Anda di halaman 1dari 95

TATA KELOLA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SIWALANKERTO
Jalan Siwalankerto No.134 Kota Surabaya
Email : pkmsiwalankerto@gmail.com
Telp. (031) 8482487

1
2021
LEMBAR PENGESAHAN

TATA KELOLA BLUD PUSKESMAS


UPTD PUSKESMAS SIWALANKERTO

Telah diperiksa dan disetujui


Surabaya, …………….. 2021

Mengetahui,
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya

drg. Febria Rachmanita, MA


Pembina Utama Muda
NIP. 196502281992032008

Penyusun,
Plt. Kepala UPTD Puskesmas Siwalankerto

dr. Dewi Ayuning Asih


Pembina / IV-A
NIP. 19791128 200604 2 028

2
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya,


sehingga kami dapat menyelesaikan Dokumen Tata Kelola UPTD Puskesmas
Siwalankerto Dokumen Tata Kelola ini disusun untuk melengkapi persyaratan
administrasi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Puskesmas yang bertujuan
untuk memberikan gambaran organisasi UPTD Puskesmas Siwalankerto dalam
persiapan implementasi BLUD.
Implementasi BLUD sendiri merupakan upaya UPTD Puskesmas
Siwalankerto untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan guna
menunjang visi pembangunan kesehatan di wilayah Kota Surabaya melalui
fleksibilitas pengelolaan anggaran.
Penyusunan dokumen ini melibatkan berbagai pihak yaitu tim Puskesmas
Siwalankerto, Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan pihak lintas sektor lainnya.
Besar harapan kami dokumen ini akan bermanfaat baik bagi puskesmas maupun
pihak lain yang membutuhkan.
Kami sampaikan terimakasih kepada seluruh staf serta semua pihak yang
telah memberi kontribusi dalam proses penyusunan Dokumen Tata Kelola UPTD
Puskesmas Siwalankerto dalam rangka persiapan menuju BLUD.
Demikian Dokumen Tata Kelola ini kami sampaikan, semoga dapat
memberi manfaat. Selain itu agar dapat lebih meningkatkan kinerja dan
akuntabilitas di UPTD Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya.

Surabaya, …… Oktober 2021


Plt. Kepala UPTD Puskesmas Siwalankerto

dr. Dewi Ayuning Asih


Pembina / IV-A

3
NIP. 19791128 200604 2 028

4
DAFTAR ISI hal

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 3
B. Pengertian Pola Tata Kelola 4
C. Tujuan Penerapan Pola Tata Kelola 4
D. Ruang Lingkup Tata Kelola 5
E. Dasar Hukum Pola Tata Kelola 5
F. Perubahan Pola Tata Kelola 6
G. Sistematika 6

BAB II KELEMBAGAAN
A. Kelembagaan 8
B. Prosedur Kerja 37
C. Pengelompokan Fungsi 38
D. Pengelolaan SDM 40

BAB III SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA


A. Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja 59
B. Sistem Akuntabilitas Keuangan 61
C. Kebijakan Tarif 64
D. Tanggung Jawab Sosial Puskesmas 66
BAB IV PENUTUP 67
LAMPIRAN

5
A. LATAR BELAKANG
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
dan ujung tombak pembangunan kesehatan. Berdasarkan Permenkes No 43
Tahun 2019 Puskesmas mempunyai fungsi sebagai penyelenggara Upaya
Kesehatan Masyarakat tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan
tingkat pertama.
Pelayanan kesehatan perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods), dengan tujuan utama penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit, baik berupa rawat jalan maupun rawat inap. Sedangkan
pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public
(public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan, antara lain meliputi promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan
keluarga.
Mengingat beban kerja puskesmas yang berat, pengelolaan kegiatan
yang tidak memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk menetapkan
program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat serta
tututan puskesmas untuk meningkatkan kinerjanya, sedangkan sistem
pembiayaan masih belum memberikan keleluasaan bagi puskesmas untuk
berupaya dalam peningkatan pelayanan, maka dipandang perlu untuk
menglola puskesmas secara entepreneur bukan secara birokratik lagi. Untuk
itu Puskesmas perlu melakukan perubahan mendasar sehingga lebih mandiri
dan mampu berkembang menjadi lembaga yang berorientasi terhadap
kepuasan pelanggan.
Dengan terbitnya PP 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum yang diubah dengan PP No 74 tahun 2012 dan

6
Permendagri 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum dimana memberikan peluang bagi puskesmas untuk
menerapkan pola pengelola keuangan BLUD yang memberikan fleksibilitas
dalam pengelolaannya.
Dalam rangka menerapkan pola pengelolaan keuangan BLUD perlu
disusun Pola Tata Kelola yang merupakan aturan internal puskesmas dengan
memperhatikan prinsip-prisip tranparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan
independensi.

B. PENGERTIAN POLA TATA KELOLA


Berdasarkan pasal 38 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79
Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), pola tata kelola
merupakan tata kelola Unit Pelaksana Teknis Dinas/ Badan Daerah yang yang
akan menerapkan BLUD dan ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.
Selanjutnya dalam pasal 39 dan 40 Permendagri Nomor 79 Tahun 2018
disebutkan bahwa pola tata kelola memuat antara lain:
a. Kelembagaan yang memuat posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi,
tanggung jawab, hubungan kerja dan wewenang.
b. Prosedur kerja yang memuat ketentuan hubungan dan mekanisme kerja
antar posisi jabatan dan fungsi.
c. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan
fungsi pendukung sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk
efektifitas pencapaian.
d. Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang memuat kebijakan mengenai
pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.

C. TUJUAN PENERAPAN POLA TATA KELOLA

Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas bertujuan untuk:
a. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar
puskesmas memiliki daya saing yang kuat.

7
b. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ
puskesmas.
c. Mendorong agar organ puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku,
serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial puskesmas terhadap
stakeholder.
d. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan
umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan.

D. RUANG LINGKUP TATA KELOLA

Ruang lingkup tata kelola Puskesmas meliputi peraturan internal


puskesmas dalam menerapkan pola pengelolaan keuangan. Tata kelola
dimaksud mengatur hubungan antara organ Puskesmas sebagai UPTD
yang menerapkan PPK BLUD, yaitu Kepala OPD, Pemerintah Daerah, Dewan
Pengawas, dan Pejabat Pengelola berikut fungsi, tugas, tanggungjawab,
kewajiban, kewenangan dan haknya masing-masing.

E. DASAR HUKUM POLA TATA KELOLA


Dasar Hukum untuk menyusun Pola Tata Kelola Puskesmas adalah:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum yang diubah dengan PP No 74 Tahun
2012
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman
Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas dan
Pegawai BLU yang telah diubah dengan Permenkeu Nomor
73/PMK.05/2007
c. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8 /PMK.02/2006 tentang Kewenangan
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU
d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah yang telah diubah kedua kalinya dengan
Permendagri Nomor 21 Tahun 2011
e. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.02/2006 tentang Pembentukan

8
Dewan Pengawas pada BLU dan telah diubah dengan Permenkeu Nomor
109/PMK.05/2007
f. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :
PER/02/M.PAN/1/2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan Kerja di
Lingkungan Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum
g. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
h. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2019
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

F. PERUBAHAN POLA TATA KELOLA

Pola Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola
puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi,
tanggung jawab, dan kewenangan organisasi puskesmas serta perubahan
lingkungan.

G. SISTEMATIKA
Sitematika penyusunan dokumen tata kelola, sebagai berikut:
Pengantar
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KELEMBAGAAN
1. Struktur Organisasi
2. Prosedur Kerja
3. Pengelompokan yang Logis
4. Pengelolaan SDM

Bab III : AKUNTABILITAS


1. Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja

9
2. Sistem Akuntabilits Keuangan
3. Kebijakan Tarif
4. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah
5. Tanggungjawab sosial Puskesmas
Bab IV : PENUTUP
Lampiran

10
A. KELEMBAGAAN

1. GAMBARAN SINGKAT UPTD PUSKESMAS SIWALANKERTO


UPTD Puskesmas Siwalankerto merupakan salah satu Puskesmas
di Kecamatan Wonocolo. UPTD Puskesmas Siwalankerto ditetapkan
menjadi Puskesmas Rawat Inap yang berdasar Surat Keputusan Walikota
Surabaya Nomor 188.45/86/436.1.2/2016 tahun 2016 Tanggal 30 Mei 2016
tentang Penetapan Jenis Puskesmas di Kota Surabaya Berdasarkan
Karakteristik Wilayah Kerja dan Kemampuan penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan.
UPTD Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya berlokasi di Jl.
Siwalankerto Kel. Siwalankerto Kec. Wonocolo Kota Surabaya, dengan
wilayah kerja sebanyak 1 Kelurahan di wilayah Kecamatan Wonocolo.
UPTD Puskesmas Siwalankerto didukung jejaring dibawahnya sebanyak 18
Posyandu Balita, 4 Posyandu Lansia, 1 Poskeskel dan 1 Poskestren.
UPTD Puskesmas Siwalankerto sebagai Puskesmas Rawat Inap
mempunyai Unit Pelayanan yaitu:
– Pelayanan Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis

– Pelayanan Pengobatan Umum

– Pelayanan MTBS/Anak

– Pelayanan Pengobatan Gigi

– Pelayanan Laboratorium

– Pelayanan Konseling Gizi

– Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, KB dan Imunisasi

– Pelayanan Pemeriksaan TBC

– Pelayanan Rawat Inap Umum

– Pelayanan Klinik Sanitasi

11
– Pelayanan Rawat Inap Bersalin

– Unit Tata Usaha

– Pelayanan Kefarmasi

– Pelayanan UGD 24 Jam

Sebagai fasilitas pelayanan kesehatan strata/ tingkat pertama,


puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) tingkat pertama berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.
Upaya Kesehatan Perorangan, yaitu pelayanan yang bersifat pribadi
(private goods), dengan tujuan utama penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan
kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pelayanan rawat jalan.
Sedangkan Upaya Kesehatan Masyarakat adalah pelayanan yang bersifat
public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama yang menjadi
tanggung jawab Puskesmas Siwalankerto meliputi:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Keluarga Berencana
- Deteksi Dini Tumbuh Kembang
- Kesehatan Reproduksi
d) Upaya Gizi
e) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan dan Pengendalian Tuberkulosis
- Pencegahan dan Pengendalian Kusta
- Imunisasi
- Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah Dengue
- Pencegahan dan Pengendalian HIV-AIDS

12
- Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
- Surveilans
- Pencegahan dan Pengendalian ISPA/Diare
- Kesehatan Jiwa
f) Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
a) Pencegahan dan Pengendalian Hepatitis
b) Kesehatan Lansia
c) Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
d) Usaha Kesehatan Sekolah
e) Pengobatan Tradisional
f) Kesehatan Kerja dan Olah Raga
g) Kesehatan Indera
h) Kesehatan Matra/Haji
Sedangkan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas Siwalankerto meliputi:
a. Rawat Jalan :
a) Pemeriksaan Umum
b) Pemeriksaan Gigi
c) Pemeriksaan Anak / MTBS
d) Pemeriksaan Ibu dan Anak
e) Pelayanan Keluarga Berencana
f) Pelayanan Imunisasi Balita
g) Konseling Gizi
h) Konseling Sanitasi
i) Pemeriksaan Kesehatan Jiwa
j) Pemeriksaan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
k) Pemeriksaan Deteksi Kanker Leher Rahim
l) Pemeriksaan Infeksi Menular Seksual
m) Konseling Kesehatan Remaja
n) Pelayanan Obat
o) Pelayanan Laboratorium
b. Pelayanan Gawat Darurat
a) Pelayanan Gawat Darurat 24 jam

13
b) Pelayanan Persalinan 24 jam
Selain itu Puskesmas Siwalankerto jika diperlukan, UPTD Puskesmas
Siwalankerto juga melaksanakan pelayanan rujukan rawat jalan dan
rujukan Gawat Darurat.

2. STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA LAKSANA


Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan tata
hubungan kerja antar bagian dan garis kewenangan, tanggungjawab dan
komunikasi dalam menyelenggarakan pelayanan dan penunjang
pelayanan.
UPTD Puskesmas Siwalankerto merupakan Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang bertanggungjawab
menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan dan Upaya Kesehatan
Masyarakat tingkat pertama di wilayah kerja Puskesmas Siwalankerto
Kecamatan Wonocolo, dimana tata kerjanya diatur melalui Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.43 Tahun 2019 Tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.
UPTD Puskesmas Siwalankerto mempunyai tugas melaksanakan
pelayanan, pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan secara
paripurna kepada masyarakat di kecamatan sesuai dengan kedudukan
dan/atau wilayah kerja dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. Puskesmas dipimpin oleh seorang
Kepala yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan.

1. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Sebelum Penerapan BLUD


a. Struktur Organisasi
Sebelum penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),
Puskesmas Siwalankerto merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kota Surabaya. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas
Siwalankerto disusun berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

Bagan Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Siwalankerto sebagaimana berikut:

14
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Siwalankerto

15
Struktur organisasi UPTD Pusksmas Siwalankerto Kota Surabaya
terdiri dari: KA. TU
a) Kepala Puskesmas SURATMAN

b) Kepala Sub Bagian Tata Usaha yang bertanggungjawab membantu


SP2TP
UP
Kepala Puskesmas dalam pengelolaan Keuangan, Umum dan RUTH
SURATMAN
RESA H.

