KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya Pola Tata
Dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang kesehatan, maka Puskesmas Patianrowo akan
melaksanakan Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD). Hal ini sesuai dengan amanat
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 74 tahun 2012 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU), dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 tahun 2018 tentang
Guna memenuhi salah satu persyaratan menjadi BLUD, maka Puskesmas Patianrowo menyusun Pola Tata Kelola.
Puskesmas Patianrowo Kabupaten Nganjuk sebagai Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk, akan menjalankan pola tata kelola
ini sebagai perangkat aturan, untuk menerapkan praktik-praktik pengelolaan manajemen yang sehat sebagai amanat menuju
Pola Tata Kelola sebagai suatu perangkat aturan, maka prinsip-prinsip good govermance melandasi isi dari pola tata
kelola ini yang meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independen, yang diharapkan akan melandasi setiap
Dengan diberlakukannya Pola Tata Kelola ini, maka diharapkan setiap unit pelayanan menggunakannya sebagai acuan
memaksimalkan kinerjanya.
Dengan demikian praktik-praktik pengelolaan manajemen yang sehat sebagai dasar yang melandasi Puskesmas Patianrowo
Kabupaten Nganjuk
NIP. 197607032006041018
KATA PENGANTAR................................................................................................................................................................ 2
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................................................................................... 5
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................................................... 5
G. SISTEMATIKA............................................................................................................................................................ 10
BAB II KELEMBAGAAN........................................................................................................................................................... 11
A. KELEMBAGAAN..................................................................................................................................................... 11
B. PROSEDUR KERJA...............................................................................................................................................39
C. PENGELOMPOKAN FUNGSI................................................................................................................................ 41
D. PENGELOLAAN SDM............................................................................................................................................ 42
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................................................................... 51
BAB I
PENDAHULUAN
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional Dinas Kesehatan dan ujung tombak pembangunan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
75 Tahun 2014 yang saat ini sudah diubah dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019, Puskesmas
mempunyai fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan
tingkat pertama.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan, antara lain meliputi promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, dan
peningkatan kesehatan keluarga. Sedangkan pelayanan kesehatan perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat pribadi (private
goods), dengan tujuan utama penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit, baik berupa rawat jalan maupun rawat inap.
Mengingat beban kerja puskesmas yang berat, pengelolaan kegiatan yang tidak memberikan keleluasaan bagi
puskesmas untuk menetapkan program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat serta tuntutan puskesmas
untuk meningkatkan kinerjanya, sedangkan sistem pembiayaan masih belum memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk
berupaya dalam peningkatan pelayanan, maka dipandang perlu untuk menglola puskesmas secara entepreneur bukan secara
birokratik lagi. Untuk itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih mandiri dan mampu berkembang
Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
yang diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah dimana memberikan peluang
bagi puskesmas untuk menerapkan pola pengelola keuangan BLUD yang memberikan fleksibilitas dalam pengelolaannya.
Dalam rangka menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD perlu disusun Pola Tata Kelola yang merupakan aturan
internal puskesmas dengan memperhatikan prinsip-prisip tranparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.
(BLUD), pola tata kelola merupakan tata kelola Unit Pelaksana Teknis Dinas/Badan Daerah yang akan menerapkan BLUD dan
ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Selanjutnya dalam pasal 39 dan Pasal 40 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
79 Tahun 2018 disebutkan bahwa pola tata kelola memuat antara lain:
1. Kelembagaan yang memuat posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggung jawab, hubungan kerja dan wewenang.
3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi pendukung sesuai dengan prinsip
4. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai pengelolaan sumber daya manusia yang
1. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan
2. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan
3. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan
nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas
4. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan.
