol 70% dengan


semprotannya.

1.3. Masker.

1.4. Sarung Tangan.

1.5. Plester (Hypapix)

1.6. 1 buah gelas ukur.

1.7. Alkohol swab.

1.8. Tempat sampah.

1.9. Troli /meja dorong.

1.10. Kassa steril 15 lembar/ secukupnya.

1.11. Bethadin dan NaCl 0,9% pada tempatnya.

2. Persiapan Pasien

2.1. Timbang berat badan pre HD/ dialisis.

2.2. Anjurkan pasien mencuci tangan dan area

penusukan.

2.3. Observasi tanda-tanda vital dan anamnesis.

2.4. Tentukan daerah tusukan untuk keluarnya darah


dari tubuh pasien ke mesin (inlet) dan tentukan
pembuluh darah vena lain untuk masuknya darah
dari mesin ke tubuh pasien (Out let).

12
2.5. Beritahu pasien bahwa tindakan dimulai.

2.6. Letakan perlak ditempat yang akan dilakukan


akses vaskuler.

2.7. Dekatkan alat-alat yang akan digunakan ke pasien.

2.8. Pasien menandatangani informed consent tindakan


HD/ Hemodialisa.

3. Persiapan Perawat

3.1. Perawat mencuci tangan.

3.2. Perawat memakai sarung tangan, masker, apron


dan perlindungan diri lainnya.

3.3. Membuka set steril dialisis.

3.4. Menuangkan cairan NaCl 0,9% kedalam kom kecil


sesuai kebutuhan.

3.5. Perawat memakai sarung tangan.

3.6. Gunakan spuit 1 cc dan 3cc, diisi dengan lidocain


(untuk anestesi lokal pada pasien tertentu).

3.7. Gunakan spuit 5 cc/10 cc berisi NaCL 0,9% untuk


membilas AV fistula/ Arteri Vena fistula.

4. Memulai Desinfektan

Dengan cara semprotkan cairan desinfektan (Alkohol


70%) kedaerah yang akan dipunksi, tunggu sampai
kering.

5. Memulai punksi cimino

5.1. Memberi anestesi lokal pada vena yang akan


dipunksi dengan mengunakan spuit 1 cc secara
intracutan (inlet) pada pasien tertentu.

5.2. Masukan jarum AV fitula pada tusukan yang telah


dibuat pada saat pemberian anestesi lokal.

5.3. Setelah darah keluar aspirasi dengan spuit 5 cc dan


bilas dengan NaCl 0,9% sampai bening.

13
5.4. AV fistula diklem, spuit 5 cc dilepas, ujung AV
fistula ditutup, tempat tusukan difiksasi dengan
plester.

5.5. Punksi daerah cimino (inlet) caranya sama dengan


cara 5.1.-5.4.

5.6. Jarak punksi cimino 8-10cm dari anastomose.

6. Memulai punksi femoralis.

6.1 Atur posisi pasien.

6.2 Observasi daerah femoral (lipatan) yang akan


dipunksi.

6.3. Lakukan perabaan arteri untuk mencari vena


femoral dengan cara menaruh 3 jari diatas
pembuluh arteri, jari tengah berada diatas arteri.

6.4 Lakukan punksi AV fistula yang telah berisi NaCl


0,9%, membentuk sudut 45̊c ( pada pasien tertentu
dapat dilakukan anestesi lidocain memakai spuit
3cc).

6.5.Lakukan aspirasi untuk mengetahui kelancaran


aliran darah, jika aspirasi lancar posisi AV fistula
tepat.

6.6 Ambil darah untuk pemeriksaan laboratorium bila


diperlukan, Bilas dengan NaCl 0.9% secukupnya.
6.7 Lakukan fiksasi dengan tepat dan tutup pakai kassa.
6.8 Observasi tanda-tanda vital.
6.9 Siap memulai dialisis.

7. Memulai kanulasi double lumen.


7.1 Observasi tanda-tanda vital
7.2 Jelaskan pada pasien tindakan yang akan
dilakukan.
7.3 Letakan perlak pada daerah kateter double lumen.
7.4 Beri posisi tidur yang nyaman.
7.5 Dekatkan alat-alat ke pasien.
7.6 Perawat mencuci tangan.
7.7 Pakai sarung tangan on steril.
7.8 Buka balutan exit site CDL dan lepaskan pelan-
pelan.
7.9 Perhatikan posisi kateter double lumen:
7.10 Apakah tertekuk?
7.11 Letak / posisi CDL, apakah berubah?

