Anda di halaman 1dari 22

PEDOMAN JASA PROFESIONAL PROFESI

PERAWAT

RUMAH SAKIT AWAL BROS UJUNG BATU


2019
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi ............................................................................................................................
SK .......................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................


A. Latar Belakang .....................................................................................................
B. Tujuan ..................................................................................................................
C. Manfaat ................................................................................................................
D. Landasan Hukum .................................................................................................

BAB II KETENTUAN UMUM


A. Jenis Perawat ........................................................................................................
B. Tempat Praktik Perawat .......................................................................................
C. Tugas dan Wewenang ..........................................................................................

BAB III KETENTUAN KHUSUS


A. Jasa keperawatan ..................................................................................................
B. Komponen Jasa Keperawatan ..............................................................................

BAB IV FORMULASI, DEFINISI OPERASIONAL DAN SIMULASI


A. Formulasi .............................................................................................................
B. Definisi Operasional.............................................................................................
C. Simulasi ................................................................................................................
D. Kondisi Kerja .......................................................................................................

BAB V TATALAKSANA DAN MONITORING


A. Tatalaksana ..........................................................................................................
B. Monitoring ...........................................................................................................

BAB VI PENUTUP............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu program strategis dari pemerintah saat ini adalah bidang kesehatan
yang dalam perwujudannya terdiri dari Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Pelaksanaan kegiatan tersebut, melibatkan
perawat sebagai bahagian dari tim UKP dan UKM.
Perawat merupakan mayoritas tenaga kesehatan di institusi pelayanan kesehatan
dalam menyelenggarakan program UKP dan UKM. Saat ini, jumlah perawat sebanyak
42% dari total jumlah tenaga kesehatan diluar tenaga medis, tersebar diseluruh wilayah
Indonesia dari perkotaan hingga daerah-daerah terpencil dan terluar Indonesia.
Mutu pelayanan kesehatan secara umum ditentukan antara lain oleh peran
profesional profesi keperawatan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sesuai
dengan peran serta fungsinya. Dalam upaya mewujudkan mutu pelayanan kesehatan,
perawat bekerja secara profesional, baik secara mandiri maupun kolaboratif dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
UUD 1945 Pasal 27 menyebutkan setiap warga negara berhak mendapatkan
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Konteks layak adalah dalam
arti pekerjaan maupun hak yang diterimanya atas pekerjaan yang dilakukannya untuk
kesejahteraan hidupnya. Dalam UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
disebutkan perawat adalah seorang yang lulus pendidikan tinggi keperawatan yang
diakui pemerintah sesuai ketentuan UU dan berhak mendapatkan imbalan jasa atas
pelayanan keperawatan yang diberikan.
Kepmenakertrans No. 226 Tahun 2006 dan Peraturan Pemerintah No. 78 tahun
2015 tentang Pengupahan telah memfasilitasi dan melindungi secara hukum bagi
perawat terkait kewajiban sebuah instansi untuk memberikan gaji/upah atas pekerjaan
yang dilakukan perawat. Akan tetapi, pelaksanaannya belum sesuai tujuan, sehingga
diperlukan kebijakan yang dapat memonitor pelaksanaannya.
Pengakuan terhadap profesi keperawatan di Indonesia diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan. Akan tetapi
penghargaan atau jasa profesi terhadap profesi keperawatan sebahagian besar belum
sesuai dengan harapan.
Sementara itu, yang dimaksud dengan jasa keperawatan adalah penghargaan
pada setiap tindakan atau unjuk kerja seorang perawat yang diberikan kepada klien
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan tugas dan kewenangan
perawat. Penghitungan jasa profesional profesi keperawatan dihitung dengan
mempertimbangkan beberapa ketentuan diantaranya peraturan pemerintah, kebutuhan
hidup dasar, kebutuhan pengembangan keilmuan dan keahlian seorang perawat.
Komponen jasa perawat terdiri dari 8 item. Kemudian penentuan formulasi jasa