Kepegawaian serta Perencanaan dan Pelaporan. Terdiri dari:


a) Pelaksana Sistem Informasi Puskesmas
b) Pelaksana Keuangan
c) Pelaksana Rumah Tangga dan Inventaris
d) Pelaksana Kepegawaian
c) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas).
Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) bertanggung
jawab membantu Kepala Puskesmas dalam mengkoordinasikan kegiatan
Pelaksana Upaya yang terbagi dalam:
- Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
a) Pelaksana Promosi Kesehatan
b) Pelaksana Kesehatan Lingkungan
c) Pelaksana Gizi
d) Pelaksana Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
 Pelaksana Deteksi Dini Tumbuh Kembang
 Pelaksana Keluarga Berencana
 Pelaksana Kesehatan Reproduksi
e) Pelaksana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
 Pelaksana Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
 Pelaksana Pencegahan Penyakit Kusta
 Pelaksana Imunisasi
 Pelaksana Surveilans
 Pelaksana Pencegahan Penyakit Demam Berdaran Dengue
(DBD)
 Pelaksana Pencegahan Penyakit ISPA/Diare
 Pelaksana Pencegahan Penyakit HIV-AIDS
 Pelaksana Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)

16
 Pelaksana Kesehatan Jiwa
f) Pelaksana Perawatan Kesehatan Masyarakat
- Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
1) Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah
2) Pelaksana Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
3) Pelaksana Kesehatan Tradisional
4) Pelaksana Kesehatan Kerja dan Olah Raga
5) Pelaksana Kesehatan Indera
6) Pelaksana Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
7) Pelaksana Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
8) Pelaksana Kesehatan Matra / Haji
d) Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), Kefarmasian
dan Laboratorium
1) Penanggung Jawab Unit Pendaftaran, Administrasi dan Rekam
Medis
2) Penanggung Jawab Unit Pemeriksaan Umum
3) Penanggung Jawab Unit Pemeriksaan Konseling Gizi
4) Penanggung Jawab Unit Pemeriksaan MTBS / Anak
5) Penanggung Jawab Unit Pemeriksaan Gigi
6) Penanggung Jawab Unit Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak,
Keluarga Berencana
7) Penanggung Jawab Unit Pelayanan Farmasi
8) Penanggung Jawab Unit Laboratorium
9) Penanggung Jawab Rawat Inap
10) Penanggung Jawab Unit Bersalin
11) Penanggung Jawab Unit Klinik Sanitasi
12) Penanggung Jawab UGD 24 Jam
e) Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring
Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
1) Poskeskel
 Poskeskel Rusunawa Siwalankerto Selatan
2) Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren)
 Poskestren Amanatul Umma
3) Penanggung Jawab Jejaring Fasilitas Pelayanan Kesehatan

17
2. Hubungan Antar Struktur Organisasi
a. Kedudukan Sruktur Organisasi Puskesmas dengan Dinas Kesehatan
Puskesmas Siwalankerto berkedudukan sebagai Unit Pelaksana Tekhnis di
bawah Organisasi Perangkat Daerah Dinas Kesehatan. Sebagai unsur
pelaksana teknis, UPTD Puskesmas Siwalankerto melaksanakan kegiatan
tekhnis operasional dan atau kegiatan tekhnis penunjang tertentu.
Kegiatan tekhnis operasional UPTD Puskesmas secara langsung
berhubungan dengan pelayanan masyarakat. Kegiatan tekhnis penunjang
dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tugas organisasi induk yaitu
Dinas Kesehatan dengan gambaran hubungan sebagai berikut:
- Sekretariat Dinas Kesehatan
Dilaksanakan oleh Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas meliputi
administrasi dan kepegawaian, pengelolaan sarana prasarana, dan
pengelolaan keuangan.
- Bidang Pelayanan Kesehatan
Dilaksanakan oleh Penanggung Jawab dan pelaksana UKP,
kefarmasian dan laboratorium serta penanggung jawab jaringan dan
jejaring puskesmas
- Bidang Kesehatan Masyarakat
Dilaksanakan oleh Penanggung Jawab dan pelaksana UKM esensial
dan UKM pengembangan Puskesmas
- Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dilaksanakan oleh Penanggung Jawab dan pelaksana UKM esensial
dan UKM pengembangan Puskesmas
- Bidang Sumber Daya Kesehatan
Dilaksanakan oleh penanggung jawab sarana prasarana alat
kesehatan, penanggung jawab kepegawaian dan penanggung jawab
kefarmasian
Sebagai Unit Pelaksana Tekhnis, Kepala Puskesmas bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan.
b. Kedudukan Kepala Puskesmas dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Kepala UPTD Puskesmas berwenang memberikan penugasan kepada
Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan pegawai puskesmas lainnya. Kepala
Sub Bagian Tata Usaha bertanggung jawab langsung terhadap Kepala

18
UPTD Puskesmas. Penanggung jawab dan pelaksana UKM esensial dan
pengembangan, penanggung jawab dan pelaksana UKP, kefarmasian dan
laboratorium serta penanggung dan pelaksana jaringan dan jejaring
puskesmas bertanggung jawab langsung kepada Kepala UPTD Puskesmas.
c. Kedudukan Penanggung Jawab dan pelaksana tekhnis kegiatan
Penanggung jawab UKM esensial dan UKM pengembangan berkedudukan
sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan UKM esensial dan
pengembangan.
Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium berkedudukan
sebagai koordinator pelaksanaan kegiatan UKP dan penunjang.
Penanggung jawab jejaring dan jaringan puskesmas berkedudukan sebagai
koordinator pelaksanaan kegiatan pembinaan jejaring di wilayah kerja
puskesmas dan pelaksanaan jaringan pustu dan ponkesdes di wilayah kerja
puskesmas.

Penanggung jawab dan pelaksana UKM, UKP dan jaringan berada dalam garis
koordinasi untuk menggkoordinasikan masing-masing kegiatan secara lintas
program.

(3) Tugas Pokok dan Fungsi:

a. Kepala UPTD Puskesmas


Kepala UPTD Puskesmas berada dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala Dinas Kesehatan dan secara operasional bertanggung jawab
kepada Camat di wilayah kerjanya.
Kapala UPTD Puskesmas memiliki tugas pokok mengkoordinasikan
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dan
melaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Fungsi Kepala UPTD Puskesmas adalah :
a) Menggerakkan pembangungan berwawasan kesehatan
b) Melaksanakan pemberdayaan kesehatan masyarakat
c) Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama meliputi UKM
dan UKP
d) Melaksanakan pengelolaan keuangan
e) Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pelayanan
kesehatan di wilayah kerja

19
f) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan Kepala Dinas
Kesehatan sesuai dengan bidang tugasnya
b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh tenaga struktural Kepala Sub Bagian
Tata Usaha yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
UPTD Puskesmas.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha memiliki tugas pokok melaksanakan
kegiatan pengelolaan keuangan, umum dan kepegawaian serta
perencanaan, pencatatan dan pelaporan dan melaporkan kepada Kepala
UPTD Puskesmas
c. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Masyarakat dan Perkesmas
UKM dan perkesmas dilaksanakan oleh tenaga medis, paramedis dan
tenaga kesehatan fungsional lainnya yang dikoordinir oleh Penanggung
Jawab UKM dan Perkesmas.
Penanggung Jawab UKM dan Perkesmas bertugas mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan UKM dan Perkesmas dan bertanggung jawab kepada
Kepala UPTD Puskesmas.
d. Penanggung Jawab Upaya Kesehatan Perorangan, Kefarmasian dan
Laboratorium.
UKP, Kefarmasian dan Laboratorium dilaksanakan oleh tenaga medis,
paramedis, dan tenaga kesehatan fungsional lain sesuai bidang
keahliannya yang dikoordinir oleh Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian
dan Laboratorium.
Penanggung Jawab UKP, Kefarmasian dan Laboratorium bertugas
mengkoordinasikan kegiatan pelayanan UKP dan bertanggung jawab
kepada Kepala UPTD Puskesmas.
e. Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan dan Jejaring Fasyankes
Jaringan Pelayanan Kesehatan di UPTD Puskesmas dilaksanakan oleh
tenaga fungsional paramedis dan struktural adminstratif yang dikoordinir
oleh Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan dan Jejaring Fasyankes yang
bertanggung jawab kepada Kepala UPTD Puskesmas.
Penanggung Jawab Jaringan Pelayanan dan Jejaring Fasyankes memiliki
tugas pokok mengkoordinasikan pelayanan kesehatan di jejaring pelayanan
Pustu dan Ponkesdes, serta mengkoordinasikan kegiatan pembinaan pada

20
jejaring Fasyankes di wilayah kerja Puskesmas dan bertanggung jawab
kepada Kepala UPTD Puskesmas

f. Poskeskel
Poskeskel dipimpin oleh seorang penanggung jawab Puskesmas Pembantu
yang merupakan tenaga fungsional Paramedis.
Penanggung Jawab Poskeskel bertugas mengkoordinasikan kegiatan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja Poskeskel dan bertanggung jawab
kepada Kepala UPTD Puskesmas.
g. Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren)
Pos Kesehatan Pondok Pesantren (Poskestren) dipimpin oleh seorang
penanggungjawab Poskestren yang merupakan tenaga fungsional
Paramedis.
Penanggung Jawab Poskestren bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan
pelayanan kesehatan di wilayah kerja dan secara teknis bertanggung jawab
kepada Kepala UPTD Puskesmas.
(3) Uraian Tugas
Uraian tugas masing-masing struktur yang terdapat dalam bagan organisasi
seperti diuraikan di atas adalah sebagai berikut:
a. Kepala UPTD Puskesmas mempunyai tugas:
– Menyusun rencana kegiatan/ rencana kerja UPTD

– Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis UPTD

– Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional dan kinerja UPTD

– Menyusun dan menetapkan kebijakan mutu pelayanan UPTD

– Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan tingkat pertama

– Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama

– Melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat

– Melaksanakan kegiatan manajemen Puskesmas

– Melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan norma, standart,


pedoman dan petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan
dasar dan kesehatan masyarakat
– Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan UPTD.

21
b. Penanggung Jawab UKM
– Mengkoordinasikan kegiatan UKM UPTD Puskesmas

– Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan kegiatan, kepatuhan


prosedur dan analisis kegiatan UKM
– Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu kegiatan UKM

– Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas


c. Penanggung Jawab UKP
– Mengkoordinasikan kegiatan UKP UPTD Puskesmas

– Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan pelayanan, kepatuhan


prosedur dan analisis kegiatan pelayanan UKP
– Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu pelayanan UKP

– Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas


d. Penanggung Jawab Jaringan dan Jejaring
– Mengkoordinasikan kegiatan UKM dan UKP di jaringan pelayanan
kesehatan
– Melakukan monitoring/pemantauan pelaksanaan kegiatan UKM dan
UKP, kepatuhan prosedur dan analisis kegiatan UKM dan UKP di
jaringan pelayanan kesehatan
– Melakukan evaluasi capaian kinerja dan mutu UKM dan UKP di jaringan
pelayanan kesehatan
– Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan kesehatan di jejaring
pelayanan kesehatan
– Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas
e. Pelaksana Perencanaan dan Pelaporan
– Menyiapkan bahan, dokumen, kebijakan dan hasil kegiatan dalam
penyusunan perencanaan kegiatan UPTD Puskesmas/ Perencanaan
Tingkat Puskesmas
– Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan
Kegiatan Perencanaan dan Pelaporan
– Melakukan analisis bahan perencanaan kegiatan

22
– Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Puskesmas
– Menyusun evaluasi dan laporan hasil kegiatan

– Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas


f. Pelaksana Keuangan
– Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan keuangan

– Menyusun Pedoman Kerja, Prosdeur Kerja dan Kerangka Acuan


Kegiatan pengelolaan keuangan
– Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan keuangan

– Melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pengadministrasian keuangan

– Menyusun evaluasi, analisis dan laporan keuangan

– Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas


g. Pelaksana Umum dan Kepegawaian
– Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kepegawaian,
sarana prasarana dan adminstrasi umum
– Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka Acuan
Kegiatan kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum
– Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan kepegawaian, sarana
prasarana dan administrasi umum
– Melaksanakan kegiatan pelayanan kepegawaian dan administrasi umum

– Melakukan analisis kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi


umum
– Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana Pelaksanaan
Kegiatan kepegawaian, sarana prasarana dan administrasi umum
– Melakukan evaluasi dan laporan kepegawaian, sarana prasarana dan
administrasi umum
– Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas
h. Pelaksana UKM
– Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kegiatan
UKM
– Menyusun Pedoman Kerja dan Prosedur Kerja UKM

23
– Menyusun perencanaan kegiatan UKM, Rencanan Usulan Kegiatan,
Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan UKM
– Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan
i. Penanggung Jawab Ruang UKP
- Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan di ruang pelayanan
- Menyiapkan bahan, dokumen dna kebijakan perencanaan kegiatan
pelayanan
- Menyusun pedoman kerja ruang pelayanan dan prosedur kerja
pelayanan
- Menyusun rencana kebutuhan sarana kerja, alat kerja dan bahan
kerja
- Melaksanakan pemenuhan indikator mutu, kinerja dan evaluasi hasil
kegiatan pelayanan
j. Pelaksana Pelayanan UKP
- Menyiapkan bahan dan alat kerja pelayanan
- Melaksanakan kegiatan pelayanan sesuai dengan prosedur yang
berlaku
- Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan
- Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung Jawab pelayanan
k. Penanggung Jawab Poskeskel dan Poskestren
- Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan kegiatan
pelayanan
– Menyusun Pedoman Kerja dan Prosedur Kerja

– Menyusun perencanaan kegiatan, Rencanan Usulan Kegiatan,


Rencana Pelaksanaan Kegiatan dan Kerangka Acuan Kegiatan
– Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan
- Melaksanakan evaluasi hasil kegiatan
- Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas

l. Pelaksana Pelayanan Poskeskel dan Poskestren


- Menyiapkan bahan dan alat kerja kegiatan
- Melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang berlaku
- Melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan

24
- Melaporkan hasil kegiatan kepada Penanggung Jawab

2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Setelah Penerapan BLUD


a. Struktur Organisasi
Dalam rangka penerapan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD),
organisasi Puskesmas perlu disesuaikan berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum yang telah diubah kedua kalinya dengan Permendagri
Nomor 21 Tahun 2011 dan Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah.
Susunan organisasi dalam penerepan pola pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah terdiri dari:
a) Pembina Tekhnis dan Pembina Keuangan
b) Pejabat Pengelola BLUD
a. Pemimpin BLUD
b. Pejabat Keuangan
c. Pejabat Teknis
c) Satuan Pengawas Internal
Satuan Pengawas internal (SPI) sesuai Permendagri 79 tahun 2018
dibentuk untuk pengawasan dan pengendalian internal terhadap kinerja
pelayanan, keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan praktek bisnis yang sehat. SPI ini berkedudukan langsung
di bawah pemimpin dan untuk membantu pemimpin dalam pengawasan
internal.
Pemimpin BLUD Puskesmas dapat membentuk Satuan Pengawasan
Internal yang merupakan aparat internal puskesmas untuk pengawasan dan
pengendalian internal terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh
lingkungan sosial dalam menyelenggarakan Praktek Bisnis yang Sehat.