14
7.12 Ada tanda peradangan/ nanah?
7.13 Jika ada lapor dokter.
7.14 Memulai desinfektan.
7.15 Dinfektan daerah exit site CDL dengan kasa
betadin, mulai dari pangkal tusukan CDL sampai
kearah sekitar kateter dengan cara memutar kassa
dari dalam keluar.
7.16 Bersihkan kateter dengan betadin dan NaCl 0,9%
sampai ujung CDL.
7.17 Buka kedua tutup kateter bersihkan kedua ujung
CDL dengan NaCL 0,9% , aspirasi darah masing-
masing 2 ml/ sesuai volume yang tertera pada
kateter.
7.18 Lalu buang darah yang diaspirasi dan kasa tersebut
ketempat sampah berwarna kuning.
7.19 Tutup CDL di rendam dengan betadin.
7.20 Bilas kateter dengan NaCl 0,9% sampai bersih.
7.21 Atur posisi kateter dengan tepat dan benar.
7.22 Pangkal CDL (exit site) ditutup dengsn kasa steril.
7.23 Kateter di fiksasi dengan hypavix.
7.24 Kateter double lumen siap disambungkan dengan
arteri blood line.
7.25 Buka klem yang ada di selsng CDL dan buka klem
yang ada di arteri line.
7.26 Putar pump 100ml/menit sampai darah mengisi
blood line dan dialiser.
7.27 Kemudian sambungkan venous line ke CDL outlet
(warna biru).
7.28 Klem dibuka kemudian jalankan pump (QB).
7.29 Program mesin sesuai kebutuhan pasien.
7.30 Dokumentasikan, alat-alat dirapikan.
7.31 Perawat mencuci tangan.

1.16.11Edukasi pada pasien


 Melihat tanda-tanda infeksi dijelaskan ke pasien
 Merasakan thrill bila getaran melemah bawa ke RS
 Ajarkan suara AV Fistula

15
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan Makalah, Acces Vaskuler untuk Hemodialysis dapat

disimpulkan bahwa:

1. Maintanance access vaskuler harus ada Kerjasama yang baik dalam tim

Kesehatan agar access vaskuler dapat lancar dan aman bagi pasien.

2. Deteksi dini pada AVF dapat dilakukan dengan inspeksi, palpasi, dan

auskultasi.

3. Peran perawat dan pasien sangat diperlukan dalam perawatan dan

mendeteksi dini sehingga dapat mencegah komplikasi access vascular.

4. Monitoring /pendeteksian dini dapat membantu menemukan masalah

sedini mungkin sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi yang

bisa berakibat pada hilangnya acces vaskuler.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan Makalah ini, Penyusun dapat memberikan

saran sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit

Makalah ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan

dapat memberi kontribusi berupa saran dalam pembentukan prosedur

kerja kerja guna menyamakan pemahaman dalam prosedur perawat

16
dialysis yang kompeten dalam melakukan acces vaskuler yang aman

dan professional guna memenuhi aspek legal RS dalam pemberian

pelayanan Kesehatan pada masyarakat.

2. Institusi Pendidikan Keperawatan

Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu

pengetahuan dan bermamfaat sebagai bahan referensi baik secara

praktek maupun teoretik dimana institusi pendidikan dapat menyusun

prosedur kerja berdasarkan dari makalah yang terkait dan terkini.

Sehingga dapat memberikan lulusan perawat yang berkompeten dan

mempunyai pengetahuan yang luas baik teori maupun praktek dalam

hal standar Tindakan acces vaskuler untuk hemodialysis.

17
DAFTAR ISI

Halaman Judul.... ......................................................................... i


Kata Pengantar ... ........................................................................ ii
Lembar Persetujuan .................................................................... iii
Daftar Isi............. ....................................................................... iv
Bab I .............. ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan ............ ........................................................................ 2
1.1 Tujuan Umum ....................................................................... 2
1.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 3
Bab II .............. ........................................................................ 4
A.
1.1 Pengertian ..... ........................................................................ 4
1.2 Tujuan .......... ........................................................................ 4
1.3 Indikasi Acces Vaskuler ........................................................ 4
1.4 Access Vaskuler Terdiri Dari ................................................ 5
1.5 Access Vaskuler Yang Digunakan ........................................ 5
1.6 Waktu Pemasangan Access Vaskuler ................................... 5
1.7 Type Alat Untuk Pemasangan ............................................... 6
1.8 Evaluasi Ketepatan Pemasangan Alat ................................... 6
1.9 Access Vaskuler Untuk Hemodialysis .................................. 6
2.0 Komplikasi Pada Access Vaskuler Secara Umum ................ 6
2.1 Komplikasi Dari Catheter Implant Dan Sistem Port ............. 7
2.2 Komplikasi Lainnya .............................................................. 7
2.3 Efek Access Vaskuler Fistula Yang Diperhatikan ................ 8
2.4 Penyebab Aneusrysm Dan Giant AVF ................................. 8
2.5 Penatalaksanaan Aneusrym Dan Giant AVF ........................ 8
2.6 Mempertahankan Access Vaskuler Pada Hemodialysis ....... 8
Bab III .............. ...................................................................... 16
A. Kesimpulan ... ...................................................................... 16
B. Saran .............. ...................................................................... 16
Daftar Pustaka .... ...................................................................... 19

18
Daftar Pustaka

Indonesia Renal Registry., (2014), 7thannual Report Of Indonesian Renal Registry


2014, Bandung.

Materi Pelatihan Perawat Ginjal Intensif., (2015), Jakarta Pusat, Tidak


Dipublikasikan.

Materi Pendidikan Dan Pelatihan Perawat Ginjal Intensif Indonesia., (2008),


Yogyakarta. Tidak Dipublikasikan.

Materi Satuan Prosedur Kerja RSUD dr Doris Sylvanus.,(2016), Palangka Raya.


Tidak Dipublikasikan.

Vascular and Endovascular Surgery Update., (2020), Online Symposium


InaVasc (Indonesian Vascular Conference).Tidak Dipublikasikan.

19

Anda mungkin juga menyukai