perawat dari setiap komponen dijabarkan kedalam kategori yang memiliki penilaian
point dan indeks, dimana setiap kategori memiliki nilai point. 8 item tersebut meliputi
jenis pendidikan, keahlian khusus (tersertifikasi), lama kerja, jabatan, risiko pekerjaan,
intensitas atau ketergantungan klien, shift kerja, beban kerja. Masing-masing
komponen di beri point dan indeks, serta memperhitungkan nilai inflasi di masing-
masing daerah tempat perawat bekerja.
Dalam aktifitas pelayanan keperawatan di setiap tatanan pelayanan selain
delapan komponen tersebut, faktor lain yang mempengaruhi perhitungan pola jasa
adalah ketetapan pemerintah terhadap besaran perubahan kenaikan upah minimum
(UMP).Besaran kenaikan UMP itu tertuang dalam Surat Edaran Kemnaker tentang
Penyampaian Data Tingkat Inflasi Nasional dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
pada setiap tahunnya. Sehingga nilai inflasi tahun berjalan dihitung sebesar 10 %
Sehingga Formulasi jasa perawat yang berkeadilan, layak dan ideal terdiri dari:
Penjumlahan setiap Perkalian indeks kategori komponen dengan nilai inflasi dan nilai
UMR/UMP. Besaran pemberian jasa atau imbalan tenaga perawat sebagai tenaga kerja
profesional seharusnya mengacu pada Permenakertrans No. 2013. Peraturan itu
memerinci tentang upah minimum, upah minimum provinsi (UMP), upah minimum
kabupaten/kota (UMK), dan upah minimum sektoral propinsi (UMSP).
Peraturan lainnya yang mengatur tentang upah adalah Peraturan Pemerintah No.
78 Tahun 2015 tentang Pengupahan yang menyebutkan upah ditetapkan berdasarkan
kebutuhan penghidupan yang layak bagi seorang pekerja dengan memperhatikan
pertumbuhan produktivitas dan inflasi.
Meskipun kebijakan telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya banyak yang belum
sesuai. Kebijakan yang ada memfasilitasi dan melindungi secara hukum bagi perawat
terkait kewajiban sebuah instansi untuk memberikan gaji atau upah atas pekerjaan yang
dilakukan. Dalam kebijakan tersebut, juga telah mengatur adanya standar upah
minimum yang harus diberikan, yang diperhitungkan berdasarkan kebutuhan yang
layak bagi pekerja.
Hal ini dapat menjadi evaluasi atas pelaksanaan kebijakan yang ada. Salah satu
kelemahannya kebijakan ini adalah dalam pemberian sanksi administratif apabila ada
pengaduan maupun tindak lanjut hasil pengawasan. Selain itu, kebijakan tersebut
kurang atau belum mempertimbangkan segi tenaga berdasarkan latar belakang profesi,
memperhitungkan lama dan pengalaman bekerja serta kompetensi yang dimiliki, dan
belum memperhitungkan aspek risiko sebagai akibat dari pekerjaannya.
Dengan adanya pelaksanaan kebijakan yang belum sesuai dengan tujuan,
diperlukan kebijakan yang mengatur dalam pengawasan pelaksanaan kebijakan.
Apabila memungkinkan, dikaitkan dengan kebijakan dalam proses pemberian izin
operasional bagi instansi pelayanan kesehatan jika kebijakan pengupahan tidak
dilaksanakan.
Sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah ini, sebagai bahan pertimbangan
dalam memberikan gaji perawat, dapat merujuk pada SE Dewan Pusat Pengurus
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) perihal Keputusan Dewan Pengurus
Pusat PPNI No. 037/DPP.PPNI/SK/K.S/VI/2018 tertanggal 6 bulan Juni tahun 2018
tentang Pedoman Jasa Professional Profesi Perawat di Indonesia.
Dalam keputusan tersebut, disebutkan jasa keperawatan adalah penghargaan pada
setiap tindakan atau pekerjaan seorang perawat yang diberikan kepada klien baik
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat berdasarkan tugas dan kewenangannya.
Surat keputusan tersebut juga mengatur tentang komponen jasa perawat dengan
memperhitungkan delapan kategori: jenis pendidikan, keahlian khusus yang
tesertifikasi, lama kerja, jabatan, risiko pekerja, intensitas ketergantungan pasien, sif
kerja, dan beban kerja.
Panduan ini diharapkan menjadi pedoman dan acuan bagi semua anggota
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan stakeholder terkait dalam
menghitung dan memberikan jasa profesional profesi keperawatan di Indonesia.
Sehubungan dengan hal tersebut, telah ditetapkannya SK DPP PPNI Nomor:
037/DPP.PPNI/SK/K.S/VI/2018 tentang Pedoman Jasa Profesional Profesi Perawat di
Indonesia. Keputusan tersebut ditetapkan di Jakarta tanggal 8 Juni 2018 yang lalu.
Pedoman tersebut kiranya dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam melakukan
advokasi kepada stakeholder keperawatan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan
perawat melalui penghargaan jasa yang proporsional dengan jasa profesi perawat.
Kelebihan atas usulan kebijakan yang ditawarkan ini akan meningkatkan
motivasi, kinerja, menurunkan angka keinginan perawat keluar dari instansi tempat
bekerja. Selain itu, juga dapat meningkatkan keilmuan dan keterampilan
profesionalnya secara berkelanjutan, sehingga kualitas pelayanan sesuai diharapkan
mendukung rencana pengembangan tenaga kesehatan tahun 2010—2025 dalam
pengembangan pendidikan maupun pemenuhan kebutuhan tenaga perawat di Rumah
Sakit Awal Bros Ujung Batu.