25
STRUKTUR ORGANISASI BLUD UPTD PUSKESMAS SIWALANKERTO

PEMIMPIN BLUD
dr. Sri Hawati
PEJABAT KEUANGAN
Ka Sub Bag Tata Usaha Satuan Pengawas Internal
Khoirul Amin, SE

Prencanaan dan Umum dan Keuangan


Pelaporan Kepegawaian drg. Ernin Sumiratwati
Deddy F Achmad,
S.Kom Akuntansi
Verifikasi
Pelaporan

PEJABAT TEKNIS PEJABAT TEKNIS PEJABAT TEKNIS


PJ UKM dan Perkesmas PJ UKP, Kefarmasian dan PJ Jaringan Pelayanan & Jejaring
drg. Ernin Sumiratwati Laboratorium Fasyankes
dr, Femmy Magdalena Punu dr. Thoms

UKM Esensial UKM Pengembangan Pusling


R. Pendaftaran & RM
Lailatul Ma’rufah dr. Thoms

Promosi Kesehatan Hepatitis Poskeskel


Martha AW, SKM R. Pemeriksaan Umum
dr. Agnes Kurniasari Sri Indrawati, A.Md.Keb

Kesehatan Lingkungan Usila


Firda Safira Ali,STr.KL Tika W., Amd.Kep R. Pemeriksaan Jejaring Fasyankes
MTBS/Anak
Kesh. Gilut Masyarakat Citra Yuniar,A.Md.Keb
KIA-KB
Erma Tri, Amd., Gz Komatul Aini.Amd.Kesgi
KB R. Konseling Gizi
DDTK Dewi Mahastuti, A.Md.Gz
UKS
Kespro
Meta Ayu Dyah,
R. Pemeriksaan Gigi
A.Md.Keb
drg. Rahmat Adi Prayitno,
Gizi
MARS
Dewi M., Amd., Gz
Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim R. Pelayanan KIA, KB
Pengendalian & Tradisional dr. Dhanti Rizqianty
Pencegahan Penyakit : Komplementer
TB: M. Ichsan, Ineke H., A.Md.Battra
Amd.Kep R. TBC/Kusta
Kusta: M. Ichsan, M.Ichsan
Amd.Kep Kesh Kerja dan Olah
Imunisasi: Raga R. Bersalin
Lutfiah.Amd.Keb Umar Erma Tri
DBD: Firda Ali, Str.
KL Indera
HIV-AIDS: Dyah Mamik Parlina R. Rawat Inap
Ayu Putri H, dr. Bayu Ariono Brotokaton
S.Kep., Ns
PTM Matra / Haji
Dr.Bayu R. Imunisasi
Dr.Dhanti Lutfia.Amd.Keb
Risqianti
Surveilans: Nasihin.,
Tim Gerak Cepat R. Laboratorium
Amd.Kep
Dr.Agnes Maria Ulfa, A.Md.AK
ISPA/Diare: Mamik
Parlina, S.Kep.,
Ns Pengawasan Obat & R. Pelayanan Farmasi
Kesh. Jiwa: Lukman Makmin Silvya R, S.Farm.,Apt
Hakim, S.Psi Silvia rusdiana.,Apt
R. Pelayanan 24 Jam dan
Gawat Darurat
M. Umar F, A.Md.Kep

Perkesmas
Herdin
indrayanti.,Amd.Kep

Gambar 2. Bagan Struktur Organisasi BLUD UPTD Puskesmas Siwalankerto

26
Dari bagan tersebut terlihat bahwa struktur organisasi BLUD UPTD
Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya terdiri dari:
a. Pemimpin BLUD dijabat oleh Kepala UPTD Puskesmas
b. Pejabat Keuangan dijabat oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha
c. Pejabat Teknis dijabat oleh Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan
a) Penanggung jawab Pelayanan Kesehatan Perorangan meliputi:
1) Unit Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis
2) Unit PemeriksaanUmum
3) Unit Pemeriksaan Konseling Gizi
4) Unit Pemeriksaan MTBS / Anak
5) Unit Pemeriksaan Gigi
6) Unit Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana dan
Imunisasi
7) Unit TBC/Kusta
8) Unit Bersalin
9) Unit Rawat Inap
10)Unit Pelayanan Farmasi
11)Unit Laboratorium
12)Unit Pelayanan 24 Jam dan Gawat Darurat
b) Penanggung Jawab Pelayanan Kesehatan Masyarakat meliputi:
- Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial
1) Pelaksana Promosi Kesehatan
2) Pelaksana Kesehatan Lingkungan
3) Pelaksana Gizi
4) Pelaksana Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Pelaksana Deteksi Dini Tumbuh Kembang
- Pelaksana Keluarga Berencana
- Pelaksana Kesehatan Reproduksi
5) Pelaksana Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pelaksana Pencegahan Penyakit Tuberkulosis

27
- Pelaksana Pencegahan Penyakit Kusta
- Pelaksana Imunisasi
- Pelaksana Surveilans
- Pelaksana Pencegahan Penyakit Demam Berdaran
Dengue (DBD)
- Pelaksana Pencegahan Penyakit ISPA/Diare
- Pelaksana Pencegahan Penyakit HIV-AIDS
- Pelaksana Pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM)
- Pelaksana Kesehatan Jiwa
6) Pelaksana Perawatan Kesehatan Masyarakat
- Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Pengembangan
1) Pelaksana Usaha Kesehatan Sekolah
2) Pelaksana Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat
3) Pelaksana Kesehatan Tradisional dan Komplementer
4) Pelaksana Kesehatan Kerja dan Olah Raga
5) Pelaksana Kesehatan Indera
6) Pelaksana Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
7) Pelaksana Pencegahan Penyakit Hepatitis
8) Pelaksana Deteksi Dini Kanker Leher Rahim
9) Pelaksana Kesehatan Matra / Haji
10) Pelaksana Tim Gerak Cepat (TGC)
11) Pelaksana Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman
d. Penangung jawab Jaringan pelayanan dan jejaring fasilitas pelayanan
kesehatan terdiri atas:
(a) Poskeskel
(b) Poskestren
(c) Jejaring fasilitas pelayanan kesehatan

e. Satuan Pengawas Internal

28
Satuan Pengawas Internal berkedudukan langsung di bawah pemimpin
BLUD

Perubahan lainnya dari struktur organisasi UPTD Puskesmas


Siwalankerto Kota Surabaya yang perlu disesuaikan dengan ketentuan
dalam penerapan BLUD adalah sebagai berikut:
a. Penyebutan Pejabat Pengelola BLUD disesuaikan dengan
nomenklatur pemerintah daerah setempat, sebagai berikut:
a). Kepala UPTD Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD,
b). Pejabat Keuangan direpresentasikan dengan jabatan Kepala
Sub Bagian Tata Usaha
c). Pejabat Teknis direpresentasikan dengan jabatan
Penanggung Jawab Upaya
b. Pemimpin BLUD dapat membentuk Satuan Pengawasan Intern
(SPI) dalam rangka meningkatkan sistem pengawasan dan
pengendalian internal Puskesmas terhadap kinerja pelayanan,
keuangan dan pengaruh lingkungan sosial dalam
menyelenggarakan Praktik Bisnis yang Sehat. Satuan Pengawas
Internal dapat direpresentasikan dengan Tim Manajemen Mutu
Puskesmas
c. Adanya penambahan fungsi dalam penatausahaan keuangan
BLUD yaitu fungsi akuntansi, verifikasi dan pelaporan.

(2) Tata Laksana


2.1 Pemimpin BLUD

Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 2 Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 dan pasal 6 ayat 2
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018, Kepala
UPTD Puskesmas Siwalankerto bertindak sebagai Pemimpin BLUD
Puskesmas.

29
(2.2.1) Pengangkatan dan pemberhentian Pemimpin BLUD
a. Pemimpin BLUD Puskesmas diangkat dan
diberhentikan oleh Walikota Surabaya.
b. Pemimpin BLUD Puskesmas bertanggung jawab
kepada Walikota.
c. Pemimpin BLUD diangkat dari pegawai negeri sipil
dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja,
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
d. BLUD Puskesmas dapat mengangkat pemimpin
BLUD dari profesional lainnya sesuai dengan
kebutuhan, profesionalitas, kemampuan keuangan
dan berdasarkan prinsip efisiensi, ekonomis dan
produktif dalam meningkatkan pelayanan
e. Pemimpin BLUD Puskesmas yang berasal dari tenaga
profesional lainnya dapat dipekerjakan secara kontrak
atau tetap.
f. Pemimpin BLUD Puskesmas dari tenaga profesional
lainnya diangkat untuk masa jabatan paling lama 5
(lima) tahun dan dapat diangkat kembali untk 1 (satu)
kali periode masa jabatan berikutnya jika paling tinggi
berusia 60 (enam puluh) tahun.
g. Standar Kompetensi Pemimpin BLUD Puskesmas
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
b. Berijazah setidak-tidaknya Strata Satu (S-1)
dibidang Kesehatan.
c. Sehat jasmani dan rohani
d. Mampu memimpin, membina, mengkoordinasikan
dan mengawasi kegiatan Puskesmas dengan

30
seksama.
e. Mampu melakukan pengendalian terhadap tugas
dan kegiatan Puskesmas sedemikian rupa
sehingga dapat berjalan secara lancar, efektif,
efisien dan berkelanjutan.
f. Cakap menyusun kebijakan strategis Puskesmas
dalam meningkatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
g. Mampu merumuskan visi, misi, dan program
Puskesmas yang jelas dan dapat diterapkan,
diantaranya meliputi:
a) Peningkatan kreativitas, prestasi, dan akhlak
mulia insan puskesmas.
b) Penciptaan suasana Puskesmas yang asri,
aman, dan indah.
c) Peningkatan kualitas tenaga medis, paramedis
dan non medis puskesmas.
d) Pelaksanaan efektivitas, efisiensi, dan
akuntabilitas program
(2.2.2) Fungsi Pemimpin BLUD
Sesuai dengan pasal 8 ayat 2 Permendagri No 79 tahun
2018, Pemimpin BLUD mempunyai fungsi sebagai
penanggung jawab umum operasional dan keuangan di
Puskesmas. Pemimpin BLUD bertindak selaku Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) / Kuasa Pengguna Barang
Puskesmas.
Dalam hal pemimpin BLUD tidak berasal dari Pegawai
Negeri Sipil maka pejabat keuangan ditunjuk sebagai
Kuasa Pengguna Anggaran/ Kuasa Penggunan Barang.

31
(2.2.3) Tugas Pemimpin BLUD
a. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi,
mengendalikan danmengevaluasi penyelenggaraan
kegiatan BLUD agar lebih efisien dan produktivitas;
b. Merumuskan penetapan kebijakan teknis BLUD serta
kewajiban lainnya sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan Kepala Daerah;
c. Menyusun Rencana Strategis;
d. Menyiapkan RBA;
e. Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat
teknis kepada kepala daerah sesuai dengan ketentuan;
f. Menetapkan pejabat lainnya sesuai dengan kebutuhan
BLUD selain pejabat yang telah ditetapkan dengan
peraturan perundang-undangan;
g. Mengoordinasikan pelaksanaan kebijakan BLUD yang
dilakukan oleh pejabat keuangan dan pejabat teknis,
mengendalikan tugas pengawasan internal, serta
menyampaikan dan mempertanggunjawabkan kinerja
operasional serta keuangan BLUD kepada kepala
daerah;
h. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah
sesuai kewenangannya.

2.3 Pejabat Keuangan.

Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 3 Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005, pasal 10 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 dan Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman

32
Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum,
Kepala Sub Bagian Tata Usaha bertindak sebagai Pejabat Keuangan
dan berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan puskesmas
yang meilputi fungsi berbendaharaan, fungsi akuntansi, fungsi
verifikasi dan pelaporan.

(2.3.1) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Keuangan


a. Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas diangkat dan
diberhentikan oleh Walikota Surabaya
b. Pejabat Keuangan bertanggung jawab kepada Pemimpin
BLUD Puskesmas
c. Pejabat Keuangan dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh Bendahara Penerimaan dan Bendahara
Pengeluaran,
d. Pejabat Keuangan, Bendahara Penerimaan dan
Bendahara Pengeluaran harus dijabat oleh Pegawai
Negeri Sipil.
e. Standard Kompetensi
1) Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
2) Berijazah setidak-tidaknya D3.
3) Sehat jasmani dan rohani
4) Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku
5) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
kepegawaian.
6) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
perkantoran.

33
7) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
barang.
8) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
rumah tangga.
9) Mempunyai kemampuan melaksanakan administrasi
penyusunan program dan laporan

(2.3.2) Tugas Pejabat Keuangan BLUD


Selain melaksanakan tugas sebagai Kepala Sub Bagian
Tata Usaha, Pejabat Keuangan BLUD Puskesmas
memiliki tugas sebagai berikut:
a. Merumuskan kebijakan terkait pengelolaan keuangan;
b. Mengoordinaskan penyusunan RBA;
c. Menyiapkan DPA;
d. Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
e. Menyelenggarakan pengelolaan kas;
f. Melakukan pengelolaan utang, piutang, dan investasi;
g. Menyusun kebijakan pengelolaan barang milik daerah
yang berada di bawah penguasaannya;
h. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan
keuangan; dan
i. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah
dan /atau pemimpin BLUD sesuai dengan
kewenangannya.

2.4. Pejabat Teknis.

Dengan mengacu pada pasal 32 ayat 4 Peraturan Pemerintah


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005, pasal 11 Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 dan Peraturan Menteri

34
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
PER/02/M.PAN/1/2007 Tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman
Organisasi Satuan Kerja Di Lingkungan Instansi Pemerintah yang
Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum,
Koordinator Pelayanan Kesehatan bertindak sebagai Pejabat Teknis
dan berfungsi sebagai penanggung jawab teknis operasional dan
pelayanan di bidangnya.
(2.4.) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis
a. Pejabat Teknis BLUD diangkat dan diberhentikan oleh
Walikota Surabaya.
b. Pejabat Teknis bertanggung jawab kepada Pemimpin
BLUD.
c. Pejabat Teknis BLUD dapat terdiri dari pegawai negeri
sipil dan/atau pegawai pemerintah dengan perjanjian
kerja, sesuai dengan ketentuan perundang-undangan,
d. BLUD Puskesmas dapat mengangkat Pejabat Teknis
BLUD dari profesional lainnya sesuai dengan kebutuhan,
profesionalitas, kemampuan keuangan dan berdasarkan
prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif dalam
meningkatkan pelayanan
e. Pejabat Teknis BLUD Puskesmas yang berasal dari
tenaga profesional lainnya dapat dipekerjakan secara
kontrak atau tetap.
f. Pejabat Teknis BLUD Puskesmas dari tenaga profesional
lainnya diangkat untuk masa jabatan paling lama 5 (lima)
tahun dan dapat diangkat kembali untk 1 (satu) kali
periode masa jabatan berikutnya jika paling tinggi berusia
60 (enam puluh) tahun.
g. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Teknis BLUD
yang berasal dari pegawai negeri sipil disesuaikan

35
dengan ketentuan perundangan-undangan di bidang
kepegawaian.
h. Pengangkatan dalam jabatan dan penempatan Pejabat
Teknis BLUD ditetapkan berdasarkan kompetensi dan
kebutuhan praktik bisnis yang sehat. Kompetensi
merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh
Pejabat Teknis BLUD berupa pengetahuan, ketrampilan
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas. Kebutuhan praktik bisnis yang sehat merupakan
kesesuaian antara kebutuhan jabatan, kualitas dan
kualifikasi dengan kemampuan keuangan BLUD.
f. Standar Kompetensi :
– Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
– Berijazah setidak-tidaknya D3.

– Sehat jasmani dan rohani

– Cakap melaksanakan tugas sesuai dengan tugas


pokok dan fungsi jabatan sesuai dengan peraturan
perundang
undangan yang berlaku
– Menguasai secara umum tentang segala fasilitas dan
pelayanan UPTD Puskesmas Siwalankerto
– Menguasai pedoman pelayanan, prosedur pelayanan
dan standar pelayanan sesuai dengan bidang
tugasnya
– Memiliki komitmen kuat terhadap peningkatan mutu
pelayanan Puskesmas

36
(2.4.2) Tugas Pejabat Teknis
Selain melaksanakan tugas koordinasi pelaksanaan
pelayanan medis dan pelaksanaan pelayanan kesehatan
masyarakat, tugas Pejabat Teknis berkaitan dengan mutu,
standarisasi, administrasi, peningkatan kualitas SDM dan
peningkatan sumber daya lainnya. Adapun Pejabat Teknis
BLUD Puskesmas mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun perencanaan kegiatan teknis operasional
dan pelayanan di unit kerjanya;
b. Melaksanakan kegiatan teknis operasional dan
pelayanan berdasarkan RBA;
c. Memimpin dan mengendalikan kegiatan teknis
operasional dan pelayanan di unit kerjanya; dan
d. Tugas lainnya yang ditetapkan oleh kepala daerah
dan/atau pemimpin BLUD sesuai dengan
kewenangannya.

