HEMODIALISIS
Ade Kuswandi
Menyetujui Mengetahui
tentang
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesian Nomor 44 tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 Tentang
Praktik Kedokteran
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Bahwa semua SDM di rawat jalan dan rawat inap wajib memahami
Pedoman Pelayanan Pasien Hemodialisa yang telah ditetapkan.
Keempat : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila
kemudian hari terdapat ketidaksesuaian lagi makan akan dilakukan
perbaikan sebagai mana mestinya.
Ditetapkan di : Kuningan
Tanggal : 14 April 2014
Puji Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat Nya penyusunan
dokumen pedoman Pelayanan Unit Hemodialisa RSU El-Syifa Kuningan Tahun 2014 dapat
diselesaikan tepat dapa waktunya. Buku pedoman pelayanan ini bertujuan untuk
memberikaninformasi utama tentang seputar pelayanan yang ada di unit Hemodialisis, serta
memenuhi persiapan dalam pelaksanaan Akreditasi rumah sakit.
Akhir kata, terimakasih yang sebesar-besarnya kepeda seluruh staf unit Hemodialisis
dan unit layanan lainnya, khususnya kepada pembimbing yang telah membantu dalam
penyusunan dokumen pedoman pelayanan unit hemodialisis tahun 2014 ini. Semoga
dokumen ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
Ka Unit
Keperawatan Hemodialisis
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Umum :
Sebagai acuan bagi perawat HD untuk meningkatkan kualitas pelayanan gasien gagal
ginjal melalui pedoman pelayanan HD yang berorientasi pada keselamatan dan
keamanan pasien.
2. Khusus :
a. Member acuan regulasi pelayanan HD.
b. Member acuan manajemen pelayanan HD.
c. Member acuan tugas pokok dan fungsi serta kompetensi masing-masing tenaga
yang mau terlibat dalam pelayanan HD.
d. Member acuan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pelayanan HD.
e. Member acuan system / pola pembiayaan yang berkaitan dengan pelayanan HD.
1. SDM
2. Pelayana pasien
3. Sarana
4. Indikator Mutu
D. BATASAN OPERASIONAL
2. HD adalah :
Salah satu terapi pengganti ginjal yang menggunakan alat khusus dengan tujuan
mengatasi gejala dan tanda akibat LFG yang rendah sehingga diharapkan dapat
memperpanjang usia dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
3. Unit HD adalah :
Tempat pelayanan HD yang terdiri dari 23 mesin HD, didukung dengan unit
permurnian air (Water Treatment) dan peralatan pendukung serta mempunyai
tenaga :
a. Nephrologist (KGH) : sebagai supervise unit HD.
b. Dokter internis bersertifikat HD : sebagai penanggung jawab HD.
c. Dokter umum bersertifikat HD.
d. Perawat bersertifikat HD.
Unit HD merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari RSU El-Syifa, yakni : berada di
bawah departemen rawat jalan.
4. Falsafah HD :
a. Pada keadaan gagal ginjal, pasien membutuhkan terapi pengganti fungsi ginjal
untuk memperpanjang dan mempertahankan kualitas hidup yang optimal. Terapi
pengganti ginjal terdiri dari Hemodialisis, CAPD (Continuouas Ambulatory
Peritoneal Dialisis) dan transplantasi. Terapi gagal ginjal yang ideal adalah
transplantasi ginjal. Akan tetapi karena masih terdapat kendala faktor biaya dan
keterbatasan donor, maka di Indonesia dialysis masih merupakan Terapi
Pengganti Ginjal (TPG) yang utama. Terapi pengganti Ginjal ini merupakan
sebagian dari pengobatan pasien gagal ginjal. Selain TPG masih dibutuhkan
pengobatan lain, seperti : Vitamin D, eritropoetin, obat pengikat fosfor, dll.
b. Pada HD mempunyai resiko tinggi untuk terjadinya komplikasi kardiovaskuler.