B. TUJUAN
Adanya pedoman jasa profesional profesi perawat di Rumah Sakit Awal Bros Ujung
Batu.

C. MANFAAT
1. Terwujudnya standar jasa perawat Rumah Sakit Awal Bros Ujung batu
2. Tercapainya pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Awal Bros Ujung Batu
3. Terwujudnya penghargaan profesional bagi profesi perawat Rumah Sakit Awal
Bros Ujung Batu
4. Menurunkan angka turn over perawat di Rumah Sakit Awal Bros Ujung Batu
D. LANDASAN HUKUM
1. UUD RI 1945 pasal 28H pasal 34
2. UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
4. UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
5. UU No 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
6. UU No 12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi
7. UU No 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
8. UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
9. UU No 38 tahun 2014 tentang Keperawatan
10. PP No 42 tahun 2010 tentang Hak-Hak Anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia
11. PP No 78 tahun 2015 tentang Pengupahan
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi No.
25 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Perawat
13. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 161 tahun 2010 tentang Uji
Kompetensi
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 17 tahun 2013 tentang Ijin
dan Penyelenggaraan Praktek Perawat
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 46 tahun 2013 tentang
Registrasi tenaga Kesehatan
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 9 tahun 2014 tentang Klinik
17. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas
18. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 85 tahun 2015 tentang Pola
Tarif Nasional Rumah Sakit
19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 21 tahun 2016 tentang
Pengunaan dana kapitasi JKN untuk jasa pelayanan Kesehatan dan penggunaan
biaya operasional pada FKTP milik pemerintah daerah
20. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 40 tahun 2017 tentang
Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat
BAB II
KETENTUAN UMUM

A. JENIS PERAWAT
Perawat adalah seorang yang telah menyelesaikan program pendidikan
keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh pemerintah
Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam undang-undang no 38 tahun 2014 tentang keperawatan, perawat terdiri
dari 3 bagian yakni Perawat Vokasional, Profesional dan Profesional Spesialis.
Jenis perawat terdiri atas :
1. PERAWAT VOKASIONAL adalah Perawat yang sudah menyelesaikan
pendidikan minimal diploma tiga keperawatan yang mempunyai kewenangan untuk
melakukan praktik dengan batasan tertentu dibawah supervisi langsung maupun
tidak langsung oleh Perawat Profesional.
2. PERAWAT PROFESIONAL adalah perawat yang telah menyelesaikan
pendidikan tinggi keperawatan dan telah menyelesaikan program pendidikan profesi
keperawatan.
3. PROFESIONAL PROFESIONAL SPESIALIS adalah perawat yang telah
menyelesaikan pendidikan magister keperawatan dan spesialis keperawatan.

B. TEMPAT PRAKTIK KEPERAWATAN


Secara umum perawat bisa bekerja dalam program UKP dan UKM. Berdasarkan
praktik keperawatan dibagi sebagai berikut:
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat
Fasilitas kesehatan terdiri dari :
a. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
b. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tinginya diwilayah kerjanya.
c. Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan pelayanan medis dasar
dan/atau spesialistik.
2. Non Fasilitas Kesehatan/Praktik Keperawatan Mandiri
Adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif rehabilitatif dan kolaboratif kepada perorangan,
kelompok dan masyarakat, antara lain : rumah, klien, rumah jompo, panti asuhan,
panti sosial, perusahaan, sekolah, dan tempat lainnya diluar fasilitas kesehatan.
Contoh lainnya praktik keperawatan di non fasilitas kesehatan adalah praktik
keperawatan mandiri yaitu praktik perawat perorangaan atau berkelompok di tempat
praktik mandiri diluar fasilitas pelayanan kesehatan.