2.5 Satuan Pengawasan Intern (SPI)


(2.5.1) Pembentukan Satuan Pengawas Internal
a. Pemimpin BLUD Puskesmas dapat membentuk Satuan
Pengawasan Internal yang merupakan aparat internal
puskesmas untuk pengawasan dan pengendalian internal
terhadap kinerja pelayanan, keuangan dan pengaruh
lingkungan sosial dalam menyelenggarakan Praktek Bisnis
yang Sehat.
b. Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang ketua
yang
bertanggung jawab secara langsung di bawah Pemimpin
BLUD Puskesmas.

37
c. Pembentukan Satuan Pengawasn Internal dengan
mempertimbangkan:
1. Keseimbangan antara manfaat dan beban;
2. Kompleksitas manajemen; dan
3. Volume dan/atau jangkauan pelayanan.
d. Satuan Pengawasan Internal terdiri dari tim audit bidang
administrasi dan keuangan, tim audit bidang pelayanan
medis, serta tim audit bidang kesehatan masyarakat sesuai
dengan kebutuhan puskesmas.
e. Satuan Pengawasan Internal melaksanakan audit secara
rutin terhadap seluruh unit kerja di lingkungan puskesmas
meliputi bidang administrasi dan keuangan, bidang
pelayanan medis, dan bidang kesehatan masyarakat.
f. Persyaratan untuk dapat diangkat menjadi Satuan
Pengawas Internal Puskesmas:
- Sehat jasmani dan rohani;
- Memiliki keahlian, integritas, pengalaman, jujur,
perilaku yang baik, dan dedikasi yang tinggi untuk
memajukan dan mengembangkan BLUD;
- Memahami penyelenggaraan pemerintahan daerah;
- Memahami tugas dan fungsi BLUD;
- Memiliki pengalaman teknis pada BLUD;
- Berijazah paling rendah D3;
- Pengalaman kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun;
- Berusia paling rendah 30 (tiga puluh) tahun dan
paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun pada saat
mendaftar pertama kali;
- Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
pidana yang merugikan keuangan negara atau
keuangan daerah;

38
- Tidak sedang menjalani sanksi pidana; dan
- Mempunyai sikap independen dan obyektif.
g. Ketentuan lebih lanjut mengenai organisasi dan tata kerja
Satuan Pengawasan Internal ditetapkan dengan keputusan
Kepala UPTD Puskesmas.

(2.5.2) Fungsi Satuan Pengawas Internal


a. Membantu Pemimpin BLUD Puskesmas dalam melakukan
pengawasan internal puskesmas
b. Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai
sasaran puskesmas secara ekonomis, efisien, dan efektif.
c. Membantu efektivitas penerapan pola tata kelola di
puskesmas.
d. Menangani permasalahan yang berkaitan dengan indikasi
terjadinya KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) yang
menimbulkan kerugian puskesmas sama dengan unit kerja
terkait.
(2.5..3) Tugas Satuan Pengawasan Internal
Tugas Satuan Pengawas Internal adalah membantu
manajemen Puskesmas untuk:
a. Pengamanan harta kekayaan;
b. Menciptakan akurasi sistem informasi keuangan;
c. Menciptakan efisiensi dan produktivitas; dan
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen dalam
penerapan Praktek Bisnis yang Sehat.

(2.5.4) Kewenangan Satuan Pengawas Internal


a. Mendapatkan akses secara penuh dan tidak terbatas
terhadap unit-unit kerja puskesmas, aktivitas, catatan-
catatan, dokumen, personel, aset puskesmas, serta

39
informasi relevan lainnya sesuai dengan tugas yang
ditetapkan oleh Pemimpin BLUD Puskesmas.
b. Menetapkan ruang lingkup kerja dan menerapkan teknik-
teknik audit yang diperlukan untuk mencapai efektivitas
sistem pengendalian internal.
c. Memperoleh bantuan, dukungan, maupun kerjasama dari
personel unit kerja yang terkait, terutama dari unit kerja
yang diaudit.
d. Mendapatkan kerjasama penuh dari seluruh unsur Pejabat
Pengelola Puskesmas, tanggapan terhadap laporan, dan
langkah-langkah perbaikan.
e. Mendapatkan dukungan sumberdaya yang memadai untuk
keperluan pelaksanaan tugasnya.
f. Mendapatkan bantuan dari tenaga ahli, baik dari dalam
maupun luar puskesmas, sepanjang hal tersebut
diperlukan dalam pelaksanaan tugasnya.

2.6 Pegawai BLUD


a. Pegawai BLUD menyelenggarakan kegiatan untuk
mendukung kinerja BLUD
b. Pegawai BLUD berasal dari Pegawai Negeri Sipil dan/atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Pegawai BLUD dapat diangkat dari tenaga profesional
lainnya sesuai dengan kebutuhan profesionalitas,
kemampuan keuangan dan berdasarkan prinsip efisiensi,
ekonomis dan produktif dalam meningkatkan pelayanan.
d. Pegawai BLUD dari tenaga profesional lainnya dapat
dipekerjakan secara kontrak atau tetap dan dilaksanakan
sesuai dengan jumlah dan komposisi yang telah disetujui

40
BPPKAD.
e. Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD
berdasarkan kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian,
ketrampilan, integritas, kepemimpinan, pengalaman,
dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek
Bisnis yang Sehat.

B. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dalam tata kelola Puskesmas menggambarkan pola
hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi dalam
organisasi. Prosedur kerja puskesmas dalam rangka memberikan
pelayanan kepada masyarakat baik pelayalanan kesehatan perorangan
maupun pelayanan kesehatan masyarakat dituangkan dalam bentuk
Standar Operating Prosedur (SOP) pelayanan kesehatan, pelayanan
penunjang kesehatan serta pelayanan manajemen, meliputi:
1) Unit Pendaftaran, Administrasi dan Rekam Medis
2) Unit Pemeriksaan Umum
3) Unit Pemeriksaan Konseling Gizi
4) Unit Pemeriksaan MTBS / Anak
5) Unit Pemeriksaan Gigi
6) Unit Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Keluarga Berencana
dan Imunisasi
7) Unit TBC/Kusta
8) Unit Bersalin
9) Unit Rawat Inap
10)Unit Pelayanan Farmasi
11)Unit Laboratorium
12)Unit Pelayanan 24 jam dan Gawat Darurat
13)Tata Usaha/Administrasi

41
14)Pelayanan Kesehatan Masyarakat
15)Pelayanan Jaringan Puskesmas

SOP diusulkan oleh pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan kemudian


ditetapkan oleh Kepala UPTD Puskesmas/Pemimpin BLUD. SOP tersebut
kemudian disosialisaikan kepada pihak-pihak terkait baik internal maupun
eksternal. SOP yang telah disusun dilakukan evaluasi secara berkala dan
dapat dibuat SOP baru atau revisi jika diperlukan. Jenis-jenis SOP yang
berlaku di Puskesmas Siwalankerto lebih lengkap dicantumkan pada
Lampiran.

C. PENGELOMPOKAN FUNGSI
Pengelompokan fungsi Puskesmas Siwalankerto menggambarkan
pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi
pendukung yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam rangka
efektifitas pencapaian organisasi. Dari uraian struktur organisasi tersebut
di atas, tergambar bahwa organisasi puskesmas telah dikelompokkan
sesuai dengan fungsi sebagai berikut:
1) Pemisahan fungsi yang tegas Pejabat Pengelola BLUD yang terdiri
dari Pemimpin BLUD, Pejabat Keuangan, dan Pejabat Teknis.
2) Pembagian fungsi pelayanan kesehatan, fungsi penunjang pelayanan
kesehatan dan fungsi penyelenggaraan administrasi.
3) Pembagian tugas pokok dan kewenangan yang jelas untuk masing
masing fungsi dalam organisasi yang ditetapkan melalui keputusan
Kepala Puskesmas.
4) Fungsi audit internal di lingkungan Puskesmas dengan membentuk
Satuan Pengawas Internal (SPI).

1. Fungsi pelayanan kesehatan (service)


Fungsi pelayanan di puskesmas dijalankan oleh penanggung jawab dan

42
pelaksana kegiatan UKM dan UKP sebagai berikut:
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
1) Upaya pomosi kesehatan
2) Upaya gizi masyarakat
3) Upaya kesehatan lingkungan
4) Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit
a) P2 Tuberkulosis
b) P2 kusta
c) Imunisasi
d) Surveilans
e) P2 Demam Berdarah Dengue
f) P2 Infeksi Saluran Pernafasan Akut & Diare
g) P2 HIV-AIDS
h) P2 Tidak Menular / PTM
i) Kesehatan jiwa
5) Upaya kesehatan ibu dan anak
a) Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK)
b) Keluarga Berencana /KB
c) Kesehatan reproduksi
6) Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
b. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan
1) Upaya kesehatan sekolah (UKS)
2) Kesehatan gigi dan mulut masyarakat
3) Kesehatan tradisional dan komplementer
4) Kesehatan kerja dan olah raga
5) Kesehatan indera
6) Kesehaan lanjut usia
7) P2 Hepatitis
8) Deteksi dini kanker leher rahim
9) Kesehatan matra / haji

43
10)Tim Gerak cepat (TGC)
11)Pengawasan obat, makanan dan minuman

c. Upaya Kesehatan Perorangan


1) Pelayanan pendaftaran dan administrasi
2) Pelayanan pemeriksaan umum
3) Pelayanan pemeriksaan Geriatri
4) Pelayanan konseling gizi
5) Pelayanan pemeriksaan MTBS/ Anak
6) Pelayanan pemeriksaan gigi
7) Pelayanan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak dan imunisasi
8) Pelayanan Keluarga Berencana / KB
9) Pelayanan pemeriksaan DDTK
10) Pelayanan pemeriksaan IVA dan IMS-HIV
11) Pelayanan bersalin 24 jam
12) Pelayanan gawat darurat 24 jam

2. Fungsi Penyelenggaraan Administrasi


Fungsi penyelenggaraan administrasi dilaksanakan oleh sub bagian tata
usaha meliputi kegiatan:
a. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian
b. Penyelenggaraan pengelolaan keuangan
c. Penyelenggaraan pengelolaan barang, sarana dan prasarana termasuk
gedung dan kendaraan ambulans

3. Fungsi Pendukung/ Penunjang


Fungsi pendukung/penunjang di puskesmas dilaksanakan oleh
penanggung jawab dan pelaksana:
a. Laboratorium dan pemeriksaan penunjang
b. Kefarmasian dan obat-obatan

44
c. Pengelolaan alat kesehatan/kedokteran

D. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan
pengambilan kebijakan yang jelas, terarah dan berkesinambungan
mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi dalam rangka
memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang paling
menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara
efisien,efektif, dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan
pada posisi terhormat yaitu sebagai aset berharga (brainware) sehingga
perlu dikelola dengan baik mulai penerimaan, selama aktif bekerja
maupun setelah purna tugas.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia meliputi:
1. Pengangkatan Pegawai
Pola rekruitmen SDM baik tenaga medis, paramedis maupun non
medis pada UPTD Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya adalah
sebagai berikut:
a. SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari Pegawai Negeri Sipil
(PNS) di UPTD Puskesmas Siwalankerto Kota Surabaya
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang
berlaku di Lingkungan Pemerintah Kota Surabaya.
b. SDM yang berasal dari Tenaga Profesional Non-PNS.
Pola rekruitmen SDM yang berasal dari tenaga profesional non-
PNS dilaksanakan sebagai berikut:
a) Pengangkatan pegawai berstatus Non PNS dilakukan
sesuai dengan kebutuhan profesionalitas, kemampuan
keuangan dan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis
dan produktif dalam rangka peningkatan pelayanan.
b) Rekruitmen SDM dimaksudkan untuk mengisi formasi yang

45
lowong atau adanya perluasan organisasi dan perubahan
pada bidang-bidang yang sangat mendesak yang proses
pengadaannya tidak dapat dipenuhi oleh Pemerintah Kota.
c) Jumlah dan komposisi pegawai Non PNS telah disetujui oleh
BPPKAD
d) Tujuan rekruitmen SDM adalah untuk menjaring SDM yang
profesional, jujur, bertanggung jawab, netral, memiliki
kompetensi sesuai dengan tugas/jabatan yang akan diduduki
sesuai dengan kebutuhan yang diharapkan serta mencegah
terjadinya unsur KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dalam
rekruitmen SDM.
e) Rekruitmen SDM dilakukan berdasarkan prinsip netral,
objektif, akuntabel, bebas dari KKN serta terbuka.
f) Mekanisme pengangkatan pegawai berstatus Non PNS
lebih lanjut akan diatur dalam Peraturan Walikota Surabaya.
g) Pengangkatan dan penempatan pegawai BLUD berdasarkan
kompetensi yaitu pengetahuan, keahlian, ketrampilan,
integritas, kepemimpinan, pengalaman, dedikasi dan sikap
perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas dan
sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis yang Sehat.
2. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai BLUD berdasarkan kompetensi yaitu
pengetahuan, keahlian, ketrampilan, integritas, kepemimpinan,
pengalaman, dedikasi dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan sesuai dengan kebutuhan Praktek Bisnis
yang Sehat.
3. Perencanaan Pegawai
a) Menyiapkan bahan, dokumen dan kebijakan perencanaan
kepegawaian, sarana prasarana dan adminstrasi umum

46
b) Menyusun Pedoman Kerja, Prosedur Kerja dan Kerangka
Acuan Kegiatan kepegawaian, sarana prasarana dan
administrasi umum
c) Menyusun perencanaan kegiatan pengelolaan kepegawaian,
sarana prasarana dan administrasi umum
d) Melaksanakan kegiatan pelayanan kepegawaian dan
administrasi umum
e) Melakukan analisis kepegawaian, sarana prasarana dan
administrasi umum
f) Menyusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan kepegawaian, sarana prasarana dan
administrasi umum
g) Melakukan evaluasi dan laporan kepegawaian, sarana
prasarana dan administrasi umum
h) Melaporkan kepada Kepala UPTD Puskesmas
4. Sistem Remunerasi
3.1. Pengaturan Remunerasi

a. Pejabat pengelola BLUD dan Pegawai BLUD dapat diberikan


remunerasi sesuai dengan tingkat tanggung jawab dan
profesionalisme.

b. Komponen Remunerasi meliputi:

1) Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap
bulan;

2) Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat


tambahan pendapatan di luar gaji setiap bulan;

3) Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat


tambahan pendapatan di luar gaji;

4) Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang

47
bersifat tambahan pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap
dan insentif, atas prestasi kerja yang dapat diberikan 1 (satu)
kali dalam 1 (satu) tahun anggaran setelah BLUD memenuhi
syarat tertentu;

5) Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna


jabatan sesuai dengan kemampuan keuangan; dan /atau

6) Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang.

c. Pengaturan Remunerasi ditetapkan oleh Walikota berdasarkan


usulan yang disampaikan oleh pemimpin BLUD dengan
mempertimbangkan prinsip proporsionalitas, kesetaraan,
kepatutan, kewajaran dan kinerja dan dapat memperhatikan
indeks harga daerah / wilayah.

d. Walikota dapat membentuk tim pengaturan remunerasi yang


keanggotaannya dapat berasal dari unsur:

1) Dinas Kesehatan;

2) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

3) Perguruan Tinggi; dan

4) Lembaga Profesional

3.2. Indikator Remunerasi

Indikator penilaian remunerasi meliputi:

a. Pengalaman dan masa kerja;

b. Ketrampilan, ilmu pengetahuan dan


perilaku;

c. Risiko kerja;

d. Tingkat kegawatdaruratan;

48
e. Jabatan yang disandang; dan

f. Hasil/ capaian kinerja.