Oleh karena itu penanganannya harus dilakukan oleh seorang dokter yang
memiliki kualifikasi Subspesialis (Konsultan Ginjal Hipertensi / KGH) atau oleh
dokter Internis yang memiliki kompetensi di bidang HD.
c. Indikasi HD :
1) Cito :
Asidosis metabolic yang sulit dikoreksi.
Uremia > 200 mg/dl.
Hiperkalemia > 7 mEq/L.
Overload.
Encephalopati Uremikum.
Perikarditis Uremikum.
2) Elektif :
LFG < 15 ml/mnt
Secara ideal semua pasien dengan LFG < 15 ml/mt dapat mulai menjalani
dialysis. Namun dalam pelaksanaan klinis pedoman yang dapat dipakai
sbb:
LFG < 10 ml/mnt dengan gejala uremia / malnutrisi.
LFG < 5 ml/mnt walaupun tanpa gejala.
3) Indikasi Khusus :
Terdapat komplikasi akut (edema paru, hiperkalemia, asidosis metabolic
berulang).
Pada pasien nefropati diabetic dapat dilakukan lebih awal.
E. LANDASAN HUKUM
A. KUALIFIKASI
1. Supervisor :
Seorang Dokter Spesialis Penyakit dalam Konsultan Ginjal Hipertensi (Dokter Sp.PD-
KGH) yang diakui oleh PERNEFRI dan bertugas sebagai Pengawas Supervisor.
Disamping itu juga bertugas sebagai Dokter penanggung jawab unit Dialisis dan atau
Dokter Pelaksana unit HD.
2. Penanggung jawab :
Seorang Dokter Spesialis Penyakit Dalam (Dokter Sp.PD) yang telah mendapat
pelatihan dialysis di pusat Pelatihan Dialisis yang diakui /diakreditasi oleh PERNEFRI
dan bertugas sebagai Penanggung Jawab unit Dialisis Disamping itu dapat juga
bertugas sebagai Dokter Pelaksana unit HD.
3. Dokter pelaksana :
Seorang Dokter yang telah mendapat pelatihan DIalisis di pusat Pelatihan Dialisis
yang diakreditasi oleh PERNEFRI dan bertugas sebagai Dokter Pelaksana unit HD
4. Perawat mahir :
Perawat yang telah menempuh pendidikan khusus Dialissi dan perawat Ginjal
Intensif di pusat Pelatihan Dialisis yang diakui oleh PERNEFRI.
5. Perawat :
Seorang lulusan Akademi Keperawatan yang memberikan asuhan keperawatan dan
membantu tugas perawat mahir HD.
6. Teknisi :
Minimal SMU / STM atau perawat dengan pelatihan khusus mesin Dialisisi dan
perlengkapannya. Bertugas : menyiapkan mesin dan perlengkapannya, menjalankan
dan merawat mesin Dialisis dan pengolahan air, bekerja sama dengan teknisi pabrik
pembuatnya (produsen / agen).
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Supervisor :
Bertugas sebagai Dokter Pengawas Unit Dialisis.
2. Penanggung Jawab :
Bertugas Sebagai Penanggung Jawab Unit Dialisis.
3. Dokter Pelaksana :
a. Bertanggung jawab terhadap :
1) Administrasi dan bertanggung jawab kepada Direktur.
2) Kelancaran pelaksanaan tugas staf di unit HD.
3) Kelengkapan dokumen : Standar Operasional / prosedur tetap pelaksanan
kerja.
4) Medis operasional dan bertanggung jawab kepada Direktur atas kelancaran
pelayanan di unit HD.
b. Tugas pokok :
1) Mengatur tugas-tugas pekerjaan para staf unit HD.
2) Memantau pelaksana tugas staf di unit HD.
3) Menyusun program kerja bersama kepala unit HD.
4) Ikut melaksanakan pelayanan medis di unit HD.
5) Membuat perencanaan peningkatan mutu SDM di unit HD.
6) Membina, mengevaluasi dan menilai staf unit HD.
7) Memimpin rapat-rapat yang melibatkan unit HD.
8) Memimpin rapat-rapat staf unit HD.
9) Melaporkan masalah yang sulit diatasi kepada direktur.