dimaksud mengatur hubungan antara organisasi puskesmas sebagai UPT yang menerapkan BLUD, yaitu Kepala OPD,
Pemerintah Daerah, Dewan Pengawas, dan Pejabat Pengelola serta Pegawai berikut tugas, fungsi, tanggung jawab, kewajiban,
1. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang diubah
dengan Peraturan
2. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah
diubah kedua kalinya dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat yang
diperbarui dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
8. Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk No. 5 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah No. 8 Tahun
9. Peraturan daerah Kabupaten Nganjuk No.99 Tahun 2020 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Serta Tata Kerja Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Nganjuk yang diubah dengan
Peraturan Bupati Nganjuk No. 28 Tahun 2021 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja
10. Peraturan Bupati Nganjuk No. 75 Tahun 2019 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Nganjuk.
11. Peraturan Bupati Nganjuk Nomor 69 tentang Pedoman Pelaksanaan dan Pengelolaan Keuangan, Badan Layanan Umum
12. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk Nomor: 445/2147/417.302/2/2013 tanggal 2 September 2013
tentang Pemberian Ijin Penyelenggaraan Pusat Kesehatan Masyarakat kepada Puskesmas Patianrowo di Kabupaten Nganjuk.
13. Standar Puskesmas dari Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2013.
Pola Tata Kelola Puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan pola tata Kelola puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan tugas, fungsi, tanggung
G. SISTEMATIKA
Sistematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai berikut:
Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : A. KELEMBAGAAN
B. PROSEDUR KERJA
C. PENGELOMPOKAN FUNGSI
D. PENGELOLAAN SDM
LAMPIRAN
BAB II
KELEMBAGAAN
A. KELEMBAGAAN
Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Karakteristik Wilayah Kerja dan kemampuan pelayanan, Puskesmas Patianrowo
merupakan Puskesmas Rawat Inap di lingkungan Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk yang beralamat di Jalan Raya
Puskesmas Patianrowo ditetapkan menjadi Puskesmas Rawat Inap dan mempunyai surat Izin Operasional yang
ditetapkan oleh Bupati Nganjuk dalam Keputusan Bupati Nganjuk Nomor: 503/910/411.308/2019 tentang Izin Penyelenggaraan
Puskesmas Patianrowo.
Puskesmas Patianrowo mempunyai wilayah kerja sebanyak 11 desa. Puskesmas Patianrowo didukung jaringan di
bawahnya sebanyak 4 (empat) Pustu, 9 (Sembilan) Polindes, 56 Posyandu Balita, Serta 25 Posyandu Lansia, Serta jejaring 6
(enam) Bidan Praktek Mandiri, 2 (dua) Dokter Praktek Mandiri, 1 (satu) Klinik, Serta 2 (dua) Apotek. Puskesmas Patianrowo
b. Ruang UGD
d. Poli Umum
e. Poli Gigi
f. Poli MTBS
g. Poli KIA
h. Poli KB
i. Imunisasi
j. Laboratorium
l. Poli PKPR
m. Konsultasi Asman
n. Ruang Bersalin
o. Pojok Laktasi
p. Klinik Sanitasi
Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan strata/tingkat pertama, puskesmas Patianrowo bertanggung jawab menyelenggarakan
tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43
Upaya Kesehatan Perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat pribadi (private goods), dengan tujuan utama
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit melalui pelayanan rawat jalan. Sedangkan Upaya Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public ( public
goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan
Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan yang menjadi tanggung jawab Puskesmas
Patianrowo meliputi :
3) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana, Anak Usia Sekolah
4) Upaya Gizi
- P2P Diare
- P2P ISPA
- P2P SURVEILANS/KLB
- P2P PTM
- P2P Imunisasi
- P2P Hepatitis
a) Program Lansia
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas Patianrowo
meliputi :
1) Rawat Jalan :
a. Poli Umum
b. Poli Gigi
c. Poli MTBS
d. Poli KIA
e. Poli KB
f. Imunisasi
g. Poli PKPR
h. Konsultasi Asman
i. Pojok Laktasi
j. Klinik Sanitasi
a. UGD
b. Rawat Inap
c. Mampu Bersalin
3) Upaya Penunjang :
a. Loket Pendaftaran
b. Laboratorium
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata hubungan kerja antar bagian dan garis kewenangan,
tanggung jawab dan komunikasi dalam menyelenggarakan pelayanan dan penunjang pelayanan.
Puskesmas Patianrowo Kabupaten Nganjuk merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk yang
Puskesmas didasarkan pada Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk Nomor 188/3898/K/411.303/2020
Puskesmas Patianrowo Kabupaten Nganjuk mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pembinaan dan
pengembangan upaya kesehatan secara paripurna kepada masyarakat di Kecamatan Patianrowo sesuai dengan kedudukan
dan/atau wilayah kerja dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk.