3.3. Remunerasi bagi Pejabat Pengelola

Pejabat Pengelola menerima remunerasi meliputi:

a. Bersifat tetap berupa gaji;

b. Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus


atas prestasi kerja; dan

c. Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja


dan profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri
Sipil.

Indikator tambahan bagi pemimpin BLUD mempertimbangkan


faktor:

a. Ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta


produktivitas;

b. Pelayanan sejenis;

c. Kemampuan pendapatan; dan

d. Kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan,


mutu dan manfaat bagi masyarakat.

Remunerasi bagi pejabat keuangan dan pejabat tekhnis ditetapkan


paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari
remunerasi pemimpin.

3.4. Remunerasi bagi Pegawai

Pegawai BLUD menerima remunerasi meliputi:

a. Bersifat tetap berupa gaji;

b. Bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus

49
atas prestasi kerja; dan

c. Pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja


dan profesional lainnya serta pensiun bagi Pegawai Negeri
Sipil.

3.5. Suksesi Manajemen/Jenjang Karir


a. Kepala Puskesmas menetapkan persyaratan jabatan dan proses
seleksi untuk jabatan tertentu sesuai dengan kebutuhan
Puskesmas dalam menjalankan strategi.
b. Penetapan persyaratan jabatan dan proses seleksi untuk jabatan
tersebut diatas harus dilaporkan kepada Walikota Surabaya.
c. Kepala Puskesmas menetapkan program pengembangan
kemampuan pegawai Puskesmas baik fungsional maupun
struktural secara transparan.

5. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)


Program pengembangan sumber daya manusia Puskesmas lima
tahun ke depan diarahkan pada pemenuhan jumlah SDM agar
berada pada rasio yang ideal . Selain itu, pengembangan sumber
daya manusia juga diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar
pelayanan kesehatan kepada pasien/masyarakat dapat berjalan
sebagaimana mestinya.
Program pengembangan SDM pada UPTD Puskesmas Siwalankerto
Kota Surabaya dijabarkan sebagai berikut :
a. Melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi terpercaya dalam
rangka memenuhi tenaga medis dan paramedis sesuai dengan
kebutuhan puskesmas.
b. Mengembangkan tenaga medis dan paramedis yang potensial ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi, baik di dalam maupun di luar

50
negeri.
c. Merintis kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada
pengembangan kemampuan SDM baik tenaga medis, paramedis
maupun administrasi melalui kegiatan penelitian, kegiatan ilmiah,
diskusi panel, seminar, simposium, lokakarya, pelatihan/diklat,
penulisan buku, studi banding, dll.
d. Meningkatkan standar pendidikan tenaga administratif yang
potensial, terutama ke jenjang Diploma III dan S1.
6. Pemutusan Hubungan Kerja
a. Hubungan kerja antara Puskesmas dan Pegawai dapat
berakhir karena satu atau lebih sebab-sebab berikut :
1) Pegawai diberhentikan dengan hormat antara lain :
a) Meninggal dunia
b) Atas permintaan sendiri
c) Mencapai batas usia pensiun
d) Tidak cakap jasmani dan atau rohani
e) Adanya penyederhanaan organisasi

2) Pegawai diberhentikan tidak dengan hormat:


a) Melakukan usaha dan atau kegiatan yang bertujuan
mengubah Pancasila dan UUD 1945 atau terlibat dalam
gerakan atau melakukan kegiatan yang menentang
Negara dan Pemerintah.
b) Dipidana penjara atau kurungan berdasarkan ketentuan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap, karena melakukan suatu tindak pidana
kejahatan yang ada maupun tidak ada hubungannya
dengan jabatan.

b. Batas Usia Pensiun sebagai berikut :

51
a) Batas usia pensiun adalah 58 tahun.
b) Batas usia pensiun 60 (enam puluh) tahun bagi Pegawai
Negeri Sipil yang memangku jabatan Dokter yang ditugaskan
secara penuh pada unit pelayanan kesehatan.
c) Batas usia pensiun; sebagaimana dimaksud pada poin (2.a),
bagi Pegawai yang memiliki keahlian tertentu yang
dibutuhkan Puskesmas, dapat diperpanjang setiap tahun
sampai setinggi-tingginya usia 60 tahun.
d) Keahlian pada poin (2.c) tersebut ditentukan oleh Kepala
Puskesmas.
e) Apabila terjadi penyederhanaan organisasi, Pegawai dapat
diberhentikan dengan hormat setelah mendapat persetujuan
Kepala Puskesmas.
f) Pegawai yang diberhentikan tidak dengan hormat, tidak
mendapat hak hak kepegawaian
g) Setiap proses pemutusan hubungan kerja akan dilaksanakan
dengan
berpedoman pada ketentuan-ketentuan kepegawaian yang
berlaku.

E. PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Struktur Anggaran
Struktur anggaran BLUD Puskesmas terdiri dari
1) Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD terdiri dari:
a. Jasa Layanan
Jasa layanan berupa imbalan yang diperoleh langsung oleh
puskesmas dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat. Jasa layanan puskesmas diperoleh dari jenis
layanan yang diberikan kepada pasien yang berkunjung atau

52
mendapatkan pelayanan kesehatan puskesmas meliputi :
kunjungan loket, konsultasi, pemeriksaan, tindakan dan
pemeriksaan penunjang. Komponen jasa layanan puskesmas
meliputi: jasa sarana dan jasa pelayanan yang ditetapkan
dalam tarif layanan.
b. Hibah
Pendapatan hibah diperoleh puskesmas dari masyarakat atau
badan lain yang bersifat terikat atau tidak terikat. Pendapatan
dari hibah yang bersifat terikat, digunakan sesuai dengan
tujuan pemberi hibah, sesuai dan selaras dengan tujuan
puskesmas, sebagaimana tercantum dalam naskah perjanjian
hibah.
c. Hasil kerjasama dengan pihak lain
Pendapatan hasil kerjasama diperoleh puskesmas dari hasil
kerjasama dengan pihak lain
d. APBD
Pendapatan puskesmas dari APBD diperoleh dari alokasi DPA
APBD untuk puskesmas seperti anggaran operasional
puskesmas serta honor subsidi dan non subsidi puskesmas.
e. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah
Pendapatan lain-lain yang sah meliputi:
a) Jasa giro;
b) Pendapatan bunga;
c) Keuntungan selisih niai tukar rupiah terhadap mata uang
asing;
d) Komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa
BLUD
e) Investasi;

53
f) Pengembangan usaha. Pengembangan usaha
dilaksanakan dengan cara pembentukan unit usaha yang
merupakan bagian dari puskesmas yang bertujuan untuk
peningkatan dan pengembangan layanan.
Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui rekening kas BLUD
puskesmas dan dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran
puskesmas sesuai RBA kecuali yang berasal dari hibah yang
terikat.

2) Belanja BLUD
Belanja BLUD puskesmas terdiri dari:
a. Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan
tugas dan fungsi meliputi:
a) Belanja pegawai;
b) Belanja barang dan jasa;
c) Belanja bunga dan belanja lainnya
b. Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset
tetapdan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan puskesmas.
Belanja modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan
mesin, belanja gedung dan bangunan, belanja jalan, belanja
irigasi dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.

3) Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD Puskesmas adalah semua penerimaan yang
perlu dibayar kembali dan /atau pengeluaran yang akan diterima
kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun
tahun anggaran berikutnya.

54
Jenis pembiayaan meliputi:
a. Penerimaan pembiayaan
Penerimaan pembiayaan puskesmas meliputi:
a) Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
sebelumnya;
b) Divestasi;
c) Penerimaan utang/pinjaman
b. Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a) Investasi;
b) Pembayaran pokok utang/pinjaman.

2. Perencanaan dan Penganggaran BLUD


Puskesmas merencanakan anggaran dan belanja BLUD dengan
menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang mengacu kepada
Renstra puskesmas. RBA puskesmas disusun berdasarkan:
a. Anggaran berbasis kinerja, yaitu analisis kegiatan yang
berorientasi pada pencapaian output dengan penggunaan dana
secara efisien.
b. Standar satuan harga, merupakan harga satuan setiap unit
barang/jasa yang berlaku di Kota Surabaya
c. Kebutuhan belanja dan kemampuan pendapatan yang
diperkirakan akan diperoleh dari layanan yang diberikan
kepada masyarakat, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain
dan/atau hasil usaha lainnya, APBD, dan sumber pendapatan
BLUD lainnya. Belanja dirinci menjadi belanja modal dan
belanja operasi.
Penyusunan RBA puskesmas meliputi:
a. Ringkasan pendapatan dan belanja.

55
b. Rincian anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
merupakan rencana anggaran untuk seluruh kegiatan tahunan
yang dinyatakan dalam satuan uang yang tercermin dari
rencana pendapatan, belanja dan pembiayaan.
c. Perkiraan harga, merupakan estimasi harga jual produk
barang/jasa setelah memperhitungkan biaya per satuan dan
tingkat margin yang ditentukan seperti tercermin dalam Tarif
Layanan.
d. Besaran persentase ambang batas, yaitu besaran persentase
perubahan anggaran bersumber dari pendapatan operasional
yang diperkenankan dan ditentukan dengan
mempertimbangkan fluktuasi kegiatan operasional BLUD.
e. Perkiraan maju/ forward estimate, yaitu perhitungan kebutuhan
dana untuk tahun anggaran berikutnya dari tahun yang
direncanakan guna memastikan kesinambungan program dan
kegiatan yang yang telah disetujui dan menjadi dasar
penyusunan anggaran tahun berikutnya.
RBA Puskesmas menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu
presentase ambang batas. RBA juga disertai Standar Pelayanan
Minimal.
Konsolidasi perencanaan anggaran BLUD puskesmas dalam APBD
dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil
kerjasama dan pendapatan lain yang sah, dikonsolidasikan ke
dalam RKA puskesmas pada akun pendapatan daerah pada
kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain
pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan
dari BLUD;
b. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal Pendapatan
BLUD (jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan

56
lain yang sah) dan sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA)
BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA puskesmas pada akun
belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam 1 (satu) program,
1 (satu) kegiatan, 1 (satu) output dan jenis belanja. Belanja
BLUD tersebut dialokasikan untuk membiayai program
peningkatan pelayanan serta kegiatan pelayanan dan
pendukung pelayanan;
c. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA Puskesmas
yang selanjutnya dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada
Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara
Umum Daerah;
d. BLUD Puskesmas dapat melakukan pergeseran rincian belanja
sepanjang tidak melebihi pagu anggaran dalam jenis belanja
pada DPA untuk selanjutnya disampaikan kepada PPKD.
e. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.

Ketentuan konsolidasi RBA dalam RKA sebagai berikut:


a. RBA dikonsolidasikan dan merupakan kesatuan dari RKA
puskesmas.
b. RKA beserta RBA disampaikan kepada PPKD sebagai bahan
penyusunan rancangan peraturan daerah tentang APBD.
c. PPKD menyampaikan RKA beserta RBA kepada tim anggaran
pemerintah daerah untuk dilakukan penelaahan.
d. Hasil penelaahan antara lain digunakan sebagai dasar
pertimbangan alokasi dana APBD untuk BLUD.
e. Tim anggaran menyampaikan kembali RKA beserta RBA yang
telah dilakukan penelaahan kepada PPKD untuk dicantumkan
dalam rancangan peraturan daerah tentang APBD yang
selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang
APBD.

57
f. Tahapan dan jadwal proses penyusunan dan penetapan RBA
mengikuti tahapan dan jadwal proses penyusunan dan
penetapan APBD dan diatur lebih lanjut dalam Peraturan
Kepala Daerah.

3. Pelaksanaan Anggaran
Tahapan pelaksanaan anggaran BLUD puskesmas meliputi
ketentuan sebagai berikut:
a. Puskesmas menyusun DPA BLUD berdasarkan peraturan
daerah tentang APBD untuk diajukan kepada PPKD. DPA
memuat pendapatan,belanja dan pembiayaan BLUD
b. PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan
anggaran BLUD.
c. DPA yang telah disahkan PPKD menjadi dasar pelaksanaan
anggaran yang bersumber APBD yang digunakan untuk belanja
pegawai, belanja modal dan belanja barang dan/atau jasa yang
mekanismenya dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan. Pelaksanaan anggarannya dilakukan
secara berkala sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan
dengan memperhatikan anggaran kas dalam DPA
memperhitungkan : jumlah kas yang tersedia, proyeksi
pendapatan dan proyeksi pengeluaran. Pelaksanaan anggaran
dilengkapi dengan melampirkan RBA.
d. DPA yang telah disahkan dan RBA menjadi perjanjian kinerja
yang ditandatangani oleh Walikota. Perjanjian kinerja memuat
kesanggupan untuk: meningkatkan kinerja pelayanan bagi
masyarakat; meningkatkan kinerja keuangan dan meningkatkan
manfaat bagi masyarakat.
e. Pemimpin BLUD menyusun laporan pendapatan BLUD, laporan
belanja BLUD dan laporan pembiayaan BLUD secara berkala

58
dan dilaporkan kepada PPKD. Laporan dilampiri dengan Surat
Pernyataan Tanggunjawab yang ditandatangani pemimpin
BLUD.
f. Berdasarkan laporan BLUD tersebut, Kepala Dinas Kesehatan
menerbitkan Surat Permintaan Pengesahan Pendapatan,
Belanja dan Pembiayaan untuk disampaikan kepada PPKD
(SP3B)
g. PPKD kemudian mengesahkan dan menerbitkan Surat
Pengesahan Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan (SP2B).

Penatausahaan keuangan BLUD dilaksanakan dengan ketentuan:


a. Pemimpin BLUD membuka rekening kas BLUD untuk
keperluan pengelolaan kas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Rekening kas BLUD digunakan untuk menampung penerimaan
dan pengeluaran kas yang sumber dananya berasal dari
Pendapatan BLUD yaitu jasa layanan, hibah, hasil kerjasama
dan pendapatan lain yang sah.
c. Penyelenggaraan pengelolaan kas BLUD meliputi:
a) Perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas
b) Pemungutan pendapatan atau tagihan
c) Penyimpanan kas dan dan mengelola rekening BLUD
d) Pembayaran
e) Perolehan sumber dana untuk menutupi defisit jangka
pendek
f) Pemanfaatan surplus kas untuk memperoleh pendapatan
tambahan.
d. Penerimaan BLUD dilaporkan setiap hari kepada pemimpin
melalui Pejabat Keuangan.
e. Penatausahaan keuangan BLUD paling sedikit memuat :

59
a) Pendapatan dan belanja
b) Penerimaan dan pengeluaran
c) Utang dan piutang
d) Persediaan, aset tetap dan investasi
e) Ekuitas.