5. Perawat Pelaksana :
a. Memelihara kebersihan unit HD dan lingkungannya.
b. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
c. Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
d. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnose keperawatan
sesuai batas wewenangnya.
e. Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya.
f. Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan batas
kemampuannya.
g. Melatih atau membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
h. Melakukan tindakan darurat kepada pasien (panas tinggi, perdarahan dll).
i. Sesuai protab yang berlaku. Selanjutnya segera laporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada dokter jaga.
j. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas kemampuannya.
k. Mengobservasi kondisi pasien selanjutnya melakukan tindakan yang tepat
berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.
l. Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya menegakkan mutu asuhan keperawatan.
m. Melakukan tugas pagi, sore, On Call, dan hari libur secara bergilir sesuai jadwal
dinas.
n. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala unit HD.
o. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan, melalui
pertemuan ilmiah dan penataran atas izin atau persetujuan atasan.
p. Melaksanakan system pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai standar asuhan keperawatan.
q. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti secara lisan maupun
tertulis pada saat pergantian dinas.
r. Member penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan pasien.
s. Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan.
t. Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah.
u. Menyiapkan pasien yang akan pulang meliputi :
1) Menyiapkan formulir pemakaian alkes dan diberikan ke Kasir.
2) Menyiapkan buku kunjungan untuk jadwal HD Berikutnya.
3) Menyiapkan surat keterangan istirahat sakit (bila diperlukan).
4) Menyiapkan resep obat untuk dirumah (bila diperlukan).
5) Menyiapkan surat rujukan (bila diperlukan).
6. Teknisi :
a. Menyiapkan mesin dan perlengkapannya.
b. Menjalankan dan merawat mesin pengolahan air.
c. Bekerja sama dengan teknisi pabrik pembuatnya.
C. PENGATURAN JAGA
1. Rutin :
a. Pagi : Jam 07.00 14.30
b. Sore : Jam 14.00 21.00
A. DENAH RUANG
Ruang HD terletak dibagian tengah tengah RSU El-Syifa dekat dengan lapangan parker
B. STANDAR FASILITAS
6. Ruang pengolahan air (water treatment) atau air Reverse Osmosis (RO)
didistribusikan untuk :
a. Kebutuhan Desinfektan mesin : 18 liter / tindakan HD.
b. Kebutuhan Tindakan HD : 180 liter / 6 jam.
c. Reuse (1x) : 20 liter / 1 Dializer.
A. PROSEDUR PELAYANAN HD
6. Adekuasi HD :
Setiap pasien HD harus diberikan resep / program HD.
Ada 2 metode yang umumnya digunakan untuk menilai kecakupan dialysis, yakni :
a. URR = Urea Reduction Ratio.
= 1 (30/100) x 100%
Target URR ideal = 65% untuk HD 3x4 jam perminggu.
b. Kt/V
K = Klirens dialyzer terhadap urea (L/menit).
T = Lama dialysis (menit).
V = Volume distribusi urea dalam tubuh (liter).
Laki-laki : 58%
Perempuan : 50%
Target Kt/V ideal = 1,2 untuk HD 3x4 jam perminggu.
d. Dialisis adekuat :
1) Akses vaskuler : aliran darah 300/mt selama dialysis.
2) Konsentrat dialisat : Bicarbonat buffer konsentrasi NO > 142 mmol/l, non
pirogen, aliran dialissat 500 ml/mt
8. Penulisan resep HD :
1. Dilakukan oleh dokter penyakit dalam yang telah bersertifikat dan diperbaharui
sekurang-kuranya 3 bulan sekali.
2. Untuk pasien HD rutin, resep HD dialysis oleh dr pelaksana yang telah
bersertifikat dan diperbaharui sekurang-kuranya 1 bulan sekali dengan
sepengetahuan oleh dokter penyakit dalam yang bersertifikat atau KGH.