Struktur organisasi dan uraian tugas puskesmas dalam rangka penerapan PPK BLUD disajikan dalam dua kondisi,
yaitu kondisi sebelum dan sesudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD, sebagai berikut:
a. Struktur Organisasi
Sebelum penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), Puskesmas Patianrowo merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk. Struktur Organisasi Puskesmas Patianrowo Kabupaten Nganjuk, terakhir ditetapkan
dengan Kepala Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Nganjuk Nomor: 188/2040/411.303/2019 Tentang Struktur Organisasi
Koordinator Koordinator
Koordinator
Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Koordinator Polindes
Keluarga bersifat Keluarga Bersifat
Olahraga
UKM UKP
Koordinator
Koordinator Koordinator
Pencegahan dan
Pelayanan Kesehatan Pelayanan Persalinan
Pengendalian
Jiwa (PONED)
Penyakit
Koordinator
Pelayanan Koordinator Koordinator
Keperawatan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Rawat
Kesehatan Lansia Inap
Masyarakat
Koordinator Koordinator
Pelayanan UKS Pelayanan UGD
Koordinator
Koordinator
Pelayanan
Pelayanan Indera
Kefarmasian
Koordinator
Koordinator
Pelayanan
Pelayanan Matra
Laboraturium
b) Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam pengelolaan:
1. Kepegawaian
2. Keuangan
3. Rumah Tangga
4. Sistem Informasi
c) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas
3. Koordinator Polindes
Puskesmas Patianrowo berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Teknis di bawah Organisasi Perangkat Daerah Dinas
Kesehatan. Sebagai unsur pelaksana teknis, Puskesmas Patianrowo melaksanakan kegiatan teknis operasional dan atau
Kegiatan teknis operasional Puskesmas secara langsung berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Kegiatan teknis
penunjang dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tugas organisasi induk yaitu Dinas Kesehatan dengan gambaran
Dilaksanakan oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas meliputi administrasi dan kepegawaian, Keuangan, Rumah
Dilaksanakan oleh Penanggung Jawab dan pelaksana UKP, laboratorium, dan farmasi serta penanggung jawab jaringan dan
jejaring Puskesmas.
Dilaksanakan oleh penanggung jawab dan pelaksana UKM essensial dan UKM pengembangan Puskesmas.
Dilaksanakan oleh penanggung jawab dan pelaksana UKM essensial dan UKM pengembangan Puskesmas.
jawab kefarmasian.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis, Kepala Puskesmas bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan.
Kepala Puskesmas berwenang memberikan penugasan kepada Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan pegawai
Puskesmas lainnya. Penanggung Jawab Tata Usaha bertanggung jawab langsung tehadap Kepala Puskesmas. Penanggung
jawab dan pelaksana UKM esensial dan pengembangan, penanggung jawab dan pelaksana UKP, kefarmasian dan laboratorium
serta penanggung dan pelaksana jaringan dan jejaring puskesmas bertanggung jawab langsung kepada Kepala Puskesmas.
Penanggung jawab UKM esensial dan UKM pengembangan berkedudukan sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan
Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium berkedudukan sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan UKP
dan penunjang.
Penanggung jawab jejaring dan jaringan puskesmas berkedudukan sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan
pembinaan jejaring di wilayah kerja puskesmas dan pelaksanaan jaringan pustu dan ponkesdes di wilayah kerja Puskesmas.
Penanggung jawab dan pelaksana UKM, UKP dan jaringan berada dalam garis koordinasi untuk mengkoordinasian
a) Kepala Puskesmas
Kepala Puskesmas berada dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan dan secara operasional
Kepala Puskesmas memiliki tugas pokok mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah
- Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas. Kepala Sub
Bagian Tata Usaha memiliki tugas pokok melaksanakan kegiatan pengelolaan kepegawaian dan umum, SP2T & SIK,
Keuangan, dan Rumah Tangga serta perencanaan, pencatatan dan pelaporan dan melaporkan kepada Kepala Puskesmas.
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) bertugas mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan UKM.
tenaga kesehatan fungsional lain sesuai bidang keahliannya yang dikoordinir oleh Penanggung Jawab UKP, Laboratorium, dan
Farmasi.
