DISUSUN OLEH:
MUMUH MUHTADIN
TAHUN 2019
2
DAFTAR ISI
3
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama ALLAH. SWT YANG Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat dan anugerah-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan innayah-Nya kepada Kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah permasalahan akses vaskuler ini.
Makalah ini telah kami susun berdasarkan kebutuhan perawat dalam konteks
teknik aplikasi di ruangan yang berhubungan dengan tindakan terhadap segala
permasalahan akses vaskuler. Sehingga diharapkan dapat menjadikan perawat yang
professional baik peningkatan pengetahuan serta skill psikomotor di lapangan. Penulis
berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini
sehingga makalah ini selesai pada waktunya.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat/tata bahasa maupun teori yang disampaikan.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik, agar kami
dapat memperbaiki makalah ilmiah ini untuk menjadi lebih baik. lagi
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah ini memberikan manfaat bagi
semuanya.Aamiin
Penyusun
Mumuh Muhtadin
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
50000
40000
30000
20000
10000
0
2012 2013 2014 2015 2016
Pasien Baru 19621 15128 17193 21050 25446
Pasien Aktif 9161 9396 11689 30554 52835
Gambar 1.1 Perbandingan Angka Penderita Penyakit Ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis/ cuci darah Tahun 2012-2016 dalam Indonesian Renal Registry, 2016
5
Sejalan dengan hal tersebut diatas, yakni meningkatnya kejadian penyakit ginjal
yang menjalani hemodialisis/ cuci darah juga berbanding lurus dengan peningkatan
pasien yang menjalani akses vaskuler .
Gambar 1.2 Angka tindakan akses vaskuler pada penderita penyakit ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis/ cuci darah Tahun 2017 dalam Indonesian Renal Registry, 2017
Pemilihan jenis akses vaskuler yang tepat, tindakan yang professional juga tidak
lupa dengan segala solusi dalam mengatasi semua permasalahannya. Untuk itu penulis
tertarik sekali untuk membahas /shering serta diskusi bersama rekan –rekan sesama
6
perawat serta semua pihak yang berkecimpung di bidang hemodialisis dalam
meningkatkan pengetahuan di bidang hemodialisis khususnya akses vaskuler.
B. TUJUAN
Tujuan umum
Untuk meningkatkan pengetahuan serta keilmuan bidang hemodialisis,
khusususnya akses vaskuler.
Tujuan khusus
1. Mengetahui definisi dan jenis akses vaskuler
2. Mengetahui segala permasalahan akses vaskuler
3. Mengetahui solusi terhadap permasalahan akses vaskuler
7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFINISI
8
1. AKSES VASKULER TEMPORER/ SEMENTARA
9
1) Katether double lument (CDL) Vena Subklavia
10
resiko lebih kecil terjadi pneumothoraks daripada subclavian dan lebih kecil terjadi
thrombosis.
Kekurangan :
a). Infeksi rate tinggi
b) Stenosis
c) Thrombosis
d) malfungsi kateter
e) Umur keawetan CVC pendek
f) Mudah terjadi clotting, karena aliran darah yang tidak adekuat
11
b. Katether double lument (CDL) Vena femoralis
12
c. Kanulasi femoralis dengan jarum AV fistula
Kelebihan:
a) Mudah dipasang/insersi
Kerugian :
a) Pasien kurang nyaman 2x penusukan
b) Tidak boleh bergerak selama 5jam sesi dialisis
c) Perdarahan (Tidak direkomendasikan).
13
2. AKSES VASKULER PERMANEN
AVF/Cimino adalah tipe akses vaskuler permanen yang dibuat dengan cara
menyambungkan pembuluh darah arterial dan pembuluh darah venous melalui operasi
pembedahan. Koneksi antara vena dan arteri terjadi dibawah kulit pasien. Tujuan
penyambungan ini adalah untuk meningkatkan aliran darah venous pasien, sehingga
aliran tersebut mampu dipakai untuk mengalirkan darah pada saat tindakan hemodialisis.
Peningkatan aliran darah dan tekanan pada vena secara bertahap juga akan
memperbesar dan mempertebal dinding vena, inilah yang disebut dengan arterialisasi
dinding vena. AVF disebut juga sebagai Cimino, karena AVF ini pertamakali dilakukan
pada tahun 1966, oleh Brescia-Cimino and Appel.