9. Waktu pelayanan HD :
Senin s/d sabtu termasuk hari libur nasional terdiri dari :
a. Efektif :
1) Pagi : Pukul 07.00 14.00
2) Sore : Pukul 13.00 20.00
11. Skrining HD :
a. Setiap pasien baru / rujukan dari klinik HD / RS lainya harus dilakukan skrining HD
(cek HBsAg, Anti HCV dan Anti HIV).
b. Pasien dengan HBsAg dan anti HCV negatif harus dilakukan pemeriksaaan
skrining ulang setiap 6 bulan.
14. Pasien tes HIV dengan enzyme immunoassay (EIA) serta Westrn Bolt positif :
a. Tidak perlu memakai mesin khusus.
b. Tidak diperkenankan memakai dialyzer ulang.
c. Tidak memerlukan ruang isolasi.
d. Pengobatan untuk HIV perlu diberikan.
e. Skrining ulang HIV hanya dilakukan jika ada kecurigaan menderita penyakit HIV.
Terdiri Dari :
1. Alur pasien rawat jalan, berasal dari :
a. Admission
b. Rawat jalan
c. IGD
A. LEMARI OBAT
C. LEMARI LINEN
1. Sarung bantal.
2. Sprei.
3. Selimut putih.
4. Selimut tebal berwarna.
5. Baju pasien.
6. Celana pasien.
7. Perlak HD.
D. LEMARI STATIONARY
1. Alat tulis dan kertas :
a. Pulpen, pensil, penggaris, penghapus pensil.
b. Spidol 70, spidol 500, penghapus white board.
c. Perforator, streples, klip, isolasi.
d. Kertas HVS (A4), map
E. LEMARI PRINTING
1. Buku :
a. Buku registrasi pasien.
b. Buu jadwal HD pasien.
c. Buku laporn pasien.
d. Buku inventaris alat medik dan non medik.
e. Buku utilitas alat medik.
f. Buku kerusakan alat dan fasilitas.
g. Buku ekspedisi barang.
2. Form Keperawatan :
a. Cek list safety HD.
b. Pengkajian keperawatan HD.
c. Askep HD.
d. Pengkajian resiko pasien jatuh dewasa.
e. Pengkajian nyeri dengan skala numerik.
f. Bukti penjelasan.
g. Identifikasi kebutuhan edukasi pasien / keluarga.
h. Check list pemberian transfusi.
3. Form Medik :
a. Status HD terintegrasi.
b. Catatan Perkembangan Pasien terintegrasi.
c. Daftr pemberian obat.
d. Konsultasi.
e. Persetujuan tindakan kedokteran.
f. Rujukan HD / Traveling data HD.
g. Surat permintaan rawat inap / ODC.
h. Pernyataan penolakan perawatan.
i. Penolakaan tindakan kedokteran.
j. Persetujuan tindakan transfusi darah.
k. Surat persetujuan permintaan daran / screening darah.
l. Surat keterangan sakit.
4. Form Laboratorium :
a. Laboratorium klinik 24 jam.
b. Pemeriksaan mikrobiologi.
c. PMI.
d. Surat pernyataan pembatalan order pemeriksaan laboratorium.
5. Form Gizi :
a. Konsultasi
7. Form HRD :
a. Surat keterangan sakit / dinas.
b. Surt pengantar berobat.
c. Surat perintah lembur.
d. Surat permohonan (Dinas Luar /Cuti/Cuti melahirkan/Izin/dll).
e. Tukar dinas.
F. LEMARI B3
1. Alkohol 70%.
2. Betadine solution 10%.
3. Natrium Hipoclorit.
4. Citric Acid bubuk.
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. KONDISI RUANGAN
B. PENGENDALIAN INFEKSI
A. KEBERSIHAN TANGAN
1. Pasien wajib mencuci tangan / menggunakan alkoholl gel rub ketika tiba /
meninggalkan Dialisis Station.
2. Setiap petugas harus mencuci tangan dengan sabun antiseptic dan air mengalir
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien / peralatan yang ada di unit HD.
3. Apabila secara nyata tidak terjadid kontaminasi pada tangan, maka penggunaan
alkohor gel rub masih diperbolehkan.