4. Pengelolaan Belanja
Pengelolaan Belanja BLUD diberikan fleksibilitas dengan
mempertimbangkan volume kegiatan pelayanan. Fleksibilitas yang
dimaksud adalah belanja yang disesuaikan dengan perubahan
pendapatan dalam ambang batas RBA dan DPA yang telah
ditetapkan secara definitif. Fleksibilitas dilaksanakan terhadap
Belanja BLUD yang bersumber dari Pendapatan BLUD yang
meliputi: jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain
yang sah serta hibah tidak terikat.

Ambang batas RBA merupakan besaran persentase realisasi belanja


yang diperkenankan melampaui anggaran dalam RBA dan DPA
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Dalam hal belanja BLUD melampaui ambang batas, terlebih
dulu mendapat persetujuan Walikota.
b. Dalam hal terjadi kekurangan anggaran, Puskesmas
mengajukan usulan tambahan anggaran dari APBD kepada
PPKD
c. Besaran persentase ambang batas dihitung tanpa
memperhitungkan saldo awal kas
d. Besaran persentase ambang batas memperhitungkan fluktuasi
kegiatan operasional meliputi:

60
a) Kecenderungan / tren selisih anggaran pendapatan BLUD
selain APBD tahun berjalan dengan realisasi 2 (dua) tahun
anggaran sebelumnya
b) Kecenderungan/ tren selisih pendapatan BLUD selain
APBD dengan prognosis tahun anggaran berjalan.
e. Besaran persentase ambang batas dicantumkan dalam RBA
dan DPA berupa catatan yang memberikan informasi besaran
persentase ambang batas
f. Persentase ambang batas merupakan kebutuhan yang dapat
diprediksi, dicapai, terukur, rasional dan
dipertanggungjawabkan
g. Ambang batas digunakan apabila Pendapatan BLUD (jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah)
diprediksi melebihi target pendapatan yang telah ditetapkan
dalam RBA dan DPA tahun yang dianggarkan.

5. Pengelolaan Barang
Pengadaan barang dan/atau jasa di puskesmas BLUD mengikuti
ketentuan sebagai berikut:
a. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari APBD
dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan perundangan
mengenai barang/ jasa pemerintah.
b. Pengadaan barang dan/atau jasa yang bersumber dari jasa
layanan, hibah tidak terikat, hasil kerjasama dan lain-lain
pendapatan BLUD yang sah, diberikan fleksibilitas berupa
pembebasan sebagian atau seluruhnya dari peraturan
perundangan-undangan mengenai pengadaan barang/jasa
pemerintah.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan barang dan/atau
jasa diatur dengan Peraturan Walikota untuk menjamin

61
ketersediaan barang dan/atau jasa yang lebih bermutu, lebih
murah, proses pengadaan yang sederhana, cepat, serta mudah
menyesuaikan dengan kebutuhan untuk mendukung
kelancaran pelayanan puskesmas.
d. Pengadaan barang dan/atau jasa yang dananya berasal dari
hibah terikat, dilakukan sesuai dengan kebijakan pengadaan
dari pemberi hibah atau Peraturan Walikota sepanjang disetujui
oleh pemberi hibah.

Pelaksanaan pengadaan barang dan/atau jasa dengan ketentuan:


a. Pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan oleh pelaksana
pengadaan yaitu panitia atau unit yang dibentuk pemimpin
untuk BLUD puskesmas untuk melaksanakan pengadaan
barang dan/atau jasa BLUD
b. Pelaksana pengadaan terdiri atas personil yang memahami tata
cara pengadaan, substansi pekerjaan/kegiatan yang
bersangkutan dan bidang lain yang diperlukan.
Ketentuan pengelolaan barang BLUD puskesmas mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai barang milik
daerah.

6. Tarif layanan
Puskesmas mengenakan Tarif Layanan sebagai imbalan atas
penyediaan layanan barang/jasa kepada masyarakat berupa
besaran Tarif dan /atau Pola Tarif. Penyusunan Tarif Layanan sesuai
ketentuan berikut:
a. Tarif Layanan bisa disusun atas dasar:
a) Perhitungan biaya per unit layanan. Bertujuan untuk
menutup seluruh atau sebagian dari biaya yang dikeluarkan
untuk menghasilkan barang/jasa atas layanan yang

62
disediakan puskesmas. Cara perhitungan dengan akuntansi
biaya.
b) Hasil per investasi dana. Menggambarkan tingkat
pengembalian dari investasi yang dilakukan oleh puskesmas
selama periode tertentu.
c) Jika Tarif Layanan tidak dapat ditentukan atas dasar
perhitungan biaya per unit layanan atau hasil per investasi,
maka Tarif ditentukan dengan perhitungan atau penetapan
lain yang berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Besaran Tarif disusun dalam bentuk:
a) Nilai nominal uang; dan/atau
b) Persentase atas harga patokan, indeks harga, kurs,
pendapatan kotor/bersih, dan/atau penjualan kotor/bersih.
c. Pola Tarif merupakan penyusunan Tarif Layanan dalam bentuk
formula.

Proses penetapan Tarif Layanan sebagai berikut:


a. Pemimpin BLUD puskesmas menyusun Tarif Layanan
puskesmas dengan mempertimbangkan aspek kontinuitas,
pengembangan layanan, kebutuhan, daya beli masyarakat,
asas keadilan dan kepatutan, dan kompetisi sehat dalam
penetapan Tarif Layanan yang dikenakan kepada masyarakat
serta batas waktu penetapan Tarif.
b. Pemimpin BLUD puskesmas mengusulkan Tarif Layanan
puskesmas kepala Walikota berupa usulan Tarif Layanan baru
dan/atau usulan perubahan Tarif Layanan.
c. Usulan Tarif Layanan dilakukan secara keseluruhan atau per
unit layanan.

63
d. Untuk penyusunan Tarif Layanan, pemimpin BLUD dapat
membentuk tim yang terdiri dari:
- Dinas Kesehatan
- Pengelolaan Keuangan Daerah
- Unsur Perguruan Tinggi
- Lembaga profesi
e. Tarif Layanan diatur dengan Peraturan Walikota dan
disampaikan kepada pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.
7. Piutang dan Utang/Pinjaman
Ketentuan pengelolaan piutang BLUD puskesmas sesuai ketentuan
berikut:
a. Piutang sehubungan dengan penyerahan barang, jasa,
dan/atau transaksi yang berhubungan langsung atau tidak
langsung dengan kegiatan BLUD puskesmas
b. Penagihan piutang pada saat piutang jatuh tempo, dilengkapi
dengan asministrasi penagihan.
c. Jika piutang sulit tertagih, penagihan piutang diserahkan
kepada Walikota dengan melampirkan bukti yang sah.
d. Piutang dapat dihapus secara mutlak atau bersyarat. Tata
caranya diatur melalui Peraturan Walikota
Ketentuan pengelolaan utang BLUD puskesmas sebagai berikut:
a. Utang/pinjaman sehubungan dengan kegiatan operasional
dan/atau perikatan pinjaman dengan pihak lain.
b. Utang/pinjaman dapat berupa :
a) Utang/pinjaman jangka pendek. Yaitu utang/pinjaman yang
memberikan manfaat kurang dari 1 (satu) tahun yang timbul
karena kegiatan operasional dan/atau yang diperoleh
dengan tujuan untuk menutup selisih antara jumlah kas yang
tersedia ditambah proyeksi jumlah penerimaan kas dengan

64
proyeksi jumlah pengeluaran kas dalam 1 (satu) tahun
anggaran. Dibuat dalam bentuk perjanjian utang/pinjaman
yang ditandatangani oleh pemimpin BLUD puskesmas dan
pemberi utang/pinjaman.
Pembayaran kembali utang/pinjaman jangka pendek harus
dilunasi dalam tahun anggaran berkenaan dan menjadi
tanggung jawab Puskesmas. Pembayaran bunga dan pokok
utang/pinjaman yang telah jatuh tempo menjadi kewajiban
puskesmas.
Pemimpin BLUD puskesmas dapat melakukan pelampauan
pembayaran bunga dan pokok sepanjang tidak melebihi nila
ambang batas yang telah ditetapkan dalam RBA.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka pendek diatur
dengan Peraturan Walikota.
b) Utang/pinjaman panjang. Yaitu utang/pinjaman yang
memberikan manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dengan masa
pembayaran kembali atas utang/pinjaman tersebut lebih dari
1 (satu) tahun anggaran.
Utang/pinjaman jangka panjang hanya untuk pengeluaran
belanja modal.
Pembayaran utang/pinjaman jangka panjang merupakan
kewajiban pembayaran kembali utang/pinjaman yang
meliputi pokok utang/pinjmana, bunga, dan biaya lain yang
harus dilunasi pada tahun anggaran berikutnya sesuai
dengan persyaratan perjanjian utang/pinjaman yang
bersangkutan.
Mekanisme pengajuan utang/pinjaman jangka panjang
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

65
8. Kerjasama BLUD
Puskesmas dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain untuk
meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan berdasarkan prinsip
efisiensi, efektivitas, ekonomis dan saling menguntungkan. Prinsip
saling menguntungkan dapat berbentuk finansial dan/atau non
finansial.
Bentuk kerjasama tersebut meliputi:
a. Kerjasama operasional. Dilakukan melalui pengelolaan
manajemen dan proses operasional secara bersama dengan mitra
kerjasama dengan tidak menggunakan barang milik daerah.
b. Pemanfaatan barang milik daerah. Dilakukan melalui
pendayagunaan barang milik daerah dan/atau optimalisasi barang
milik daerah dengan tidak mengubah status kepemilikan untuk
memperoleh pendapatan dan tidak mengurangi kualitas
pelayanan umum yang menjadi kewajiban Puskesmas.
Pelaksanaan kerjasama dalam bentuk perjanjian.
Pendapatan dari pemanfaatan barang milik daerah yang
sepenuhnya untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi kegiatan
puskesmas yang bersangkutan merupakan Pendapatan BLUD.
Pemanfaatan barang milik daerah mengikuti peraturan perundang-
undangan. Tata cara kerjasama dengan pihak lain mengikuti
Peraturan Walikota.

9. Investasi BLUD
BLUD puskesmas dapat melakukan investasi sepanjang
memberikan manfaat bagi peningkatan pendapatan dan peningkatan
pelayanan kepada masyarakat serta tidak mengganggu likuiditas
keuangan dengan tetap memperhatikan rencana pengeluaran.

66
Investasi yang diperbolekan adalah investasi jangka pendek. Yaitu
investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk
dimiliki selama 12 (dua belas) bulan atau kurang.
Investasi jangka pendek dapat dilakukan dengan mengoptimalkan
surplus kas jangka pendek dengan memperhatikan rencana
pengeluaran.
Investasi jangka pendek meliputi:
- Deposito pada bank umum dengan jangka waktu 3 (tiga)
sampai dengan 12 (dua belas) bulan dan/atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis
- Surat berharga negara jangka pendek
Karakteristik investasi jangka pendek yaitu:
- Dapat segera diperjualbelikan
- Ditujukan untuk manajemen kas
- Instrumen keuangan dengan risiko rendah

10. SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) BLUD


Sisa lebih perhitugan anggaran (SILPA) merupakan selisih lebih
antara realisasi penerimaan dan pengeluaran puskesmas selama 1
(satu) tahun anggaran. Dihitung berdasarkan laporan realisasi
anggaran (LRA) pada 1 (satu) periode anggaran. Ketentuan
mengenai SILPA sebagai berikut
a. SILPA dapat digunakan dalam tahun anggaran berikutnya, kecuali
atas perintah kepala daerah disetorkan sebagian atau seluruhnya
ke kas daerah dengan mempertimbangkan posisi likuiditas dan
rencana pengeluaran puskesmas
b. Pemanfaatan SILPA dalam tahun anggaran berikutnya dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas

67
c. Pemanfaatan SILPA dalam tahun anggaran berikutnya yang
digunakan untuk membiayai program dan kegiatan harus melalui
mekanisme APBD
d. Dalam kondisi mendesak, pemanfaatan SILPA tahun anggaran
berikutnya dapat dilaksanakan mendahului perubahan APBD.
e. Kondisi mendesak yang dimaksudkan adalah:
a) Program dan kegiatan pelayanan dasar masyarakat yang
anggarannya belum tersedia dan/atau belum cukup
anggarannya pada tahun anggaran berjalan
b) Keperluan mendesak lainnya yang apabila ditunda akan
menimbulkan kerugian yang lebih besar bagi pemerintah
daerah dan masyarakat.

11. Defisit
Defisit anggaran merupakan selisih kurang antara pendapatan
dengan belanja BLUD. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit,
ditetapkan pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut antara lain
dapat bersumber dari SILPA tahun anggaran sebelumnya dan
penerimaan pinjaman.

12. Laporan Keuangan


Puskesmas menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban berupa
laporan keuangan. Laporan keuangan BLUD terdiri atas:
1) Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
2) Laporan perubahan saldo anggaran lebih
3) Neraca
4) Laporan Operasional (LO)
5) Laporan arus kas
6) Laporan perubahan ekuitas, dan
7) Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

68
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP).
Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja yang berisikan
informasi pencapaian hasil atau keluaran BLUD.
Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Penyusunan laporan keuangan memperhatikan ketentuan sebagai
berikut:
a. Pemimpin BLUD menyusun laporan keuangan semesteran dan
tahunan
b. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja paling lama 2
(dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir, setelah dilakukan
review oleh bidang pengawasan di pemerintah kabupaten.
c. Laporan keuangan diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam
laporan keuangan Dinas Kesehatan, untuk selanjutnya
diintegrasikan/dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan
pemerintah kabupaten.
d. Hasil review merupakan kesatuan dari laporan keuangan BLUD
puskesmas.

69
Akuntabilitas di lingkungan puskesmas yang meliputi akuntabilitas
keuangan maupun akuntabilitas kinerja pada dasarnya merupakan
pertanggungjawaban pengelolaan sumberdaya serta pelaksanaan kebijakan
yang dipercayakan kepada puskesmas dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan secara periodik sesuai dengan visi dan misi puskesmas.
Dalam rangka pengelolaan BLUD, puskesmas menyelenggarakan sistem
akuntanbilitas keuangan maupun akuntabilitas kinerja.

A. Sistem Akuntabilitas Berbasis Kinerja

Sistem akuntabilitas kinerja adalah instrumen yang digunakan organisasi


dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan
dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, yang meliputi perencanaan
strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.

1. Standar Pelayanan Minimal

1) Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas


pelayanan yang diberikan, puskesmas menetapkan Standar
Pelayanan Minimal Puskesmas.

2) Standar Pelayanan Minimal Puskesmas memuat target tahunan


pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian
SPM.

3) Rencana pencapaian SPM dituangkan dalam Rencana Strategi


Puskesmas.

70
4) Target tahunan pencapaian SPM dituangkan ke dalam Rencana
Bisnis Anggaran

5) Rencana pencapaian target tahunan SPM serta realisasinya


diinformasikan kepada masyarakat sesuai peraturan perundang-
undangan.