Vaskular Akses Dengan Metode Anastomosis Arteri Dengan Vena (AV -Shunt )
adalah sebagai berikut:
14
Kelebihan dan Kekurangan av shunt adalah sebagai berikut:
Kelebihan
1) Permanen
2) Ada dibawah kulit
3) Dapat dipakai jangka panjang, bisa sampai dengan 20 th
4) Aliran darah kuat, adekuat untuk HD
5) Risiko komplikasinya rendah
6) Angka hospitalisasinya rendah
7) Angka keawetannya lebih baik dibandingkan CVC HD
Kekurangan
15
Menurut Chaudhury et al, (2005) ketidak adekuatan aliran AVF dapat terjadi pada
pasien-pasien sebagai berikut:
a) Hematoma
Hematoma terjadi karena pecahnya pembuluh darah pada saat kanulasi atau post
kanulasi HD. Pada hematoma terjadi pembengkakan jaringan karena perdarahan, warna
kemerahan dikulit bahkan sampai dengan kebiru-biruan dan nyeri.
b) Stenosis
Stenosis dapat disebabkan karena aliran darah yang berputar-putar disatu
tempat/turbulence, terbentuknya formasi pseudoaneurysma, adanya luka/kerusakan
karena jarum fistula. Indikasi klinis adanya stenosis diantaranya adalah: episode clotting
yang berulang (dua kali dalam sebulan atau lebih), kesulitan kanulasi fistula
(striktur/penyempitan pembuluh), adanya kesulitan pembekuan darah pada saat jarum
fistula dicabut dan adanya pembengkakan pada lengan yang ada AVF nya.
c) Thrombosis
Thrombosis dapat disebabkan karena faktor teknik pada pembedahan, episode
hipotensi,lesi anatomik karena kerusakan IV, penggunaan AVF yang prematur dan
kemampuan koagulasi darah yang berlebihan (hypercoagulation).
d) Ischemia/ “Steal syndrome”
Ischemia distal dapat terjadi kapan saja setelah AVF dibuat (dalam hitungan jam
atau bulan). Pada ischemia atau “steal syndrome” terjadi hipoksia (kehilangan oksigen) di
jaringan tangan. Pasien dengan diabetes, kelainan pembuluh, usia tua dan atherosklerosis
mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi ischemia. Pada ischemia manifestasi
klinis yang terjadi adalah:tangan teraba dingin, ada gangguan rasa seperti kesemutan atau
16
sampai dengan kehilangan gerak, sakit pada tangan, luka yang tidak sembuh-sembuh,
nekrose jaringan bahkan sampai dengan terjadi kerusakan syaraf. Kadang-kadang
ditemukan juga adanya udema di tangan, yang disebabkan karena tekanan aliranvena
yang tinggi ke tangan.
e) Aneurisma atau Pseudoaneurisma
Aneurisma dapat disebabkan karena adanya stenosis yang dapat meningkatkan
tekanan balik pembuluh darah sehingga terjadilah ketegangan dan kerapuhan dinding dari
pembuluh darah tersebut. Aneurisma dapat juga disebabkan atau diperburuk oleh karena
kanulasi pada area yang sama secara berulang-ulang. Pada aneurisma atau
pseudoaneurisma terjadi pembekuan darah yang tidak adekuat dan ekstravasasi darah
pada saat jarum fistula dicabut. Lesi yang lebih besar dapat dihindari dengan penempatan
jarum fistula jauh dari pembuluh darah yang aneurisma tersebut
f) Infeksi
Penyebab infeksi AVF yang sering ditemukan adalah karena Staphilococcus.
Episode terjadinya infeksi AVF sangat jarang ditemukan, namun demikian setiap pre atau
post HD sebaiknya dilakukan cek tanda-tanda terjadinya infeksi yaitu :
1) Adanya perubahan kulit disekitar AVF
2) Kemerahan
3) Teraba panas (kenaikan temperatur)
4) Pembengkakan
5) Ketegangan kulit dan sakit
6) Keluar cairan dari luka insisi atau tempat kanulasi
7) Keluhan pasien
8) Panas/ada kenaikan suhu badan
9) Letih dan lesu
AVG adalah akses vaskuler permanen yang dibuat dengan cara menghubungkan
pembuluh darah arterial dan venous dengan menggunakan tambahan pembuluh
darah/tube sintetik yang ditanamkan/graf melalui pembedahan. Tube bisa terbuat dari
bahan sintetik politetrafluoroethylene atau biologik bovine graf (heterograf), autograf
17
atau homograf. AVG dibuat apabila AVF sudah tidak dimungkinkan lagi.Pemasangannya
lebih rumit sehingga kadang penderita memerlukan rawat inap satu atau dua malam untuk
memantau komplikasi sesudah pemasangan.
Berbeda degan AV fistula yang menggunakan pembuluh darah asli yang
memerlukan waktu untuk matang sekitar 2 sampai 3 bulan, alat ini hanya memerlukan
waktu 2 sampai 3 minggu sebelum dapat digunakan. Tetapi AV graft ini sering
mengalami kegagalan dalam bentuk trombus dan infeksi. Trombus sering terbentuk
didalam graft sehingga terjadi hambatan aliran darah kemesin HD. Diperlukan perawatan
yang lebih telaten untuk akses vaskular yang menggunakan graft.