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Laboratorium, dan Farmasi bertugas mengkoordinasikan
Jaringan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas dilaksanakan oleh tenaga fungsional paramedis dan struktural
administratif yang dikoordinir oleh Penanggung Jawab jaringan pelayanan dan jejaring yang bertanggung jawab kepada Kepala
Puskesmas.
Penanggung Jawab Jaringan pelayanan dan Jejaring Fasyankes memiliki tugas pokok mengkoordinasikan pelayanan
kesehatan di jejaring pelayanan Pustu dan Polindes, serta mengkoordinasikan kegiatan pembinaan pada jejaring Fasyankes di
f) Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu dipimpin oleh seorang penanggung jawab Puskesmas Pembantu yang merupakan tenaga
fungsional Paramedis.
Penanggung Jawab Puskesmas Pembantu bertugas mengkoordinasikan kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerja Pustu
g) Polindes
Pondok Bersalin Desa (Polindes) dipimpin oleh seorang penanggung jawab Polindes yang merupakan tenaga
fungsional Paramedis. Penanggung jawab Polindes Bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan pelayanan kesehatan di wilayah
kerja dan secara teknis bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas dan secara administratif bertanggung jawab kepada
Kepala Desa.
5) Uraian Tugas
Kepala Puskesmas dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas
Kesehatan dan dalam menyelanggarakan tugasnya atau berkoordinasi dengan Camat. Untuk melaksanakan tugas pokok
d. Pelaksanaan pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
e. Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan upaya pelayanan medik dasar swasta di wilayah kerjanya;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Kepala Puskesmas Patianrowo Kabupaten Nganjuk sesuai dengan kewenangannya dapat membentuk unit-unit kerja non
struktural berupa UKP (upaya kesehatan perorangan), UKM (upaya kesehatan masyarakat), Puskesmas Pembantu, Puskesmas
Keliling, dan Bidan desa serta unit penunjang lainnya yang merupakan fasilitas penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat.
b. Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan dasar dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
c. Menyiapkan bahan pelaksanaan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman, dan petunjuk operasional
d. Menyusun Pedoman Kerja, Pola Tata Kerja, Prosedur dan Indikator Kerja Puskesmas.
b. Melakukan monitoring pelaksanaan pelayanan, kepatuhan prosedur dan analisis kegiatan pelayanan Puskems
Dalam rangka penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), organisasi
Puskesmas perlu disesuaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah. Susunan organisasi dalam penerepan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
a. Pemimpin BLUD
b. Pejabat Keuangan
c. Pejabat Teknis
Pejabat Pengelola BLUD Puskesmas diangkat dan diberhentikan oleh Bupati.Pemimpin BLUD Puskesmas bertanggung jawab
terhadap Bupati, sedangkan Pejabat Keuangan dan Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin BLUD Puskesmas.
c. Pejabat Teknis dijabat oleh Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan terdiri dari
b) Pelaksana UGD
h) Pelaksana Poli KB
i) Pelaksana Imunisasi
j) Pelaksana Laboratorium
l) Pelaksana Persalinan
(a)
UKM Esensial terdiri atas:
1) promosi kesehatan
2) kesehatan lingkungan
3) KIA – KB
4) gizi
(b)
UKM Pengembangan terdiri atas:
1) kesehatan Lansia
2) kesehatan Jiwa
5) kesehatan indera
6) matra
3. Penangung jawab Jaringan pelayanan puskesmas dan jejaring fasilitas pelayanan kesehatan terdiri atas:
1) Puskesmas Pembantu
2) Puskesmas Keliling
3) Polindes
4) Jejaring Puskesmas
Perubahan lainnya dari struktur organisasi Puskesmas Patianrowo Kabupaten Nganjuk yang perlu disesuaikan dengan
1) Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan nomen klatur pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
b. Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala Sub Bagian Tata Usaha.
2) Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengawasan Intern (SPI) dalam rangka meningkatkan sistem pengawasan dan
pengendalian internal Puskesmas terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dam
menyelenggarakan Praktik Bisnis yang Sehat, Satuan Pengawas Internal dapat dipresentasikan dengan Tim Manajemen
Mutu Puskesmas.
3) Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan BLUD yaitu fungsi akuntansi, verifikasi dan pelaporan.
4) Pembina dan pengawas terdiri dari:
a. Pembina Teknis dan Pembina Keuangan
Pembina Teknis BLUD Puskesmas adalah Kepala Dinas Kesehatan sedangkan pembina keuangan adalah Kepala
c. Dewan Pengawas
Pembentukan Dewan Pengawas dilakukan apabila Puskesmas telah memenuhi persyaratan tentang Dewan
Pengawas.
a. Dewan Pengawas BLUD adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap
pengelolaan BLUD yang dilakukan oleh pejabat pengelola sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Dewan Pengawas dibentuk dengan keputusan kepala daerah atas usulan pemimpin BLUD mengacu pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah;
a. pejabat satuan kerja perangkat daerah yang berkaitan dengan kegiatan Puskesmas;
Pengangkatan anggota Dewan Pengawas tidak bersamaan waktunya dengan pengangkatan Pejabat Pengelola.
b. mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau tidak pernah menjadi anggota
Direksi atau Komisaris, atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan
usaha pailit atau tidak pernah melakukan tindak pidana yang merugikan daerah;
c. mempunyai kompetensi dalam bidang manajemen keuangan, sumber daya manusia dan mempunyai komitmen
a. Masa jabatan anggota Dewan Pengawas ditetapkan selama 5 (lima) tahun, dan dapat diangkat kembali untuk satu
b. Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum waktunya oleh Bupati Nganjuk
c. Pemberhentian anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan apabila;
tindak pidana dan/atau kesalahan yang berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas
Puskesmas.
a. Bupati Nganjuk dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas untuk mendukung kelancaran tugas Dewan
Pengawas.
Segala biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Dewan Pengawas termasuk honorarium Anggota dan
Sekretaris Dewan Pengawas dibebankan pada Puskesmas dan dimuat dalam Rencana Bisnis Anggaran.
a. memberikan pendapat dan saran mengenai RBA yang diusulkan oleh pejabat pengelola;
b. mengikuti perkembangan kegiatan BLUD dan memberikan pendapat serta saran kepada kepala daerah mengenai
e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan, serta memberikan saran dan
g. Dewan Pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah secara berkala paling sedikit 1 (satu)
Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan pasal 37
ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007, Kepala Puskesmas Patianrowo bertindak sebagai Pemimpin
BLUD dan berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan Puskesmas.
c. Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan
d. Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD/tenaga profesional yang berasal dari bukan pegawai negeri
sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan
Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
e. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan pejabat pengelola BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan
kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh pejabat
pengelola BLUD berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas.
Kebutuhan praktik bisnis yang sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi
f. Pemilihan Pemimpin BLUD dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan dan kepatutan ( fit and proper test) yang
g. Masa jabatan Pemimpin BLUD ditetapkan selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.
h. Pemimpin BLUD diberhentikan oleh Bupati Nganjuk, setelah masa jabatannya habis.
i. Pemimpin BLUD dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh Bupati Nganjuk setelah berkoordinasi
- Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter independen.
- Mempunyai pengalaman kerja minimal 5 tahun pernah bekerja di Puskesmas, Dinas kesehatan atau institusi
kesehatan lainnya.
- Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan Puskesmas dengan seksama.
- Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas dan kegiatan Puskesmas sedemikian rupa sehingga dapat
- Bersedia dicalonkan dan mencalonkan diri menjadi Kepala Puskesmas/BLUD secara tertulis.
- Mampu merumuskan visi, misi, dan program Puskesmas yang jelas dan dapat diterapkan, diantaranya meliputi:
Disamping melaksanakan tugas sebagaimana disebutkan dalam uraian tugas sebelum Puskesmas Patianrowo
Kabupaten Nganjuk menerapkan PPK-BLUD., Kepala Puskesmas memiliki kewajiban sebagai berikut;
- Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan mengacu pada pasal 10 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 Kepala Sub Bagian Tata
Usaha bertindak sebagai Pejabat Keuangan dan berfungsi sebagai sebagai penanggung jawab keuangan puskesmas yang
Pengeluaran,
d. Pejabat Keuangan, Bendahara penerimaan dan Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh Pegawai Negeri Sipil.
e. Standard Kompetensi
- Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Sehat jasmani dan rohani yang dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari dokter independent.