C. TUGAS DAN WEWENANG


1. Tugas Perawat
Dalam menyelenggarakan Praktik Keperawatan, Perawat bertugas sebagai:
a. Pemberi Asuhan Keperawatan
b. Penyuluh dan konselor bagi klien
c. Pengelola Pelayanan Keperawatan
d. Peneliti Keperawatan
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang;dan atau
f. Pelaksana tugas dalam keterbatasan tertentu

2. Wewenang Perawat
a. Di UKP, Perawat berwenang
1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik;
2. Menetapkan diagnosis keperawatan;
3. Merencanakan tindakan keperawatan;
4. Melaksanakan tindakan keperawatan;
5. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan;
6. Melakukan rujukan;
7. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompetensi;
8. Memberikan konsultasi keperawatan dan berkolaborasi dengan dokter ;
9. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling; dan
10. Melakukan penatalaksanaan pemberian obat kepada klien sesuai dengan
resep tenaga medis atau obat bebas dan obat bebas terbatas.
b. Di UKM, Perawat berwenang
1. Melakukan pengkajian keperawatan kesehatan masyarakat di tingkat
keluarga dan kelompok masyarakat;
2. Menetapkan permasalahan keperawatan kesehatan masyarakat;
3. Membantu penemuan kasus penyakit;
4. Merencanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
5. Melaksanakan tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
6. Melakukan rujukan kasus;
7. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan kesehatan masyarakat;
8. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
9. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
10. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat;
11. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling;
12. Mengelola kasus;
13. Melakukan penatalaksanaan keperawatan komplementer dan alternatif.

c. Kewenangan sebagai penyuluh dan konselor bagi kien, Perawat berwenang:


1. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistik ditingkat individu dan
keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
2. Melakukan pemberdayaan masyarakat;
3. Melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
4. Menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan
5. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.

d. Kewenangan Pengelola Pelayanan Keperawatan, Perawat berwenang :


1. Melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;
2. Merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan;
3. Mengelola kasus.

e. Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti keperawatan, Perawat berwenang :


1. Melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;
2. Menggunakan sumber daya pada fasilitas pelayanan kesehatan atas izin
pimpinan; dan
3. Menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi
dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB III
KETENTUAN KHUSUS

D. JASA KEPERAWATAN
Jasa adalah Upah adalah hak yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja yang ditetapkan dan
dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang
undangan yang berlaku.
Jasa keperawatan adalah penghargaan pada setiap tindakan atau unjuk kerja
seorang perawat yang diberikan kepada klien baik individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan tugas dan kewenangan perawat.
Penghitungan jasa profesional profesi keperawatan dengan mempertimbangkan
beberapa ketentuan diantaranya peraturan pemerintah, kebutuhan hidup dasar,
kebutuhan pengembangan keilmuan dan keahlian seorang perawat.

E. KOMPONEN JASA PERAWAT


1. Jenis Pendidikan
2. Keahlian Khusus (tersertifikasi)
3. Lama Kerja
4. Jabatan
5. Risiko pekerjaan
6. Intensitas atau ketergantungan klien
7. Shift kerja
8. Beban kerja
Masing-masing komponen diberi point dan indeks, serta memperhitungkan nilai
inflasi di masing-masing daerah tempat perawat bekerja.
BAB IV
FORMULASI, DEFINISI OPERASIONAL DAN SIMULASI

A. FORMULASI
Komponen jasa perawat terdiri dari 8 item, penentuan formulasi jasa perawat dari
setiap komponen dijabarkan dalam kategori yang memiliki penilaian point dan indeks,
dimana setiap kategori memiliki nilai point. Penentuan nilai point dari setiap kategori
berdasarkan;
 Masa Waktu/Kerja
 Analisa keilmuan dalam pelaksanaan pekerjaan
 Skill yang dimiliki
 Peran dan tanggungjawab tugas
Perkalian dari nilai point dan indeks dari setiap kategori yang dimiliki setiap komponen
kerja perawat akan mendapatkan indeks kategori dari setiap kategorik (tabel 1)