2. Rencana Strategis (Renstra)

1) Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD menyusun Rencana


Strategis lima tahunan dengan mengacu kepada Rencana Strategis
Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya.
2) Rencana Strategis Puskesmas lima tahunan mencakup visi, misi,
program strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana
pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan
BLUD.
3) Rencana Strategis Puskesmas dipergunakan sebagai dasar
penyusunan Rencana Bisnis Anggaran dan evaluasi kinerja.

3. Perencanaan Kinerja
1) Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD menyusun rencana
kinerja dan anggaran tahunan yang dituangkan dalam Rencana
Bisnis Anggaran (RBA) dengan berpedoman kepada Rencana
Startegis
2) RBA disertai dengan usulan program, kegiatan, standar pelayanan
minimal dan biaya dari keluaran yang akan dihasilkan

4. Pengukuran kinerja dan analisis


1) Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD melakukan pengukuran
dan analisis kinerja secara berkesinambungan yang bertujuan untuk

71
mengukur/ menilai tingkat keberhasilan dan kegagalan pengelolaan
puskesmas yang menerapkan BLUD sebagaimana yang telah
ditetapkan dalan Renstra dan RBA.
2) Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD melakukan evaluasi
terhadap pencapaian setiap indikator kinerja untuk memberikan
penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung keberhasitan
dan kegagalan pelaksanaan pengelolaan BLUD serta bahan
perbaikan dimasa yang akan datang.
3) Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD membangun sistem
informasi kinerja yang mengintegrasikan data yang dibutuhkan dan
unit-unit yang bertanggung jawab dalam pencatatan, secara terpadu
dengan sistem informasi yang ada.

5. Pelaporan Kinerja
1) Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD menyusun dan
menyampaikan laporan kinerja disampaikan Kepala Dinas
Kesehatan Kota Surabaya semesteran dan tahunan.
2) Laporan kinerja puskesmas yang menerapkan BLUD merupakan
bagian dari laporan kinerja Dinas Kesehatan Kota Surabaya

6. Montoring dan Evaluasi

1) Evaluasi kinerja dari aspek non-keuangan diukur berdasarkan


perspekstif pelanggan, proses internal pelayanan, pembelajaran, dan
pertumbuhan

2) Evaluasi kinerja dimaksudkan untuk mengukur pencapaian hasil


pengelolaan puskesmas yang menerapkan BLUD sebagiamana yang
ditetapkan dalam rencana bisnis dan rencana bisnis anggaran

72
B. Sistem Akuntabilitas Keuangan

Sistem akuntabilitas keuangan merupakan instrumen yang digunakan


organisasi dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan dan kegagalan pengelolaan keuangan yang meliputi
perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan,
penyelenggaraan sistem akuntansi, pertanggungjawaban dan pelaporan.
1. Perencanaan dan Penganggaran
a) Kepala Puskesmas yang menerapkan PPK BLUD setiap tahun
menyusun Rencana Bisnis Anggaran (RBA) yang merupakan
penjabaran dari Rencana Strategis Bisnis. RBA disusun berdasar
prinsip anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya
menurut jenis layanan, kebutuhan pendanaan dan kemampuan
pendapatan yang diperkirakan akan diterima dari masyarakat, badan
lain, APBD, APBN dan sumber-sumber pendapatan pukesmas
lainnya,
b) RBA, dipersamakan sebagai RKA-Unit SKPD dan dikonsolidasikan
dengan RKA-SKPD Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
c) Kepala Dinas Kesehatan, selanjutnya menyampaikan RKA Dinas
Kesehatan kepada PPKD, kemudian PPKD (Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah) menyampaikan kepada TAPD (Tim Anggaran
Pemerintah Daerah) untuk dilakukan penelaahan.
d) RBA yang telah dilakukan penelaahan oleh TAPD, disampaikan
kepada PPKD untuk dituangkan dalam Rancangan Peraturan Daerah
tentang APBD.
e) Setelah Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD dltetapkan
menjadi Peraturan Daerah, Kepala Puskesmas yang menerapkan
PPK BLUD melakukan penyesuaian terhadap RBA untuk ditetapkan
menjadi RBA definitif yang dipakai sebagai dasar penyusunan

73
Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) untuk diajukan kepada
PPKD.
f) PPKD mengesahkan DPA sebagai dasar pelaksanaan anggaran
dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
g) DPA dipakai sebagai dasar penarikan dana baik yang berasal dari
pendapatan operasional puskesmas maupun subsidi pemerintah
daerah, sedangkan penarikan dana dari pemerintah pusat
menggunakan DIPA (Dokumen Isian Pelaksanaan Anggaran) dengan
mekanisme/prosedur yang diatur oleh Menteri Keuangan
h) Perubahan/revisi terhadap RBA definitif dilakukan apabila terdapat
penambahan atau pengurangan anggaran yang berasal dari APBD
dan/atau belanja Puskesmas melampaui ambang batas fleksibilitas

2. Pelaksanaan dan Penatausahaan

a) Pelaksanaan anggaran puskesmas yang menerapkan PPK BLUD


dilakukan berdasarkan pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
puskesmas yang telah disahkan PPKD.
b) Dalam hal DPA belum disahkan oleh PPKD, puskesmas dapat
melakukan pengeluaran uang setinggi-tingginya sebesar angka DPA
tahun sebelumnya.
c) DPA menjadi lampiran perjanjian kinerja yang ditandatangani oleh
kepala daerah dengan kepala puskesmas yang menerapkan PPK
BLUD yang merupakan manifestasi hubungan kerja antara kepala
daerah dan Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD.
d) Perjanian kerja antara kepala daerah dan kepala puskesmas yang
menerapkan BLUD memuat antara lain kesanggupan untuk
meningkatkan kinerja pelayanan bagi masyarakat dan kinerja
keuangan.

74
e) Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD menyelenggarakan
penarausahaan keuangan sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
f) Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD menetapkan kebijakan
penatausahaan keuangan yang bersumber dari pendapatan
opeasional puskesmas. Sedangkan penatausahaan keuangan yang
sumber dananya dari APBD/APBN dilakukan sesuai dengan
peraturan yang berlaku bagi penatausahaan keuangan
daerah/negara.
g) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas sumber dananya dari
pendapatan puskesmas yang menerapkan BLUD dilaksanakan
melalui rekening kas puskesmas sendiri.
h) Penerimaan puskesmas yang menerapkan BLUD setiap hari disetor
seluruhnya ke rekening kas puskesmas yang menerapkan BLUD.
3. Sistem Akuntansi

a) Puskesmas yang menerapkan BLUD menyelenggarakan sistem


akuntansi sesuai dengan standar akuntansi pemerintah (SAP).

b) Sistem akuntansi puskesmas yang menerapkan BLUD ditetapkan


dengan peraturan kepala daerah,

c) Kepala puskesmas yang menerapkan BLUD menyusun kebijakan


akuntansi digunakan sebagai dasar dalam pengakuan, pengukuran,
penyajian dan pengungkapan aset, kewajiban, ekuitas dana,
pendapatan dan biaya.

4. Pelaporan dan Pertanggungjawaban

a) Sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi pengelolaan


keuangan puskesmas, kepala puskesmas yang menerapkan BLUD
menyusun laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan

75
dan laporan kinerja yang berisikan informasi pencapaian
hasil/keluaran puskesmas yang menerapkan PPK BLUD.

b) Setiap triwulan kepala puskesmas menyusun dan menyampaikan


laporan operasional dan laporan arus kas kepada PPKD melalui
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, paling lambat 15 (lima
belas) hari setelah periode pelaporan berakhir.

c) Setiap semesteran dan tahunan kepala puskesmas menyusun dan


menyampaikan laporan keuangan lengkap yang terdiri dari laporan
operasional, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan
keuangan disertai laporan kinerja kepada PPKD melalui Kepala
Dinas Kesehatan Kota Surabaya untuk dikonsolidasikan ke dalam
laporan keuangan Dinas Kesehatan dan pemerintah daerah, paling
lambat 2 (dua) bulan setelah periode pelaporan berakhir.

d) Kepala puskesmas yang menerapkan BLUD wajib mengungkapkan


informasi penting dalam laporan tahunan dan laporan keuangan
puskesmas sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku secara tepat waktu, akurat, jelas dan obyektif.

e) Laporan keuangan diaudit oleh pemeriksa eksternal sesuai dengan


peraturan perundang-undangan. Penunjukan auditor independen
/akuntan publik, ditentukan oleh kepala puskesmas setelah konsultasi
dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.

f) Kepala Puskesmas menyampaikan laporan keuangan puskesmas


yang menerapkan BLUD (Entitas Pelaporan) secara berkala setiap
triwulan, semester dan tahunan sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku kepada Walikota melalui Kepala Dinas Kesehatan.

76
C. Kebijakan Tarif

1) Puskesmas yang menerapkan BLUD dapat memungut biaya kepada


masyarakat sebagai imbalan atas jasa layanan kesehatan berupa
jasa sarana dan jasa pelayanan yang diberikan.
2) Imbalan atas jasa pelayanan kesehatan ditetapkan dalam bentuk tarif
layanan, yang disusun atas dasar perhitung satuan per unit layanan
(unit cost) atau hasil investasi dana.
3) Kepala Daerah menetapkan tarif layanan atas usulan kepala
puskesmas yang menerapkan BLUD melalui Kepala Dinas
Kesehatan Kota Surabaya dengan mempertimbangkan kontinuitas
dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, asas keadilan,
dan kepatutan serta kompetisi yang sehat.
4) Tarif layanan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah dan
disampaikan kepada pimpinan DPRD.
5) Peraturan kepala daerah mengenai tarif layanan puskesmas yang
menerapkan BLUD dapat dilakukan perubahan sesuai kebutuhan dan
perkembangan keadaan. Perubahan tarif dapat dilakukan secara
keseluruhan maupun per unit layanan.

D. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

Kepala Puskesmas yang menerapkan BLUD menetapkan kebijakan


pengelolaan sampah dan limbah baik limbah kimia, fisik dan biologi.
Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah yang diselenggarakan di
UPTD Puskesmas Siwalankerto yaitu:

- Pengelolaan limbah di UPTD Puskesmas Siwalankerto dengan


menggunakan IPAL ( Instalasi Pengelolaan Air Limbah ). Alur pembuangan
limbah di Puskesmas semua dialirkan menjadi satu saluran pipa pembuangan

77
yang berakhir pada IPAL. IPAL ini terdiri dari 4 tahap di mulai dengan inlet
masuk di tahap 1. pada sistem ini ada penambahan bakteri starter, kemudian
masuk tahap 2 disini dilakukan penyaringan dengan bio ball dan batu zeolit
kemudian masuk tahap 3 disini ada proses aerasi, setelah itu masuk pada
tahap 4 dilakukan penyaringan lagi, setelah itu baru air limbah keluar melalui
outlet. Selama ini di UPTD Puskesmas Siwalankerto sudah dilakukan uji baku
mutu air limbah ke Labkesda Surabaya dengan hasil yang baik dan memenuhi
standart kualitas baku mutu air limbah.

- Pengelolan sampah di UPTD Puskesmas Siwalankerto dibedakan


menjadi 2 yaitu untuk pengelolaan sampah medis dan non medis. Untuk
pembuangan sampah medis UPTD Puskesmas Siwalankerto melakukan MOU
dengan PT ARAH, dengan nomor MOU: 027/25829/436.7.2/2021 Tanggal 09
Agustus 2021 Setiap minimal 1 bulan sekali dan maksimal 3 bulan PT ARAH
mengambil sampah medis ke UPTD Puskesmas Siwalankerto, sebelum
sampah medis diambil oleh PT ARAH, sampah medis di simpan sementara
ditempat khusus yang ada di puskesmas. Sedangkan Pembuangan sampah
Non Medis UPTD Puskesmas Siwalankerto melakukan kesepakatan dengan
petugas pengambil sampah Dinas Kebersihan dan Pertamanan tanpa
perjanjian tertulis, Setiap 3 hari sekali sampah non medis diambil petugas untuk
dibuang ke TPA, sebelum sampah non medis di kirim ke tempat pembuangan
sampah di TPA sampah di kumpulkan sementara dulu di tempat pembuangan
sampah sementara yang ada di puskesmas. Setiap sebulan sekali UPTD
Puskesmas Siwalankerto melakukan pembayaran ke petugas Kebersihan.
Sampah di UPTD Puskesmas Siwalankerto di bedakan menjadi 2, untuk
sampah medis dengan kantong plastik warna kuning, sampah non medis
dengan kantong plastik warna hitam.

E. Tanggungjawab Sosial Puskesmas

UPTD Puskesmas Siwalankerto memiliki Tanggung jawab sosial

78
terhadap lingkungan hal ini di wujudkan dalam upaya pencegahan penyakit
yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak sehat. Upaya yang
dilakukan adalah melakukan kerjasama dengan pihak sekolah di wilayah
kerja Puskesmas Siwalankerto dalam bentuk MoU (Screening pada anak
sekolah yang dilakukan setahun sekali, imunisasi, penyuluhan kesehatan,
Poskestren, UKS).

79
Pola Tata Kelola yang diterapkan pada Puskesmas yang menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah bertujuan untuk:
a. Memaksimalkan nilai puskesmas dengan cara menerapkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan independensi, agar
puskesmas memiliki daya saing yang kuat.
b. Mendorong pengelolaan puskesmas secara profesional, transparan dan
efisien, serta memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian
organ puskesmas.
c. Mendorong agar organisasi puskesmas dalam membuat keputusan dan
menjalankan kegiatan senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang
berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial
puskesmas terhadap stakeholder.
d. Meningkatkan kontribusi puskesmas dalam mendukung kesejahteraan
umum masyarakat melalui pelayanan kesehatan.
Untuk dapat terlaksananya aturan dalam Pola Tata Kelola perlu mendapat
dukungan dan partisipasi seluruh karyawan Puskesmas serta perhatian dan
dukungan Pemerintah Kota Surabaya baik bersifat materiil, administratif
maupun politis.
Pola Tata Kelola puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola
puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi,
tanggung jawab, dan kewenangan organ puskesmas serta perubahan
lingkungan.