- Mempunyai pengalaman kerja, diutamakan pernah 1 tahun dalam jabatan setingkat kepala urusan di bidang
- Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan
Dengan mengacu pada pasal 11 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018, Koordinator Pelayanan
Kesehatan bertindak sebagai Pejabat Teknis dan berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di unit kerjanya.
c. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan dengan
d. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD /tenaga profesional yang berasal dari bukan pegawai negeri
sipil dilaksanakan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi
kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh Pejabat
Keuangan BLUD berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas.
Kebutuhan praktik bisnis yang sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan kualifikasi
f. Pemilihan Pejabat Teknis BLUD dilakukan dengan mekanisme uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) yang
dilakukan secara transparan, profesional, mandiri, dan dapat dipertanggungjawabkan.
g. Masa jabatan Pejabat Teknis BLUD ditetapkan selama 5 tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu kali masa
jabatan berikutnya.
h. Pejabat Teknis BLUD diberhentikan oleh Bupati Nganjuk, setelah masa jabatannya habis.
i. Pejabat Teknis BLUD dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya oleh Bupati Nganjuk setelah
j. Standar Kompetensi
- Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas pokok dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan
- Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan dan standar pelayanan sesuai dengan bidang tugasnya.
Selain melaksanakan tugas mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medis dan pelaksanaan pelayanan kesehatan
Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis operasional dan pelayanan di unit kerjanya.
- Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah dan/atau pemimpin BLUD sesuai dengan kewenangannya.
1) Organisasi
lingkungan puskesmas
c. Satuan Pengawas Internal terdiri dari tim audit bidang administrasi dan keuangan, tim audit bidang pelayanan medis,
serta tim audit bidang lainnya sesuai dengan kebutuhan puskesmas.
d. Satuan Pengawas Internal melaksanakan audit secara rutin terhadap seluruh unit kerja di lingkungan puskesmas
meliputi bidang administrasi dan keuangan, bidang pelayanan medis, ketenagakerjaan dan bidang-bidang lainnya.
e. Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja Satuan Pengawas Internal ditetapkan dengan keputusan
Kepala Puskesmas.
b. Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai sasaran puskesmas secara ekonomis, efisien, dan efektif.
d. Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi terjadinya KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) yang
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam penerapan Praktek Bisnis Yang Sehat.
dokumen, personel, aset puskesmas, serta informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas yang ditetapkan oleh
Kepala Puskesmas.
b. Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-teknik audit yang diperlukan untuk mencapai efektivitas
c. Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari personel unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja
d. Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat Pengelola Puskesmas, tanggapan terhadap laporan, dan
langkah-langkah perbaikan.
f. Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam maupun luar puskesmas, sepanjang hal tersebut diperlukan
b. Pegawai BLUD berasal dari Pegawai Negeri Sipil dan / atau pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
c. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan profesionalitas,kemampuan
keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.
d. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan
e. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan,
integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan
B. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dalam tata kelola Puskesmas menggambarkan pola hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi dalam organisasi. Prosedur kerja puskesmas dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat baik
pelayalanan kesehatan perorangan maupun pelayanan kesehatan masyarakat dituangkan dalam bentuk Standar Operating
Prosedur (SOP) pelayanan kesehatan, pelayanan penunjang kesehatan serta pelayanan manajemen, meliputi:
1. Rawat Jalan :
a. Poli Umum
b. Poli Gigi
c. Poli MTBS
d. Poli KIA
e. Poli KB
f. Imunisasi
g. Poli PKPR
i. Pojok Laktasi
j. Klinik Sanitasi
2. Pelayanan 24 Jam :
a. UGD
b. Rawat Inap
c. Mampu Bersalin
3. Upaya Penunjang :
a. Loket Pendaftaran
b. Laboratorium
4. Adinistrasi
5. UKM
SOP diusulkan oleh pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan kemudian ditetapkan oleh Kepala Puskesmas/Pemimpin BLUD.