Tabel 1. Nilai Rupiah per Komponen Jasa Perawat


NILAI INFLASI NILAI
POINT INDEKS UMP/UMK
NO KOMPONEN INDEKS THN ke n RUPIAH
A B C (AxB) D E F (CxDxE)
I Pendidikan
1 Vokasi Keperawatan 3 0,6
2 Ners 5 1
0,2
3 Magister 7 1,4
4 Spesialis 1 8 1,6
5 Doktor/Spesialis 2 10 2
Keahlian Khusus
II
(tersertifikasi)
1 Non Keahlian 0 0
0,1
2 Basic 1,5 0,15
3 Intermediate 3 0,3
4 Advance 4,5 0,45 1,1
III Lama Kerja
1 0 s.d 3 tahun 1 0,15
2 3 s.d 6 tahun 2 0,3
3 6 s.d 9 tahun 3 0,45
4 9 s.d 12 tahun 4 0,6
5 12 s.d 15 tahun 5 0,15 0,75
6 15 s.d 18 tahun 6 0,9
7 18 s.d 21 tahun 7 1,05
8 21 s.d 24 tahun 8 1,2
9 24 s.d 27 tahun 9 1,35
10 27 s.d 30 tahun 10 1,5
11 > 30 tahun 11 1,65
NILAI INFLASI NILAI
POINT INDEKS UMP/UMK
NO KOMPONEN INDEKS TAHUN ke n RUPIAH
A B C(AxB) D E F(CxDxE)
IV Jabatan
1 Fungsional
a. Vokasi
1) Level 1 1 0,1
2) Level 2 3 0,3
3) Level 3 5 0,5
b. Profesi
1) Level 1 3 0,1 0,3
2) Level 2 5 0,5
3) Level 3 7 0,7
4) Level 4 9 0,9
2 Struktural
a. Bottom 6 0,6
b. Middle 8 0,8
c. Top 10 1
V Resiko Pekerjaan 1,1
1 Rendah 1 0,15
0,15
2 Sedang 2 0,3
3 Tinggi 3 0,45
VI Intensitas/Ketergantungan
Klien
1 Mandiri 1 0,15 0,15
2 Partial 2 0,3
3 Penuh 3 0,45
VII Shift Kerja
1 Shift 3 0,05 0,15
2 Non Shift 2 0,1
VIII Beban Kerja
1 Ringan 1 0,1
0,1
2 Sedang 2 0,2
3 Berat 3 0,3

B. DEFINISI OPERASIONAL:
1. Komponen :
Adalah kategori penilaian terhadap seorang perawat dalam menjalankan
profesinya untuk menentukan jasa perawat.
2. Point :
Point yang diberikan kepada setiap kategori penilaian yang terdapat pada
komponen beserta rinciannya
3. Indeks
Bobot dari masing-masing komponen kategori penilaian