18
1) Straight Graf (Lurus), dengan cara menghubungkan arteri radialis di
pergelangan tangan dengan Vena Basilika di kubiti
Kekurangan
Komplikasi AV Graf
a) Hematoma/Infiltrasi
Hematoma terjadi karena pecahnya pembuluh darah pada saat kanulasi atau post
kanulasi HD. Pada hematoma terjadi pembengkakan jaringan karena perdarahan, warna
kemerahan dikulit bahkan sampai dengan kebiru-biruan dan nyeri.
b) Stenosis
Stenosis dapat disebabkan karena aliran darah yang berputar-putar disatu
tempat/turbulence, terbentuknya formasi pseudoaneurysma, adanya luka/kerusakan
karena jarum fistula. Indikasi klinis adanya stenosis diantaranya adalah : episode clotting
yang berulang (dua kali dalam sebulan atau lebih), kesulitan kanulasi fistula
(striktur/penyempitan pembuluh), adanya kesulitan pembekuan darah pada saat jarum
fistula dicabut dan adanya pembengkakan pada lengan yang ada AVGrafnya
19
c) Thrombosis
Thrombosis dapat disebabkan karena faktor teknik pada pembedahan, episode
hipotensi, lesi anatomik karena kerusakan IV, penggunaan AVGraf yang prematur dan
kemampuan koagulasi darah yang berlebihan (hypercoagulation)
d) Ischemia / “Steal syndrome”
Ischemia distal dapat terjadi kapan saja setelah AVG dibuat (dalam hitungan jam
atau bulan). Pada ischemia atau “steal syndrome” terjadi hipoksia (kehilangan oksigen) di
jaringan tangan. Pasien dengan diabetes, kelainan pembuluh, usia tua dan atherosklerosis
mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadi ischemia. Pada ischemia manifestasi
klinis yang terjadi adalah : tangan teraba dingin, ada gangguan rasa seperti kesemutan
atau sampai dengan kehilangan gerak, sakit pada tangan, luka yang tidak sembuh-
sembuh, nekrose jaringan bahkan sampai dengan terjadi kerusakan syaraf.
e) Aneurisma atau Pseudoaneurisma
Aneurisma dapat disebabkan karena adanya stenosis yang dapat meningkatkan
tekanan balik pembuluh darah sehingga terjadilah ketegangan dan kerapuhan dinding dari
pembuluh darah tersebut. Aneurisma dapat juga disebabkan atau diperburuk oleh karena
kanulasi pada area yang sama secara berulang-ulang. Pada aneurisma atau
pseudoaneurisma terjadi pembekuan darah yang tidak adekuat dan ekstravasasi darah
pada saat jarum fistula dicabut. Lesi yang lebih besar dapat dihindari dengan penempatan
jarum fistula jauh dari pembuluh darah yang aneurisma tersebut.
f) Infeksi
Penyebab infeksi AVG yang sering ditemukan adalah karena Staphilococcus.
Episode terjadinya infeksi AVG lebih besar dari AVF, namun demikian setiap pre atau
post HD sebaiknya dilakukan cek tanda-tanda terjadinya infeksi yaitu :
1) Adanya perubahan kulit disekitar AVGraf
a) Kemerahan
b) Teraba panas (kenaikan temperatur)
c) Pembengkakan
d) Ketegangan kulit dan sakit
e) Keluar cairan dari luka insisi atau tempat kanulasi
2) Keluhan pasien
20
a) Panas/ada kenaikan suhu badan
b) Letih dan lesu
22
BAB III
KESIMPULAN
1. Pentingnya akses vaskuler yang baik dalam proses hemodialisis (Adekuasi Dialisis)
2. Pemilihan jenis akses vaskuler yang tepat untuk setiap kondisi pasien (akses tidak
permanen dan permanen)
3. Pentingnya memperhatikan SOP dalam melakukan tindakan akses vaskuler
4. Perhatikan komplikasi akses vaskuler akses ( koordinasi dokter penanggung jawab)
23
BAB 1V
REFERENSI
Ching Lin C. and Chang Yang W., 2009, Prognostic Factors Influencing The Patency of
Hemodialysis Vascular Access : Literature Review and Novel Therapeutic Modality by
For Infrared Therapy, Departement of Medicine Veteran General Hospital, Taipei,
Review Articel Elsevier
Lawrence P.F., 2008, vascular Acces for Hemodialysis in Adult in Handbook of Dialysis,
Fourd Edition, Saunders Elsevier, Pp 51-53
Sukandar, 2006. Gagal Ginjal Dan Panduan Terapi Dialisis. Pusat Informasi Ilmiah (PII)
Bagian Ilmu Penyakit Dalam F.K.UNPAD/RSHS Bandung.
Work Group Vascular Acces, 2006, Clinical Practice Guidelines for Vascular Acces,
American Journal of Kidney Deseases. volume 48 suplemen 1. Pp S176-S247
White J.J., et al, 2008, Temporary Acces for Hemodialysis in Adult in Handbook of
Dialysis, Fourd Edition, Saunders Elsevier, Pp 47-50
24