SOP tersebut kemudian disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait baik internal maupun eksternal. SOP yang telah disusun
dilakukan evaluasi secara berkala dan dapat dibuat SOP baru atau revisi jika diperlukan. Jenis-jenis SOP yang berlaku di
Puskesmas Patianrowo lebih lengkap dicantumkan pada Lampiran. Selain melalui SOP, mekanisme kerja pelayanan di
8. Alur Pelayanan KB
Pengelompokan fungsi Puskesmas Patianrowo menggambarkan pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi
pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian
organisasi. Dari uraian struktur organisasi tersebut di atas, tergambar bahwa organisasi puskesmas telah dikelompokkan sesuai
1) Telah dilakukan pemisahan fungsi yang tegas antara Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola BLUD yang terdiri dari
2) Pembagian fungsi pelayanan kesehatan, fungsi penunjang pelayanan kesehatan dan fungsi penyelenggaraan administrasi.
3) Pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing masing fungsi dalam organisasi yang ditetapkan melalui
4) Fungsi audit internal di lingkungan Puskesmas dengan membentuk Satuan Pengawas Internal (SPI).
D. PENGELOLAAN SDM
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan
berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada
jumlah maupun kualitas yang paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,efektif, dan
ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga ( brainware) sehingga
perlu dikelola dengan baik mulai penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.
Kebutuhan
1 Dokter 4 4 PNS 4 4 0
3 Apoteker 0 0 1 1 Kurang 1
1 PPPK
7 MOU
1SUKWAN
13 Kebersihan 2 2 MOU 2 2 0
17 Perawat 16 8 MOU 16 16
7 PNS
1 PPPK
19 Bidan 28 19 PNS, 2 28 28 0
PPPK,
3 MOU,4
SUKWAN
PPPK, 1 MOU
24 Sanitarian 1 1 MOU 1 1 0
Jumlah 74 74 81 81 7
1. Rekruitmen Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non medis pada Puskesmas Patianrowo Kab Nganjuk adalah
sebagai berikut:
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Puskesmas Patianrowo Kabupaten Nganjuk dilaksanakan
Pola Tata Kelola BLUD Puskesmas
30 |
sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk.
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-PNS dilaksanakan sebagai berikut:
a) Pengangkatan pegawai berstatus Non PNS dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan
b) Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang lowong atau adanya perluasan organisasi dan
perubahan pada bidang-bidang yang sangat mendesak yang proses pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh
Pemerintah Daerah.
c) Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki
kompetensi sesuai dengan tugas/jabatan yang akan diduduki sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta
mencegah terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam rekruitmen SDM.
d) Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral, objektif, akuntabel, bebas dari KKN, serta terbuka dengan
ketentuan:
- Setiap Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat dapat mengikuti seleksi tanpa membedakan jenis
- Pengumuman rekruitmen SDM diumumkan secara luas dengan menggunakan media yang tersedia
(internet, televisi, radio, surat kabar, papan pengumuman, dll) oleh Panitia Rekruitmen yang ditunjuk oleh
Pimpinan Puskesmas dengan memuat persyaratan pelamar, jenis ketenagaan, kualifikasi pendidikan,
jumlah lowongan jabatan, tujuan lamaran, waktu pendaftaran, dan tempat pendaftaran.
- Proses pengangkatan SDM berpegang teguh pada prinsip kebenaran, tata aturan, objektif, transparan, dan
rasional agar terjaring SDM yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, taat beribadah, berwawasan luas,
- Setiap penerimaan pegawai harus dibuatkan Surat Keputusan (SK) Pengangkatan Pegawai atau perjanjian
dengan pegawai dibuat secara tertulis dengan memuat hak dan kewajiban setiap pihak secara jelas
e) Mekanisme pengangkatan pegawai berstatus Non PNS lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Bupati
Nganjuk tersendiri.
f) Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan Puskesmas dengan tetap memperhatikan
2. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek
3. Sistem Remunerasi
a. Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan
b. Remunerasi, merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium, insentif, bonus atas prestasi,
c. Remunerasi ditetapkan oleh Kepala Daerah berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD melalui
Sekretaris Daerah.
a. Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan tersebut diatas harus dilaporkan kepada bupati
Nganjuk.
b. Kepala Puskesmas menetapkan program pengembangan kemampuan pegawai Puskesmas baik fungsional maupun
Program pengembangan sumber daya manusia Puskesmas lima tahun ke depan diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar
berada pada rasio yang ideal. Selain itu, pengembangan sumber daya manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat
Program pengembangan SDM pada Puskesmas patianrowo Kabupaten Nganjuk dijabarkan sebagai berikut :
a. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam rangka memenuhi tenaga medis dan paramedis sesuai
b. Mengembangkan tenaga medis dan paramedis yang potensial ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam
c. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pengembangan kemampuan SDM baik tenaga medis, paramedis
maupun administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah, diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya,
Hak dan kewajiban ASN diatur dalam ketentuan Pasal 21 – Pasal 24 Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara.