4. Apabila berkontak dengan pasien / peralatan yang ada di dialysis station, maka
semua petuga wajib menggunakan sarung tangan sekali pakai dan harus segera
dilepaskan apabila meninggalkan Dialisis Station.
1. Setiap petugas yang melakukan penusukan dengan jarum, pencabutan jarum dan
aktivitas yang berkaitan dengan darah harus memakai masker pelindung mulut,
sarung tangan steril / non steril dan apron.
2. Harus memastikan tersedianya sarung tangan yang cukup dan diletakkan pada
tempat yang mudah dijangkau, bila dibutuhkan.
1. Setiap staf yang tertusuk jarum bekas penusukan pada pasien HBsAg, anti HCV dan
HIV positif, segera diambil tindakan pencegahan sesuai dengan prosedur baku.
2. Semua staf yang aktif melayani pasien HD, harus diperiksa HBsAg dan anti HCV setiap
1 tahun.
3. Imunisasi dengan vaksin hepatitis B harus dilakukan pada setiap staf di ruang
Hemodialisis.
4. Staf yang melayani pasien dengan HBsAg positif, tidak melayani pasien dengan
HBsAg negatif pada hari yang sama.
5. Pemeriksaan HIV secara berkala harus dilakukan pada semua staf unit HD, bila di unit
HD ada pasien terinfeksi HIV.
6. Memberikan program edukasi yang berkesinambungan mengenai mekanisme dan
pencegahan infeksi kepada petugas HD.
E. PEMBUANGAN SAMPAH
A. EVALUASI INTERNAL
1. Kinerja SDM.
2. Analisa laporan indikator mutu pelayanan :
a. Angka kesalahan pemasangan gelang identifikasi pasien.
b. Angka kepatuhan pengkajian screening nyeri.
c. Angka kejadian pasien jatuh.
d. Angka kelengkapan pengkajian keperawatan 1 x 24 jam.
e. Angka kepatuhan komunikasi read back.
f. Angka kesalahan pemberian transfuse darah.
g. Angka kesalahan pemberian obat.
3. Analisa utilisasi peralatan medik.
B. EVALUASI EXTERNAL
1. Jumlah pasien.
2. Adekuasi HD.
3. Quetioner kepuasan pasien.
4. Akreditasi nasional oleh KARS dan JCI.
A. PENCATATAN
Terdiri dari :
1. Kuantitas dan kualitas staf unit HD.
2. Kuantitas pasien HD.
3. Inventarisasi alat medik.
4. Utilisasi alat medik dan non medik.
5. Indikator mutu dan sasaran mutu.
B. PELAPORAN
1. Setiap hari melaporkan hasil kinerja di unit HD ke Kadep Keperawatan rawat jalan.
2. Setiap bulan sebelum tanggal 2 bulan berikutnya melaporkan hasil kinerja di unit HD
ke Kadep Keperawatan rawat jalan, yang selanjutnya akan dilaporkan kepada Kadiv
Keperawatan.
3. Setiap akhir tahun (pada bulan januari tahun berikutnya) membuat laporan evaluasi
dan analisa terhadap pelaksanaan program dan kegiatan yang berupa Laporan
Tahunan yang berisi realisasi kegiatan dan pelayanan untu HD yang diserahkan
kepada Kadep Keperawatan Rawat Jalan dan diteruskan Ke Kadiv Keperawatan.
BAB X
PENUTUP
Dengan meningkatnya jumlah pasien yang memerlukan pelayanan HD, maka perlu
diperhatikan unsur unsur pemberi pelayanan untuk meningkatkan dan mengembangkan
pelayanan HD. Unsur unsur tersebut yakni : pengembangan dan peningkatan SDM, sarana
dan prasarana. RSU El-Syifa Kuningan berupaya terus menerus untuk mengacu pada sumber
pelayanan terbaik demi harapan dari para pasien HD. Melalui pelayanan prima, diharapkan
kulitas hidup para pasien HD dapat ditingkatkan dan dapat berperan produktif pada bangsa
dan Negara.
DAFTAR PUSTAKA