4. Nilai indeks
Perkalian antara point dengan indeks (BxC) sebagai nilai dasar dari masing-
masing komponen beserta rinciannya
5. Inflasi tahun ke n :
Nilai inflasi di daerah masing-masing pada saat tahun perhitungan jasa
diberlakukan dapat dilihat di Biro Pusat Statistik (BPS) masing-masing daerah
atau informasi update yang diberikan oleh PPNI pusat ke PPNI daerah.
6. UMP/UMK
Nilai UMP atau UMK didaerah tempat perawat bekerja pada tahun jasa perawat
diberlakukan. Dapat dilihat di dinas tenaga kerja (Disnaker) masing-masing daerah
dan atau informasi update yang diberikan oleh PPNI pusat ke PPNI daerah.
7. Nilai Rupiah
Adalah perkalian antara Nilai Indesk dengan Inflasi tahun ke n dengan Minimal
UMP/UMK, (Kolom CxDxE). Merupakan batas minimal jasa profesional perawat
ditahun tersebut.
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan terakhir yang dibuktikan dengan ijazah dari lembaga
pendidikan sesuai perundang-undangan baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Poin untuk setiap jenjang karir pendidikan berdasarkan tahun lamanya
pendidikan tersebut ditempuh.
9. Keahlian khusus
Keterampilan dan kemampuan untuk melakukan suatu tindakan keperawatan yang
dibuktikan dengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga yang sah dan masih
berlaku serta diakui oleh PPNI.
10. Lama kerja
Lama waktu seorang perawat menekuni profesi keperawatan baik didalam negeri
maupun diluar negeri secara terus-menerus ataupun terputus-putus, dibuktikan
dengan surat pernyataan yang sah dan legal dari institusi tempat bekerja.
Perhitungan tingkatan lama bekerja mengikuti ketentuan pada Aparatur Sipin
Negara (ASN).
11. Jabatan
a. Jabatan Fungsional
1) Vokasi
a) Level 1
Perawat fungsional pelaksana kategori terampil lulusan Diploma Tiga
keperawatan yang tugasnya melaksanakan asuhan keperawatan dasar
atau individu secara langsung sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya (Perawat pelaksana/ketua tim/ketua regu/dan yang setara)
b) Level 2
Perawat fungsional kategori terampil lulusan Diploma Tiga
Keperawatan yang bertugas mengelola pelayanan keperawatan dan
membawahi perawat fungsional level 1 yang dalam tugasnya
melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya (Perawat kepala ruangan/kepala
unit/penanggungjawab unit pelayanan/case manager/clinical dan
yang setara)
c) Level 3
Perawat fungsional kategori terampil lulusan Diploma Tiga
Keperawatan yang bertanggungjawab terhadap berlangsungnya
fungsi pelayanan keperawatan yang komprehensif dibeberapa unit
pelayanan atau bertangungjawab terhadap profesionalitas pemberi
layanan keperawatan dan berperan dalam memberikan rekomendasi
kepada pengambil keputusan (Perawat kepala instalasi/
Koordinator/Supervisor dan yang setara)
2) Profesi
a) Level 1
Perawat fungsional pelaksana kategori ahli lulusan profesi
keperawatan yang dalam tugasnya melaksanakan asuhan
keperawatan holistik secara langsung sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya (perawat pelaksana/ketua tim/ketua regu/dan yang setara)
b) Level 2
Perawat fungsional kategori ahli lulusan profesi keperawatan yang
bertugas mengelola pelayanan keperawatan dan membawahi perawat
fungsional level 1 yang dalam tugasnya melaksanakan asuhan
keperawatan konprehensif dan mengkoordinir pelaksanaan asuhan
keperawatan secara langsung sesuai dengan tugas pokok dan
fungsinya ( Perawat kepala ruangan/kepala unit/penanggung jawab
unit pelayanan/ case manager/clinical instructur dan yang setara)
c) Level 3
Perawat fungsional kategori ahli lulusan profesi keperawatan yang
bertanggung jawab terhadap berlangsungnya fungsi pelayanan
keperawatan yang kompleks di beberapa unit pelayanan atau
bertanggungjawab terhadap profesionalitas pemberi layanan
keperawatan dan berperan dalam memberikan rekomendasi kepada
pengambil keputusan (Perawat kepala instalasi /Koordinator/
Supervisor/ Ka. Sub Mutu/Ka. Sub Kredensial/Ka. Sub Etik disiplin
profesi dan yang setara)
d) Level 4
Perawat fungsional kategori ahli serta punya kompetensi sebagai
peneliti, pendidik dan pembina lulusan profesi keperawatan yang
bertanggung jawab terhadap pengembangan pengetahuan,
keterampilan dan profesionalitas pelayanan keperawatan di institusi
tempatnya bekerja dan berperan memberikan konsultasi klinis dan
memberikan rekomendasi kepada pengambil keputusan (Ka. Komite
Keperawatan/Staf ahli dan yang setara).

b. Jabatan Struktural
1) Bottom
Perawat struktural yang bertugas dan tanggung jawabnya dibidang
manajerial keperawatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
(Perawat kepala seksi/dan yang setara)
2) Middle
Perawat struktural yang tugas dan tanggung jawabnya dibidang
manajerial keperawatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya
membawahi jabatstruktural bottom dibagian keperawatan (Kepala
bidang/manajer/ dan yang setara)
3) Top
Perawat struktural yang tugas dan tanggung jawabnya dibidang
manajerial keperawatan sesuai tugas pokok dan fungsinya yang
membawahi jabatan struktural midle dibagian keperawatan (Direktur
Keperawatan/Wakil Direktur Keperawatan)

12. Resiko Pekerjaan


Dampak langsung maupun tidak langsung yang dialami oleh perawat akibat dari
pekerjaan yang dilakukan. Dampak akibat pekerjaan tersebut bisa dirasakan saat
ini atau masa yang akan datang.
a. Rendah
Kegiatan pelayanan keperawatan pada area atau unit yang tidak atau kecil
kemungkinan beresiko dan berdampak atas terpapar penyakit, radiasi dan polusi
(Poliklinik/Rawat Jalan)
b. Sedang
Kegiatan pelayanan keperawatan pada area atau unit yang kemungkinan
beresiko dan berdampak atas terpapar penyakit, radiasi dan polusi (Rawat Inap,
One Day Care selain Kemoterapi)
c. Tinggi
Kegiatan pelayanan keperawatan pada area atau unit yang beresiko dan
berdampak atas terpaparnya penyakit, radiasi dan polusi (Emergency/Intensive
Care/Ruang Tindakan beradiasi/Kamar Bedah/One Day Care Chemoterapi).