80
1. SOP ADMIN
2. SOP UKP
3. SOP UKM

81
Nomor SOP ADM/53/2021
Tanggal Pembuatan 17 September 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh Kepala
Puskesmas Siwalankerto

Kota Surabaya
Dinas Kesehatan
Puskesmas Siwalankerto dr. Dewi Ayuning Asih
NIP. 19791128 200604 2 028
Jl. Siwalankerto No.134 Kel. Siwalankerto Kec. Wonocolo Kota Surabaya Judul SOP Penerimaan jasa layanan langsung (retribusi)
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Permendagri no 59 th 2007 tentang perubahan Permendagri no 13 th 2006 1. Memahami Juknis tentang perda retibusi
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 2. Memahami SOP terkait retribusi jasa layanan langusn
2. Permenkes nomor 3 th 2019 tentang Juknis Penggunaan DAK non fisik
bidang kesehatan tahun 2019 3. Memahami peraturan perundangan terkait Perbup APBD
3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 574/MENKES/SK/IV/2000, tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas;
KETERKAITAN PERALATAN / PERLENGKAPAN
1. SOP Pengelolaan keuangan 1. Media komunikasi
2. Alat Tulis

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Harus sesuai dengan perda retribusi jasa layanan kesehatan Karcis retribusi, buku rekapan retribusi, buku kas retribusi

82
Bend
MUTU BAKU
ahar KET
a KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
NO URAIAN PROSEDUR Kasir pene PPK KPA BUD
rima
an
pkm
1. Menerima dan merekap jasa Karcis, buku
Rekapan
layanan dari penderita umum rekapan 1 hari
retribusi
retribusi
2. Menyerahkan pada bendahara Jumlah
penerimaan puskesmas Buku rekapan pendapatan
1 hari
retribusi retribusi per
hari
3. Menerima dan mencocokkan Buku kas Jumlah
dengan bukti penerimaan penerimaan, pendapatan
1 hari
bukti retribusi per
penerimaan hari
4. Membuat STS (surat tanda setor) Slip tanda
Surat tanda
dan slip penyetoran setor (STS),
setor, slip 1 hari
slip
penyetoran
penyetoran
5. Menandatangani STS dan slip Surat tanda Surat tanda
penyetoran setor, slip 1 hari setor, slip
penyetoran penyetoran
6 Menyetor ya Surat tanda Surat tanda
tdk setor, slip 1 hari setor, slip
penyetoran penyetoran
7 Menyimpan di brankas puskesmas Buku rekapan
1 hari
retribusi

83
Bend
MUTU BAKU
ahar KET
a KELENGKAPAN OUTPUT
WAKTU
NO URAIAN PROSEDUR Kasir pene PPK KPA BUD
rima
an
pkm
8. Mencatat bukti setoran Buku
Buku rekapan rekapan
1 hari
bukti setoran bukti
setoran
9. Melaporkan bukti setor Buku
Buku rekapan rekapan
1 hari
bukti setoran bukti
setoran
10. Menerima dan merekap bukti setor
dari puskesmas

84
Nomor SOP ADM/54/2021
Tanggal Pembuatan 17 September 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh Kepala
Puskesmas Siwalankerto

Kota Surabaya
Dinas Kesehatan
Puskesmas Siwalankerto dr. Dewi Ayuning Asih
NIP. 19791128 200604 2 028
Jl. Siwalankerto No.134 Kel. Siwalankerto Kec. Wonocolo Kota Surabaya Judul SOP Belanja dana BOK spj jadi
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Permendagri no 59 th 2007 tentang perubahan Permendagri no 13 th 2006 1. Memahami Juknis tentang penyelenggaraan BOK
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah 2. Memahami SOP terkait Belanja dana BOK SPJ jadi
2. Permenkes nomor 3 th 2019 tentang Juknis Penggunaan DAK non fisik
bidang kesehatan tahun 2019 3. Memahami peraturan perundangan terkait Perbup APBD
3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 4. Memahami tentang RKBMD (rencana kebutuhan barang milik
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; daerah)
5. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 5. Pernah mengikuti pelatihan tata kelola keuangan BOK
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 574/MENKES/SK/IV/2000, tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010;
9. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas;
KETERKAITAN PERALATAN / PERLENGKAPAN
2. SOP Pengelolaan keuangan 3. Komputer
3. SOP pengajuan SPPGU 4. Printer

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Harus sesuai dengan dokumen pelaksanaan anggaran, juknis BOK Dokumen verifikasi pengajuan pertanggungjawaban kegiatan
dan peraturan tentang standar harga satuan biaya operasional kegiatan
85
anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten Gresik
Kasub BUD
Verifikato ag MUTU BAKU
Pengelol
r BOK keuan
NO URAIAN PROSEDUR a BOK / KPA
kabupate gan KET
PPTK KELENGKAPAN WAKTU OUTPUT
n dinkes
1. Membuat SPJ BOK Dokumen
verifikasi &
pertanggungja 1 bulan SPJ jadi
waban
kegiatan (SPJ)
2. Menyetujui dan mensahkan SPJ Dokumen SPJ,
dokumen
perturan 1 hari SPJ jadi
perundangan
ttg BOK
3. Verifikasi SPJ Dokumen SPJ,
tdk dokumen
SPJ jadi
ya perturan 1 hari
terverifikasi
perundangan
ttg BOK
4. Mengajukan permintaan pembayaran ganti Dokumen
uang pengajuan
SPJ jadi SPPGU
terverifikasi di 3 hari (surat
aplikasi permintaan
pembayaran
ganti uang)
5. Memverikasi dan mengesahkan pengajuan SP2D (surat
Dokumen
SPPGU perintah
pengajuan 2 hari
pencairan
SPPGU
dana)
6. Melakukan pembayaran Uang
Surat
diterimakan
pembayaran 1 hari
ke
kegiatan
puskesmas
86
Nomor SOP ADM/55/2021
Tanggal Pembuatan 17 September 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh Kepala
Puskesmas Siwalankerto

Kota Surabaya
Dinas Kesehatan
Puskesmas Siwalankerto dr. Dewi Ayuning Asih
NIP. 19791128 200604 2 028
Jl. Siwalankerto No.134 Kel. Siwalankerto Kec. Wonocolo Kota Surabaya Judul SOP Belanja dana kapitasi FKTP untuk jaspel
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Permendagri no 59 th 2007 tentang perubahan Permendagri no 13 th 2006 1. Memahami Juknis tentang penggunaan dana kapitasi untuk
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah FKTP
2. Permenkes nomor 3 th 2019 tentang Juknis Penggunaan DAK non fisik
bidang kesehatan tahun 2019
2. Memahami SOP terkait belanja dana kapitasi untuk jaspel
3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 3. Memahami peraturan perundangan terkait Perbup APBD
4. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem
Kesehatan Nasional;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 574/MENKES/SK/IV/2000, tentang
Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010;
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Men.Kes/SK/II/2004 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas;
KETERKAITAN PERALATAN / PERLENGKAPAN
5. Media komunikasi
6. Alat Tulis

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Harus sesuai Permenkes nomor 21 th 2016 tentang penggunaan dana kapitasi SPJ jaspel
87
JKN untuk FKTP

Sub
Bendah bagia MUTU BAKU
Benda
n
ara hara KELENG WAKTU OUTPUT
NO URAIAN PROSEDUR PPK KPA keuan BUD
peneri pengel
gan KAPAN KET
uaran
maan dinke
s
1. Membuat SPJ jaspel Daftar
hadir,
SPJ 1 bulan SPJ jaspel
jaspel, E
biling
2. Menyetujui SPJ jaspel SPJ
jaspel
3. Memverifikasi dan mensahkan SPJ jaspel SPJ
1 hari SPJ jaspel
jaspel
4. Transfer ke bendahara pengeluaran Surat Jumlah uang
sejumlah SPJ peminda 1 hari yang
hbukuan ditransfer
5. Mentransfer secara non tunai ke rekening Uang
masing-masing pegawai ditransfer ke
Surat
masing-
peminda 1 hari
masing
hbukuan
rekening
pegawai
6. Mencatat transaksi belanja jaspel
Dokumen Dokumen
( membuat laporan realisasi anggaran 1 hari
LRA LRA
jaspel)

88
7. Membuat surat pernyataan tanggungjawab Dokumen
Dokumen
dan melaporkan ke dinkes SPT,
A SPT, LRA,
LRA,
2 1 hari BKU,
BKU,
rekening
rekening
koran
koran

Sub
Bendah bagia MUTU BAKU
Benda
n
ara hara
KELENG WAKTU OUTPUT
NO URAIAN PROSEDUR PPK KPA keuan BUD
peneri pengel
gan KAPAN KET
uaran
maan dinke
s

A
1
8. Membuat SP3B (surat permintaan Rincian
pengesahan pendapatan belanja) 5 hari SP3B
belanja
9. Memverifikasi dan mengesahkan belanja SP2B (surat
pengesahan
SP3B 3 hari
pendapatan
belanja)

89
Nomor SOP ADM/56/2021
Tanggal Pembuatan 17 September 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh Kepala
Puskesmas Siwalankerto

Kota Surabaya
Dinas Kesehatan
Puskesmas Siwalankerto dr. Dewi Ayuning Asih
NIP. 19791128 200604 2 028
Jl. Siwalankerto No.134 Kel. Siwalankerto Kec. Wonocolo Kota Surabaya Judul SOP Pengangkatan Pegawai Baru
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. Undang – undang no. 43 tahun 1999 tentang Pokok – pokok kepegawaian 1. Petugas memahami tentang :
2. Undang – undang no. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara - Undang – undang no. 43 tahun 1999 tentang Pokok – pokok kepegawaian
3. Kepmenpan no. KEP/75/M.PAN/2004 tentang Pedoman Perhitungan - Undang – undang no. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka penyusunan - Kepmenpan no. KEP/75/M.PAN/2004 tentang Pedoman Perhitungan
Formasi Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja dalam Rangka penyusunan
4. Permenkes no. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Formasi
5. Peraturan Kepala BKN No. 12 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan - Permenkes no. 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Analisis Jabatan - Peraturan Kepala BKN No. 12 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Analisis Jabatan

KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN


1. Kertas
2. Alat tulis
3. Komputer (Software ABK)

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Kesalahan dalam proses pengentrian data akan mempengaruhi Form indikator rencana kebutuhan
proses berikutnya Form usulan kebutuhan pegawai
Form Beban kerja
90
Pelaksana Mutu Baku
Kasuba KepalaP Kasubag Sekdin Kepala BKD Kelengkapan Waktu Output
Keteranga
No. Kegiatan g Tata uskesm Umum dan Dinas
n
Usaha as Kepegawai
an
1 Usulan kebutuhan pegawai - Indikator Rencana 60 menit Usulan
sesuai dengan ABK Permenpan kebutuhan kebutuhan
- Form Usulan pegawai
kebutuhan pegawai
2 Mengetahui dan menyetujui Usulan kebutuhan 15 menit Usulan
usulan kebutuhan pegawai kebutuhan
pegawai yang
disetujui
3 Menyerahkan berkas usulan - Usulan kebutuhan 1 hari Buku ekspedisi
pegawai ke Dinas Kesehatan pegawai yang pengiriman
disetujui usulan
- Buku Ekspedisi kebutuhan
pegawai
tertandatangani
3 Memverifikasi usulan kebutuhan Usulan kebutuhan 2 hari Usulan
pegawai dari Puskesmas pegawai yang kebutuhan
disetujui pegawai yang
terverifikasi

4 Usulan diusulkan Ke Kepala Usulan kebutuhan 2 hari Usulan


Dinas pegawai yang kebutuhan
terverifikasi pegawai yang
terverifikasi dan
disetujui
5 Kepala Dinas menandatangani Usulan kebutuhan 2 hari Lembar disposisi
berkas usulan pegawai pegawai yang untuk rekruitmen
terverifikasi dan pegawai baru
disetujui

91
Pelaksana Mutu Baku
Kasuba KepalaP Kasubag Sekdin Kepala BKD Kelengkapan Waktu Output
Keteranga
No. Kegiatan g Tata uskesm Umum dan Dinas
n
Usaha as Kepegawai
an
6 Rekruitmen pegawai baru - Lembar disposisi 1 minggu - Daftar nama
untuk rekruitmen pegawai baru
pegawai baru
- Pengumuman
rekruitmen pegawai
baru
7 Pemberkasan pegawai baru - Daftar nama pegawai 3 hari Berkas pegawai
baru

A2

A1

8 Pengarsipan dan penyerahan - Berkas pegawai 1 hari Box file berkas


pegawai ke puskesmas - Daftar nama pegawai pegawai baru
baru

8 Pengarsipan 1 hari Berkas pegawai


Box file berkas baru
pegawai baru terdokumentasi

92
Nomor SOP UKP/356/2021
Tanggal Pembuatan 17 September 2021
Tanggal Revisi
Tanggal Efektif
Disahkan oleh Kepala
Puskesmas Siwalankerto

Kota Surabaya
Dinas Kesehatan
Puskesmas Siwalankerto dr. Dewi Ayuning Asih
NIP. 19791128 200604 2 028
Jl. Siwalankerto No.134 Kel. Siwalankerto Kec. Wonocolo Kota Surabaya Judul SOP Pelayanan Rawat Jalan
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 1. Memahami peraturan perundangan tentang penyelenggaraan pelayanan
2. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Dokter kesehatan
3. UU No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan 2. Memahami peraturan perundangan terkait dengan tindakan medis di
4. Peraturan pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2052/Menkes/Per/X/2011 tentang 3. Memiliki SIP & STR yang masih berlaku
Izin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
7. Permenkes No. 05 tahun 2014 tentang Panduan Klinis Dokter Di
FASYANKES Primer
8. Permenkes No. 75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

KETERKAITAN PERALATAN / PERLENGKAPAN


SOP Pemeriksaan Kesehatan – Assessing; SOP Pelayanan Laboratorium Klinik; 7. Peralatan Medis
SOP Pemeriksaan Penunjang Medis Non Laboratorium; SOP Rujukan; SOP
Pengendalian Arsip

PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN


Tindakan kedokteran yang diberikan harus dilakukan sesuai kode Rekam Medis, Pengantar Penatalaksanaan; Surat Keterangan
etik kedokteran dan peraturan perundangan yang berlaku Penatalaksanaan

93
LOKET PERAW KASIR/ Apo MUTU BAKU
URAIAN AT Nakes ADMIN tek
NO PASIEN Dokter
PROSEDUR lain ITRASI KELENGKA WAKT OUTPUT KET
PAN U
1. Mendaftar di ruang  Kartu
 KTP
pendaftaran kunjungan
Mulai  Kartu BPJS
3 pX baru
 Kartu
Menit  Rekam
kunjungan
Medis
PX lama
2. Memberi nomer
rekam medis, Rekam Medis
Rekam M 4
mengisi data sosial terdokumenta
edis Menit
dan keluhan pasien si
di lembar rawat jalan
3. Melakukan
anamnesa, cek vital Rekam Medis
5
sign, menyiapkan Rekam Medis terdokumenta
Menit
pasien untuk si
diperiksa dokter
4. Melakukan Rekam Medis
anamnesa, 5 terdokumenta
Rekam Medis
pemeriksaan fisik, Menit si hasil
anamnesa
5. Bila diperlukan  Form
pemeriksaan Pemeriksaa Form hasil
penunjang (laborat, n lab 1,5 lab
EKG, dll) dikirim  Form Jam Form hasil
untuk diperiksa pada rujukan EKG
unit lain internal

94
LOKET PERAW KASIR/ Apo MUTU BAKU
URAIAN AT Nakes ADMIN tek
NO PASIEN Dokter
PROSEDUR lain ITRASI KELENGKA WAKT OUTPUT KET
PAN U
6. Menegakkan
Rekam Medis
diagnosa, 3
Rekam Medis terdokumenta
merencanakan Menit
si
terapi
7. Memberikan resep Hasil 2
A2 Kertas Resep
kepasien pemeriksaan Menit
8. Bila diperlukan  Form
konseling ( Gizi, A1 rujukan Rekam Medis
10
Sanitasi) internal Terdokument
Menit
 Rekam asi
Medis
9. Pembayaran bagi Bukti 3 Bukti
pasien umum tindakan Menit Pembayaran
8. Pengambilan obat Pasien
15
dan pulang Kertas resep mendapat
Menit
obat

95

Anda mungkin juga menyukai