- Cuti
- Perlindungan
- Pengembangan Kompetensi
- Cuti
- Perlindungan
- Pengembangan Kompetensi
b. Kewajiban pegawai :
a) Setia dan taat pada Pancasila, Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, NKRI dan
berwenang
d) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,kejujuran kesadaran dan tanggung jawab
e) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik
f) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
peundang – undangan
Sistem pemberian reward dan punishment kepada pegawai ASN disesuaikan dengan peraturan perundang – undangan yang
a. Hubungan kerja antara Puskesmas dan Pegawai dapat berakhir karena satu atau lebih sebab-sebab berikut :
b) Dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana kejahatan yang ada maupun tidak ada hubungannya
dengan jabatan.
b. Batas usia pensiun 60 (enam puluh) tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku jabatan Dokter yang
c. Batas usia pensiun; sebagaimana dimaksud pada poin (9.a), bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu
yang dibutuhkan Puskesmas, dapat diperpanjang setiap tahun sampai setinggi-tingginya usia 60 tahun.
e. Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat diberhentikan dengan hormat setelah mendapat
f. Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak mendapat hak hak kepegawaian
g. Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan-ketentuan
PENUTUP
Pola Tata Kelola yang diterapkan pada puskesmas yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
a. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan
b. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan efisien, serta memberdayakan fungsi dan
c. Mendorong agar organisasi puskesmas dalam membuat keputusan dan menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi
dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
d. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat melalui pelayanan
kesehatan.
Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Pola Tata Kelola perlu mendapat dukungan dan partisipasi seluruh karyawan
Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Kabupaten Nganjuk baik bersifat materiil, administratif maupun politis.
Pola Tata Kelola Puskesmas Patianrowo ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan pola tata Kelola puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi,
DAFTAR
LAMPIRAN
Kepala Tata
Usaha
Koordinator
Koordinator
Sistem Informasi
Kepegawaian
Puskesmas
Koordinator Koordinator
Rumah Tangga Keuangan
Koordinator
Pencegahan dan Koordinator
Pengendalian Koordinator
Pelayanan Pelayanan
Penyakit Persalinan
Kesehatan Lansia
(PONED)
Koordinator
Pelayanan
Keperawatan Koordinator Koordinator
Kesehatan Pelayanan UKS Pelayanan Rawat
Masyarakat Inap
Koordinator
Pelayanan Indera Koordinator
Pelayanan UGD
Koordinator Koordinator
Pelayanan Matra Pelayanan
Kefarmasian
Koordinator
Pelayanan
Laboraturium
8 800.08/375/411.303.10/2022 PERDARAHAN
9 800.08/386/411.303.10/2022 TRIASE
17 800.08/329/411.303.10/2022 NASOPHARINGITIS
18 800.08/329/411.303.10/2022 PAROTITIS
24 800.08/344/411.303.10/2022 MIGRAIN
25 800.08/326/411.303.10/2022 KONJUNGTIVITIS
29 800.08/351/411.303.10/2022 VERTIGO
33 800.08/387/411.303.10/2022 TONSILITIS
1 800.08/228/411.303.10/2022 MTBS
2 800.08/290/411.303.10/2022 MTBM
9 800.08/100/411.303.10/2022 SDIDTK
9 800.08/062/411.303.10/2022 IMUNISASI MR
10 800.08/183/411.303.10/2022 TRIASE
7 800.08/116/411.303.10/2022 EKLAMPSIA
45 800.08/289/411.303.10/2022 PELABELAN
12 800.08/294/411.303.10/2022 PERESEPAN
18 800.08/304/411.303.10/2022 PELABELAN