13. Intensitas/Ketergantungan Klien


Kondisi klien yang harus dilayani oleh seorang perawat tercermin dari tempat
seorang perawat melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien.
a. Mandiri
Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien yang memerlukan
bantuan minimal, pasien hanya kadang-kadang memerlukan bantuan untuk
memenuhi seluruh kebutuhannya.
b. Partial
Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien yang memerlukan
bantuan sebagian atau tidak terus menerus, pasien memerlukan bantuan tertentu
saja untuk memenuhi seluruh kebutuhannya
c. Penuh
Pemberian asuhan keperawatan secara langsung kepada klien yang memerlukan
bantuan total, pasien memerlukan bantuan sebahagian besar atau sangat
tergantung pada bantuan perawat dalam memenuhi seluruh kebutuhannya.

14. Shift Kerja


a. Shift
Seorang perawat yang dalam melaksanakan tugasnya harus bekerja diwaktu
pagi, siang dan malam atau hanya pagi dan siang saja.
b. Non shift
Seorang perawat yang dalam melaksanakan tugasnya harus bekerja pada jam
kerja kantor saja (Office Hour).

15. Beban Kerja Perawat


Beban kerja perawat adalah seluruh kegiatan atau aktivitas produktif yang
dilakukan oleh seorang perawat kepada klien baik secara langsung atau tidak
langsung selama bertugas di suatu unit pelayanan keperawatan. Beban kerja
dihitung dengan cara membandingkan antara presentase waktu pelaksanaan
kegiatan produktif dan waktu pelaksanaan kegiatan non produktif, terdiri dari:
a. Rendah
Beban kerja ringan bila presentase waktu pelaksanaan kegiatan produktifnya
<80% dari seluruh waktu kegiatan yang dilakukan perawat.
b. Sedang
Beban kerja sedang bila presentase waktu pelaksanaan kegiatan produktif
berkisar 80% dari seluruh waktu kegiatan yang dilakukan perawat.
c. Tinggi
Beban kerja tinggi bila presentase waktu pelaksanaan kegiatan produktif > 80%
dari seluruh waktu kegiatan yang dilakukan perawat.
Dalam aktivitas pelayanan keperawatan disetiap tatanan pelayanan selain delapan
komponen tersebut, faktor lain yang mempengaruhi perhitungan pola jasa adalah
ketetapan pemerintah terhadap besaran perubahan kenaikan upah minimum (UMP).
Besaran kenaikan UMP itu tertuang dalam Surat Edaran Kemnaker tentang
Penyampaian Data Tingkat Inflasi Nasional dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto
pada setiap tahunnya. Sehingga nilai inflasi tahun berjalan dihitung sebesar 10%.
Sehingga Formulasi jasa perawat yang berkeadilan, layak dan ideal terdiri dari :
Penjumlahan setiap Perkalian indeks kategori komponen dengan nilai inflasi dan nilai
UMR/UMP.
C. SIMULASI (contoh)
Seorang perawat berpendidikan vokasi, memiliki keahlian dasar bekerja di rumah sakit
umum di propinsi DI Jogyakarta dengan masa kerja 4 tahun, sebagai perawat pelaksana
diruang rawat dewasa, kondisi pasien yang dirawat memiliki tingkat ketergantungan
minimal, bekerja dengan shift dan beban kerja ringan, Formulasi Perhitungan :
(UMP DI Jogyakarta 2018, Rp. 1.454.154) berdasarkan Edaran Kemnaker Nomor B.
337/M. NAKER/PHIJSK-UPAH/X/2017 tanggal 13 Oktober 2017
Penjumlahan (Indeks Kategori X nilai inflasi x UMP)
Nilai
Indek
No Kategori Inflasi UMP (Rp) Rupiah
kategori
(RP)
1 Vokasi 0.6 1.1 1.454.154 959.742
2 Keahlian dasar 0.15 1.1 1.454.154 239.935
3 Lama Kerja 0.3 1.1 1.454.154 479.871
4 Jabatan 0.1 1.1 1.454.154 159.957
5 Resiko Pekerjaan 0.15 1.1 1.454.154 239.935
6 Intensifitas 0.15 1.1 1.454.154 239.935
7 Shift Kerja 0.15 1.1 1.454.154 239.935
8 Beban Kerja 0.1 1.1 1.454.154 159.957
Jasa Perawat 2.719.267

D. KONDISI KERJA
Pelaksanaan tugas pelayanan keperawatan bagi seorang perawat sangat
kondisional sesuai kebutuhan pelayanan selain jadwal baku yang sudah ditetapkan oleh
institusi pelayanan kesehatan. Pada kondisi tertentu tenaga perawat akan dilibatkan
dalam aktivitas pelayanan kesehatan diluar jadwal standar atau standar baku yang
ditetapkan sehingga beban jam kerja pelayanan keperawatan melebihi jam kerja
standar. Risiko yang muncul dari kelebihan jam kerja bagi seorang perawat akan
berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan, kondisi fisik dan
psikologi perawat yang bersangkutan, kesempatan bersama keluarga akan berkurang.
Pada kondisi ini fasilitas pelayanan kesehatan berkewajiban memberikan penghargaan
dan imbalan yang berkelayakan kepada setiap perawat yang menjalankan tugas yang
melebihi standar jam kerja.
Perlindungan keamanan dalam bekerja sangat mendukung kinerja perawat
dalam menjalankan praktik pelayanan keperawatan, perlindungan yang dibutuhkan
adalah adanya jaminan kesehatan, tersedianya fasilitas dan alat yang aman dan
terstandar, dalam menjalankan praktiknya seorang perawat mendapatkan perlindungan
dan terhindar dari diskriminasi, pelecehan dan tindak kekerasan. Tiga hal tersebut
merupakan situasi yang perlu diciptakan dan diberikan oleh pimpinan dan manajemen
disemua tatanan pelayanan kesehatan.
Pengembangan keilmuan dan keahlian yang mendukung kerja seorang perawat
di era pelayanan yang berfokus pada klien serta era masyarakat ekonomi asian
merupakan suatu yang tidak dapat diabaikan. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan
hendaknya memberikan dan memfasilitasi setiap perawat yang bekerja dalam hal
pengembangan keilmuan dan keahliannya sehingga membentuk perawat yang
kompeten dan profesional. Fasilitas pelayanan kesehatan yang memperkerjakan tenaga
perawat yang mengedepankan pelayanan yang berfokus pada klien sehingga
keselamatan pasien menjadi tujuan yang utama.
BAB V
TATALAKSANA DAN MONITORING

A. TATALAKSANA
Pedoman jasa perawat ini merupakan panduan bagi perawat seluruh anggota PPNI
dan pengurus PPNI sesuai tingkatan kepengurusan untuk berperan aktif dan produktif
dalam memperjuangkan dan membela terwujudnya jasa profesional profesi perawat
yang layak dan berkeadilan.
Agar pedoman jasa profesional profesi perawat ini bisa terlaksana, langkah-
langkah strategis harus dilakukan oleh pengurus PPNI disemua tingkatan dalam rangka
sosialisasi dan advokasi kepada seluruh anggota dan juga kepada semua stakeholder
terkait agar tercipta kesepahaman dan saling pengertian maksud dan tujuan dari
pedoman jasa profesional profesi perawat ini.
Pelaksanaan pedoman jasa profesional profesi perawat ini diharapkan para perawat
anggota PPNI yang tersebar diseluruh Indonesia, tidak hanya terpenuhi kebutuhan
hidup dasarnya, namun harus bisa mengembangkan keilmuan dan keterampilan
profesionalnya secara terus-menerus dan berkelanjutan.
Apabila selama ini jasa profesional profesi perawat diterima sudah lebih tinggi
dari hasil perhitungan berdasarkan panduan ini, maka jasa profesional profesi perawat
tersebut diteruskan dan tidak boleh turun.

B. MONITORING
Pengurus PPNI di semua tingkatan harus menjalin kerjasama dan kolaborasi yang
harmonis dengan semua stakeholder terkait dalam rangka monitoring pelaksanaan
panduan ini, demi terwujudnya jasa profesional profesi perawat yang layak dan
berkeadilan. Monitoring terhadap pelaksanaan pedoman ini harus dilakukan secara
periodik dan terus-menerus.
Dalam setiap rapat kerja wilayah dan rapat kerja nasional, hasil monitoring
pelaksanaan panduan jasa profesional profesi perawat ini merupakan bagian yang harus
di laporkan.
BAB VI
PENUTUP

1. Buku pedoman ini harus menjadi pegangan para anggota PPNI dalam menentukan
besaran jasa profesional profesi perawat.
2. Buku pedoman ini menjadi standar jasa perawat Rumah Sakit Awal Bros Ujung
Batu
3. Buku pedoman ini menjadi pendorong tercapainya standar pelayanan keperawatan
di Rumah Sakit Awal Bros Ujung Batu
4. Buku pedoman ini diharapkan akan terwujud penghargaan profesional bagi profesi
perawat Rumah Sakit Awal Bros Ujung Batu

Dibuat Oleh Disetujui Oleh

Susi Susanti, AMK dr. Jimmy Kurniawaan, MKK


Spv Keperawatan Direktur

Anda mungkin juga menyukai